bab 4

38
BAB 4. HASIL KEGIATAN MAGANG/PKL 4.1 Gambaran Umum PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 4.1.1 Sejarah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk awal diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI I, Ir. Soekarno dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Awal peresmian PT. Semen Gresik (Persero) Tbk masih berstatus NV (Naamloze Vennootschap) yang kemudian telah berubah menjadi PN (Perusahaan Negara) pada tanggal 17 April 1961 dan berlanjut menjadi PT (Perseroan Terbuka) pada tanggal 24 Oktober 1969. Pada tanggal 8 Juli 1991, Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setelah berkembangnya PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di daerah Gresik, pada tanggal 24 September 1994 telah diresmikan pabrik baru di daerah Tuban dengan nama Pabrik Tuban I dengan kapasitas 2.3 juta ton semen per tahun. Pada tanggal 15 September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Serta PT. 22

Upload: rizki-novantia

Post on 05-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

erp

TRANSCRIPT

46

BAB 4. HASIL KEGIATAN MAGANG/PKL

4.1 Gambaran Umum PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk4.1.1 Sejarah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk awal diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI I, Ir. Soekarno dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Awal peresmian PT. Semen Gresik (Persero) Tbk masih berstatus NV (Naamloze Vennootschap) yang kemudian telah berubah menjadi PN (Perusahaan Negara) pada tanggal 17 April 1961 dan berlanjut menjadi PT (Perseroan Terbuka) pada tanggal 24 Oktober 1969. Pada tanggal 8 Juli 1991, Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Setelah berkembangnya PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di daerah Gresik, pada tanggal 24 September 1994 telah diresmikan pabrik baru di daerah Tuban dengan nama Pabrik Tuban I dengan kapasitas 2.3 juta ton semen per tahun. Pada tanggal 15 September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Serta PT. Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa, yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Tanggal 10 Sepember 1996 peresmian Pabrik Tonasa IV dengan kapasitas 2.3 juta ton semen pe r tahun. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk terus berkembang dan akhirnya diresmikan kembali Pabrik Tuban II pada tanggal 17 April 1997 oleh Presiden Soeharto dan Pabrik Tuban III pada tanggal 20 Maret 1998, dengan kapasitas 2.3 juta ton semen per tahun pada masing-masing pabrik yang berproduksi di daerah Tuban.

Salah satu alasan didirikannya pabrik semen di kota Tuban ini karena struktur geografis kota Tuban dan sekitarnya terdiri dari pegunungan kapur yang diperkirakan mempunyai deposit bahan baku utama untuk penggalian sampai dengan seratus tahun mendatang.4.1.2 Visi dan Misi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbka. Visi PT. Semen Indonesia (Persero) TbkVisi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yaitu menjadi perusahaan persemenan internasional yang terbesar Asia Tenggara.b. Misi PT. Semen Indonesia (Persero) TbkMisi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yaitu:

1) Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.2) Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindak proaktif, efisien serta inovatif dalam berkarya.3) Memiliki keunggulan bersaing dalam industri semen domestik dan internasional.4) Memberdayakan dan mensinergikan Seksi-Seksi usaha strategik untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.5) Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar.4.2 Gambaran Umum Seksi Keselamatan Kerja di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban

Seksi Keselamatan Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban atau yang biasa disebut Seksi Keselamatan Kerja Tuban adalah salah satu dari 4 Seksi yang dinaungi oleh Biro K3 dan Lingkungan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dibawah Departemen Teknik dan Jaminan Mutu. Tugas utama dari Seksi Keselamatan Kerja Tuban ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengevakuasi kegiatan keselamatan kerja dan kebersihan di Pabrik Tuban. SDM (Sumber Daya Manusia) di Seksi Keselamatan Kerja ini berjumlah 17 orang yang terdiri dari:

a. Kepala seksi keselamatan kerja Tuban : 1 orang b. Regu quality control: 1 orangc. Regu fire safety & workshop: 1 orangd. Regu fire & safety officer: 1 orange. Regu port fire & safety: 1 orangf. Regu plant fire & safety I: 3 orangg. Regu plant fire & safety I: 3 orangh. Regu plant fire & safety I: 3 orang4.2.1 Struktur Organisasi Seksi Keselamatan Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Unit Keselamatan Kerja Tuban4.2.2 Tugas Pokok Unit Kerja Keselamatan Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban

Tugas utama dari Seksi Keselamatan Kerja Tuban ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengevakuasi kegiatan keselamatan kerja dan kebersihan di Pabrik Tuban, antara lain:

1) Mengawasi kegiatan produksi dan proyek proyek di Pabrik Tuban dari aspek safety-nya.

2) Mengecek peralatan dan perlengkapan produksi di Pabrik Tuban dari aspek safety-nya.

3) Mengelola pemasangan rambu K3, lalu lintas dan alat pemadam api ringan (APAR) di Pabrik Tuban.

4) Mengambil langkah langkah terjadinya kebakaran dan kecelakaan kerja di Pabrik Tuban.

5) Mengelola fasilitas dan alat alat pemadam kebakaran di Pabrik Tuban.4.2.3 Program K3 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbka. Identifikasi dan Penilaian Dampak Kegiatan (IPDK)

IPDK merupakan identifikasi aspek dan penilaian dampak kegiatan terhadap lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait dengan kegiatan, produk dan jasa perusahaan.

IPDK bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan bahaya serta risiko dan setiap kegiatan operasional dan produksi perusahaan, baik kegiatan rutin maupun non rutin. Menetapkan target dan program peningkatan kerja K3 berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko. Di Pabrik Tuban IPDK dibuat oleh masing-masing Unit Kerja dan direvisi setiap tahun disesuaikan dengan kegiatan yang terbaru di Unit Kerja tersebut.

b. Peringatan bulan K3 tahun 2013

Pada tahun 2013, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban mengadakan berbagai kegiatan untuk memperingati Bulan K3 yang diadakan di Pabrik Tuban. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, juga bekerja sama dengan Disnaker Kabupaten Tuban dan beberapa Perusahaan yang ada di Kabupaten Tuban, yaitu PT. Holcim Indonesia, PT. TPPI dan PT Petrochina Internasional Indonesia mengadakan kegiatan untuk memperingati bulan K3. Kegiatan tersebut antara lain upacara peringatan K3 dan demo pemadam kebakaran, jalan jantung sehat, pengarahan ketenagakerjaan dan keselamatan kerja dari Jamsostek, lomba fire fighthing antar departemen, pemasangan poster dan spanduk K3, dan senam sehat bulan K3.

c. Inspeksi terhadap tindakan dan kondisi tidak aman (Unsafe action & Unsafe Condition)

Tindakan tidak aman (unsafe action) yaitu tingkah laku atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan atau pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman yang berpeluang akan terjadinya kecelakaan. Sedangkan konisi tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi pihak yang berbahaya dan keadaan yang berbahaya yang langsung membuka peluang akan terjadinya kecelakaan.

Kegiatan inspeksi terhadap unsafe action dan unsafe condition dilakukan secara berkala meliputi seluruh area Pabrik Tuban. Hasil dari inspeksi yaitu berupa temuan unsafe action dan unsafe condition dicatat kemudian dikoordinasikan dengan Unit Kerja atau kontraktor untuk segera menindaklanjuti/memperbaiki temuan tersebut sehingga diharapkan kecelakaan kerja dapat ditekan.

d. Safety Induction dan Safety Talk

1) Safety Induction

Safety Induction adalah kegiatan K3 yang bertujuan untuk memberikan informasi penting terkait K3 yang meliputi kondisi, dan bahaya lingkungan kerja serta cara menyelamatkan diri jika terjadi keadaan darurat kepada setiap tamu atau pekerja yang baru pertama kali memasuki area Pabrik Tuban. Safety induction diberikan kepada semua oraang (karyawan baru, tamu, mahasiswa PKL, maupun para pekerja kontraktor) yang baru pertama kali memasuki area Pabrik Tuban. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencagah kecelakaan di area Pabrik Tuban.

2) Safety Talk

Safety Talk adalah salah satu program K3 yang merupakan sarana penunjang dalam upaya mencegah terjadinya bahaya di tempat kerja, serta berbagai masalah pekerjaan dapat kita diskusikan (secara teoritis), untuk kemudian dapat diterapkan dan juga dipraktekan hasil dari diskusi tersebut dilapangan/plant, kegiatan safety talk juga dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a) Meningkatkan pengetahuan pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya serta penanggulangannya.

b) Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur kerja aman.

c) Meningkatkan pengetahuan pengetahuan kita terhadap alat-alat pelindung diri.

d) Meningkatkan kemampuan kita berkomunikasi.e. Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Fire Hydrant System, dan Fire Alarm1) Pengecekan APAR

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah perangkat perlindungan kebakaran portable yang digunakan untuk memadamkan atau mengendalikan kabakaran kecil/ringan, yang sering terjadi dalam situasi darurat. Alat ini tidak diperuntukkan untuk digunakan pada kebakaran besar.

Jenis Jenis APAR yang ada di PT. Semen Indonesia adalah:

a) Dry Powder / Dry ChemicalJenis ini bisa dipakai untuk kebakaran kelas A, B, dan C

b) Karbondioksida (CO2)

Media ini biasanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas C, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh listrik seperti hubungan pendek

c) AF11

Tipe AF11 adalah pemadam api pengganti Halon yang berwawasan lingkungan, digunakan untuk memadamkan jenis apapun juga secara instan dan tidak menimbulkan efek samping. AF11 sangat cocok untuk jenis kebakaran kelas C.

d) FE36

Tipe FE 36 (HFC 236fa) adalah alat pemadam api ringan baru sebagai pengganti Halon 121.

2) Pengecekan HydrantHydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif dengan benar-benar ready perlu adanya perawatan secara rutin, yaitu dilakukan pengecekan pilar hydrant setiap bulan sekali. Sehingga bila ditemukan kerusakan segera dilakukan perbaikan.

3) Pengecekan Fire AlarmSistem pengindera api atau umum dikenal dengan fire alarm system atau adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (Fire Fighting System). Lokasi yang dilengkapi dengan fire alarm yang ada di pabrik Tuban adalah Gedung CCR Tuban 1,2 dan 3,4. Personil K3 melakukan pengecekan fire alarm setiap 3 bulan.

f. Pelatihan Fire GroundPelatihan fire ground adalah salah satu kegiatan program K3 dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dasar tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran bagi semua karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik Tuban. Dengan adanya pelatihan ini diharapkkan semua karyawan mampu mengenal dan memahami sebab-sebab terjadinya api/kebakararn dan mampu melakukan penanggulangannya serta mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya kebakaran.1) Latihan Simulasi Tanggap Darurat

Keadaan darurat adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, gedung, mesin produksi, dan aset perusahaan lainnya. Kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan dimana akan terjadi.

Untuk itu kita harus selalu mengembakan kemampuan kita tentang bagaimana me-manage keadaan darurat mulai dengan melakukan latihan dan penanggulangan darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau terulangnya keadaan darurat.

Tujuan kegiatan pelatihan tanggap darurat adalah agar jika terjadinya suatu keadaan darurat seperti kebakaran atau bencana maupun kecelakaan kerja terdapay tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat agar kerugian yang diderita dapat diminimalisasi.

g. Investigasi Kecelakaan

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan menimbulkan korban baik manusia atau peralatan/mesin dari sebab adanya aktifitas disuatu wilayah. Investigasi kecelakaan kerja adalah upaya/usaha dalam penyelidikan suatu kejadian/kecelakaan untuk mendapatkan data yang jelas sehubungan dengan peristiwa tersebut. Dan selanjutnya akan dijadikan sebagai rekomendasi sebagai upaya untuk mencegah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi dimasa mendatang, merupakan upaya untuk mengungkap akar masalah penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan akhirnya adalah mencari cara bagaimana mencegah terulangnya kecelakaan kerja yang sama di masa yang akan datang.

1) Ratio Kekerapan Cidera (Frequency Rate)

Frequency rate digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja. Ada dua data penting untuk menghitung frequency rate, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja (Lost Time Injury/LTI) dan jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (man hours).

2) Ratio Keparahan (Severity Rate)

Indikator hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja untuk per sejuta jam kerja orang.

h. Pemadam Kebakaran

Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kematian, berhentinya proses produksi maupun rusaknya lingkungan. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, dalam aktifitas produksi banyak menggunakan bahan bakar, seperti batu bara, minyak pelumas, debu panas, maupun bahan bakar alternatif seperti sekam padi, grajen kayu, dan sludge oil. Kebakaran juga bisa diakibatkan terjadinya hubung singkat peralatan listrik. Kebakaran harus segera dilakukan pemadaman mulai dari api kecil, sehingga kebakaran dini segera diketahui, diharapkan api tersebut tidak menjadi yang lebih besar. Petugas pemadam kebakaran dituntut selalu siaga, dalam ke siap-siagaan mereka selalu berlatih untuk selalu cepat tanggap. Cepat tanggap artinya tepat dalam bereaksi dan tepat dalam berkomunikasi. Mereka melatih insting mereka untuk selalu bertindak cepat dan tepat di padu dengan komunikasi singkat dan padat, fokus pada sasaran. Selain itu harus didukung dengan peralatan pemadaman yang handal dan siap didalam pemakaiannya.

i. Perbaikan dan Pemasangan Rambu Rambu Norma K3

Rambu-rambu keselamatan dipasang sebagai display pada setiap sudut lokasi kerja, sesuai dengan potensi bahaya yang mungkin terjadi. Potensi bahaya yang paling sering anda hadapi akan muncul pertama kali dan bahaya alamiah yang tidak terkendali. Lalu yang kedua akan muncul dari interaksi langsung dengan salah satu antara orang dan lingkungan. 90% kecelakaan merupakan akibat langsung dari dampak terhadap sebuah energi (potensi bahaya) yang dimiliki dampak berbeda pada penerima yang berbeda pula. Sehingga perusahaan harus berupaya terlebih dahulu untuk mengamankan energi tersebut.

Dari penjelasan tersebut maka sangat nyata bahwa display amat penting untuk menjadi kontrol di lingkungan kerja. Rambu-rambu keselamatan sangat efektid mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja.

j. Kegiatan Pengamanan (Lock Out Tag Out)

Lock out dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengunci alat atau mesin dari energi yang dapat mengakibatkan kecelakaan terhadap karyawan atau tempat kerja saat alat tersebut dihidupkan. Energi tersebut dapat berupa energi listrik, mekanis, hidrolis/pneumatic, dll. Lock out berarti alat tersebut dalam keadaan terkunci dan dalam posisi aman. Namun mngunci alat saja tidak cukup, prosedur ini dilengkapi dengan prosedur pelabelan atau tag out yang meningkatkan visibilitas penguncian dan mengindikasi status peralatan tersebut, apakah sudah dinonaktidkan atau sedang dalam pemeriksaan, pengetesan, atau inspeksi dimana alat ini tidak boleh diaktifkan/digunakan tanpa sepengetahuan yang memiliki otoritas.

Setelah pekerjaan perbaikan selesai, gembok dan kartu lock out hanya boleh dilepaskan oleh petugas yang berwenang. Untuk petugas lock out/tag out dilakukan oleh:

1) Petugas dari K3 (gembok warna merah)

2) Petugas pemeliharaan mesin (gembok warna hijau)

3) Petugas pemeliharaan listrik (gembok warna kuning)

4) Petugas operator (gembok warna biru)

k. Siaga Pengelasan Rawan Bahaya Kebakaran

Tujuan dari pengawasan pekerjaan pengelasan di daerah rawan kebakaran adalah mencegah terjadinya bahaya kebakaran dari percikan api akibat pekerjaan las yang dapat mengakibatkan kerugian baik personil maupun peralatan pabrik.

Hal-hal yang dilakukan petugas K3 ketika melakukan pengawasan adalah:

1) Mengecek mesin/equipment yang akan dilas (diperbaiki)

2) Koordinasi dengan seksi terkait (petugas las, petugas unit kerja yang bersangkutan) dengan mengisi blangko Surat Ijin Kerja / safety permit.

3) Memeriksa kondisi lingkungan serta peralatan kerja dari potensi bahaya kebakaran/ledakan. Misal: untuk mematikan/menutup (fan, mesin, damper, tipping valve).

4) Membersihkan, membasahi, mengamankan benda-benda yang mudah terbakar/meledak.

5) Memberikan saran kepada pegawai yang melaksanakan pekerjaan untuk memakai APD yang disyaratkan.

6) Selalu memonitor/waspada terhadap percikan api las yang timbul.l. Melakukan Kegiatan SAR Terjadinya Bencana

Search and Rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan bencana alam.

Terhadap musibah bencana alam, operasi SAR merupakan salah satu rangkaian dari siklus penanganan kedaruratan, penanggulangan bencana alam. Siklus tersebut terdiri dari pencegahan (mitigasi), kesiagaan (preparedness), tanggap darurat (response), dan pemulihan (recovery), dimana operasi SAR merupakan bagian dari tindakan dalam tanggap darurat.

Untuk mendukung kegiatan dan operasi SAR, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, memiliki tim SAR yang diikuti oleh masing-masing perwakilan dari unit kerja. Selain dari petugas SAR yang sudah terlatih, juga dilengkapi dengan peralatan utama yang mendukung kegiatan SAR.

m. Pengelolaan Penyediaan APD

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya.

Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendalian bahaya paling akhir. Artinya, sebelum memtuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Adapun hirarki pengendalian bahaya di tempat kerja adalah sebagai berikut:

1) Elimination : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya.

2) Reduction : menguapayakan agar tingkat bahaya bisa dikurangi.

3) Engineering control : artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak dengan pekerja.

4) Administrative control : artinya bahaya dikendalikan dengan menerapkan instruksi kerja atau penjadualan kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya.

5) Personal protective equipment : artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri.

Selanjutnya, sebelum memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita gunakan, lakukan terlebih dahulu hazard identivication (identifikasi bahaya) dan risk assessment atau penilaian risiko dari suatu pekerjaan, proses atau akitifitas. Tinjauan ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita identifikasi. Jangan memutuskan berdasarkan perkiraan.

n. Pengelolaan Alat Komunikasi (Handy Talky)

Handy Talky (HT) adalah alat komunikasi yang digunakan dalam aktifitas pekerjaan di area pabrik. Seksi K3 sebagai koordinator melayani permintaan HT yang dibutuhkan oleh masing-masing unit kerja, terutama di jajaran produksi. HT yang dipakai menggunakan merk Motorola GP 2000 dan Motorola GP 328 dengan frequency range UHF 435-480 MHz untuk GP 2000 dan UHF 403-470 MHz untuk GP 328.

4.3 Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik TubanPT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri semen. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi dalam setiap proses produksinya terutama risiko terjadinya kebakaran, karena disetiap aktifitas proses produksinya banyak digunakan bahan-bahan yang mudah terbakar dan penggunaan temperatur yang tinggi. Menyadari akan besarnya bahaya dan risiko yang ada, maka PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk membentuk suatu sistem tanggap darurat untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan akibat bahaya dan risiko yang terjadi.

Sistem tanggap darurat ini disusun dalam suatu prosedur yaitu prosedur penanggulangan tanggap darurat yang bertujuan untuk menjamin pelaksanaan penanggulangan, evakuasi, dan pemulihan/rehabilitasi keadaan darurat berlangsung dengan baik. Dalam prosedur sistem tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk dijelaskan bahwa tanggap darurat merupakan penanganan khusus terhadap kejadian yang tidak direncanakan yang berpotensi menyebabkan kerugian berupa timbulnya kecelakaan, kerusakan lingkungan, dan/atau disertai dengan asset perusahaan termasuk lingkungan sekitar dan/atau korban jiwa, dan/atau mengganggu operasional perusahaan. Adapun ruang lingkup prosedur tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yaitu dimulai dari penanganan awal, klasifikasi keadaan darurat, sampai dengan evakuasi dan rehabilitasi keadaan darurat yang meliputi kebakaran, bencana alam (gempa dan banjir), ledakan coal mill, kecelakaan kerja, ancaman bom, dan kebocoran minyak yang perlu penanganan khusus di lingkungan kerja perusahaan baik di Gresik maupun di Tuban.Dalam Prosedur No. P./TKP/02 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk tentang Prosedur Penanggulangan Tanggap Darurat dijelaskan bahwa penanggulangan keadaan darurat kebakaran dimulai dengan pelaporan koordinator area kepada koordinator tanggap darurat apabila terjadi keadaan darurat kebakaran yang dapat dilakukan melalui telepon penting keadaan darurat kebakaran yaitu 7777 selain itu koordinator area juga melakukan penanganan awal keadaan darurat kebakaran yang terjadi misalnya dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Sementara itu, koordinator tanggap darurat mengklasifikasikan dan mengelompokkan jenis keadaan darurat kebakaran yang terjadi berdasarkan dari informasi dari pihak yang terkait, apakah keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam klasifikasi A atau klasifikasi B untuk ditindaklanjuti dalam penanggulangannya. Klasifikasi A merupakan jenis keadaan darurat yang tidak berdampak pada lingkungan, tidak ada korban jiwa, kerusakan yang ditimbulkan hanya pada asset milik perusahaan, dan mengganggu operasional perusahaan. Sedangkan klasifikasi B merupakan jenis keadaan darurat yang berdampak pada lingkungan sekitar, menyebabkan kerusakan pada asset milik masyarakat, terdapat korban jiwa, dan risiko tidak bisa ditanggulangi sendiri.Koordinator tanggap darurat juga harus menginformasikan kepada Komandan tanggap darurat apabila keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam klasifikasi B, sehingga selanjutnya Komandan tanggap darurat segera melakukan koordinasi dengan masing-masing koordinator bidang. Masing-masing koordinator bidang membantu dalam penanganan keadaan darurat bersama dengan koordinator area dan koordinator tanggap darurat.Apabila keadaan darurat kebakaran tersebut termasuk dalam klasifikasi A maka cukup dengan adanya kerjasama antara koordinator area dan koordinator tanggap darurat dalam penanggulangan keadaan darurat kebakaran dan evakuasi seluruh karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban. Selanjutnya koordinator area melakukan rehabilitasi dan pemulihan apabila keadaan telah dipastikan aman. Kriteria keberhasilan dalam penanggulangan tanggap darurat adalah keadaan darurat kebakaran dapat ditanggulangi dengan efektif dan meminimalisasi kerugian yang ditimbulkan.

Gambar 4.2 Flow Prosedur Penanggulangan Tanggap Darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)

4.4 Tugas Pokok Tim Tanggap Darurat Kebakaran di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban

Organisasi penanggulangan tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk terdiri dari enam koordinator yaitu koordinator tanggap darurat, koordinator area, koordinator bidang keamanan, koordinator bidang sosial kemasyarakatan, koordinator bidang komunikasi, dan koordinator bidang medis baik Pabrik Gresik maupun Pabrik Tuban yang dibawahi langsung oleh Komandan tanggap darurat dibawah naungan Pembina yaitu Direktur Produksi yang bertugas untuk memberikan arahan kepada Tim dalam tanggap darurat. Komandan tanggap darurat adalah Kepala Biro Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang bertugas melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait antara lain Biro Humas, Biro Keamanan dan Ketertiban, Seksi Bina Lingkungan Gresik/Tuban, dan PEMDA dalam penanganan keadaan darurat. Tim koordinator tanggap darurat baik Pabrik Tuban maupun Gresik merupakan personil yang bertugas dalam mengarahkan dan melakukan koordinasi dengan Koordinator area untuk memobilisasi semua personil dalam proses evakuasi dan penanganan keadaan darurat. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab Koordinator Tanggap Darurat yang terdiri dari:a. Melakukan pengelompokkan terhadap klasifikasi bencana berdasarkan informasi dari pihak terkait, dengan klasifikasi:

1) Klasifikasi A dengan kriteria:

a) Tidak berdampak pada lingkungan di sekitar perusahaan

b) Tidak ada korban jiwa

c) Kerusakan yang ditimbulkan hanya pada asset milik perusahaan

d) Mengganggu operasional perusahaan

2) Klasifikasi B dengan kriteria:

a) Berdampak pada lingkungan sekitar

b) Menyebabkan kerusakan pada asset milik masyarakat

c) Ada korban jiwa

d) Risiko tidak bisa ditanggulangi sendiri

b. Menentukan klasifikasi tingkat bencana untuk ditindaklanjuti penanggulangannya. Apabila tingkat bencana masuk dalam klasifikasi A, maka akan dilakukan penanggulangan secara langsung.c. Menginformasikan kepada Komandan Tanggap Darurat apabila tingkat bencana masuk dalam klasifikasi Bd. Membantu tugas koordinator area dalam melakukan evakuasi menuju ke tempat evakuasi yang telah ditentukan (assembly area).e. Melakukan koordinasi dengan Seksi Keamanan untuk melakukan pengamanan area terjadinya keadaan darurat.f. Melakukan koordinasi dengan Petugas Medis dalam penanganan jika ada korban pada saat terjadi keadaan darurat.g. Menentukan apakah lokasi tempat keadaan darurat sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan dari Koordinator Tanggap darurat apabila kondisi darurat telah teratasi.h. Memberikan pengumuman kepada semua personil bahwa lokasi aman dan dapat dimasuki kembalii. Memberikan informasi kepada Seksi Hubungan Eksternal tentang kejadian darurat agar tidak menimbulkan isu negatif.Selanjutnya adalah Kepala Unit Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yang berperan sebagai tim koordinator area dalam penanggulangan tanggap darurat. Secara garis besar, Koordinator Area unit kerja berperan penting dalam penanggulangan keadaan darurat yaitu melakukan penanganan awal terhadap keadan darurat. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari koordinator area, antara lain: a. Melaporkan keadaan darurat kepada Koordinator Tanggap Darurat

b. Melakukan penanganan awal terhadap keadaan darurat di area masing-masing

c. Melakukan evakuasi personil di area masing-masing

d. Melakukan rehabilitasi/pemulihan pasca terjadinya keadaan darurat di area masing-masing

Selain adanya tim koordinator tanggap darurat dan tim koordinator area, ada pula tim koordinator yang dibentuk pada masing-masing bidang yaitu koordinator bidang. Tim koordinator bidang terdiri dari, koordinator bidang keamanan yang dikoordinir oleh Kepala Seksi Keamanan Tuban maupun Gresik, koordinator bidang komunikasi Tuban dan Gresik yang dikoordinir oleh Kepala Seksi Hubungan Eksternal, koordinator bidang medis Tuban dan Gresik dikoordinir oleh Kepala Seksi Hyperkes, dan koordinator bidang sosial kemasyarakatan Tuban dan Gresik dikoordinir oleh Kepala Seksi Bina Lingkungan. Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing koordinator bidang adalah:

a. Koordinator Bidang Keamanan:1) Mengamankan personil di sekitar area kejadian2) Mengamankan aset yang dimiliki perusahaan.3) Mengatur lalu lintas di area kejadian4) Berkoordinasi pihak kepolisian apabila diperlukan.b. Koordinator Bidang Komunikasi bertugas memberikan informasi tentang keadaan darurat pada pihak-pihak diluar perusahaan untuk mencegah timbulnya isu negatif.c. Koordinator Bidang Medis bertugas memberi pertolongan medis kepada korban.d. Koordinator Bidang Sosial Kemasyarakatan bertugas dalam mengelola masalah kemasyarakatan yang timbul akibat keadaan darurat dengan cara memberikan informasi tentang keadaan darurat kepada masyarakat sekitar perusahaan, memberikan bantuan dan/atau ganti rugi apabila keadaan darurat menimbulkan kerugian pada lingkungan atau masyarakat sekitar, dan sebagainya.Masing-masing koordinator juga membentuk struktur organisasi sendiri. Dalam koordinator tanggap darurat Pabrik Tuban, dibentuk struktur organisasi tanggap darurat yang dikoordinir Kepala Seksi Keselamatan Kerja Tuban yang bertugas dan bertanggung jawab dalam menginstruksikan kepada semua pegawai untuk tetap tenang tidak panik dan mengarahkan kepada semua pegawai untuk segera keluar dari gedung dan menuju tempat evakuasi, mengkoordinasi petugas peran kebakaran dan petugas evakuasi, serta mengkoordinasi pelaksanaan evakuasi. Koordinator tanggap darurat membawahi langsung petugas peran kebakaran, petugas evakuasi, dan petugas investigasi.Petugas peran kebakaran bertugas dan bertanggung jawab dalam melaporkan kejadian kebakaran kepada petugas pemadam kebakaran dengan menghubungi nomor telepon penting petugas kebakaran pabrik Tuban yaitu 7777 atau HT Dial 1 dan meminimalisasi penyebaran kebakaran dengan menggunakan metode tradisional kain basah ataupun alat pemadam api ringan (APAR). Sedangkan petugas evakuasi bertugas dan bertanggung jawab dalam menyelamatkan dan menginventarisasi aset berharga perusahaan, mematikan semua peralatan listrik yang masih hidup, melakukan penyelamatan dan melaporkan ke Tim Medis bila ada korban jiwa, serta menunjukkan jalan yang aman kepada semua pegawai ke tempat evakuasi. Selain petugas peran kebakaran dan petugas evakuasi, dibentuk pula petugas investigasi yang bertugas untuk menyelidiki dan memeriksa serta mengumpulkan data atau informasi terkait dengan kejadian darurat yang terjadi.Anggota tim tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik Tuban ditunjuk oleh masing-masing koordinator dengan melibatkan seluruh unit kerja dan karyawan untuk melakukan penanganan awal keadaan darurat. Untuk itulah seluruh karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) wajib untuk diberi pelatihan dan simulasi tanggap darurat yang bertujuan agar setiap pegawai dapat meminimalisir keadaan darurat secara dini. Pelatihan dan simulasi tanggap darurat dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwa yang telah ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Koordinator tanggap darurat menunjuk anggotanya yang terdiri dari seluruh petugas Keselamatan Kerja Tuban sebagai petugas peran kebakaran, petugas evakuasi, dan petugas investigasi dalam keadaan darurat.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)4.5 Penyediaan Sarana Proteksi Penanggulangan Kebakaran Self Combustion Akibat Auto Ignition Temperature Pada Batubara di Area CCT (Central Coal Tuban), PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik TubanKebakaran yang terjadi umumnya dikarenakan debu panas yang berasal dari batubara selama proses pengiriman hingga penghancuran di coal mill dan penyimpanan di dalam bin. Secara tidak sengaja debu batubara ini menempel pada mesin (equipment) produksi yang hampir seluruhnya menggunakan temperatur tinggi sehingga dengan mudah dapat menyebabkan kebakaran pada material tersebut. Tentunya hal ini dapat menyebabkan kerugian yang besar baik pekerja maupun perusahaan.

Untuk mengurangi timbulnya kerugian tersebut, maka PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban telah menyediakan sarana prasarana dan fasilitas penunjang kedaruratan. Hal ini diwujudkan dalam rangka menunjang proses penanggulangan dan pengendalian keadaan darurat yang terjadi di perusahaan. Fasilitas penunjang sistem kedaruratan di perusahaan ini adalah dengan menyediakan sarana proteksi penanggulangan kebakaran self combustion di area CCT (Central Coal Tuban) untuk mencegah terjadinya penyalaan pada batubara. Sarana proteksi tersebut meliputi:

4.5.1 Hydrant

Penyediaan hydrant dilakukan sebagai salah satu sarana proteksi kebakaran self combustion di area CCT. Hydrant diletakkan disetiap sisi stockpile batubara untuk pencegahan apabila sewaktu-waktu terjadi pemanasan dan kebakaran di area tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan regu Port Fire and Safety bahwa jenis hydrant yang disediakan di area CCT adalah: Tabel 4.1 Jenis hydrant yang tersedia di area CCT (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik Tuban)Jenis HydrantJumlah

Water Gun10

Valve26

Pillar8

Penyediaan air untuk hydrant ini berasal dari selokan yang berada di sekeliling stockpile. Sedangkan untuk pengoperasiannya hydrant dilakukan oleh satu orang operator. Untuk optimalisasi penggunaan hydrant, maka dilakukan pengecekan hydrant setiap satu bulan sekali. Hal-hal yang perlu dilakukan saat pengecekan tercantum dalam Instruksi Kerja PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk No. IK/72504200/007 tentang Pengecekan Hydrant, yaitu:1) Memeriksa kondisi dan kelengkapan box hydran, diantaranya : nozzle berdiameter 2,5 inchi, barometer, selang (hose) 2,5 inchi, kopling penyambung machino (reducer), dan kunci hydran untuk membuka valve hydran.2) Memasang nozzle berbarometer pada hydrant3) Membukan valve hydrant4) Memeriksa kondisi box hydran.5) Melakukan perbaikan dengan segera apabila kondisi valve hydrant macet dan berkarat6) Membersihkan hydrant dan lokasi di sekitarnya dari semak dan debu.7) Mencatat hasil pelaporan hydrant pada blangko catatan laporan kontrol safety equipment (HYDRANT). (R/5038/016).Gambar 4.3 Salah satu hydrant water gun di area CCT PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)4.5.1 Water SpraySalah satu pencegahan terjadinya self combustion adalah dengan menyediakan water spray. Penyediaan water spray berfungsi untuk mengurangi debu batu bara yang dapat memicu terjadinya nyala api pada batu bara sehingga berisiko dapat menyebabkan kebakaran, selain itu water spray juga digunakan untuk mendinginkan temperatur batubara. Water spray ini diletakkan di sepanjang belt conveyor dan mesin reclaimer. Selain itu water spray juga disediakan di dalam coal storage dan hopper.Alat ini dioperasikan secara manual oleh operator yang bertugas ketika terjadi kenaikan panas suhu lingkungan. Petugas operator berperan sekaligus sebagai tim pengawas area CCT dengan jumlah personil hanya satu orang saja. Penyediaan air yang digunakan untuk waterspray berasal dari penyediaan air dalam hydrant yang disediakan di sekeliling area CCT.Gambar 4.4 Waterspray pada mesin reclaimer (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik Tuban)4.5.2 EnvacoalEnvacoal merupakan suatu bahan kimia yang digunakan untuk melakukan tindakan preventif atau pencegahan terhadap terjadinya Self Combustion. Cairan ini digunakan dengan cara disemprotkan pada batubara sehingga batubara dapat bertahan selama satu bulan.Gambar 4.5 Envacoal di area CCT (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pabrik Tuban)4.5.3 Mobil Pemadam KebakaranSarana proteksi kebakaran yang disediakan oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban yaitu penyediaan mobil pemadam kebakaran. Sama halnya dengan kejadian kebakaran lainnya, penanganan self combustion juga dilakukan dengan pemadaman api. Petugas pemadam kebakaran di PT. Semen Indonesia hanya dilakukan oleh tigas orang di masing-masing shift kerja. Petugas pemadam kebakaran dituntut agar selalu siaga, sehingga dalam ke siap-siagaan, mereka selalu berlatih untuk selalu cepat tanggapPT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban memiliki lima unit mobil PMK dimana masing-masing dilengkapi dengan :

a. Fire hose ukuran 1,5 inchi dan 2,5 inchi

b. Nozzle berukuran 1,5 inchi dan 2,5 inchi

c. Meter tekanan hisap dan tekanan keluard. Hose Reels (selang permanen)

e. Y Valvef. Hydrant ValveGambar 4.6 Mobil PMK (Sumber: PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban)4.6 Kesiapan Menghadapi Keadaan Darurat Kebakaran PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban

Setiap karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk wajib untuk mengikuti pelatihan dan simulasi tanggap darurat kebakaran. Seluruh karyawan diberi pelatihan dan simulasi tanggap darurat yang bertujuan agar apabila terjadi suatu keadaan darurat seperti kebakaran atau bencana maupun kecelakaan kerja terdapat tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat agar kerugian yang diderita dapat diminimalisasi. Kegiatan simulasi tanggap darurat kebakaran ini diadakan sebanyak dua kali dalam dua tahun.Selain kegiatan pelatihan dan simulasi tanggap darurat, PT. Semen Indonesia juga membuat suatu program pelatihan memadamkan kebakaran yaitu pelatihan Fire Ground. Pelatihan Fire Ground adalah salah satu kegiatan program K3 yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dasar tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran bagi semua karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban. Pelatihan Fire Ground ini dilaksanakan setiap dua bulan sekali, dimana para karyawan dilatih untuk memadamkan kebakaran baik menggunakan metode APAR dan kain basah serta memadamkan kebakaran dengan menggunakan mobil PMK. Tujuan dari adanya pelatihan ini tentu saja agar semua karyawan mampu mengenal dan memahami penyebab terjadinya api/kebakaran dan mampu melakukan penanggulangannya serta mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya kebakaran.KEPALA SEKSI

KESELAMATAN KERJA TUBAN

REGU QUALITY CONTROL

REGU FIRE SAFETY & WORKSHOP

REGU FIRE & SAFETY OFFICER

REGU PORT FIRE & SAFETY

REGU PLANT FIRE & SAFETY

REGU PLANT FIRE & SAFETY

REGU PLANT FIRE & SAFETY

REGU PLANT FIRE & SAFETY

STRUKTUR ORGANISASI

TIM TANGGAP DARURAT

PEMBINA

KOORDINATOR BIDANG MEDIS TUBAN

KOORDINATOR BIDANG KOMUNIKASI TUBAN

KOORDINATOR BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN TUBAN

KOORDINATOR BIDANG KEAMANAN TUBAN

KOMANDAN

KOORDINATOR BIDANG MEDIS GRESIK

KOORDINATOR BIDANG KOMUNIKASI GRESIK

KOORDINATOR BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN GRESIK

KOORDINATOR BIDANG KEAMANAN GRESIK

KOORDINATOR AREA

KOORDINATOR AREA

KOORDINATOR TANGGAP DARURAT PABRIK GRESIK

KOORDINATOR TANGGAP DARURAT PABRIK TUBAN

22