bab 3 perancangan sistemthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2007-1-00227-sk-bab 3_.pdfgambar 3.6 rangkaian...
TRANSCRIPT
1
Bab 3
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Deskripsi Sistem
Pada bab ini akan dijelaskan rancangan sistem atau alat yang dibuat. Pada
dasarnya perancangan alat ini terbagi dalam dua buah bagian. Pertama adalah
perancangan mekanik, kedua adalah perancangan elektronik. Perancangan mekanik
meliputi tiga buah penampung, keran beserta rumah motor.
Perancang elektronik meliputi penggunaan komponen elektronik yang
menunjang sistem seperti: sensor- sensor, ADC, mikrokontroler, motor stepper. Adapun
tujuan dari sistim kami adalah untuk mengalirkan air dengan suhu tertentu secara
kontinu dan menjaga agar ketinggian air pada penampung kedua tetap sesuai dengan set
point. Spesifikasi dimensi penampung pertama adalah diameter 21 cm dan tinggi 26
cm dan menggunakan keran dengan diameter 2 cm serta sudut putaran mulai dari posisi
terbuka sampai tertutup adalah 90 derajat. Sedangkan spesifikasi dimensi penampung
kedua adalah sebagai berikut : diameter 21,5 cm, tingginya 20 cm dan keran yang
digunakan mempunyai diameter 2 cm dengan sudut putaran dari posisi membuka sampai
menutup adalah 90 derajat. Untuk penampung kedua kami mengunakan ember
sedangkan untuk penampung pertama kami menggunakan dandang nasi. Dan untuk
2
penampung ketiga kami menggunakan sebuah ember. Berikut adalah gambar dari sistim
kami :
Gambar 3.1 Keseluruhan Sistem
Penampung air yang pertama digunakan sebagai tempat air sebelum air dialirkan
ke penampung kedua. Pada penampung air pertama terdapat sebuah keran yang
dihubungkan ke sebuah motor stepper yang berfungsi untuk membuka keran.
Penampung air kedua, seperti penampung air yang pertama dilengkapi dengan
sebuah keran yang dihubungkan dengan motor stepper. Tetapi pada penampung kedua
terdapat dua buah sensor. Sensor yang pertama adalah sensor suhu yang berupa LM 35
3
dan sensor yang kedua adalah sensor ketinggian yang berupa pelampung bensin. Dan
pada penampung kedua terdapat sebuah heater 600 Watt yang terhubung ke sebuah
relay.
Penampung air ketiga berfungsi sebagai penampung air dari penampung air
kedua. Motor dan keran terhubung oleh sebuah timing belt. Dan rasio antara gear motor
dengan gear keran adalah 1:2. Serta pergerakan maksimal keran mulai dari posisi
menutup sampai membuka full memerlukan 24 langkah. Pada sistim kami, motor
awalnya membuka sebesar 12 langkah (setengah putaran).
3.1.1 Sensor Suhu
Pada sistem kami, kami menggunakan sensor LM 35 sebagai sensor suhu.
Karakteristik dari LM 35 adalah pada saat suhu naik 1 derajat celcius, maka voltase hasil
pengukuran akan naik 0,01 V.
Gambar 3.2 LM 35 bottom view
Karena voltase hasil pengukuran yang dihasilkan oleh LM 35 sangat kecil (0,3-
0,8 V), maka LM 35 dihubungkan dengan Op Amp untuk dikuatkan 4 kali lipat. IC Op
Amp yang digunakan adalah LM 324. Hasil penguatan akan dhubungkan dengan ADC
untuk diubah menjadi data digital.
4
Gambar 3.3 Sensor Suhu dan Op Amp
3.1.2 Sensor Ketinggian
Sensor ketinggian yang digunakan berupa pelampung bensin yang biasa
digunakan pada mobil.
Gambar 3.4 Sensor Ketinggian
Pelampung bensin ini dapat bekerja dengan menggunakan tegangan 5V. Cara
kerja dari sensor ini adalah sebagai berikut : pada bagian yang ditunjuk oleh panah berisi
sebuah gulungan kawat yang cara kerjanya sama seperti potensio yaitu dapat mengatur
5
besarnya hambatan. Pada saat bensin atau dalam sistim kami air penuh, maka
pelampung akan bergeser naik sehingga hambatan pada gulungan kawat akan berkurang.
Ini akan menyebabkan arus yang melewati sensor akan bertambah besar. Sedangkan bila
air dalam keadaan kosong pelampung akan turun dan menyebabkan pelampung
berpindah ke gulungan kawat bagian bawah. Pada gulungan kawat bagian bawah, nilai
tahanan dari sensor akan bertambah sehingga arus yang lewat akan berkurang. Kita
mengetahui berapa volume air yang ada pada penampung kedua dengan membaca hasil
pengukuran tegangan dari sensor ketinggian. Op Amp digunakan juga untuk
menguatkan tegangan output dari sensor. Op Amp yang digunakan adalah LM 324
dengan penguatan sebesar 4 kali.
Gambar 3.5 Sensor Ketinggian dan Op Amp
3.1.3 ADC
6
Modul ADC berfungsi untuk mengubah data analog yang diperoleh dari sensor
suhu, sensor ketinggian menjadi data digital (heksa desimal) yang selanjutnya akan
dikirim oleh MCS 52 ke serial port PC, dimana data selanjutnya akan ditampilkan di
monitor PC dan diproses di CPU. ADC yang digunakan pada sistim kami adalag ADC
0809. ADC ini mempunyai 8 buah input dan juga mempunyai output sebesar 8 bit.
Gambar 3.6 Rangkaian ADC
Pin 17, 14, 15, 8, 18, 19, 20, 21 adalah 8 buah data hasil konversi yang pada
sistem kami dikirim ke MCS dan ditampung pada port 0. Datanya diurutkan mulai dari
LSB yaitu pin 17 sampai MSB yaitu pin 21. Pin 25 adalah pin ADD A yaitu pin untuk
memilih input mana yang digunakan. Bila ADD A diset low maka input yang digunakan
7
adalah input 0, sedangkan bila ADD A diset high maka input yang digunakan adalah
input 1. Pin 24 dan 23 adalah pin untuk ADD B dan ADD C, pin ini dihubungkan
dengan ground karena bila kita hanya memakai 2 buah input maka hanya pin 25 yang
diset high – lownya. Pin 7 adalah pin untuk End of Conversion pin ini diset posisi high
dan lownya oleh MCS sesuai dengan program. Pin 6 adalah pin Start of Conversion pin
ini diset posisi high dan lownya oleh MCS sesuai dengan program. Pin 22 adalah Pin
Address Latch Enable pin ini diset posisi high dan lownya oleh MCS sesuai dengan
program. Pin 13 adalah pin ground dari ADC. Pin 9 adalah pin Output Enable pin ini
diset posisi high dan lownya oleh MCS sesuai dengan program. Pin 16 adalah pin untuk
Vref negatif untuk ADC. Pin 12 adalah pin Vref untuk ADC, pin ini dihubungkan
dengan Vcc sebesar 5 volt. Pin 28, 1, 2, 3, 4, 5 adalah pin untuk input yang lain, yaitu
terdiri dari input 2 sampai input , karena kami tidak memakai input selain input 0 dan
input 1 maka pin input yang lain dihubungkan dengan ground. Pin 26 adalah pin untuk
input 0 yang kami hubungkan dengan sensor suhu. Pin 27 adalah pin untuk input 1 yang
dihubungkan dengan sensor ketinggian. Pin 10 adalah untuk pin clock yang high lownya
diset sesuai dengan program MCS kami. Pengesetan high low pin SOC (Start of
Conversion), EOC (End of Conversion), ALE (Address Latch Enable), ADD A, Output
Enable (OE), dan Clock dilakukan sesuai dengan timing diagram yang terdapat pada
databook ADC 0809 dan terdapat pada program Assembly kami.
3.1.4 Buffer
8
Rangkaian buffer digunakan untuk mempertahankan tegangan dan arus yang
akan masuk ke driver. Buffer yang digunakan adalah buffer 74HC541 yang bekerja
dengan menggunakan tegangan sebesar 5 volt.
Gambar 3.7 Rangkaian Buffer
Pin 20 merupakan Vcc dari buffer yaitu sebesar 5 volt. Sedangkan pin 1 dan 19
adalah pin output enable yang bersifat aktif low sehingga dihubungkan dengan ground.
Pin 10 adalah pin ground. Pin 1 sampai pin 5 dihubungkan ke MCS pada pin 2.4 sampai
pin 2.7, sedangkan pin 6 sampai pin 10 dihubungkan ke MCS pada pin 2.0 sampai 2.3.
Misalnya, output dari MCS yaitu pin 2.4 akan dihubungkan dengan rangkaian buffer
yaitu pin2. Didalam buffer, arus akan dikuatkan lalu dikeluarkan melalui pin 18.
Demikian juga dengan pin 3, arus akan dikuat lalu dikeluarkan melalui pin 17.
9
Pin 2.4 sampai 2.7 pada MCS digunakan untuk menggerakkan motor pada
penampung pertama. Sedangkan pin 2.0 sampai 2.3 digunakan untuk menggerakkan
motor pada penampung kedua.
10
3.1.5 Driver
Untuk menggerakkan keran, kami menggunakan motor stepper yang terhubung
dengan driver.
Gambar 3.8 Driver Motor Stepper
11
Semua kaki kolektor pada transistor dihubungkan pada Vcc sehingga keluaran
pada driver (A,B,C,D) berlogic High saat input dari D0-D3 berlogic Low. Pada saat
input dari D0-D3 salah satunya berlogic High, maka keluaran dari driver untuk salah
satu port yang terhubung dengan input yang berlogic High tersebut akan mengeluarkan
logic Low. Rancangan driver motor stepper ini merupakan sumbangan dari bagian
Penelitian dan Pengembangan jurusan Sistem Komputer Bina Nusantara.
3.1.6 Relay
Pada sistem kami, kami menggunakan sebuah heater berkekuatan 600 watt
sebagai pemanas untuk memanaskan air. Heater ini terhubung oleh sebuah rangkaian
relay agar bisa diatur on – offnya. Relay ini terhubung pada MCS – 52 yaitu pada pin
1.7. Relay yang digunakan adalah relay OMRON dengan spesifikasi tegangan 220 V AC
dan 12 V DC serta dengan arus maks sebesar 3 A. Arus yang diperlukan oleh heater
kami untuk berjalan adalah sesuai dengan rumus P = V . I, yaitu 600 = 220 . I. Sehingga
Arusnya adalah 2.72 ampere.
12
Gambar 3.9 Relay Heater
3.1.7 Mikrokontroller MCS - 52
Modul MCS-52 ini berfungsi sebagai penghubung antara PC, sensor dan
aktuator. Modul MCS-52 ini terhubung ke PC melalui port serial dan terhubung ke
sensor dan aktuator melaui port 0.0 hingga port 3.7 pada MCS-52.
Untuk percobaan ini, kami menggunakan 25 pin dari MCS-52. Pin- pin yang
kami gunakan adalah:
- Pin 0.0 – Pin 0.7 sebagai pin data 8 bit dari ADC.
- Pin 1.0 untuk Pin Start of Conversion ADC.
- Pin 1.1 untuk Pin End of Conversion ADC.
- Pin 1.2 untuk Pin Output Enable ADC.
- Pin 1.3 untuk Pin Address Latch Enable 1 ADC.
- Pin 1.4 untuk Pin Add 1 ADC.
13
- Pin 1.7 untuk relay.
- Pin 2.0 – Pin 2.3 untuk dihubungkan ke driver motor stepper bawah.
- Pin 2.4 – Pin 2.7 untuk dihubungkan ke driver motor stepper atas.
- Pin 3.0 sebagai pin TX serial.
- Pin 3.1 sebagai pin RX serial.
- Pin 3.7 sebagai pin Clock untuk ADC.
Gambar 3.10 MCS 52 dan Serial
3.2 Cara Kerja Sistem
14
Sistem kami terdiri dari tiga buah penampung air yang saling berhubungan.
Sistem yang kami rancang bertujuan untuk mengalirkan air dengan suhu tertentu secara
kontinu dan menjaga agar ketinggian air pada penampung kedua tetap sesuai dengan set
point.
Sensor Suhu dan sensor ketinggian akan terhubung dengan ADC. Motor
Stepper akan terhubung dengan Driver motor Stepper. ADC, Driver Motor Stepper akan
terhubung dengan MCS-52 yang berfungsi untuk menyampaikan data ke PC serta
menerima data dari PC melalui Serial Port. Rangkaian relay terhubung ke MCS melalui
pin 1.7. Untuk lebih jelas maka dapat dilihat blok diagram dari alat – alat kami :
Gambar 3.11 Blok Diagram Sistem
15
Ketika sistem mulai bekerja, sensor ketinggian akan mengambil data ketinggian
pada penampung kedua. Data yang didapat berupa data analog lalu diubah menjadi
digital oleh ADC. Data tersebut kemudian dikirim ke PC oleh MCS 52 melalui
komunikasi serial untuk diolah dan diperhitungkan secara fuzzy untuk menghasilkan
output yang sesuai. Jika ketinggian yang didapat kurang dari yang diinginkan maka PC
akan memberikan perintah pada motor stepper penampung kedua akan bekerja menutup
keran melalui MCS 52. Jika ketinggian yang didapat lebih tinggi dari yang diinginkan,
maka PC akan memberikan perintah pada motor stepper penampung kedua akan bekerja
membuka keran melalui MCS 52. Toleransi yang dapat dicapai untuk ketinggian pada
sistim kami adalah + 0.5 cm.
15 detik setelah PC mulai melakukan pengambilan penghitungan data ketinggian
maka sistem akan melakukan pengambilan dan penghitungan data sensor suhu.
Sensor suhu akan mengambil data suhu dari plant berupa data analog. Data
analog ini akan diubah menjadi data digital oleh ADC. Data tersebut kemudian akan
dikirim ke MCS-52 untuk diteruskan ke PC melalui komunikasi port serial untuk diolah
dan diperhitungkan secara fuzzy untuk menghasilkan output yang sesuai. Jika suhu yang
didapat lebih kecil dari suhu yang diinginkan, maka PC akan memberikan perintah pada
relay untuk menghidupkan heater dan pada motor stepper penampung pertama untuk
menutup keran. Jika suhu yang didapat lebih besar dari yang diinginkan, maka PC akan
memberikan perintah pada relay untuk mematikan heater dan pada motor stepper
penampung pertama untuk membuka keran. Toleransi suhu pada sistem kami adalah +
satu derajat celcius.
16
Lalu, setelah 15 detik mulai dari pengambilan dan penghitungan data sensor
suhu, sistem akan kembali melakukan penghitungan dan pengambilan data sensor data
ketinggian. Proses diatas akan dilakukan berulang kali sampai ada penekanan tombol
end. Jadi pengambilan dan penghitungan data ketinggian dan suhu dilakukan secara
bergantian setiap 15 detik sekali. Diperlukan waktu 15 detik karena pergerakan
maksimal dari keran adalah sebesar 12 langkah dan setiap satu langkah keran
memerlukan waktu kira – kira 1 detik. Sehingga, kami membiarkan dahulu keran
bergerak dengan asumsi pergerakan maksimal adalah 12 langkah lalu dilanjutkan
dengan proses selanjutnya.
17
Gambar 3.12 Flowchart Sistem
18
3.2.1 Komunikasi Serial
Agar MCS dapat terhubung dan menerima perintah dari komputer maka
digunakan komunikasi serial. Program yang digunakan adalah microsoft visual basic.
Dengan program ini, nantinya komputer akan mengambil data pembacaan sensor dari
MCS lalu data itu akan dipakai sebagai bahan perbandingan untuk diproses oleh
komputer. Lalu hasil pembacaan dari sensor akan dikalkulasikan dengan target yang
ingin dicapai dan seberapa jauh motor harus begerak dan arah geraknya. Atau bila suhu
ternyata kurang maka akan diperintahkan oleh komputer agar MCS membuka port yang
mengatur heater. Jadi fungsi dari MCS adalah penerjemah antara perintah – perintah
yang dikirim oleh komputer agar dijalankan oleh perangkat – perangkat keras yang
sudah ada. Untuk menghubungkan komunikasi serial antara MCS dengan komputer
maka dibutuhkan sebuah rangkaian serial.
3.2.2 Assembler
Assembler kami gunakan untuk melakukan inisialisasi pada MCS-52. Inisialisasi
yang dilakukan adalah men-set sensor suhu, sensor ketinggian, driver motor stepper
pada penampung air pertama dan kedua, relay dan serial port. Selain itu juga men-set
pin- pin yang digunakan untuk menjalankan semua rangkaian dalam sistem.
19
Gambar 3.13 Flowchart Assembly
20
Pada program assembly kami, ketika MCS dinyalakan maka MCS akan
menunggu data dari PC. Ketika MCS menerima data dari PC, maka MCS akan
membandingkan data yang diterima dengan perintah yang harus dilakukan. Misalkan PC
mengirimkan data 15 heksa. Pertama – tama data 15 heksa akan dibandingkan dengan B
heksa, bila tidak sesuai maka selanjutnya akan dibandingkan dengan C heksa bila tidak
sesuai maka akan dibandingkan lagi dengan heksa selanjutnya. Dalam contoh ini, ketika
data perbandingan data 15 heksanya sudah sesuai maka sistem akan menjalankan
perintah untuk menutup motor atas sebesar 1 langkah. Banyaknya langkah untuk
menutup motor akan tergantung dari banyaknya PC mengirimkan data 15 heksa. Jadi
bila PC mengirimkan data 15 heksa sebanyak 3 kali maka motor atas (motor pada
penampung pertama) akan bergerak menutup sebanyak 3 langkah.
3.2.3 Visual Basic
Visual basic kami gunakan untuk menampilkan tampilan pada PC, mengolah
data digital yang dihasilkan oleh MCS 52 melalui serial port dan mengirimkan hasilnya
kembali ke MCS-52 melalui serial port.
Yang ditampilkan, di layar monitor PC adalah seperti gambar di bawah ini:
21
Gambar 3.14 Tampilan pada layar PC
Yang ditampilkan pada tampilan diatas adalah keadaan suhu dan ketinggian dari
penampung air kedua, banyaknya langkah pergerakan motor dari penampung pertama
dan kedua dan keadaan heater pada penampung kedua.
Suhu saat ini adalah suhu air pada penampung kedua yang dideteksi oleh sensor
suhu dan ditampilkan dalam derajat Celcius.
Ketinggian saat ini adalah ketinggian air pada penampung kedua yang dideteksi
noleh sensor ketinggian, dan ditampilkan dalam centimeter.
Motor adalah banyaknya langkah perputaran motor pada penampung pertama
dan penampung kedua, dan ditampilkan dalam satuan langkah.
22
Relay adalah keadaan relay pada penampung kedua, pada relay hanya ada dua
keadaan yaitu on dan off.
Semua data berubah setiap kali sensor suhu dan ketinggian mengambil data
secara bergantian, perubahan yang dihasilkan dari data tersebut. Jika suhu naik/ turun,
maka keadaan heater akan berubah dari on menjadi off atau sebaliknya, dan banyaknya
langkah pergerakan motor atas akan berubah sesuai keadaan suhu saat itu. Sedangkan
jika ketinggian tinggi/rendah, maka banyaknya langkah pergerakan motor bawah akan
berubah sesuai keadaan ketinggian air saat itu. Dibawah ini adalah flowchart dari
program Visual Basic:
23
Gambar 3.15 Flowchart Visual Basic
24
Gambar 3.16 Flowchart Fuzzy Ketinggian
Gambar 3.17 Flowchart Fuzzy Suhu
25
Pada saat tombol start ditekan, motor pada penampung pertama dan kedua akan
digerakkan sebanyak 12 langkah. Setelah kedua keran terbuka sebanyak 12 langkah
sensor ketinggian akan bekerja mencek ketinggian. Setelah nilai ketinggian didapat,
hasilnya akan dicetak pada tampilan dan dimasukkan ke perhitungan fuzzy untuk
mencari berapa jauh motor pada penampung kedua akan bergerak. Setelah nilai tersebut
didapat, maka motor akan menggerakkan keran pada penampung kedua sebanyak nilai
fuzzy yang didapat. Proses pengambilan data ketinggian, perhitungan dan pergerakan
motor dilakukan selama 15 detik.
Setelah itu, sensor suhu akan bekerja mencek suhu. Setelah nilai suhu didapat,
jika suhu lebih rendah dari setpoint, maka heater akan bekerja, selain itu heater akan
mati. Setelah itu hasil dari pengecekan suhu akan dicetak pada tampilan dan dimasukkan
ke perhitungan fuzzy untuk mencari berapa jauh motor pada penampung pertama akan
bergerak. Setelah nilai tersebut didapat, maka motor akan menggerakkan keran pada
penampung pertama sebanyak nilai fuzzy yang didapat. Proses pengambilan data suhu,
perhitungan dan pergerakan motor dilakukan selama 15 detik.
Proses diatas akan dilakukan secara bergantian dan berulang kali hingga ada
penekanan tombol end.
26
3.2.4 Logika Fuzzy
Pada saat nilai suhu atau ketinggian diterima oleh sistem, nilai tersebut akan
dihitung secara fuzzy. Perhitungan secara fuzzy akan digunakan untuk menghitung
banyaknya pergerakan motor sebagai output dari sistem.
Untuk melakukan perhitungan secara fuzzy yang pertama kali dilakukan adalah
menentukan setpoint untuk suhu dan ketinggian. Pada percobaan ini range suhu yang
kami adalah 21 derajat Celcius dengan ketelitian 1 derajat Celcius. Yaitu dari nilai
setpoint suhu -10 hingga nilai setpoint suhu + 10. Sedangkan untuk ketinggian kami
gunakan dengan range 7 cm dengan ketelitian 0.5 cm. Yaitu dari nilai setpoint
ketinggian – 3 cm hingga nilai ketinggian + 3 cm.
Untuk suhu kami set dengan range 35- 39 derajat celcius dengan ketelitian 1
derajat Celcius. Sedangkan untuk ketinggian setpoint kami set dengan range 9 – 11 cm
dengan ketelitian 0.5 cm.
Setelah setpoint selesai ditentukan, berikutnya adalah menentukan rule untuk
fungsi keanggoataan suhu dan fungsi keanggotaan ketinggian. Rule yang kami gunakan
adalah adalah 5 buah rule untuk suhu dan ketinggian. Rule yang kami gunakan adalah:
27
Gambar 3.18 Grafik Fungsi Keanggotaan + Output untuk Suhu & Ketinggian
Rule untuk Fungsi diatas adalah:
1. If R then Otput = -1
2. If RS then Output = -0.5
3. If S then Output = 0
4. If TS then Output = 0.5
5. If T then Output = 1
Yang membedakan fungsi keanggoataan suhu dan ketinggian adalah pada
fungsi keanggotaan suhu range yang digunakan adalah nilai setpoint suhu – 10 hingga
nilai ketinggian setpoint suhu + 10.
Gambar 3.19 GrafikFungsi Keanggotaan Suhu
28
Sedangkan pada fungsi keanggotaan ketinggian range yang digunakan adalah
nilai setpoint ketinggian – 3 hingga nilai ketinggian setpoint ketinggian + 3.
Gambar 3.20 Grafik Fungsi Keanggotaan Ketinggian.
Grafik Fungsi keanggoataan diatas dapat dibagi menjadi 8 buah persamaan garis
untuk mencari fungsi keanggotaan tiap variabel.
29
1. Persamaan Garis v-w
Gambar 3.21a
Persamaan garisnya adalah:
wvwxy
−−
= ………..(3.1)
4. Persamaan garis p-w
Gambar 3.21d Persamaan garisnya adalah:
wpwxy
−−
= ……….(3.4)
7. Persamaan garis q-r
Gambar 3.21g Persamaan garisnya adalah:
rqrxy
−−
= ………(3.7)
2. Persamaan Garis w-v
Gambar 3.21b Persamaan garisnya adalah:
vwvxy
−−
= ………..(3.2)
5. Persamaan garis p-q
Gambar 3.21e Persamaan garisnya adalah:
qpqxy
−−
= ……….(3.5)
8. Persamaan garis r-q Gambar 3.21h Persamaan garisnya adalah:
qrqxy
−−
= ………..(3.8)
3. Persamaan Garis w-p
Gambar 3.21c Persamaan garisnya adalah:
pwpxy
−−
= ………(3.3)
6. Persamaan garis q-p
Gambar 3.21f Persamaan garisnya adalah:
pqpxy
−−
= ………(3.6)
30
Jika 8 buah persamaan garis tesebut diaplikasikan pada fungsi ketinggian dengan range
setpoint ketinggian -3 hingga setpoint ketinggian +3 maka didapat tabel:
Tabel 3.1 Tabel Fungsi Keanggotaan Suhu
Mu/K SP-3 SP-2.5
SP-2 SP-1.5
SP-1 SP-0.5
SP SP +0.5
SP +1
SP+ 1.5
SP+2 SP+ 2.5
SP+3
R 1 0.7 0.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 RS 0 0.3 0.7 1 0.7 0.3 0 0 0 0 0 0 0 S 0 0 0 0 0.3 0.7 1 0.7 0.3 0 0 0 0
TS 0 0 0 0 0 0 0 0.3 0.7 1 0.7 0.3 0 T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.3 0.7 1
Jika 8 buah persamaan garis tesebut diaplikasikan pada fungsi suhu dengan range setpoint
ketinggian -10 hingga setpoint ketinggian +10 maka didapat tabel:
Tabel 3.2 Tabel Fungsi Keanggotaan Ketinggian
Mu/S SP-10
SP-9
SP-8
SP-7
SP-6
SP-5
SP-4
SP-3
SP-2
Sp-1
SP SP+1 SP+2
R 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 0 0 0 0 0 0 RS 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 0 S 0 0 0 0 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0.8 0.6
TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.2 0.4 T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mu/S SP+3 SP+4 SP+5 SP+6 SP+7 SP+8 SP+9 SP+10
R 0 0 0 0 0 0 0 0 RS 0 0 0 0 0 0 0 0 S 0.4 0.2 0 0 0 0 0 0
TS 0.6 0.8 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 T 0 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
31
Sedangkan untuk menentukan pergerakan aktuator digunakan rumus fuzzy logic
Center of Gravity:
)54321()5*5()4*4()3*3()2*2()1*1(
MuMuMuMuMuFPMuFPMuFPMuFPMuFPMuAktuatorPergerakan
++++++++
=
Dengan: FP1 = -1
FP2 = -0.5
FP3 = 0
FP4 = 0.5
FP5 = 1
Misalkan untuk suhu 26 derajat Celcius dengan setpoint suhu 35, maka:
)0002.08.0()1*0()5.0*0()0*0()5.0*2.0()1*8.0(
+++++++−+−
=AktuatorPergerakan
19.0−
=AktuatorPergerakan
Nilai pergerakan aktuator akan dikalikan dengan gerak maksimum pada motor.
Gerak maksimum yang digunakan dalam percobaan ini adalah 12 langkah. Maka gerak
yang terjadi adalah : -0.9 * 12 = 10.8 langkah.
Jika hasilnya negatif, maka motor akan bergerak menutup keran sedangkan jika
positif sebaliknya.
32