bab 3 analisis sistem yang berjalan 3.1 riwayat badan ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00086-if...
TRANSCRIPT
83
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Riwayat Badan Pengajian dan Penerapan Teknologi
3.1.1 Sejarah Singkat Badan Pengajian dan Penerapan Teknologi
Di masa kini, peran teknologi, dan kecepatan perkembangannya menjadi faktor
penentu dalam pembangunan ekonomi setiap Negara dalam upaya meningkatkan taraf
dan kualitas hidup bangsanya. Hal ini terlihat dari fenomena terjadinya proses transisi
perekonomian dunia yang semula berbasiskan sumber daya alam (resources-based-
economy) menjadi perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (knowledge-based-
economy). Dalam konsep ini, kemampuan suatu bangsa dapat diukur dari tingkatan
penguasaan dan pemanfaatan Iptek di dalam berbagai aspek kehidupannya. Iptek yang
erat terkait dengan inovasi dan kreativitas sumber daya manusia, akan menjadi sumber
pertumbuhan dan peningkatan daya saing ekonomi, dan di dalam prosesnya segala
sumber daya yang tersedia akan ditransformasikan menjadi sumber daya baru yang lebih
bernilai.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah
dengan tugas pokok, melaksanakan tugas kepemerintahan di bidang pengkajian dan
penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Tugas pokok BPPT ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 103 Tahun 2001, Peran BPPT dapat diartikan lebih luas, yaitu dalam
pelaksanaan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan penguasaan
dan pemanfaatan teknologi guna mendukung pembangunan industry nasional, yang pada
84
gilirannya diharapkan akan memberikan dampak dalam peningkatan kemandirian, daya
saing dan kualitas kehidupan bangsa Indonesia.
BPPT didirikan sejak tahun 1978, berdasarkan Surat Keputusan Presiden
Republlik Indonesia Nomor 25 Tahun 1978, sebagai Lembaga Pemerintah Non-
Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
BPPT mempunyai peranan yang strategis dalam meningkatkan kemampuan teknologi
untuk mendukung pembangunan sektor produksi dan penyediaan kebutuhan dasar
manusia, sehingga mampu meningkatkan standar kehidupan bangsa, kemandirian dan
daya saing bangsa Indonesia.
Peran penting BPPT didasarkan pada Peraturan Presiden (PerPres) Nomor 11
tahun 2005 pasal 58, 59, dan 60 tentang tugas pokok. BPPT mempunyai tugas untuk
melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Strategis
3.1.2.1 Visi
Teknologi sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi dalam rangka kemandirian
bangsa dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
3.1.2.2 Misi
1. Mewujudkan BPPT menjadi pusat unggulan teknologi (technology center of
excellence).
2. Mewujudkan BPPT sebagai agen pembagunan masyarakat dalam bidang teknologi.
3. Meningkatkan peran audit dan komersialisasi teknologi.
85
4. Meningkatkan daya saing dan produktivitas industri.
3.1.2.3 Tujuan Strategis
Untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut, BPPT mengembangkan tujuan
strategis seperti dibawah ini :
1. Meningkatkan peran BPPT dalam perumusan kebijakan (teknologi) nasional,
2. Meningkatkan peran BPPT sebagai agen perubahan (masyarakat) yang berbasis
teknologi.
3. Meningkatkan peran BPPT sebagai insitusi terpercaya yang mampu memberikan
pelayanan jasa teknologi, kerjasama teknik dan pengemnagan jaringan iptek.
4. meningkatkan peran BPPT sebagai clearing house teknologi untuk penyediaan
teknologi nasional yang unggul.
5. meningkatkan kualitas SDM yang memiliki kompetensi inti, kepakaran, keterbukaan,
komitmen dan kelincahan (5K).
3.2 Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab
3.2.1 Struktur Organisasi
3.2.1.1 Struktur Organisasi Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
86
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPPT
BPPT
INSPEKTORAT SEKRETARIAT
UTAMA
DEPUTI
BIDANG
PENGKAJIAN
KEBIJAKAN
TEKNOLOGI
DEPUTI
TEKNOLOGI
PENGEMBANG
AN SUMBER
DAYA ALAM
DEPUTI BIDANG
TEKNOLOGI
ARGO INDUSTRI
dan
BIOTEKNOLOGI
DEPUTI
BIDANG
TEKNOLOGI
INFORMASI
ENERGI dan
MATERIAL
DEPUTI BIDANG
TEKNOLOGI
INDUSTRI
RANCANG
BANGUN dan
REKAYASA
BIRO
PERENCANAAN
PUSAT DATA,
INFORMASI dan
STANDARISASI
PUSAT
PEMBINAAN,
PENDIDIKAN dan
PELATIHAN
BIRO UMUM dan
HUBUNGAN
MASYARAKAT
BIRO KEUANGAN
BIRO SUMBER
DAYA MANUSIA
dan ORGANISASI
PUSAT
PENGKAJIAN KEBIJAKAN
INOVASI
TEKNOLOGI
PUSAT
PENGKAJIAN
KEBIJAKAN DIFUSI
TEKNOLOGI
PUSAT
PENGKAJIAN
KEBIJAKAN
PENINGKATAN
DAYA SAING
PUSAT AUDIT
TEKNOLOGI
PUSAT
TEKNOLOGI
INVENTARISASI
SUMBER DAYA
ALAM
PUSAT
TEKNOLOGI
SUMBER DAYA
MINERAL
PUSAT
TEKNOLOGI
SUMBER DAYA
LAHAN,
WILAYAH, dan
MITIGASI
BENCANA
PUSAT
TEKNOLOGI
LINGKUNGAN
PUSAT
TEKNOLOGI
PRODUKSI
PERTANIAN
PUSAT
TEKNOLOGI
ARGOINDUSTRI
PUSAT
TEKNOLOGI
BIOINDUSTRI
FARMASI dan
PUSAT TEKNOLOGI
MEDIKA
PUSAT
TEKNOLOGI
INFORMASI dan
KOMUNIKASI
PUSAT
TEKNOLOGI INDUSTRI
PROSES
PUSAT
TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
ENERGI
PUSAT
TEKNOLOGI KONVERSI dan
KONSERVASI
ENERGI
PUSAT
TEKNOLOGI
MATERIAL
PUSAT
TEKNOLOGI
INDUSTRI
MANUFAKTUR
PUSAT
TEKNOLOGI
INDUSTRI
PERTAHANAN
dan KEAMANAN
PUSAT
TEKNOLOGI
INDUSTRI
TRANSPORTASI
dan SISTEM
TRANSPORTASI
BALAI
INKUBATOR
TEKNOLOGI
BALAI
TEKNOLOGI
SURVEI
KELAUTAN
BALAI TEKNOLOGI
LINGKUNGAN
UPT HUJAN
BUATAN
BALAI
PENGKAJIAN
BIOTEKNOLOGI
BALAI BESAR TEKNOLOGI
PATI
BALAI
REKAYASA
DESAIN dan
SISTEM
TEKNOLOGI
BALAI JARINGAN
INFORMASI
IPTEK
BALAI
PENGKAJIAN
TEKNOLOGI
POLIMER
BALAI BESAR
TEKNOLOGI
ENERGI
UPT PENGEMBANG
AN SENI dan
TEKNOLOGI
KERAMIK dan
PORSELIN
BALAI
TERMODINAMI
KA MOTOR
BALAI PENGKAJIAN
DINAMIKA
PANTAI
BALAI MESIN
PERKAKAS
MESIN
PRODUKSI dan
OTOMATIS
BALAI BESAR
TEKNOLOGI
KEKUATAN
STRUKTUR
UPT
LABORATORIU
M AERO
GASDINAMIKA
dan GETARAN
BALAI BESAR
TEKNOLOGI ENERGI
87
3.2.1.2 Struktur Organisasi Fungsional Proses Lelang Pengadaan
Barang
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Fungsional
Keterangan :
a. Kepala BPPT selaku Pengguna Anggaran, mengeluarkan SK (Surat Kerja) untuk
menyerahkan kuasa pengguna anggaran kepada Deputi Bidang yang bersangkutan.
b. Deputi Bidang yang menerima SK dari Pengguna Anggaran saat ini menjadi Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA). KPA mengangkat dan memilih Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan Panitia Pengadaan.
c. PPK bertugas membuat surat-surat kontrak dan mengawasi proses lelang.
PPK harus memenuhi peryaratan sebagai berikut:
Memiliki Integritas moral
Memiliki didiplin tinggi
Kepala BPPT
(Pengguna Anggaran)
Kuasa Pengguna
Anggaran
Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)
(PPK)
Panitia Pengadaan
88
Memiliki tanggng jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah
Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan bertindak tegas dan
keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat KKN
d. Panitia Pengadaan harus berjumlah ganjil, minimal 3 orang. Panitia Pengadaan
tidak harus pegawai BPPT, bisa juga dari instansi pemerintahan lain (profesional)
selama berstatus sebagai pegawai negeri.
Panitia Pengadaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Memiliki integritas moral,disiplin dan langsung tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan.
Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan/
unit layanan pengadaan yang bersangkutan.
Memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan berdasarkan
peraturan Persiden ini
Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan
menetapkan sebagai panitia/pejabat pengadaan/anggota unit layanan pengadaan
Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah.
3.2.2 Wewenang dan Tanggung Jawab
3.2.2.1 Kepala BPPT
89
Membuat Surat Kerja untuk Deputi Bidang yang bersangkutan untuk
melaksanakan proses pengadaan barang.
3.2.2.2 Kuasa Pengguna Anggaran
Tugas Kuasa Pengguna Anggaran :
a. Memilih dan mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Panitia Pengadaan
yang kompeten untuk selanjutnya menyusun dan melakukan proses lelang pengadaan
barang/jasa.
b. Memastikan proses pengadaan tersebut tidak melebihi anggaran yang disediakan.
3.2.2.3 Pejabat Pembuat Komitmen
Tugas Pokok dari PPK dalam pengadaan barang/jasa adalah:
a. Menyusun peracangan pengadaan barang/jasa
b. Menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan
pengguna produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha
kecil termasuk koperasi kecil, sekelompok masyarakat.
c. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadwal, tatacara
pelaksanaan dan lokasi penadaan yang disusun oleh panitia pengadaan /pejabat
pengadaan /unit layanan pengadaan.
d. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/ pejabat pengadaan/ unit
layanan pengadaan sesuai kewewenangannya.
e. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang/jasa sesa
ketentan yang berlaku.
90
f. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedian
barang/jasa
g. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada pimpinan
instansinya.
h. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/ kontrak.
i. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada
menteri/Panglima TNI/ Kepala Polri/ Pimpinan Lembaga/ Pimpinan Keseketariatan
Lembaga Tinggi Negara/ Pimpinan Keseketariatan komisi/ Gubernur/ Bupati/
Walikota/ Dewan Gubernur BI/ Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/BUMD dengan
berita acara penyerahaan.
j. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa
dimulai.
3.2.2.4 Panitia Pengadaan
Panitia lelang yang dibentuk BPPT memiliki tugas, wewenang dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Menyusun jadwal dan menetakan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan.
b. Menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri(HPS)
c. Menyiapkan dokumen pengadaan
d. Mengumumkan pengadaan barang/jasa di surat kabar nasional dan /atau provinsi dan
/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan diupayakan
diumumkan di website pengadaan nasional.
e. Menilai kulifikasi penyedian melalui pascakualifikasi dan prakulifikasi.
f. Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk
91
g. Mengusulkan calon pemenang
h. Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat Pembuat
Komitmen dan /atau pejabat yang mengangkatnya.
i. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa
dimulai.
3.3 Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini
3.3.1 Proses Prakualifikasi
Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang sebelum melakukan
penawaran.
Tahapan proses prakualifikasi :
a) Pemilihan panitia pengadaan barang;
PPK memilih dan mengangkat panitia pengadaan barang yang sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
b) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan;
Panitia mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, antara lain :
Dokumen prakualifikasi
Dokumen prakualifikasi untuk calon penyedia barang berupa formulir isian yang
memuat data administrasi, keuangan, personil, peralatan dan pengalaman kerja.
Dokumen lelang umum
Dokumen lelang umum harus mencantumkan secara jelas dan terinci semua
persyaratan yang diperlukan, baik administratif maupun teknis, penggunaan
92
barang dalam negeri dan preferensi harga (HPS), unsur-unsur yang dinilai, kriteria
dan tata cara evaluasi yang akan digunakan, jenis kontrak yang dipilih, syarat-
syarat umum dan khusus kontrak, serta contoh-contoh formulir yang dapat
dimengerti dan diikuti oleh calon penyedia barang.
c) Pengumuman prakualifikasi;
Panitia pengadaan membuat pengumuman lelang pengadaan barang yang
nantinya akan dimuat di media massa (surat kabar). Isi pengumuman sekurang-
kurangnya memuat :
Nama dan alamat pengguna barang yang akan mengadakan pelelangan umum;
Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan
dibeli;
Perkiraan nilai pekerjaan;
Syarat-syarat peserta lelang umum;
Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil dokumen pengadaan.
d) Pengambilan dokumen prakualifikasi;
Perusahaan penyedia barang yang tertarik dapat mendaftar dengan cara
mengambil dokumen prakualifikasi yang telah disiapkan oleh panitia lalu mengisinya
dengan lengkap.
e) Pemasukan dokumen prakualifikasi;
Dokumen prakualifikasi yanbg telah diisi lalu dikembalikan kepada panitia
pengadaan barang di tempat dan waktu yang telah ditentukan.
f) Evaluasi dokumen prakualifikasi
93
Panitia mengevaluasi dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi oleh
penyedia barang. Penyedia barang dinyatakan lulus prakualifikasi apabila memenuhi
syarat sebagai berikut :
1. Memiliki surat izin usaha pada bidang usahanya yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah yang berwenang yang masih berlaku;
2. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak pengadaan;
3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir serta memiliki laporan bulanan
PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
yang lalu;
5. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan
barang baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk subkontrak baik di
lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang yang baru berdiri
kurang dari 3 (tiga) tahun;
6. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di
suatu instansi;
7. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai;
8. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
9. Sesuai dengan nilai paket pekerjaan;
10. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan
kemampuan usaha yan dimilikinya.
94
11. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos.
g) Penetapan hasil prakualifikasi;
Penetapan hasil prakualifikasi oleh panitia pengadaan
h) Pengumuman hasil prakualifikasi;
Pengumuman hasil prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat :
Nama dan perkiraan nilai pekerjaan serta sumber dananya.
Nama dan alat penyedia barang dan nama pengurus yang berhak menandatangani
kontrak pekerjaan untuk setiap calon penyedia barang.
Nama dan nilai paket tertinggi pangalaman pada bidang pekerjaan yang sesuai
untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil dan subbidang pekerjaan yang sesuai
untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;
Keputusan lulus tidaknya setiap calon penyedia barang/jasa.
i) Masa sanggah prakualifikasi;
Penyedia barang yang tidak lulus prakualifikasi dapat mengajukan
sanggahan/keberatan kepada pengguna barang. Apabila sanggahan terbukti benar,
maka dilakukan evaluasi dokumen prakualifikasi ulang.
j) Undangan kepada peserta yang lulus prakualifikasi;
k) Pengambilan dokumen lelang umum;
Penyedia barang yang menerima undangan dari PPK dapat mengambil
dokumen pemilihan yang telah disiapkan oleh panitia pengadaan.
l) Penjelasan;
Panitia pengadaan memberikan penjelasan kepada peserta lelang tentang :
95
1. Metode penyelenggaraan pelelangan;
2. Metode penyampaian dokumen penawaran;
3. Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran;
4. Acara pembukaan dokumen penawaran;
5. Metode evaluasi penawaran;
6. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
7. Jenis kontrak yang akan digunakan;
8. Ketentuan-ketentuan kontrak.
m) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya;
n) Pemasukan dokumen penawaran;
Penyedia barang memberikan dokumen penawaran baik harga dan kualitas
kepada panitia pengadaan baik secara langsung maupun melalui pos. Metode
penyampaian dokumen penawaran ini ada 3, yaitu :
1. Metode Satu Sampul
Metode satu sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang terdiri
dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan ke
dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia pengadaan.
Metode satu sampul lebih tepat digunakan untuk pengadaan barang yang
bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas. Sebagai contoh: pengadaan alat
tulis kantor (ATK), mobil, sepeda motor.
2. Metode Dua Sampul
Metode dua sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang
persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I,
96
sedangkan penawaran harga dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya
sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup)
dan disampaikan kepada panitia pengadaan.
Metode dua sampul digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang
lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh penyedia barang,
untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai terpengaruh oleh besarnya
penawaran harga. Sebagai contoh: pengadaan peralatan dan mesin yang tidak
sederhana.
3. Metode Dua Tahap
Metode dua tahap yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan
administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan
penawaran harga dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya
dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
Metode dua tahap digunakan untuk pengadaan barang dengan penguunaan
teknologi yang tinggi, kompleks dan risiko tinggi dan/atau yang mengutamakan
kriteria tercapainya kinerja tertentu dari keseluruhan sistem termasuk
pertimbangan kemudahan atau efisiensi penggunaannya dan pemeliharaan
peralatannya. Sebagai contoh: pengadaan barang-barang pembangkit tenaga listrik.
o) Pembukaan dokumen penawaran;
Proses pembukaan dokumen penawaran terdiri dari :
1. Panitia pengadaan meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil peserta
pelelangan yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak terdapat 2 (saksi) sampai batas
waktu yang telah ditentukan, pembukaan dokumen penawaran dilakukan dengan
97
disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di luar panitia pengadaan yang ditunjuk secara
tertulis oleh panitia pengadaan;
2. Apabila dokumen penawaran kurang dari 3 (tiga), maka pelelangan tidak dapat
dilanjutkan dan harus diulang, kemudian mengumumkan kembali dengan
mengundang calon penyedia barang yang baru;
3. Pembuatan Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP) oleh panitia dan ditanda
tangani oleh panitia dan wakil peserta lelang sebagai saksi. Kemudian dibagikan
kepada wakil peserta lelang yang hadir tanpa dilampiri dokumen penawaran.
p) Evaluasi dokumen penawaran;
Ada 3 (tiga) metode evaluasi penawaran yang sudah dijelaskan di dalam
dokumen pemilihan penyedia barang, yaitu :
1. Sistem Gugur
Sistem gugur adalah evaluasi penilaian penawaran dengan memeriksa dan
membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang dengan urutan proses
evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan
kewajaran harga. Terhadap barang yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan
dinyatakan gugur.
Sistem gugur dapat dilakukan untuk hampir seluruh pengadaan barang.
Urutan proses penilaiannya yaitu :
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis
c. Evaluasi Harga
98
2. Sistem Nilai
Sistem nilai adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan
nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai
yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang, kemudian
membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran
peserta lainnya.
Sistem nilai digunakanuntuk pengadaan barang yang memperhitungkan
keunggulan teknis sepadan dengan harganya. Urutan proses penilaiannya yaitu :
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis dan Harga
3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah evaluasi penilaian
penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang
dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan
nilai unsur-unsur tersebut dikonversikan ke dalam satu mata uang tertentu, yang
telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang, dan dibandingkan
dengan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta
lainnya.
Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis khususnya dilakukan untuk
pengadaan barang yang memperhitungkan faktor-faktor umur ekonomis, harga,
biaya operasi dan pemeliharaan dalam jangka waktu operasi tertentu. Urutan
proses penilaiannya yaitu :
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis dan Harga
99
q) Penetapan pemenang;
Peserta lelang yang lulus evaluasi penawaran akan dipilih oleh panitia
pengadaan yang dianggap paling menguntungkan bagi pengguna barang dan
memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan. Lalu panitia mengusulkan calon
pemenang lelang tersebut kepada PPK untuk selanjutnya ditinjau kembali.
Setelah PPK menerima usulan calon pemenang lelang dari panitia pengadaan,
lalu PPK segera menetapkan pemenang lelang dengan mengeluarkan Surat Penetapan
Pemenang (SPP) serta menyampaikannya kepada panitia pengadaan
selambat=lambatnya 5 (lima) hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang.
r) Pengumuman pemenang;
Pengumuman lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia pengadaan
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya Surat Penetapan Pemenang
(SPP) dari PPK.
s) Masa sanggah;
Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan tertulis, selambat-lambatnya
dalam waktu 5 (lima) hari setelah pengumuman pemenang lelang.
Sanggahan disampaikan kepada PPK yang berwenang menetapkan pemenang
disertai dengan bukti-bukti terjadinya penyimpangan.
PPK wajib memberikan jawaban sanggahan tertulis selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja atas sanggahan tersebut.
t) Penunjukan pemenang;
PPK mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai
pelaksana pekerjaan yang dilelangkan.
100
u) Penandatanganan kontrak.
Setelah SPPBJ dikeluarkan, PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak
pelaksanaan pekerjaan apabila dananya telah cukup tersedia dalam dokumen
anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
dikeluarkan SPPBJ dan setelah penyedia barang menyerahkan surat jaminan
pelaksanaan;
2. Apabila penyedia barang menolak dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka
pengguna barang dapat membatalkan SPPBJ, mencairkan jaminan penawaran, dan
penyedia barang dikenakan sanksi dimasukkan ke dalam daftar hitam penyedia
barang;
3. Dilarang melakukan perubahan kontrak secara sepihak sampai dengan
penandatanganan kontrak;
4. Pengguna dan penyedia barang wajib memeriksa seluruh isi kontrak;
5. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu :
Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli pertama untuk pengguna
barang dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh penyedia
barang, dan kontrak asli kedua untuk penyedia barang dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh pengguna barang.
Rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai.
105
3.3.2 Proses Pascakualifikasi
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan
penawaran.
Metode pelelangan umum dengan pascakualifikasi meliputi :
a) Pemilihan panitia pengadaan barang;
PPK memilih dan mengangkat panitia pengadaan barang yang sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
b) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan;
Panitia mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, antara lain :
Dokumen kualifikasi
Dokumen kualifikasi untuk calon penyedia barang berupa formulir isian yang
memuat data administrasi, keuangan, personil, peralatan dan pengalaman kerja.
Dokumen lelang umum
Dokumen lelang umum harus mencantumkan secara jelas dan terinci semua
persyaratan yang diperlukan, baik administratif maupun teknis, penggunaan
barang dalam negeri dan preferensi harga (HPS), unsur-unsur yang dinilai, kriteria
dan tata cara evaluasi yang akan digunakan, jenis kontrak yang dipilih, syarat-
syarat umum dan khusus kontrak, serta contoh-contoh formulir yang dapat
dimengerti dan diikuti oleh calon penyedia barang.
c) Pengumuman pelelangan umum dengan pascakualifikasi;
106
Panitia pengadaan membuat pengumuman lelang pengadaan barang yang
nantinya akan dimuat di media massa (surat kabar). Isi pengumuman sekurang-
kurangnya memuat :
Nama dan alamat pengguna barang yang akan mengadakan pelelangan umum;
Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan
dibeli;
Perkiraan nilai pekerjaan;
Syarat-syarat peserta lelang umum;
Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil dokumen pengadaan.
d) Pengambilan dokumen kualifikasi dan lelang umum;
Perusahaan penyedia barang yang tertarik dapat mendaftar dengan cara
mengambil dokumen kualifikasi dan dokumen lelang umum yang telah disiapkan
oleh panitia.
e) Penjelasan;
Panitia pengadaan memberikan penjelasan kepada peserta lelang tentang :
1. Metode penyelenggaraan pelelangan;
2. Metode penyampaian dokumen penawaran;
3. Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran;
4. Acara pembukaan dokumen penawaran;
5. Metode evaluasi penawaran;
6. Hal-hal yang menggugurkan penawaran;
7. Jenis kontrak yang akan digunakan;
107
8. Ketentuan-ketentuan kontrak.
f) Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya;
g) Pemasukan dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi;
Penyedia barang memberikan dokumen kualifikasi yang sudah dilengkapi dan
dokumen penawaran baik harga dan kualitas kepada panitia pengadaan baik secara
langsung maupun melalui pos. Metode penyampaian dokumen penawaran ini ada 3,
yaitu :
1. Metode Satu Sampul
Metode satu sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang terdiri
dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan ke
dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia pengadaan.
Metode satu sampul lebih tepat digunakan untuk pengadaan barang yang
bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas. Sebagai contoh: pengadaan alat
tulis kantor (ATK), mobil, sepeda motor.
2. Metode Dua Sampul
Metode dua sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran yang
persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I,
sedangkan penawaran harga dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya
sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup)
dan disampaikan kepada panitia pengadaan.
Metode dua sampul digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang
lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh penyedia barang,
untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai terpengaruh oleh besarnya
108
penawaran harga. Sebagai contoh: pengadaan peralatan dan mesin yang tidak
sederhana.
3. Metode Dua Tahap
Metode dua tahap yaitu penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan
administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan
penawaran harga dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya
dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
Metode dua tahap digunakan untuk pengadaan barang dengan penguunaan
teknologi yang tinggi, kompleks dan risiko tinggi dan/atau yang mengutamakan
kriteria tercapainya kinerja tertentu dari keseluruhan sistem termasuk
pertimbangan kemudahan atau efisiensi penggunaannya dan pemeliharaan
peralatannya. Sebagai contoh: pengadaan barang-barang pembangkit tenaga listrik.
h) Pembukaan dokumen penawaran;
Proses pembukaan dokumen penawaran terdiri dari :
1. Panitia pengadaan meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil peserta
pelelangan yang hadir sebagai saksi. Apabila tidak terdapat 2 (saksi) sampai batas
waktu yang telah ditentukan, pembukaan dokumen penawaran dilakukan dengan
disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di luar panitia pengadaan yang ditunjuk secara
tertulis oleh panitia pengadaan;
2. Apabila dokumen penawaran kurang dari 3 (tiga), maka pelelangan tidak dapat
dilanjutkan dan harus diulang, kemudian mengumumkan kembali dengan
mengundang calon penyedia barang yang baru;
109
3. Pembuatan Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP) oleh panitia dan ditanda
tangani oleh panitia dan wakil peserta lelang sebagai saksi. Kemudian dibagikan
kepada wakil peserta lelang yang hadir tanpa dilampiri dokumen penawaran.
i) Evaluasi dokumen penawaran;
Ada 3 (tiga) metode evaluasi penawaran yang sudah dijelaskan di dalam
dokumen pemilihan penyedia barang, yaitu :
1. Sistem Gugur
Sistem gugur adalah evaluasi penilaian penawaran dengan memeriksa dan
membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang dengan urutan proses
evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan
kewajaran harga. Terhadap barang yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan
dinyatakan gugur.
Sistem gugur dapat dilakukan untuk hampir seluruh pengadaan barang.
Urutan proses penilaiannya yaitu :
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis
c. Evaluasi Harga
2. Sistem Nilai
Sistem nilai adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan
nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai
yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang, kemudian
110
membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran
peserta lainnya.
Sistem nilai digunakanuntuk pengadaan barang yang memperhitungkan
keunggulan teknis sepadan dengan harganya. Urutan proses penilaiannya yaitu :
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis dan Harga
3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis adalah evaluasi penilaian
penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang
dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan
nilai unsur-unsur tersebut dikonversikan ke dalam satu mata uang tertentu, yang
telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang, dan dibandingkan
dengan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta
lainnya.
Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis khususnya dilakukan untuk
pengadaan barang yang memperhitungkan faktor-faktor umur ekonomis, harga,
biaya operasi dan pemeliharaan dalam jangka waktu operasi tertentu. Urutan
proses penilaiannya yaitu :
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis dan Harga
f) Evaluasi dokumen kualifikasi;
Panitia mengevaluasi dokumen kualifikasi. Penyedia barang yang tidak
memenuhi syarat kualifikasi dinyatakan gugur.
111
g) Penetapan pemenang;
Peserta lelang yang lulus evaluasi penawaran akan dipilih oleh panitia pengadaan
yang dianggap paling menguntungkan bagi pengguna barang dan memenuhi semua
persyaratan yang dibutuhkan. Lalu panitia mengusulkan calon pemenang lelang
tersebut kepada PPK untuk selanjutnya ditinjau kembali.
Setelah PPK menerima usulan calon pemenang lelang dari panitia pengadaan,
lalu PPK segera menetapkan pemenang lelang dengan mengeluarkan Surat Penetapan
Pemenang (SPP) serta menyampaikannya kepada panitia pengadaan
selambat=lambatnya 5 (lima) hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang.
h) Pengumuman pemenang;
Pengumuman lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia pengadaan
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya Surat Penetapan Pemenang
(SPP) dari PPK.
i) Masa sanggah;
Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang
diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan tertulis, selambat-lambatnya
dalam waktu 5 (lima) hari setelah pengumuman pemenang lelang.
Sanggahan disampaikan kepada PPK yang berwenang menetapkan pemenang
disertai dengan bukti-bukti terjadinya penyimpangan.
PPK wajib memberikan jawaban sanggahan tertulis selambat-lambatnya 5 (lima)
hari kerja atas sanggahan tersebut.
j) Penunjukan pemenang;
PPK mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai
pelaksana pekerjaan yang dilelangkan.
112
k) Penandatanganan kontrak.
Setelah SPPBJ dikeluarkan, PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak
pelaksanaan pekerjaan apabila dananya telah cukup tersedia dalam dokumen
anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
dikeluarkan SPPBJ dan setelah penyedia barang menyerahkan surat jaminan
pelaksanaan;
2. Apabila penyedia barang menolak dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka
pengguna barang dapat membatalkan SPPBJ, mencairkan jaminan penawaran, dan
penyedia barang dikenakan sanksi dimasukkan ke dalam daftar hitam penyedia
barang;
3. Dilarang melakukan perubahan kontrak secara sepihak sampai dengan
penandatanganan kontrak;
4. Pengguna dan penyedia barang wajib memeriksa seluruh isi kontrak;
5. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu :
Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli pertama untuk pengguna
barang dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh penyedia
barang, dan kontrak asli kedua untuk penyedia barang dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh pengguna barang.
Rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai.
116
3.4 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Informasi-informasi yang dibutuhkan oleh panitia / pejabat pengadaan barang
BPPT antara lain :
- Data-data PPK;
- Data-data panitia pengadaan barang;
- Contoh-contoh dokumen yang dapat dimengerti dan dipahami oleh calon penyedia
barang;
- Pengumuman prakualifikasi;
- Formulir isian prakualifikasi;
- Dokumen prakualifikasi;
- Data-data penyedia barang;
- Tempat dan batas waktu pemasukan dokumen prakualifikasi;
- Tanggal dikeluarkan hasil prakualifikasi;
- Pengumuman hasil prakualifikasi;
- Batas waktu untuk melakukan penyanggahan terhadap hasil prakualifikasi;
- Undangan kepada peserta lelang yang lulus prakualifikasi;
- Dokumen lelang umum;
- Tempat dan batas waktu pengambilan dokumen lelang umum;
- Tempat, tanggal, hari dan waktu pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang
umum;
- Berita Acara Penjelasan (BAP);
- Tempat dan batas waktu pemasukan dokumen penawaran;
- Alamat tujuan pengiriman dokumen penawaran;
- Dokumen penawaran;
117
- Tempat, tanggal, hari dan waktu pembukaan dokumen penawaran;
- Surat Penetapan Pemenang (SPP);
- Tempat, tanggal, hari dan waktu pengumuman pemenang;
- Batas waktu untuk melakukan penyanggahan terhadap hasil pemenang lelang;
- Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ);
- Kontrak;
- Tanggal penandatanganan kontrak;
- Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
- Tanggal penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja.
3.5 Permasalahan yang Dihadapi
Selama ini jika di lingkungan BPPT sedang diadakan lelang proyek pengadaan
barang, maka BPPT akan menerbitkan pengumuman adanya lelang proyek pengadaan
barang melalui media massa koran. Diharapkan dengan diiklankannya lelang proyek
pengadaan barang melalui koran maka pengumuman tersebut dapat menjangkau wilayah
yang lenih luas secara nasional.
Namun metode ini seringkali menimbulkan masalah dalam proses selanjutnya
pada lelang proyek pengadaan barang tersebut. Masalah yang sering dihadapi adalah
adanya ketidak sesuaian pelaksanaan proyek dengan Kerangka Acuan Kerja. Terutama
yang berkaitan dengan jadwal pelaksanaan lelang yang sering tertunda yang diakibatkan
oleh berbagai hal. Berikut ini adalah permasalahan yang dialami oleh BPPT dalam
preoses lelang proyek pengadaan barang :
1. Missed Information
118
Seringkali pengumuman proyek pengadaan barang atau jasa hari ini tidak
dibaca oleh calon peserta yang mungkin kompeten untuk mengerjakan proyek.lelang
yang sedang diadakan oleh BPPT tersebut. Karena koran memiliki permasalahan
yang sangat mendasar, yaitu Koran tidak dapat mengumumkan pengumuman lelang
secara terus menerus atau continue setiap hari. Apabila pengumuman lelang proyek
pengadaan barang akan diulangi lagi karena peserta yang akan mengikuti lelang
kurang, maka perusahaan harus mengumumkan kembali pengumuman yang sama
tersebut melalui koran dan perusahaan harus mengeluarkan biaya lagi untuk biaya
iklan koran sehungga menjadi boros dan tidak efektif.
2. Detail pengumuman kurang lengkap
Koran kurang mampu menampilkan pengumuman lelang proyek pengadaan
barang yang diadakan BPPT lebih detail karena biasanya ruang iklan di koran
terbatas.
3. Kurangnya informasi mengenai pekerjaan dan persyaratan lelang proyek
pengadaan barang untuk calon peserta lelang.
Informasi mengenai seluk beluk pekerjaan dan persyaratan yang harus dipenuhi
seringkali tidak dipahami dengan jelas oleh pihak calon peserta lelang, biasanya calon
peserta lelang harus dating langsung ke kantor BPPT untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan.
4. Adanya kesulitan dalam melakukan pengecekan proses lelang.
Saat ini umtuk mengecek rekanan atau peserta lelang apakah mereka masih
masuk dalam daftar hitam rekanan masih dilakukan secara manual sehingga
memperlambat proses lelang proyek pengadaan barang.
119
3.6 Usulan Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis dari permasalahan yang dihadapi saat ini pada sistem
pengadaan barang pada BPPT maka dapat diusulkan beberapa pemecahan masalah
antara lain :
1. Merancang suatu sistem basis data pengadaan barang.
2. Membuat model aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan barang.
3. Menjadikan web sebagai media untuk mendukung aplikasi tersebut.
Pada sistem tersebut diharapkan dapat berguna dalam membantu panitia dan
penyedia barang untuk melakukan proses pengadaan barang yang lebih praktis dan
efisien.