bab iii metode dan proses perancangan 3.1 perancangan
TRANSCRIPT
14
BAB III
METODE DAN PROSES PERANCANGAN
3.1 Perancangan Konseptual
Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu
produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
perancangan selesai maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk.
Kedua kegiatan tersebut dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan
keahlian masing-masing, yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan
pembuatan produk oleh tim kelompok pembuat produk.
Perancangan konseptual berdasarkan Pahl dan Beitz mengusulkan cara
merancang produk sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya; Engineering
Desaign : A Systematic Approach. Cara merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri
dari 4 kegiatan atau fase[10], yang masing-masing terdiri dari beberapa langkah.
Keempat fase tersebut adalah :
1. Perencanaan dan penjelasan tugas
2. Perancangan konsep produk
3. Perancangan bentuk produk (embodiment design)
4. Perancangan detail
Sebenarnya langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan diatas
tidaklah perlu dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti misalnya,
pada langkah pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan komponen
produk sudah diperlukan detail dan banyak lain contohnya seperti itu.
Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama
menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase
tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan
balik untuk fase yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri
setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase
berikutnya.
15
Gambar 3.1 Diagram Alir Konsep Perancangan Menurut Pahl and Beitz
3.2 Perancangan Konsep Produk
Perancangan konsep berguna untuk memberikan beberapa solusi alternatif
konsep produk yang selanjutnya dievaluasi berdasarkan persyaratan teknis.
Tahapan ini diawali dengan mengenal dan menganalisa spesifikasi komponen yang
telah ada. Hasil analisa spesifikasi produk dilanjutkan dengan memetakan struktur
16
fungsi komponen sehingga dapat disimpulkan beberapa varian solusi pemecahan
masalah konsep produk. Kriteria perancangan dibuat berdasarakan fungsi dari
komponen komponen yang digunakan sesuai. Dari keterangan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa persyaratan yang dibuat merupakan panduan bagi perancang
untuk membuat alat apakah komponen sudah bekerja sebagaimana fungsinya.
Berikut adalah daftar persyaratan sistem kendali model lift 5 lantai yang
ditunjukkan pada tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1 : Daftar Persyaratan
NO Nama
Komponen Fungsi Komponen
Apakah komponen
bekerja sesuai
dengan fungsinya ?
Ya Tidak
1 Arduino Uno Sistem Kendali √
2 Driver Motor Penggerak motor √
3 Power Supply Sumber energi listrik √
4 Stepdown Penurun Tegangan √
5 Motor DC Penggerak Ruang lift √
6 Push Button 1 Perintah lantai 1 √
7 Push Button 2 Perintah lantai 2 √
8 Push Button 3 Perintah lantai 3 √
9 Push Button 4 Perintah lantai 4 √
10 Push Button 5 Perintah lantai 5 √
11 LCD Petunjuk lantai √
12 Limit Switch 1
Pemutus arus motor dan
menampilkan tulisan di LCD
berada di lantai 1
√
13 Limit Switch 2
Pemutus arus motor dan
menampilkan tulisan di LCD
berada di lantai 2
√
17
NO Nama
Komponen Fungsi Komponen
Apakah komponen
bekerja sesuai
dengan fungsinya ?
Ya Tidak
14 Limit Switch 3
Pemutus arus motor dan
menampilkan tulisan di LCD
berada di lantai 3
√
15 Limit Switch 4
Pemutus arus motor dan
menampilkan tulisan di LCD
berada di lantai 4
√
16 Limit Switch 5
Pemutus arus motor dan
menampilkan tulisan di LCD
berada di lantai 5
√
Penjelasan dari tabel daftar persyaratan diatas, bahwa semua komponen
yang digunakan dalam sistem kendali model lift 5 lantai ini dapat bekerja sesuai
dengan fungsinya dan sudah dilakukan uji coba oleh penulis. Setelah mencoba
komponen bekerja sesuai dengan fungsinya, tahap selanjutnya melakukan
penentuan Software dan Hardware yang digunakan pada perancangan ini. Berikut
adalah daftar Software dan Hardware sistem kendali model lift 5 lantai yang
ditunjukkan pada tabel 3.2 di bawah ini :
18
Tabel 3.2 : Daftar Software dan Hardware
NO VARIAB
EL
VARIAN
A B C
1 Sofware
Penulisan
Coding
PlatfromIO Vs Code
Arduino IDE
2 Software
Desain
Produk
Autodesk Inventor
Professional Google SketchUp
Autodesk Autocad
3 Software
Flowchart
Microsoft Word
Microsoft Visio
4 Software
Desain
Komponen
Fritzing
Proteus
19
NO VARIAB
EL
VARIAN
A B C
5 Mikrokont
roler
Arduino Mega
Arduino Nano Arduino Uno
6 Driver
Motor
Driver L298N
Driver BTS7960
7 Energi
Power Supply
Baterai Aki
8 Komponen
Penurun
Tegangan
Step Down
9 Penggerak
Motor Stepper
Motor Servo
Motor DC
20
NO VARIAB
EL
VARIAN
A B C
10 Display
LCD 20X4 LCD 16X2
Berdasarkan tabel 3.2 diatas varian yang terpilih sebagai konsep perancangan
sistem kendali model lift 5 lantai adalah sebagai berikut:
1. Software penulisan Coding yang digunakan adalah varian C, yaitu Arduino
IDE. Meskipun 3 aplikasi ini mempunyai bahasa pemrogaman dan metode
pemrogaman yang sama tetapi VS code dan Platform IO membutuhkan library
yang berfungsi untuk menyederhanakan program dan di Arduino IDE tidak
memerlukan library.
2. Software desain produk yang digunakan adalah varian A, yaitu Autodesk
Inventor karena di dalam aplikasi ini bisa menggambar sketsa 2D menjadi
gambar 3D yang berawal dari perbagian part lalu di Assembly menjadi 1
komponen. Dibandingkan dengan Google SketchUp dan AutoCad ialah tidak
bisa di digunakan Jobsheet yang berfungsi sebagai alat pembaca gambar untuk
yang merancang.
3. Software desain flowcart yang digunakan adalah varian B, yaitu Microsoft
Visio karena mudah digunakan dan sesuai dengan fungsi utama yaitu untuk
membuat flowchart atau diagram, berbeda dengan Microsoft word yang fungsi
utamanya sebagai pembuat makalah, dokumen atau naskah.
4. Software desain skema elektronik yang digunakan adalah varian A, yaitu
Fritzing karena memberikan fasilitas pengguna untuk melakukan perancangan
sistem pada breadboard (Gambar). Dan perbedaan Proteus ialah
kemampuannya untuk mensimulasikan pada perangkat lunak secara digital
(Video).
5. Komponen yang digunakan sebagai mikrokontroler adalah varian C, yaitu
Arduino Uno karena jumlah pin pada Arduino sudah mencukupi dan
21
menggunakan female port sehingga komponen atau bisa langsung dipasang.
Berbeda dengan Arduino Mega yang memiliki pin yang banyak dan Arduino
Nano membutuhkan breadboard karena menggunakan pin male.
6. Komponen driver motor yang digunakan adalah varian B, yaitu Driver 7960
karena dapat mengeluarkan arus hingga 43A. Dibandingkan dengan driver
L298N hanya dapat mensupply arus 2A. Kedua driver ini fungsi nya sama yaitu
sebagai penggerak motor DC CW atau CCW.
7. Hardware energi yang digunakan adalah varian A, yaitu Power Supply karena
fungsi utamanya ialah mengubah arus AC menjadi DC dan sumber
tegangannya ada 2 dimana terhubung ke Driver dan Stepdown. Jika yang
digunakan sumber teganganya adalah baterai outputnya hanya 1 dan terkendala
dalam arus yang tidak stabil.
8. Komponen yang digunakan untuk penurun tegangan adalah varian A, yaitu
Step Down yang berfungsi sebagai penurun tegangan dari 12V menjadi 5V
untuk Arduino agar bisa menyala, jika tidak menggunakan ini Arduino tidak
akan bisa digunakan.
9. Hardware yang digunakan untuk penggerak adalah varian C, yaitu Motor DC
alasanya adalah yang dibutuhkan di alat rancang bangun ini hanya putaran
poros yang stabil dan mudah mengaturnya, dibandingkan motor servo yang
porosnya berputar secara akurat dalam sudut terbatas dan motor stepper yang
lebih mengutamakan akurasi.
10. Komponen yang digunakan untuk menampilkan keberadaan lantai adalah
varian B, yaitu LCD 16X2 karena untuk isi teks yang diberikan cukup dengan
kebutuhan hanya membutuhkan 15 karakter di baris pertama dan 1 karakter di
garis 2, dibandingkan dengan LCD 20x4 yang isi karakternya terlalu banyak
dan tidak sesuai dengan model yang digunakan ini.
Setelah spesifikasi teknis diketahui maka selajutnya menentukan struktur
fungsi. Struktur fungsi terdiri dari struktur fungsi keseluruhan (overall function)
dan sub-fungsi/fungsi utama yang didasarkan pada aliran energi input/output
(Ei/Eo) dan signal input/output (Si/So) dengan menggunakan diagram blok. Untuk
diagram blok fungsi keseluruhan dapat dilihat di gambar 3.2 bawah ini.
22
Gambar 3.2 Diagram blok fungsi kesuluruhan
Gambar 3.2 menjelaskan aliran fungsi energi pada model lift 5 lantai,
dimana input energi listrik ke sistem yang diproses menjadi Energi Mekanik dan
untuk sinyal input berupa tombol push ON masuk kedalam sistem dan di proses
akan menjadi sinyal output berupa gerakan lantai.
Pada sistem model lift 5 lantai, terdapat beberapa sub-fungsi aliran energi
dan aliran sinyal. Energi listrik AC masuk ke sistem penyearah sehingga menjadi
listrik DC dan masuk ke penurun tegangan dan mikrokontroler akan mendapat
sinyal. Hal ini akan menghasilkan prinsip kerja model lift 5 lantai dan digambarkan
sebagai diagram blok fungsi seperti pada gambar 3.3.
23
Gambar 3.3 Diagram Blok Sub Fungsi Lift 5 Lantai
3.3 Diagram Blok Sub Fungsi Lift 5 Lantai
Energi listrik 220 V sebagai masukan, energi tersebut dimasukan ke
personal computer (PC) dan power supply. Komputer yang telah dialiri energi
listrik digunakan untuk membuat coding pada proses awal. Jika selesai, import ke
penyimpan program, software arduino IDE berfungsi untuk mengatur kecepatan
motor, perintah lantai, pemutus arus motor yang nanti akan langsung menunjukkan
di lantai yang dituju akan berhenti, melalui bahasa pemrogaman C. Pemrogaman
tersebut disimpan pada hardware arduino uno. Serta software Arduino IDE
berfungsi sebagai pembaca G-code yang dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini.
24
Gambar 3.4 Diagram Prinsip Kerja Lift 5 Lantai
3.4 Prinsip Kerja Lift 5 Lantai
Energi listrik 220 V di masukan ke power supply yang bertujuan tuntuk
mengubah arus AC (bolak-balik) 220 V menjadi arus DC (searah) 12 V. Aliran
energi listrik ini akan masuk ke rangkaian elektronik yang Namanya step down
dimana untuk menghidupkan arduino nya. Lalu ada penghubung arus sebagai
Tujuan lantai, Setelah itu sinyal akan menuju ke driver motor BTS7960 yang
berfungsi sebagai penghubung dari Arduino ke motor untuk mengubah energi
mekanis bergerak CW/CCW dan ruang lift akan bergerak. Terakhir ruang lift akan
menyentuh pemutus arus yang disebut Limit Switch, pada waktu yang sama juga
akan muncul display yang menampilkan berada di lantai tujuan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5 dibawah ini.
25
Gambar 3.5 Diagram Alir
26
3.5 Diagram Alir
Penjelasan diatas sebagai berikut pertama-tama program akan menampilkan
tulisan “Skripsi UMM Moch Adzin S A” pada LCD, kemudian program akan
membaca tombol lantai yang akan dituju. Program akan membaca apakah lantai
tujuan lebih besar dari lantai sekarang, jika iya maka motor akan berputar melawan
arah jarum jam atau CCW. Jika tidak maka motor akan berputar searah jarum jam
atau CW. Selanjutnya program akan membaca limit switch lantai tujuan, apakah
limit switch lantai tujuan tertekan. Jika tidak maka program akan terus membaca
limit switch lantai tujuan sampai tertekan. Dan jika limit switch lantai tujuan
tertekan maka motor akan berhenti dan LCD akan menampilkan lantai tujuan.
3.6 Pembuatan Rancangan Rangkaian
Setelah mengetahui diagram blok fungsi, langkah selanjutnya adalah
menentukan solusi prinsip atau pembuatan rancangan rangkaian. Pada langkah ini
dibuat perancangan yang sedemikian rupa yang mengacu pada diagram blok sub
fungsi yang sudah tertera pada gambar 3.4
27
Gambar 3.6 Konsep Produk
28
Keterangan
1. Power supply
2. Arduino uno
3. Step down
4. Driver motor BTS7960
5. Motor
6. Limit switch
7. Tali lift
8. Ruang lift
9. Push On
10. Lcd
3.7 Perancangan Produk
Fase perancangan diakhiri dengan membuat alatnya, Gambar 3.6
memperlihatkan gambar 3D alat dalam software Autodesk Inventor.
Gambar 3.7 Gambar 3D alat