bab 3 metode dan perancangan sistem -...

45
37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pembangunan sistem pakar untuk mendeteksi autis menggunakan metode pengembangan perangkat lunak dengan model waterfall yang juga disebut classic life cycle atau model sequential linier. Model ini dipilih karena merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial. Maksudnya pekerjaan setiap tahapan harus selesai dilakukan sebelum melangkah pada tahapan berikutnya. Secara lengkap, alur model waterfall yang merupakan model klasik akan digambarkan seperti pada Gambar 3.1 (Pressman, 2001). Gambar 3.1 Waterfall Model (Pressman, 2001) Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem adalah waterfall. Digunakan metode waterfall karena mempunyai beberapa kelebihan : - Menghasilkan mature proses pada setiap tahapannya. - Mudah untuk diaplikasikan pada sebuah proyek. - Menghasilkan sistem yang terstruktur dengan baik

Upload: truonganh

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

37

Bab 3

Metode dan Perancangan Sistem

3.1 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pembangunan sistem pakar untuk mendeteksi autis

menggunakan metode pengembangan perangkat lunak dengan

model waterfall yang juga disebut classic life cycle atau model

sequential linier. Model ini dipilih karena merupakan metode

pengembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial.

Maksudnya pekerjaan setiap tahapan harus selesai dilakukan

sebelum melangkah pada tahapan berikutnya. Secara lengkap, alur

model waterfall yang merupakan model klasik akan digambarkan

seperti pada Gambar 3.1 (Pressman, 2001).

Gambar 3.1 Waterfall Model (Pressman, 2001)

Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem

adalah waterfall. Digunakan metode waterfall karena mempunyai

beberapa kelebihan :

- Menghasilkan mature proses pada setiap tahapannya.

- Mudah untuk diaplikasikan pada sebuah proyek.

- Menghasilkan sistem yang terstruktur dengan baik

Page 2: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

38

- Memilki tingkat visibilitas yang tinggi (setiap tahap

mempunyai dokumen yang jelas).

Tahapan pada Gambar 3.1 adalah aktivitas-aktivitas yang

harus dikerjakan dari awal sampai dengan akhir pembuatan sistem.

Setiap tahapan dalam metode waterfall akan dilaksanakan sesuai

dengan analisa kebutuhan yang telah ditentukan dari awal kemudian

akan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan sampai rancangan

sistem dan perangkat lunak benar-benar sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

Tahapan awal yaitu tahapan analisis kebutuhan. Dilakukan

wawancara dengan berbagai narasumber yang antara lain adalah

Kepala Laboratorium Terapan Fakultas Psikologi UKSW, Kepala

Sekolah Talenta Kids Tegalrejo, dan mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk penelitian.

Tahapan kedua yaitu perancangan sistem dan perangkat lunak.

Tahapan ini akan dikerjakan sesuai dengan analisa kebutuhan

kemudian akan dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan sampai

rancangan sistem dan perangkat lunak benar-benar sesuai dengan

kebutuhan pengguna.

Tahapan ketiga yaitu penerapan dan pengujian unit. Pada

tahap ini, aplikasi mulai dibuat dengan menggunakan bahasa

pemrograman yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah bahasa

pemrograman PHP. Program langsung diuji kemudian dievaluasi

sampai program berhasil dijalankan dan tidak ada error atau

kesalahan.

Tahapan empat yaitu menyatukan program dan melakukan

pengujian sistem. Unit-unit program disatukan kemudian diuji

Page 3: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

39

secara keseluruhan pada tahapan ini. Setelah diuji, program akan

dievaluasi.

Tahapan terakhir adalah menjaga dan merawat aplikasi. Pada

tahapan ini aplikasi dioperasikan di lingkungannya, dalam hal ini

aplikasi digunakan oleh user yaitu orangtua anak yang ingin

mendeteksi anaknya dan pihak Sekolah Talenta Kids. Selain itu juga

dilakukan pemeliharaan dengan menyesuaikan program dengan

kebutuhan user.

3.2 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan tahap yang sangat berpengaruh

terhadap proses selanjutnya, dimana salah satu tujuannya adalah

untuk memahami sistem yang telah ada saat ini.

Pada sistem pakar untuk mendeteksi autis berbasis web dengan

menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta

Kids terdapat dua proses utama yaitu proses diagnosa dan proses

ubah data pengetahuan yang terdiri dari proses tambah, pengubahan,

penghapusan data gejala.

Aplikasi dalam sistem pakar yang dibangun dibedakan

menjadi dua yaitu aplikasi untuk orangtua atau user dan aplikasi

untuk pakar atau admin. Aplikasi untuk orang tua hanya bisa

melakukan proses diagnosa. Sedangkan aplikasi untuk pakar dapat

melakukan proses ubah data pengetahuan juga diagnosa.

3.3. Analisis Kebutuhan

Tahap analisis kebutuhan yang digunakan untuk mengetahui

dan menerjemahkan semua permasalahan serta kebutuhan perangkat

Page 4: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

40

lunak dan kebutuhan sistem yang dibangun. Oleh karena itu dalam

tahapan ini dilakukan proses pengumpulan data-data untuk

membangun sistem.

3.3.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pendukung Latar Belakang

Masalah

Pengujian kelayakan sistem aplikasi sistem pakar ini,

didasarkan pada pendukung latar belakang masalah dalam

pembuatan aplikasi ini. Responden merupakan orangtua anak yang

sudah terdeteksi autis

Hasil rekapitulasi penilaian 30 responden terhadap

pendukung latar belakang dalam pembuatan aplikasi sistem pakar ini

ditunjukkan dalam Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pendukung Latar Belakang

Masalah

No

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Netral Setuju Sangat

Setuju

1 - - 1 10 19

2 - - - 2 28

3 - - 1 13 16

4 - 1 3 4 22

5 - - 2 1 27

6 - - - 7 23

7 - - 1 7 22

8 - - 2 8 20

9 - - 2 3 25

10 - - 2 4 24

Jumlah 0 1 14 59 226

Page 5: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

41

Gambar 3.2 Hasil Kuesioner Pendukung Latar Belakang Masalah

Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa: aspek

dengan jawaban sangat tidak setuju tidak ada atau 0%, aspek dengan

jawaban tidak setuju sebanyak 1 atau 0.3%, aspek dengan jawaban

netral sebanyak 14 atau 4.7%, aspek dengan jawaban setuju

sebanyak 59 atau 19.7% dan aspek dinilai sangat baik sebanyak 226

atau 75.3%. Dilihat dari jumlah persentase sangat baik dengan nila

yang paling besar, dapat disimpulkan bahwa sangat penting

dibangun aplikasi ini. Berikut rangkuman hasil penilaian kuisioner :

1. Jumlah aspek dengan jawaban sangat tidak setuju

0 x 1 = 0

2. Jumlah aspek dengan jawaban tidak setuju

1 x 2 = 2

3. Jumlah aspek dengan jawaban netral

14 x 3 = 42

4. Jumlah aspek dengan jawaban setuju

59 x 4 = 236

Page 6: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

42

5. Jumlah aspek dengan jawaban sangat setuju

226 x 5 = 1130

Total skor untuk jawaban pengisi kuisioner = 1410

Bahwa jumlah skor tertinggi untuk aspek dengan jawaban

Sangat Setuju ialah 5 x 300 = 1500. Jadi, jika total skor penilaian

responden diperoleh angka 1410, maka penilaian responden

terhadap pengujian aplikasi pembelajaran ini adalah:

100% = 94%

Berikut kriteria interpretasi skor :

Angka 0% – 20% = Sangat lemah

Angka 21% – 40% = Lemah

Angka 41% – 60% = Cukup

Angka 61% – 80% = Kuat

Angka 81% – 100% = Sangat kuat

Berdasarkan hasil prosentase yang didapatkan diatas maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan penilaian responden

dalam pengujian kuesioner dengan skala Likert, hasil implementasi

dari aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi anak autis

menggunakan metode Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta

Kids yang dibuat telah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada

bab sebelumnya. Hal ini didasari dari prosentase sebanyak 94% atau

bisa dikategorikan sangat kuat. Secara keseluruhan total aspek yang

dinilai sangat setuju mendapatkan persentase yang terbesar. Dengan

demikian pengujian menunjukkan bahwa sistem ini menghasilkan

aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi anak autis dengan

menggunakan metode Forward Chaining yang baik. Dalam arti

adalah membantu orang tua dalam melakukan pendiagnosaan dan

Page 7: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

43

penanganan ke anak sejak dini. Hasil Kuesioner yang disebar pada

walimurid-walimurid juga menunjukkan bahwa selama ini yang

dilakukan untuk mendiagnosa anak ke psikolog itu membutuhkan

biaya yang cukup mahal. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan

para orang tua dapat memberikan penanganan ke anak yang

menderita autis sejak dini, dan juga agar anak tidak salah dalam

memberikan terapi ataupun kurikulum dan dengan aplikasi ini dapat

meminimalkan biaya untuk ke psikolog yang mahal.

3.3.2 Analisis Kebutuhan Data

Kebutuhan data yang akan digunakan untuk membangun

aplikasi sistem pakar pendeteksi autis menggunakan metode

Forward Chaining di Sekolah Autis Talenta Kids antara lain :

3.3.2.1 Akuisi Pengetahuan

Akuisi pengetahuan adalah pengumpulan data-data dari

seorang pakar kedalam suatu sistem atau program komputer

(Kusrini, 2006). Pengumpulan data dalam pembuatan sistem ini

diperoleh dari hasil wawancara dari Kepala Laboratorium Terapan

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan Kepala

Sekolah Anak Autis Talenta Kids.

Gangguan autis pada anak dapat dibedakan dalam 5 spektrum :

Gangguan Autis Infantil, Gangguan Rett (Rett Disorder), Gangguan

Asperger (Asperger Disorder), Gangguan Disintegrasi Kanak-Kanan

(Chilhood Disintegrative Disorder/CDD) , Gangguan Pervasif yang

tidak dispesifikasikan (Pervasive Developmental Disorder-Not

Otherwise Spesified/PDD-NOS).

Page 8: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

44

1. Gangguan Autis Infantil

Terdapat paling sedikit 6 pokok dari kelompok 1,2 dan 3 yang

meliputi paling sedikit dua pokok dari kelompok 1, paling

sedikit satu pokok dari kelompok 2 dan paling sedikit satu

kelompok dari kelompok 3

1. Gagguan kualitatis dalam interaksi sosial yang timbal balik.

Minimal harus ada dua dari gejala-gejala berikut ini :

a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup

memadai, seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi

muka kurang hidup, dan gerak-gerik kurang setuju.

b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. Tidak ada

empati (tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang

lain)

c. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan

emosional yang timbal balik

2. Gangguan kualitatis dalam bidang komunikasi. Minimal

harus ada satu dari gejala-gejala berikut ini :

a. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tidak

berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi

secara nonverbal, maka bicaranya tidak dipakai untuk

berkomunikasi.

b. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-

ulang.

c. Cara bermain yang kurang variatif , kurang imajinatif,

dan kurang dapat meniru

Page 9: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

45

3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang

dalam perilaku, minta dan kegiatan. Minimal harus ada satu

dari gejala berikut ini :

a. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang

sangat khas dan berlebihan.

b. Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistic atau rutinitas

dan tidak ada gunanya.

c. Ada gerakan-gerakan aneh yang jelas dan diulang-ulang

(mengepakkan tangan atau jari, memutar-mutar tangan

atau jari, atau seluruh tubuh¸)

d. Seringkali sangat terpukau bagian-bagian benda

Sebelum umur 3 tahun, tampak adanya keterlambatan atau

gangguan dalam bidang interaksi sosial, bicara dan berbahasa,

cara bermain yang monoton dan kurang variatif

Sebaiknya tidak disebut dengan istilah rett, gangguan

integrative kanak-kanak, atau sindrom asperger

Terapi yang digunakan :

1) Applied Behavioral Analysis (ABA). ABA adalah jenis terapi

yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain

khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah

memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan

positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa

diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak

dipakai di Indonesia.

2) Terapi Wicara.Hampir semua anak dengan autisme mempunyai

kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang

paling menonjol, banyak pula individu autistik yang non-verbal

Page 10: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

46

atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang

bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu

untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi atau

berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan

berbahasa akan sangat menolong.

3) Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam

perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar,

mereka kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang

benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap

makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi

okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot

halusnya dengan benar.

4) Terapi Fisik. Autisme adalah suatu gangguan perkembangan

pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai

gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-

kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.

Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi

integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk

menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan

tubuhnya.

5) Terapi soaial.Kekurangan yang paling mendasar bagi individu

autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak

anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan

berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama

ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan

memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-

teman sebaya dan mengajari cara-caranya.

Page 11: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

47

6) Terapi Bermain. Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak

autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain.

Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara,

komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa

membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.

7) Terapi Perilaku. Anak autistik seringkali merasa frustrasi.

Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka

merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak

yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak

heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku

terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku

negatif tersebut dan mencari solusinya dengan

merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak

tersebut untuk memperbaiki perilakunya,

8) Terapi perkembangan. Floortime, Son-rise dan RDI

(Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai

terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya,

kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian

ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan

intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi

perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang

lebih spesifik.

9) Terapi Visual. Individu autistik lebih mudah belajar dengan

melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang

kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar

komunikasi melalui gambar-gambar, misal; PECS ( Picture

Exchange Communication System). Beberapa video games bisa

juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.

Page 12: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

48

10) Terapi Biomedik. Terapi biomedik dikembangkan oleh

kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism

Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik.

Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa

gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan

metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak.

Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif,

pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal

abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi

bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami

kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu

terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis)

2. Gangguan Rett (Rett Disorder)

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Rett (Rett Disorder)

A. Semua berikut :

1. Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya

normal

2. Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama

lima bulan pertama setelah lahir.

3. Lingkaran kepala yang normal saat lahir.

B. Onset berikut ini setelah periode perkembangan normal

1. Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan.

2. Hilangnya ketrampilan dengan bertujuan yang sebelumnya

telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti

perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya

memuntirkan tangan atau mencuci tangan).

Page 13: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

49

3. Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan

(walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian)

4. Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang

terkoordinasi secara buruk

5. Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan

reseptif dengan redartasi psikomotor yang parah.

C. Terapi

1. Fisioterapi

2. Terapi antikonvulsan

3. Terapi perilaku

4. Gangguan anak, orang tua, dan guru.

3. Gangguan Asperger (Asperger Disorder)

Kriteria Diasnostik untuk gangguan Asperger (Asperger

Disorder) :

A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang

ditunjukkan berikut (sekurang-kurangnya dua gejala):

1. Ditandai gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal

seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan

gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial

2. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

yang sesuai menurut tingkat perkembangan.

3. Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan,

perhatian atau prestasi dengan orang lain (seperti kurang

memperlihatkan, membawa atau menunjukkan obyek yang

menjadi perhatian orang lain).

4. Tidak ada timbal balik sosial dan emosional.

Page 14: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

50

B. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan

stereotipik seperti yang ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya

satu dari hal berikut :

1. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang

stereotipik, dan terbatas, yang tidaknormal baik dalam

intensitas maupun fokusnya.

2. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas

atau ritual yang spesifik dan non-fungsional.

3. Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik

dan mengepak-ngepak tangan atau jari atau gerakan

kompleks seluruh tubuh).

4. Prekupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.

C. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara

klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting

lainnya.

D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna

secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata

tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada

usia 3tahun)

E. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam

perkembangan kognitif atau dalam perkembangan ketrampilan

menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan

usia (selain dalam interaksi sosial) dan keingintahuan tentang

lingkungan pada masa kanak-kanak.

F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasive spesifik

atau skizofrenia

G. Terapi yang digunakan :

Page 15: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

51

Pendidikan khusus : Pendidikan yang didisain untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan anak yang unik.

Modifikasi perilaku : Hal ini meliputi strategi untuk

mendukung perilaku

positif dan mengurangi perilaku bermasalah.

Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional : Terapi ini

didesain untuk

meningkatkan kemampuan fungsional anak.

Obat-obatan : Tidak ada obat yang khusus untuk menangani

Asperger

syndrome. Tapi obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi

gejala khusus

seperti kecemasan, depresi, serta perilaku yang hiperaktif dan

terobsesi.

4. Gangguan Disintegrasi Kanak-Kanak (Chilhood

Disintegrative Disorder / CDD)

Anak-anak dengan gangguan disintegrasi masa kanak-kanak

(Chilhood Disintegrative Disorder) biasanya menunjukkan tanda-

tanda dan gejala berikut :

A. Pengembangan normal untuk setidaknya dua tahun pertama

kehidupan ini termasuk pengembangan normal dan non-verbal

komunikasi verbal yang sesuai dengan usia, hubungan social,

dan motor, bermain dan ketrampilan perawatan diri.

B. Kerugian yang signifikan dari sebelumnya yang diakuisi atau

belajar ketrampilan rugi ini terjadi sebelum usia 10, setidaknya

dari bidang-bidang berikut :

1. Kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat

(bahasa ekspresif).

Page 16: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

52

2. Kemampuan untuk memahami komunikasi verbal dan

nonverbal (bahasa

reseptif).

3. Ketrampilan social dan ketrampilan perawatan diri (perilaku

adaptif).

4. Usus dan control kandung kemih

5. Ketrampilan bermain.

C. Kurangnya fungsi normal atau penurunan nilai kurang atau

penurunan ini terjadi dalam setidaknya dua dari bidang-bidang

berikut :

1. Interaksi sosial. Ini mungkin termasuk penurunan perilaku

nonverbal, kegagalan untuk mengembangkan hubungan

teman sebaya, dan kurangnya atau emosional timbal balik

sosial-ketidakmampuan untuk berbagi, mengenali,

memahami, merespon isyarat-isyarat sosial dan interaksi atau

perasaan orang lain.

2. Komunikasi. Ini mungkin termasuk menunda atau kurangnya

bahasa lisan, ketidakmampuan untuk memulai atau

mempertahankan percakapan, dan berulang menggunalan

stereotip bahasa, dan kurangnya bervariasi imajinatif atau

membuat-percaya bemain.

3. Repetitif dan steretip pola perilaku, minat dan kegiatan. Ini

mungkin termasuk tangan mengepak, goyang, permintalan

dan sikap, pengembangan dari rutinitas khusus dan ritual,

kesulitan dengan transisi atau perubahan dalam rutinitas,

menjaga postur tetap atau posisi tubuh dan keasikan dengan

objek tertentu atau kegiatan

Page 17: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

53

D. Kehilangan tahap perkembangan dapat terjadi secara tiba-tiba

dan bertahap dalam jangka waktu

E. Terapi yang biass digunakan : Hampir sama dengan terapi autis.

Tetapi CDD tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan.

Dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang

parah memerlukan perawatan seumur hidup.

5. Gangguan Pervasif yang tidak dispesifikasikan (Pervasive

Developmental Disorder-Not Otherwise Spesified / PDD-NOS)

Pervasive Developmental Disorder - Not Otherwise Specified (

PDD-NOS ) adalah Pervasive Developmental Disorder (PDD) /

autisme spektrum disorder (ASD). Sedangkan mereka yang dengan

PDD-NOS memiliki beberapa karakteristik gangguan pada spektrum

autistik, mereka tidak sesuai dengan kriteria diagnostik dari setiap

gangguan lain di atasnya. Sementara PDD-NOS hampir sama

dengan autisme, tapi cenderung lebih ringan. Yang dapat meliputi

kesulitan bersosialisasi dengan orang lain, berulang perilaku, dan

meningkatnya kepekaan terhadap rangsangan tertentu. PDD-NOS

kadang-kadang disebut sebagai "autisme atipikal" oleh autisme

spesialis. Batas-batas antara itu dan non-autistik kondisi tidak

sepenuhnya diselesaikan. Pervasive Developmental Disorder - Not

Otherwise Specified (PDD-NOS; juga disebut sebagai "atipikal

pengembangan kepribadian," "atipikal PDD," atau "autisme

atipikal") adalah termasuk dalam DSM-IV untuk mencakup kasus-

kasus dimana terdapat kerusakan ditandai interaksi sosial,

komunikasi, dan / atau pola perilaku stereotip atau bunga, tetapi

ketika fitur lengkap untuk autisme atau PDD didefinisikan secara

eksplisit lain tidak terpenuhi.

Page 18: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

54

Kurikulum yang diberikan kepada masing-masing anak juga

berbeda-beda dilihat dari gangguan yang mereka derita. Kurikulum-

kurikulum itu antara lain kurikulum awal, kurikulum menengah dan

kurikulum lanjutan.

A. Kurikulum Awal

1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti : duduk

mandiri dikursi, kontak mata saat dipanggil namanya

2. Kemampuan imitasi (Meniru) seperti : Imitasi gerakan

motorik, imitasi tindakan terhadap benda, imitasi gerakan

mulut

3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : Melakukan perintah

sederhana (satu tahap), identifikasi bagian-bagian tubuh,

identifikasi benda, identifikasi sura-suara di lingkungan

4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Imitasi suara dan

kata, menyebutkan benda-benda, menyebutkan gambar-

gambar

5. Kemampuan Pre-akademik seperti : Identifikasi huruf-huruf,

identifikasi warna-warna, menghitung benda

6. Kemampuan bantu diri seperti : Minum dari gelas, melepas

kaos kaki, melepas baju, makan dengan menggunakan

sendok dan garpu

B. Kurikulum Menengah

1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti :

mempertahankan kontak mata selama 5 detik saat dipanggil

namanya, enimbulkan kontak mata selama 5 detik saat

dipanggil namanya, menimbulkan kontak mata saat

dipanggil namanya ketika bermain.

Page 19: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

55

2. Kemampuan Imitasi (meniru) seperti : Meniru gerakan

motorik kasar dengan posisi berdiri, meniru aksi bersamaan

dengan kata-kata

3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : Identifkasi emosi,

identifikasi tempat-tempat, menemukan benda-benda yang

tidak terlihat, identifikasi jenis kelamin

4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Menyebutkan fungsi

dari benda, menyebutkan fungsi dari bagian-bagian tubuh,

memanggil orang tua dari kejauhan

5. Kemampuan pre-akademik seperti : Mencocokkan kata-kata

yang sama, mengurutkan angka, menyalin huruf dan angka,

menulis nama

6. Kemampuan bantu diri seperti : memakai celana, memakai

baju, mencuci tangan

C. Kurikulum Lanjutan

1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran seperti :

Melakukan kontak mata saat percakapan, melakukan kontak

mata saat intruksi

2. Kemampuan imitasi (meniru) seperti : Meniru anak sebaya

bermain, meniru respon verbal (lisan) anak sebaya

3. Kemampaun bahasa reseptif seperti : Menjawab pertanyaan

(apa, mengapa, kenapa, dimana, kapan, siapa) mengenai

cerita pendek, menjawab pertanyaan mengenai suatu topic,

menemukan benda yang tersembunyi saat diberikan

gambaran atau rincian lokasi

4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Mengingat kembali

kejadian-kejadian lampau, menggunakan kata kerja dengan

benar, menceritakan kembali suatu cerita

Page 20: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

56

5. Kemampuan bahasa abstrak seperti : Menerangkan apa yang

akan atau mungkin terjadi kemudian/berikutnya/setelahnya,

melengkapi kalimat dengan logis.

6. Kemampuan akademik seperti : Mengeja kata-kata

sederhana, menjelaskan arti suatu kata, mendefinisikan

(menguraikan, mengenai) orang, tempat, dan benda.

7. Kemampuan social seperti : Meniru aksi anak sebaya,

melakukan instruksi dari anak sebaya, mengajak main teman

8. Kesiapan sekolah seperti : menunggu giliran, malakukan

instruksi dalam suatu kelompok, menjawab saat dipanggil

9. Kemampuan bantu diri seperti : Menggosok gigi,

mengancing, menutup resluiting

3.3.2.2 Representasi Pengetahuan

Pengetahuan yang telah diuraikan, dipresentasikan ke dalam

bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Pada sistem pakar ini

representasi pengetahuan menggunakan model kaidah produksi

(production rule). Dan dalam pengimplementasian bagian-bagian

mesin inferensi, dimana langkah ini dibuat dengan menggunakan

metode inferensi yaitu Forward Chaining dan menggunakan metode

penelusuran data Breadth First Search.

Representasi pengetahuan dengan menggunakan model kaidah

produksi (production rule) adalah kaidah yang menyediakan cara

formal untuk mempresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi

(Kusrini, 2006). Kaidah dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu

kaidah derajat pertama (first order rule) dan kaidah meta (meta rule)

(Giarrantano dan Riley dalam Kusrini, 2008), dimana kaidah

pertama hanya merupakan kaidah sederhana yang terdiri dari

Page 21: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

57

anteseden dan konsekuen. Sedangkan kaidah meta adalah anteseden

atau konsekuennya mengandung informasi tentang kaidah yang lain.

Aturan 1 :

JIKA Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis) (G1).

DAN Terlalu sensitif dan cepat terganggu atau terusik (G2).

DAN Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi

(G3).

DAN Tidak “babbling” (G4).

DAN Tidak ditemukan senyum social diatas 10 minggu (G5).

DAN Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan (G6).

DAN Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

(G7).

DAN Sulit bila digendong (G8).

MAKA Autis Infantil (S1).

Gambar 3.3 Diagram Alir Teknik Penelusuan

Gambar 3.3 merupakan diagram alir teknik penelusuran yang

menjelaskan proses penelusuran data yang dimulai dari Gejala 1,

turun ke G2 kemudian dicari yang sejajar dengan G2 yaitu G3 dan

G4, setelah tidak ada lagi yang sejajar maka penelusuran dilanjutkan

ke bawah yaitu ke G5 dan diteruskan sejajar dengan G6, G7, G8

sampai selesai yaitu Spektrum S1.

Page 22: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

58

Sistem ini dibangun menggunakan penalaran Forward

Chaining dan teknik penelusuran Breadth-First Search (pencarian

dilakukan menguji tiap level-nya) sebagai metode penelusuran data,

dengan penelusuran gejala G1 sampai Gn untuk diagnosa spektrum

autis S1.

3.3.2.3 Diagram Ketergantungan

Diagram ketergantungan adalah suatu representasi dari

metode pelacakan kedepan, dimana dari gejala-gejala penyakit yang

spesifik dapat ditarik suatu kesimpulan yang berupa jenis spektrum

dan terapi dan kurikulum apa yang dapat diberikan kepada penderita

spektrum tersebut. Diagram ketergantungan dapat diperlihatkan pada

Gambar 3.4

Gambar 3.4 Diagram Ketergantungan

Penjelasan tentang Gambar 3.4 yaitu pembangunan

knowledge base dimaksudkan bahwa setelah mendapatkan

pengetahuan dari seorang pakar dibuatlah suatu aturan. Dengan

mengambil contoh spektrum autis infantil. Yang pertama

memasukkan gejala-gejala yaitu bayi tampak terlalu tenang, Terlalu

sensitive dan gampang terusik, Gerakan tangan dan kaki berlebihan,

tidak babbling, tidak ditemukan senyum sosial, sulit bila digendong,

tidak ada kontak mata. Dari semua gejala yang dimasukkan

menghasilkan suatu aturan pertama dalam penentuan spektrum,

Page 23: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

59

kemudian pada aturan kedua menentukan jenis terapi dan kurikulum

yang dapat dilakukan sebagai solusinya.

3.3.2.4 Tabel Keputusan

Tabel keputusan adalah tabel yang berisi pengelompokan

satu persatu penyakit berdasarkan gejalanya. Tabel keputusan ini

yang akan digunakan sebagai rule dalam pembuatan aplikasi.

Didalam tabel ini dijelaskan gejala-gejala dari semua interval umur,

dan pengelompokan cirri-ciri dari masing-masing spektrum. Dan

pada tabel terapi dan kurikulum akan dijelaskan tentang terapi an

kurikulum apa yang bisa dilakukan untuk masing-masing spektrum

dari masing-masing gejala.

Tabel 3.2 Tabel Keputusan

No

Umur (U) GEJALA (G)

DIAGNOSA/SPEKT

RUM (S)

Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S5

1 0-1 tahun (U1)

Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis)

Terlalu sensitive, cepat terganggu/terusik

Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama ketika mandi

Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain

Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas

Diderita pada anak laki-laki

Diderita pada anak perempuan

Tidak babbling

2 1-2 tahun (U2)

Kaku bila digendong

Biasanya terjadi pada anak laki-laki

Biasanya terjadi pada anak perempuan

Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain

Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi

terbatas

Menggigit tangan dan badan orang lain secara

berlebihan

Tidak mau bermain permainan sederhana (ci luk ba)

3 2-3 tahun (U3)

Sering didapatkan ekolalia atau membeo

Biasanya terjadi pada anak laki-laki

Biasanya terjadi pada anak perempuan

Tidak mau berinteraksi dengan orang lain

Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi

terbatas

Otot-otot makin kaku

Berkembang secara normal sesuai dengan

perkembangan anak normal

4 >3 tahun (U4)

Biasanya terjadi pada anak laki-laki

Biasanya terjadi pada anak perempuan

Page 24: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

60

Tidak mau berinteraksi dengan orang lain

Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi

terbatas

Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala)

Tempertantrum atau agresif

Mengalami kemunduran

Mempunyai kemampuan diatas anak lain

Mempunyai kebiasaan anaeh seperti tingkah laku tidak

seperti anak normal

Tabel 3.2 merupakan tabel yang berisi gejala-gejala yang diderita

dari masing-masing spektrum, mulai dari autis Infantil, Asperger,

PDD-NOS, Syndrom Rett, dan CDD. Pengelompokan berdasarkan

interval umur mulai dari umur dibawah 1 tahun, 1 sampai 2 tahun, 2

sampai 3 tahun dan 3 tahun keatas.

Tabel 3.3 Tabel Data Terapi

No Nama

Spektrum (S)

Terapi Umum (T)

1. Autis (S1) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA) , 2) Terapi Wicara, 3) Terapi Okupasi, 4) Terapi Fisik,5) Terapi Sosial, 6) Terapi Bermain, 7) Terapi Perilaku, 8) Terapi

Perkembangan, 9) Terapi Visual, 10) Terapi Biomedik

2 Asperger (S2) 1).Pendidikan khusus, 2).Modifikasi perilaku,3). Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional,4). Obat-obatan

3 PDD-NOS (S3) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA) , 2) Terapi Wicara, 3) Terapi Okupasi, 4)

Terapi Fisik, 5) Terapi Sosial, 6) Terapi Bermain, 7) Terapi Perilaku., 8) Terapi

Perkembangan, 9) Terapi Visual, 10) Terapi Biomedik

4 Rett (S4) Fisioterapi, 2). Terapi antikonvulsan, 3) Terapi perilaku, 4) Gangguan anak, orang tua

dan guru (T4) 5 CDD (S5) Terapi untuk gangguan ini pada dasarnya sama dengan untuk autisme, yaitu Terapi

Perilaku, tujuannya adalah mengajar anak untuk belajar kembali bahasa, perawatan diri

dan keterampilan sosial. Program yang dirancang dalam hal ini “menggunakan sistem penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mencegah perilaku

masalah.”

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah,

memerlukan perawatan seumur hidup (T5)

Tabel 3.3 merupakan tabel data terapi yaitu berisi terapi-terapi apa

saja yang bisa dilakukan untuk masing-masing spektrum. Mulai dari

Autis Infantil, Asperger, Syndrom Rett, PDD-NOS dan CDD

3.3.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Kebutuhan perangkat keras yang akan digunakan untuk

membangun aplikasi ini , minimum memiliki spesifikasi PC, seperti

pada Tabel 3.4 :

Page 25: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

61

Tabel 3.4 Spesifikasi Minimum PC

Prosesor Intel Pentium 4

RAM 1 Gb

Harddisk 320 Gb

Free Disk Space program MySQL 30 MB

Free Disk Space Database 100 MB

Kebutuhan sistem tersebut tertulis merupakan spesifikasi

minimum untuk menjalankan Dreamweaver. Yang mana digunakan

untuk melakukan pembuatan aplikasi.

3.3.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Selain spesifikasi minimum dari PC, juga ditentukan kebutuhan

dari perangkat lunak, seperti pada Tabel 3.5:

Tabel 3.5 Kebutuhan Perangkat Lunak

My SQL Database MySQL 5

UML Designer Rational Rose 2002

Editor Tool Notepad++ dan Macromedia Dreamweaver 8

Local Server XAMPP

Kebutuhan sistem tertulis tersebut merupakan kebutuhan

software yang akan digunakan untuk pembuatah perangkat lunak

sistem pakar pendeteksi anak autis ini.

3.3.5 Analisis Kebutuhan Brainware

Brainware atau perangkat pemikir adalah tokoh kunci dari

peningkatan perkembangan hardware dan software, tanpa adanya

tindakan dari brainware maka perkembangan suatu sistem

komputer tidak akan sempurna seperti yang diharapkan. Sistem

pakar ini membutuhkan 2 level brainware,diantaranya adalah :

Page 26: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

62

1. Administrator

Administrator mempunyai kewajiban mengendalikan

aktifitas yang berhubungan dengan administrasi sistem.

Administrator mempunyai peranan sangat penting pada

sistem. Beberapa contoh hak akses yang dimiliki

administrator diantaranya adalah mengelola data pakar, data

umur, data terapi, data kurikulum.

2. Non Admin (User)

User bertindak sebagai pengguna sistem. User mempunyai

hak akses yang terbatas terhadap sistem. Beberapa contoh

hak akses yang dimilki user diantaranya adalah

menggunakan sistem pakar, mengisi buku tamu, melihat

beita, mengakses link yang tersedia, memberikan kritik dan

saran.

3.3.6 Analisis Kebutuhan Input

Kebutuhan input yang dibutuhkan untuk keperluan sistem

pakar ini diantaranya adalah :

Memasukkan pertanyaan dan gejala.

Mengubah pertanyaan dan gejala.

Memasukkan terapi yang belum terdapat dalam sistem.

Memasukkan kurikulum yang belum ada dalam sistem.

Memasukkan umur. Yang meliputi id_umur dan interval

umur.

Memasukkan data

Memasukkan nama, jenis kelamin, alamat, kritik, saran di

buku tamu

Mengubah link

Page 27: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

63

Mengubah nama link dan url bila mengalami perubahan.

3.3.7 Analisis Kebutuhan Proses

Kebutuhan proses yang dibutuhkan untuk keperluan sistem

pakar ini adalah :

Proses mengolah jawaban dari pengguna

Jawaban yang telah dimasukkan oleh pengguna diproses oleh

sistem pakar disesuaikan dengan aturan-aturan yang tersedia.

3.3.8 Analisis Kebutuhan Output

Data keluaran dari sistem ini adalah diagnose dari gejala yang

dilihat user pada anaknya. Data keluaran yang didapat dari input

kemudian diproses oleh engine yang menggunakan metode FC

sehingga menghasilkan output yaitu berupa kesimpulan dari hasil

konsultasi.

3.4 Perancangan Sistem

Sistem aplikasi dirancang dengan menggunakan Unified

Modelling Language (UML). Alasan penggunaan UML adalah

karena model tersebut pertama bersifat scalability, yaitu objek lebih

mudah dipakai untuk menggambarkan sistem yang besar dan

komplek, kedua bersifat dynamic modeling, yaitu model dapat

digunakan untuk pemodelan sistem dinamis dan real time (Object

Management Group, 1999).

3.4.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang

diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case mempresentasikan

sebuah interaksi antara actor dengan sistem (Object Management

Group, 1999). Di dalam use case diagram terdapat beberapa

Page 28: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

64

komponen UML yakni actor, use case, dan aliran kegiatan yang

menghubungkan actor serta use case yang ada. Aktor didalam use

case diagram berarti segala komunitas baik secara individu maupun

kelompok yang terlibat dalam sistem tersebut. Aktor diwakili

dengan simbol orang. Use case merupakan proses yang dilakukan

aktor dengan aktor lainnya, maupun proses yang dilakukan secasa

individual. Use case diwakili dengan bentuk simbol eliptikal,

sedangkan alir kegiatan dalam use case dilambangkan dengan tanda

panah dari aktor kearah sesuai dengan use case yang dilakukannya.

Dalam Use Case Diagram ini terdapat 2 hak akses yaitu hak

akses sebagai admin dan hak akses sebagai non admin, yang dimana

seorang admin harus melakukan login terlebih dahulu, sedangkan

untuk seorang user tidak perlu melakukan login ataupun registrasi.

Hal tersebut akan digambarkan pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6.

Gambar 3.5 Use Case Diagram Admin

Log Out

Manipulasi Kurikulum

Manipulasi Bantuan

Manipulasi Beranda

Manipulasi Konten

Manipulasi Tentang Kami

Manipulasi Berita

Manipulasi Buku Tamu

Manipulasi Umur

Manipuilasi Gejala

Manipulasi Spektrum

Ubah Data

Lihat Data

Include

includeGanti Password

include

include

include

include

Admin

Login

Tambah Data

Hapus Data

Ubah Data

includeinclude

include

Hapus Data

include

Ubah Datainclude

Lihat Data

include

Ubah Data

Lihat Data

include

include

Tambah Datainclude

Ubah Data

include

Tambah Datainclude

Ubah Data

include

Tambah Data Ubah Data

include include

Ubah Data

include

Tambah Data

include

include

include

include

Page 29: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

65

Gambar 3.5 menjelaskan mengenai hak akses yang dimiliki

seorang admin dan apa saja yang dapat dilakukan oleh admin di

aplikasi ini, seorang admin dapat melakukan login, manipulasi

gejala-gejala yang diderita anak, mengganti password,

memanipulasi jenis spektrum anak autis, memanipulasi berita,

memanipulsi buku tamu, memanipulasi umur, memanipulasi konten

yang isinya adalah beranda, tentang kami, bantuan, kurikulum dan

seorang admin juga dapat melakukan log out.

Gambar 3.6 Use Case Diagram User

Gambar 3.6 menjelaskan mengenai hak akses yang dimili

seorang user dan apa saja yang dapat dilakukan oleh user di aplikasi

ini, seorang user hanya dapat melakukan konsultasi di sistem pakar,

mengisi buku tamu, mendapatkan solusi, dan membuka menu lain

seperti menu berita, menu tentang kami, dan menu bantuan. Seorang

user tidak dapat memanipulasi data seperti yang dilakukan oleh

admin.

3.4.2 Sequence Diagram

Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skenario

atau langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah

Konsultasi Sistem Pakar

membuka Menu Lain

Mendapatkan Solusi

User

Mengisi Buku Tamu

Menu Beranda

Menu Berita

Menu Tentang Kami

Menu Bantuan

include

include

include

include

Page 30: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

66

event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang

men-triger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang

terjadi secara internal dan output apa saja yang dihasilkan. (Object

Management Group, 1999). Gambar 3.7 merupakan Sequence

Diagram dari proses antara admin dengan sistem.

Gambar 3.7 Sequence Diagram Admin

Gambar 3.7 menjelaskan tentang gambaran alir kerja yang

lebih terperinci dan berdasarkan urutan waktu. Di dalam sequence

diagram ini terdiri dari 1 aktor admin. Langkah pertama dimana

admin informasi yang diinginkan di dalam menu sistem pakar,

kemudian sistem akan menapilkan data yang diinginkan dan admin

Admin Aplikasi Sistem Pakar Database

1. Login

2. Send Login

3. Cek user name & password

4. Konfirmasi Login

5. Login berhasil

6. Pilih Menu

7. Lakukan Add, edit, delete data

8. Kirim perubahan

9. Simpan perubahan

10. Konfirmasi perubahan

11. Manipulasi berhasil

12. Log Out

Page 31: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

67

dapat melihat informasi yang ditampilkan oleh sistem. Selanjutnya

admin akan melakukan login yang nantinya akan disimpan didalam

database. Sistem ini akan melakukan verivikasi user name dan

password yang dimasukkan oleh admin.Kemudian admin dapat

masuk ke dalam sistem untuk merubah data-data yang ada.

Gambar 3.8 Sequence Diagram User

Gambar 3.8 menjelaskan tentang sequence diagram untuk

user. Didalam sequence diagram ini terdiri dari 1 aktor user.

Langkah pertama dimana user memilih informasi yang diinginkan

ke dalam menu sistem pakar, kemudian sistem akan menampilkan

: Admin Sistem Pakar Database

1. Pilih Menu

2. Search Data

3. Tampil data yang diinginkan

4. Lihat info yang dipilih

5. Pilih sistem pakar

6. Jawab pertanyaan

7. Lihat jawaban

8. Cek jawaban

9. Konfirmasi hasil diagnosa

10. Solusi untuk hasil diagnosa

11. Keluar aplikasi

Page 32: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

68

data yang diinginkan dan user dapat melihat informasi yang

ditampilkan oleh sistem. Selanjutnya sistem akan mengarahkan

pengguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

oleh sistem kepada pengguna, setelah jawaban diverivikasi kembali

oleh sistem maka pengguna dapat mendapatkan hasil diagnosa serta

rekomendasi.

3.4.3 Activity Diagram

Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana

sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-

trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing).

Diagram activity menggambarkan bagaimana masing-masing alur

berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka

berakhir (Object Management Group, 1999). Gambar 3.9 dan

Gambar 3.10 merupakan diagram aktiviti user dan admin.

Gambar 3.9 Activity Diagram Admin

Di dalam Gambar 3.9 dijelaskan tentang activity diagram

admin. Didalam activity diagram admin ini terdapat satu aktor yaitu

admin. Dimana admin memiliki username dan password untuk dapat

mengakses sistem pakar. Admin memiliki hak penuh untuk

Finish

Start

Masuk Aplikasi

Sistem Pakar

Login

Log Out

cek user name

dan password

Form Admin

Maintenance

Data Berita Data Buku

Tamu

Data Umur Data Gejala Data Spektrum Data Konten

Simpan Data

SistemAdmin

Page 33: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

69

mengubah data, menghapus data, dan menambah data pada sistem

yang tersedia dalam form admin. Dan juga admin memiliki hak

sepenuhnya dalam database.

Gambar 3.10 Activity Diagram User

Gambar 3.10 menjelaskan tentang activity diagram user.

Didalam activity diagram user ini terdapat satu aktor yaitu user.

Pada awalnya user akan melakukan aktivitas pertama yaitu memilih

informasi yang diinginkan. Setelah itu user dapat masuk ke bagian

terpenting yaitu sistem pakar. Di dalam form ini user akan

disediakan berbagai pertanyaan dimana pengguna akan menjawab

semua pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sistem, jika semua

pertanyaan terjawab dengan benar maka aktivitas terakhir yaitu

penjelasan kesimpulan atau hasil analisis dan solusi yang sebaiknya

dijalani oleh pengguna jika anaknya mengalami autis serta

kurikulum apa yang bisa dilakukan kepada anak.

3.4.4 Class Diagram

Class Diagram adalah diagram yang memperlihatkan

himpunan kelas-kelas, kolaborasi serta relasi antara use case dengan

aktor. Gambar 3.11 merupakan gambar Class Diagram dari aplikasi

sistem pakar ini.

Start

End

Masuk web

Akses Web

Pilih Informasi

Aplikasi Sistem

Pakar

Jawab

Pertanyaan

Hasil Analisa

dan Solusi

VerivikasiSimpan

Jawaban

Kirimkan Hasil

DatabaseSystemAplikasi Sistem PakarUser

Page 34: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

70

Gambar 3.11 Class Diagram

Gambar 3.11 menggambarkan Class Diagram sistem sistem

pakar pendeteksi anak autis yang merupakan gambaran relasi-

relasinya. Didalam sistem pakar ini terdiri dari 7 tabel. Yaitu tabel

pertanyaan_gejala, tabel admin, tabel buku tamu, tabel spektrum,

tabel umur, tabel konten, dan tabel berita. Dari sebuah umur yang

dipilih user, akan dimunculkan berbagai gejala sesuai dengan umur

yang dimasukkan. Setelah gejala dipilih, akan disimpulkan masuk

dalam spektrum autis yang mana, dan akan diarahkan ke terapi dan

kurikulum yang bisa diberikan kepada anak.

3.4.5 Deployment Diagram

Pada tahap ini dilakukan perancangan deployment diagram

di sistem aplikasi pendeteksi anak autis

Page 35: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

71

Gambar 3.12 Deployment Diagram

Gambar 3.12 menjelaskan bahwa dalam aplikasi ini dibutuhkan

minimal 4 komponen, yaitu PC user yaitu komputer yang digunakan

pengguna untuk mengakses web ini, PC admin yaitu komputer yang

digunakan untuk mengolah atau memanipulasi data, kemudian

karena aplikasi ini berbasi web maka diperlukan juga jaringan

internet. Dan yang terakhir adalah server.

3.4.6 Component Diagram

Pada tahap ini dilakukan perancangan deployment diagram

di sistem aplikasi pendeteksi anak autis

Gambar 3.13 Component Diagram

Gambar 3.13 menggambarkan component diagram sistem

aplikasi sistem pakar pendeteksi anak autis. Dimana sistem ini dapat

PC User

PC Admin

Jaringan

Internet

Server

Database (MySqL)

Web Server

(Xampp)

Middle Ware

(PHP)

Browser (Mozilla

Firefox)

Page 36: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

72

dirancang dengan menggunakan web server yaitu dengan

menggunakan Wamp Server, sedangkan untuk bahasa

pemprograman menggunakan PHP, untuk media penyimpanan

(database) menggunakan MySql, sedangkan untuk browsernya

menggunakan Mozilla Firefox.

3.5 Perancangan Tabel

Setelah merancang sistem dengan UML langkah selanjutnya

adalah membuat perancangan data fisik. Perancangan data fisik

berupa perancangan tabel-tabel yang diperlukan oleh sistem. Karena

salah satu komponen penting dalam membangun sebuah database

adalah tabel. Pada aplikasi ini dibangun beberapa tabel yang

diperlukan dalam aplikasi.

3.5.1 Tabel Gejala&Pertanyaan

Dalam tabel gejala_pertanyaan terdapat 8 field yaitu id_gejala

yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk

menampung data id dari gejala. id_umur yang merupakan field yang

bertipe varchar, berfungsi untuk menampung data id dari umur.

Gejala_pertanyaan yang merupakan field yang bertipe varchar,

berfungsi untuk menampung data gejala anak. Spektrum1 yang

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

keterangan spektrum pertama yaitu Spektrum Infantil. Spektrum2

yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk

menampung keterangan spektrum kedua yaitu Spektrum Asperger.

Spektrum3 yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi

untuk menampung keterangan spektrum ketiga yaitu Spektrum PDD-

NOS. Spektrum4 yang merupakan field yang bertipe varchar,

berfungsi untuk menampung keterangan spektrum keempat yaitu

Page 37: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

73

Spektrum Rett. Spektrum5 yang merupakan field yang bertipe

varchar, berfungsi untuk menampung keterangan spektrum kelima

yaitu Spektrum CDD. Struktur tabel_gejala ditunjukkan pada tabel

3.6

Tabel 3.6 Tabel Gejala dan Pertanyaan

Field Type Size Keterangan

id_gejala Varchar 3 Kode dari gejala

id_umur Varchar 3 Kode dari umur

pertanyaan_gejala Varchar 250 Pertanyaan-pertanyaan dari

gejala yang dialami

spektrum1 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum Infantil

spektrum2 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum Asperger

spektrum3 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum PDD-NOS

spektrum4 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum Rett

spektrum5 enum („Y‟,‟N‟) Spektrum CDD

3.5.2 Tabel Spektrum

Dalam tabel spektrum terdapat 5 field yaitu id_ spektrum yang

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

data id dari spektrum. Alias_Spektrum yang merupakan field yang

bertipe varchar, berfungsi untuk menampung nama variabel dari

spektrum. Nama_spektrum merupakan field yang bertipe varchar ,

berfungsi untuk menampung nama dari spektrum. Keterangan

merupakan field yang bertipe varchar , berfungsi untuk menampung

keterangan dari spektrum. Terapi merupakan field yang bertipe

varchar , berfungsi untuk menampung terapi yang dapat

dilakukan.Struktur tabel_spektrum ditunjukkan pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Tabel Spektrum

Field Type Size Keterangan

id_ spektrum Varchar 3 Kode dari spektrum

alias_spektrum Varchar 20 Nama variabel dari spektrum

nama_spektrum Varchar 30 Nama dari spektrum

Page 38: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

74

keterangan Varchar 1000 Keterangan dari spektrum

terapi Varchar 7500 Terapi yang dapat dilakukan

3.5.3 Tabel Umur

Dalam tabel umur terdapat 5 field yaitu id_ umur yang

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

data id dari umur. Batas_bawah yang merupakan field yang bertipe

varchar, berfungsi untuk menampung batas bawah dari interval

umur. Batas_atas yang merupakan field yang bertipe varchar,

berfungsi untuk menampung batas atas dari interval umur.

Nama_umur yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi

untuk menampung nama variabel umur. Keterangan_umur yang

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

keterangan dari interval umur.Struktur tabel_ umur ditunjukkan pada

Tabel 3.8

Tabel 3.8 Tabel Umur

Field Type Size Keterangan

id_ umur Varchar 3 Kode dari umur

batas_bawah Varchar 5 Batas bawah dari interval umur

batas_atas Varchar 5 Batas atas dari interval umur

nama_umur Varchar 20 Nama variabel dari umur

keterangan_umur Varchar 30 Interval dari umur

3.5.4 Tabel Buku Tamu

Dalam tabel buku_tamu terdapat 8 field yaitu id_buku_tamu

yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk

menampung data id dari buku tamu. Tanggal yang merupakan field

yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung tanggal

pengisian buku tamu. Nama yang merupakan field yang bertipe

varchar, berfungsi untuk menampung nama dari user. Alamat yang

Page 39: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

75

merupakan field yang bertipe varcchar, berfungsi untuk menampung

alamat dari user. Jenis kelamin merupakan field yang bertipe

varchar, berfungsi untuk menampung jenis kelamin dari user. Email

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

jenis alamat email dari user. Kritik merupakan field yang bertipe

varchar, berfungsi untuk menampung kritikdari user. Saran

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

saran dari user Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Tabel Buku Tamu

Field Type Size Keterangan

id_buku_tamu Varchar 3 Id dari buku tamu

tanggal Date - Tanggal pengisian buku tamu

nama Varchar 20 Nama dari user yang akan

mengisi buku tamu

alamat Varchar 50 Alamat dari user

jenis kelamin Enum („L‟,‟P‟) Jenis kelamin dari user

email Varchar 20 Email dari user

kritik Varchar 100 Kritik yang dimasukkan user

saran Varchar 100 Saran yang dimasukkan user

3.5.5 Tabel Admin

Dalam tabel admin terdapat 3 field yaitu id yang merupakan

field yang bertipe int, berfungsi untuk menampung id dari login.

Username yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi

untuk menampung username atau email dari user. Password yang

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

password dari user. Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Tabel Admin

Field Type Size Keterangan

id int 1 Id dari login

username Varchar 30 Username atau email yang dimiliki

user

password Varchar 32 Password yang dimasukkan user

Page 40: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

76

3.5.6 Tabel Konten

Dalam tabel konten terdapat 5 field yaitu id yang merupakan

field yang bertipe int , berfungsi untuk menampung id dari konten.

Beranda yang merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi

untuk menampung keterangan tentang autis. Tentangkami yang

merupakan field yang bertipe varchar, berfungsi untuk menampung

keterangan tentang Talenta Kids. Bantuan yang merupakan field

yang bertipe varcchar, berfungsi untuk menampung keterangan

tentang penggunaan web. Kurikulum merupakan field yang bertipe

varchar, berfungsi untuk menampung data kurikulum yang bisa

diberikan. Struktur tabel_user ditunjukkan pada tabel 3.11

Tabel 3.11 Tabel Konten

Field Type Siz

e

Keterangan

id int 1 Id dari konten

beranda Varchar 3000 Keterangan tentang autis

Tentangkami Varchar 3000 Keterangan tentang Talenta Kids

bantuan Varchar 3000 Bantuan untuk menggunakan web

kurikulum Varchar 3000 Kurikulum yang bisa diberikan

3.6 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka (interface) merupakan rancang

bangun dari interaksi pengguna dengan komputer. Perancangan ini

dapat berupa input maupun output data untuk menampilkan

informasi kepada pengguna. Kebutuhan antarmuka yang dibuat

bersifat user friendly (mudah digunakan) dengan tujuan agar

program yang telah dibangun dapat digunakan dengan mudah oleh

pengguna.

Page 41: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

77

3.6.1 Perancangan Halaman Utama

Dalam program aplikasi perancangan dan implementasi sistem

pakar pendeteksi autis menggunakan metode Forward Chaining,

tampilan awal halaman utama terdiri dari banner pada bagian paling

atas. Dibawah banner terdapat 5 menu yaitu Home, buku tamu,

sistem pakar, talenta kids, dan help. Tampilan halaman utama

terlihat pada Gambar 3. 14

Gambar 3.14 Perancangan Halaman Utama Web

Gambar 3.14 merupakan halaman utama Sistem Pakar

Pendeteksi Anak Autis menggunakan metode Forward Chaining.

Tampilan awal halaman utama terdiri dari banner web pada bagian

paling atas. Dibawah banner terdapat 5 navigasi yang berisi home,

sistem pakar, buku tamu, talenta kids, dan help, untuk bagian kiri

berisi tentang kontak yang dapat dihubungi jika menginginkan untuk

BANNER

KOLOM 1

CONTENT

NAVIGASI

KOLOM 2

KOLOM 3

FOOTER

Page 42: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

78

melakukan konsultasi. sedangkan pada bagian paling bawah yaitu

banner web.

3.6.2 Perancangan Halaman Buku Tamu (Book Guest)

Gambar 3.15 Perancangan Halaman Buku Tamu (Book Guest)

Gambar 3.15 merupakan halaman buku tamu (Guest Book).

Halaman ini digunakan untuk guest atau user yang akan

memberikan kritik dan saran ke aplikasi ini. Namun halaman buku

tamu ini hanya bisa memberikan kritik dan saran saja, tidak bisa

digunakan untuk melakukan konsultasi. Di halaman ini guest harus

memasukkan nama, alamat, jenis kelamin, alamat email sebelum

mereka memberikan kritik dan saran

Nama

Alamat

Jenis Kelamin

Alamat Email

Kritik

Saran

Submit Cancel

Page 43: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

79

3.6.3 Perancangan Halaman Sistem Pakar

Gambar 3.16 Perancangan Halaman Sistem Pakar

Gambar 3.16 merupakan halaman sistem pakar. Halaman

sistem pakar merupakan halaman dimana user dapat melakukan

pendiagnosaan dengan memasukkan umur dari anak mereka, dan

langsung bisa menjawab dari gejala-gejala yang sudah dimunculkan

oleh halaman ini yang akan dihasilkan sebuah kesimpulan setelah

gejala terisi. Halaman ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus

dijawab oleh user jika menginginkan sebuah kesimpulan akhir.

Dengan meng-klik button submit.

Isilah sesuai dengan gejala dan kebiasaan yang dilakukan anak.

N

o

Pertanyaan dari gejala-gejala

Submit

Cancel

Pertanyaan dari gejala-gejala

Pertanyaan dari gejala-gejala

Pertanyaan dari gejala-gejala

Pertanyaan dari gejala-gejala

Pertanyaan dari gejala-gejala

Page 44: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

80

3.6.4 Perancangan Halaman Kesimpulan

Gambar 3.17 Perancangan Halaman Kesimpulan

Gambar 3.17 merupakan halaman kesimpulan. Dalam

halaman ini, user dapat mengetahui spektrum apa yang diderita

anaknya setelah memasukkan beberapa gejala yang dialami anak,

user juga dapat mengetahui tentang terapi apa yang bisa dilakukan

awal untuk penanganan terhadap anaknya jika anaknya positif

terdiagnosa autis. Dan user juga bisa tahu tentang kurikulum apa

yang menunjang untuk diberikan kepada sang anak.

Gejala yang dipilih pengguna

Gejala yang dipilih pengguna

Gejala yang dipilih pengguna

Kesimpulan Autis

Gejala yang dipilih pengguna

Gejala yang dipilih pengguna

Keterangan tentang spectrum autis yang diderita

Terapi Kurikulum Keluar

Page 45: Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/4/T1_672008221_BAB II… · 37 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem. 3.1 Metode

81

3.6.5 Perancangan Halaman Pakar /Admin

Gambar 3.18 Perancangan Halaman Pakar/Admin

Gambar 3.18 merupakan halaman pakar atau admin.

Sebelum mengakses halaman ini, seorang admin harus melakukan

login terlebih dahulu. Setelah melakukan login, admin dapat

melakukan manipulasi data yang ada dalam sistem ini. Yaitu dapat

melakukan penambahan data, mengubahan data, penglihatan data,

dan penghapusan data yang diinginkan. Bagian paling atas yaitu

banner web, dibawah banner ada navigasi yang berupa link-link

semua tabel yang ada. Untuk disebelah kirinya ada button-button

yang digunakan untuk memanipulasi tabel-tabel. Yaitu button

tambah, button hapus, button ubah, dan button lihat.