bab 3. plc toshiba prosec t1-mdr16ss - · pdf file3.2.2 cara kerja plc9) ... kondisinya...
TRANSCRIPT
BAB 3. PLC Toshiba Prosec T1-MDR16SS
3.1 Fitur PLC Prosec T1-MDR16SS
Toshiba sebagai produsen barang-barang elektronik yang berasal dari
Jepang. Tidak hanya memproduksi alat elektronik untuk kebutuhan rumah tangga,
tetapi juga untuk kebutuhan industri seperti alat kontrol. Salah satunya adalah
PLC jenis micro PLC dengan kode seri T1-xxx dan small PLC dengan kode seri
SE2/S2T-xxx. PLC jenis micro sendiri terbagi kedalam beberapa seri berdasarkan
jumlah I/O, tegangan dan perbedaan fitur lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2-1 4).
Gambar 3-1 Silsilah Keluarga PLC T1 16SS
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat adanya pembagian jenis-jenis
micro PLC sesuai dengan kode-kode tertentu. Untuk penjelasan atas kode-kode
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
10
Tabel 3-1 Arti Kode mesin PLC Toshiba
T DR/AR 1 16 S 6 S/C
T =
Seri mikro
DR = Versi
DC I/O 1= Seri T1 16 = 16 I/O
S = jenis
Super
6 = Menggunakan
Daya 120/240Vac
S = Versi
standar
28 = 28 I/O
AR = Versi
AC I/O
40 = 40 I/O
- = jenis
lama
3 = Menggunakan
daya 24Vdc
C = Versi
ekonomis
Kode PLC pada Gambar 3-1 adalah kode produk, kode ini berbeda
dengan kode mesinnya. Sebagai contoh PLC Toshiba Prosec T1-MDR16SS, kode
mesinnya adalah TDR116S6C yang berarti PLC ini termasuk kelas mikro,
menggunakan tegangan I/O DC, sejumlah 16 buah port I/O, jenis PLC super,
bekerja pada tegangan 240 Vac, dan PLC ini termasuk versi ekonomis. Komponen
pembentuk PLC ini dapat dilihat pada Gambar 3-25).
Gambar 3-2 Bagian-bagian PLC T1-MDR16SS
11
Keterangan Gambar 3-2:
1. Port Komunikasi RS485
2. Switch Halt&Run
3. Port Komunikasi RS232
4. Lampu Indikator Mode
5. Lampu Indikator Input/Output
6. Keterangan Indikator ,mode lampu
7. Baterai
8. Sumber Tegangan
9. Input
10. Output Solid-State (2)
11. Output Relay(6)
3.1.1 Output
3.1.1.1 Solid State Output4)
Pada PLC ini terdapat dua buah output dengan jenis Solid State yang
merupakan bagian dari delapan output. Output ini ditandai dengan nomor 20 dan
21 dengan dua poin lain © dan Vin untuk sinking dan sourcing. Modul Solid State
output pada PLC ini dapat dilihat pada Gambar 3-3.
12
Gambar 3-3 Sirkuit Internal Modul Output Transistor
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa transistor yang terdapat
pada bagian output ini berfungsi sebagai saklar. Pada saat basis dalam keadaan
high maka arus dari emittor akan mengalir menuju kolektor, begitu juga
sebaliknya. Untuk pengkabelan harus dilakukan secara current sink.
3.1.1.2 Relay Output4)
Untuk output yang berjenis relay terdapat 6 buah yang merupakan
bagian total output yaitu delapan buah. Output ini ditandai dengan nomot 22 - 27
dengan satu poin © untuk sinking dan sourcing. Modul output relay PLC jenis ini
dapat dilihat pada gambar 3-4.
Gambar 3-4 Sirkuit Internal Modul Output Relay
13
3.1.1.3 Sinking dan Sourcing6)
Sinking dan sourcing merupakan istilah yang digunakan agar terdapat
kesesuaian antara input dari saklar dengan modul input PLC terdapat istilah
sinking dan sourcing. Sinking merupakan istilah untuk penarikan sejumlah arus
sementara dan sourcing adalah istilah untuk pemberian sejumlah arus. Pada
Gambar 3-5 diperlihatkan skema rangkaian singking-sourcing untuk modul I/O
PLC.
+24 VDC
Sensor - Sourcing
Opto Coupler
Modul Input -Sinking
Opto Coupler
Modul Output - Sourcing
Aktuator - Sinking
Gambar 3-5 Sourcing-Sinking pada Sensor/Aktuator dengan Modul I/O PLC
3.1.2 Input4)
Pada PLC Prosec T1-MDR16SS ini terdapat 8 buah input dengan jenis
relay yang bekerja pada tegangan 24 Vdc. Input ini ditandai dengan nomor 0-7
ditambah dengan satu poin untuk sinking dan sourcing yang disimbolkan dengan
©.
14
3.1.3 Komunikasi7)
PLC tentu saja bukan alat kontrol yang bekerja sendiri, akan tetapi
membutuhkan pelbagai komunikasi dengan modul-modul yang lainnya. Seperti
komunikasi dengan komputer atau handy programmer yang mempergunakan
RS232 agar PLC tersebut dapat diprogram, dan komunikasi langsung dengan
modul I/O tambahan sehingga I/O yang digunakan dapat lebih banyak. Selain itu
juga dapat dilakukan komunikasi dengan PLC lainnya yang menggunakan RS485
dengan konverter CU111.
Untuk lebih lengkapnya, konfigurasi komunikasi yang dapat
diaplikasikan, terdapat pada Gambar 3-6. dari gambar 3-5 RS232 dan RS485
merupakan penghubung pelbagai alat melalui kabel data sementara modul I/O
yang bersifat modular.
Gambar 3-6 Konfigurasi Sistem dengan T1-16S
15
PLC T1-MDR16SS ini dikomunikasikan langsung dengan PLC
lainnya dengan bantuan konverter CU111, sehingga memungkinkan pengontrolan
beberapa PLC oleh satu komputer. Jumlah PLC maksimal yang daoat dikontrol
adalah 32 buah. Komunikasi antar PLC ini dapat dilihat pada Gambar 3-7 dan 3-8
:
Gambar 3-7 Komunikasi T1 16SS dengan PLC lain
Gambar 3-8 Konverter CU111 untuk komuniaski T1 16SS dengan PLC lainnya
Untuk keterangan lebih lengkap tentang komunikasi PLC ini dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Fitur Komunikasi PLC T1 16SS
Keterangan Spesifikasi
Antarmuka Sesuai dengan RS-232C
(RS-485 bila menggunakan CU111)
16
Jarak Transmisi Maks 15 m (RS-232C)
Maks 1 km (RS-485 menggunakan CU111)
Konfigurasi One-to-one (RS-232C)
One-to-N (RS-485 menggunakan CU111, maks N =32)
Nomor statsiun 1 sampai 32 (diset di memory PLC)
Mode Transmisi Half-duplex
Sinkronisasi Sistem Start-Stop (asynchronous)
Kecepatan transmisi 9600 bps *)
Lebar bit awal 1 bit *)
Lebar bit data 8 bits*)
Paritas Paritas ganjil/tidak berparitas**)
Lebar bit akhir 1 bit*)
Panjang pesan Maksimum 255 byte**)
Cek eror Paritas, check-sum**)
Respon waktu delay 0-300 ms**)
Ket :
*) Nilai tidak dapat diubah user, sudah diset oleh produsen.
**) Niali dapat diubah user, sesuai dengan kebutuhan.
3.1.3.1 Komunikasi serial RS232
Letak port komunikasi RS-232 pada PLC T1 16SS dapat dilihat pada
Gambar 3-9, komukasi serial ini digunakan untuk menghubungkan PLC dengan
programmer seperti komputer, handy-programmer ataupun yang lainnya, jarak
maksimum komunikasi ini adalah 15 meter.
17
Gambar 3-9 Kabel Komunikasi RS232
Fungsi setiap pin komunikasi RS232 dapat dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4 Fungsi Pin Pada Port Komunikasi RS232
No Nama Deskripsi Warna kabel Aliran Sinyal
1 5 Vdc - Coklat -
2 GND - Merah -
3 5 Vdc - Oranye -
4 RTS (RS) Request to send Kuning PLC Master
5 SG Signal Ground Putih PLC ↔ Master
6 TXD (SD) Transmitted data Biru PLC Master
7 CTS (CS) Clear to send Ungu PLC Master
8 RXD (RD) Received data Abu PLC Master
3.1.3.2 Komunikasi serial RS485
Komunikasi ini mirip dengan komunikasi serial RS232, tetapi
memiliki beberapa keunggulan dibandingakn komunikasi RS232. Stabil untuk
jarak jauh (bisa sampai 40 meter), dengan hanya satu kabel dapat berkomunikasi
sampai 32 penerima dan pengirim, dan berbagi keunggulan lainnya.
Kekurangannya adalah harganya yang cukup mahal.
18
3.1.3.3 Komunikasi PLC T1 16SS dengan modul I/O
Penambahan modul I/O pada PLC dimaksudkan agar PLC T1 16SS
memiliki jumlah I/O yang lebih banyak. Dapat di ekspansi hingga 44 poin I/O
atau 8 buah modul I/O. komunikasi modul ekspansi ini sudah tersedia slot khusus
tepatnya pada samping kanan.
3.1.4 Indikator4)
Gambar 3-10 Lampu Indikator Mode PLC
Seperti terlihat pada Gambar 3-10 lampu ini berjumlah 3 buah yaitu
FLT sebagai penanda PLC dalam keadaan error atau tidak, RUN sebagai penanda
PLC dapat dioperasikan atau tidak dan Power penanda tegangan internal PLC,
untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Keterangan Lampu Indikator Mode PLC
Nyala Power internal 5Vdc normal PWR (Power) –hijau-
Padam Power internal 5Vdc tidak normal
Nyala Mode RUN (sedang beroperasi)
Berkedip Mode HOLD RUN –hijau-
Padam Mode HALT atau mode ERROR
Nyala Mode ERROR
Berkedip Perangkat Keras ERROR (tidak terkoneksi
dengan pemrograman) FLT (Fault) –merah-
Padam Normal
19
3.2 Pemrograman PLC Prosec T1-MDR16SS
3.2.1 Perangkat lunak T-PDS328)
T-Series Programming Development System 32 atau yang biasa di
singkat dengan T-PDS32 merupakan perangkat lunak untuk memprogram PLC T1
16SS, memasukkan program, melihat status eksekusi, debug dan dokumentasi
program. Perangkat lunak ini menggunakan bahasa pemrograman diagram tangga
yang dapat ditampilkan dalam simbol maupun blok fungsi.
Gambar 3-11 Tampilan Program Aplikasi T-PDS32
Fungsi menu-menu yang ditunjukkan oleh angka-angka pada gambar
dapat dilihat pada Tabel 3.6.
20
Tabel 3.6 Nama dan Fungsi Menu pada software Aplikasi T-PDS
No Nama Menu Fungsi Menu
1 Title bar Menunjukkan nama program aplikasi yang sedang dijalankan
2 Menu bar Menunjukkan nama menu utama.
3 Toolbar
Menunjukkan icon-icon dari tool yang dapat digunakan. Dapat
disembunyikan atau di tambah dengan merubah settingn pada
toolbar menu view
4 Control-menu box Untuk keluar dari aplikasi
5 Reduce button Untuk menyembunyikan (membuat kecil) program aplikasi
6 Restore button Untuk mengembalikan ukuran tampilan aplikasi pada keadaan
ukuran aslinya
7 Client area Daerah ini menunjukkan data yang dapat digeser ke atas dan ke
bawah
8 Work window Daerah kerja untuk pemilihan fungsi.
9 Current command Menunjukkan perintah (command) yang sedang aktif
10 Status Menunjukkan program berfungsi atau PLC tidak, dapat diprogram
dari komputer
11 Operational status Menunjukkan status mode PLC (”online” dan ”offline”)
12 Insert/Overwrite
Pada mode edit. Menunjukkan apakah program sedang
melaksanakan perintah insert atau overwrite. Dapat di kontrol
dengan tombol [Ins]
13 SFC line number Menunjukkan nomor garis SFC psoisi (khusus pemrograman SFC).
14 Help message Menunjukkan menu help pada toolbox
3.2.2 Cara kerja PLC9)
Sebuah PLC bekerja secara kontinu dengan men-scan program. Tiga
tahap siklus scanning ini ditunjukkan pada Gambar 3-12.
21
Gambar 3-12 Tahapan Kerja PLC
Keterangan gambar:
a. Periksa status masukan
Pertama PLC akan melihat masing-masing status keluaran apakah
kondisinya sedang ON atau OFF. Dengan kata lain, apakah sensor
yang terhubungkan dengan masukan pertama ON? Bagaimana dengan
yang tehubung pada masukan kedua? Demikian seterusnya, hasilnya
disimpann ke dalam memori yang terkait dan akan digunakan pada
langkah berikutnya
b. Eksekusi Program
Berikutnya PLC akan mengeksekusi program diagram tangga per
intruksi. Mungkin program pertama mengatakan bahwa jika masukan
pertama statusnya ON maka keluaran pertama akan di-On-kan,
ataupun sebaliknya.
c. Update Status Keluaran
Akhirnya PLC akan meng-update status keluaran. Pembaharuan
keluaran ini bergantung pada masukan mana yang ON selama langkah
1 dan hasil eksekusi program di langkah 2. jika masukan pertama
22
statusnya ON, maka dari langkah 2, eksekusi program akan
menghasilkan keluaran pertama ON, sehingga pada langkah 3 ini
keluaran pertama akan diperbaharui menjadi ON.
Setelah langkah 3, PLC akan mengulangi lagi scanning program-nya
dari langkah 1, demikian seterusnya.
3.2.3 Pemrograman diagram tangga3)
Seperti yang telah dijelaskan pada teori dasar bahwa bahasa
pemrograman yang digunakan oleh PLC adalah bahasa pemrograman Diagram
Tangga (Ladder Logic) yaitu sebuah metode untuk menggambarkan skema sebuah
logika elektronika. Pada awalnya dibuat untuk mnggambarakan logika relay.
Namanya menggambarkan sebuah tangga, di mana terdapat dua buah rail verikal
dan beberapa rung diantaranya.
Gambar 3-13 contoh Simbol pada Bahasa Pemrograman Diagram Tangga
Dari Gambar 3-13, simbol yang paling kiri adalah simbol kontak
dalam normal terbuka, simbol di tengah adalah simbol kontak dalam keadaan
normal tertutup, dan simbol sebelah kanan adalah simbol koil. Dari simbol-simbol
ini dan simbol-simbol yang lainnya, dapat di susun sebuah program dengan
menggunakan logika-logika seperti AND, OR serta logika-logika yang di dukung
oleh PLC.
23
Perintah-perintah lainnya yang merupakan gabungan dari keadaan
normal atau yang lainnya dan dari operasi logika yang ada dapat berupa perintah
LOAD (LD), LOAD NOT (LD NOT), OR, OR NOT, AND, AND LOAD (AND
LD), OR LOAD (OR LD). Gambar di bawah merupakan contoh simbol dari
perintah-perintah di atas.
a Perintah OR
Perintah ini berdasarkan logika, jika kedua input bernilai low maka
output akan bernilai low juga, selain itu output akan memiliki
keluaran high. Seperti pada gambar 3.14 di bawah.
Gambar 3-14 Perintah OR
b Perintah AND
Jika kedua input bernilai high maka output akan high. Selain itu input
akan memiliki keluaran low sesuai tabel kebenaran yang ada pada
Gambar 3-15 di bawah. Perintah ini merupakan kebalikan dari perintah
OR.
24
Gambar 3-15 Perintah AND
c Perintah NOT
Perintah ini digunakan untuk membalikan nilai input. Apabila input
bernilai high maka output benilai low begitupun sebaliknya. Seperti
yang terlihat pada Gambar 3-16 di bawah.
Gambar 3-16 Perintah NOT
d Perintah XOR
Dimaksudkan agar output bernilai low bila kedua input bernilai low
dan atau kedua input sama-sama bernilai high. Tetapi ada salah satu
dari input bernilai high maka output akan bernilai high juga. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada Gambar 3-17 di bawah.
25
Gambar 3-17 Perintah XOR
26