bab 3 quran hadis pedoman hidup_2.pdf

14
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 40 Bab 3 Al Quran dan Hadits Pedoman Hidupku Coba kalian bayangkan ketika sedang berada di dalam hutan atau di tengah lautan luas tanpa peta dan kompas. Sudah pasti kamu tidak tahu jalan menuju ke mana dan akhirnya bisa tersesat. Demikian pula hidupmu di dunia ini. Jika kamu tidak mempunyai pedoman hidup yang pasti. Al Quran dan Hadist dapat membimbing kalian ke jalan hidup yang benar. Jika kalian berpedoman pada Al Quran dan hadits pastilah kamu tidak tersesat dan tidak celaka, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, kamu wajib mempelajari dan memahami Al Quran dan Hadits. Sebagai seorang muslim kamu wajib menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menjalankan ajaran ini, kamu tidak boleh hanya ikut-ikutan saja (taqlid). Kamu harus mengetahui dasar dan landasan (dalil) dari setiap amalan agama yang kamu laksanakan. Semua itu bisa kamu pelajari dari Al Quran dan Hadits. Sudahkah kamu membaca Al Quran dengan lancar? Jika sudah cobalah mulai mempelajari arti dan memahami maknanya. Setelah itu kamu mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana dengan hadits? Pernahkah kamu mempelajari hadits? Sudah berapa banyak Hadits yang kamu pelajari atau kamu hafalkan? Wahai generasi muda Islam, laksanakanlah ajaran Islam sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Al Quran dan Hadits. Dengan cara ini kamu akan terbebas dari taqlid dan menjadi ittiba’. Ittiba’ berarti melaksanakan ajaran agama dengan mengetahui dasar dan landasannya (dalil). Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah kamu dalam mempelajari dan memahami Al Quran dan Hadits. Setelah itu, berusahalah secara sungguh-sungguh mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini kamu akan menjadi muslim sejati dan memperoleh keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Amati dan cermatilah gambar serta wacana berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau komentar kritis yang mengarah kepada taat asas dan sikap kritis dalam beragama” !

Upload: alamsyah-nurseha-ssy-cmmmpd

Post on 02-Jan-2016

11.615 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku Paket PAI & BP

TRANSCRIPT

Page 1: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 40

Bab 3 Al Quran dan Hadits Pedoman Hidupku

Coba kalian bayangkan ketika sedang berada di

dalam hutan atau di tengah lautan luas tanpa peta dan

kompas. Sudah pasti kamu tidak tahu jalan menuju ke

mana dan akhirnya bisa tersesat. Demikian pula

hidupmu di dunia ini. Jika kamu tidak mempunyai

pedoman hidup yang pasti. Al Quran dan Hadist dapat

membimbing kalian ke jalan hidup yang benar. Jika

kalian berpedoman pada Al Quran dan hadits pastilah

kamu tidak tersesat dan tidak celaka, baik di dunia

maupun di akhirat. Oleh karena itu, kamu wajib

mempelajari dan memahami Al Quran dan Hadits.

Sebagai seorang muslim kamu wajib

menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menjalankan ajaran ini, kamu

tidak boleh hanya ikut-ikutan saja (taqlid). Kamu harus mengetahui dasar dan landasan (dalil)

dari setiap amalan agama yang kamu laksanakan. Semua itu bisa kamu pelajari dari Al Quran

dan Hadits.

Sudahkah kamu membaca Al Quran dengan lancar? Jika sudah cobalah mulai

mempelajari arti dan memahami maknanya. Setelah itu kamu mengamalkan isinya dalam

kehidupan sehari-hari.

Bagaimana dengan hadits? Pernahkah kamu mempelajari hadits? Sudah berapa

banyak Hadits yang kamu pelajari atau kamu hafalkan?

Wahai generasi muda Islam, laksanakanlah ajaran Islam sesuai dengan tuntutan dan

tuntunan Al Quran dan Hadits. Dengan cara ini kamu akan terbebas dari taqlid dan menjadi

ittiba’. Ittiba’ berarti melaksanakan ajaran agama dengan mengetahui dasar dan landasannya

(dalil). Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah kamu dalam mempelajari dan memahami Al

Quran dan Hadits. Setelah itu, berusahalah secara sungguh-sungguh mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini kamu akan menjadi muslim sejati dan memperoleh

keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

Amati dan cermatilah gambar serta wacana berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau

komentar kritis yang mengarah kepada “taat asas dan sikap kritis dalam beragama” !

Page 2: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 41

Pada tahun 1980-an, di wilayah Jakarta dan sekitarnya

muncul sebuah pengajian yang menamakan dirinya

golongan Qur`aniyah. Golongan ini hanya percaya

kepada Al-Qur`an saja sebagai dasar hukum dalam

Islam dan menolak hadits (semua hadits) sebagai

sumber hukum Islam kedua. Mereka meyakini bahwa

hadits Nabi saw sebagai ajaran sesat dan menyesatkan.

Tokoh-tokoh golongan Quraniyah di antaranya adalah:

H. Sanwani, H. Abd. Rahman, Marinus Taka, dan

Teguh Esha. Adapun pokok-pokok ajaran sesatnya

antara lain: menolak semua hadits Nabi saw. Bahkan

Imam Al-Bukhari (ahli hadits) itu adalah seorang

komunis Rusia yang pura-pura masuk Islam untuk

membuat hadits yang sebanyak-banyaknya untuk

menyesatkan umat Islam dan tidak mengakui dua

kalimat syahadat. Aliran sesat yang menolak hadits ini

dinamakan inkarussunah.

A. Mari Memahami Sumber Hukum Islam: Al Quran dan Hadits

Islam sebagai agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui

Malaikat Jibril merupakan jalan lurus yang membawa keselamatan hidup manusia, baik

di dunia maupun di akhirat. Sebagai penerima wahyu (Al Quran) Nabi Muhammad

berkewajiban melaksanakan dan menyampaikannya kepada manusia. Oleh karena itu,

ia memiliki wewenang (otoritas) untuk menjelaskan dan menafsirkan wahyu tersebut.

Penjelasan dan penafsiran terhadap isi Al Quran serta pengamalan terhadap isi Al Quran

oleh Nabi Muhammad disebut dengan Hadits. Dengan demikian Al Quran dan Hadits

harus menjadi sumber hukum, inspirasi, dan motivasi bagi umat Islam.

Al-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus menjadi sumber utama dalam

penetapan hukum. Semua ketentuan hukum yang berlaku tidak boleh bertentangan

a:

Pesan moral dan komentar

kritis anda:

Page 3: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 42

dengan aturan-aturan yang termuat dalam Al-Qur’an. Tidak hanya sebagai dasar

hukum, membaca Al Quran saja sudah merupakan ibadah.

Kata Al-Qur’an berasal dari kata qara‘a yang berarti bacaan atau yang dibaca.

Dengan demikian secara bahasa Al Quran berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca.

Sedangkan secara istilah Al Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril yang diturunkan secara berangsur-

angsur (munajjaman). Kitab ini diturunkan secara berangsur-angsur sebagai petunjuk

dan pedoman bagi seluruh umat manusia. Ketentuan ini sebagaimana dijelaskan pada

ayat berikut.

“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-

Nya (Muhammad) agar dia menjadi pemberi peringatan bagi seluruh alam (jin

dan manusia). (Q.S. al Furqan, 25: 1)

Al-Qur’an merupakan kitab suci Allah yang terakhir. Setelah Al-Qur’an tidak

ada kitab suci lain yang boleh dijadikan sebagai pedoman hidup. Al-Qur’an memiliki

kedudukan yang utama dan harus dijadikan pijakan manusia dalam menjalani hidup

untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan. Orang yang berpedoman pada Al-Qur’an

termasuk golongan orang yang bertakwa dan akan mendapatkan kebahagiaan di dunia

dan akhirat.

Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang tiada banding. Contohnya kitab suci ini

merupakan wahyu Allah yang paling sempurna dan menyempurnakan kitab-kitab

sebelumnya. Seluruh isi Al-Qur’an menunjukkan kebenaran. Dengan keistimewaan ini,

Al-Qur’an harus menjadi pedoman manusia dari sejak diturunkan hingga akhir zaman.

Kedudukan Al-Qur’an merupakan sumber dari segala sumber hukum. Ini berarti Al-

Qur’an sebagai sumber pokok dan dalil pertama untuk menentukan suatu hukum.

Dengan demikian, jika terjadi suatu masalah atau persoalan, rujukan pertama adalah Al-

Qur’an.

Kedudukan Al-Qur’an sangat utama dalam hukum Islam karena langsung

diturunkan oleh Allah SWT. Di dalamnya memuat jawaban segala persoalan, baik yang

menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah (hablun minallah) maupun antar

sesama manusia (hablun minannas). Di dalamnya juga memuat informasi tentang alam

gaib, seperti akhirat, surga, dan neraka. Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang

sangat lengkap, seperti warisan, pembahasan diuraikan secara terperinci. Namun, dalam

hal lain Al-Qur’an hanya memberi penjelasan secara global. Oleh karena itu, perlu

penjelasan pendukung, yaitu dengan hadits Rasulullah saw.

Hadits secara bahasa berarti perkataan. Sedangkan menurut istilah hadits adalah

segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang dilakukan oleh Nabi

Muhammad. Sebagai seorang rasul, Nabi Muhammad saw. adalah teladan bagi setiap

muslim. Sudah semestinya semua perintah dan ajarannya harus kita ikuti. Mengikuti

Rasulullah juga merupakan kewajiban bagi setiap muslim karena salah satu bukti

ketakwaan kita kepada Allah adalah mau mengikuti perintah Rasulullah saw. Dengan

demikian, kedudukan hadits bagi umat Islam juga sangat penting.

Dilihat dari segi kualitas atau nilainya, Hadits dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu Hadits sahih, hasan, dan da’if. Disebut hadits sahih, jika memenuhi syarat;

sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dlabith (kuat ingatan), dan

Page 4: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 43

matannya (isinya) tidak mengandung kejanggalan-kejanggalan. Hadits hasan adalah

hadits yang sanadnya bersambung dan diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dlabith,

tetapi tidak sempurna, meskipun matannya tidak mengandung kejanggalan. Hadits da’if

derajatnya paling rendah. Suatu hadits dianggap memiliki kedudukan da’if karena

banyak sebab. Misalnya karena matan (isi) hadits tersebut ada yang cacat, perawinya

tidak/kurang adil dan dlabith, ada sanad yang hilang (tidak bersambung), dan

kelemahan-kelemahan lainnya. Bila ditinjau dari jumlah perawi, hadits dapat dibagi

kepada mutawatir, masyhur, dan ahad. Dikatakan mutawatir jika hadits itu

diriwayatkan oleh banyak perawi, sehingga sangat mustahil para perawi itu bersepakat

untuk berdusta. Sedangkan masyhur merupakan hadits yang diriwayatkan oleh banyak

perawi, tetapi tidak sampai mencapai tingkat mutawatir. Sementara itu, hadist ahad

merupakan hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi atau jika lebih, jumlahnya

tidak sampai mencapai tingkat hadits masyhur.

Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Dengan demikian,

hadits memiliki fungsi yang sangat penting dalam hukum Islam. Di antara fungsi hadits,

yaitu untuk menegaskan ketentuan yang telah ada dalam Al-Qur’an, menjelaskan ayat

Al Quran (bayan tafsir), dan menjelaskan ayat-ayat Al Quran yang bersifat umum

(bayan takhshish). Ketentuan-ketentuan hukum yang telah tercantum dalam Al-Qur’an

dipertegas kembali dalam hadits. Selain itu, terdapat pula ketentuan hukum dalam Al-

Qur’an yang masih bersifat umum sehingga butuh penjelasan yang lebih khusus.

Contohnya ada hadits yang menjelaskan ketentuan tentang waktu salat, jumlah

rakaatnya, dan doa-doanya.

Kadang-kadang ada suatu hukum yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an, tetapi

dalam hadits disebutkan aturan tertentu sehingga kita pun harus mematuhinya.

Contohnya, dalam ayat-ayat Al-Qur’an sedikit dijelaskan tentang salat-salat sunah.

Kemudian Rasulullah memerintahkan dan memberi contoh kepada kita untuk

mengerjakan beberapa macam salat sunah. Maka, kita pun harus mengikutinya.

B. Ijtihad Sebagai Upaya Memahami Al Quran dan Hadits

Sebagai sumber hukum, Al Quran dan Hadits harus dipelajari, ditelaah, dan

dipahami oleh umat Islam. Untuk itu umat Islam harus mendayagunakan kemampuan

akalnya. Pendayagunaan akal secara sungguh-sungguh dan maksimal untuk memahami

Al Quran dan Hadits sebagai upaya untuk menghasilkan hukum-hukum syariat disebut

dengan ijtihad. Sedangkan orang-orang yang melakukan ijtihat disebut dengan

mujtahid.

Setelah ayat Al Quran diturunkan secara sempurna dan Nabi Muhammad wafat,

hidup dan kehidupan manusia terus berlangsung dan berkembang. Dinamika kehidupan

manusia melahirkan beragam persoalan yang tidak terdapat penjelasannya secara tegas

dan jelas dalam Al Quran dan hadits. Selain itu tidak semua ayat Al Quran dan Hadits

bersifat qath’iy al dalalah (dalil yang pasti), bahkan kebanyakan dzanniy al dalalah

(dalil yang masih samar-samar, perlu penjelasan). Oleh karena itu, ijtihad perlu

dilakukan sebagai upaya mengembangkan hukum Islam.

Ijtihad berasal dari kata jahada yang artinya bersungguh-sungguh atau

mencurahkan segala kemampuan. Secara istilah ijtihad adalah upaya sungguh-sungguh

mengerahkan segenap kemampuan akal untuk mendapatkan hukum-hukum syariat pada

masalah-masalah yang tidak ada nashnya. Ijtihad dilakukan dengan mencurahkan

kemampuan untuk mendapatkan hukum syara’ atau ketentuan hukum yang bersifat

Page 5: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 44

operasional dengan mengambil simpulan dari prinsip dan aturan yang telah ada dalam

Al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad saw.

Dalil yang menegaskan kedudukan ijtihad sebagaimana dijelaskan dalam hadits

yang artinya, ”Dari Mu‘az, bahwasanya Nabi Muhammad saw., ketika mengutusnya ke

Yaman bersabda .’jika suatu perkara diajukan kepadamu, bagaimana engkau

memutuskannya?’ Mu’az menjawab, ‘Saya akan memutuskan menurut kitabullah (Al-

Qur’an).’ Selanjutnya Nabi saw. bertanya, ‘Dan jika engkau tidak menemukan sesuatu

mengenai soal itu di dalam kitabullah?’ ‘Jika begitu saya akan memutuskan menurut

sunah Rasulullah,’ jawab Mu’az. Nabi saw. bertanya kembali, ‘Dan jika engkau tidak

menemukan sesuatu mengenai hal itu di dalam sunah Rasulullah?’ Jawab Mu‘az, ‘Saya

akan berijtihad mempergunakan pertimbangan akal pikiranku sendiri (ajtahidu ra’yi)

tanpa keraguan sedikit pun.’ Selanjutnya Nabi saw. (sambil menepuk dada Muaz)

berkata, ‘Mahasuci Allah yang memberikan bimbingan kepada utusan rasul-Nya

dengan satu sikap yang disetujui rasul-Nya.’” (H.R. Abu Daud dan Tirmiz.i )

Hadits dari Mu‘az bin Jabal tersebut menjelaskan bahwa Al-Qur’an merupakan

rujukan atau sumber hukum Islam. Demikian juga halnya dengan hadits Rasulullah. Jika

pada kedua sumber tersebut tidak ditemukan ketentuan hukum secara konkrit, kita boleh

berijtihad dengan akal sehat kita. Para ulama juga berpendapat bahwa hasil ijtihad dapat

digunakan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedudukan ijtihad sangat

penting dan diperlukan. Oleh karena pentingnya, dalam hadits Rasulullah dijelaskan

bahwa hasil ijtihad seseorang yang benar akan mendapat balasan dua pahala, sebaliknya

jika keliru mendapatkan satu pahala. Dengan demikian, berijtihad sangat penting kita

lakukan untuk menetapkan ketentuan hukum. Oleh karena itu, tidak benar suatu

pendapat yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Sebaliknya, umat Islam

dianjurkan untuk berijtihad.

Ijtihad harus dilakukan oleh orang-orang yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Yusuf al Qaradawi dalam bukunya Al Ijtihad fi al Syari‘ah al Islamiyyah mengatakan

bahwa ada delapan hal yang menjadi syarat pokok untuk menjadi mujtahid. Kedelapan

hal itu sebagai berikut:

1) memahami Al-Qur’an dengan beragam ilmu tentangnya;

2) memahami hadits dengan berbagai ilmu tentangnya;

3) mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab;

4) mengetahui tempat-tempat ijmak;

5) mengetahui usul fikih;

6) mengetahui maksud-maksud syariat;

7) memahami masyarakat dan adat istiadatnya; serta

8) bersifat adil dan takwa.

Selain delapan syarat tersebut, beberapa ulama menambah tiga syarat lainnya,

yaitu:

1) mendalami ilmu ushuluddin (pokok-pokok agama);

2) memahami ilmu mantiq (logika); dan

3) menguasai cabang-cabang fikih.

Ulama fikih membagi hukum ijtihad menjadi tiga macam. Hukum-hukum

tersebut berkaitan dengan saat ijtihad tersebut disampaikan. Pertama, fardu ‘ain, yaitu

harus dilakukan oleh setiap muslim. Hal ini terjadi jika seseorang berada dalam suatu

Page 6: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 45

keadaan atau masalah dan ia harus menentukan sikap, sementara tidak ada orang lain di

sana. Kedua, fardu kifayah, yaitu jika ada suatu masalah dan pada saat yang sama ada

para ulama yang mampu melakukan ijtihad. Oleh karena itu, hanya mereka yang telah

mampu yang dibolehkan melakukan ijtihad. Ketiga, mandub atau sunah, jika terdapat

masalah yang masih baru dan masih bersifat wacana atau belum terjadi. Saat itu, ijtihad

tidak harus dilakukan, walaupun dilakukan tetap diperbolehkan sebagai langkah

antisipasi kemungkinan pada masa depan.

Melalui ijtihad berbagai persoalan baru yang mengiringi kehidupan manusia

dapat ditetapkan status hukumnya sesuai dengan maqashid al syari’ah. Dengan

demikian ijtihad mendinamiskan hukum Islam. Ijtihad dapat dilakukan dengan beragam

cara, misalnya qiyas, istihsan, dan urf. Dalam melakukan ijtihad terhadap suatu masalah

yang sama, kadang ulama yang satu menggunakan cara pendekatan yang berbeda

dengan ulama yang lain. Karena menggunakan cara pendekatan yang berbeda, hasil

ijtihadnya pun berbeda. Akan tetapi, perbedaan pendapat yang terjadi merupakan

rahmat yang tidak perlu diperselisihkan. Ijtihad mengandung beberapa manfaat yang

sangat penting. Dengan ijtihad hukum Islam semakin dinamis karena dapat menjawab

persoalan yang terjadi pada masa-masa tertentu. Selain itu, dengan dibolehkannya

ijtihad akan melatih para ulama untuk berpikir kritis dan mau menggali lebih dalam

ajaran-ajaran Al-Qur’an.

Ijtihad dapat dilakukan secara individual (perorangan) ataupun kolegial

(bersama-sama). Perkembangan kemajuan manusia yang tidak atau belum pernah

diperkirakan sebelumnya melahirkan berbagai persoalan baru yang menuntut penetapan

hukum yang dapat menjadi pedoman bagi umat Islam. Persoalan-persoalan baru yang

timbul sepertinya sulit sekali untuk bisa diputuskan status hukumnya. Misalnya masalah

rekayasa genetika. Masalah ini, menuntut keahlian di bidang ilmu dan teknologi

genetika selain ilmu agama dengan berbagai cabangnya. Karena itu, amat sulit

melakukan ijtihad individual di era modern ini. Oleh karena itu, sekarang ini

berkembang ijtihad kolegial (bersama) seperti yang dilakukan oleh MUI melalui Komisi

Fatwa, Muhammadiyah melalui Majlis Tarjih, dan NU melalui Bahtsul Masail, dan lain

sebagainya.

A. Taat Asas

Taat asas berarti mematuhi dan mentaati serta bertingkah laku sesuai dengan

ketentuan yang tertulis; baik dalam bentuk peraturan sekolah, undang-undang dan hukum

negara, serta kitab suci dan hadits nabi. Sebagai pelajar yang baik kamu harus

mengetahui dan melaksanakan peraturan sekolah, undang-undang dan hukum negara,

serta Al Quran dan hadits. Oleh karena itu, kamu harus membaca seluruh peraturan yang

ada di sekolahmu. Demikian pula undang-undang dan hukum negara serta Al Quran dan

hadits. Setelah itu, usahakanlah menyesuaikan seluruh perbuatanmu dengan semua aturan

itu.

Menjadi pelajar yang taat asas tentu saja tidak mudah. Bisa saja kamu akan dicela,

diejek, dan ditertawakan oleh teman-temanmu. Namun, kamu tidak usah bersusah hati

Page 7: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 46

atau justru berhenti berupaya menjadi pelajar yang taat asas. Anjing menggonggong

kafilah berlalu inilah prinsip yang harus kamu pegang. Abaikan semua celaan dan ejekan

temanmu, teruslah menempa dirimu menjadi pelajar yang taat asas. Untuk itu, tanamkan

keyakinan di dalam hatimu bahwa dengan taat asas engkau akan menjadi pelajar yang

sukses, disenangi oleh guru, teman, dan orang tuamu, sehingga cita-citamu akan tercapai.

Selain itu, yakinilah bahwa semua peraturan sekolah dibuat untuk kebaikan dan

kesuksesan semua pelajar.

Mulailah dengan memahami seluruh peraturan yang ada di sekolahmu dan

lakukan dari hal yang dapat dan mungkin kamu lakukan. Kemudian mintalah pada guru

dan teman-temanmu untuk mengingatkanmu bila kamu melanggar peraturan sekolah.

Jangan lupa ucapkan terima kasih kepada siapa saja yang menegur dan mengingatkanmu.

Lalu rasakan dan catatlah apa yang kau rasakan pada saat engkau melaksanakan satu

peraturan sekolah dan pada saat melanggarnya. Jika engkau merasa nyaman dan enak

pada saat melaksanakan peraturan itu, bersyukurlah pada Allah dan berjanjilah kepada-

Nya bahwa kamu akan terus melaksanakan peraturan sekolah. Jika kamu merasa resah

dan gelisah pada saat melanggar peraturan sekolah, beristighfarlah dan mohonkanlah

pertolongan kepada Allah serta berjanjilah kepada-Nya kamu tidak akan melanggarnya

lagi. Jika hal tersebut kamu lakukan terus menerus, insya Allah kamu akan dapat menjadi

pelajar yang taat asas.

Dengan taat asas seluruh tindakan dan perbuatanmu dapat kamu

pertanggungjawabkan. Selain itu, kamu akan menjadi pelajar yang disiplin. Kedisiplinan

ini akan menjadi dasar yang sangat kuat bagimu untuk meraih berbagai keberhasilan

dalam hidupmu. Kedisiplinan itu juga akan menjagamu dari tindakan dan perbuatan yang

merugikanmu dan membuat dirimu celaka. Kedisiplinan akan membuat hidupmu menjadi

teratur dan terarah. Pendek kata, menjadi pelajar taat asas akan memberikan banyak

kemudahan bagimu dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan memuluskan

perjalanan hidupmu menuju cita-cita yang engkau impikan. Masa depanmu menjadi

terarah dan keberhasilan selalu menyertaimu.

B. Bersikap Kritis dalam Beragama

Agama Islam adalah ajaran yang diwahyukan Allah dan sudah tertulis dalam Al

Quran dan Hadits yang diturunkan untuk kebahagiaan hidup manusia; baik di dunia

maupun di akhirat. Kesempurnaan beragama hanya ditentukan oleh kepatuhan dan

ketundukan seseorang kepada ajaran agama yang bersumber pada Al Quran dan Hadits.

Dengan demikian amalan agama yang dilakukan oleh seseorang mestilah sesuai dengan

Al Quran dan Hadits. Oleh karena itu, kamu harus sungguh-sungguh meyakini bahwa

hanya ajaran agama Islamlah satu-satunya ajaran yang dapat memberikan jaminan

keselamatan hidup; baik di dunia maupun di akhirat kelak. Islamlah satu-satunya ajaran

yang dapat memberikan kedamaian hidup kepada umat manusia.

Page 8: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 47

Islam adalah agama wahyu. Oleh karena itu, kamu tidak boleh hanya ikut-ikutan

(taqlid) dalam mengamalkan ajaran Islam. Taqlid itu artinya mengikuti suatu amalan

tanpa mengetahui dasarnya sama sekali. Jika kamu ditanya mengapa kamu melaksanakan

shalat dan mengapa begitu kamu melaksanakannya? Kamu tidak boleh memberikan

jawaban “saya diperintahkan dan diajarkan oleh guru, kyai, ustadz, dan orang tua saya.”

Sebab, jawaban seperti itu menunjukkan kamu ikut-ikutan saja atau mengikuti tanpa

mengetahui landasan dan dasarnya (dalil). Jawaban yang benar adalah demikian itu

merupakan perintah Allah dalam Al Quran dan demikian penjelasan dan teladan nabi

Muhammad dalam haditsnya. Jika kamu hafal sebutkan ayat dan haditsnya. Jika tidak

tidak apa-apa, yang terpenting kamu tahu dasar dan landasan amalan yang kamu perbuat.

Dengan mengetahui landasan dan dasar (dalil) atas amalan agama yang kamu ketahui

kamu telah terbebas dari taqlid dan menjadi seorang muttabi’. Muttabi’ merupakan lawan

taqlid; artinya, melaksanakan satu amalan agama dengan mengetahui landasan dan

dasarnya (dalil).

Sikap kritis dalam beragama berarti kamu selalu mempertanyakan setiap amalan

agama karena kamu dituntut untuk melaksanakannya. Dengan begitu, kamu dapat

mempertanggungjawabkan amalanmu nanti di hadapan Allah. Jika ada seseorang yang

mengajakmu untuk melaksanakan suatu amalan tertentu dalam agama tanyakan

kepadanya landasan dan dasarnya. Jika tidak ada, janganlah kamu mengikutinya. Jika

orang itu dapat menyatakan landasan dan dasarnya (Al Quran dan Hadits) kamu harus

mengamalkannya dan tidak boleh menolaknya. Dalam hal ini, kamu harus selalu ingat

beberapa kasus nabi palsu dan ajaran-ajaran yang pernah terjadi di negara kita.

Selain itu, perlu pula kamu perhatikan kelogisan dan ketidaklogisannya. Islam

sebagai agama yang rasional tentunya memuat ajaran-ajaran yang rasional yang sesuai

dengan fitrah kemanusiaan kecuali pada ajaran-ajaran yang bersifat ta’abbudi dan

metafisik. Ta’abbudi adalah ajaran Islam yang tidak perlu dipertanyakan dan harus

diterima apa adanya, seperti shalat zuhur empat rakaat, haji ke Mekah dan lain

sebagainya. Sedangkan metafisik adalah ajaran-ajaran Islam tentang yang ghaib yang

harus diterima secara iman seperti siksa kubur, surga dan neraka, dan lain sebagainya.

Selain itu (ta’abudi dan metafisik), jika ajaran itu tidak rasional seperti bisa terbang,

tahan pukul, tidak mempan bacokan, dan lain sebagainya, harus kamu tolak sebab itu

bukan merupakan ajaran Islam.

Nah, sekarang telitilah ibadah dan amalan agama yang telah kamu laksanakan.

Apakah semua amalan yang telah kamu laksanakan telah kamu ketahui landasan dan

dasarnya? Jika belum, berusahalah sekuat tenaga untuk mengetahuinya. Tanyakan kepada

gurumu, kyai dan ustadz yang kamu kenal. Bacalah buku-buku yang menjelaskan hal itu

atau kamu bisa juga mencarinya di internet. Dengan mengetahui landasan dan dasar dari

semua amalan agama yang kamu laksanakan kamu akan terlepas dari taqlid dan menjadi

muttabi’. Dengan demikian kamu dapat dikatakan sebagai seorang yang kritis dalam

beragama.

Page 9: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 48

Al-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus menjadi sumber utama dalam penetapan hukum.

Dengan demikian, semua ketentuan hukum yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan

aturan-aturan yang termuat dalam Al-Qur’an.

Hadits secara bahasa berarti perkataan. Menurut istilah hadits adalah segala perkataan,

perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Sebagai seorang

rasul, Nabi Muhammad saw. adalah teladan bagi setiap muslim sehingga semua perintah

dan ajarannya harus kita ikuti. Mengikuti Rasulullah juga merupakan kewajiban bagi setiap

muslim karena salah satu bukti ketakwaan kita kepada Allah adalah mau mengikuti

perintah Rasulullah saw. Dengan demikian, kedudukan hadits bagi umat Islam juga sangat

penting.

Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Dengan demikian, hadits

memiliki fungsi yang sangat penting dalam hukum Islam. Di antara fungsi hadits, yaitu

untuk menegaskan ketentuan yang telah ada dalam Al-Qur’an, menjelaskan ayat Al Quran

(bayan tafsir), dan menjelaskan ayat-ayat Al Quran yang bersifat umum (bayan takhshish).

Ijtihad berasal dari kata ijtahada yang artinya bersungguh-sungguh atau mencurahkan

segala kemampuan. Secara istilah ijtihad adalah upaya sungguh-sungguh mengerahkan

segenap kemampuan akal untuk mendapatkan hukum-hukum syariat pada masalah-

masalah yang tidak ada nashnya. Ijtihad dilakukan dengan mencurahkan kemampuan

untuk mendapatkan hukum syara’ atau ketentuan hukum yang bersifat operasional dengan

mengambil kesimpulan dari prinsip dan aturan yang telah ada dalam Al-Qur’an dan sunah

Nabi Muhammad saw.

Taat asas berarti mematuhi dan menaati atau bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang

tertulis; baik dalam bentuk peraturan sekolah, undang-undang dan hukum negara, serta

kitab suci dan hadits nabi.

Bersifat kritis dalam beragama berarti selalu menanyakan landasan dan dasar (dalil) atas

setiap amalan keagamaan yang dilakukan. Dengan cara ini seseorang akan dapat terbebas

dari taqlid. Lawan taqlid adalah ittiba’, yaitu melaksanakan amalan-amalan keagamaan

dengan mengetahui landasan dan dasarnya (dalil).

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !

1. Sebagai penerima wahyu nabi Muhammad memiliki … untuk menjelaskan dan

menafsirkan wahyu tersebut.

a. kemampuan

b. keahlian

c. kewenangan

Page 10: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 49

d. kesungguhan

e. kekuasaan

2. Al Quran berasal dari kata qara‘a yang artinya …

a. terbaca

b. bacaan

c. membaca

d. tulisan

e. pedoman

3. Al Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui

perantaraan malaikat Jibril dan membacanya merupakan .…

a. Ibadah

b. kewajiban

c. kemestian

d. keharusan

e. keinginan

4. Secara bahasa hadits berarti …

a. perkataan

b. perbuatan

c. ketetapan

d. harapan

e. pembaruan

5. Berdasarkan kualitas atau nilainya hadits dapat dibagi menjadi …

a. shahih, mutawatir, dan da’if

b. shahih, hasan, dan da’if

c. mutawatir, masyhur, dan ahad

d. mutawatir, mayshur, dan hasan

e. da’if, hasan, masyhur, maudhu’

6. Dilihat dari segi jumlah perawinya, hadits dapat dibedakan menjadi …

a. shahih, mutawatir, dan da’if

b. shahih, hasan, dan da’if

c. mutawatir, masyhur, dan ahad

d. mutawatir, masyhur, dan ahad

e. mutawatir, hasan, dan masyhur

7. Sebuah hadits dikatakan shahih bila bersambung sanad dan rawinya …

a. pintar dan baik

b. bertakwa dan alim

Page 11: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 50

c. adil dan dlabith

d. adil dan alim

e. adil dan berkarya

8. Salah satu fungsi hadits adalah menjelaskan ayat-ayat Al Quran. Fungsi ini disebut …

a. Bayan ta’liq

b. Bayan taqyid

c. Bayan takhshish

d. Bayan tafsir

e. Bayan taqlid

9. Salah satu fungsi hadits adalah memberikan penjelasan yang bersifat khusus terhadap

ayat-ayat yang masih bersifat umum. Fungsi ini disebut …

a. bayan ta’liq

b. bayan taqyid

c. bayan takhshish

d. bayan tafsir

e. bayan taqlid

10. Orang yang berijtihad disebut …

a. mujahid

b. mujtahid

c. mujahadah

d. mustahid

e. muhtasid

11. Hukum berijtihad itu ada tiga, yaitu: …

a. fardu ‘ain, fardu kifayah, dan mandub

b. fardu ‘ain, mubah, dan mandub

c. fardu ‘ain, fardu kifayah, dan mubah

d. fardu kifayah, mubah, dan mandub

e. fardhu ain, sunah, dan haram

12. Jika seseorang berada dalam suatu keadaan atau masalah dan ia harus menentukan

sikap, sementara tidak ada orang lain di sana, maka … bagi untuk berijtihad

a. fardu ‘Ain

b. fardu kifayah

c. mandub

d. mubah

e. haram

.

Page 12: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 51

13. Jika terdapat masalah yang masih baru dan masih bersifat wacana atau belum terjadi

maka hukum berijtihad adalah…

a. fardu ‘Ain

b. fardu Kifayah

c. mandub

d. mubah

e. sunah muakkad

14. Bersikap taat asas membuat seluruh perbuatan dapat …

a. dibanggakan

b. disenangi

c. dipertanggungjawabkan

d. dinilai

e. ditanyakan

15. Kedisiplinan akan membuat hidup seseorang menjadi …

a. terartur dan terarah

b. terarah dan bersih

c. bersih dan rapi

d. teratur dan rapi

e. rapi dan sejahtera

16. Taqlid artinya …

a. mengikuti tanpa mengetahui dasarnya

b. mengikuti karena terpaksa

c. mengikuti karena kagum

d. mengikuti karena menyukai

e. mengikuti dengan mengidolakan

17. Sikap kritis dalam beragama berarti …

a. Selalu mematuhi perintah agama

b. Selalu menanyakan landasan dan dasar setiap amalan keagamaan

c. Selalu mengikuti dan mengamalkan penjelasan ustadz

d. Selalu tekun dalam beribadah

e. Tidak pernah lupa meninggalkan maksiat

18. Taat asas adalah …

a. Mematuhi semua peraturan sekolah

b. Berperilaku baik dan mentaati guru dan orang tua

c. Berperilaku sesuai dengan ketentuan atau peraturan tertulis

d. Mematuhi ajaran agama

e. Mematuhi norma hukum adat

Page 13: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 52

19. Lawan taqlid adalah …

a. ijtihad

b. intiqad

c. ittiba’

d. muttabi’

e. i’tibar

20. Dalam melaksanakan ajaran agama kita boleh mengikuti namun dengan terus berusaha

belajar untuk memahami. Sikap yang demikian disebut …

a. takdzim

b. qadim

c. ittiba

d. ijtihad

e. ikhtisar

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !

1. Jelaskan pengertian Al Quran dan Hadits!

2. Apakah yang dimaksud dengan hadits mutawatir, masyhur, dan ahad?

3. Jelaskan syarat-syarat berijtihad menurut Yusuf al Qaradawi!

4. Apakah yang dimaksud dengan taat asas? Sebutkan contohnya!

5. Apakah yang dimaksud dengan taqlid dan ittiba’?

Refleksi

Berilah tanda “cek” ( ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-

pernyataan yang tersedia !

No

Pernyataan

Kebiasaan

Selalu Seri

ng Jarang

Tidak

perna

h

skor 3 skor

2 skor 1 skor 0

1 Setiap selesai shalat maghrib saya membaca

Al Quran.

2 Saya berusaha mengetahui arti ayat-ayat Al

Quran yang saya baca.

3 Saya berusaha memahami ayat-ayat Al

Quran yang saya baca.

Page 14: bab 3 Quran Hadis pedoman hidup_2.pdf

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 53

4 Saya berusaha mengamalkan kandungan

ayat-ayat Al Quran yang telah saya pahami.

5 Saya berusaha membaca Al Quran sesuai

dengan kaidah tajwid.

6 Saya berusaha mempelajari hadits-hadits

yang menjelaskan tentang tata cara shalat.

7 Saya berusaha mengetahui arti hadits-hadits

yang menjelaskan tentang tata cara shalat.

8 Saat berusaha menghapal hadits-hadits yang

menjelaskan tentang tata cara shalat.

9 Saya berusaha menyesuaikan perbuatan saya

dengan pedoman dan tuntunan Al Quran dan

al hadits yang telah saya pelajari.

10 Saya berusaha bertanya kepada guru dan

ustadz tentang dalil dari amalan agama yang

saya laksanakan.