bab 4 analisis data penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab4/bab 4_09-49..pdf ·...

41
43 BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN 4.1 Instrumen Penelitian Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 18.677 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, Sumber (http://www.idsirtii.or.id/Indonesia.html )

Upload: dinhnga

Post on 19-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

43  

BAB 4

ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1 Instrumen Penelitian

Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia

Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia

serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di

antara dua benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan

Antara). Terdiri dari 18.677 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di

dunia. Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007,

Sumber (http://www.idsirtii.or.id/Indonesia.html )

Page 2: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

44 

 

  Jaringan lokal internet Indonesia memiliki dua coreutama yaitu coreIIX

(Indoneisa Internet Exchange) dibawah pengelolaan APJII (Asosiasi Penyelenggara

Jasa Internet Indonesia). Core kedua yaitu core OIXP (Open Internet Exchange

Point) dibawah pengelolaan PT. IDC (Internetindo Data Center) Indonesia. Kedua

core ini tidak memiliki interkonesi satu dengan yang lainnya karena memiliki

perbedaan visi dan misi antara kedua pengelola core tersebut. Semua penyedia

Internet Service Provider (ISP) di Indonesia memiliki interkoneksi kedua core

tersebut untuk dapat terkoneksi ke seluruh layanan internet service di Indonesia.

 

Gambar 4.1 Topologi Jaringan Intenet di Indonesia

 

 

Page 3: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

45 

 

 

4.1.1 PT IDC Indonesia dengan OIXP (Open Internet eXchange

Point)

 

NICE (National Inter Connection Exchange) adalah suatu komunitas dari para

ISP yang memiliki interkoneksi ke OIXP. NICE diselenggarakan dengan

mengutamakan prinsip musyarah bersama antar para anggotanya (ISP). Semua

kebijakan peraturan yang berhubungan dengan NICE akan dibicarakan secara terbuka

didalam milis (http://www.mail-archive.com/[email protected]). NICE dikelola

oleh Bpk Johar Alam yang dimana beliau juga adalah pemilik dari PT.IDC Indonesia.

NICE biasanya juga disebut OIXP dimana bentuk fisiknya adalah sebuah router

Cisco 7609 yang digunakan sebagai network exchange point dari para ISP di

Indonesia. Untuk informasi mengenai kebijakan dan peraturan teknis dari OIXP dapat

diakses di http://www.openixp.net/

4.1.1.1 PT IDC ( Internetindo Data Center) Indonesia

PT IDC Indonesia bertempat di gedung cyber lantai 7. Service yang

ditawarkan PT.IDC Indonesia adalah Co-location Service, dimana perusahaan atau

ISP dapat menyewa rak untuk penempatan server dan perangkat jaringan. PT IDC

Page 4: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

46 

 

Indonesia adalah perusahaan yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan

pengoperasian core OIXP yang digunakan sebagai salah satu internet exchange point

di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai PT. IDC Indonesia dapat di

akses melalui www.idc.co.id

4.1.2 APJII dengan IIX (Indonesia Internet Exchange)

4.1.2.1 APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)

APJII adalah sebuah Asosiasi para penyedia jasa Internet di Indonesia, dimana

APJII berdiri pada tanggal 15 Mei 1996. APJII dibentuk oleh para anggotanya untuk

menjalankan program kunci yang dinilai strategis untuk pengembangan jaringan

internet di Indonesia. Program-program tersebut adalah :

1. Tarif Jasa Internet

2. Pembentukan Indonesia-Network Information Center [ID-NIC]

3. Pembentukan Indonesia Internet Exchange [IIX]

4. Negosiasi Tarif Infrastruktur Jasa Telekomunikasi

5. Usulan Jumlah dan Jenis Provider

APJII memberikan layanan-layanan menguntungkan bagi anggota, diantaranya

adalah:

1. Koneksi IIX [Indonesia Internet Exchange].

Page 5: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

47 

 

2. APJII NIR [Alokasi IP Address dan AS Number]

3. Penyelenggaraan komunikasi dan konsultasi diantara anggota, antara anggota

dengan Pemerintah, antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra

didalam dan diluar negeri, serta antara anggota dengan dunia usaha pada

umumnya

4. Penyediaan sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan kebutuhan

anggota

5. Perlindungan kepentingan anggota, memberikan masukan kepada Pemerintah

melalui departemen terkait mengenai berbagai masalah demi kepentingan

anggota

6. Penyelenggaraan Seminar dan Training

MISI DAN TUJUAN

APJII memiliki misi dan tujuan sebagai berikut :

1. Membantu para anggota dalam menyediakan jasa Internet yang berkualitas

bagi masyarakat Indonesia.

2. Memasyarakatkan Internet dalam menunjang pengembangan sumber daya

manusia di Indonesia.

3. Mendukung terciptanya peluang bisnis pengusaha Indonesia melalui

penyediaan sarana informasi dan komunikasi global.

Page 6: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

48 

 

4. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan ekonomi di tanah air melalui

kesempatan akses terhadap informasi dan komunikasi secara merata di seluruh

pelosok Indonesia.

5. Membantu para anggota dalam menyediakan sumber-sumber informasi

mengenai Indonesia.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia dalam kerjasama

Internasional.

TUGAS-TUGAS POKOK APJII

APJII mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut:

1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para

anggotanya.

2. Melindungi kepentingan para anggota.

3. Membantu usaha arbitrase dalam arti menengahi, mendamaikan dan

menyelesaikan diantara anggota.

4. Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antar anggota, antara anggota

dengan Pemerintah dan antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra di

dalam dan luar negeri, serta dunia usaha pada umumnya.

5. Menyelenggarakan hubungan dengan badan perekonomian dan badan-badan

lain yang berkaitan dengan dan bermanfaat bagi APJII, baik nasional maupun

Internasional.

Page 7: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

49 

 

6. Menjadi mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan

komunikasi Nasional dan Internasional, sehingga seluruh sumber daya yang

ada dapat digerakkan secara terpadu, efisien dan efektif.

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur dan perangkat APJII terdiri dari :

1. Musyawarah Nasional/Musyawarah Nasional Luar Biasa

2. Dewan Pelindung/Pembina

3. Dewan Pengurus

a. Anggota Dewan Ketua

b. Sekretaris Jenderal

c. Bendahara

4. Badan Pelaksana Harian

Page 8: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

50 

 

4.1.2.1 IIX

Tujuan program IIX adalah membentuk jaringan interkoneksi nasional yang

memiliki kemampuan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan yang ada, untuk

digunakan oleh setiap Penyelenggara Jasa Internet yang memiliki ijin beroperasi di

Indonesia. Pada saat ini program IIX tidak mempunyai tanggal berakhirnya program

secara keseluruhan, melainkan dibagi atas tahapan-tahapan yang akan dikembangkan

secara terus-menerus.

Page 9: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

51 

 

 

Gambar 4.2 Gambar Topologi IIX

 

4.3 Analisis Umum Internet di Kawasan Asia

 

Tabel 4.1 Jumlah Populasi Internet Dunia Tahun 2008 

Page 10: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

52 

 

Jika  dilihat  dari  Grafik  diatas  dapat  dilihat  bahwa  kawasan  Asia  adalah memiliki 

pengguna internet terbesar dengan persentase 39,5% dari seluruh pengguna internet dunia. 

Hal  ini dirasakan wajar dikarenakan kawasan Asia memiliki populasi penduduk yang paling 

tinggi diseluruh dunia. Dengan tingkat pertumbuhan pengguna sebesar 406,1 % dari tahun 

2000‐ 2002  , dirasakan  cukup  kecil  jika dibandingkan dengan  kawasan  kawasan  lain  yang 

jumlah penduduknya lebih kecil dari kawasan Asia.    

 

Grafik 4.1 Penetrasi Pengguna Internet Dunia 

Berbeda dengan tingkat pengguna, tingkat penetrasi  Internet, kawasan Asia hanya 

15,3% lebih kecil jika dibandingkan dengan kawasan  timur tengah dengan  tingkat penetrasi 

mencapai 21,3%. Ini artinya dari 3,7 milyar penduduk Asia hanya 15,3% diantara yang punya 

kemampuan mengakses  Internet.  Berbeda  sekali  dengan  Amerika  Utara.  Dimana  tingkat 

Page 11: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

53 

 

penetrasi Internet dikawasan tersebut mencapai 73,6% dari jumlah populasi sekitar 337juta 

jiwa. 

 

 

Page 12: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

54 

 

 

Tabel 4.2 Tabel Pengguna Internet di Negara-negara kawasan Asia

Dari table 4.2 dapat dilihat bahwa Indonesia sendiri diperkirakan tingkat

penetrasinya hanya 10,3% dari perkiraan jumlah populasi 237,5 juta jiwa. Untuk

Asia, tingkat penetrasi tertinggi diduduki oleh negara Jepang dengan 73,8%. Dan

untuk negara yang memiliki pengguna intenet tertinggi di kawansan Asia, Indonesia

menempati peringkat di urutan ke lima setelah Korea Selatan ( Grafik 4.3).

Page 13: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

55 

 

Grafik 4.2 Peringakat Negara Pengguna Internet di Kawasan Asia 

Dari data-data yang disajikan diatas dapat dilihat bahwa kawasan Asia

khususnya Indonesia memiliki kenaikan yang cukup signifikan untuk pengguna dan

pelanggan internet dari tahun 2000 sampai dengan 2008 kenaikan mencapai 1.150 %

pengguna internet, berarti setiap tahunnya Indonesia memiliki rata-rata kenaikan

sebesar 143,75 % pengguna internet. Melihat perkembangan tersebut sudah dapat

dirasakan bahwa jaringan internet Indonesia memiliki nilai pangsa pasar yang cukup

besar. Hal ini dapat juga dilihat dari perkembangan jumlah ISP (Internet Service

Page 14: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

56 

 

Provider) yang berdiri sejak tahun 1999 – 2007 yang telah mencapai 202 ISP yang

teregister ( Tabel 4.2 )

Tabel 4.3 Jumlah ISP dan NAP yang terdaftar menjadi Keanggotan APJII

4.4 Analisis Biaya dan Manfaat dengan adanya Internet Exchange

Point ( IIX and OIXP)

4.4.1 Pra Sebelum adanya Internet Exchange Point

Page 15: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

57 

 

Gambar 4.3 Topologi Network Indonesia Sebelum adanya Internet Exchange

Point

Sebelum adanya Internet Exchange Point semua ISP di Indonesia memiliki

koneksi ke masing-masing NAP (Network Access Provider) yang ada di Amerika

Serikat , Singapore, dan Jepang (Gambar 4.3). Hal ini menyebabkan banyaknya

devisa yang terbuang keluar negeri, karena bandwith untuk koneksi international pada

saat itu mahal. Hal tersebut akan membebani membebani biaya operasional para ISP.

Pasalnya, hubungan lokal dilakukan dengan menggunakan jalur SLI. Tingginya biaya

operasional ini menyebabkan para ISP berlomba-lomba mencari pelanggan untuk

menutupi biaya operasional dan sewa bandwith lihat (Tabel 4.4). Namun sayangnya,

Page 16: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

58 

 

banyaknya pelanggan tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas sambungan

internasional. Akhirnya, internet pun menjadi lambat.

Tabel 4.4 Harga Leased Line International Connection at year 2000

Secara teknikal konfigurasi netwok pada masa tersebut sangat lah tidak efisien

dikarenakan komunikasi antar ISP lokal harus melewati koneksi ke International

terlebih dahulu. Ilustrasinya sebagai berikut misalkan pada waktu itu ada 2 ISP (A

dan B). ISP A terhubung ke jalur utama Internet dunia (biasa disebut tier-1) melalui

Global One (Amerika Serikat) sedangkan ISP B terhubung lewat A-Bone (Jepang).

Jika pengguna ISP A ingin mengirimkan email atau melakukan chatting dengan

temannya yang menggunakan ISP B, ia harus melewati jalur ke Amerika Serikat

terlebih dahulu, baru ke Jepang, lalu kembali lagi ke Amerika Serikat, dan balik lagi

ke Indonesia.

4.4.2 Pasca Sesudah adanya Internet Exchange Point

Page 17: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

59 

 

Gambar 4.4 Topologi Network Indonesia Setelah adanya Internet

Exchange Point

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dibentuk pada

tahun 1996 pun mengenali adanya masalah ketidak efisiensi dalam hal koneksi

dintara semua ISP di Indonesia (Gambar 4.4). Pembangunan IIX menjadi salah satu

program utama APJII di masa awalnya berdiri . IIX pertama mampu menangani

delapan koneksi serial yang masing-masing berkapasitas 2 Mbps. Node itu juga

memiliki 4 port ethernet 10 Mbps yang masing-masinig tersambung ke hub 16 port.

Setelah adanya Internet Exchange Point maka secara teknikal koneksi anatar ISP

semakin cepat dikarenakan lalu lintas data hanya melewati beberapa hope saja untuk

Page 18: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

60 

 

sampai ke masing-masing ISP. Pada saat ini setiap ISP sudah terhubung ke Internet

Exchange Point dengan menggunakan interface GigabitEthernet dengan kapasitas 1

Gbps. Dengan kondisi tersebut maka setiap ISP tidak perlu khawatir lagi akan adanya

bootleneck koneksi ke ISP lainnya.

4.4.3 Manfaat Terkoneksi ke Exchange Point (IIX and OIXP)

Para ISP yang terkoneksi ke IIX dan OIXP memiliki banyak sekali

keuntungan yang didapat antara lain :

1. Merupakan jalur alternatif untuk saling terinterkoneksi dengan semua

ISP di seluruh Indonesia selain menggunakan koneksi International

Backbone .

2. Terkoneksi dengan lebar pita (bandwith) yang tinggi antar ISP di

Indonesia.

3. Memberikan kesempatan kepada para ISP dan Content Provider untuk

menawarkan produk-produk mereka yang membutuhkan bandwith

yang tinggi seperti VOIP, Video Streaming, Video Conference, IP TV,

dll.

4. Beban biaya koneksi murah karena tujuan dari Exchange Point adalah

untuk mengurangi biaya operasional dari setiap ISP yang terkoneksi

sehingga harga koneksi internet yang dijual dapat ditekan dan lebih

terjangkau oleh konsumen di Indonesia. . Rata-rata setiap ISP pada

Page 19: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

61 

 

masa awal dibentuknya Exchange Point dapat menghemat

US$70.000. Bahkan, sebuah ISP mampu menghemat rata-rata

US$250.000/bulannya dalam waktu delapan bulan setelah terhubung

ke Exchange Point.

5. Mengurangi ketergantungan terhadap koneksi International Backbone

jika terjadi permasalah teknis dan bencana (disaster), contoh kasus

gempa bumi berkekuatan 7,2 Skala Ritcher yang mengguncang

Taiwan dan menyebabkan gelombang tsunami yang merusak kabel

fiber optic bawah laut serta landing station yang ada di Taiwan

sehingga menyebabkan koneksi Internet Indonesia ke International

menjadi terputus.

4.5 Analisis Disaster recovery Plan Exchange Point (OIXP dan IIX)

4.5.1 Disaster reovery Plan OIXP

Core OIXP yang dibawah naungan NICE dan PT IDC Indonesia tidak

memiliki disaster reovery plan. Hal ini disebabkan karena core network ini dibentuk

dari kumpulan komunitas dari para ISP dan Internet Content Provider (ICP) seperti

Game Online Publisher, Portal berita, Mobile Internet Content Provider, dan lain

lain. Sekitar 95% traffic internet lokal Indonesia menggunakan akses dari Core OIXP.

Dari hasil survei dilapangan core OIXP tidak memiliki disaster reovery plan

sama sekali dikarenakan keterbatasan biaya dalam melakukan perancangan.

Komunitas NICE dibentuk dengan pertimbangan untuk mengurangi biaya

Page 20: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

62 

 

interkoneksi dari para anggotanya, sehingga komunitas ini pun tidak menarik iuran

ataupun biaya yang dibebankan anggotanya. Peralatan yang digunakan sekarang yaitu

Router Cisco 7609 Series merupakan sumbangan dari PT.IDC Indonesia untuk

komunitas ini. Semua biaya operasional dari Core OIXP dibebankan semuanya ke

PT.IDC Indonesia karena core tersebut bercolocation di Data Center PT.IDC

Indonesia di gedung cyber lantai 7. PT.IDC Indonesia dan NICE selaku penanggung

jawab tidak memiliki dana yang cukup untuk membangun redundancy dan disaster

reovery dari core OIXP, karena pada waktu investasi awalnya core OIXP sudah

memakan dana yang cukup besar sekitar $100.000 US.

4.5.2 Disaster reovery Plan IIX

Core IIX yang dibawah naungan APJII pada dasarnya tidak memiliki disaster

reovery plan yang disiapkan untuk menghadapi suatu disaster (bencana). Pada

prakteknya jaringan IIX di desain untuk memudahkan para ISP yang tidak memiliki

koneksi ke gedung cyber dapat terkoneksi ke node IIX yang terdekat dengan ISP

tersebut. Untuk ilustrasinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 4.5).

Page 21: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

63 

 

Gambar 4.5 Topologi Redudancy Jaringan IIX

Saat ini terdapat tiga node utama IIX yang terhubung dengan backbone Fiber

Optic dan topology ring yang menjadi interkoneksi utama backbone ke koneksi IIX

lainnya seperti ke IIX Korwil yang berada di daerah-daerah dan IIX khusus e-gov

seperti pemerintahan, militer dan pendidikan (JARDIKNAS), ketiga tempat tersebut

adalah :

o IIX 1 berada di Gedung Telkom Grha Citra Caraka, Jl. Jend. Gatot

Subroto 52 dan direlokasi ke Gedung Arthatel

o IIX-2 terletak di Gedung Cyber Jl. Kuningan Barat No. 8 Jakarta

o IIX-3 berada di Annex Building Suite 101 AB Plaza Kuningan Jl. H.R.

Rasuna Said Kav C 11 – 14

Sumber (http://ilkom.unsri.ac.id/dfiles/materi/internet/IIX.pdf)

Page 22: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

64 

 

Dalam mengembangkan pelaksanaan teknisnya, IIX-APJII memperhatikan

peta jaringan fisik dan pertimbangan non-teknis seperti keterkaitan dengan network

provider yang sudah ada seperti Telkom, Indosat dan Satelindo. Oleh karena itu

bentuk jaringan IIX-APJII akan berupa segitiga yang menghubungkan pusat-pusat

jaringan Telkom, Indosat dan NAPINFO (di Jakarta). PJI yang kebetulan berada di

dalam lokasi gedung-gedung tersebut akan dapat terhubung secara langsung ke

jaringan IIX-APJII, sedangkan PJI uang berada di luar segitiga dihubungkan ke salah

satu titik yang terdekat.

Konfiguasi tersebut pada saat ini dianggap sebagai solusi terbaik berdasarkan

berdasarkan pertimbangan berikut ini:

1. Telkom dan Indosat adalah penyedia sirkit telekomunikasi

internasional, yang dibutuhkan PJI untuk menghubungkan

jaringannya ke internet.

2. Telkom adalah penyedia sirkit telekomunikasi domestik, yang

dibutuhkan PJI untuk mengembangkan jaringannya di Indonesia.

3. Banyaknya PJI yang menempatkan pusat jaringannya di dalam gedung

Telkom, Indosat dan NAPINFO (di Jakarta).

4. Tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai di ketiga

gedung tersebut di atas.

Page 23: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

65 

 

5. Dengan memiliki 3 (tiga) simpul utama, kehandalan jaringan lebih

bisa dijaga dibanding hanya mengandalkan 1 (satu) simpul.

Untuk skala Nasional IIX sudah memiliki pengembangan sampe ke kota besar

yang menurut APJII memiliki penetrasi internet yang cukup signifikan. Topologi

jaringan IIX secara nasional dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 4.6 )

 

Gambar 4.6 Topologi Pengembangan Jaringan IIX dalam Skala  Nasional 

Dengan menggunakan Topologi seperti gambar 4.6 , maka ISP yang

beroperasi di daerah-daerah dapat menggunakan salah satu jalur koneksi ke IIX di

Page 24: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

66 

 

Jakarta tanpa harus membangun koneksi sendiri ke Jakarta yang akan memakan

biaya yang cukup besar.

4.6 Indentifikasi dan Analisis Resiko bencana (Disaster) dan

Ancaman (Threats)

Gambar 4.7 Komponen yang Mempengaruhi Sebuah Resiko

Untuk mengetahui kerugian yang diakibatkan oleh sebuah bencana kita harus

mengetahu terlebih dahulu faktor-faktor resiko apa saja yang ditimbulkan oleh

sebuah bencana seperti lokasi (location), cakupan (scope) , efek (impact), waktu

Page 25: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

67 

 

yang mengakibatkan system tidak dapat beroperasi (downtime), prediksi kerugian

(predictability), peringatan dini terhadap munculnya suatu resiko (advance warning)

, dan kemungkinan- kemungkinan resiko lain yang timbul (likelihood).

Penelitian ini akan membagi resiko dan ancaman menjadi 5 layer, yang

dimana setiap layer tersebut akan melihat impact (efek) yang terjadi di internal dan

eksternal dari kedua core:

1. Resiko Eksternal (External Risk), Layer 1

Didalam resiko eksternal yang mungkin terjadi pada kedua core akan dibagi

lagi menjadi beberapa kemungkinan disaster (bencana) yang dapat

disebabkan oleh:

a. Bencana Alam

Bencana Alam yang mungkin terjadi seperti gempa dan banjir.

Kedua core nnetwork terletak di gedung yang sama yaitu di gedung

cyber, dimana core OIXP berada di lantai 7 dan core IIX di lantai 1

gedung cyber.Jika terjadi ganguan gempa dan mengakibatkan gedung

cyber menjadi roboh maka kedua core akan mengalami kerusakan

yang cukup fatal dan mengakibatkan routing seluruh ISP di Indonesia

akan menjadi kacau dan akan kondisi tersebut akan kembali ke masa

sebelum adanya Exchange Point. Banjir dapat menyebabkan

Page 26: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

68 

 

terputusnya koneksi ke gedung cyber, sehingga para ISP terkoneksi

menggunakan jalur Fiber Optic ke gedung cyber akan terputus dan

harus menggunakan media lain seperti koneksi Wireless untuk dapat

tetap terkoneksi ke gedung cyber

b. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia (Man-Made Risk)

Hal dapat terjadi jika akses ke data center tempat diletaknya

router Exchange Point tidak diperketat. Pemberian akses ke data center

hanya diberikan kepada teknisi yang menjadi perwakilan setiap

perusahaan atau ISP yang telah melakukan registrasi nama terlebih

dahulu dan membawa access card yang diberikan oleh pihak data

center ketika akan masuk ke ruangan data center. Sehingga

kemungkinan data center dimasuki oleh orang yang tidak dikenal

ataupun orang yang akan melakukan pengrusakan dapat dihindari.

c. Kesalahan Konfigurasi (Human Error) 

Dari  faktor  manusia  yang  menjadi  permasalahan  utama  adalah 

kesalahan  konfigurasi  dari  para  Network  Administrator  ,  sehingga 

menyebabkan  ketidakstabilan  interkoneksi  antara  node  yang  saling 

terkoneksi.  Seperti  kesalahan    mengconfigure  BGP  (Border  Gateway 

Protocol)  yang  menjadi  protocol  komunikasi  antar  router  menyebabkan 

bocornya  routing  dan  akan membuat  interkoneksi  ke  semua  ISP menjadi 

terganggu. 

Page 27: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

69 

 

 

2. Facility Wide Risk ( Resiko terhadap Fasilitas secara keseluruhan), Layer 2

a. Kerusakan akibat masalah kelistrikan (Electricity Failure)

Jika pasokan listirk dari gedung mati maka akan menyebabkan

router tidak dapat bekerja. Biasanya kedua router ini memiliki back up

UPS (Uninterruptible Power Supply) , tetapi back up UPS ini

memiliki keterbatan waktu sehingga jika listrik dari gedung mati terlau

lama maka router akan mati karena UPS tidak dapat lagi mensupply

listrik ke router.

b. Kebakaran (Fire)

Didalam gedung data center tempat ditempatnya kedua core

network memiliki alat pemadan kebakaran yang cukup memadai

seperti pemakain FM-200 (waterless fire extinguishers) yang

menggunakan media gas, alat pemadan jenis seperti ini banyak

digunakan di data center karena tidak menggunakan media air sebagai

pemadamnya karena air dapat menyebabkan kerusakan perangkat

elektronik.

c. Kekuatan Struktur Gedung ( Building Structural)

Page 28: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

70 

 

Kedua coreberada yang digedung cyber, dimana coreIIX

berada di lantai 1 sedangkan core OIXP berada di lantai 7. Yang

menjadi sedikit perhatian adalah pada core OIXP dimana lantai 7

gedung cyber tersebut adalah tempat collocation para ISP dan Content

Provider yang menyewa rack untuk collocation server. Dari segi

structural gedung lantai 7 memiliki tekanan tonase yang sangat besar

karena banyak-nya penempatan server. Hal ini sangat berbahaya jika

terjadi gempa bumi (earthquake) yang dimana beberapa tahun

belakanga ini Indonesia sering dilanda gemba bumi dengan intensitas

yang cukup besar. Untuk itu perlu menjadi perhatian untuk pengelola

core OIXP bahwa untuk selalu melakukan audit terhadap struktural

gedung cyber secara berkala karena kemungkinan akan terjadi

kerobahan atau ambruknya gedung cyber jika melewati batas yang

tonase yang dianjurkan karena semakin bertambahnya colocation

server di PT IDC Indonesia.

d. Pelanggaran Keamanan (Security)

• Sabotase (Sabotage)

Gedung Cyber termasuk salah satu gedung yang

dilindungi oleh negara karena di gedung ini ditempatkannya

core network Internet Indonesia. Sehingga gedung ini akan

Page 29: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

71 

 

menjadi prioritas perlindungan jika terjadi suatu ancaman atau

sabotase dari pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.

• Ancaman Bom (Bom Thread)

Gedung Cyber memiliki pengamanan yang cukup ketat

, karena setiap kendaraan yang akan memasuki gedung cyber

akan diperiksa secara ketat oleh pihak keamanan gedung. Tapi

kemungkinan assesment mungkin saja masih dapat terjadi,

karena Gedung Cyber merupakan salah gedung yang paling

vital karena menjadi pusat routing koneksi internet seluruh

Indonesia. Jika gedung cyber mendapat serangan teroris seperti

bom maka seluruh koneksi internet lokal Indonesia akan

terputus dan akan menyebabkan kerugian yang cukup besar

bagi negara Indonesia.

3. Data System Risk ( Resiko terhadap Data Sistem), Layer 3

a. Kerusakan Hardware (Hardware Failure)

• Kegagalan Supply Listrik (Power Supply Failure)

Power Supply merupakan menyuplai tenaga atau listrik

bagi router yang digunakan sebagai Exchange Point (OIXP dan

Page 30: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

72 

 

IIX). Untuk itu perlu digunakan suatu system power supply

yang redundant sehingga jika salah satu power supply rusak

maka akan ada backup dari power supply yang lain. Router

OIXP dan IIX sudang menggunakan system redundant power

supply sehingga kemungkinan untuk operation failure akibat

power supply sangat minim terjadi karena sudah dipersiapkan

oleh pengelola.

• Kerusakan Interface Router (Interface Failure)

Kerusakan dari perangkat interface dari perangakat

jaringan sangat jarang sekali terjadi selama beroperasinya

kedua core. Ketersedian interface jaringan masih cukup

memadai di kedua core, karena masih banyak interface yang

belum dipakai, sehingga jika terjadi interface failure maka

tinggal menggantinya dengan interface yang masih tersedia.

• Kerusakan Kabel (Cabel Failure)

Jenis kabel yang digunakan pada perangkat jaringan di

kedua coreadalah UTP (Unshileded Twisted Pair) Category 6

dan Fiber Optic. Kedua kabel ini digunakan karena dapat

menampung traffic yang cukup tinggi bahkan hampir 1 Gbps

(Gigabit per second). Untuk masalah kabel jarang sekali terjadi

permasalahan selama beroperasinya kedua core. Disetiap data

Page 31: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

73 

 

center biasanya memiliki cadangan atau stock kabel sehingga

jika dari hasil troubleshooting ternyata didapat masalah kabel

maka dapat langsung diganti dengan yang baru dak tidak

memakan waktu yang lama.

b. Kerusakan Software (Software Failure)

IOS (Internetwork Operating System) adalah system operasi

yang digunakan pada router, jika system operasi ini mengalami

masalah maka ketstabilan interkoneksi antar router akan menjadi

terganggu karena router yang saling terkoneksi tidak dapat

melakukan update routing table. IOS menggunakan platform UNIX

yang cukup stabil karena tidak memerlukan banyak sumber daya

dari processor. Masalah seperti ini jarang sekali terjadi di kedua

core.

4. Departmental Risk ( Resiko dari Tiap Departemen atau organisasi yang

berhubungan),Layer 4

Jika terjadi suatu permasalahan di kedua core maka yang paling terasa

impact nya adalah semua ISP yang terkoneksi kedua core tersebut. Karena

kedua core adalah tempat exchange point dari semua traffic lokal internet

dari semua ISP di Indonesia. Jika assessment terjadi di kedua core maka

kemungkinan yang akan terjadi adalah :

Page 32: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

74 

 

Semua traffic internet lokal Indonesia akan dirouting melewati

jalur Interkoneksi International para ISP.

Koneksi Internet menjadi lambat karena kapasitas Bandwith

Internasional Indonesia sangant minim sekali. Karena badwith

lokal akan digabung dengan bandwith International.

Kerugian yang dialami ISP akan cukup besar , terutama ISP

yang bandwith lokalnya melebihi traffic bandwith international

yang mereka miliki.

Content Provider seperti game online yang semua traffic nya

menggunakan kedua core akan tidak dapat beroperasi karena

para ISP hanya akan memprioritaskan traffic untuk sektor lain

yang lebih krusial.

Kerugian sektor riil yang banyak menggunakan traffic lokal

akan sangat besar karena tidak banyak data yang dapat dikirim

melalui internet karena keterbatasan bandwith international.

5. Internal Risk ( Resiko bagi Internal Organisasi ), Layer 5

APJII dan PT.IDC selaku pengelola kedua core akan banyak

menghadapi complaint jika kedua lembaga tersebut tidak bisa cepat

melakukan recovery dengan cepat karena masalah ini akan menjadi bencana

Page 33: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

75 

 

nasional Indonesia. Kredibilitas lembaga itu akan dipertanyakan dalam

mengelola kedua core.

Tabel 4.5 Tabel Risk Assesment

Risk Assesment Form

Likelihood Impact Restoration

Time

Score

Grouping Risk 0 - 10 0 - 10 0 - 10 0 - 1000

Layer 1

Bencana Alam Earthquake 8 10 10 800

Flood 8 7 8 448

Man-Made

Risk

2 7 5 70

Human Error 8 5 10 400

Layer 2

Electricity

Failure

3 10 5 150

Page 34: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

76 

 

Fire 3 6 7 126

Building

Structural

3 10 10 300

Security Sabotage 5 8 7 280

Bom Thread 5 10 10 500

Layer 3

Hardware

Failure

Power

Supply

Failure

5 10 2 100

Interface

Failure

4 10 2 80

Cabel

Failure

2 10 1 20

Software

Failure

1 10 7 70

Layer 4

ISP 10 10 10 1000

Content

Provider

8 10 10 800

Page 35: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

77 

 

Layer 5

APJII 7 10 6 420

PT.IDC

Indonesia

8 10 7 560

Keterangan :

Likelihood , Score 0 – 10, dimana nilai 0 adalah kemungkinan terjadi resiko kecil

dan 10 adalah kemungkinan terjadi cukup besar.

Impact, Score 0 – 10 , dimana nilai 0 adalah tidak terjadi dampak sama sekali dan

10 adalah kemungkinan terjadi dampak yang besar.

Restoration Time, Score 0 – 10, dimana nilai 0 adalah memerlukan waktu

pemulihan resiko cepat dan 10 adalah memerlukan waktu pemulihan resiko yang

lama.

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat beberapa score dari masing-masing layer.

Semakin tinggi score didapat tiap resiko, semakin tinggi efek dan kerugian yang

dihasilkan resiko tersebut. Pada saat menyusun suatu disaster reovery plan score

yang paling tinggi harus menjadi skala prioritas utama karena memiliki potensi

membawa kerugian yang paling besar. Tabel Risk Assasement dapat dijadikan

pedoman dalam menyusun disaster reovery plan pada kedua core, dimana entitas dari

resiko mana saja yang harus menjadi skala prioritas yang harus menjadi perhatian

utama.

Page 36: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

78 

 

4.7. Analisis Kerugian Bisnis Setiap ISP (Loss Of Business

Oportunity)

4.7.1 Kerugian yang tampak (Tangible Cost Loss)

4.7.1.1 Kerugian yang diakibatkan terputusnya koneksi ke lokal

coreIndonesia

Jika kedua coremengalami bencana atau disaster yang mengakibatkan tidak

dapat beroperasinya kedua core. Maka secara teknis semua routing lokal internet

Indonesia akan beralih ke link International. Hal ini dapat digambarkan para ISP di

Indonesia akan kembali ke masa Pra Exchange Point, dimana semua trafik internet

lokal Indonesia akan menggunakan satu jalur yaitu jalur koneksi International. Dari

hasil survei dilapangan didapat data bahwa total trafik lokal Indonesia rata-rata setiap

harinya adalah :

Total Bandwith Lokal Indonesia = Total Bandwith OIXP + Total

Bandwith IIX

= 4,5 Gbps + 200Mbps

= 4,500 Mbps + 200 Mbps

Total Bandwith Lokal Indonesia = 4700 Mbps

Didapat hasil bahwa setiap harinya total trafik lokal Indonesia sebesar 4700 Mbps.

Harga bandwith International di pasaran hasil survei pada tahun 2008 didapat harga

Page 37: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

79 

 

$1500 USD per Mbps, maka didapat hasil jika semua trafik internet lokal Indonesia

dilewatkan ke koneksi International adalah

Total Biaya = $1500 / Mbps X 4700 Mbps

= $ 7.050.000

Jika asumsi menggunakan kurs $1 = Rp 10.000 (Kurs November 2008) , maka

Total kerugian yang diakibatkan bencana (disaster) yang menimpa core network

Indonesia sebesar :

Total Kerugian (Loss) = $ 7.050.000 X Rp 10.000

= Rp 70.500.000.000,-

Indonesia akan mengalami kerugian sebesar Rp 70.500.000.000 per harinya

jika kedua core network Indonesia mengalami suatu bencana. Jika kita mengambil

asumsi bahwa setiap ISP di Indonesia memiliki kontribusi jumlah bandwith yang

sama ke lokal core network Indonesia, maka dapat dihitung kerugian yang

ditanggung setiap ISP adalah

Kerugian (Loss) setiap ISP Di Indonesia = Rp 70.500.000.000 / 169 *

= Rp 417.159.763

Keterangan :

*) Jumlah ISP yang beroperasional menurut data Statistik APJII Tahun 2007

Page 38: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

80 

 

4.7.1.2 Kerugian yang diakibatkan oleh tidak terpenuhinya SLA

(Service Level Agreement) ke konsumen

Setiap ISP di Indonesia dalam memberikan service kepada konsumennya

selalu memberikan Service Level Agremeent (SLA) rata- rata sebesar 95%, sehingga

dalam satu tahun mereka hanya boleh gagal atau tidak memberikan service kepada

konsumennya selama 18 hari atau setara dengan 432 jam. Besarnya SLA yang

diberikan setiap ISP kepada konsumennya sangat bervariasi tergantung dengan

kehandalan backbone infrastruktur yang dimiliki setiap ISP. Jika SLA tidak terpenuhi

maka konsumen dapat menuntut ganti rugi kepada ISP yang memberikan layanan

Internet kepada mereka. Hal ini dapat memberikan kerugian kepada ISP jika disaster

reovery kedua core memakan waktu yang lama atau bahkan tidak bisa direcover

sama sekali karena kedua core network tidak memiliki disaster reovery plan.

jika mengambil assumsi bahwa semua ISP memiliki mendapat jumlah

pelanggan 11.834 ( 2.000.000 pelanggan : 169 ISP yang beroperasional ), dan dari

jumlah pelanggan tersebut ada 40% yang banyak menggunakan bandwith lokal yaitu

sebanyak 4.734 pelanggan. Jika setiap pelanggan berlangganan sebesar 256 kbps

dengan harga Rp 7.000.000 / bulan. Maka kerugian jika pelanggan tersebut berhenti

berlangganan maka total kerugian dapat mencapai Rp 33.138.000.000.

4.7.2 Kerugian yang tidak tampak (Intangible Cost Loss)

Page 39: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

81 

 

Selain tangible cost, suatu bencana pasti memiliki kerugian yang bersifat

intangible. Kerugian intangible yang mungkin dialami oleh para ISP adalah

menurunnya kepercayaan para konsumen mereka akan layanan service yang

diberikan para ISP. Hal ini dapat disebabkan tidak terpenuhinya SLA yang diberikan

ISP kepada konsumennya, sehingga konsumen akan beralih ke ISP lain yang

memiliki SLA yang lebih baik atau dapat menawarkan level SLA yang lebih besar

kepada mereka.

Page 40: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

82 

 

4.8. Analisis Biaya dan Manfaat Pembangunan Disaster Recovery

Plan Setiap ISP.

Jika menggunakan asumsi bahwa proses recovery kedua core memakan waktu

1 tahun, maka total kerugian yang diakibatkan karena semua traffic lokal

menggunakan koneksi International selama 1 tahun adalah Rp. 5.005.917.156 ( 12 X

Rp 417.159.763) belum lagi ditambah tidak terpenuhinya SLA kepada customer dan

dapat menyebabkan kehilangan pelanggan selama setahun sebesar

Rp397.656.000.000 (12 X Rp 33.138.000.000) .

Jika melakukan Investasi untuk pembangunan Disaster recovery site yang baru

dengan menggunakan asumsi

• Setiap ISP melakukan penarikan kabel fiber optic langsung dari NOC ISP ke

DRC (Disaster Recovery Center ) sepanjang 20 KM.

• Harga permeter penarikan kabel sudah termasuk harga fisik kabel, sewa jasa

kontraktor dan perijinan sebesar Rp 150.000.000 / KM

• Harga Investasi peralatan dan infrastructure jaringan sebesar Rp

1.000.000.000

Maka total harga investasi untuk membangun koneksi ke Disaster Recovery

Center yang baru adalah

= Harga Penarikan kabel + Harga Infrastruktur jaringan ( Router , Switch, dan

dll)

Page 41: BAB 4 ANALISIS DATA PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/Bab 4_09-49..pdf · Dengan populasi sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2007, ... (Internetindo Data Center)

83 

 

= (Rp 300.000.000 /Km X 20 Km ) + Rp 1.000.000.000.000.

= Rp 6.000.0000.000 + Rp 1.000.000.000

= Rp 7.000.000.000

Keuntungan (benefit ) = Total Kerugian ISP setahun (sewa interkoneksi + pelanggan

yang berhenti berlangganan) – Total Harga Investasi membangun DRP

= (Rp. 5.005.917.156 + Rp397.656.000.000) Rp - Rp 7.000.000.000

= Rp 402.661.917.156 – Rp 7.000.000.000

= Rp 395.661.917.156

Jadi jika menggunakan asusmsi diatas maka pihak ISP maka jika terjadi

disaster yang menimpa core network Indonesia makan kerugian yang dialami dapat

diminimalisir sampai dengan Rp 395.661.917.156 .