bab 3 yola diare

4
3.3 Diare berhubungan dengan proses infeksi. Masalah keperawatan yang sering muncul pada anak dengan diare yang ketiga adalah diare, dimana definisi diagnosa keperawatan diare disini adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk dan terjadi selama 3 kali atau lebih dalam 24 jam. Frekuensi dan keparahan dari diare pada anak diperburuk oleh sanitasi yang jelek, tidak tersedianya air bersih yang cukup, ketidakadekuatan pemberian makanan bersih sehat oleh orang tua anak, kurangnya praktek cuci tangan yang benar, dan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan. Intervensi keperawatan dari diagnosa keperawatan ketiga ini bisa dilakukan dengan beberapa hal, diantaranya dengan menginstruksikan keluarga atau pasien dalam mengatur diet yang dimakan selama diare. Pasien sebaiknya menghindari makan makanan yang pedas dan menyebabkan banyak pembentukan gas. Susu boleh diberikan dengan syarat pasien dalam klasifikasi diare sedang. Diare dedang sendiri dapat dijabarkan dengan gejala sebagai berikut. Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut: 1. Gelisah, rewel/ mudah marah 2. Mata cekung 3. Haus, minum dengan lahap 4. Cubitan kulit perut kembali dengan lambat Diet selanjutnya adalah yogurt dengan active culture acidophilus yang dapat membantu nutrisi pasien saat terjadi diare. Probiotik dalam yogurt merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai degan cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, speudomembran colitis maupun diare yang

Upload: premawahini

Post on 15-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

3.3 Diare berhubungan dengan proses infeksi.

Masalah keperawatan yang sering muncul pada anak dengan diare yang ketiga adalah diare, dimana definisi diagnosa keperawatan diare disini adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk dan terjadi selama 3 kali atau lebih dalam 24 jam. Frekuensi dan keparahan dari diare pada anak diperburuk oleh sanitasi yang jelek, tidak tersedianya air bersih yang cukup, ketidakadekuatan pemberian makanan bersih sehat oleh orang tua anak, kurangnya praktek cuci tangan yang benar, dan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan.Intervensi keperawatan dari diagnosa keperawatan ketiga ini bisa dilakukan dengan beberapa hal, diantaranya dengan menginstruksikan keluarga atau pasien dalam mengatur diet yang dimakan selama diare. Pasien sebaiknya menghindari makan makanan yang pedas dan menyebabkan banyak pembentukan gas. Susu boleh diberikan dengan syarat pasien dalam klasifikasi diare sedang. Diare dedang sendiri dapat dijabarkan dengan gejala sebagai berikut. Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:

1. Gelisah, rewel/ mudah marah

2. Mata cekung

3. Haus, minum dengan lahap

4. Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Diet selanjutnya adalah yogurt dengan active culture acidophilus yang dapat membantu nutrisi pasien saat terjadi diare. Probiotik dalam yogurt merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai degan cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, speudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional. Penggunaan probiotik lactobacillus aman dan efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari kedua pemberian sebanyak 1-2 kali. Mekanisme probiotik dalam pengobatan diare adalah: perubahan lingkungan mikro lumen usu, produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno modulasi.Pada anak lebih besar makanan yang direkomendasikan meliputi tajin (beras, kentang, mi, dan psang) dan gandum (beras, gandum, dan cereal). Makanan yang harus dihindarkan adalah makanan dengan kandungan tinggi gula sederhana yang dapat memperburuk diare. Makanan yang disarankan adalah makanan rendah serat, tinggi protein, dan tinggi kalori. Intervensi pada tahapan diet sendiri pada intinya membutuhkan perubahan kebiasaan dari ibu untuk merawat anaknya dan memberikan cairan yang lebih banyak dari biasanya.Intervensi yang kedua adalah instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor konsistensi, frekuensi, warna, dan bau feses. Frekuensi normal buang air besar bayi atau anak:1. Bayi usia 0-6 bulan (ASI): sehari 1-7 kalu atau bahkan hanya 1-2 hari sekali

2. Bayi usia 0-6 bulan (non ASI): sehari 3-4 kali atau sampai hanya 1-2 hari sekali

3. Usia di atas 6 bulan: biasanya 3-4 kali sehari atau 2 hari sekali. Jika sudah menginjak usia 4 tahun sama seperti dewasaJika frekuensinya diatas normal (lebih banyak), dapat diartikan sebagai diare.

Konsistensi tinja normal mempunyai konsistensi agak lunak dan berbentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak dan cair, terkadang tidak berbentuk.American academy of pediatrics propesional commite on quality improvement subcommitte o acute gastroenteritis practice parameter: the management of acute gastroentritis in young children pediatrics. 2010: 97: 424-35

Coken MB evaluation of the child with acute diarrhea dalam: rudolf AM, Hofman JIE, Ed Rudolfs Pediatrics: edisi ke 20 USA 2011: prstice Hall international, inc hal 1034-36