bab 4 analisis datarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7116/4/t1...tabungan bagi...

17
19 Bab 4 Analisis Data Setelah kuesioner dibagikan dan diperoleh data dari penelitian di lapangan, kemudian dilakukan perhitungan dari data tersebut. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 4.1 Statistik Deskriptif Dari data yang didapat, nasabah yang menjadi responden berusia mulai dari 16 tahun hingga 63 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, tingkat pendidikan mulai dari SD sampai dengan sarjana dengan berbagai macam pekerjaan seperti pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri dan wiraswasta dengan pola nasabah yang berbeda-beda dan juga sumber perolehan informasi yang berbeda juga. Tabel 4.1.1 Gambaran Responden Karakteristik Jumlah Persentase A. Usia - ≤ 20 - 21 30 - 31 40 - 41 50 - > 50 B. Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan C. Tingkat Pendidikan - SD - SMP - SMU - D3 - Sarjana - Lainya 45 30 13 4 4 47 49 1 4 63 3 25 46,9 31,2 13,5 4,2 4,2 49,0 51,0 1,0 4,2 65,6 3,1 26,0 Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Upload: duongkhue

Post on 30-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

19

Bab 4

Analisis Data

Setelah kuesioner dibagikan dan diperoleh data dari penelitian di lapangan,

kemudian dilakukan perhitungan dari data tersebut. Hasil dari penelitian tersebut

adalah sebagai berikut:

4.1 Statistik Deskriptif

Dari data yang didapat, nasabah yang menjadi responden berusia mulai dari 16

tahun hingga 63 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, tingkat

pendidikan mulai dari SD sampai dengan sarjana dengan berbagai macam

pekerjaan seperti pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri dan

wiraswasta dengan pola nasabah yang berbeda-beda dan juga sumber perolehan

informasi yang berbeda juga.

Tabel 4.1.1 Gambaran Responden

Karakteristik Jumlah Persentase

A. Usia

- ≤ 20

- 21 – 30

- 31 – 40

- 41 – 50

- > 50

B. Jenis Kelamin

- Laki-laki

- Perempuan

C. Tingkat Pendidikan

- SD

- SMP

- SMU

- D3

- Sarjana

- Lainya

45

30

13

4

4

47

49

1

4

63

3

25

46,9

31,2

13,5

4,2

4,2

49,0

51,0

1,0

4,2

65,6

3,1

26,0

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

20

Tabel 4.1.1 Gambaran Responden (Lanjutan)

Karakteristik Jumlah Persentase

D. Pekerjaan

- Pelajar/mahasiswa

- Pegawai swasta

- Pegawai negeri

- Wiraswasta

- Lainya

E. Menjadi Nasabah

- 2011

- 2012

47

28

2

17

2

43

53

49,0

29,2

2,1

17,7

2,1

44,8

55,2

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Dari tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 96 responden, jumlah responden

terbanyak yaitu pada usia ≤ 20 tahun sebanyak 46,9%. Nasabah yang menjadi

responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan dengan persentase

sebanyak 51,0% dengan mayoritas tingkat pendidikan SMU yaitu sebanyak

65,6%, yang sebagian besar merupakan pelajar/mahasiswa dengan jumlah 49,0%.

Sejak berdirinya Bank Mandiri Syariah pada tanggal 17 Januari 2011, sebanyak

44,8% responden mulai menjadi nasabah pada bank tersebut pada tahun 2011 dan

sisanya memulai menjadi nasabah pada tahun 2012.

Tabel 4.1.2 Pola Nasabah

Keterangan Jumlah Persentase

A. Rutinitas Transaksi

- Ya

- Tidak

B. Nasabah produk Lain

- Ya

- Tidak

C. Motivasi menabung

- Simpanan

- Keamanan

- Investasi

44

52

18

78

66

16

14

45,8

54,2

18,8

81,2

66,8

16,7

14,6

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

21

Pada tabel pola nasabah dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

tidak rutin melakukan transaksi dengan presentase sebesar 54,2%. Hanya

sebanyak 18,8% responden yang menjadi nasabah produk lain, seperti tabungan

wadi’ah, tabungan berencana dan tabungan haji, tetapi sebagian besar diantaranya

menjadi nasabah produk tabungan haji, dan sebanyak 66,8% responden

mempunyai motifasi menabung untuk simpanan.

Tabel 4.1.3 Sumber Informasi Nasabah

Informasi Jumlah Persentase

A. Keberadaan Bank

- Teman

- Keluarga

- Petugas

- Mencari Tahu Sendiri

- Lainya

B. Usaha Mencari Tahu Prinsip dan

perhitungan

- Ya

- Tidak

C. Perolehan penjelasan mengenai prinsip

dan perhitungan

- Teman

- Keluarga

- Petugas

- Mencari Tahu Sendiri

- Lainya

32

11

23

18

12

62

34

18

5

47

20

6

33,3

11,5

24,0

18,8

12,5

64,6

35,4

18,8

5,2

49,0

20,8

6,2

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Sebanyak 33,3% nasabah memperoleh informasi keberadaan bank syariah

dari teman. Dari 96 responden tersebut, sebanyak 64,6% mengatakan berusaha

untuk mencari tahu mengenai prinsip dan perhitungan bagi hasil. Penjelasan

mengenai prinsip dan perhitungan tersebut sebagian besar mereka peroleh dari

petugas yaitu sebanyak 49,0%.

22

4.2 Analisis

Setelah mengetahui gambaran mengenai responden dan beberapa

informasi tambahan yang didapat dari penelitian ini, kemudian peneliti melakukan

analisis untuk menjawab ketiga pertanyaan yang sebelumnya telah peneliti ajukan

pada proposal skripsi (Bab1). Pertanyaan tersebut meliputi: (a) apakah nasabah

perbankan syariah paham mengenai prinsip-prinsip bagi hasil pada tabungan bagi

hasil (mudharabah), (b) apakah nasabah paham tentang perhitungan bagi hasil

pada tabungan tersebut dan (c) adakah perbedaan karakteristik tingkat pemahaman

nasabah terhadap tabungan bagi hasil(mudharabah).

4.2.1 Pemahaman Nasabah Terhadap Tabungan Bagi Hasil (mudharabah).

Setelah diperoleh hasil jawaban responden dari 12 pertanyaan yang terdiri

dari sembilan pertanyaan mengenai prinsip tabungan bagi hasil (mudharabah),

dan tiga pertanyaan mengenai perhitungan tabungan bagi hasil (mudharabah),

hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.1 Pemahaman Terhadap Prinsip Tabungan Bagi hasil

(Mudharabah).

No. Pertanyaan Persentase

Ya Tidak

1

2

3

Saya bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana,

dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola

dana.

Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan

mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah

dengan pihak lain

Pembagian keuntungan berbentuk nisbah (perbandingan

keuntungan).

78,1

84,4

78,1

21,9

15,6

21,9

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

23

Tabel 4.2.1 Pemahaman Terhadap Prinsip Tabungan Bagi hasil

(Mudharabah) (lanjutan).

No. Pertanyaan

Persentase

Ya Tidak

4

5

6

7

8

9

Adanya kepastian besarnya nisbah keuntungan.

Besarnya nisbah (perbandingan keuntungan) bagi hasil

berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak diawal kerja

sama

Adanya ketergantungan penerimaan keuntungan dengan

pihak lain.

Tidak ada potongan dalam penerimaan keuntungan,

kecuali atas persetujuan nasabah sebelumnya.

Pembayaran bagi hasil Tabungan Mudharabah pada

umumnya dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal

tutup buku setiap bulan.

Apa perbedaan nisbah dengan bunga bank

50,0

68,8

34,4

71,9

71,9

22,9*

50,0

31,3

65,6

28,1

28,1

77,1*

Rata-rata 60,3 39,7

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Keterangan : *) Ya berarti jawaban benar dan tidak berarti jawaban salah

Pada tabel diatas menunjukan pemahaman responden terhadap prinsip

tabungan bagi hasil (mudharabah) sebanyak 60,3%, ini menunjukan kurang dari

70% dari kriteria Syaripudin (2012), sehingga dapat disimpulkan bahwa

responden tidak menguasai atau tidak paham terhadap prinsip tabungan bagi

hasil(mudharabah). Hal menarik yang didapat pada penelitian mengenai prinsip

ini, dari pertanyaan terbuka mengenai perbedaan bunga dengan nisbah adalah

sebanyak 77,1% responden tidak paham. Kurangnya pemahaman mengenai

perbedaan nisbah dengan bunga bank tersebut dikarenakan kurangnya rasa ingin

tahu dari responden selain itu kurangnya penjelasan oleh petugas bank yang

24

diperoleh responden. Kemudian selain kurangnya pemahaman mengenai

perbedaan nisbah dengan bunga bank, sebagian besar responden tidak mengetahui

adanya ketergantungan penerimaan keuntungan dengan pihak lain, hanya 34,4%

saja responden yang paham mengenai hal tersebut, padahal informasi mengenai

hal tersebut sudah sangat memadai yang diberikan oleh pihak bank, seperti

penjelasan oleh petugas bank dan juga brosur yang telah disediakan.

Tabel 4.2.2 Pemahaman Terhadap Perhitungan Tabungan Bagi Hasil

(mudharabah).

No. Pertanyaan Persentase

Ya Tidak

1

2

3

Saya mengerti besarnya nisbah (perbandingan

keuntungan) bagi hasil.

Apa yang dimaksud dengan nisbah 1 bulan 34:66

Saldo rata-rata Tabungan Mudharabah pada bulan

September senilai Rp 2.000.000, saldo total seluruh

nasabah Tabungan Mudharabah pada bulan September

senilai Rp 200 milyar, saldo pendapatan distribusi bagi

hasil bulan tersebut Rp 2 milyar. Diketahui nisbah bagi

hasil penabung dan bank 34:66, maka bagi hasil yang

diterima pada bulan September adalah:

17,7

17.7*

8,3*

82,3

82,3*

91,7*

Rata-rata 14,6 85,4

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Keterangan : *) Ya berarti jawaban benar dan tidak berarti jawaban salah

Dari tiga pertanyaan mengenai perhitungan tabungan bagi hasil

(mudharabah), dapat diketahui bahwa pemahaman nasabah terhadap perhitungan

tabungan bagi hasil(mudharabah) masih sangat kecil, ini terbukti bahwa

sebanyak 85,4% responden tidak paham mengenai perhitungan tabungan bagi

hasil(mudharabah). Dari ketiga pertanyaan mengenai perhitungan bagi hasil

tersebut, masing-masing memiliki persentase pemahaman yang sangat kecil, tetapi

25

jumlah persentase paling kecil yaitu pada pertanyaan yang meminta responden

untuk menjawab cara perhitungan untuk mengetahui dari mana dan berapa jumlah

bagi hasil yang didapat responden. Dari soal yang diberikan, hanya sebanyak

8,3% saja yang menjawab dengan benar, sisanya responden tidak mengetahui cara

perhitungan perolehan bagi hasil tersebut. Sama halnya dengan pemahaman

mengenai prinsip tabungan bagi hasil (mudharabah) yang sebelumnya telah

dijelaskan, informasi yang diberikan oleh pihak bank mengenai perhitungan ini

sudah sangat memadai, sehingga dapat disimpulkan bahwa kurangnya

pemahaman mengenai perhitungan ini dikarenakan kurangnya rasa ingin tahu dari

nasabah.

Tabel 4.2.3 Hubungan Prinsip dan Perhitungan Tabungan Bagi Hasil

(Mudharabah).

Paham Perhitungan Tidak Paham Perhitungan Total

Paham Prinsip 6 42 48

Tidak Paham Prinsip 2 46 48

Total 8 88 96

Chi Square 0,140

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari 96 responden hanya 6 orang

responden saja yang paham kedua-duanya, yaitu paham prinsip dan paham

perhitungan, sedangkan responden yang tidak paham kedua-duanya sebenyak 46

orang. Ini berarti bahwa banyak nasabah yang tidak paham mengenai prinsip dan

perhitungan tabungan bagi hasil (mudharabah) akan tetapi mereka menabung di

bank syariah. Sedangkan dilihat dari hasil chi square, menunjukan bahwa tidak

ada hubungan antara pemahaman prinsip dengan pemahaman perhitungan.

26

4.2.2 Pengaruh Karakteristik Nasabah terhadap Pemahaman

Setelah sebelumnya didapat hasil dari pemahaman nasabah yaitu

kurangnya pemahaman nasabah mengenai prinsip dan perhitungan Tabungan Bagi

Hasil(Mudharabah), kemudian peneliti mencoba menelusuri apakah pemahaman

tersebut dipengaruhi oleh faktor demografi. Pengujian dilakukan dengan uji

crosstab dengan menggunakan analisis chi square, untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan karakteristik nasabah dengan pemahaman mengenai tabungan

bagi hasil (mudharabah) tesebut. Hasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2.4 Hubungan Faktor Demografi Nasabah Dengan Pemahaman

Prinsip Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah)

karakteristik Paham prinsip

Total Ya Tidak

A. Usia

- ≤ 20

- 21 – 30

- 31 – 40

- 41 – 50

- > 50

45

30

13

4

4

45

30

13

4

4

45

30

13

4

4

Total 51 45 96

Chi square 0,050

B. Jenis Kelamin

- Laki-laki

- perempuan

27

24

20

25

47

49

Total 51 45 96

Chi Square 0,406

C. Tingkat Pendidikan

- SD

- SMP

- SMU

- D3

- Sarjana

0

4

29

2

16

1

0

34

1

9

1

4

63

3

25

Total 51 45 96

Chi square 0,119

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

27

Tabel 4.2.4 Hubungan Faktor Demografi Nasabah Dengan Pemahaman

Prinsip Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah (lanjutan)).

karakteristik Paham prinsip

Total Ya Tidak

D. Pekerjaan

- Pelajar/Mahasiswa

- Pegawai Swasta

- Pegawai Negeri

- Wiraswasta

- Lainya

20

19

1

10

1

27

9

1

7

1

47

28

2

17

2

Total 51 45 96

Chi square 0,310

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Berdasarkan signifikansi, usia memiliki signifikansi < 0,05, maka Ho

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa usia merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap pemahaman prinsip. Berbeda dengan usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap pemahaman prinsip karena

memiliki signifikansi > 0,05, maka Ho diterima.

Tabel 4.2.5 Hubungan Faktor Demografi Nasabah Dengan Pemahaman

Perhitungan Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah).

karakteristik Paham Perhitungan

Total Ya Tidak

A. Usia

- ≤ 20

- 21 – 30

- 31 – 40

- 41 – 50

- > 50

0

6

1

0

1

45

24

12

4

3

45

30

13

4

4

Total 8 88 96

Chi square 0,000

B. Jenis Kelamin

- Laki-laki

- perempuan

5

3

42

46

47

49

Total 8 88 96

Chi Square 0,424

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

28

Tabel 4.2.5 Hubungan Faktor Demografi Nasabah Dengan Pemahaman

Perhitungan Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah) (lanjutan).

karakteristik Paham Perhitungan

Total Ya Tidak

C. Tingkat Pendidikan

- SD

- SMP

- SMU

- D3

- Sarjana

0

1

2

3

2

1

3

61

0

23

1

4

63

3

25

Total 8 88 96

Chi square 0,119

D. Pekerjaan

- Pelajar/Mahasiswa

- Pegawai Swasta

- Pegawai Negeri

- Wiraswasta

- Lainya

1

5

0

2

0

46

23

2

15

2

47

28

2

17

2

Total 8 88 96

Chi square 0,177

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Berdasarkan uji chi square hubungan antara karakteristik dengan

pemahaman terhadap perhitungan tabungan bagi hasil (mudharabah), usia

memiliki signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh antara usia dengan pemahaman perhitungan. Kemudian jenis kelamin

memiliki signifikansi > 0,05, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh dengan pemahaman perhitungan.

Tingkat pendidikan memiliki signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak, ini berarti

tingkat pendidikan memiliki pengaruh dengan pemahaman perhitungan.

Selanjutnya pekerjaan memiliki signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan

pekerjaan tidak memiliki hubungan dengan pemahaman nasabah karena Ho

diterima.

29

Tabel 4.2.6 Hubungan Pemahaman Prinsip dan Perhitungan Bagi

Hasil (Mudharabah) dengan Karakteristik Nasabah.

Karakteristik

Pemahaman

Prinsip saja Perhitungan

saja

Kedua-duanya Tidak kedua-

duanya

A. Usia

- ≤ 20

- 21 – 30

- 31 – 40

- 41 – 50

- > 50

15

15

7

2

3

0

1

1

0

0

0

5

0

0

1

30

9

5

2

0

Total 42 2 6 46

Chi square 0,000

B. Jenis Kelamin

- Laki- laki

- Perempuan

21

21

1

1

4

2

21

25

Total 42 2 6 46

Chi square 0,808

C. Pendidikan

- SD

- SMP

- SMU

- D3

- Sarjana

0

2

26

0

14

0

0

1

1

0

0

1

1

2

2

1

1

35

0

9

Total 42 2 6 46

Chi square 0,000

D. Pekerjaan

- Pelajar/

mahasiswa.

- Pegawai

Swasta

- Pegawai

Negeri.

- Wiraswasta.

- Lainya.

18

15

1

7

1

0

2

0

0

0

1

3

0

2

0

28

8

1

8

1

Total 42 2 6 46

Chi square 0,397

Sumber: Data yang telah diolah, 2012

Jika dilihat dari hubungan karakteristik dari nasabah dengan pemahaman

nasabah secara spesifik, yaitu paham prinsip saja, paham perhitungan saja,

pemaham kedua-duanya, dan tidak paham kedua-duanya, dari tabel di atas dapat

dilihat bahwa hasil signifikansi menunjukan bahwa hanya karakteristik usia dan

pendidikan yang memiliki hubungan dengan pemahaman.

30

4.3 Pembahasan

Setelah menganalisis hasil penelitian dari tabel yang telah disajikan

sebelumnya, kemudian dilakukan pembahasan mengenai analisis tersebut untuk

menjawab ketiga pertanyaan mengenai Pemahaman Nasabah terhadap Tabungan

Bagi Hasil (Mudharbah).

4.3.1 Pemahaman terhadap Prinsip Tabungan Bagi hasil (Mudharabah)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden

perbankan syariah tidak memahami prinsi-prinsip tabungan bagi hasil

(mudhrabah). Ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukan jumlah

persentase yang kecil, seperti sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa

adanya ketergantungan penerimaan keuntungan dengan pihak lain dan juga

perbedaan antara bunga bank dengan nisbah. Penelitian yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2007 mengenai Preferensi dan Perilaku Masyarakat Jawa

Tengah terhadap Perbankan Syariah juga menjelaskan bahwa nasabah tidak bisa

membedakan antara bunga dengan bagi hasil (BI, 2007). Rendanya tingkat

pemahaman prinsip ini dikarenakan kurangnya penjelasan yang diperoleh oleh

nasabah mengenai hal tersebut, seperti penelitian yang sebelumya telah dilakukan

oleh Bank Indonesia yang menjelaskan bahwa ketidak puasan nasabah terhadap

kepuasan pelayanan dan produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah salah

satunya adalah sumber daya manusia yang tidak mampu menjelaskan produk

Bank Syariah secara baik (BI, 2007). Sumber daya manusia ini dikarenakan

kurang aktifnya nasabah dalam mencari tahu, sehingga mereka tidak berusaha

untuk mencari tahu prinsip-prinsip tersebut, karena menurut riset yang dilakukan

31

Bank Indonesia mengenai Preferensi Konsumen Bank Syariah, nasabah dalam

menabung di bank syariah hanya berdasarkan faktor keagamaan saja (BI, 2006),

sehingga konsekuensinya nasabah tidak mengetahui keuntungan bagi hasil yang

mereka dapat apakah telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan perjanjian di

awal kerjasama, dengan demikian nasabah tidak dapat mempertimbangkan

keputusanya dalam menabung dari segi efektif dan efisiensi. Nasabah dengan

pengetahuan yang sedikit tidak dapat memberikan informasi yang baik, padahal

informasi yang baik yang diberikan nasabah kepada orang lain, dapat member

dapak yang baik pula dalam pertumbuhan perbankan syariah. Menurut Setianto

(2012), komunikasi antar masyarakat adalah sosialisasi yang paling baik untuk

mempromosikan perbankan syariah.

4.3.2 Pemahaman Terhadap Perhitungan Tabungan Bagi Hasil

(Mudharabah)

Hasil analisis menunjukan rendahnya tingkat pemahaman nasabah

mengenai perhitungan bagi hasil ditunjukan oleh ketidak tahuan nasabah

mengenai perhitungan bagi hasil pada tabungan mudharabah. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, bahwa ketidak tahuan nasabah terhadap perhitungan

tabungan bagi hasil, dikarenakan kurangnya rasa ingin tahu dari nasabah sehingga

mereka tidak aktif dalam mencari tahu. Ini menunjukan bahwa nasabah yang

menabung di Perbankan Syariah dalam memutuskan untuk menabung di bank

tersebut, tidak mempertimbangkan dari segi keuntungan yang mereka peroleh

karena tingkat keuntungan (profitability) sementara belum menjadi pertimbangan

penting bagi masyarakat (BI, 2006), akan tetapi seperti yang telah dijelaskan

32

sebelumnya, nasabah dalam menabung di bank syariah lebih pada aspek

keagamaan saja yaitu bank Islam. Menurut riset yang dilakukan oleh Bank

Indonesia menunjukan bahwa pada dekade 2000-an, faktor keagamaan menjadi

faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk menyimpan dananya di

Perbankan Syariah (BI, 2006). Rendahnya pemahaman nasabah terhadap

perhitungan bagi hasil ini dapat memberikan konsekuensi yaitu nasabah tidak

mengerti apakah perhitungan bagi hasil yang mereka peroleh sudah dilakukan

secara tepat. Sama halnya dengan pemahaman prinsip yang telah dijelaskan

sebelumnya, dengan memahamani perhitungan bagi hasil ini, nasabah dapat

mempertimbankan keputusannya dari segi efektif dan efisiensi tidak hanya karena

faktor keagamaan semata. Sedangkan hasil analisis mengenai hubungan prinsip

dan perhitungan tabungan mudharabah menunjukan tidak ada hubungan antara

pemahaman prinsip dan pemahaman perhitungan, kemudian sebagian besar

nasabah tersebut tidak paham kedua-duanya, yaitu tidak paham prinsip dan

perhitungan, sehingga dapat disimpulkan bahwa nasabah tabungan mudharabah

tidak paham prinsip dan perhitungan tetapi menabung di perbankan syariah.

3.3.3 Hubungan Karakteristik Nasabah terhadap Pemahaman

Dari hasil uji chi square, usia memiliki hubungan yang signifikansi dengan

pemahaman, karena usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik (Notoatmodjo, 2007). Jika dihubungkan dengan karakteristik dari

33

nasabah yang paham mengenai prinsip dan perhitungan tabungan bagi hasil

(mudharabah) didomonasi oleh nasabah yang berusia 21 – 30 tahun. Nasabah

pada usia ini merupakan nasabah pada usia produktif. Menurut Sarwono (2010),

usia 25-29 tahun merupakan golongan usia produktif, dimana pada usia ini

seseorang memiliki pemikiran yang lebih kritis, sehingga cenderung untuk

mencari tahu. Sikap kritis diperlukan agar kita mampu mengambil keputusan yang

tepat dalam berbagai aspek kehidupan (Molan, 2010).

Hasil pengujian dengan crosstab analysis, mendukung bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan pemahaman

nasabah baik pemahaman mengenai prinsip dan juga perhitungan. Dengan

demikian dapat disimpulakn bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan dalam memahami prinsip dan perhitungan tabungan bagi

hasil (mudharabah), karena pada zaman sekarang ini tidak ada perbedaan antara

laki-laki dan perempuan karena apapun jenis kelamin seseorang, bila dia masih

produktif, berpendidikan, atau berpengalaman maka ia akan cenderung

mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi (Mubin, 2006).

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang denga pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini pemahaman mengenai

prinsip lebih banyak pada tingkat pendidikan SMU, hal ini mungkin dikarenakan

jumlah nasabah pada penelitian ini banyak didomonasi oleh nasabah dengan

tingakat pendidikan SMU. Dalam hubungannya dengan pemahaman prinsip, tidak

ada hubungan yang signifikan dengan tingkat pendidikan. Ini berarti tidak ada

34

perpedaan antara tingkat pendidikan yang lebih rendah dengan tingkat pendidikan

yang lebih tinggi dalam memahami prinsip tabungan bagi hasil (mudharabah),

Akan tetapi, jika dilihat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemahaman

perhitungan memiliki hubungan yang signifikan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah seseorang tesebut untuk menerima informasi

(Notoatmodjo, 2007). Karena untuk mengetahui perhitungan bagi hasil,

diperlukan pengetahuan yang lebih, tidak hanya sekedar mengetahui prinsip

syariah saja, tetapi juga mengetahui cara perhitungan bagi hasil tersebut.

Perhitungan bagi hasil pada bank syariah memiliki perbedaan dengan perhitungan

pada bank konvensional yang lebih sederhana, sehingga nasabah perlu

mempelajari mengenai perhitungan tersebut. Jika bank konvensional pembagian

keuntungan diatur lewat suku bunga yang ditentukan oleh bank, maka lain halnya

dengan Bank Syariah. Di Bank Syariah, keuntungan ditentukan dengan bagi hasil.

Perhitungannya, semakin besar keuntungan yang diperoleh Bank Syariah, maka akan

semakin besar pula keuntungan yang diperoleh nasabah (Putra, 2012).

Penelitian ini juga memberikan informasi bahwa, pekerjaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap pemahaman Tabungan Bagi Hasil. Ini berarti

tidak ada pengaruh seseorang dalam memahamani prinsip dan perhitungan

Tabungan Bagi Hasil dengan pekerjaan mereka. Memang secara tidak langsung

pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini

dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan

kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan

35

proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang (Humam, 2003). Namun dalam kenyatannya, salah satu

kendala seseorang untuk memahami bank syariah, dari hasil penelitian yang

dilakukan Bank Indonesia adalah sumber daya manusia yang tidak mampu

menjelaskan produk Bank Syariah secara baik. Selain itu, tidak berpengaruhnya

pekerjaan terhadap pemahaman tersebut juga dikarenakan tujuan dari nasabah

menabung mayoritas hanya untuk simpanan. Berbeda halnya jika tujuan mereka

untuk berinvestasi, nasabah akan lebih kritis dalam perolehan keuntungan,

sehingga mereka cenderung untuk mencari tahu. Investasi pada hakikatnya

merupakan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan dapat menghasilkan

keuntungan dimasa depan (Halim,2005), sehingga nasabah memerlukan info-info

yang merupakan faktor penting sebagai dasar nasabah memutuskan untuk

berinvetasi.