bab 4

5
BAB IV PEMBAHASAN Pasien perempuan berusia 51 tahun datang ke poliklinik mata Rumah Sakit Sanglah dengan keluhan kabur pada kedua matanya. Keluhan kabur pada kedua matanya ini pertama kalinya dirasakan 2 bulan yang lalu. Pasien mengatakan bahwa keluhan mata kaburnya ini terjadi secara tiba-tiba saat pasien sedang beraktivitas. Dilihat dari faktor resikonya dimana pasien disini merupakan ras Asia. Ras Asia lebih sering terkena glaukoma sudut tertutup. Pasien dengan usia diatas 60 tahun lebih beresiko untuk menderita glaukoma. Disini pasien sekarang berusia 51 tahun dimana usia tua menjadikan pasien beresiko untuk menderita glaukoma. Di keluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat glaukoma sebelumnya. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, maupun penyakit jantung. Dari anamnesis yang dilakukan didapatkan gejala- gejala yang sesuai dengan diagnosis glaukoma. Pasien mengeluh pandangan kabur, sakit kepala diseluruh bagian kepalanya, rasa berkunang-kunang, dan silau. Pasien merasa pandangan kabur, sakit kepala, rasa berkunang- kunang, dan silau karena pada glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan bola mata dengan tiba- 38

Upload: robertus-brian-junarli

Post on 11-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bab 4

TRANSCRIPT

Page 1: bab 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien perempuan berusia 51 tahun datang ke poliklinik mata Rumah Sakit

Sanglah dengan keluhan kabur pada kedua matanya. Keluhan kabur pada kedua

matanya ini pertama kalinya dirasakan 2 bulan yang lalu. Pasien mengatakan

bahwa keluhan mata kaburnya ini terjadi secara tiba-tiba saat pasien sedang

beraktivitas.

Dilihat dari faktor resikonya dimana pasien disini merupakan ras Asia. Ras

Asia lebih sering terkena glaukoma sudut tertutup. Pasien dengan usia diatas 60

tahun lebih beresiko untuk menderita glaukoma. Disini pasien sekarang berusia 51

tahun dimana usia tua menjadikan pasien beresiko untuk menderita glaukoma. Di

keluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat glaukoma

sebelumnya. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes

mellitus, maupun penyakit jantung.

Dari anamnesis yang dilakukan didapatkan gejala-gejala yang sesuai

dengan diagnosis glaukoma. Pasien mengeluh pandangan kabur, sakit kepala

diseluruh bagian kepalanya, rasa berkunang-kunang, dan silau. Pasien merasa

pandangan kabur, sakit kepala, rasa berkunang-kunang, dan silau karena pada

glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan bola mata dengan tiba-

tiba akibat penutupan pengaliran keluar aqueous humor secara mendadak. Ini

menyebabkan pandangan menjadi kabur, rasa sakit yang hebat dan kornea keruh.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan TIO dari pemeriksaan

palpasi mata kanan Normal dan mata kiri N+2, sudut bilik mata depan yang

sempit dan kelainan lapang pandang. Pemeriksaan lokalis didapatkan tekanan

mata kiri lebih keras dibandingkan mata kanan. Pada pasien didapatkan sudut

bilik mata depan yang dangkal melalui pemeriksaan segmen anterior. Secara teori

peningkatan tekanan bola mata merupakan salah satu tanda glaukoma. Pada

pasien ini dari pemeriksaan palpasi digital didapatkan peningkatan tekanan pada

mata kirinya. Dari pemeriksaan segmen anterior sudut bilik mata depan dangkal.

Secara teori pasien dengan glaukoma umumnya memiliki bilik mata depan yang

38

Page 2: bab 4

dangkal. Dari pemeriksaan fisik pasien sudah mengarah pada diagnosis Glaukoma

dengan sudut tertutup. Sehingga dilakukan pemeriksaan penunjang yang dapat

membantu menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah non-contact tonometry

dengan hasil tekanan bola mata kanan adalah 16 mmHg dan tekanan bola mata

kiri adalah 40 mmHg. Kemudian pemeriksaan lain yang dilakukan adalah

pemeriksaan slit lamp dengan hasil papil N. II, bulat berbatas tegas, CDR 0,3 –

0,4, cupping (-), retina baik dengan reflek makula (+), dan pada mata kiri

ditemukan papil N. II, bulat, berbatas tegas, CDR 0,3, cupping (-), Bayonet

sign(-), retina baik dengan reflek makula (+). Dari pemeriksaan penunjang Ocular

computed tomography didapatkan penurunan lapang pandang pada tepi lapang

pandang pada kedua mata. Maka pasien dapat didiagnosis Glaukoma.

Penatalaksanaan dari glaukoma pada pasien ini adalah Cendo Timol 0,5%

yang merupakan penghambat beta 1 dan beta 2 adenergik. Pemberian obat ini

bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokular dengan cara mengurangi

produksi aqueous humor. Cendo Carpine merupakan tetes mata yang mengandung

Pilocarpine berfungsi sebagai direct acting colinergic parasymphatomimetic

agents yang berfungsi untuk mengurangi resistensi terhadap aliran keluar aqueous

humor, sehingga terjadi penurunan tekanan inta okular. Acetazolamide merupakan

obat yang mengandung carbonic anhydrase inhibitor yang berfungsi untuk

mengurangi tekanan cairan pada bola mata dengan cara mengurangi pembentukan

cairan di mata. Selain itu, acetazolamide juga berfungsi untuk meningkatkan

ekskresi air dari dalam tubuh melewati ginjal. KSR merupakan obat yang

mengandung Pottasium Chloride yang berfungsi untuk pengobatan dan

pencegahan terhadap hipokalemia.

38

Page 3: bab 4

BAB V

SIMPULAN

Pasien perempuan berusia 51 tahun datang ke poliklinik Mata RSUP

Sanglah dengan keluhan utama pandangan kabur pada kedua mata sejak 2 bulan

yang lalu. Pasien mengatakan bahwa keluhan mata kaburnya ini terjadi secara

tiba-tiba saat pasien sedang beraktivitas. Keluhan mata kabur juga disertai dengan

rasa berkunang-kunang. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala diseluruh bagian

kepalanya. Selain keluhan mata kabur dan berkunang-kunang, pasien juga

mengeluhkan mata silau.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan pasien

dengan OD suspek glaukoma sudut tertutup atau suspect primary angle closure

(PAC) dan OS glaucoma sudut tertutup primer atau primary angle closure

glaucoma (PACG). Glaukoma adalah suatu keadaan patologi dimana terjadinya

peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang lebih tinggi dari normal secara

berangsur-angsur akan merusak serabut saraf optik yang terdapat di dalam bola

mata sehingga mengakibatkan gangguan lapangan pandang pengelihatan yang

khas dan atrofi papil saraf optik. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua

terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak

menyadari mereka menderita penyakit tersebut.

Semua jenis glaukoma harus dikontrol secara teratur ke dokter mata

selama hidupnya. Hal tersebut dikarenakan tajam penglihatan dapat menghilang

secara perlahan tanpa diketahui penderitanya. Glaukoma dapat ditangani dengan

obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi yang bertujuan untuk

menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan

penglihatan lebih lanjut. Pada pasien diberikan terapi medikamentosa berupa tetes

mata Cendo Timol, tetes mata Pilocarpine, Acetazolamid tablet, dan tablet KSR.

Semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat

kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan. Pasien dianjurkan kontrol rutin

38

Page 4: bab 4

untuk memonitor perkembangannya dan mencegah kerusakan penglihatan lebih

lanjut.

38