analisis laporan keuangan_pt xl_kel 3_ 5y.pdf

Upload: madita-pakaryugi

Post on 26-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    1/40

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

    Analisis Laporan Keuangan PT XL AXIATA

    Diajukan Oleh:

    Kelompok 3

    1. Gema Azhdi Kumara (21)

    2. Hariz Muftie Hidayat (22)

    3. Ichsan Atmaja (23)

    4. Inesia Nur Ifada (24)5. Lasria Kartika Handayani S (25)

    6. Latifa Rahmi (26)

    7. M Zarsih Akbar Maulana (27)

    8. Madita Pakaryugi Klesra (28)

    9. Muhammad Aulia Rahman C (29)

    10. Muhammad Fudhail (30)

    Mahasiswa Program Diploma III Keuangan

    Spesialisasi Akuntansi PKN STAN Bintaro

    Untuk Memenuhi Tugas Aktivitas Semester 5 Mata Kuliah Analisis LaporanKeuangan

    Politeknik Keuangan Negara STAN

    2 0 1 5

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    2/40

    Analisis Laporan Keuangan | 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi

    keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil

    keputusan bisnis. Setiap akhir periode biasanya akuntan menyiapakan dan menyusun

    Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal,

    dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi

    adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting

    yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan

    Keuangan.

    Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos

    yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan

    agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Tujuan utama

    analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

    1.

    Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi

    keuangan dimasa yang akan datang.

    2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen,

    operasional maupun, keuangan.

    3.

    Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.

    Analisis laporan keuangan diperlukan dalam beberapa hal lain sebagi berikut:

    1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja, kompensasi, risiko perusahaan

    2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,

    keamanan investasi.

    3.

    Bagi kreditor: mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang serta bunganya.

    4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.

    5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja

    6.

    Bagi supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya: mengetahui kemampuan

    perusahaan membayar hutang jangka pendeknya

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    3/40

    Analisis Laporan Keuangan | 3

    7.

    Pelanggan: memerlukan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan

    perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan kerjasama jangka panjang.

    Laporan keuangan adalah sumber informasi yang dijadikan landasan pengambilan

    keputusan oleh karena itu biasanya mereka mengadakan analisis atau interpretasi terhadap

    data data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dalam paper ini kami akan

    membahas tentang analisis laporan keuangan PT XL AXIATA

    B. Profil Perusahaan

    PT XL Axiata Tbk atau lebih dikenal dengan nama XL adalah salah satu operator

    telekomunikasi seluler yang ada di Indonesia. XL dulunya didirikan pada tanggal 8 Oktober

    1996 dengan nama PT Excelcomindo Pratama Tbk sebelum akhirnya mengganti namanya

    pada 23 Desember 2009 lalu. Saat perusahaan ini pertama berdiri, kepemilikannya masih

    berada dalam kekuasaan PT Grahametropolitan Lestari yang merupakan perusahaan

    dagang dan pelayanan umum. XL adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang

    memberikan layanan telepon seluler. Visi PT XL Axiata Menjadi Juara Seluler Indonesia-

    Memuaskan Pelanggan, Pemegang Saham dan Karyawan

    Awalnya XL menyediakan layanan telekomunikasi handphone seluler dengan

    menggunakan teknologi GSM 900 kemudian merintis jaringan GSM 1800. Beberapa tahun

    kemudian, perusahaan ini dianugerahi lisensi untuk mengimplementasikan jaringan DCS

    1800 dan mengoperasikan layanan ISP dan VoIP. Pada tahun 2006, XL mengantongi ijin

    untuk memberikan layanan 3G yang kemudian diluncurkan pada bulan September 2006.

    Pada akhir tahun 2010, jumlah pelanggan XL telah mencapai angka 40 juta dengan lebih dari

    22.000 menara pemancar yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Pada 26 September 2013, XL mencapai kesepakatan untuk mengakuisi PT Axis

    Telekom Indonesia (Axis). Perusahaan ini mengambil alih 95 persen saham Saudi Telecom di

    Axis.

    C. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana kondisi perusahaan dilihat dari analisis likuiditas?

    2.

    Bagaimana kondisi perusahaan dilihat dari analisis finansial?

    3. Bagaimana kondisi perusahaan dilihat dari analisis investasi

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    4/40

    Analisis Laporan Keuangan | 4

    BAB II

    ANALISIS LIKUIDITAS

    Likuiditas adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

    kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Masalah likuiditas dapat dihitung

    dengan dua cara, yaitu dengan cara perhitungan menggunakan rasio (quick ratio, current

    ratio, dan cash ratio dan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average

    collection period).

    A.Current Ratio

    Current ratio adalah ratio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki

    perusahaan dengan hutang jangka pendek

    Current Ratio =

    Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam

    likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena

    menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi

    kemampuan laba perusahaan.

    Nama Perusahaan 2012 2013 2014

    PT XL AXIATA 3658985 5844114 13309762

    8739996 7931046 15398292

    0.42 0.74 0.86

    PT TELKOM 27973 33075 33762

    24107 28437 31786

    1.16 1.16 1.06

    PT INDOSAT 8308810 7169017 859168411015751 13494437 21147849

    0.75 0.53 0.41

    Analisis Perubahan Ratio Lancar PT XL Axiata

    Padatahun 2012, perusahaanmemilikinilai ratio lancar 0,42.

    Artinya, perusahaan hanya punya Rp 0,42 untuk membayar setiap Rp 1 utang

    lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.

    Padatahun 2013, perusahaanmemilikinilai ratio lancar 0,74.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    5/40

    Analisis Laporan Keuangan | 5

    Artinya, perusahaan hanya punya Rp 0,74 untuk membayar setiap Rp1 utang

    lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.

    Pada tahun 2014, perusahaan memiliki nilai ratio lancar 0,86.

    Artinya, perusahaan hanya punya Rp0,86 untuk membayar setiap Rp1 utang

    lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.

    GrafikPerubahan Current Ratio

    Nilai ratio lancar perusahaan PT XL Axiata mengalami peningkatan 76,19% dari tahun 2012

    ketahun 2013 dan peningkatan 16,21% dari tahun 2013 ketahun 2014. Dari tahun 2012

    hingga 2014, nilai ratio lancar perusahaan PT XL Axiata mengalami peningkatan. Walaupun

    ratio perusahaan XL Axiata berada di bawah 1, PT XL Axiata mengalami peningkatan ratio

    lancar setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki peningkatan

    kemampuan untuk memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.

    Pada tahun 2014, nilai ratio dari PT XL Axiata hamper mendekati satu.

    B. Cash Ratio

    Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga. Cash ratio

    menunjukan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat

    berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio

    sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    2012 2013 2014

    PT XL

    PT Telkom

    PT Indosat

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    6/40

    Analisis Laporan Keuangan | 6

    Cash Ratio juga merupakan perbandingan daripada kas dan saldo giro/tabungan bank yang

    dimiliki oleh perusahaan dengan hutang lancar yang ada, semakin tinggi nilai ini tentunya

    akan semakin baik.

    Cash Ratio = Total Kas dan Bank

    Total Hutang Lancar

    Perhitungan Ratio PT. XL Axiata

    o Cash Ratio 2012 = = 0,09

    o Cash Ratio 2013 = = 0,17

    o Cash Ratio 2014 = = 0,45

    Perbandingan dengan perusahaan sejenis

    2012 2013 2014

    PT XL 0.09 0.17 0.45

    PT Telkom 0.54 0.52 0.56

    PT Indosat 0.36 0.17 0.16

    Padatahun 2012 ke 2013, cash ratio naiksebesar 88,9%

    Padatahun 2013 ke 2014, cash ratio naiksebesar 164,7%

    Grafik Cash Ratio PT. XL Axiata

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    2012 2013 2014

    PT XL

    PT Telkom

    PT Indosat

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    7/40

    Analisis Laporan Keuangan | 7

    C. Acid Test Ratio / Quick Ratio

    Quick Ratio atau Acid Test Ratio adalah rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi

    persediaan dengan hutang lancar. Aktiva lancar dalam acid test ratio berupa kas, setara kas,

    surat berharga, piutang, dll. Persediaan dikeluarkan dalam menghitung Acid Test Ratio

    karena persediaan dianggap masih terlalu sulit untuk dirubah kedalam bentuk kas

    Perhitungan Acid test ratio dapat dilihat dari rumus dibawah ini:

    Acid Test Ratio =

    Acid Test Ratio PT XL Axiata dan perusahaan sejenis :

    2012 2013 2014

    PT XL 0.41 0.73 0.86

    PT Telkom 1.14 1.15 1.05

    PT Indosat 0.75 0.53 0.4

    Padatahun 2012, perusahaan memiliki nilai quick ratio 0,41.

    Padatahun 2013, perusahaan memiliki nilai quick ratio 0,73.

    Padatahun 2014, perusahaan memiliki nilai quick ratio 0,86.

    Grafik

    Quick ratio pada suatu perusahaan dikatakan baik apabila berada dalam posisi 0,8

    sampai 1. Apabila kurang dari 0,8 dapat dikatakan suatu perusahaan mengalami masalah

    dalam keuangannya. Melihat data Quick Ratio PT XL Axiata diatas menunjukan perubahaan

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    2012 2013 2014

    PT XL

    PT Telkom

    PT Indosat

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    8/40

    Analisis Laporan Keuangan | 8

    yang positif karena selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar hampir 90%

    kemudian 20%.

    Berdasarkan kurva Rasio Lancar dapat kita ketahui bahwa RasioLancar PT XL Axiata

    tidak mencapai 100% yang berarti jumlah hutang lebih besar daripada jumlah aktiva. Jika

    dibandingkan dengan Industri yang sama PT XL Axiata jauh lebih baik karena dari tahun

    ketahun terjadi kenaikan walaupun belum mencapai 100% seperti PT Telkom.

    D. Cash Collection period

    Merupakan lama waktu yang diambil perusahaan untuk menerima pembayaran

    selama jangka waktu pembayaran piutang dari customer. Rasio ini biasa digunakan sebagai

    tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka

    pendek.

    Perhitungan Cash Collection PT XL AXIATA

    2012 2013 2014

    PT XL 9.06 15.74 19.34

    PT Telkom 25.24 25.86 26.79PT Indosat 33.1 32.74 32.78

    Dalam tabel di atas tampak bahwa periode perubahan piutang menjadi kas selalu

    mengalami kenaikan, dengan kata lain semakin lama. Ada dua pandangan dalam hal ini.

    Pertama, kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas jangka pendek semakin

    berkurang. Kedua, kita tidak hanya melihat dari sisi persentase atau angka saja, peningkatan

    persentase ini juga disebabkan karena bertambahnya jumlah piutang perusahaan karena

    pada tahun 2013 melakukan akuisisi terhadap perusahaan AXIS. Oleh karena itu,

    peningkatan angka ini tidak berarti selalu menunjukkan bahwa perusahaan mengalami

    kesulitan dalam hal menagih piutangnya

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    9/40

    Analisis Laporan Keuangan | 9

    Grafik Perbandingan

    Cash Collection Bagian Terpisah

    Sama seperti pengertian cash collection sebelumnya, namun perhitungan piutang

    usaha danp iutang lain-lain disini dilakukan secara terpisah. Perhitungan ini dilakukan untuk

    mengetahui manakah yang lebih efektif antara piutang usaha dan piutang lain-lain. Berikut

    adalah perhitungan Cash Collection (terpisah) dari 3 perusahaan :

    PT XL Axiata

    2012 2013 2014

    Piutang Usaha 8.6814 15.405 18.756

    Piutang Lain-lain 0.3766 0.3401 0.5802

    PT Telkom

    2012 2013 2014

    Piutang Usaha 8.6814 15.405 18.756

    Piutang Lain-lain 0.3766 0.3401 0.5802

    PT Indosat

    2012 2013 2014

    Piutang Usaha 8.6814 15.405 18.756

    Piutang Lain-lain 0.3766 0.3401 0.5802

    ANALISIS UNTUK PT XL AXIATA

    1. Pada tahun 2012, cash collection untuk piutang usaha adalah 8,68 hari dan untuk

    piutang lain-lain adalah 0,37 hari

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    2012 2013 2014

    PT XL

    PT Telkom

    PT Indosat

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    10/40

    Analisis Laporan Keuangan | 10

    2.

    Pada tahun 2013, cash collection untuk piutang usaha adalah 15,4 hari dan untuk

    piutang lain-lain adalah 0,34 hari

    3. Pada tahun 2014, cash collection untuk piutang usaha adalah 18,75 hari dan untuk

    piutang lain-lain adalah 0,58 hari

    Jika dilihat dari data, PT XL Axiata menunjukkan hasil yang bagus karena periode

    penagihan piutang relatif lebih cepat dibandingkan perusahaan lain. Namun juga

    disayangkan karena semakin tahun, semakin lama penagihan piutangnya.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    11/40

    Analisis Laporan Keuangan | 11

    BAB III

    ANALISIS SOLVABILITAS

    Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan

    yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh

    perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan

    kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka

    pendek maupu jangka panjang jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuidasi. Perusahaan

    yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko kerugian yang lebih besar

    daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah.

    A. Total debt to equity ratio

    Adalah perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan

    perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi

    seluruh kewajibannya.

    Total Debt to Equity Ratio:

    Debt to Equity Ratio PT XL dan perusahaan dalam industri sejenis

    2012 2013 2014

    PT XL AXIATA 1,3 1,63 3,65

    PT INDOSAT 1,84 2,3 2,75

    PT TELKOM 0,66 0,65 0,63

    Pada tahun 2013, perusahaan yang memiliki DER dari yang terkecil sampai yang terbesar

    adalah Telkom, XL, Indosat. DER dengan angka di bawah 1,00 mengindikasikan bahwa

    perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimilikinya.

    Di tahun 2014, XL mengalami kenaikkan DER yang tinggi dan Indosat juga mengalami

    kenaikkan sedikit dibandingkan XL, sedangkan Telkomsel mengalami penurunan DER. DER

    yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat

    hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan bertambah besar yang berarti juga

    bisa mengurangi keuntungan.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    12/40

    Analisis Laporan Keuangan | 12

    Grafik perbandingan

    B. Long Term Debt to Equity Ratio

    Adalah perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan

    perusahaan khususnya hutang jangka panjang yang dimiliki perusahaan

    Rumus Long Term Debt to Equity =

    Dapat dilihat bahwa, bahwa PT. XL dari tahun 2012 ke tahun 2014, LTD to Equity

    bertambah sebesar 1,7203 yang menunjukkan kinerja perusahaan memburuk karena

    perusahaan menanggung resiko finansial yang semakin besar seiring bertambahnya

    hutang/kewajiban. Sedangkan PT. INDOSAT mengalami fluktuasi dalam rasio ini, yaitu

    meningkat ditahun 2013, namun kembali bergerak menurun ke posisi 1,26 pada akhir tahun

    2014, yang mengisyaratkan adanya perbaikan kinerja dari PT. INDOSAT ditahun tersebut.

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.53

    3.5

    4

    2012 2013 2014

    PT XL AXIATA

    PT INDOSAT

    PT TELKOM

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    2012 2013 2014

    Long Term Debt to Equity Ratio

    XL INDOSAT TELKOM

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    13/40

    Analisis Laporan Keuangan | 13

    Untuk PT. TELKOM, LTDE Ratio mengalami penurunan yang pelan namun pasti dari

    tahun 2012 ke 2014 dan berhenti diangka 0,266. Dari gambaran besar ini dapat disimpulkan

    bahwa PT. TELKOM lah yang paling sedikit menanggung resiko finansial dalam hal Hutang

    jangka panjang yang ditanggung perusahan.

    PT. XL memiliki rasio yang bertambah dikarenakan adanya kenaikan pinjaman jangka

    panjang dari tahun 2013 ke 2014 sebesar hampir 102% (101,49%), sedangkan PT TELKOM

    pinjaman jangka panjangnya naik hanya sebesar 4% (4,1886%) dan PT INDOSAT turun

    sebesar 27% (26,92%). Pinjaman jangka panjang ini melonjak secara signifikan dikarenakan

    juga adanya akuisi PT Axis.

    C. Times Interest Earned

    Time interest earned merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan

    pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan

    keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

    Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur

    kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan

    mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari

    pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

    Times Interest Earned =

    Perhitungan Times Interest Earned

    Tahun Nama

    Perusahaan

    LabaSebelumPajak BebanBunga Times Interest

    Earned

    2012 PT XL AXIATA 3751421 690283 5,43

    PT INDOSAT 461618 5455925 0,085

    PT TELKOM 24228 1111 21,81

    2013 PT XL AXIATA 1389667 859765 2.62

    PT INDOSAT -3333837 3366200 -0,99

    PT TELKOM 27149 1476 19.39

    2014 PT XL AXIATA 1069786 1390029 1.77

    PT INDOSAT -1935901 2166164 -0,89

    PT TELKOM 28784 1911 16.06

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    14/40

    Analisis Laporan Keuangan | 14

    Grafik Time Interest Earned

    Analisis Perubahan Times Interest Earned Ratio

    Times Interest Earned Ratio tahun 2012 adalah 5,43 (6 kali)

    Artinya,biaya bunga dapat ditutup 6 kali dari laba sebelum bunga dan pajak.

    Times Interest Earned Ratio tahun 2013 adalah 2.62 (3 kali)

    Artinya,biaya bunga dapat ditutup 3 kali dari laba sebelum bunga dan pajak.

    Times Interest Earned Ratio tahun 2014 adalah1.77 (2 kali)

    Artinya,biayabunga dapat ditutup 2 kali dari laba sebelum bunga dan pajak.

    Times Interest Earned Ratio Perusahaan PT XL Axiata mengalami penurunan dari

    tahun 2012 hingga tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kemungkinan

    mendapat bunga pinjaman lebih kecil tambahan pinjaman dari kreditor.

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    2012 2013 2014

    PT XL

    Indosat

    Telkom

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    15/40

    Analisis Laporan Keuangan | 15

    BAB IV

    ANALISIS FINANSIAL

    A. Manfaat pascapensiun

    Terdapat dua manfaat pascapensiun:

    1. Manfaat pensiun; pemberi kerja menjajikan manfaat moneter kepada pekerja

    pascapensiun.

    2.

    Manfaat lain pascapensiun pekerja; pemberi kerja menjanjikan manfaat

    nonmoneter berupa asuransi jiwa dan pemeliharaan kesehatan.

    Terdapat lima langkah untuk analisis manfaat pascapensiun:

    1.

    Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban manfaat ekonomis dan yang

    dilaporkan.

    2. Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan.

    Biaya manfaat yang dilaporkan berbeda dengan biaya ekonomis karena dampak

    sementara, seperti keuntungan dan kerugian aktuaria, biaya jasa lalu, dan

    pengembalian aset abnormal; ditangguhkan dan diamortisasi melalui proses perataan.

    3. Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.

    Tugas penting dalam menganalisis manfaat pascapensiun adalah mengevaluasi asumsi

    aktuarial yang digunakan pemberi kerja. Hal ini termasuk memeriksa sekuritas

    perubahan asumsi pada angka ekonomi maupun angka yang dilaporkan.

    4. Memeriksa paparan risiko pensiun.

    Risiko yang timbul dalam hal aset program mempunyai profil risiko yang berbeda

    dengan kewajiban pensiun . nilai kewajiban pensiun sensitif terhadap tingkat diskonto

    yang merefleksikan hasil obligasi perusahaan. Sehingga perubahan nilai kewajiban

    pensiun berkorelasi dengan harga pasar obligasi.

    5.

    Mempertibangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun.

    Arus kas keluar sama dengan kontribusi yang disiapkan perusahaan untuk program

    pensiun. Perusahaan dengan program membutuhkan dana banyak sering kali tidak

    membuat kontribusi apapun.

    PT XL Axiata menggunakan metode nilai pasti (Defined Benefit) untuk para

    karyawannya yang pensiun, cacat atau meninggal dunia yang diselenggarakan oleh PT.

    Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sejak april 2002. Program ini disediakan untuk seluruh

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    16/40

    Analisis Laporan Keuangan | 16

    pegawai tetap berusia di bawah 50 tahun pada saat dimulainya program ini pada april 2002.

    besaran nilai yang diberikan kepada pegawai adalah 10% dari gaji pokok bersih, terdiri dari

    7% berasal dari perseroan dan 3% dari karyawan. Sesuai dengan UU 13/2003, perseroan

    berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang sekarang

    belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU 13/2003 .

    Dapat dilihat pada akun

    kerugian/keuntungan actuarial yang

    diakui pada laba rugi komprehensif

    lainnya. Terdapat kerugian yang

    disebabkan oleh kesalahan prediksi atau

    penilaian yang dilakukan aktuaris,

    sehingga menyebabkan adanya beban

    tambahan yang mengharuskan

    perusahaan membayar iuran imbalan

    pasca kerja tambahan sebesar 35,003

    untuk menutupi kerugian tersebut.

    Pada gambar ini juga terdapat iuran imbalan pasca kerja yang sudah dibayar oleh

    perusahaan selama periode berjalan pada akun pembayaran selama periode berjalan

    sebesar 17,182

    Pada gambar ini di jelaskan bahwa

    aktuaris memperhitungkan dan

    memperkirakan bahwa iuran pasti untuk

    periode selanjutnya tidak berbeda secara

    material dibandingkan dengan

    pembayaran sebelumnya, yaitu sebesar

    17,182.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    17/40

    Analisis Laporan Keuangan | 17

    B. Kewajiban Kontijensi

    Kewajiban Kontijensi merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan.

    Kewajiban kontijensi timbul dari perkara hukum, ancaman pengambil alihan, penagihan

    piutang, klaim atau garansi produk, atau kerusakan produk, garansi kinerja, penghitungan

    pajak, risiko yang diasuransikan sendiri, dan kerugian property akibat bencana.

    Kerugian Kontijensi harus memenuhi dua kondisi agar dapat dicatat sebagai kerugian,

    keriteria tersebut yaitu :

    1. Probable, besar kemungkinan bahwa asset akan turun nilainyaatau kewajiban

    akan timbul

    2.

    Jumlah kerugian harus dapat diestimasikan dengan memadai reasonably

    Jika perusahaan tidak menugkapkan kontijensi karena satu atau dua kondisi tidak

    terpenuhi, perusahaan harus mengungkapkan kontijensi dalam catatan atas laporan

    keuangan jika kerugian mungkin terjadi possible

    PT XL Axiata sendiri memiliki kewajiban kontijensi yang dilaporkan dalam laporan

    keuangannya. Perusahaan mendapat tuntutan hukum dari Komisi Pengawasan Persaingan

    Usaha (KPPU) karena tuduhan melakukan kartel, kesepakatan penetapan tarif SMS yang

    melanggar Pasal 5 UndangUndang Anti Monopoli. Pada tanggal 18 Juli 2008, KPPUdalam

    salah satu putusannya memutuskan menghukum perseroan untuk membayar denda sebesa

    Rp 25.000.000.000. Atas putusan KPPU tersebut, pada 9 Juli 2008 perseroan mengajukan

    keberatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang kemudian dilanjutkan ke Mahkamah

    Agung. Namun, sampai dengan tanggal penyelesaia lapran keuangan, perseroan belum

    menerima putusan dari kedua institusi tersebut. Dengan ini menunjukkan PT XL memiliki

    kewajiban atas tuntutan hukum dimasa depan dan berilai cukup signifikan mempengaruhi

    kondisi perusahaan

    C. Modal Saham

    Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan.

    Ekuitas dipandang klaim pemilik atas asset bersih perusahaan. Pemegang saham

    dihadapkan pada risiko tertinggi perusahaan. Pada saat yang sama, pemegang saham

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    18/40

    Analisis Laporan Keuangan | 18

    memiliki kemungkinan pengembalian maksimum karena mereka memiliki kemungkinan

    atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor terpenuhi.

    Pelaporan modal saham meliputi penjelasan tentang perubahan jumlah saham baik

    peningkatan maupun penurunan jumlah saham. Klasifikasi modal saham yaitu saham

    preferen dan saham biasa.

    Analisis:

    Jumlah saham perusahaan di tahun 2013 dan 2014 tetap, tidak terjadi perubahan.

    Dimungkinkan perusahaan menggunakan cara lain dalam upaya mencari pendanaan

    perusahaan.

    D. Pinjaman Jangka Panjang/ Long Term Loans

    Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu

    siklus atau periode mana yang lebih panjang. Kewajiban tidak lancar beragam bentuknya,

    dan penilaian serta pengukurannya memerlukan pengukuran atas seluruh batasan dan

    ketentuan.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    19/40

    Analisis Laporan Keuangan | 19

    Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa PT XL menggunakan pinjaman

    jangka panjang sebagai alternatif pendanaan. Tambahan pinjaman jangka panjang yang

    diperoleh sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 4.789.952. Terlihat pula perusahaan mencoba

    menarik pinjaman luar negeri. Meningkatnya pendanaan dikarenakan kebutuhan

    perusahaan untuk terus mengembangkan usahanya.

    Meningkatnya pinjaman jangka panjang ini akan menimbulkan efek antara lain:

    1. Meningkatkan arus kas masuk dalam laporan arus kas

    2. Menurunkan laba pada laporan laba rugi karena bagian lancar pembayaran hutang

    ataupun beban bunga

    3. Menurunkan rasio liquiditas masa depan

    Fleksibilitas

    Grup memiliki fasilitas bank garansi dengan berbagai institusi keuangan sejumlah ekuivalen

    Rp 287.080. Fasilitas ini tersedia dalam beberapa periode sampai dengan 2 Agustus 2015.

    Pada tanggal 31 Desember 2014, porsi yang belum digunakana dalah Rp 128.788

    Pola Pembayaran

    Pola pembayaran seperti perjanjian pinjaman pada umumnya, yaitu dengan

    melakukan pembayaran saat utang tersebut telah jatuh tempo. Kemampuan perusahaan

    membayar utang baik jangka pendek maupun jangka panjang sangat dipengaruhi oleh

    sumber likuiditas perusahaan.

    Per 31 Desember 2014

    Pinjaman Jatuh

    Tempo Kurang dari

    1 Tahun

    Pinjaman Jatuh

    Tempo antara 1

    dan 2 Tahun

    Pinjaman Jatuh

    Tempo lebih dari

    2 Tahun

    Hutang Usaha dan HutangLain-lain

    4,444,464 - -

    Beban yang masih harus

    dibayar

    817,207 - -

    Arus kas masuk 879,197 1,075,320 4,283,884

    Arus kas keluar (796,165) (1,132,926) (4,378,742)

    Liabilitas sewa 357,696 357,696 2,495,218

    Pinjaman ke Pemegang

    Saham

    149,902 149,902 6,257,476

    Pinjaman Jangka Panjang 5,064,724 4,904,670 16,235,572

    Jumlah 10,917,025 5,354,662 24,893,408

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    20/40

    Analisis Laporan Keuangan | 20

    Transaksi dengan pihak yang berelasi

    Keterbatasan Setelah Utang

    Perseroan diharuskan untuk mematuhi beberapa persyaratan, seperti;

    aktivitas lindung nilai,

    pembatasan atas penjualan atau pengalihan aset,

    mempertahankan Axiata Group Berhad baik langsung maupun tidak

    langsung sebagai pemegang saham mayoritas dan

    Mempertahankan rasio hutang terhadap EBITDA tidak melebihi 4,5.

    Fasilitas kredit di atas ditujukan untuk pembiayaan kembali pinjaman, modal kerja,

    pembelian aset tetap dan akuisisi AXIS.Pada setiap tanggal pelaporan, Perseroan memenuhi

    seluruh persyaratan pinjaman jangka panjang.

    E. Sewa/ Leasing

    Sewa dimana seluruh risiko dan

    manfaat yang terkait dengan kepemilikan

    aset secara signifikan berada pada lessor

    diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

    Pembayaran sewa dalam sewa operasi

    dibebankan pada laporan laba rugi

    komprehensif konsolidasian secara garis

    lurus selama masa sewa.

    Sewa dimana Perseroan memiliki

    secara substansial seluruh risiko dan manfaat

    terkait dengan pemilikan aset diklasifikasikan

    sebagai sewa pembiayaan. Sewa

    2013 2014

    Hutang Usaha Jumlah % thdp

    jumlahliquiditas

    Jumlah % terhadap

    jumlahlikuiditas

    Entitas sepengendali

    M1 Limited 3.410 0,0430 % 9.205 0,0598 %

    Lain-lain 319 0,0040 % 22 0,0001 %

    Jumlah 3.729 0,0470 % 9.227 0,0599 %

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    21/40

    Analisis Laporan Keuangan | 21

    pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai

    wajar aset sewaan dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum.

    Aset sewa berupa peralatan dan jaringan senilai Rp. 2.442.471 diperoleh sebagian

    besar dengan Capital Lease / Sewa Pembiayaan yaitu senilai Rp. 2.076.121 dan sisanya

    diperoleh dengan menggunakan Sewa Operasi biasa.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    22/40

    Analisis Laporan Keuangan | 22

    BAB V

    ANALISI INVESTASI

    A. Kas Dan Setara KasKas dan setara kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22) Kas terdiri dari saldo kas (cash

    on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya

    sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah

    tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan.

    Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di dalam neraca,

    karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir semua transaksi yang

    terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas. Dalam Standar Akuntansi

    Keuangan (IAI) 2009 : 1.7), Aset lancar dijelaskan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai

    aset lancar jika aset tersebut :

    1.

    Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka

    waktu siklus operasi normal perusahaaan

    2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan kan

    direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca

    3.

    Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi

    Dari definisi kas dan setara di atas dapat disimpulkan bahwa:

    1. Kas dan setara kas bukan hanya yang ada di perusahaan, tetapi juga saldo rekening giro

    di bank yang penggunaannya tidak dibatasi dan surat-surat berharga yang dapat ditarik

    dengan segera menjadi kas sehingga risikonya kecil akibat pengaruh terjadinya

    perubahan nilai dari perubahan tingkat suku bunga.

    2. Umumnya kas dan setara digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan,

    sehingga kas dan setara kas secara langsung atau tidak langsung hampir mempengaruhi

    semua transaksi bisnis perusahaan.

    3. Perkiraan kas dan setara kas di Neraca disajikan pada urutan pertama golongan aktiva

    lancar karena merupakan aktiva yang paling likuid

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    23/40

    Analisis Laporan Keuangan | 23

    Analisis: Sumber diambil dari contoh laporan arus kas PT.XL AXIATA Tbk Tahun 2014

    1.Total arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp8.540.116 (dalam jutaan

    rupiah)

    2.Total arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar (Rp16.677.612)

    3.Total arus kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp13.769.335

    Diketahui:

    Kas dan setara kas awal tahun = Rp1.317.996

    Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas = 1.481

    Sehingga

    kas dan setara kas akhir tahun =

    Rp8.540.116 + (Rp16.677.612) + Rp13.769.335 + RP1.481 = Rp6.951.316

    Aktivitas operasi:

    Perusahaan ini dapat menghasilkan arus kas yang mampu untuk melunasi pinjaman,

    memelihara kemampuan operasi perusahaan dan tidak termasuk setara kas.

    Aktivitas Investasi:

    Dalam aktivitas ini perusahaan lebih banyak mengeluarkan biaya daripada penerimaannya.

    Aktivitas Pendanaan:

    Aktivitas pendanaan PT.XL AXIATA menunjukkan lebih banyak komposisi modalnya

    dibandingkan dengan pendanaannya.

    B. Piutang

    Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa,atau dari pinjaman uang. Terdapat 2 Jenis Piutang yaitu Piutang Usaha dan Wesel Tagih.

    Contoh perbandingan piutang PT XL dan PT INDOSAT :

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    24/40

    Analisis Laporan Keuangan | 24

    Mengapa harus ada analisis Piutang?Piutang merupakan aset lancar, yang liquidasinya

    berada selevel dibawah kas dan setara kas. Apa Dampaknya? Piutang akan berpengaruh

    pada penilaian kualitas laba, yang akhirnya di tampilkan dalam Laporan Keuangan

    Perusahaan.

    Persentase Penyisihan

    Dari pengamatan dan analisis kami, kami

    menemukan bahwa persentase penyisihan

    piutang tak tertagih adalah sebagai berikut.

    1. Untuk umur piutang dibawah 30 hari,

    penyisihan dilakukan sebesar 1%

    2.

    Untuk umur piutang diantara 31 sampai

    60 hari, penyisihan dilakukan sebesar

    8%

    3. Untuk umur piutang diatas 60 hari,

    penyisihan adalah sebesar 40%.

    60 hari 40%

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    25/40

    Analisis Laporan Keuangan | 25

    Ratarata umur piutang, Cash Collection

    Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa

    lamawaktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas.

    Rata-rataumur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan

    penjualan perhari.Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.Rata-

    rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Days Sales Outstanding =

    Nama Perusahaan Tahun Piutang Penjualan Day's Sales Outstanding

    PT XL Axiata 2012 527,621 20,969,806 9.06

    2013 1,332,444 21,265,060 11.282014 1,187,665 23,460,015 9.11

    PT Telkom 2012 5,409 77,143 25.24

    2013 6,510 82,967 25.86

    2014 6,842 89,696 26.79

    PT Indosat 2012 2,061,130 22,418,812 33.10

    2013 2,277,354 23,855,272 32.74

    2014 2,108,406 24,085,101 32.78

    Kami berpendapat, bahwa dalam Collection Receivables, tidak ada yang bisa

    mengalahkan PT XL dalam mengumpulkan kembali piutang, dalam hal penjualan khususnya.

    Maka apabila hanya ditinjau dari Collection period, kami dengan bangga

    merekomendasikan para investor untuk berinvestasi di PT XL.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    2012 2013 2014

    PT XL

    PT Telkom

    Indosat

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    26/40

    Analisis Laporan Keuangan | 26

    Perputaran Piutang

    Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan

    volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai d

    engan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu.

    Perputaran Piutang =

    Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam

    piutangrendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam

    piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan

    penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan

    pemberian kredit.

    Nama Perusahaan TahunPenjualan

    Kredit

    Piutang Rata-

    rataPerputaran Piutang

    PT XL Axiata

    2012 20,969,806 527,621 39.74

    2013 21,265,060 930,033 22.86

    2014 23,460,015 1,260,055 18.62

    PT Telkom

    2012 77,143 5,409 14.26

    2013 82,967 5,960 13.92

    2014 89,696 6,676 13.44

    PT Indosat

    2012 22,418,812 2,061,130 10.88

    2013 23,855,272 2,169,242 11.00

    2014 24,085,101 2,192,880 10.98

    Grafik Perbandingan

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    2012 2013 2014

    PT XL

    PT Telkom

    Indosat

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    27/40

    Analisis Laporan Keuangan | 27

    C. Prepaid Expense

    Prepaid expenses merupakan pembayaran di muka atas jasa atau barang yang belum

    diterima. Prepaid expenses biasanya dikelompokkan dalam asset lancar karena

    mencerminkan jasa yang diberikan yang jika tidak ada akan membutuhkan penggunaan

    asset lancar lain. Contoh :Sewa, utilitas, pajak bangunan, dana suransi.

    Prepaid Expense PT XL AXIATA

    Prepaid Expense 2014 2013 2012

    BagianLancar 3.473.573 2.120.364 1.905.088

    BagianTidakLancar 1.309.654 1.357.346 1.279.063

    Jumlah Prepaid

    Expense

    4.783.197 3.477.710 3.184.151

    Prepaid expense PT XL AXIATA tiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan yang berarti

    baik karena asset lancar XL AXIATA semakinbesar.

    D. Inventory

    Inventory adalah sejumlah barang yang dimiliki oleh perusahaan sebagai operasi bisnis dari

    perusahaan.

    Inventory Method atau metode perhitunga inventory

    FIFO : First in First out, pertama kali dibeli maka pertama kali dijual

    LIFO: Last in First out, terakhir kali dibeli maka pertama kali dijual

    AVERAGE : rata-rata dari seluruh barang

    Inventory PT XL Axiata

    PT XL Axiata bergerak di bidang jasa, namun sebagai perusahaan telekomunikasi,

    mereka juga memiliki inventory yang dapat dijual dalam bentuk voucher dan kartu perdana.

    PT XL Axiata menggunakan sistem Average Method untuk mengukur COGS dari inventory

    tersebut.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    28/40

    Analisis Laporan Keuangan | 28

    Inventory Costing Effect on Profitability

    Perhatikan akun Paket

    Perdana dan Voucher pada poin ini

    karena menggunakan metode Average

    maka efek yang ditimbulkan tidak

    terlalu terlalu signifikan karena metode

    Average berasal dari rata-rata seluruh

    persediaan. Bagaimana kalau

    menggunakan metode FIFO atau LIFO ?

    Jika menggunakan FIFO maka yang terjadi adalah Profit yang didapat oleh PT XL akan

    menjadi lebih besar, disebabkan oleh COGS yang kecil. Sedangkan dengan LIFO maka

    sebaliknya

    Inventory Costing Effect on The Balance Sheet

    Perhatikan akun Persediaan pada gambar di atas. Average metode menunjukkan

    nilai Current Asset yang akurat karena berasal dari rata-rata seluruh persediaan. Bagaimana

    jika menggunakan FIFO atau LIFO ?

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    29/40

    Analisis Laporan Keuangan | 29

    FIFO menunjukkan nilai Current Asset yang paling akurat dikarenakan CoGS yang

    digunakan adalah nilai barang yang pertama kali dibeli, sehingga barang yang diakui dijual

    adalah barang yang harganya masih murah dibandingkan dengan harga sekarang.

    Sedangkan LIFO justru kebalikannya, sama sekali tidak akurat dalam menunjukkan

    nilai Current Asset yang sebenarnya, karena nilai CoGS yang digunakannya berasal dari

    harga barang sekarang yang cenderung semakin mahal, sehingga CoGS yang ditampilkan

    terlalu besar.

    Inventory Costing Effect on CashFlow

    Perhatikan akun pembayaran PPh

    badan dan PPh Final. Average metode

    menyebabkan pajak yang harus dibayarkan

    oleh perusahaan cenderung stabil dan normal

    karena profitnya tidak terlalu tinggi dan tidak

    terlalu kecil. Apa yang terjadi jika

    menggunakan metode FIFO atau LIFO ?

    FIFO menyebabkan Profit yang besar

    sehingga Pajak yang harus dibayarkan juga

    semakin besar. Hal itu bisa menyebabkan

    masalah pada perusahaan dalam hal likuiditas.

    LIFO menyebabkan Profit yang kecil sehingga pajak yang harus dibayar juga kecil. Metode

    ini sering digunakan oleh perusahaan untuk menekan beban pajak mereka.

    Rasio Perputaran Inventory/ Inventory Turnover Ratio

    Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory

    berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk

    adanya overstock (Riyanto, 2008). Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi

    pengelolaan persediaan barang dagang.Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular

    untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen

    mengontrol modal yang ada pada persediaan.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    30/40

    Analisis Laporan Keuangan | 30

    Inventory Turnover =

    Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran

    persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan

    dinilai menurutharga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran

    persediaan (at cost ) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan

    rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran

    persediaan dalam kas (Sawir, 2003).

    Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputar

    an persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri

    rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi

    sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh

    karena itu, lebih baik menggunakan rata- rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah

    persediaan akhir dibagi dua.

    E. Aset Jangka Panjang

    Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan

    penghasilan operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk lebih dari satu periode.

    A.

    Aset tak berwujud

    Sehubungan dengan penggabungan usaha dengan AXIS yang efektif pada tanggal 8

    April 2014. Perseroan mendapat Goodwill dari penggabungannya dengan AXIS

    sehingga terdapat kenaikan yang signifikanterhadap Aset tak berwujud.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    31/40

    Analisis Laporan Keuangan | 31

    B.

    Investasi pada pengendalian bersama entitas

    Pada tanggal 16 Mei 2013 PT XL (sekarang XL Axiata) dan SK Planet Co. Ltd telah

    menandatangani Joint Venture Agreement(JVA) untuk pembentukan dan pendirian

    perusahaan patungan. Kedua belah pihak akan menyetorkan modal awal sebesar

    USD18,300,000,- (delapan belas juta tiga ratus Dollar Amerika Serikat) dan

    mendapatkan porsi kepemilikan saham sebesar 50% (lima puluhpersen).

    C.

    Beban dibayar dimuka

    Terdiri dari transaksi sewa, asuransi, pemeliharaan, dan beban frekuensi tahunan.

    Beban frekuensi tahunan mencakup beban pemakaian spectrum 2G dan 3G.

    Analisis :

    Berdasarkan grafik dan data laporan keuangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

    total asset jangka panjang PT XL Axiata tidak lebih besardari PT Telkom namun asset jangka

    0

    20000000

    40000000

    60000000

    80000000

    10000000

    12000000

    2013 2014

    Total Aset Jangka Panjang

    XL Axiata Indosat Telkom

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    32/40

    Analisis Laporan Keuangan | 32

    panjang perusahaan mengalami kenaikan sedangkan disisi lain PT Indosat mengalami

    penurunan.

    Dengan adanya kenaikan asset jangka panjang ini perusahaan dapat memaksimalkan

    pendapatan dengan naiknya pendapatan pada tahun 2014 namun laba usaha menurun

    karena beban yang dihasilkan meningkat seperti, beban amortisasi yang kenaikannya lebih

    besar dari yang lain. Hal ini disebabkan perusahaan diwajibkan membayar3G upfront fee

    yang jumlahnya cukup besar sehingga besaran yang diamortisasi juga besar.

    F. Aset Tetap dan Sumber Daya Alam

    Aset tetap yang dimiliki oleh PT XL terdiri dari tiga jenis:

    1. Aset Kepemilikan Langsung ; diperoleh dengan cara pembelian, aukuisisi ataupun

    pembangunan bertahap

    2.

    Aset Sewa ; didapatkan dapi proses sewa operasi maupun capital lease

    3. Aset dalam Penyelesaian ; mengklasifikasikan asset yang masih dalam proses

    pembangunan

    Kebijakan Perusahaan

    Aset tetap dinyatakan berdasarkan nilai perolehan beserta biaya biaya saat

    perolehannya

    Penyusutan dimulai sejak aset mulai atau siap digunakan, dengan menggunakan

    metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis

    Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan.

    Estimasi penyusustan masa manfaat asset tetap

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    33/40

    Analisis Laporan Keuangan | 33

    Bagian Aset Tetap Tahun 2013

    Bagian Aset Tetap Tahun 2014

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    34/40

    Analisis Laporan Keuangan | 34

    Analisis

    Aset tepat kepemilikan langsung yang dimiliki PT XL Axiata meningkat secara

    signifikan karena mendapat tambahan dari adanya akuisisi PT Axis. Selain itu PT XL juga

    melakukan penambahan asset tetap pada 2014 sebesar 3.981.660. PT XL juga mulai

    menggunakan asset sewa, asset sewa ini diperoleh melalui operating lease maupun

    financial lease

    Aset dalam penyelesaian PT XL AXIATA

    Akumulasi biaya perolehan peralatan jaringan mula-mula dikapitalisasi sebagai Aset

    Dalam Penyelesaian. Biaya perolehan ini akan direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat

    aset tersebut siap digunakan. Biayabiaya setelah perolehan awal dimasukkan dalam nilai

    tercatat aset dan diakui secara terpisah, hanya jika terdapat kemungkinan besar biaya yang

    dikapitalisasi tersebut memiliki manfaat ekonomis bagi perseroan dan dapat diukur dengan

    andal.

    Perputaran Aktiva Tetap

    Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva

    tetap.Fixed assets turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada

    harta tetap seperti pabrikdan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa

    rupiah penjualan bersihyang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva

    tetap (Sawir, 2003).

    Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan

    aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat

    (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau banyak aktiva tetap namun

    kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal lain seperti investasi pada aktiva tetap ya

    ng berlebihan dibandingkan dengan output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasioini

    berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    35/40

    Analisis Laporan Keuangan | 35

    Nama Perusahaan Tahun Penjualan Aktiva Tetap Perputaran Aktiva

    Tetap

    PT XL Axiata 2012 20,969,806 29,643,274 0.71

    2013 21,265,060 30,928,452 0.69

    2014 23,460,015 35,859,030 0.65

    PT Telkom 2012 77,143 77,047 1.00

    2013 82,967 86,761 0.96

    2014 89,696 47,910 1.87

    PT Indosat 2012 22,418,812 42,190,111 0.53

    2013 23,855,272 40,775,907 0.59

    2014 24,085,101 42,190,111 0.57

    Grafik Perbandingan

    Analisis Aset dengan Produktifitas

    Secara rasio jika terjadi penurunan memberikan sinyal buruk pada kemampuan

    perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.

    Tampak penurunan ratio yang semakin menurun yang terjadi pada PT XL yang mencapai

    titik 0.65 di tahun 2014 padahal di tahun 2012 masih berada pada titik 0.71. Hal ini

    menandakan kemungkinan kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun

    kurang bermanfaat dalam produktivitas.

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    1.8

    2

    2012 2013 2014

    PT XL

    PT Telkom

    PT Indosat

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    36/40

    Analisis Laporan Keuangan | 36

    Namun perlu dilihat kembali bahwa pada 2013 PT XL mulai mengakuisisi PT Axis dan

    meningkatkan asset secara signifikan. Tetapi peningkatan nilai asset ini tidak sebanding

    dengan output yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan rasio terlihat menurun.

    Tantangan Analisis Penyusutan

    Tantangan lain bagi analis berasal dari perbedaan metode alokasi yang digunakan untuk

    pelaporan keuangan dan tujuan pajak.

    Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak.

    Metode garis lurus memperkirakan penyusutan masa depan.

    Penggunaan garis lurus untuk pelaporan keuangan dan metode dipercepat untuk

    tujuan pajak.

    Penggunaan metode dipercepat baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan

    pajak. Metode dipercepat membuat perkiraan yang lebih tidak andal,kecuali ada

    informasi tambahan yang sering tidak diungkapkan.

    G. Aset Tak Berwujud

    Intangible asset merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau

    pengendalian. Dua karakteristik umum aset tak berwujud adalah tingginya ketidakpastian

    masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik.

    Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau

    jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak

    berwujud diakui jika dan hanya jika:

    Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari

    aktiva tersebut, dan

    Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.

    Karakteristik Aset Tak Berwujud

    Kurang/tidak memiliki eksistensi fisik

    Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege

    yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.

    Bukan merupakan instrumen keuangan

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    37/40

    Analisis Laporan Keuangan | 37

    Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari

    hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.

    Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi

    Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi

    dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban

    amortisasi periodik.

    Akuntansi Aset Tak Berwujud

    Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi (identifiable intangible) merupakan aset

    tak berwujud yang dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau

    keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas.

    Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi (unidentifiable intangible)

    merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat

    diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga.

    Amortisasi Aset Tak Berwujud

    Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasi,

    biaya ini selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jangka waktu

    masa manfaat tergantung dari jenis aset tak berwujud; kondisi permintaan; situasi

    kompetitif; dan hukum, kontrak, aturan atau batasan ekonomis lainnya.

    Menganalisis Aset Tak Berwujud

    Analisis goodwill memperlihatkan beberapa kasus yang menarik. Oleh karena goodwill

    dicatat hanya pada saat akuisisi, sebagian besar goodwill mungkin terdapat pada neraca.

    Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi yang Tak Tercatat

    Pembahasan aset tidak lengkap tanpa membahas aset tak berwujud dan kontinjensi

    yang tak tercatat pada neraca. Aset dalam kategori ini adalah goodwill yang diciptakan

    secara internal. Salah satu kategori aset tak tercatat terkait dengan elemen jasa atau ide.

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    38/40

    Analisis Laporan Keuangan | 38

    Penyajian Neraca Aset Tak Berwujud PT XL Axiata

    Grafik Nilai Aset Tak Berwujud PT XL Axiata Tahun 2013-2014

    0

    2000000

    4000000

    6000000

    8000000

    20132014

    Nilai Aset Tak Berwujud

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    39/40

    Analisis Laporan Keuangan | 39

    Pengaruh Nilai Aset Tidak Berwujud terhadap Nilai Pasar Perusahaan

    Pengaruh Nilai Aset Tidak Berwujud terhadap Nilai Pasar Perusahaan Aset tidak

    berwujud memiliki peran penting dalam mencapai tujuan dan strategi perusahaan serta

    dalam menentukan nilai pasar perusahaan. Semakin tinggi nilai aset tidak berwujud, maka

    semakin tinggi pula nilai pasar perusahaan.

    Nilai aset tak berwujud PT XL Axiata mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai

    aset tak berwujud tahun 2013 adalah 774.626 dan tahun 2014 adalah 6.159.394.

    Peningkatan ini menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan semakin tinggi.

    0

    2000000

    4000000

    6000000

    8000000

    2013

    2014

    Nilai Goodwill

  • 7/25/2019 Analisis Laporan Keuangan_PT XL_Kel 3_ 5Y.pdf

    40/40

    BAB VI

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Likuiditas PT XL Axiata memang bukan yang paling baik dari semua perusahaan yang

    bergerak di jasa telekomunikasi. Namun PT XL Axiata punya potensi untuk itu, bisa dilihat

    dari beberapa grafik-grafik yang berhubungan dengan likuiditas di atas, membuktikan kalau

    PT XL Axiata masih terus berbenah dan memberikan inovasi-inovasi baru untuk memberikan

    pelayanan yang terbaik untuk seluruh customer.

    Solvabilitas PT XL juga mengalami trend yang kurang baik tapi harus dipahami bahwa

    trend tersebut bukan hanya berasal dari factor perusahaan saja tapi karena PT XL baru

    mengakuisisi PT Axis yang berakibat pada meningkatnya liabilitas perusahaan karena

    perusahaan banyak mencari pendanaan dengan hutang. Namun kedepannya dapat

    diprediksi bahwa perusahaan akan tetap bertumbuh.

    Tujuan Grup dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan

    Grup dalam mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga entitas dapat tetap

    memberikan imbal hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan

    lainnya dan untuk mengelola struktur modal yang optimal untuk meminimalisasi biaya

    modal yang efektif. Dalam rangka mengelola struktur modal, Grup mungkin menyesuaikan

    jumlah dividen, menerbitkan saham baru atau menambah/ mengurangi jumlah hutang.

    Dalam hal investasi perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. PT XL

    sendiri adalah perusahaan jasa sehingga asset tetap sangat berpengaruh dalam

    produktivitas perusahaan. Hal ini sangat erat pula kaitannya dengan adanya akuisisi PT Axis

    karena perusahaan juga harus menerima asset yang dimiliki PT Axis sebelumnya.

    Secara keseluruhan PT XL AXIATA memang belum menjadi jawara dalam industri

    telekomunikasi di Indonesia. Tapi melihat perbandingan dan analisis yang dilakukan

    perusahaan memiliki peluang untuk terus berkembang dan maju.