bab 3
TRANSCRIPT
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian eksperimen pada studi kasus di
Semarang Tengah dan Semarang Timur. Studi kasus merupakan penelitian yang
bertujuan menyelidiki secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan
gambaran yang lengkap mengenai subyek tersebut (Indriantoro dan Supomo, 2000).
Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi
yang terkontrol secara ketat (Tuckman, 1982: 128-156).
Menurut Latipun (2002) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Selain itu, Hadi (1985)
mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja
oleh peneliti.
Penelitian eksperimen merupakan bagian dari desain kuantitatif, dan memiliki ciri
khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains,
penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel
dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu
dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam desain ini, peneliti memanipulasi paling
sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang
merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari
penelitian-penelitian lain.
Eksperimentasi dimulai dengan mengembangkan hipotesis hubungan sebab akibat
antara variabel terikat dan variabel bebasnya. Selanjutnya dilakukan berturut-turut:
pengukuran nilai (kualitas) variabel terikatnya (pretest), mengenakan perlakuan (kondisi
pengubah nilai) terhadap variabel bebasnya, dan mengukur kembali nilai variabel
terikatnya (posttest) untuk melihat ada tidaknya perubahan nilai (kualitas).
3.2 Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini, berdasarkan permasalahan yang ada dan dari hasil studi
literatur, dilakukan perumusan permasalahan. Selanjutnya ditetapkan variabel penelitian
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini, khususnya untuk overlay
peta adalah:
1. Peta administrasi kota Semarang
2. Peta geologi kota Semarang dan sekitarnya
3. Peta amblesan tanah kota Semarang
4. Peta kerucut penurunan air tanah kota Semarang
5. Peta tebal endapan aluvial kota Semarang
6. Peta daya dukung tanah kota Semarang
7. Data mekanik tanah.
3.3.2 Alat-alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sebagai
berikut:
1. Satu set bor mekanis terdiri dari mesin bor lengkap dengan alat pengatur
gerak (prime mover), alat penembus tanah (bit), tripot untuk membantu
memasukkan dan mengeluarkan batang bor. Sampel tanah diambil setiap
kedalaman 1,00 m.
2. Kamera
3. Seperangkat komputer
a. Program Sistem Informasi Geografis (SIG)
b. Program GEOSTUDIO untuk analisis besar dan lama penurunan lahan
aluvial.
4. Seperangkat konsolidometer (oedometer) untuk melaksanakan pengujian
sifat mekanik tanah atau batuan.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di sebagian Kota Semarang, meliputi: sebagian Kecamatan
Semarang Tengah dan sebagian di Kecamatan Semarang Timur. Lokasi penelitian
umumnya berupa permukiman, komplek industri, pusat perdagangan dan jasa.
Wilayah penelitian yang mengalami amblesan seperti terlihat pada umumnya
terdiri dari susunan batuan aluvium yang masih muda. Usianya baru ratusan tahun
sehingga terus mengalami pemampatan. Waktu penelitian dilakukan pada pertengahan
tahun 2015.
3.5 Sempel dan Benda Uji
3.6 Variabel dan Perhitungan
3.6.1 Variabel Amblesan Dataran Aluvial
Variabel yang akan dipelajari pada penelitian ini:
1. Penurunan muka air tanah
2. Tebal endapan aluvial
3. Daya dukung endapan aluvial
4. Beban-beban diatas tanah.
Masing-masing variabel diberi skor (kecil, sedang, besar) setelah itu
dilakukan pembobotan.
Skor total merupakan penjumlahan antara empat variabel yaitu penurunan
muka air tanah, tebal endapan aluvial, daya dukung endapan aluvial dan beban
beban diatas tanah. Setelah itu diadakan klasifikasi berdasarkan nilai skor dan
dioverlay menjadi peta untuk skor gabungan komposit, skor komposit merupakan
peta besar amblesan tanah hasil analisa penelitian.
3.6.2 Variabel Amblesan Endapan untuk Beban Titik
Variabel untuk endapan aluvial meliputi:
1. Berat tanah basah (), berat tanah kering (Bk) berat isi, kadar air benda uji
dihitung sebelum dan setelah percobaan :
2. Tinggi efektif benda uji (Ht)
Ht =
BkA . G
A = Luas benda uji
G = Berat jenis tanah
3. Angka pori awal ( eo )
eo =
Ho−HtHt
Ho = Tinggi contoh tanah mula–mula
4. Angka pori setiap pembebanan (e)
e = eo-∆e
∆e = Perubahan angka pori
5. Indek Pemampatan (Cc)
Cc = 0,009 (LL -10)
LL = Liquide limit
6. Koefisien Konsolidasi (Cv)
Cv = 0,848 H2
T90
H = Jalan air terpanjang
T90= Waktu untuk mencapai konsolidasi 90 %
3.7 Metode Analisis
3.7.1 Analisis Laboratorium
Pengolahan dan analisis hasil penelitian dilakukan dengan analisis
laboratorium. Laboratorium untuk menganalisis amblesan tanah dan luasan
genangan. Untuk mencapai tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk menguji analisis amblesan endapan aluvial diperoleh dengan
perhitungan di laboratorium berdasarkan sampel dan data primer.
Perhitungan dilakukan dengan dua cara, cara pertama menghitung model
fisik dengan pendekatan 1D Terzaghi, sedangkan cara kedua memprediksi
amblesan menggunakan software GEOSTUDIO hasilnya prediksi berupa
besar dan lama amblesan dengan variasi beban dan kondisi mekanik tanah
yang berbeda. Selanjutnya hasil perhitungan menggunakan model Fisik
dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan software
GEOSTUDIO untuk mendapatkan hasil akhir berapa besar dan lama
amblesan lahan serta kecenderungan amblesan.
2. Direncanakan perubahan luasan genangan dengan menggunakan software
GIS (Geographic Information System), analisis perubahan luasan genangan
diperoleh dengan memberikan kategori nilai untuk empat variabel yaitu
beban urugan tanah, turunnya permukaan air tanah, tebal endapan aluvial
dan daya dukung tanah. Selanjutnya keempat variabel tersebut dilakukan
overlay dan hasilnya adalah peta potensi penurunan tanah. Peta potensi
penurunan tanah dioverlay dengan peta penurunan tanah (data sekunder)
hasilnya adalah peta evaluasi penurunan tanah dan perubahan luasan
genangan.
3.7.2 Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan besar dan lamanya amblesan menggunakan pendekatan
teori konsolidasi 1D dari Terzaghi dengan lokasi di jalan Gajah Mada adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan pembebanan (mencari ∆) setiap lapisan
Tebal timbunan = 2m
( ) Timbunan = 1,57 t/m³
= h
= 1,572
= 3,13 t/m2
2. Perhitungan tegangan efektif mula-mula (mencari ´) setiap lapisan
Kedalaman 2m-3m =(3 - 2 )⋅γ '/2 = 1⋅0,57
2 = 0,28 t/m2
3. Perhitungan tegangan efektif akhir (mencari 1)
Kedalaman 2m–3m
1 ´+∆
= 0,28 + 3,13
= 3,41 t/m²
4. Perhitungan mencari penurunan amblesan setiap lapisan (∆S)
ΔS =Δh⋅Cc1+eo
log⋅σ 1σ
⋅90%
Dimana :
∆S: Besarnya amblesan
∆h : Lapisan tanah yang ditinjau
Cc : Indek pemapatan
eo : Angka pori
1 : Tegang efektif akhir
´ : Tegang efektif mula-mula
Kedalaman 2m–3m
ΔS = 1⋅0,448(1+1,62 )
log⋅3 , 4130 ,28
⋅90 % = 0,167 m
5. Perhitungan Mencari Lama Amblesan di jalan Gajah Mada
t = Tv⋅H2
cv
Dimana:
t = Lamanya Penurunan
Tv = Time Factor
H = Tebal Lapisan Tanah yang Ditinjau
cv = Koefisien Konsolidasi
dari analisis sampel di laboratorium diketahui
tv = (tabel)
cv = 0,0048 cm²/dt
H = 2300 cm
Waktu penurunan (10%)
U90%
≈t90
= Tv⋅H2
cv
t90
=0,848⋅(2300 )2
4,5⋅10−3
= 9234566667 detik
= 29,634 tahun