bab 3 analisa hidrologi dan hidrometri

Upload: dedy-setyo-oetomo

Post on 10-Feb-2018

285 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    1/27

    BAB IIIANALISA HIDROLOGI

    3.13.1 KETERSEDIAAN DATAKETERSEDIAAN DATA

    3.1.13.1.1 DATA HUJANDATA HUJAN

    Data curah hujan yang digunakan untuk analisa hidrologi dan perhitungan potensi

    energi diambil dari data hujan harian dari Stasiun Meteorologi BMG Wamena di

    Kabupaten Jayawijaya yang tercatat sejak bulan 2001 hingga 2010 sebagai berikut.

    Tabel 3. 1 Jumlah Curah Hujan Bulanan Sta. Meteorologi Wamena (2001-2011).

    J umlah Curah Hujan (mm)2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

    J an 134.6 193.9 265.0 199.1 205.3 238.5 - 243.9 191.7 146.0Feb 209.9 224.3 218.5 244.6 156.0 249.9 - 324.4 320.9 192.2Mar 335.6 345.8 392.1 0.0 247.9 227.7 - 176.3 318.1 273.9Apr 287.4 247.1 0.0 168.7 313.1 - - 201.1 270.1 379.1Mei 230.7 66.3 100.4 146.6 114.7 - - 143.5 160.0 160.7

    J un 130.4 137.9 0.0 44.3 132.4 - - 249.4 144.3 41.2

    J ul 150.1 58.2 219.9 63.0 146.6 - - 71.8 209.0 29.4Agst 104.7 83.9 144.1 25.9 274.5 - - 105.3 122.7 141.8Sep 143.5 54.5 146.2 87.0 274.5 - - 214.8 185.2 74.4Okt 84.8 44.2 144.1 77.7 286.5 - - 255.0 219.4 150.4Nov 185.2 159.3 66.9 107.4 279.1 - 181.4 - 187.9 119.4Des 176.7 153.9 282.3 93.0 215.5 - 230.2 - 175.1 177.1Total 2173.6 1769.3 1979.5 1257.3 2646.1 716.1 411.6 1985.5 2504.4 1885.6Rata-rata 181.1 147.4 165.0 104.8 220.5 238.7 205.8 198.6 208.7 157.1Sumber : Stasiun Meteorologi BMG Wamena

    Bulan

    3.1.23.1.2 PETA DAERAH ALIRAN SUNGAIPETA DAERAH ALIRAN SUNGAI

    Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparanwilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang

    menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya

    melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau.

    Konsep daur hidrologi DAS menjelaskan bahwa air hujan langsung sampai ke

    permukaan tanah untuk kemudian terbagi menjadi air larian, evaporasi dan air

    infiltrasi, yang kemudian akan mengalir ke sungai sebagai debit aliran.

    LAPI-ITB III - 1

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    2/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Pada pekerjaan ini, peta yang digunakan untuk sebagai dasar untuk membuat petadaerah aliran sungai adalah peta yang diperoleh dari Badan Koordinasi Survai dan

    Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dengan skala 1:50.000 dan 1:125.000. secara

    lengkap peta daerah aliran sungai (DAS) untuk masing-masing lokasi dapat dilihat

    pada lampiran.

    3.23.2 ANALISA HUJAN RENCANAANALISA HUJAN RENCANA

    3.2.13.2.1 ANALISA FREKUENSI CURAH HUJANANALISA FREKUENSI CURAH HUJAN

    Analisis frekuensi curah hujan rencana adalah curah hujan dengan periode ulang

    tertentu yang kemudian dipakai untuk perhitungan debit banjir. Metode perhitungan

    pendekatan yang lazim digunakan untuk mendapatkan hubungan antara intensintas

    hujan, frekuensi, dan waktu curah hujan adalah Metoda Distribusi Normal, Log Normal,

    EJ.Gumbell, Pearson III dan atau Log Pearson III. Metoda yang dipakai nantinya harus

    ditentukan dengan melihat karakteristik distribusi hujan daerah setempat. Periode

    ulang yang akan dihitung pada masing-masing metode adalah untuk periode ulang 2,

    5, 10, 25, 50 serta 100 tahun.

    1. Metode Distribusi NormalFungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi normal dirumuskan:

    dx x

    dx xf x F

    ==

    2

    21

    exp2

    1)()(

    Dimana:

    darsdeviasiratarata

    tan==

    ( )

    +=

    =

    Z X

    x F Z

    .

    )(^

    1

    2. Metode Distribusi Gumbel

    Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari ditribusi Gumbel dirumuskan:

    [ ])exp(exp)( y x F =

    Dimana:

    LAPI ITB III - 2

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    3/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    5772.0

    6

    =

    =

    =

    x

    S

    x y

    Untuk x = x T maka

    =T

    T x F Ln Ln y

    (1

    =

    1TrTr

    Ln Ln yT

    Menurut Gumbel persamaan peramalan dinyatakan sebagai berikut:

    S K x xT T

    +=

    =+= 15772.06

    TrTr

    Ln Ln K T

    Dimana:

    y N = reduced mean

    S N = reduced standar deviasi

    3. Metode Pearson Type III

    Parameter yang ada dalam perhitungan stastitik Pearson:

    Nilai rata-rata (mean)

    Standar deviasi

    Koefisien

    Garis besar dalam menghitungnya:

    X1, X2, X3,.......Xn

    Hitung nilai mean:

    ( ) N

    X X

    =

    Hitung standar deviasi: S =

    LAPI ITB III - 3

    ( )( )1

    2

    N

    X X

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    4/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Hitung koefisien kemencengan:

    ( )( ) ( ) ( )3

    3

    *2*1

    loglog

    S N N

    X X C S

    =

    Hitung curah hujan: =T X T K S X *+

    4. Metode Distribusi Log Pearson Type III

    Fungsi distribusi kumulatif (CDF) dari distribusi Log Pearson dirumuskan:

    dxea x

    po xf cxc 2/

    1)(

    =Dimana: 2 adalah varian dan (x) adalah fungsi gamma

    Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi log Pearson Tipe III

    adalah:

    Nilai rata-rata (mean)

    Standar deviasi

    Koefisien

    Garis besar dalam menghitungnya:

    Ubah data hujan X1, X2, X3,.......Xn menjadi LogX1, LogX2, LogX3,.......LogXn.

    Hitung nilai mean:

    ( ) N

    X X

    loglog

    =

    Hitung standar deviasi: Slog =

    ( )1

    2

    N

    X Log LogX

    Hitung koefisien kemencengan:

    ( )( ) ( )( )3log

    3

    *2*1 S N N

    LogXi LogXiC S

    =

    Hitung logaritma hujan: =T X log T K S X *log log+

    5. Metode Log Normal

    Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi Log Normal dirumuskan:

    LAPI ITB III - 4

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    5/27

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    6/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Secara teoritis, D N merupakan suatu variabel acak yang ditribusinya tergantung padaN. Untuk taraf nyata yang tertentu, pengujian K-S membandingkan selisih

    maksimum pengamatan dengan nilai kritis D N

    , yang didefinisikan dengan:

    = 1)( D D N N P

    Jika D N yang diamati kurang dari nilai kritis D N

    , maka distribusi dapat diterima pada

    taraf yang ditentukan, jika tidak maka distribusi akan ditolak.

    Dari hasil perhitungan frekuensi curah hujan dan pengujian kecocokan sebaran maka

    untuk parameter desain rencana bangunan utama pada pekerjaan ini diambil curah

    hujan rencana berdasarkan Metode Gumbell.

    Hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan serta penguji kecocokan sebaran

    selengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah.

    Tabel 3. 2 Hasil Uji Kecocokan Sebaran Metode Smirnov-Kolmogorov.

    Normal Log Normal Gumbell Pearson I I I Log Pearson I I I

    Xprediksi D Xprediksi D Xprediksi D Xprediksi D Xprediksi D

    1 2001 57.4 68.2 65.3 2.85 63.1 5.12 72.1 3.89 64.4 3.82 64.5 3.672 2002 41.9 62.0 61.0 1.01 58.3 3.71 64.0 1.95 60.1 1.89 59.7 2.253 2003 39.7 61.7 58.0 3.70 55.5 6.22 58.9 2.79 57.6 4.09 57.1 4.594 2004 40.4 57.4 55.3 2.14 53.5 3.91 55.1 2.31 55.8 1.56 55.3 2.095 2005 62.0 55.2 52.9 2.34 51.9 3.26 51.9 3.32 54.5 0.74 54.0 1.246 2006 68.2 48.0 50.5 2.51 50.7 2.68 49.0 1.01 53.3 5.34 52.9 4.877 2007 43.7 43.7 48.1 4.38 49.6 5.91 46.3 2.58 52.4 8.69 52.0 8.288 2008 48.0 41.9 45.6 3.67 48.7 6.79 43.6 1.65 51.6 9.67 51.2 9.319 2009 55.2 40.4 42.2 1.80 47.9 7.47 40.6 0.18 50.8 10.44 50.5 10.14

    10 2010 61.7 39.7 37.9 1.78 47.1 7.44 36.9 2.84 50.2 10.49 50.0 10.25Absolut Selisih Maksimum 4.38 7.47 3.89 10.49 10.25Nilai Kritis 5% ditolak 39.60 39.60 39.60 39.60 39.60Korelasi hasil uji kecocokan Diterima Diterima Diterima Diterima Diterima

    Sumber: Hasil Analisis

    TahunNo. XurutX

    Tabel 3. 3 Hasil Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Rencana.

    LAPI ITB III - 6

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    7/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Kala Ulang Frekuensi Curah Hujan Rencana (mm)Tr ( tahun) Normal Log Normal Gumbell Pearson I I I Log Pearson I I I

    2 51.8 51.4 50.4 51.4 50.85 60.5 61.0 62.8 60.4 60.2

    10 65.1 54.9 71.0 65.3 65.925 68.8 70.3 81.3 70.8 72.650 73.1 74.3 89.0 74.3 77.3

    100 76.0 77.7 96.7 77.6 81.9Sumber: Hasil Analisis

    3.2.23.2.2 INTENSITAS CURAH HUJAN RENCANAINTENSITAS CURAH HUJAN RENCANA

    Perhitungan intensitas curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan metode

    Talbot dengan rumus sebagai berikut:

    Dimana:

    a,b = konstanta tak berdimensi

    t = durasi hujan (menit)

    I = intensitas hujan (mm/jam)

    Hasil perhitungan intensitas curah hujan kemudian digambar dalam bentuk Intensity

    Duration Frequency Curve (IDF Curve) yang menunjukan hubungan antara waktu dan

    intensitas hujan yang hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

    LAPI ITB III - 7

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    8/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 1 80 1 90 200 210 220 230 240 250

    n e n s a s m m a m

    Waktu (menit)

    Intensity Duration Frequency Curve (IDF Curve)Untuk Frekuensi Hujan Rencana Gumbell

    Kurva Basis

    T =2 tahun

    T =5 tahun

    T =10 tahun

    T =25 tahun

    T =50 tahun

    T =100 tahun

    Gambar 3. 1 Intensity Duration Frequency Curve Stasiun Meteorologi Wamena.

    3.33.3 ANALISA DEBIT BANJIR RENCANAANALISA DEBIT BANJIR RENCANA

    Tujuan analisis debit banjir adalah untuk memperoleh debit puncak yang akan

    digunakan sebagai parameter desain rencana bangunan utama berupa bendung atau

    embung dan penempatan bangunan pembangkit.

    Penentuan debit banjir rencana dengan Metode Nakayasu (Hidrograf Satuan Sintetik

    Nakayasu), dipergunakan rumus rational dengan koefisien atau konstanta yang telah

    ditetapkan berdasarkan hasil empiris sebagai berikut:

    )3,0(6,3 3,0T T R AC

    Q p

    o p +=

    Dimana:

    Q p = debit puncak banjir (m3/dt)

    C = koefisien pengaliran

    LAPI ITB III - 8

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    9/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Ro = hujan effektif (mm)

    T p = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)

    T 0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai

    menjadi 30 % dari debit puncak (jam)

    1. Bagian lengkung naik (rising limb) hidrograf satuan mempunyai persamaan:

    4,2

    pTt

    QpQa

    =

    Dimana:

    Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak dengan waktut (m 3 /dt)

    t = waktu (jam)

    2. Bagian lengkung turun (decreasing limb)

    Dalam menentukan besarnya debit bagian lengkung turun, dibagi menjadi 3 (tiga)

    bagian yang dimulai dari puncak debit dengan perhitungan sebagai berikut:

    Bagian atas: Qd > 0,3 Qp 3,0p

    T

    Tt

    3.0*QpQd

    =

    Bagian tengah: 0,3 Qp > Qd >0,3 2 Qp 3,03,0p

    T5,1

    T5,0Tt

    3,0*QpQd

    +

    =

    Bagian bawah: 0,3 2 Qp > Qd 3,03,0p

    T2

    T5,1Tt

    3.0*QpQd

    +

    =3. Waktu sampai ke puncak banjir, Tp = tg + 0,8 tr

    L < 15 km t g = 0,21 L 0,7

    L > 15 km tg = 0,4 + 0,058 L

    Dimana:

    L = panjang alur sungai (km)

    tg = waktu konsentrasi (jam)

    tr = satuan durasi hujan (jam), besarnya yaitu 0,5 tg sampai tg

    4. Parameter alfa/parameter hidrograf ( )

    LAPI ITB III - 9

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    10/27

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    11/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    0.0

    5.0

    10.0

    15.0

    20.0

    25.0

    30.0

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 12 13 1 4 15 16 1 7 18 19 2 0 21 22 2 3 2 4

    Waktu (Jam)

    GRAFIK DEBIT BANJIR RENCANA MET ODE NAKAYASUSUNGAI GEYA (TOLIKARA)

    Q2th

    Q5th

    Q10th

    Q20th

    Q25th

    Q50th

    Q100th

    Gambar 3. 2 Hidrograf Debit Banjir Rencana Sungai Geya (Tolikara).

    0.0

    5.0

    10.0

    15.0

    20.0

    25.0

    30.0

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 12 13 1 4 15 16 1 7 18 19 2 0 21 22 2 3 2 4

    Waktu (Jam)

    GRAFIK DEBIT BANJIR RENCANA MET ODE NAKAYASUSUNGAI IBELE (JAYAWIJAYA)

    Q2th

    Q5th

    Q10th

    Q20th

    Q25th

    Q50th

    Q100th

    Gambar 3. 3 Hidrograf Debit Banjir Rencana Sungai Ibele (Jayawijaya).

    LAPI ITB III - 11

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    12/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    80.0

    90.0

    100.0

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 12 13 1 4 15 16 1 7 18 19 2 0 21 22 2 3 2 4

    Waktu (Jam)

    GRAFIK DEBIT BANJIR RENCANA MET ODE NAKAYASUSUNGAI BROGES (MAMBERAMO TENGAH)

    Q2th

    Q5th

    Q10th

    Q20th

    Q25th

    Q50th

    Q100th

    Gambar 3. 4 Hidrograf Debit Banjir Rencana Sungai Broges (Mamberamo Tengah).

    3.43.4 ANALISA POTENSI ENERGIANALISA POTENSI ENERGI

    3.4.13.4.1 DEBIT ANDALANDEBIT ANDALAN

    LAPI ITB III - 12

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    13/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Ketersediaan air merupakan besarnya debit yang ada dan bisa dimanfaatkan untukmemenuhi kebutuhan. Besarnya ketersediaan air dicerminkan kedalam debit andalan.

    Debit andalan ini adalah debit yang harus tersedia (terpenuhi) untuk penyediaan

    kebutuhan air yang besarnya dinyatakan dalam ketersediaan air yang melampaui atau

    sama dengan suatu nilai yang keberadaannya dikaitkan dengan prosentasi waktu atau

    kemungkinan terjadinya. Besarnya debit andalan ini dihitung berdasarkan

    ketersediaan air dengan jumlah kebutuhan air. Perhitungan ketersediaan air meliputi

    perhitungan evapotranspirasi dan aliran limpasan ( run off ) yang masuk ke bendung.

    Sedangkan kebutuhan air dapat disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan air dimasa

    yang akan datang dengan memperhatikan perkembangan jumlah penduduk dan

    pembangunan daerah. Perhitungan debit andalan untuk desain bangunan air di

    Indonesia umumnya menggunakan beberapa metode, yaitu metode Mock, NRECA dan

    Tank Model. Analisis debit dari ketiga metode tersebut direkomendasikan berdasarkan

    tingkat empiris, ketepatan hasil dan kemudahan perhitungan. Pada pekerjaan ini,

    analisis debit andalan dengan menggunakan data curah hujan dan klimatologi

    dilakukan dengan Metode Mock.

    Metoda Mock adalah suatu metoda untuk memperkirakan keberadaan air berdasarkan

    konsep water balance. Keberadaan air yang dimaksud di sini adalah besarnya debit

    suatu daerah aliran sungai. Metoda Mock dikembangkan oleh Dr. F. J. Mock

    berdasarkan atas daur hidrologi. Metoda Mock merupakan salah satu dari sekian

    banyak metoda yang menjelaskan hubungan rainfall-runoff. Data-data yang

    dibutuhkan dalam perhitungan debit dengan Metoda Mock ini adalah data klimatologi,

    luas dan penggunaan lahan dari catchment area.

    Pada prinsipnya, Metoda Mock memperhitungkan volume air yang masuk, keluar dan

    yang disimpan dalam tanah (soil storage ). Volume air yang masuk adalah hujan. Air

    yang keluar adalah infiltrasi, perkolasi dan yang dominan adalah akibatevapotranspirasi. Perhitungan evapotranspirasi menggunakan Metoda Penmann atau

    hasil pengamatan. Sementara soil storage adalah volume air yang disimpan dalam

    pori-pori tanah, hingga kondisi tanah menjadi jenuh. Secara keseluruhan perhitungan

    debit dengan Metoda Mock ini mengacu pada water balance, dimana volume air total

    yang ada di bumi adalah tetap, hanya sirkulasi dan distribusinya yang bervariasi.

    LAPI ITB III - 13

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    14/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Gambar 3. 5 Skema Water Balance.

    1. Water Balance

    Dalam siklus hidrologi, penjelasan mengenai hubungan antara aliran ke dalam (inflow)

    dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu perioda tertentu disebut

    neraca air atau keseimbangan air (water balance). Bentuk umum persamaan water

    balance adalah:

    P = Ea + GS + TRO

    Di mana:

    P = presipitasi.

    Ea = evapotranspirasi.

    GS = perubahan groundwater storage .

    TRO = total run off.

    Water balance merupakan siklus tertutup yang terjadi untuk suatu kurun waktu

    pengamatan tahunan tertentu, dimana tidak terjadi perubahan groundwater storage

    atau GS = 0. Artinya awal penentuan groundwater storage adalah berdasarkan bulan

    terakhir dalam tinjauan kurun waktu tahunan tersebut. Sehingga persamaan water

    balance menjadi:

    P = Ea + TRO

    LAPI ITB III - 14

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    15/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    2. Evapotranspirasi

    Evapotranspirasi merupakan faktor penting dalam memprediksi debit dari data curah

    hujan dan klimatologi dengan menggunakan Metoda Mock karena evapotranspirasi ini

    memberikan nilai yang besar untuk terjadinya debit dari suatu daerah aliran sungai.

    Evapotranspirasi diartikan sebagai kehilangan air dari lahan dan permukaan air dari

    suatu daerah aliran sungai akibat kombinasi proses evaporasi dan transpirasi.

    a. Evapotranspirasi Potensial

    Evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada

    kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi

    evapotranspirasi potensial adalah tersedianya air yang cukup banyak. Jika jumlah

    air selalu tersedia secara berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman selama

    proses transpirasi, maka jumlah air yang ditranspirasikan relatif lebih besar

    dibandingkan apabila tersedianya air di bawah keperluan.

    b. Evapotranspirasi Aktual

    Jika dalam evapotranspirasi potensial air yang tersedia dari yang diperlukan oleh

    tanaman selama proses transpirasi berlebihan, maka dalam evapotranspirasi

    aktual ini jumlah air tidak berlebihan atau terbatas. Jadi evapotranspirasi aktual

    adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang tersedia terbatas.

    Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang tidak

    tertutupi tumbuhan hijau (exposed surface) pada musim kemarau.

    Selain exposed surface, evapotranspirasi aktual juga dipengaruhi oleh jumlah hari

    hujan (n) dalam bulan yang bersangkutan sehingga evapotranspirasi aktual adalah

    evapotranspirasi potensial yang memperhitungkan faktor exposed surface dan

    jumlah hari hujan dalam bulan yang bersangkutan. Sehingga evapotranspirasi

    aktual adalah evapotranspirasi yang sebenarnya terjadi atau actual

    evapotranspiration, dihitung sebagai berikut:

    Eactual = EP E

    3. Water Surplus

    LAPI ITB III - 15

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    16/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Water surplus didefinisikan sebagai air hujan ( presipitasi ) yang telah mengalamievapotranspirasi dan mengisi tampungan tanah ( soil storage , disingkat SS). Water

    surplus ini berpengaruh langsung pada infiltrasi atau perkolasi dan total run off yang

    merupakan komponen debit. Persamaan water surplus (disingkat WS) adalah sebagai

    berikut:

    WS = (P Ea) + SS

    Tampungan kelembaban tanah ( soil moisture storage , disingkat SMS) terdiri dari

    kapasitas kelembaban tanah ( soil moisture capacity , disingkat SMC), zona infiltrasi,

    limpasan permukaan tanah dan tampungan tanah ( soil storage , disingkat SS).Besarnya soil moisture capacity (SMC) tiap daerah tergantung dari tipe tanaman

    penutup lahan ( land cover ) dan tipe tanahnya, seperti ditunjukkan dalam table di

    bawah. Selanjutnya Water Surplus ini akan mengalami infiltrasi dan melimpas di

    permukaan ( run off ). Besarnya infiltrasi ini tergantung pada koefisien infiltrasi.

    Tabel 3. 5 Nilai Soil Moisture Capacity untuk Berbagai Tipe Tanaman dan Tipe Tanah.

    Zone Soil MoistureAkar Capacity

    (dalam m) (dalam mm)Pasir Halus 0.50 50Pasi r Halus dan Loam 0.50 75Lanau dan Loam 0.62 125Lempung dan Loam 0. 40 100Lempung 0.25 75Pasir Halus 0.75 75Pasi r Halus dan Loam 1.00 150Lanau dan Loam 1.00 200Lempung dan Loam 0. 80 200Lempung 0.50 150Pasir Halus 1.00 100Pasi r Halus dan Loam 1.00 150Lanau dan Loam 1.25 250Lempung dan Loam 1. 00 250Lempung 0.67 200Pasir Halus 1.50 150Pasi r Halus dan Loam 1.67 250Lanau dan Loam 1.50 300

    Lempung dan Loam 1. 00 250Lempung 0.67 200Pasir Halus 2.50 250Pasi r Halus dan Loam 2.00 300Lanau dan Loam 2.00 400Lempung dan Loam 1. 60 400Lempung 1.17 350

    Tipe Tanah

    Tanaman Berakar Pendek

    Tanaman Berakar Sedang

    Tanaman Berakar Dalam

    Tanaman Palm

    Mendekati Hutan Alam

    Tipe Tanaman

    4. Limpasan Total

    LAPI ITB III - 16

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    17/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Air hujan yang telah mengalami evapotranspirasi dan disimpan dalam tanah lembabselanjutnya melimpas di permukaan ( surface run off ) dan mengalami perkolasi.

    Berikutnya, menurut Mock besarnya infiltrasi adalah water surplus (WS) dikalikan

    dengan koefisien Infiltrasi (if), atau:

    Infiltrasi (i) = WS x if

    Koefisien infiltrasi ditentukan oleh kondisi porositas dan kemiringan daerah pengaliran.

    Lahan yang bersifat porous umumnya memiliki koefisien yang cenderung besar.

    Namun jika kemiringan tanahnya terjal dimana air tidak sempat mengalami infiltrasi

    dan perkolasi ke dalam tanah, maka koefisien infiltrasinya bernilai kecil. Infiltrasi terusterjadi sampai mencapai zona tampungan air tanah ( groundwater storage , disingkat

    GS).

    Seperti telah dijelaskan, metoda Mock adalah metoda untuk memprediksi debit yang

    didasarkan pada water balance. Oleh sebab itu, batasan-batasan water balance ini

    harus dipenuhi. Salah satunya adalah bahwa perubahan groundwater storage (GS)

    selama rentang waktu tahunan tertentu adalah nol. Perubahan groundwater storage

    (GS) adalah selisih antara groundwater storage bulan yang ditinjau dengan

    groundwater storage bulan sebelumnya. Perubahan groundwater storage ini pentingbagi terbentuknya aliran dasar sungai ( base flow , disingkat BF). Dalam hal ini base

    flow merupakan selisih antara infiltrasi dengan perubahan groundwater storage , dalam

    bentuk persamaan:

    BF = i - GS

    Selain base flow, komponen debit yang lain adalah direct run off (limpasan langsung)

    atau surface run off (limpasan permukaan). Limpasan permukaan berasal dari water

    surplus yang telah mengalami infiltrasi. Jadi direct run off dihitung dengan persamaan:

    DRO = WS - i

    LAPI ITB III - 17

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    18/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Setelah base flow dan direct run off komponen pembentuk debit yang lain adalahstorm run off, yaitu limpasan langsung ke sungai yang terjadi selama hujan deras.

    Storm run off ini hanya beberapa persen saja dari hujan. Storm run off hanya

    dimasukkan ke dalam total run off, bila presipitasi kurang dari nilai maksimum soil

    moisture capacity. Menurut Mock storm run off dipengaruhi oleh percentage factor,

    disimbolkan dengan PF. Percentage factor adalah persen hujan yang menjadi

    limpasan. Besarnya PF oleh Mock disarankan 5% - 10%, namun tidak menutup

    kemungkinan untuk meningkat secara tidak beraturan hingga mencapai 37,3%. Dalam

    perhitungan debit ini, Mock menetapkan bahwa:

    SRO = P x PF

    Dengan demikian maka total run off (TRO) yang merupakan komponen-komponen

    pembentuk debit sungai ( stream flow ) adalah jumlah antara base flow, direct run off

    dan storm run off, atau:

    TRO = BF + DRO + SRO

    Total run off ini dinyatakan dalam mm/bulan. Maka jika TRO ini dikalikan dengan

    catchment area (luas daerah tangkapan air) dalam km2 dengan suatu angka konversi

    tertentu didapatkan besaran debit dalam m3/det.

    Tabel 3. 6 Koefisien Limpasan Monobe.

    Kondisi Daerah Pengaliran dan Sungai Harga dari C

    Daerah pegunungan yang curam 0,75 - 0,90

    Daerah pegunungan tersier 0,70 - 0,80

    Tanah bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75

    Tanah dataran yang ditanami 0,45 - 0,60

    Persawahan yang diairi 0,70 - 0,80

    Sungai di daerah pegunungan 0,75 - 0,85

    Sungai kecil di dataran 0,45 - 0,75

    Sungai besar yang lebih dari setengah 0, 50 - 0,75daerah pengalirannya terdiri dari dataran

    3.4.23.4.2 DEBIT TURBINDEBIT TURBIN

    LAPI ITB III - 18

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    19/27

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    20/27

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    21/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Nama Sungai: Geya I bele Broges BiruKabupaten Tolikara J ayawijaya Mamberamo Yahukimo

    Tengah

    J umlah Turbin 1 1 1 1

    Simulasi Potensi Energi Atas Dasar Ketersediaan Air di Sungai

    Keyakinan Debit % 50.0 50.0 50.0 50.0

    Faktor Pengali Q 1 1 1 1

    Debit Masing2 Turbin m3/det 0.38 8.46 1.84 2.88

    Total Debit m3/det 0.38 8.46 1.84 2.88

    Potensi Kapasitas Turbin Mw 0.17 0.31 0.13 0.10

    Simulasi Potensi Energi Atas Dasar Turbin yang TerpasangKeyakinan Turbin Terpasang % 50.9 51.9 54.0 55.3

    Turbin Terpasang Mw 0.17 0.31 0.13 0.10

    Kebutuhan Debit m3/det 0.38 8.24 1.73 2.66

    Total Kebutuhan Debit m3/det 0.38 8.24 1.73 2.66

    Perkiraan Biaya Pembangunan(/ Rp 1.000.000)

    12,750Rp 21,700Rp 9,750Rp 7,500Rp

    Sumber: Hasil Analisis

    1. PLTMH Geya di Kabupaten Tolikara

    Dengan nilai keyakinan debit sebesar 50.0%, Sungai Geya memiliki potensi energi

    sebesar 170 kW sehingga untuk rencana PLTMH, kapasitas turbin terpasang yang

    digunakan adalah 170 kW dengan kebutuhan debit sebesar 0.38 m 3 /dt. Perkiraan

    biaya pembangunan PLTMH Geya (1 x 170 kW) sebesar Rp.12,750,000,000.00.

    2. PLTMH Ibele di Kabupaten Jayawijaya

    Dengan nilai keyakinan debit sebesar 50.0%, Sungai Ibele memiliki potensi energi

    sebesar 310 kW sehingga untuk rencana PLTMH, kapasitas turbin terpasang yangdigunakan adalah 310 kW dengan kebutuhan debit sebesar 8.24 m 3 /dt. Perkiraan

    biaya pembangunan PLTMH Ibele sebesar Rp.21,700,000,000.00.

    3. PLTMH Broges di Kabupaten Mamberamo Tengah

    Dengan nilai keyakinan debit sebesar 50.0%, Sungai Broges memiliki potensi energi

    sebesar 130 kW sehingga untuk rencana PLTMH, kapasitas turbin terpasang yang

    digunakan adalah 130 kW dengan kebutuhan debit sebesar 1.73 m 3 /dt. Perkiraan

    biaya pembangunan PLTMH di Kabupaten Tolikara sebesar Rp.9,750,000,000.00.

    LAPI ITB III - 21

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    22/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    4. PLTMH Biru di Kabupaten Yahukimo

    Dengan nilai keyakinan debit sebesar 50.0%, Sungai Biru memiliki potensi energi

    sebesar 100 kW sehingga untuk rencana PLTMH, kapasitas turbin terpasang yang

    digunakan adalah 100 kW dengan kebutuhan debit sebesar 2.66 m 3 /dt. Perkiraan

    biaya pembangunan PLTMH Biru sebesar Rp.7,500,000,000.00.

    0.0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1.0

    Nilai Keyakinan (%)

    FLOW DURATION CURVE & ENERGY DURATION CURVEPLTMH GEYA TOLIKARA (1 x 170 kW)

    Flow Duration Curve

    Potensi Kapasitas Turbin

    EnergyDuration Curve

    KapasitasTurbin Terpasang

    Gambar 3. 7 Flow Duration Curve dan Energy Duration Curve PLTMH Geya (Tolikara).

    0.0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1.0

    Nilai Keyakinan (%)

    FLOW DURATION CURVE & ENERGY DURATION CURVEPLTMH IBELE JAYAWIJAYA (1 x 310 kW)

    Flow Duration Curve

    Potensi Kapasitas Turbin

    EnergyDuration Curve

    KapasitasTurbin Terpasang

    Gambar 3. 8 Flow Duration Curve dan Energy Duration Curve PLTMH Ibele

    (Jayawijaya).

    LAPI ITB III - 22

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    23/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    0.0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1.0

    Nilai Keyakinan (%)

    FLOW DURATION CURVE & ENERGY DURATION CURVEPLTMH BROGESMAMBERAMO TENGAH(1 x 130 kW)

    Flow Duration Curve

    Potensi Kapasitas Turbin

    EnergyDuration Curve

    Kapasitas Turbin Terpasang

    Gambar 3. 9 Flow Duration Curve dan Energy Duration Curve PLTMH Broges

    (Mamberamo Tengah).

    0.0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1.0

    Nilai Keyakinan (%)

    FLOW DURATION CURVE & ENERGY DURATION CURVEPLTMH BIRU YAHUKIMO (1 x 100 kW)

    Flow Duration Curve

    Potensi Kapasitas Turbin

    EnergyDuration Curve

    KapasitasTurbin Terpasang

    Gambar 3. 10 Flow Duration Curve dan Energy Duration Curve PLTMH Biru

    (Yahukimo).

    3.53.5 ANALISA HIDROMETRIANALISA HIDROMETRI

    LAPI ITB III - 23

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    24/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Survey hidrometri bertujuan untuk mendapatkan data tentang karakteristik kecepatanarus sungai yang berpengaruh terhadap kondisi proyek. Metode pengukuran

    kecepatan arus dengan menggunakan current meter.

    Mengingat bahwa distribusi kecepatan pada awal vertikal dalam aliran laminer

    merupakan distribusi parabola, maka pengukuran kecepatan dapat dilakukan pada

    kedalaman berikut:

    Satu titik pengukuran pada kedalaman 0.6 H dari permukaan air.

    Dua titik pengukuran pada kedalaman 0.2 H dan 0.8 H dari permukaan air.

    Tiga titik pengukuran pada kedalaman 0.2 H, 0.6 H dan 0.8 H dari permukaan

    air.

    Kecepatan rata-rata pada satu vertikal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    V = V 0,6H

    V = (V 0,2H + V 0,8H )/2

    V = ( V 0,2H + 2 . V 0,6H + V 0,8H ) / 4

    Bila kedalaman air H < 0,6 m, maka pengukuran dilakukan pada kedalaman 0,6 H dari

    permukaan air, sedangkan apabila H > 0,6 m, pengukuran akan dilakukan pada 2 titik

    atau 3 titik.

    Hasil pengukuran hidrometri dengan menggunakan current meter pada masing-

    masing titik di lokasi PLTMH dapat dilihat pada tabel di bawah. Dari hasil pengukuran

    hidrometri diperoleh bahwa besar debit Sungai Geya adalah 0.37 m 3 /dtk, Sungai Ibele

    adalah 3.38 m 3 /dtk, Sungai Biru adalah 3.63 m 3 /dtk, Sungai Broges adalah 1.83 m 3 /dtk.

    Tabel 3. 9 Hasil Pengukuran Hidrometri (Kecepatan Arus dan Debit).

    LAPI ITB III - 24

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    25/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Tanggal Kecepatan Arus Luas DebitSurvey Rata-rata Penampang Pengukuran Rata-rata

    (m/ dt) (m2) (m3/ dt) (m3/ dt)1 Sungai Geya Tolikara 25-10-2011 P1 0.84 0.44 0.37

    P2 0.86 0.44 0.38 0.37

    2 Sungai I bele J ayawijaya 27-10-2011 P1 0.74 4.50 3.32

    P2 0.76 4.50 3.41

    P3 0.76 4.50 3.42 3.38

    3 Sungai Biru Yahukimo 28-10-2011 P1 1.08 3.46 3.73

    P2 0.88 5.65 4.95

    P3 0.48 4.60 2.22 3.63

    4 Sungai Broges Mamberamo Tengah 16-11-2011 P1 1.11 1.80 2.00

    P2 0.44 3.25 1.42

    P3 0.74 2.80 2.06 1.83Sumber: Hasil Survey Hidrometri

    RambuKabupatenLokasiNo.

    Gambar 3. 11 Pelaksanaan Survey Hidrometri di Sungai Ibele Jayawijaya.

    Gambar 3. 12 Pelaksanaan Survey Hidrometri di Sungai Geya Tolikara.

    LAPI ITB III - 25

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    26/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    Gambar 3. 13 Pelaksanaan Survey Hidrometri di Sungai Broges Mamberamo Tengah.

    Contents3.1 Ketersediaan Data............................................ ................................. ................ ...... 1

    3.1.1 Data Hujan.........................................................................................................1

    LAPI ITB III - 26

  • 7/22/2019 Bab 3 Analisa Hidrologi Dan Hidrometri

    27/27

    Draft Laporan Akhir

    Study Potensi Energi Pekerjaan Perencanaan Teknis DED (Detail Engineering Design)Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sungai Broges Kab. Memberamo Tengah,

    Sungai Kamda KaB. Tolikara, Sungai Bomteh Kab. Yahukimo dan Sungai Ibele Kab. JayawijayaPropinsi Papua

    3.1.2 Peta Daerah Aliran Sungai.................................................................................1

    3.2 Analisa Hujan Rencana.......................................... .................................. ......... ....... 2

    3.2.1 Analisa Frekuensi Curah Hujan...........................................................................2

    3.2.2 Intensitas Curah Hujan Rencana........................................................................7

    3.3 Analisa Debit Banjir Rencana........................................ ................................. .......... 8

    3.4 Analisa Potensi Energi........................... .................................. ............. ....... ...... .... 12

    3.4.1 Debit Andalan..................................................................................................12

    3.4.2 Debit Turbin.....................................................................................................18

    3.4.3 Hasil Perhitungan Potensi Energi......................................................................19

    3.5 Analisa Hidrometri...................................... .................................. ................. ....... . 23