bab 4 konsep desain 4.1 landasan teori 4.1.1 teori buku...

23
19 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anak Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar . Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet . 4.1.1.1 Fungsi Buku Untuk Anak Mengutip multiple intellegence dari Howard Gardner menyebutkan dalam diri manusia terdapat berbagai kecerdasan. Diantara berbagai kecerdasan itu terdapat kecerdasan bahasa, logika/matematika, visual, musikal, kinestik, pengenalan diri, pengenalan hubungan dengan orang lain. Kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan masih banyak lagi. Buku memberikan peluang dan ruang tak terbatas untuk mengembangkan kecerdasan tersebut. Dengan membaca buku, bukan cuma kosa kata anak bertambah,

Upload: ngothuy

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

19

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Buku Anak

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu

pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah

lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan

dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku

elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet.

4.1.1.1 Fungsi Buku Untuk Anak

Mengutip multiple intellegence dari Howard Gardner menyebutkan dalam diri

manusia terdapat berbagai kecerdasan. Diantara berbagai kecerdasan itu terdapat

kecerdasan bahasa, logika/matematika, visual, musikal, kinestik, pengenalan diri,

pengenalan hubungan dengan orang lain. Kecerdasan spiritual, kecerdasan

emosional dan masih banyak lagi.

Buku memberikan peluang dan ruang tak terbatas untuk mengembangkan

kecerdasan tersebut. Dengan membaca buku, bukan cuma kosa kata anak bertambah,

Page 2: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

20

tetapi juga aspek intelektual lain dari anak. Isi cerita misalnya bisa mengembangkan

nilai hidup anak. Tokoh-tokoh dalam buku akan membuat anak lebih mengenal

dirinya sendiri selain juga mengenal keberadaan orang lain.

Selain itu jalan cerita melatih logika anak. Dengan membaca buku cerita jiwa

anak akan terbebaskan, mengawang ke alam imajinasinya sendiri. Disini akan terjadi

pembebasan jiwa sebagi proses belajar menuju pembentukan jati dirinya yang utuh.

Buku cerita merupakan gizi rohani dan suplemen penting bagi anak.

Sementara itu ilustrasi buku mengembangkan pengamatan anak dan kecerdasan

visualnya, serta bagi anak untuk memupuk daya khayal guna meningkatkan daya

kreasinya. Buku dengan ilustrasi jelas, menarik dan bernilai humor biasanya

disenangi anak. Atau buku yang berisi hal yang membuat anak bisa mengidentifikasi

dirinya. Buku juga dapat dipilih berdasarkan informasi yang ingin diajarkan pada

anak. Penggunaan bahasa dalam buku merupakan faktor penting yang dapat

memperngaruhi kemampuan anak dalam berbahasa.

4.1.1.2 Anatomi Buku

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain buku sebagai

media informasi, antara lain desain sampul muka, desain navigasi, kejelasan

informasi, kenyamanan membaca, perbedaan yang jelas antar bagian, dan lain-lain.

Pada umumnya, buku dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing terbagi lagi

berdasarkan fungsinya masing-masing:

Page 3: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

21

A. Bagian depan

1. Cover (Sampul Muka)

2. Judul bagian dalam

3. Colophone (Informasi Percetakan Buku)

4. Dedication (Pesan atau ucapan terima kasih)

5. Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar)

6. Sambutan dari pihak lain

7. Contents (Daftar Isi)

B. Bagian Isi yang terdiri dari bab-bab dan sub-bab, dan dalam tiap bab

membicarakan topik yang berbeda.

C. Bagian Belakang

1. Daftar pustaka

2. Daftar istilah

3. Daftar gambar

4. Cover belakang yang biasanya berisi gambaran singkat mengenai buku.

Gambar 1: Skema Buku

1) Belly band

2) Flap

3) Endpaper

4) Book cover

5) Top edge

6) Fore edge

7) Tail edge

8) Right page, recto

9) Left page, verso

Page 4: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

22

4.1.1.3 Jenis Buku Anak

Buku anak merupakan jenis buku yang banyak macamnya dan menyediakan

peluang besar untuk eksplorasi ide. Kebebasan eksplorasi inilah yang memicu

gagasan dekonstruksi dalam cerita anak. Dari berbagai ragam mengemas cerita anak,

kemudian dikenal jenis buku fiksi dan nonfiksi. Keragaman ini biasanya lahir karena

usia dan perkembangan psikologis anak serta juga kreativitas penulis yang terus

berkembang. Jenis buku anak yang kini dikenal sebagai berikut:

a. Wordless picture book: Buku anak yang dibuat dengan konsep tanpa kata, tetapi

full gambar. Anak yang belum bisa membaca dapat memahami cerita dengan

‘membaca’ gambar dan mereka pun diberi kebebasan mengintrepretasikan cerita.

Dalam membuat wordless ini, penulis dan illustrator diharapkan dapat menyajikan

gambar yang detail agar menarik perhatian anak.

Gambar 2 :Juk’s Adventure Series

b. Picture book: Buku ini popular disebut buku bergambar namun bukan cerita

bergambar, istilah yang terakhir disebut lebih mengacu pada sebutan komik di

Indonesia. Gambar dan ilustrasi tetap dominan sebagai penjelas cerita, tetapi sudah

Page 5: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

23

Gambar4: Lady and The TrampGambar3: Peter Pan

ada text sebagai penjelasnya. Beberapa penulis mencoba menuliskannya dengan cara

berirama (termasuk kategori skill yang sulit karena harus bermain dengan kosakata

anak).

c. Novel: Buku ini termasuk genre fiksi (sastra anak) yang tampil dengan teks penuh

dan gambar hanya sebagai ilustrasi selingan. Dalam sejarah sastra anak Eropa dan

Amerika, novel anak sudah tampil dalam format tebal jauh sebelum munculnya

Harry Potter. Faktanya buku berjudul Sebatang Kara yang ditulis oleh Hector

Maelot ditulis lebih dari 250 halaman (sempat diterjemahkan oleh Balai Pustaka,

bahkan dengan font 10 pt). Kemunculan novel tebal ini juga mungkin pengaruh

sejarah bahwa awal kemunculan sastra anak di Eropa dan Amerika adalah hasil

adaptasi anak terhadap cerita orang dewasa. Anak-anak dahulu mengadaptasi atau

mengganggap cerita seperti Robinson Crusoe, Gulliver Travel, atau Robin Hood

sebagai cerita mereka karena memang kala itu tidak ada karya yang ditujukan kepada

anak-anak.

Page 6: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

24

Gambar6: In the Light Moon Novel Gambar5: Bridge to Terabithia Novel

Gambar7: Science Encyclopedia Gambar8: Children’s Encyclopedia

Gambar9: Seri Mewarnai Binatang

d. Referensi: Buku anak seperti ini bentuknya bisa kamus, ensiklopedia, atau buku

pintar.

e. Buku Aktivitas: Buku yang berisi rangkaian aktivitas dan kreativitas untuk

memandu anak mengisi waktunya bermain sambil belajar.

Page 7: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

25

4.1.2 Teori Layout

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan

kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga

disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan

elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat

memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

4.1.2.1 Prinsip-Prinsip Layout

a. Sequence/Urutan

Didalam suatu karya desain terdapat lebih dari satu pesan yang ingin

disampaikan, oleh karena itu dibutuhkan prioritas informasi yang diperhatikan

pembaca. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara otomatis

mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang diinginkan desainer.

b. Emphasis/Penekanan

Pencapaian sequence yang baik dapat dicapai emphasis. Pada informasi yang

menjadi prioritas utama maka di berikan penekanan lebih agar menjadi vocal point/

point of interest. Penekanan dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain size yang

lebih besar, warna kontras, posisi strategis, bentuk yang berbeda dibanding elemen

layout lainnya.

Page 8: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

26

c. Balance/Keseimbangan

Pembagian berat yang merata pada bidang layout sehingga menghasilkan kesan

seimbang pada layout. Keseimbangan dalam layout terbagi atas keseimbangan

simetris dan asimetris.

d. Unity/ Kesatuan

Guna memberi kesan yang kuat pada pembaca maka suatu layout harus memiliki

kesan kesatuan. Sebagaimana layaknya memakai pakaian maka setiap elemen layout

harus dipadupadankan hingga terjadi kecocokan.

4.1.2.2 Grid System

Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout. Grid

mempermudah kita menentukan dimana kita harus meletakkan elemen layout dan

tetap mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih untuk karya desain

yang memiliki beberapa halaman.

Dalam membuat grid, kita harus membagi halaman menjadi beberapa kolom

dengan garis-garis vertikal, dan ada juga yang horisontal. Sedangkan untuk

merancangnya harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: Berapa ukuran dan

bentuk bidangnya, apa konsep style desainnya, berapa ukuran huruf yang akan

digunakan, berapa banyak informasi yang akan dicantumkan, dan lain-lain.

Terkadang untuk membuat karya desain dengan halaman banyak seperti company

profile, katalog, majalah, koran, ataupun surat, dapat digunakan kombinasi lebih dari

satu sistem grid.

Page 9: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

27

4.1.2.3 Margin System

Margin merupakan salah satu dari elemen layout yang tidak terlihat selain grid.

Margin menentukan jarak antara pinggor kertas dengan ruang yang akan ditempati

oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah elemen-elemen layout agar tidak

terlalu jatuh ke pinggir halaman. Karena secara estetika kurang menguntungkan atau

bahkan akan terpotong ketika dicetak. Namun semuanya kembali kepada konsep

desain yang ditentukan setelah terlebih dahulu memperhitungkan unsur estetisnya.

Jarak margin dapat menampilkan kesan yang mendukung layout. Jarak margin

yang seimbang ditiap sisi halaman akan memberi kesan kaku dan konservatif.

Sedangkan margin yang tidak sama disetiap sisi memberikan kesan asimetris yang

cukup dinamis. Jenis margin yang terakhir disebut merupakan jarak margin yang

sering digunakan, karena menguntungkan dengan ruang header footer serta ruang

kiri yang serbaguna (bisa untuk dijilid atau distepler). Halaman spread menggunakan

dua sistem margin yaitu asimetris dan simetris. Dimana margin disebut simetris

apabila halaman tampak seperti cerminan dari halaman lainnya, sedangkan asimetris

tidak menunjukkan ciri demikian.

Page 10: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

28

4.1.3 Teori Tipografi

Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal

dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam

sebuah media visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan

media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan

nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir

yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi

bentuk-bentuk visual.

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata.

Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya

senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, serta

interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya.

4.1.3.1 Anatomi Huruf

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang

menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’

dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara

komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari

Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal

dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada pattern seeking dalam perilaku

manusia. Setiap bagian dari sebuah gambar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai

komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan

bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperluaskan adanya kontras

Page 11: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

29

atara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan

ground.

4.1.3.2 Klasifikasi Huruf

Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh

James Craig , antara lain sbb :

a. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada

ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-

garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan

feminin.

b. Egyptian

Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti

papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn

adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

c. Sans Serif

Pengertian Sans Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip

pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama.

Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan

efisien.

Page 12: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

30

d. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau

pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat

pribadi dan akrab.

e. Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.

Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki

adalah dekoratif dan ornamental.

Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah

karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Misalnya

pada produk minyak wangi wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian

karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman

yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi

dan wanita.

4.1.4 Teori Warna untuk Anak

Warna merupakan bagian yang penting dalam dunia anak. Anak menyukai

segala jenis warna dan memberi respon berbeda untuk itu. Terkadang respon yang

diberikan anak berbeda dengan orang dewasa. Warna merupakan keharusan dalam

komunikasi dengan anak, namun harus digunakan bahasa warna yang benar. Karena

anak memiliki pemahaman warna yang masih terbatas yang akan berkembang sesuai

dengan umur.

Page 13: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

31

Anak usia sekolah ataupun prasekolah menyukai warna-warna cerah. Banyak

dari anak yang berumur dibawah 10 tahun menyebutkan warna merah(termasuk

merah muda) dan kuning sebagai warna kesukaan mereka. Sementara anak yang

lebih besar akan mulai menyukai warna biru. Ketika anak tumbuh menjadi remaja

maka warna dasar yang disukai akan menyesuaikan dengan mood dalam suatu

kondisi. Warna juga memiliki kaitan dengan jenis kelamin, warna merah muda,

lavender, dan violet diidentikkan dengan anak perempuan. Warna-warna yang lebih

gelap seperti hitam diidentikkan dengan anak laki-laki.

4.1.4.1 Definisi Warna

Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu

cahaya, objek, dan observer (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Didalam

ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak bisa mengenali warna.

Demikian juga apabila kita menutup mata, maka kita tidak akan dapat melihat warna

suatu objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada suatu objek

yang kita lihat maka kitapun tidak dapat mengenali warna.

4.1.4.2 Psikologi Warna

Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana

untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya

desain. Berikut berbagai persepsi atau interpretasi mengenai warna:

Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk

sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi), kematian, magis, kesedihan,

Page 14: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

32

kecanggihan, idealis serta keanggunan.

Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian,

kesederhanaan, higienis, serta kematian.

Abu-abu, merupakan warna yang paling netral menggambarkan intelektualitas, masa

depan (warna perak), kesederhanaan, kesedihan. Warna abu-abu merupakan warna

yang paling cepat direspon oleh mata.

Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), semangat, aktif dan vital (hidup),

cinta, sukses.

Kuning, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, harapan,

optimisme, adil, murah, kritis, dan pengecut.

Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat

yang tak terhingga dan transenden, mediatif, intelegensi, kepercayaan, keamanan,

racun disamping itu memiliki sifat egosentris.

Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan,

alami, sehat dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

4.1.4.2 Pembagian Warna

Dalam pembagian warna, kita menggunakan lingkaran warna. Warna-warna

dalam lingkaran warna terdiri atas tiga bagian yaitu:

a. Warna Primer

Page 15: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

33

Terdiri atas warna merah, kuning, dan biru. Warna primer merupakan warna

dasar dalam lingkaran warna.

b. Warna Sekunder

Terdiri dari orange, hijau, dan ungu. Warna sekunder merupakan percampuran

dua warna primer dengan perbandingan yang sama.

c. Warna Tersier

Merupakan warna hasil percampuran warna primer dan sekunder disebelahnya

dengan perbandingan seimbang.

4.1.5 Teori Ilustrasi

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing,

lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan

subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk

menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis

lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.

Menurut Murti Bunanta(2003), salah seorang pengamat dan praktisi bacaan

anak, setidaknya terdapat tiga peran ilustrasi bagi anak. Pertama, ilustrasi harus

mampu memberi ruang pada anak untuk berimajinasi. Kedua, ilustrasi harus mampu

menimbulkan rangsangan bagi anak untuk mengenal estetika. Dan terakhir, ilustrasi

harus mampu memberi kenikmatan bagi anak yang membaca.

Page 16: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

34

4.1.6 Teori Penulisan Cerita Anak

Seorang penulis, baik karya fiksi atau nonfiksi, pada umumnya harus

bertanggung jawab akan tulisannya. Pendapat, gagasan, pemikiran, dan perasaannya

harus bermanfaat bagi orang lain. Cerita anak adalah cerita yang sederhana, akan

tetapi kompleks. Kesederhanaan itu terlihat dalam wacananya yang baku dan

berkualitas tinggi, namun tidak ruwet sehingga akan lebih enak dibaca dan

komunikatif. Selain untuk membantu daya imajinasi anak, cerita anak juga akan

membantu daya kreativitas mereka. Penulis cerita anak harus mengalihkan pola pikir

orang dewasa kepada dunia anak-anak. Keberadaan jiwa dan sifat anak-anak yang

tersirat dalam sebuah cerita nantinya menjadikan cerita anak tersebut digemari.

Berikut hal-hal penting yang perlu diketahui untuk membantu Anda saat akan

menulis cerita anak.

Aspek struktur yang menentukan sebuah bangun cerita anak sesuai pemaparan

Riris K.T. Sarumpaet (2003: 111-121), di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Alur

Dalam cerita fiksi kita tahu bahwa bangun yang menentukan atau mendasarinya

adalah alur. Alurlah yang menentukan sebuah cerita menarik atau tidak. Alur cerita

anak biasanya dirancang secara kronologis, yang menaungi periode tertentu dan

menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam periode tertentu. Alur lain yang

digunakan adalah sorot balik. Alur sorot balik digunakan penulis untuk

menginformasikan peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Biasanya alur sorot balik

Page 17: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

35

ini dijumpai pada bacaan anak yang lebih tua dan biasanya akan membingungkan

anak-anak di bawah usia sembilan tahun.

b. Tokoh

Tokoh adalah "pemain" dari sebuah cerita. Tokoh yang digambarkan secara baik

dapat menjadi teman, tokoh identifikasi, atau bahkan menjadi orang tua sementara

bagi pembaca. Peristiwa tak akan menarik bagi anak, jika tokoh yang digambarkan

dalam cerita tidak mereka gandrungi. Hal penting dalam memahami tokoh adalah

penokohan yang berkaitan dengan cara penulis dalam membantu pembaca untuk

mengenal tokoh tersebut. Hal ini terlihat dari penggambaran secara fisik tokoh serta

kepribadiannya. Aspek lain adalah perkembangan tokoh. Perkembangan tokoh

menunjuk pada perubahan baik atau buruk yang dijalani tokoh dalam cerita-cerita.

c. Latar

Waktu yang menunjukkan kapan sebuah cerita terjadi dan tempat di mana cerita

itu terjadi menunjukkan latar sebuah cerita. Misalnya dalam cerita kesejarahan,

penciptaan waktu yang otentik ini sangatlah penting untuk memahami sebuah cerita.

d. Tema

Tema sebuah cerita adalah makna yang tersembunyi. Tema mencakup moral atau

pesan/amanat cerita. Tema bagi cerita anak haruslah yang perlu dan baik bagi

mereka. Ia harus mampu menerjemahkan kebenaran. Hal penting yang perlu kita

perhatikan juga, bahwa tema jangan mengalahkan alur dan tokoh-tokoh cerita. Tentu

saja buku yang ditulis dengan baik akan menyampaikan pesan moral, tetapi juga

Page 18: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

36

harus bercerita tentang sesuatu, dari mana pesan itu mengalir. Dengan cara itu, tema

disampaikan kepada anak secara tersamar.

Jadi, jika nilai moral hendak disampaikan pada anak, tema harus terjahit dalam

bahan cerita yang kuat. Dengan demikian, anak dapat membangun pengertian baik

atau buruk tanpa merasa diindoktrinasi.

e. Gaya

Bagaimana penulis mengisahkan dalam tulisan itulah yang disebut dengan gaya.

Aspek yang digunakan untuk menelaah gaya dalam sebuah cerita fiksi adalah pilihan

kata. Apakah panjang atau pendek, biasa atau tidak, membosankan atau

menggairahkan. Kata-kata yang digunakan haruslah tepat dengan cerita itu. Karena

kita tahu bahwa pilihan kata akan menimbulkan efek tertentu. Hal lain adalah

masalah kalimat. Kalimat dalam cerita anak-anak haruslah lugas, tidak bertele-tele,

dan tidak harus menggunakan kalimat tunggal. Kita bisa menggunakan kalimat

kompleks asalkan logis dan langsung mengarah kepada apa yang ingin disampaikan.

4.1.7 Teori Psikologi Anak

Perkembangan psikologi anak memunyai ciri-ciri yang khas dan berbeda

dengan perkembangan balita bahkan remaja. Perbedaan tersebut menurut Fawzia

Aswin Hadits dalam tulisannya yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak Usia

Sekolah Dasar, perkembangan itu meliputi perkembangan fisik, kognitif, bahasa,

bahkan perkembangan sosial emosionalnya. Dalam seminarnya yang bertema

Page 19: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

37

"Tahap Perkembangan Anak dan Mengenal Cara Belajar Anak", Dra. Tuti Gunawan

menegaskan bahwa kecerdasan anak bisa ditemukan dalam bentuk kecerdasan logis

matematis, kecerdasan spasial (ruang), kecerdasan kinetis jasmani, kecerdasan

musikal, kecerdasan antarpribadi, kecerdasan interpribadi, dan kecerdasan lingustik

seperti membaca, menulis, dan lain sebagainya.

Anak tidak dapat dipisahkan dari lingkungan walaupun terdapat faktor gen,

karena tanpa sokongan dari lingkungan, perkembangan anak tidak akan berhasil

dengan baik. Menurut Erik H. Ericson seorang pakar psikoanalisa, perkembangan

psikoanalisa dapat dibagi menjadi 8(delapan) fase, antara lain fase infancy, toddler,

early childhood, middle childhood, adolescence, young adult, middle years, dan later

years. Fase dimana manusia disebut sebagai anak-anak adalah pada fase early

childhood, dan middle childhood. Fase infancy(3-6 th) merupakan fase dimana anak

dapat menciptakan sesuatu yang baru yang mengembangkan sense of initiatif. Oleh

sebab itulah, pada fase ini anak disebut sebagai ’the little professor’ dalam bahasan

psikoanalisa.

Memasuki fase middle childhood (6-12 th), anak tidak lagi mengagumi orang

tua tetapi figur-figur lain seperti guru, orangtua temannya, idola, atau tokoh lainnya.

Pada fase ini, seluruh kemampuan anak akan dikerahkan untuk mencetak ’indutri’.

Industri yang dimaksud adalah rasa mampu untuk menghasilkan suatu karya. Setiap

karya akan disempurnakan dan dicapai bentuk akhir yang tuntas (Task Completion

Ability). Sehingga dapat dikatakan setiap karya mengandung goal oriented. Anak

dengan sense of industry yang baik akan mau bekerja dan berkarya, karena mereka

Page 20: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

38

merasa mampu melakukannya. Keadaan ini mendorong anak untuk belajar sambil

beraktivitas membuat karya.

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

a. Memperkenalkan layang-layang nusantara pada anak melalui media publikasi

yaitu buku yang komunikatif, sehingga mereka menyadari bahwa Indonesia

memiliki akar seni dan budaya permainan layang-layang.

b. Melibatkan anak dalam proses pembelajaran interaktif yang menyenangkan.

c. Mendesain buku yang menyenangkan dan menarik untuk dibaca anak.

4.2.1.1 Positioning

Buku bergambar tentang layang-layang tradisional nusantara yang

ditujukan untuk anak-anak dengan menggunakan sistem komunikasi yang

bersahabat dan ilustratif sehingga anak dapat terlibat secara emosional ketika

membaca.

4.2.1.2 Keyword

Kata-kata terpilih yang menjadi kata kunci untuk produk publikasi Tugas

Akhir ini yaitu: Anak-anak, seni budaya, layang-layang, dan permainan

tradisional.

Page 21: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

39

4.2.1.3 Approach

1. Fiksi

Sejarah layang-layang dan semua jenis layang-layang disajikan

berdasarkan sumber nyata antara lain narasumber pengrajin layang-

layang, koleksi museum layang-layang, dan buku teks tentang layang-

layang.

2. Nonfiksi

Karakter anak yang digunakan sebagai narator merupakan imajinasi yang

ditujukan untuk mengkomunikasikan isi produk pada anak-anak.

Penggunaan karakter anak dimaksudkan untuk menimbulkan kesan

penyampaian informasi yang menyenangkan dan dekat dengan anak.

4.2.2 Strategi Desain

4.2.2.1 Tone and Manner

Ilustratif, informatif, mudah dimengerti, komunikatif, dan menyenangkan.

4.2.2.2 Strategi Verbal

Strategi penyusunan bahasa yang digunakan yaitu

Page 22: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

40

a. Bahasa yang sederhana, dikatakan sederhana karena menghindari

penggunaan kata-kata sulit mengingat perbendaharaan kata anak masih

minim.

b. Menggunakan bahasa yang sopan untuk menyampaikan informasi

dikarenakan dunia anak-anak adalah juga dunia meniru.

c. Menghindari kata-kata yang bersifat provokatif.

d. Memakai tata bahasa yang komunikatif seolah sedang berkomunikasi

secara langsung pada si anak.

4.2.2.3 Strategi Visual

a. Ilustrasi yang digunakan adalah ilustrasi yang sederhana dan informatif,

agar tidak menimbulkan makna yang ambigu.

b. Warna-warna yang diterapkan dalam desain menggunakan kombinasi

warna-warna yang dipadukan secara harmonis sehingga bersifat eye-

catchy.

c. Warna biru banyak digunakan untuk member sugesti langit.

d. Pengungkapan informasi dilakukan secara langsung agar informasi tetap

fokus pada topik yang dibicarakan. Hal ini untuk mempermudah

penerimaan informasi.

e. Tipografi yang digunakan, baik sebagai judul ataupun bodytext

diperhatikan keterbacaannya dan disesuaikan dengan target

konsumennya.

Page 23: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Buku Anakthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00140-DS Bab 4.pdf · Introduction/ Proloque (Halaman Pengantar) 6. Sambutan dari pihak

41

4.2.3 Pemilihan Item

Buku “KIAN Kenal Layang-Layang”,

Paper Bag

bonus buku: layang-layang mini untuk diwarnai, stiker, poster, dan pin.