bab 4

2
 BAB 4 PEMBAHASAN Pasien datang ke IGD RS Muhammadiyah Lamongan dengan penurunan kesadaran sejak 7 jam sebelum masuk RS. Sebelum terjadi penurunan kesadaran, istri pasien mengatakan pasien tibatiba kejang saat sedang membuat bakso. !ejang terjadi selama kurang lebih "# menit, kejang seluruh tubuh, mata terpejam dan pada mulut pasien mengeluarkan busa. Setelah kejang  pasien langsung tidak sadar hingga diba$a ke RS. Selama di perjalanan, p asien kejang tiap " jam sebanyak %& selama kurang dari 'menit. (adan pasien juga panas setelah kejang terjadi. Saat datan g ke IGD, kes ada ran pas ien dalam keadaan koma dapa t dil iha t dar i G)S saat datang ke IGD yaitu """, yang berarti pasien tidak dapat membuka mata spontan, *erbal negati+, dan tidak ada re+ lek $al au dir angsang deng an nye ri. Dar i het eroanamnes is , sebelum pas ien mengalami penurunan kesadaran, pasien tiba tiba kejang, dan kemudian demam. Dimana ketiga hal tersebut merupakan trias dari gejala nse+al itis. Penyeba b ense+ alitis pada pasien ini masih  belum diketahui dengan pasti, namun dimungkinkan diakibatkan oleh bakteri. -al ini terlihat dari anamnesis pada keluarga pasien yang mengatakan, sebelum masuk RS pasien mengeluh giginya berlobang dan sering sakit belum diobati/ hal ini bisa menjadi salah satu penyebab dari ense+ aliti s ba0ter ial. (akter i penyeb ab ense+alitis supur ati*a adalah 1 staphy lo0o00u s aureus , strepto0o00us, .0oli dan M.tuber0ulosa. Patogenesis 1 Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media, masto iditi s,sin usit is,at au dari piema yang berasl dari radang, abses di dal am par u, bron0hiektasi, empi ema , osteomeyl iti s 0ra nium, +ra ktur terbuka, tra uma yang menembus ke dalam otak. Mulamula terjadi peradangan supurati+ pada jaringan otak. (iasanya terdapat di bagian substantia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses 36

Upload: yussy-villia-ryang

Post on 05-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

37

BAB 4PEMBAHASANPasien datang ke IGD RS Muhammadiyah Lamongan dengan penurunan kesadaran sejak 7 jam sebelum masuk RS. Sebelum terjadi penurunan kesadaran, istri pasien mengatakan pasien tiba-tiba kejang saat sedang membuat bakso. Kejang terjadi selama kurang lebih 10 menit, kejang seluruh tubuh, mata terpejam dan pada mulut pasien mengeluarkan busa. Setelah kejang pasien langsung tidak sadar hingga dibawa ke RS. Selama di perjalanan, pasien kejang tiap 1 jam sebanyak 3x selama kurang dari 5menit. Badan pasien juga panas setelah kejang terjadi.Saat datang ke IGD, kesadaran pasien dalam keadaan koma dapat dilihat dari GCS saat datang ke IGD yaitu 111, yang berarti pasien tidak dapat membuka mata spontan, verbal negatif, dan tidak ada reflek walau dirangsang dengan nyeri. Dari heteroanamnesis, sebelum pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien tiba tiba kejang, dan kemudian demam. Dimana ketiga hal tersebut merupakan trias dari gejala Ensefalitis. Penyebab ensefalitis pada pasien ini masih belum diketahui dengan pasti, namun dimungkinkan diakibatkan oleh bakteri. Hal ini terlihat dari anamnesis pada keluarga pasien yang mengatakan, sebelum masuk RS pasien mengeluh giginya berlobang dan sering sakit (belum diobati) hal ini bisa menjadi salah satu penyebab dari ensefalitis bacterial. Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa. Patogenesis : Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media,mastoiditis,sinusitis,atau dari piema yang berasl dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak. Mula-mula terjadi peradangan supuratif pada jaringan otak. Biasanya terdapat di bagian substantia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini membentuk eksudat, trombosis septik pada pembuluh-pembuluh darah dan agregasi leukosit yang sudah mati. Di daerah yang mengalami peradangan tadi timbul edema, perlunakan dan kongesti jaringan otak disertai peradangan kecil. Di sekeliling abses terdapat pembuluh darah dan infiltrasi leukosit. Bagian tengah kemudian melunak dan membentuk ruang abses. Mula-mula dindingnya tidak begitu kuat, kemudian terbentuk dinding kuat membentuk kapsul yang konsentris. Di sekeliling abses terjadi infiltrasi leukosit PMN, sel-sel plasma dan limfosit.Pasien ini mendapat terapi berupa terapi kausatif : ceftriakson 2x2 gram, terapi simptomatik berupa diazepam dan fenitoin dimana pemberian pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi kejang yang jika berlangsung terus menerus akan mengakibatkan kerusakan otak lebih lanjut. Untuk mengurangi edema serebri, pasien juga mendapat terapi dengan deksametason 0,2 mg/kgBB/hari. Untuk terapi suportif, pasien mendapat O2 NRM 10 lpm dan pemberian NGT (pemberian makanan), dimana terapi ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi organ tubuh agar tetap mendapat pasokan O2 dan nutrisi yang cukup walau pasien sedang dalam keadaan koma.

36