bab 4 kelas xi

50
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL Manusia sebagai makhluk sosial, baru memiliki arti apabila bekerja sama dengan sesamanya. Manusia dalam hidup berbangsa dan negara akan dapat melangsungkan kehidupannya jika mengadakan hubungan dengan bangsa lain. Tidak ada satu negara di dunia ini yang dapat hidup sendiri dan tidak melibatkan diri dengan negara lain. Karena, pada dasarnya antara negara yang satu dengan negara yang lain terdapat hubungan saling ketergantungan. Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia Internasional. Bangsa Indonesia, dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional, serta berlandaskan pada prinsip persamaan derajat, serta tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Kesadaran akan prinsip hubungan internasional menegaskan perlunya kerja sama dengan bangsa lain. Hal ini juga mempengaruhi sepak terjang bangsa Indonesia dalam masyarakat Internasional, baik dalam melaksanakan politik luar negeri maupun keterlibatannya dalam berbagai organisasi Internasional. Dengan demikian timbul permasalahan, Bagaimanakah negara Indonesiamembina hubungan dengan negara-negara di dunia ? Apa saja yang dilakukan bangsa Indonesia dalam organisasi Internasional ? 4.1 Mendeskripsikan Pengertian, Pentingnya, dan Sarana - sarana Hubungan Inter- nasional bagi Suatu Negara 1. Pengertian Hubungan Internasional Hubungan internasional adalah hubungan yang diadakan oleh suatu bangsa atau negara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( Renstra ), hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan ini di dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan antarnegara atau antarindividu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa

Upload: fatimaharyenfa

Post on 23-Jul-2015

325 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 kelas xi

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL

Manusia sebagai makhluk sosial, baru memiliki arti apabila bekerja sama dengan

sesamanya. Manusia dalam hidup berbangsa dan negara akan dapat melangsungkan

kehidupannya jika mengadakan hubungan dengan bangsa lain. Tidak ada satu negara

di dunia ini yang dapat hidup sendiri dan tidak melibatkan diri dengan negara lain.

Karena, pada dasarnya antara negara yang satu dengan negara yang lain terdapat

hubungan saling ketergantungan.

Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional,

bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar

negeri agar mampu melakukan diplomasi pro aktif dalam segala bidang untuk

membangun citra positif Indonesia di dunia Internasional.

Bangsa Indonesia, dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan

politik luar negeri yang bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional,

serta berlandaskan pada prinsip persamaan derajat, serta tidak mencampuri urusan

dalam negeri negara lain.

Kesadaran akan prinsip hubungan internasional menegaskan perlunya kerja

sama dengan bangsa lain. Hal ini juga mempengaruhi sepak terjang

bangsa Indonesia dalam masyarakat Internasional, baik dalam melaksanakan politik

luar negeri maupun keterlibatannya dalam berbagai organisasi Internasional. Dengan

demikian timbul permasalahan, Bagaimanakah negara Indonesiamembina hubungan

dengan negara-negara di dunia ? Apa saja yang dilakukan bangsa Indonesia dalam

organisasi Internasional ?

4.1 Mendeskripsikan Pengertian, Pentingnya, dan Sarana - sarana Hubungan

Inter- nasional bagi Suatu Negara

1. Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan internasional adalah hubungan yang diadakan oleh suatu bangsa

atau negara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut buku Rencana

Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( Renstra ), hubungan

internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang

dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara

tersebut.

Hubungan ini di dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan

antarnegara atau antarindividu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa

Page 2: Bab 4 kelas xi

hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun hankam. Konsep ini berhubungan

erat dengan subjek-subjek, seperti organisasi internasional, diplomasi,

hukum internasional dan politik internasional.

Hubungan Internasional dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999

disebut dengan hubungan luar negeri. Dalam undang-undang tersebut

dinyatakan bahwa hubungan luar negeri adalah setiap kegiatan yang

menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah

di tingkat pusat dan daerah atau lembaga-lembaganya, lembaga negara,

badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat, atau warga negara Indonesia.

Pengertian hubungan internasional juga dikemukakan oleh para ahli, antara

lain:

a. Charles A. MC. Clelland

Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan

yang mengelilingi interaksi.

b. Warsito Sunaryo

Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis

kesatuan – kesatuan social tertentu, termasuk studi tentang keadaan

relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan

kesatuan-kesatuan social tertentu, bisa diartikan sebagai negara, bangsa

maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional.

c. Tygve Nathiessen

Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu

komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional,

organisasi dan administrasi internasional dan hukum internasional.

Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjek-subjek

internasional, seperti organisasi internasional, hukum internasional, politik

internasional termasuk diplomasi.

Page 3: Bab 4 kelas xi

Jika dilihat dari subyeknya, hubungan internasional dapat berupa:

a. hubungan individual, yaitu hubungan antarpribadi atau

perorangan (interpersonal) antara warga negara suatu negara dengan

warga negara dari negara lain. Individu-individu tersebut saling

mengadakan kontak-kontak pribadi sehingga timbul kepentingan timbal

balik diantara keduanya.

Misalnya: turis, pelajar, mahasiswa.

b. hubungan antar kelompok, yaitu hubungan antara kelompok-kelompok

tertentu dari suatu negara dengan kelompok – kelompok tertentu dari

negara lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat mengadakan hubungan

secara periodik, insidental maupun permanen.

Misalnya hubungan antarlembaga sosial, antarlembaga agama,

antarorganisasi sosial politik.

c. hubungan antarnegara, yaitu hubungan antarbadan

publik/pemerintah/lembaga negara yang dengan negara lainnya dalam

pergaulan internasional. Dalam hubungan ini negara bertindak sebagai

institusi.

Jika dilihat dari sifatnya, hubungan internasional dapat berupa;

a. hubungan bilateral, yaitu hubungan yang melibatkan dua negara.

b. Hubungan multilateral, yaitu hubungan yang melibatkan banyak negara

c. Hubungan regional, yaitu hubungan yang dilakukan oleh beberapa negara

dalam satu kawasan (region)

d. Hubungan internasional, yaitu hubungan yang melibatkan lebih dari dua

negara dan tidak terikat pada suatu kawasan.

2. Asas-asas hubungan internasional

Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan

pada daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan

warga negara masing-masing.

Ada tiga asas dalam hubungan internasional yang saling mempengaruhi, yaitu:

a. Asas Teritorial

Page 4: Bab 4 kelas xi

Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas

ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang

ada di wilayahnya. Jadi terhadap semua barang atau orang yang berada di

luar wilayah tersebut berlaku hukum asing ( internasional sepenuhnya)

b. Asas Kebangsaan

Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara terhadap warga negaranya.

Menurut asas ini, setiap warga negara dimanapun ia berada tetap

mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya.Asas ini mempunyai

kekuatan extraterritorial, artinya hukum dari negara tersebut tetap

berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun di negara asing.

c. Asas Kepentingan Umum

Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan

mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini negara

dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang

bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak tidak

terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

3. Pentingnya hubungan internasional bagi Suatu Negara

Hubungan Internasioal menjadi penting bagi suatu negara, karena di masa

sekarang diyakini bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri. Dengan

adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan negara akan lebih mudah

dilakukan dan perdamaian dunia lebih mudah diciptakan.

Dengan demikian tak satu bangsa pun di dunia ini dapat membebaskan diri dari

keterlibatan dengan bangsa dan negara lain. Bagi suatu negara hubungan dan

kerjasama internasional sangat penting. Menurut Mochtar

Kusumaatmadja (1982), hubungan dan kerja sama tersebut timbul karena

adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian kekayaan alam

dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia.

Jadi, ada saling ketergantungan dan membutuhkan antarbangsa. Ketergantungan

terjadi dipelbagai bidang kehidupan baik perdagangan, kebudayaan, ilmu

pengetahuan, keagamaan, sosial maupun olah raga. Disamping itu, hubungan

dan kerja sama internasional juga penting untuk :

a. memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil

dengan bangsa lain;

Page 5: Bab 4 kelas xi

b. mencegah dan menyelesaikan konflik, perselisihan, permusuhan atau

persengketaan yang mengancam perdamaian dunia sebagai akibat adanya

kepentingan nasional yang berbeda di antara bangsa dan negara di dunia;

c. mengembangkan cara penyelesaian masalah secara damai melalui

perundingan dan diplomasi yang lazim ditempuh negara-negara beradab,

cinta damai dan berpegang kepada nilai-nilai etik dalam pergaulan

antarbangsa;

d. membangun solidaritas dan sikap saling menghormati antarbangsa;

e. membantu bangsa lain yang terancam keberadaannya sebagai akibat

pelanggaran atas hak-hak kemerdekaan yang dimiliki;

f. berpartisipasi dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social;

g. menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, kelangsungan keberadaan

dan kehadirannya ditengah bangsa-bangsa lain.

Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan

internasioanal, baik secara bilateral maupun multilateral antara lain adalah

kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya dan letak geografis.

Suatu negara dapat mengadakan hubungan internasional manakala

kemerdekaan nya telah diakui oleh negara lain, baik secara de facto,

maupun de jure. Perlunya kerjasama dalam bentuk hubungan internasional

antara lain karena faktor-faktor berikut:

a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan

hidupnya baik melaui kudeta maupun intervensi dari negara lain.

b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri

bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan

kerjasama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam

memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum sosial budaya dan

pertahanan keamanan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

pendorong hubungan internasional adalah sebagai berikut.

a. Faktor kodrat manusia sebagai makhluk social yang harus mengadakan

kerjasama dengan sesama.

Page 6: Bab 4 kelas xi

b. Faktor wilayah yang saling berjauhan akan mengakibatkan timbulnya kerja

sama regional dan internasional

c. Faktor pertumbuhan bangsa dan negara itu sendiri.

d. Faktor kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam

negeri sendiri.

e. Faktor tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan

yang aman, tertib serta damai.

Disamping itu hubungan kerjasama antar negara di dunia diperlukan guna memenuhi

kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata

pergaulan internasional, disamping demi terciptanya perdamaian dan

kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di

dunia.

Kerjasama antarbangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling

menguntungkan. Kerja sama internasional antara lain bertujuan untuk :

a. Memacu pertumbuhan ekonomi seiap negara.

b. Menciptakan saling pengertian antarbangsa dalam membina dan

menegakkan perdamaian dunia.

c. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

4. Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara

a. Politik Luar Negeri

1) Pengertian Politik Luar Negeri

Prof. Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politikmengatakan bahwa politik

adalah bermacam-macam kegiatan dalam sutu sistem politik (negara)

yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan

melaksanakan tujuan-tujuan itu. Luar Negeri adalah daerah, tempat atau

wilayah yang bukan merupakan bagian dari daerah, tempat, atau wilayah

sendiri. Dalam pengertian kita sehari-hari, luar negeri diartikan negara-

negara lain di luar negara Indonesia.

Page 7: Bab 4 kelas xi

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa politik luar

negeri adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik

(negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem

dan melaksanakan tujuan-tujuan itu dalam mengadakan hubungan dengan

negara-negara lain atau dalam pergaulan internasional. Atau dengan kata

lain politik luar negeri adalah kebijakan yang di tetapkan suatu negara

untuk mengatur mekanisme hubungan dengan negara lain.

Dalam Undang-Undang No. 37 tahun 1999 dijelaskan tentang

pengertian politik luar negeri, yaitu kebijakan, sikap, dan langkah

pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan dengan

negara lain, organisasi internasional, subyek hukum internasional lainnya

dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan

nasional.

2) Sejarah Politik Luar Negeri Indonesia

Politik luar negeri Indonesia merupakan hasil perkembangan sejarah

ketatanegaraan selama kurun waktu yang panjang. Pada tahun-tahun

pertama berdirinya, negara Indonesia menghadapi persoalan yang

penting, antara lain usaha konsolidasi bagi kelangsungan hidup negara.

Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia datang dari pihak Belanda

yang ingin kembali menjajah negara Indonesia. Ancaman ini,

menyebabkan pemerintah Indonesiamerumuskan politik luar negerinya.

Pada tanggal 2 September 1948, pemerintah Indonesiamengumumkan pendirian

politik luar negerinya dihadapan badan pekerja Komite Nasional

Indonesia Pusat yang antara lain berbunyi : “….. tetapi mestikah kita,

bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara

kita hanya harus memilih antara pro – Rusia atau pro – Amerika ? Apakah

tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita

kita”.

Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian

untuk menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi

harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan

memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesiamerdeka seluruhnya.

Keterangan inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan politik luar

negeriIndonesia yang bebas dan aktif.

3) Landasan Politik Luar Negeri Indonesia

Page 8: Bab 4 kelas xi

Landasan pelaksanaan politik luar negeri RepublikIndonesia tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.

Dalam pasal 2 UU No. 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa hubungan luar

negeri dan politik luar negeri didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan

Garis-Garis Besar haluan Negara.

Dengan demikian Landasan bagi pelaksanaan politik luar

negeri Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Landasan idiil : Pancasila

b. Landasan Konstitusional : UUD 1945

c. Landasan operasional :

- Ketetapan-Ketetapan MPR

- Kebijakan Presiden berupa Keppres

- Kebijakan Menlu antara lain peraturan Menlu

4) Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia

Politik luar negeri Indonesia antara lain bertujuan sebagai berikut :

a. Pembentukan satu negara Indonesia yang berbentuk negara kesatuan

dan negara kebangsaan yang demokrasi dengan wilayah kekuasaan

dari sabang sampai merauke.

b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur materialo dan

spiritual dalam wadah negara kesatuan RI.

c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara RI dan semua

negara di dunia.

Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif,

Drs. Moh. Hatta dalam bukunyaDasar Politik Luar negeri

Republik Indonesia,merumuskan sebagai berikut :

a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan

negara.

Page 9: Bab 4 kelas xi

b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk

memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang-barang itu tidak

atau belum dapat dihasilkan sendiri.

c. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan

damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat

yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat.

d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksana cita-cita

yang tersimpul di dalam Pancasila, dasar, dan filsafat negara kita.

5) Pedoman Perjuangan Politik Luar NegeriIndonesia

Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan

pada faktor-faktor sebagai berikut :

a. Dasa Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-

negara Asia dan Afrika, dan perjuangan melawan imperialisme dan

kolonialisme dalam segala bentuk dan manivestasinya serta

mengandung sifat non intervensi (tidak turut campur urusan negara

lain).

b. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh

bangsa Asia sendiri dengan kerja sama regional.

c. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negara/bangsa-bangsa lain

terhadap maksud dan tujuan revolusi Indonesia dengan cara

memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan kontradiksi

dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila.

d. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan

penanggapan sehingga pengarahannya harus dilakukan untuk

kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat.

6) Prinsip-prinsip Pokok Politik Luar NegeriIndonesia

Berdasarkan Pengumuman pemerintah tanggal 2 September 1948 di

hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, yang menjadi prinsip-

prinsip pokok politik luar negeri RI sebagai berikut :

a. Negara kita menjalankan politik damai.

Page 10: Bab 4 kelas xi

b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling

menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak

pemerintahan negeri masing-masing.

c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan

organisasi internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal.

d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran

pembayaran internasional.

e. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan social internasional

dengan berpedoman pada Piagam PBB.

f. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menokong perjuangan

kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah sebab tanpa

kemerdekaan, persaudaraan, dan perdamaian internasional itu tidak

akan tercapai.

7) Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia

Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan

sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri

yang bebas aktif.

a. Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita

terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan

kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis

bertentangan.

b. Aktif,artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif

memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia.

Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dapat

dilihat dari contoh sebagai berikiut :

a. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 yang

melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia afrika yang

kemudian melahirkan Deklarasi Bandung.

b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non

Blok tahun 1961 yang berusaha membantu dunia Internasional untuk

meredakan ketegangan perang dingin antara Blok barat dan Blok

Timur.

Page 11: Bab 4 kelas xi

c. Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan

organisasi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

d. Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang

saudara di Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintahan

Filipina dan bangsa Moro, dan lain-lain.

Dalam pasal 4 UU No 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa politik luar

negeri dilaksanakan melaluidiplomasi yang kreatif, aktif, antisipatif,

tidak sekedar rutin, dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian,

serta rasional dan luwes dalam pendekatan

1) Pengertian Diplomasi

Kata diplomasi berasal dari bahasa yunani dan Latin,

yaitu diploma, yang artinya piagam atau surat perjanjian. Dalam

perkembangannya, diplomasi diartikan kegiatan yang menyangkut

hubungan antarnegara atau hubungan resmi suatu negara dengan

negara lain. Segala hal ihwal yang berkenaan dengan diplomasi

disebut dengan diplomatic, sedangkan petugas-petugas yang

melaksanakantugas diplomatic atau kegiatan disebut diplomat.

Seorang diplomat mempunyai tiga fungsi dalam mewakilim

negaranya, yaitu:

a) Sebagai lambang; maksudnya diplomat merupakan lambang

prestisen nasional di luar negeri, sedangkan di lain pihak proses

penerimaan diplomat di negara penerima merupakan ujian

penghargaan negara penerima terhadap negara pengirim,

misalnya dalam upacara resmi dan upacara kebesaran lainnya.

b) Sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dalam hubungan

internasional; maksudnya diplomat mebuat dan menandatangani

perjanjian yang mengikat menurut hukum, mengumumkan

pernyataan, dan mempunyai wewenang untuk meratifikasi

dokumen yang telah disahkan oleh negara pengirim

c) Sebagai perwakilan politik; maksudnya seorang diplomat

meneruskan semua keinginan negara pengirim sesuai dengan

garis yang telah digariskan.

Page 12: Bab 4 kelas xi

Seorang diplomat mengemban tugas penting dan sangat

menentukan bagai Negara yang diwakilinya. Menurut Sir H. Nicolson

dalam bukunya Diplomacy, seorang diplomat harus memenuhi

persyaratan tertentu, yaitu:

a) Kejujuran ( aruthulness)

b) Ketelitian (precision)

c) Ketenangan (calm)

d) Temperamen yang baik(good temperate)

e) Kesabaran dan kesederhanaan (patience and medesty)

f) Kesetiaan (loyalty)

2) Kegiatan dan Tujuan Diplomasi

Kegiatan diplomasi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk

yaitu diplomasi politik, ekonomi, social dan penerangan serta

pertahanan dan keamanan. Kegiatan diplomasi meliputi:

a) menentukan tujuan dengan mempergunakan semua daya dan

tenaga untuk mencapai tujuan tersebut;

b) menyesuaikan dari kepentingan bangsa lain dengan kepentingan

nasional sesuai dengan daya dan tenaga yang ada;

c) menentukan sesuai dan tidaknya tujuan nasioanal dengan

kepentingan bangsa atau negara lain;

d) mempergunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-

baiknya;

Kegiatan diplomasi merupakan hal yang sangat penting dalam

hubungan antarnegara. Kegagalan dalam melaksanakan kegiatan

diplomasi dapat membahayakan perdamaian dan ketertiban dunia.

Tujuan diplomasi adalah mengusahakan agar pihak-pihak yang

mengadakan mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

kesejahteraan rakyat masing-masing.

3) Alat Perlengkapan atau Instrumen Diplomasi

Page 13: Bab 4 kelas xi

Alat perlengkapan atau instrument dalam melaksanakan

diplomasi ada dua, yaitu.

a) Perwakilan diplomatik

Perwakilan diplomatik ditugaskan atau ditempatkan di negara

lain. Perwakilan diplomatik merupakan penyambung lidah di

negara yang di wakilinya

b) Departemen luar negeri

Departemen luar negeri merupakan unsur pelaksana dari seluruh

kegiatan politik luar negeri suatu negara.

b. Peranan Departemen Luar negeri

Departemen luar negeri biasanya bertempat di ibukota negara.

Departemen luar negeri merupakan pusat dari seluruh kegiatan politik

luar negeri suatu negara. Di departemen luar negeri bahan-bahan dari

berbagai sumber diolah dan dirumuskan, kemudian dinilai. Hasil penilaian

ini akan dijadikan pedoman dalam mengambil langkah-langkah yang

diperlukan.

1) Kedudukan dan Tugas Pokok Departemen Luar Negeri

Departemen luar negeri Republik Indonesiadibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden No 44 Tahun 1974, tentang Pokok-

Pokok Organisasi departemen. Departemen luar negeri adalah bagian

dari pemerintah negara yang dipimpin oleh seorang menteri dan

bertanggungjawab langsung kepada presiden.Tugas pokok

departemen luar negeri adalah menyelenggarakan sebagian tugas

umum pemerintahan dan pembangunan di bidang politik dan hubungan

luar negeri.

2) Tugas Umum dan Peranan Departemen Luar Negeri

Tugas umum departemen luar negeri antara lain sebagai berikut.

a) Menjaga agar pelaksanaan politik luar negeriIndonesia tidak

menyimpang dari peraturan pemerintah dan tetap berpedoman

kepada kepentingan nasional;

Page 14: Bab 4 kelas xi

b) Menjaga nama baik, kedaulatan dan martabat

Republik Indonesia di mata internasional

Departemen luar negeri Republik Indonesiajuga mempunyai

tugas-tugas khusus yang biasanya dijalankan oleh lembaga-lembaga

di bawah departemen luar negeri, antara lain, yaitu:

a) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan dan

pembinaan serta perijinan di bidang politik dan hubungan luar

negeri sesuai dengan kebijakan menteri luar negeri. Tugas ini

dibebankan kepada Dirjen Politik Departemen Luar Negeri;

b) Mengadakan pengamanan, penerangan dan pembinaan

masyarakat Indonesia di luar negeri. Tugas ini dilaksanakan oleh

Dirjen Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri;

c) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan, pembinaan

dan perijinan di bidang protocol, konsuler dan fasilitas

diplomatic. Tugas ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Protokoler dan konsuler.

Banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh departemen luar

negeri menyebabkan departemen ini memiliki peranan penting. Fungsi

dan peranan departemen luar negeri Indonesiadalam mengadakan

hubungan dengan negara-negara lain, antara lain, yaitu:

a) Membawakan aspirasi nasional ke tengah-tengah pergaulan

antarnegara serta melaksanakan tugas pemerintahan dan

pembangunanyang meliputi bidang politik dan hubungan luar

negeri;

b) Membantu presiden dan melaksanakan politik luar negeri

Republik Indonesia yang bebas dan aktif dengan berorientasi

pada kepentingan nasional;

c) Melaksanakan dan membina hubungan dengan negara-negara lain,

baik hubungan yang bersifat politis maupun non politis;

d) Mengolah, merumuskan, menilai data-data dan bahan-bahan dari

berbagai sumber, kemudian menentukan langkah-langkah yang

diperlukan;serta

Page 15: Bab 4 kelas xi

e) Bertanggungjawab atas tugas pengawasan terhadap perwakilan

diplomatic dan konsuler.

Dalam melaksanakan tugas diplomatiknya, departemen luar

negeri harus diberitahu tentang:

a) Pengangkatan anggota-anggota misi, kedatangan, pemberangkatan

dan berakhirnya tugas misi tersebut;

b) Kedatangan dan pemberangkatan orang-orang yang termasuk

anggota misi atau anggota keluarga serta berakhirnya tugas atau

keberadaan mereka;

c) Kedatangan dan pemberangkatan para pembantu yang

diperbantukan kepada pejabat diplomatic;

d) Penempatan warga negara penerima sebagai anggota misi atau

sebagai pembantu pribadi yang mempunyai hak istimewa atau hak

kekebalan.

4.1 Menjelaskan Tahap - Tahap Perjanjian Internasional

1. Pengertian Perjanjian Internasional

Secara umum perjanjian internasional dapat diartikan sebagai suatu

persetujuan yang dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara

mengenai penetapan, penentuan, atau syarat timbal balik tentang hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

Dalam perjanjian internasional, pihak-pihak dinyatakan secara sukarela

dan didasarkan pada persamaan kedudukan, serta kepentingan bersama,

baik di masa damai maupun perang. Pada umumnya perjanjian ditaati oleh

pihak-pihak yang mengadakan perjanjian karena adanya adagium “Pacta Sunt

Servanda” (persetujuan antarnegara harus ditaati.

Pengertian perjanjian internasional juga dikemukakan oleh beberapa

tokoh atau ahli, antara lain:

a. Oppenheimer - Lauterpacht

Page 16: Bab 4 kelas xi

Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang

menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakan

perjanjian.

b. G. Schwarzenberger

Perjanian internasional sebagai suatu persetujuan antara obyek-obyek

hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang

mengikat dalam hukum internasional, dapat berbentuk bilateral maupun

multilateral. Subyek-subyek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga

internasional juga negara-negara.

a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M.

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota

masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-

akibat hukum tertentu.

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, yang termasuk perjanjian

internasional antara lain:

1) Perjanjian anta Negara-negara;

2) Perjanjian antara Negara dengan organisasi internasional, misalnya

antara Negara Amerika dengan PBB mengenai status hukum tempat

kedudukan tetap PBB di New York;

3) Perjanjian aantara organisasi internasional dengan organisasi

internasional lainnya;

b. Konferensi Wina 1969

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara

atau lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum

tertentu. Tegasnya perjanjian internasional mengatur perjanjian antar

negara saja selaku subyek hukum internasional

c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000

Perjanjian internasional yaitu perjanjian dalam bentuk dan nama

tertentu yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara

tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.

Page 17: Bab 4 kelas xi

2. Penggolongan Perjanjian Internasional

a. Penggolongan Menurut Subyeknya

1) Perjanjian antarnegara, misalnya antara negaraIndonesia dengan

negara Malaysia

2) Perjanjian antarnegara dengan subyek hukum internasional lainnya,

misalnya antara negaraIndonesia dengan ASEAN

3) Perjanjian antara sesame subyek hukum internasional lain selain

negara, misalnya antara ASEAN dengan MEE

b. Penggolongan Menurut Isinya

Perjanjian internasional dapat mencakup berbagai bidang sebagai

berikut.

1) Politis, misalnya pakta pertahanan, pakta perdamaian;

2) Ekonomi, misalnya bantuan ekonomi, bantuan keuangan dan perjanjian

perdagangan

3) Hukum, misalnya perjanjian ekstradisi;

4) Batas wilayah, misalnya batas ZEE, landas kontinen;

5) Kesehata, misalnya karantina dan Sars

c. Penggolongan Menurut Fungsinya

1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties) yaitu suatu

perjanjian yang meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat

internasional secara keseluruhan. Perjanjian ini bersifat multilateral

dan terbuka bagi pihak ketiga.

Contoh: Konvensi Wina Tahun 1958 tentang hubungan diplomatik

2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian

yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi pihk-pihak yang

mengadakan perjanjian saja. Biasanya bersifat bilateral.

Contoh: Perjanjian republik Indonesia dengan RRC mengenai

dwikewarganegaraan

Page 18: Bab 4 kelas xi

d. Penggolongan Menurut Jumlah Pihak Pihak yang Mengadakan

Perjanjian

1) Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh dua negara

2) Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh lebih dua

negara/ banyak negara.

e. Penggolongan Menurut Bentuknya

1) Perjanjian antar kepala negara (head of state form)

2) Perjanjian antar pemerintah (intergovernmental form)

3) Perjanjian antar menteri (interdepartemental form)

f. Penggolongan Menurut Proses/ Tahapan Pembentukannya

1) Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melalui tiga tahap,yaitu

proses perundingan, penandatanganan. dan ratifikasi.

2) Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap,

yaitu perundingan dan penandatanganan.Biasanya digunakan kata

persetujuan atau agreement.

3. Tahap-tahap (Proses) Pembuatan Perjanjian Internasional

Proses pembuatan perjanjian internasional biasanya diatur oleh konstitusi/ undang-

undang dasar atau hukum kebiasaan masing-masing negara. Oleh karena itu

dengan sendirinya tidak ada keseragaman antara negara yang satu dengan

negara yang lainnya. Berdasarkan praktek dari berbagai negara terdapat dua

macam proses pembuatan perjanjian internasional, yaitu

a. Proses yang melaui dua tahap

1) Perundingan (negotiation)

2) Penandatanganan (signature)

b. Proses yang melalui tiga tahap

1) Perundingan (negotiation)

2) Penandatanganan (signature)

Page 19: Bab 4 kelas xi

3) Pengesahan (ratification)

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 pasal

6, pembuatan perjanjian internasional dilaksanakan melalui tahap-tahap :

a. Penjajakan

b. Perundingan

c. Perumusan naskah

d. Penerimaan

e. Penandatanganan

Dalam Konvensi Wina tahun 1969, tentang Hukum Perjanjian

Internasional disebutkan bahwa dalam pembuatan perjanjian internasional

baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melakukan tahap-tahap:

a. Perundingan (negotiation)

Perundingan merupakan tahap awal proses pembuatan perjanjian

internasional, yang dimaksudkan untuk mencapai suatu kesepakatan

antara pihak-pihak melalui wakil-wakilnya yang ditunjuk untuk

m,engadakan perundingan.

Menurut tatacara yang berlaku yang dapat mewakili perundingan adalah

kepala negara, menteri luar negeri atau wakil diplomatiknya. Dapat juga

diwakili orang lain yang mendapat surat kuasa penuh (full power).

Perundingan ini dapat dilakukan dalam acara resmi maupun tidak resmi.

Cara ini sering disebut dengan istilah “corridor talk” atau “lobbying”

misalnya secara informal di waktu-waktu istirahat saling bertukar

pikiran, saling mempengaruhi dan lain-lain.

b. Penandatanganan (Signature)

Bagi traktat yang harus diratifikasi( melalui tiga tahap), penandatanganan

hanya memberikan arti bahwa utusan-utusan telah menyetujui teks dan

bersedia menerima, serta akan meneruskannya kepada pemerintah yang

berhak menolak atau menerima traktat itu. Sehingga dapat dikatakan

bahwa penandatanganan ini masih bersifat sementara dan masih harus

disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.

Page 20: Bab 4 kelas xi

Namun bagi perjanjian yang melalui dua tahap, setelah penandatanganan

dilakukan, perjanjian itu telah berlaku sehingga memiliki kekuatan

mengikat bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian.

Untuk perjanjian yang bersifat multilateral, penandatangan teks

perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir

memberikan suara, kecuali ditentukan lain.

c. Pengesahan (ratification)

Perkataan ratifikasi berasal dari bahasa latin ratificare(pengesahan),

sedangkan dalam bahasa Inggris sama dengan confirmation ( penegasan

/pengesahan). Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969 ratifikasi adakah

perbuatan negara yang dalam taraf internasional menetapkan

persetujuannya untuk terikat pada suatu perjanjian internasional yang

sudah ditandatangani perutusannya. Pelaksanaannya tergantung pada

hukum nasional negara yang bersangkutan. Undang-Undang No 24 Tahun

2000 tentang Perjanjian internasional membedakan pengertian

antara ratifikasi danpengesahan. Pengesahan adalah perbuatan hukum

untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian internasional dalam bentuk

ratifikasi(ratification), aksesi(accession), penerimaan(acceptance), dan

penyetujuan(approval). Jadi menurut UU ini, ratifikasi merupakan bagian

dari pengesahan. PemerintahIndonesia akan mengesahkan suatu

perjanjian internasional sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian

internasional tersebut. Ratifikasi mempunyai dua arti pokok, yaitu:

1) Persetujuan secara formal terhadap perjanjian yang melahirkan

kewajiban-kewajiban internasional setelah ditandatangani.

2) Persetujuan terhadap rencana perjanjian itu agar supaya menjadi

suatu perjanjian yang berlaku bagi masing-masing negara peserta.

Tujuan ratifikasi adalah memberikan kesempatan kepada negara-negara

guna mengadakan peninjauan serta pengamatan yang seksama apakah

negaranya dapat diikat oleh perjanjian tersebut.

Adapun dasar pembenaran adanya ratifikasi antara lain:

1) Bahwa negara berhak meninjau kembali hasil perundingan perutusannya

sebelum menerima kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian

internasional yang bersangkutan.

Page 21: Bab 4 kelas xi

2) Negara tersebut mungkin memerlukan penyesuaian hukum nasionalnya

terhadap ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan.

Namun demikian hukum internasional tidak mewajibkan negara yang

perutusannya telah menandatangani hasil perundingan, baik menurut

hukum maupun moral untuk meratifikasi perjanjian tersebut. Tidak

adanya kewajiban tersebut karena setiap negara adalah berdaulat.

Dalam pelaksanaannya, ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan

menjadi 3 sistem, yaitu;

1) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan eksekutif.

Sistem ini biasa dilakukan oleh raja-raja absolute dan pemerintahan

otoriter.

2) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan legislative. Cara

ini jarang digunakan.

3) Sistem campuran yang dilakukan oleh badan eksekutif dan legislative (Pemerintah

dan DPR). Sistem ini paling banyak digunakan karena peranan

legislative dan eksekutif sama-sama menentukan dalam proses

ratifikasi suatu perjanjian internasional.

Dalam Konvensi Wina tahun 1969, pasal 24 disebutkan bahwa berlakunya

sebuah perjanjian internasional adalah sebagai berikut:

1) Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian

tersebut.

2) Pada saat peserta perjanjian mengikat diri dengan perjanjian tersebut

bila dalam naskah tidak disebutkan saat berlakunya. Persetujuan untuk

mengikat diri dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada

persetujuan mereka. Misalnya dengan penandatanganan, ratifikasi,

pernyataan turut serta (accession) ataupun pernyataan

menerima(acceptance) dan dapat juga dengan pertukaran naskah yang

telah ditandatangani.

Di Indonesia, pelaksanaan ratifikasi didasarkan pada landasan yuridis

konstitusional UUD 1945 pasal 11 yang berbunyi sebagai berikut:

1) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat

perdamaian dan perjanjian dengan negara lain

Page 22: Bab 4 kelas xi

2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainya yang

menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat

yang terkait dengan kebutuhan keuangan negara dan mengharuskan

perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan

persetujuan DPR.

3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan

Undang-undang.

Lebih lanjut disebutkan dalam pasal 10 UU No 24 Tahun 2000,

pengesahan perjanjian dilakukan dengan undang-undang apabila

berkenaan dengan:

1) Masalah politik, perdamaian, pertahanan dan keamanan.

2) Perubahan batas wilayah atau penetapan batas wilayah negara

Republik Indonesia

3) Kedaulatan atau hak berdaulat negara.

4) Pembentukan kaidah hukum baru, atau

5) Pinjaman dan atau hibah luar negeri.

Pengesahan perjanjian internasional yang materinya tidak termasuk

seperti dimaksud dalam pasal 10 UU No 24 Tahun 2000 dilakukan dengan

keputusan presiden.

Berikut ini beberapa contoh yang dapat dikemukakan dalam perjalanan

sejarah bangsa Indonesia.

1) Persetujuan Indonesia dengan Belanda mengenai penyerahan Irian

Barat (sekarang Irian Jaya). Karena pentingnya materi yang diatur

dalamagreement tersebut maka dianggap sama dengantreaty. Sebagai

konsekuensinya, presiden memerlukan persetujuan DPR dalam bentuk

pernyataan pendapat.

2) Persetujuan Indonesia dengan Australia mengenai garis batas wilayah

antara Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di

Jakarta 12 Februari 1973 dalam bentuk agreement. Namun karena

pentingnya materi yang diatur dalamagreement tersebut maka

pemgesahannya memerlukan persetujuan DPR dan dituangkan dalam

bentuk undang-undang

Page 23: Bab 4 kelas xi

3) Persetujua garis batas landas kontinen antaraIndonesia dengan

Singapura tentang selat Singapura, 25 Mei 1973. Sebenarnya materi

persetujuan ini cukup penting, namun dalam pengesahannya tidak

meminta persetujuan DPR melainkan dituangkan dalam bentuk

keputusan presiden.

4. Berlakunya Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional mulai berlaku pada saat peristiwa berikut :

a. Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui

oleh negara-negara perunding.

b. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku

segera setelah perjanjian diikat dan dinyatakan oleh semua negara

perunding.

c. Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah

perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu

pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain.

d. Ketentuan-ketentuan yang mengatur pengesahan teks, pernyataan

persetujuan,suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan

tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan

masalah-masalah lain yang timbul sebelum berlakunya perjanjian itu,

berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu.

Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000, Pemerintah

Republik Indonesia mengikatkan diri pada perjanjian internasional melalui

cara-cara sebagai berikut :

a. Penandatanganan;

b. Pengesahan;

c. Pertukaran dokumen perjanjian/nota diplomatik;

d. Cara-cara lain sebagaimana disepakati para pihak dalam perjanjian

internasional.

5. Pembatalan Perjanjian Internasional

Page 24: Bab 4 kelas xi

Berdasrkan Konvensi Wina 1969 karena berbagai alasan suatu perjanjian

dapat batal, antara lain :

a. Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan hukum

nasionalnya

b. Adanya unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat.

c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara

peserta lain pada waktu pembentukan perjanjian.

d. Adanya unsur penyalahgunaan/kecurangan(corruption) melalui kelicikan

atau penyuapan.

e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta.

f. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.

6. Berakhirnya Perjanjian Internasional

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH dalam bukunyaPengantar Hukum

Internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir apabila:

a. Telah tercapainya tujuan perjanjian.

b. Masa berlakunya perjanjian internasional sudah habis.

c. Salah satu pihak peserta perjanjian internasional menghilang, atau

punahnya obyek perjanjian internasional.

d. Adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri perjanjian.

e. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan

perjanjian yang terdahulu

f. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan

perjanjian sudah terpenuhi.

g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran

itu diterima pihak lain.

Berdasarkan pasal 18 UU No 24 Tahun 2000, perjanjian internasional

berakhir apabila:

Page 25: Bab 4 kelas xi

a. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam

perjanjian;

b. Tujuan perjanjian tersebut telah selesai

c. Terdapat perubahan yang mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan

perjanjian;

d. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar perjanjian

internasional;

e. Dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama;

f. Muncul norma-norma baru dalam hukum internasional;

g. Obyek perjanjian hilang;

h. Terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan nasional.

4.1 Menganalisis Fungsi Perwakilan Diplomatik

Perwakilan diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas

dalam membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas dan wewenang ini

dilakukan oleh perangkat korps diplomatik, yaitu duta besar, kuasa usaha dan

atase-atase. Ketentuan mengenai perwakilan diplomatik diatur dalam UUD 1945,

pasal 13 sebagai berikut :

1. Presiden mengangkat duta dan konsul.

1. Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan

Perwakilan Rakyat.

2. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Kekuasaan Presiden untuk mengangkat dan menerima duta dari negara lain ada

dalam kedudukannya sebagai Kepala Negara. Sedangkan prosedur maupun teknis

pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar Negeri.

Untuk lebih jelasnya mengenai perwakilan diplomatik akan diuraikan sebagai

berikut :

1. Perwakilan Diplomatik

Page 26: Bab 4 kelas xi

a. Pembukaan/ Pengangkatan, dan Penerimaa Perwakilan Diplomatik

Pada masa sekarang ini hampir setiap negara memiliki perwakilan diplomatik di

negara-negara lain karena perwakilan ini merupakan jalan atau cara yang

paling baik dalam mengadakan pembicaraan atau perundingan mengenai

permasalahan nasional masing-masing negara, baik masalah politik,

perdagangan, ekonomi, kebudayaan maupun bidang-bidang lain yang

menyangkut masalah masyarakat internasional.

Menurut Sir H.. Nicolson, penetapan tingkat kepala perwakilan diplomatic suatu

negara ditentukan oleh beberapa pertimbangan, seperti:

a. Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan penerima perwakilan itu.

b. Erat tidaknya hubungan antara negara yang mengadakan perhubungan

c. Besar kecilnya kepentingan antara negara yang saling berhubungan.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran

perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut:

a. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang akan mengadakan

pembukaan atau pertukaran diplomatik. Kesepakatan tersebut

berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam bentuk

persetujuan bersama (joint agreement) dan komunikasi bersama (joint

declaration)

b. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara

dapat melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik

berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal

balik(resiprositas).

Alur pengangkatan perwakilan diplomatic dapat digambarkan melalui

bagan berikut:

a. Tugas dan Fungsi Perwakilan Doplomatik

1) Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik, meliputi :

(a) Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala

negara dengan pemerintah asing (membawa surat resmi negaranya).

Page 27: Bab 4 kelas xi

(b) Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara

itu dan berusaha untuk menyelesaikannya.

(c) Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.

(d) Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan

sipil, pemberian paspor, dan sebagainya.

Tugas perwakilan diplomatik, menurut Wirjono Projodikoro, SH dalam

bukunya Asas-asas Hukum Publik Internasional mencakup hal-hal berikut:

a. Representasi, artinya seorang wakil diplomatik tidak hanya bertindak di

dalam kesempatan ceremonial saja, ia juga dapat melakukan protes atau

mengadakan penyelidikan atau pertanyaan dengan negara penerima. Ia

mewakili kepentingan politik pemerintah negaranya

b. Negosiasi, merupakan bentuk hubungan antarnegara berupa perundingan

atau pembicaraan, baik dengan negara tempat ia diakreditasi maupun

dengan negara-negara lainnya. Perundingan atau pembicaraan merupakan

satu tugas diplomatik dalam mewakili negaranya. Dalam perundingan,

seorang diplomatik harus mengemukakan sikap negaranya kepada negara

penerima menyangkut kepentingan dari kedua negara. Selain itu

menyangkut juga sikap yang diambil oleh negaranya mengenai

perkembangan internasional

c. Observasi, dimaksudkan untuk menelaah dengan sangat teliti setiap

kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara penerima yang mungkin

dapat mempengauhi kepentingan negaranya. Selanjutnya, jika dianggap

penting maka pejabat diplomatik mengirimkan laporan kepada

pemerintahnya.

d. Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda dan kepentingan warga

negaranya yang berada di luar negeri.

e. Relationship, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan,

mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan serta ilmu pengetahuan di

antara negara pengirim dan negara penerima.

2) Fungsi Perwakilan Diplomatik Berdasarkan Konggres Wina 1961

Dalam keputusan Kongres Wina 1961 disebutkan bahwa fungsi perwakilan

diplomatik mencakup hal-hal berikut.

Page 28: Bab 4 kelas xi

(a) Mewakili negara pengirim di negara penerima

(b) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara

penerima di dalam batas –batas yang diperkenankan oleh hukum

internasional

(c) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima

(d) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara

penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada

pemerintah negara pengirim.

(e) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.

3) Peranan Perwakilan Diplomatik

Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri yang

berperan sebagai berikut :

(a) Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam

mencapai tujuan tersebut.

(b) Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional

sesuai dengan tenaga dan daya yang ada.

(c) Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan

kepentingan negara lain.

(d) Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya.

Pada umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap

negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan

menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.

4) Tujuan Diadakannya Perwakilan Diplomatik

Tujuan diadakan perwakilan di negara lain adalah sebagai berikut:

(a) Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika

terjadi sesuatu utusan perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-

langkah untuk menyelesaikannya.

(b) Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara

penerima

Page 29: Bab 4 kelas xi

(c) Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada negara

penerima.

5) Perangkat Perwakilan Diplomatik

Menurut ketetapan Konggres Wina 1815 dan Konggres Aux La Chapella

1818 (konggres Achen), pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna

membina hubungan dengan negara lain dilakukan oleh perangkat-

perangkat berikut.

a. Duta Besar Berkuasa Penuh (ambassador), adalah tingkat tertinggi

dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar

biasa. Ambassador ditempatkan pada negara yang banyak menjalin

hubungan timbale balik.

b. Duta (gerzant), adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah

dari duta besar, Dalam menyelesaikn segala persoalan kedua negara

dia harus berkonsultasi dengan pemerintah negaranya.

c. Menteri Residen, seorang menteri residen dianggap bukan wakil pribadi

kepala negara. Dia hanya mengurus urusan negara dan pada dasarnya

tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara dimana dia

berugas.

d. Kuasa Usaha (charge d’Affair). Dia tidak ditempatkan oleh kepala

negara kepada kepala negara tetapi ditempatkan oleh menteri luar

negeri kepada menteri luar negeri.

e. Atase-atase, adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh.

Atase terdiri atas dua bagian, yaitu:

1). Atase Pertahanan

Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan

departemen Luar negeri dan ditempatkan di kedutaan besar negara

bersangkutan, serta diberi kedudukan sebagai seorang diplomat.

Tugasnya adalah memberikan nasehat di bidang militer dan

pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.

2). Atase Teknis

Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang

tidak berasal dari lingkungan Departemen Luar Negeri dan

Page 30: Bab 4 kelas xi

ditempatkan di salah satu kedutaan besar untuk membantu duta

besar. Dia berkuasa penuh dalam melaksanakan tugas-tugas teknis

sesuai dengan tugas pokok dari departemennya sendiri. Misalnya

Atase Perdagangan, Perindustrian, Pendidikan Kebudayaan.

6) Kekebalan dan keistimewaan perwakilan diplomatic.

Istilah yang sering digunakan berkenaan dengan asas kekebalan dan

keistimewaan diplomatic adalah“exteritoriallity” atau “extra

teritoriallity”. Istilah ini mencerminkan bahwa para diplomat hampir

dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar

wilayah negara penerima. Para diplomat beserta stafnya tidak tunduk

pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima.

Menurut Konvensi Wina 1961, para perwakilan diplomatic diberikan

kekebalan dan keistimewaan, dengan maksud :

(a) Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatic sebagai

wakil negara.

(b) Menjamin pelaksanaan fungsi perwakilan diplomatik secara efisien.

Kekebalan perwakilan diplomatik atau inviolability (tidak dapat diganggu

gugat), yaitu kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima

dan kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para pejabat

diplomatik. Kekebalan diplomatik (immunity), antara lain mencakup :

(a) Pribadi pejabat diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat

kekuasaan negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap

gangguan dari serangan atas kebebasan dan kehormatannya, dan

kekebalan dari kewajiban menjadi saksi.

(b) Kantor perwakilan (rumah kediaman), yaitu mencakup kekebalan

gedung kedutaan, halaman, rumah kediaman yang ditandai dengan

lambing bendera. Daerah itu sering disebut daerah ekstrateritorial

(dianggap negara dari yang mewakilinya). Bila penjahat atau pencari

suaka politik yang masuk ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan

atas permintaan pemerintah sebab para diplomat tidak memiliki hak

asylum. Hak asylum adalah hak untuk memberi kesempatan kepada

suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara

asing yang melarikan diri.

Page 31: Bab 4 kelas xi

(c) Korespondesi diplomatik, yaitu kekebalan yang

mencakup surat menyurat, arsip, dokumen termasuk kantor diplomatik

dan sebagainya (semua kebal dari pemeriksaan isinya).

Sedangkan keistimewaan perwakilan diplomatik dilaksanakan atas dasar

timbal balik sebagaibana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963.

Keistimewaan tersebut mencakup :

(a) Pembebasan dari membayar pajak yaitu antara lain pajak penghasilan,

kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televise, bumi dan bangunan,

rumah tangga, dan sebagainya.

(b) Pembebasan dari kwajiban pabean yaitu antara lain bea masuk, bea

keluar, bea cukai terhadap barang-barang keperluan dinas, misi

perwakilan, barang keperluan sendiri, keperluan rumah tangga, dan

sebagainya.

7) Berakhirnya Perwakilan Diplomatik

Perwakilan diplomatik dapat berakhir karena hal-hal berikut:

(a) Negara pengirim berinisiatif memanggil kembali (recall) pejabat

perwakilan diplomatiknya.Dalam hal ini pejabat perwakilan diplomatik

itu meminta ijin kepada negara penerima dan

menyerahkan suratpemanggilan (letter de rappel) Negara penerima

menjawab surat panggilan itu dengan menerbitkansurat kepercayaan .

(b) Negara penerima meminta agar pejabat perwakilan diplomatik

meninggalkan negaranya karena pejabat tersebut dinyatakan

sebagai persona nongrata ( orang yang tidak disukai) Peristiwa ini

dalam dunia diplomatik disebut mengembalikan paspor. Menurut

kebiasaan, seorang pejabat perwakilan diplomatiknya menyimpan

paspornya pada departemen luar negeri negara penerima. Apabila

pejabat perwakilan diplomatik tersebut meminta kembali paspornya,

berarti ia meninggalkan negara penerima.

(c) Tujuan perwakilan diplomatik sudah selesai.

2. Perwakilan Konsuler

Pembukaan hubungan konsuler terjadi dengan persetujuan timbal balik, baik secara

sendiri maupun tercakup dalam persetujuan pembukaan hubungan diplomatic.

Page 32: Bab 4 kelas xi

Walaupun demikian, pemutusan hubungan diplomatic tidak otomatis berakibat

pada putusnya hubungan konsuler.

a. Fungsi Perwakilan konsuler.

Adapun fungsi perwakilan konsuler secara rinci disebut dalam pasal 5 Konvensi Wina

mengenai hubungan Konsuler dan Optimal Protokol tahun 1963 yaitu :

1) melindungi, di dalam negara penerima, kepentingan-kepentingan negara

pengirim dan warga negaranya, individu-individu, dan badan-badan hokum, di

dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional;

2) memajukan pembangunan hubungan dagang,ekonomi,kebudayaan dan ilmiah

antar kedua negara;

3) mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga negara-negara

pengirim, dan visa atau dokumen-dokumen yang pantas untuk orang yang ingin

pergi ke negara pengirim;

4) bertindak sebagai notaries dan panitera sipil dan di dalam kapasitas dari

macam yang sama, serta melakukan fungsi-fungsi tertentu yang bersifat

administrasi, dengan syarat tidak bertentangan dengan hokum dan peraturan

dari negara penerima.

Kantor-kantor konsulat tempat bekerjanya korps perwakilan konsuler dapat berupa

:

1) Kantor Konsulat jenderal (consulate general),

2) Konsul Konsulat (consulate),

3) Kantor Wakil Konsulat (vice consulate), dan

4) Kantor Perwakilan Konsuler (consuler agency).

Sedangkan golongan kepala-kepala kantor konsuler terdiri atas :

1) Konsul Jenderal. Konsul Jenderal mengepalai kantor Konsulat Jenderal yang

dapat membawahi beberapa konsuler.

2) Konsul. Konsul mengepalai kantor konsulat yang membawahi satu daerah

kekonsulan.

Dapat saja seorang konsul diperbantukan kepada konsul jenderal atau konsul.

Page 33: Bab 4 kelas xi

3) Konsul Muda. Konsul Muda mengepalai kantor wakil konsulat yang ada di dalam

satu daerah kekonsulan. Dapat saja seorang konsul muda diperbantukan

kepada konsul jenderal atau konsul.

4) Agen Konsul. Agen konsul diangkat oleh Konsul Jenderal atau oleh Konsul dan

ditugaskan menangani beberapa hal tertentu yang berhubungan dengan

kekonsulan, biasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan.

b. Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan.

Hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas kekonsulan antara lain mencakup :

1) Bidang ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan

menggalakkan ekspor komoditas non migas, promosi perdagangan,

mengawasi pelayanan pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain.

2) Bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, seperti tukar menukar pelajar,

mahasiswa dan lain-lain.

3) Bidang-bidang lain seperti :

Memberikan paspor dan dokumentasi perjalanan kepada warga pengirim

dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi daerah

pengirim;

Bertindak sebagai notaries dan pencatat sipil serta menyelenggarakan

fungsi administrasi lainnya;

Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan

atau badan lain di negara penerima.

Perbedaan diplomatik dan konsuler secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut:

No Korps Diplomatik Korps Konsuler

1

2

3

4

5

Memelihara kepentingan negaranya

dengan melakukan hubungan dengan

pejabat-pejabat pusat

Berhak mengadakan hubungan yang

bersifat politik

Satu negara hanya mempunyai satu

perwakilan diplomatik saja dalam

Memelihara kepentingan

negaranya dengan melaksanakan

hubungan dengan pejabat-

pejabat tingakat daerah

(setempat)

Berhak menagadakan hubungan

yang bersifat non politik

Page 34: Bab 4 kelas xi

satu negara penerima

Mempunyai hak ekstrateritorial

(tidak tunduk pada pelaksana

kekuasaan peradialan)

Beerkedudukan di ibukota negara

Satu negara dapat mempunyai

lebih dari satu perwakilan

konsuler

Tidak mempunyai hak

ekstrateritorial (tunduk pada

pelaksanan kekuasaan peradilan)

Berkedudukan di kota-kota

tertentu

4.1 Menkaji Peranan Organisasi Internasional ( ASEAN, AA, PBB ) dalam

Meningkatkan Hubungan Internasional

Dalam pergaulan internasional yang menyangkut hubungan antar negara, bayak sekali

organisasi yang diadakan oleh beberapa negara. Bahkan saat ini organisasi

internasional dapat dikatakan telah menjadi lembaga hukum. Menurut

perkembangannya, organisasi internasional timbul pada tahun 1815 dan menjadi

lembaga hukum internasional sejak konggres Wina. Pada tahun 1920 didirikanlah

LBB yang benar-benar merupakan organisasi internasional dan anggota-

anggotanya sanggup menjamin suatu perdamaian dunia. Tetapi jaminan itu tidak

berhasil, karena pada 1945 meletus Perang Dunia II.

Organisasi Internasional secara sederhamna dapat dimaknai sebagai badan hukum

yang didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki

kepentingan dan tujuan yang sama.

Sedang Clive Archer (1983) mendefinisikan organisasi internasional adalah sebagai

struktur formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara

anggota-anggota (pemerintah dan non pemerintah) dari dua atau lebih negara

berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya.

Dibawah ini akan kami uraikan beberapa organisasi internasional sebagai berikut :

1. ASEAN ( Association of South East Asia Nations)

a. Sejarah Singkat ASEAN

ASEAN adalah bentuk kerjasama regional di antara negara-negara di wilayah

Asia Tenggara. Anggotanya

meliputiIndonesia, Singapura, Malaysia, Philipina, Thailand, Brunai

Darussalam ( 7 januari

Page 35: Bab 4 kelas xi

1984), Vietnam (1995),Laos (1997), Myanmar (1997), dan Kamboja ( 30

April 1999).

Sebelum ASEAN berdiri di Asia Tenggara telah ada organisasi regional

ASA (Association of South East Asia) yang berdiri pada tanggal 31 Juli

1961 di Bangkok, oleh Malaysia, Philipina dan Muang Thai. Pada tanggal 18

Agustus 1967 negara anggota ASA dengan Indonesia dan Singapura,

menetapkan persetujuan untuk memperluas keanggotaan ASA dengan

sebuah nama baru yaitu, ASEAN.

Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN,

oleh 5 menteri luar negeri negara ASEAN, pada tanggal 8 Agustrus 1967

. Tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration) itu

adalah:

a. H. Adam Malik; Menteri Presidium Urusan Politik / Menteri Luar

Negeri Indonesia.

b. Tun Abdul Razak; Pejabat Perdana Menteri Malaysia.

c. S. Rajaratman; Menteri Luar Negeri Singapura.

d. Narsisco Ramos; Menteri Luar Negeri Filipina.

e. Thanat Khoman; Menteri Luar Negeri Thailand

Sejarah pembentukan ASEAN didasarkan pada kepentingan bersama

dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, factor internal, dan eksternal.

1) Faktor internal, yaitu tekad bersatu untuk memperjuangkan

kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas negara jajahan

barat;

2) Faktor eksternal, yaitu adanya perang Vietnam dan sikap RRC ingin

mendominasi Asia Tenggara.

Dalam perkembangan selanjutnya keanggotaan ASEAN bertambah satu

persatu seiring dengan perkembangan jaman diantaranya :

Brunai Darussalam, tanggal 8 Januari 1984;

Vietnam, tanggal 28 Juli 1995;

Laos dan Myanmar, tanggal 23 Juli 1997;

Page 36: Bab 4 kelas xi

Kamboja, tanggal 30 April 1999.

Dengan demikian sampai saat ini ASEAN beranggotakan semua negara di

Asia Tenggara kecuali Timor Leste dan Papua Nugini.

b. Asas ASEAN

ASEAN sebagai organisasi kerjasama regional di Asia Tenggara

menganut asas keanggotaan terbuka. Ini berarti bahwa ASEAN memberi

kesempatan kerjasama kepada negara-negara lain di kawasan Asia

Tenggara, seperti Timor Leste dan Papua Nugini.

c. Dasar ASEAN

Pembentukan ASEAN didasarkan pada hal-hal berikut.

1) Saling menghormati terhadap kemerdekaan, integritas territorial dan

identitas semua bangsa.

2) Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas

dari turut campur subversi serta intervensi dari luar.

3) Tidak saling turut campur urusan dalam negeri negara masing-masing.

4) Penyelesaian persengketaan dan pertengkaran secara damai.

5) Tidak mempergunakan ancaman atau penggunaan kekuatan.

6) Menjalankan kerjasama secara aktif.

d. Tujuan ASEAN

1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan

pengembangan kebudayaan di Asiatenggara.

2) Memelihara perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menaati

keadilan tata hukum dalam hubungan antara negara-

negara Asia tenggara serta berpegang teguh pada asas-asas Piagam

PBB.

3) Memajukan kerjasama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial budaya,

teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.

4) Saling memberi bantuan dalam bentuk fasilitas latihan dan penelitian.

Page 37: Bab 4 kelas xi

5) Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan jasa dan

meningkatkan taraf hidup.

6) Memajukan studi tentang Asia Tenggara.

7) Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-

organisasi internasional dan regional lain, yang sama tujuannya dengan

tujuan ASEAN.

e. Struktur ASEAN

Untuk memperlancar tugas dan tujuan ASEAN, dibentuklah struktur

organisasi sebagai berikut :

1. Sebelum KTT di Bali 1976

a). ASEAN Ministerial Meeting (Sidang TahunanPara Menteri)

b). Standing Committee (Badan yang bersidang di antara dua siding

menlu negara ASEAN untuk menangani persoalan-persoalan yang

memerlukan keputusan para menteri.)

c). Komite-komite tetap dan komite-komite khusus.

d). Sekretariat nasioanal ASEAN pada setiap ibukota negara-negara

anggota ASEAN.

2. Setelah KTT di Bali 1976

Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur pada tahun 1977, peserta KTT telah

menyepakati dan mengesahkan struktur organisasi ASEAN sebagai

berikut :

a) Pertemuan para Kepala pemerintahan (summit meeting) merupakan

kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN. Pertemuan Tingkat Tinggi

(KTT) ini adalah apabila perlu untuk memberikan pengarahan

kepada ASEAN.

b) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (Annual Ministerial

Meeting).

Peranan dan tanggung jawab siding ini adalah perumusan garis

kebijaksanaan dan koordinasi kegiatan-kegiatan ASEAN sesuai

dengan Deklarasi Bangkok.

Page 38: Bab 4 kelas xi

c) Sidang Para menteri Ekonomi

Sidang ini diselenggarakan satu tahun 2 kali, yamg tugasnya selain

merumuskan kebijaksanaan –kebijaksanaan dan koordinasi yang

khusus, yang menyangkut kerjasama yang ada di bawahnya.

d) Sidang Para menteri lainnya / Non ekonomi

Sidang ini merumuskan kebijaksanaan –kebijaksanaan yang

menyangkut bidangnya masing-masing, seperti pendidikan,

kesehatan, sosial budaya, penerangan, perburuhan, ilmu

pengetahuan dan teknologi.

b) Standing Committee

Badan ini tugasnya membuat keputusan-keputusan dan

menjalankan tugas-tugas perhimpunan di antara dua buah siding

tahunan menteri luar negeri.

c) Komite-komite ASEAN

Dalam KTT ini disetujui pula bahwa tempat Sekretariat ASEAN di

Jakarta. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh sekretaris jendral atas

dasar pengangkatan oleh para Menlu ASEAN secara bergilir.

Sekretaris jendral ASEAN mempunyai masa jabatan dua tahun. Dia

dibantu staf regional dan staf nasional.

2. Konferensi ASIA AFRIKA

a. Latar Belakang KAA

Setelah sepuluh tahun berakhirnya Perang Dunia II, usaha PBB dalam

menegakkan perdamaian dunia belum berhasil secara memuaskan.

Sementara itu, rakyat-rakyat di Asia Afrika terus bergolak untuk

membebaskan diri dalam mencapai kemerdekaan. Di pihak

lain, Indonesia juga mengalami revolusi fisik sejak tahun 1945-1950.

Indonesia, sebagai salah satu Negara yang baru saja merdeka

mengajukan gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika.

Gagasan ini diajukan dalam Konferensi Kolombo di Sri Lanka Ternyata

gagasan ini mendapat sambutan dari perdana menteri negara-negara yang

hadir. Konferensi Kolombo ini dihadiri oleh limanegara, yaitu:

Page 39: Bab 4 kelas xi

1) Indonesia diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo;

2) India diwakili oleh PM Pandit J Nehru

3) Pakistan diwakili oleh PM Muh Ali

4) Myanmar diwakili oleh PM Unu

5) Srilanka diwakili oleh PM Sir John Kotelawala

Secara lebih rinci gagasan lahirnya KAA di Bandung dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) Tanggal 23 Agustus 1953, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo

(Indonesia) di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan

perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika bagi

perdamaian dunia.

2) Tanggal 25 April – 2 Mei 1954 berlangsung Persidangan Kolombo di

Srilangka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin

dari India,Pakistan, Burma (sekarang Myanmar) danIndonesia. Dalam

konferensi ini Indonesiamemberikan usulan perlu adanya Konferensi

Asia Afrika.

3) Tanggal 28-29 Desember 1954, Untuk mematangkan gagasan masalah

persidangan Asia-Afrika, diadakan persidangan Bogor. Dalam

persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan,

serta siapa saja yang akan diundang.

4) Tanggal 18-24 April 1955, Konferensi Asia Afrika berlangsung di

Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden

Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari

persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan nama

Dasasila Bandung.

b. Tujuan KAA

Tujuan konferensi ini adalah :

a. Meningkatkan kemauan baik dan kerjasama antara bangsa Asia Afrika,

serta untuk menjajagi dan melanjutkan baik kepentingan timbal balik

maupun kepentingan bersama

Page 40: Bab 4 kelas xi

b. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan budaya dalam

hubungannya dengan negara-negara peserta,

c. Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus yang

menyangkut rakyat Asia-Afrika, dalam hal ini menyangkut kedaulatan

nasional, rasialisme, dan kolonialisme,

d. Meninjau posisi Asia Afrika dan rakyatnya dalam dunia masa kini dan

sumbangan yang dapat diberikan dalam peningkatan perdamaian dunia

dan kerjasama internasional.

Konferensi Asia-Afrika menghasilkan prinsip-prinsip yang dikenal

dengan “DASASILA BANDUNG” (Bandung Declaration) yang kemudian

menjadi dasar-dasar hubungan antar bangsa negara-negara Asia Afrika.

Isi dari Dasasila Bandung adalah:

a. menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas

yang termuat dalam Piagam PBB;

b. menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;

c. mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik besar

maupun kecil;

d. tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam

negeri negara lain;

e. menghormati tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara

sendiri maupun kolektif sesuai dengan Piagam PBB;

f. tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk

bertindak bagi kepentingan khusus, tidak melakukan tekanan terhadap

negara lain;

g. tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan

kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik

suatu negara;

h. menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai;

i. memajukan kepentingan bersama dan kerjasama;

j. menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

Page 41: Bab 4 kelas xi

Konferensi Asia Afrika di Bandung juga melahirkan

semangat Bandung di antara anggota-anggotanya. Semangat Bandung

adalah perdamaian, kemerdekaan, hidup berdampingan secara damai,

kerjasama internasional untuk kepentingan bersama, dan perdamaian.

Menurut peserta konferensi, kemerdekaan dan perdamaian saling

bergantung satu sama lain .

c. Arti Penting KAA

Konferensi Asia-Afrika di bandung tahun 1955, mempunyai arti yang

sangat penting bagi perkembangana kehidupan bangsa Asia – Afrika

khususnya ataupuin dunia internasional pada

umumnya.Dasasila bandung menjadi sangat terkenal dan merupakan suatu

asas yang dapat diterima dan digunakan dalam menyelesaikan masalah

penting dunia sesuai dengan piagam PBB.

Arti penting Konferensi Asia-Afrika ada;lah sebagai berikut ;

1) Perjuangan bangsa Asia – Afrika seperti yang tercantum dalam

Deklarasi Bandung ternyata sampai sekarang masih relevan.

Pelaksanaannya selalu ditingkatkan untuk menggalang solidaritas

didalam melawan imperialisme.

2) Konferensi Asia-Afrika mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok yang

anggotanya tidak hanya bangsa Asia-Afrika, tetapi dalam wilayah yang

lebih luas, yaitu dunia internasional.

Konferensi Asia-Afrika juga berpengaruh besar terhadap solidaritas

perjuangan kemerdekaan Asia- Afrika. Konferensi ini menjadi pendorong

yang kuat bagi kebangkitan semangat kebebasan dan kemerdekaan bangsa-

bangsa di Asia- Afrika. Fakta membuktikan dalam jangka waktu lima tahun

negara-negara merdeka mulai bermunculan dikawasan wilayah Asia-Afrika,

seperti Maroko, Ghana, Guyana, Senegal, Somalia dan lain-lainnnya.

Di samping itu KAA juga berpengaruh besar terhadap dunia, seperti :

1) Ketegangan dunia semakin mereda

2) Amerika serikat dan Australia berusaha menghapuskan rasdiskriminasi

di negaranya

Page 42: Bab 4 kelas xi

3) Munculnya organisasi gerakan Non Blok yang bertujuan meredakan

perselisihan paham dari Blok Amerika dan Blok Uni Soviet

Manfaat Konferensi Asia Afrika bagi bangsa-bangsa di Asia Afrika

adalah sebagai berikut :

1) Merupakan titik kulminasi dari solidaritas di kalangannya.

2) Awal kerja sama baru dan pemberian dukungan yang lebih tegas

terhadap perjuangan kemerdekaan.

Sedangkan manfaat konferensi Asia-Afrika bagiIndonesia adalah

membawa keuntungan yang nyata seperti berikut :

1) Ditandatangani persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan

RRC. Seorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih

salah satu, yaitu menjadi warga negara Indonesia atau RRC. Warga

negara yang tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan ayahnya.

2) Memperoleh dukungan berupa putusan KonferensiAsia-Afrika mengenai

perjuangan merebut Irian Barat.

3. PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa)

a. Sejarah Singkat PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi internasional

yang anggoanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk

untuk memfasilitasi hukum internasional, pengamanan internasional,

lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.

Tahun 1915, AS berhasil menuangkan suatu konsep yang dirumuskan

oleh beberapa tokoh di Inggris mengenai pembentukan “liga” dengan

tujuan untuk menghindarkan ancaman peperangan. Konferensi

berpendapat bahwa melalui organisasi internasional dapat dijamin

perdamaian internasional.

Atas usul Presiden AS, Woodrow Wilson pada tanggal 10 Januari 1920,

dibentuk suatu organisasi internasional yang diberi nama Liga bangsa-

Bangsa (league of nations). Tujuan dari Liga bangsa-Bangsa ini adalah

mempertahankan perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama

internasional.

Page 43: Bab 4 kelas xi

Tugas dari Liga Bangsa-Bangsa adalah menyelesaikan sengketa secara

damai, sehingga peperangan dapat dicegah. Ada beberapa hasil dari Liga

bangsa-bangsa, misalnya : Perjanjian Locarno (1925) dan Perjanjian Kallog

Briand (1928)

Akan tetapi, LBB tidak mampu menciptakan perdamaian dunia. Perang

Dunia II meletus. Hal ini terjadi karena munculnya kekuasaan kaum

NAZI di bawah pimpinan HITLER (Jerman), dan kaum Fasis

dipimpin Mussolini dari Italia, serta imperialis Jepang yang sudah

mengkhianati isi Liga bangsa-Bangsa.

Pada saat perang dunia II berkecamuk, sangat dibutuhkan organisasi

dunia untuk mengadakan kerjasama antar bangsa untuk mengatasi

kerusuhan yang melanda dunia. Presiden AS, Franklin Delano Roosevelt

dan PM Inggris Winston Churchill, telah mengadakan pertemuan yang

mengahasilkan Piagam Atlantik (Atlantic Charter) yang isinya sebagai

berikut :

1) Tidak melakukan perluasan wilayah diantar sesamanya

2) Menghormati hak setiap bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan

dan menentukan nasib sendiri

3) Mengakui hak semua negara untuk turut serta dalam perdaganagan

dunia

4) Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunia, dimana setiap bangsa

berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari rasa takut

dankemiskinan

5) Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai

Pokok-Pokok Piagam Atlantik itu pada tanggal 14 Agustus 1941 menjadi dasar

konferensi-konferensi internasional dalam penyelesaian perang dunia

kedua dan menuju pembentukan PBB. Beberap pertemuan sebelum

terbentuknya PBB, antara lain adalah sebagai berikut ;

1) Tanggal 30 Oktober 1943, di Moskow dilahirkan deklarasi Moskow

tentang keamanan umum yang ditandatangani oleh Inggris, USA,

Rusia, Cina yang mengakui pentingnya organisasi internasional

perdamaian dunia

Page 44: Bab 4 kelas xi

2) Tanggal 21 Agustus 1944, di Washington DC, dilangsungkan

konferensi Dumbarton Oaks(Dumbarton Oaks Conference) yang

diikuti oleh 39 negara yang membahas tentang rencana mendirikan

PBB

3) Pada pertemuan Dumbarton Oaks, Washington DC, tanggal 21 Agustus

- 7 Oktober 1945, dipersiapkan Piagam PBB.

4) Piagam PBB ditandatangani di San Fransisco tanggal 26 Juni 1945 dan

mulai berlaku tanggal 24 Oktober 1945. Penandatanganan piagam itu

diikuti oleh 50 negara, yaitu 47 negara penandatangan“Declarations

of united nations” ditambah dengan negara Ukraina, Belorusia dan

Argentina. Kelima puluh negara penandatangan tersebut dikenal

sebagai negara pendiri (original members). Tanggal inilah yang

menjadi hari kelahiran PBB.

Piagam PBB terdiri dari hal-hal berikut :

I. Mukadimah (4 alinia)

II. Batang Tubuh 19 Bab dan 111 pasal.

Isinya memuat tujuan, asas, alat perlengkapan PBB, badan khusus,

tugas dan kewajiaban alat perlengkapan serta keanggotaan PBB.

Negara Indonesia masuk pertama kali menjadi anggota PBB pada

tanggal 28 September 1950, dan keluar pada tanggal 7 Januari 1965

dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966.

b. Tujuan Organisasi PBB

Tujuan PBB yang terdapat dalam pasal 1 Piagam PBB adalah sebagai berikut ;

1) Memelihara perdamaian dan keamanan internasional;

2) Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan internasional;

3) Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah usaha

internasional dalam bidang ekonomi, social budaya dan hak asasi;

4) Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan

bersama cita-cita di atas.

c. Asas Organisasi PBB

Page 45: Bab 4 kelas xi

Asas-asas PBB yang terdapat dalam pasal 2 Piagam PBB adalah sebagai

berikut :

1) Susunan PBB berdasarkan persamaan kedaulatandari semua anggota;

2) Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-kewajiban

mereka sebagaimana tercantum dalam piagam PBB;

3) Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-

persengketaan interna sional dengan jalan damai tanpa membahayakan

perdamaian, keamanan dan keadilan;

4) Dalam hubungan – hubungan internasional semua anggota harus

menjauhi penggunaan ancaman kekerasan terhadap negara lain.

d. Struktur Organisasi PBB

Konferensi San Fransisco, menghasilkan suatu piagam yang menyebutkan

Struktur Organisasi PBB, yaitu :

1) Majelis Umum (General Assembly)

2) Dewan Keamanan (Security Council)

3) Dewan ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)

4) Dewa perwalian (Trusteeship Council),

5) Mahkamah internasional (International Court of Justice ), dan

6) Sekretariat (Secretariay)

1) Majelis Umum (General Asembly )

Majelis Umum atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam

badan utama PBB. Majelis ini terdiri atas anggota dari seluruh negara

anggota PBB dan bertemu setiap tahun di bawah pimpinan seorang

Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan

pertama diadakan pada tanggal 10 Januari 1946 di Hall Tengah

Westminster di London dan anggotanya wakil dari 51 negara.

Setiap negara dapat menunjuk 5 orang wakil untuk hadir dalam Sidang

Umum, tetapi hanya berhak mengeluarkan satu suara. Dalam setiap

sidang PBB, Majelis Umum memilih seorang ketua. Sidang Umum

Page 46: Bab 4 kelas xi

mempunyai kekuasaan untuk mengatur organisasi dan administrasi

PBB, kecuali masalah yang sedang diselesaikan Dewan Keamanan,.

Bahasa resmi yang digunakan antara lain : Bahasa Inggris, Perancis,

Rusia, Spanyol, dan Cina.

Tugas dan kekuasaan Majelis Umum sangat luas, sebagai berikut ;

a. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional.

b. Berhubungan dengan kerjasama ekonomi, kebudayaan, pendidikan,

kesehatan danperikemanusiaan.

c. Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah yang

belum mempunyai pemerintahan sendiri yang bukan daerah

strategis

d. Berhubungan dengan keuangan

e. Penetapan keanggotaan

f. Mengadakan perubahan piagam

g. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan

Sosial, Dewan Perwakilan, Hakim Mahkamah internasional, dan

sebagainya

2) Dewan Keamanan (Security Council)

Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah

menjaga perdamaian dan keamanan antarnegara. Sedangkan badan

PBB lainnya hanya dapat memberikan rekomendasi kepada para

anggota. Dewan keamanan mempunyai kekuatan untuk mengambil

keputusan yang harus dilaksanakan para anggota di bawah Piagam

PBB.

Dewan Keamanan mengadakan pertemuan pertamanya tanggal 17 Januari

1946 di Church House, Londondan keputusan yang mereka tetapkan

disebut Resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dewan Keamanan terdiri : 5 anggota tetap yang mempunyai hak

veto, yaitu: Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis dan

Cina ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang dipilih untuk masa

2 tahun oleh Majelis Umum. Hak Veto adalah hak untuk membatalkan

Page 47: Bab 4 kelas xi

keputusan atau resolusi yang diajukan oleh PBB atau Dewan Keamanan

PBB. Hak Veto sampai sekarang hanya dimiliki oleh negara-negara

anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Dewan keamanan diberi hak dan wewenang untuk menentukan

suatu hal atau masalah yang dianggap mengganggu perdamaian,

mengancam perdamaian, atau tindakan agresif. Dewan Keamanan

diberikan wewenang untuk melakukan tindakan segera guna menjaga

ketertiban dan kemanan dunia.

3) Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Councilatau

ECOSOC)

ECOSOC beranggotakan 54 negara, dipilih oleh Sidang Umum

untuk masa 3 tahun dan bersidang sedikitnya tiga kali dalam 1 tahun.

Tugas ECOSOC sebagai berikut ;

a. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan ekonomi, dan

sosial yang digariskan oleh PBB

b. Mengembangkan ekonomi, sosial dan politik

c. Memupuk hak asasi manusia

d. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dari bidang khusus dengan

konsultasi dan menyampaikannya pada sidang umum kepada mereka

dan anggota PBB

4) Dewan Perwalian (Trusteeship Council)

Dewan Perwalian merupakan lembaga PBB yang dibentuk dalam rangka

untuk mendorong dan membantu mengusahakan kemajuan penduduk

daerah perwalian untuk mencapai kemerdekaannya.

Dewan ini terdiri dari :

a) Anggota yang menguasai daerah perwalian

b) Anggota tetap dewan Keamanan

c) Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh Sidang

Umum

Page 48: Bab 4 kelas xi

Fungsi Dewan Perwalian

a. Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dalam negara

untuk mencapai kemerdekaan sendiri

b. Memberikan dorongan untuk menghormati hak-hak manusia

c. Melaporkan hasil pengawasan kepada sidang umum PBB

Piagam PBB menyebutkan bahwa kolonialisme harus dihapuskan. Oleh

karena itu, daerah yang belum merdeka diusahakan oleh Dewan

Perwalian untuk mendapatkan kemerdekaannya. Pada umumnya

sekarang daerah-daerah perwalian itu sudah merdeka.

5) Mahkamah Internasional (International Court of Justice)

Mahkamah Internasional adalah badan perlengkapan PBB yang

berkedudukan di Den Hag (Belanda). Anggotanya terdiri atas ahli

hukum dari berbagai negara anggota PBB. Masa jabatannya adalah 9

tahun, sedangkan tugasnya adalah memberikan saran dan pendapat

kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum bila diminta.

Mahkamah Agung Internasional merupakan Mahkamah Pengadilan

Tertinggi di seluruh dunia. Mahkamah Internasional terdiri atas 15

orang hakim yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya

dalam hukum. Semua anggota PBB adalah Piagam Mahkamah

Internasional.

Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman

pada perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat dan

kebiasaan internasional) sebagai sumber-sumber hukum. Keputusan

Mahkamah Internasional merupakan keputusan terakhir walaupun

dapat dimintakan banding.

Tugas pokok Mahkamah Internasional adalah mencakup hal-hal berikut

:

a. Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota

PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional;

b. Memberi pendaat kepada Majelis Umum tentang penyelesaian

sengketa antara negara-negara anggota PBB;

Page 49: Bab 4 kelas xi

c. Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah

satu pihak yang menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional;

d. Memberi nasehat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum

dan Dewan Keamanan.

6) Sekretariat (Secretariat)

Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama PBB dan dikepalai oleh

seorang Sekretaris Jendral PBB, dibantu oleh seorang staf pembantu

pemerintah sedunia.

Sekretariat Terdiri atas :

a. Sekretaris jenderal, dipilih oleh Sidang Umum atas usul Dewan

keamanan dan dapat dipilih kembali. Biasanya, Sekretaris Jendral

berasal dari negara yang tidak terlibat dalam politik besar

b. Sekretaris Jenderal Pembantu, sebanyak 8 sekretaris pembantu

yang mengepalai satu departemen., yaitu:

1) Sekretaris Jendera pambantu urusan Dewan keamanan.

2) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Ekonomi.

3) Sekretaris jenderal pembantu urusan perwalian dan Penerangan

untuk daerah yang belum merdeka.

4) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Sosial.

5) Sekretaris Jenderal untuk pembantu urusa hukum.

6) Sekretaris jenderal pembantu unutk urusan Penerangan.

7) Sekretaris Jenderal pembantu urusan koperasi dan Pelayanan

Umum.

8) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Tata Usaha dan

keuangan.

Tanggung jawab sekretaris jenderal pembantu adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka penyelenggaraan

pertemuan yang akan diadakan oleh majelis Umum dan badan-

badan utama lain.

Page 50: Bab 4 kelas xi

b. Melaksanakan keputusan yang telah dihasilkan oleh badan-badan PBB

dengan sebaik-baiknya.