bab 3

20
B B III PERENC N N PROYEK III. 1 Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan Hotel maris Semarang  JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB III PERENCANAAN PROYEK III. 1 Tinjauan Umum Perencanaan merupakan tahap awal dari pembangunan suatu proyek, oleh karena itu dibutuhkan suatu perencanaan yang matang sebelum suatu proyek dilaksanakan. Untuk mendapatkan perencanaan yang bagus dan sesuai dengan  peraturan, perlu ditangani oleh orang atau suatu badan usaha yang benar-benar ahli dan pengalaman dalam bidangnya serta mempunyai reputasi yang baik. Perencanaan digunakan sebagai acuan sebelum pelaksanaan dilakukan, sebagai acuan spesifikasi  pada pelaksanaan proyek, serta sebagai parameter penilaian kemajuan proyek yang akan dilaksanakan. Dengan membuat rencana kerja yang tersusun dalam time  schedule maka dapat diketahui kemajuan suatu poyek. Perencanaan dan persiapan yang matang sebelum pelaksanaan proyek dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan di lapangan sekaligus menghemat biaya, tenaga dan waktu pelaksanaan. Suatu perencanaan dikatakan baik apabila memenuhi beberapa hal berikut ini : 1. Konstruksi harus kokoh dan mempunyai nilai estetis yang baik. 2. Biaya pelaksanaan harus efisien dan ekonomis. 3. Waktu pelaksanaan yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan 4. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik. 5. Aman dan nyaman digunakan. 6. Sesuai dengan aturan yang berlaku. Perencanaan proyek yang baik harus didasarkan atas komitmen kebersamaan yang kuat dan pelaksanaan yang konsekuen. Untuk itu diadakan rapat koordinasi untuk menghasilkan kesepakatan bersama mengenai tujuan yang ingin dicapai yaitu tepat mutu, biaya dan waktu. III. 2 Dasar    dasar perencanaan. Dalam pembangunan proyek haruslah mempunyai dasar-dasar perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam  perencanaan proyek adalah sebagai berikut :

Upload: alfinsa-pradana

Post on 17-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 Bab 3

    1/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.1 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    BAB III

    PERENCANAAN PROYEK

    III. 1 Tinjauan UmumPerencanaan merupakan tahap awal dari pembangunan suatu proyek, oleh

    karena itu dibutuhkan suatu perencanaan yang matang sebelum suatu proyek

    dilaksanakan. Untuk mendapatkan perencanaan yang bagus dan sesuai dengan

    peraturan, perlu ditangani oleh orang atau suatu badan usaha yang benar-benar ahli

    dan pengalaman dalam bidangnya serta mempunyai reputasi yang baik. Perencanaan

    digunakan sebagai acuan sebelum pelaksanaan dilakukan, sebagai acuan spesifikasi

    pada pelaksanaan proyek, serta sebagai parameter penilaian kemajuan proyek yang

    akan dilaksanakan. Dengan membuat rencana kerja yang tersusun dalam time

    schedule maka dapat diketahui kemajuan suatu poyek. Perencanaan dan persiapan

    yang matang sebelum pelaksanaan proyek dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan

    yang akan terjadi pada saat pelaksanaan di lapangan sekaligus menghemat biaya,

    tenaga dan waktu pelaksanaan.

    Suatu perencanaan dikatakan baik apabila memenuhi beberapa hal berikut ini :

    1. Konstruksi harus kokoh dan mempunyai nilai estetis yang baik.2. Biaya pelaksanaan harus efisien dan ekonomis.3. Waktu pelaksanaan yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan4. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik.5. Aman dan nyaman digunakan.6. Sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Perencanaan proyek yang baik harus didasarkan atas komitmen kebersamaan

    yang kuat dan pelaksanaan yang konsekuen. Untuk itu diadakan rapat koordinasi untuk

    menghasilkan kesepakatan bersama mengenai tujuan yang ingin dicapai yaitu tepat

    mutu, biaya dan waktu.

    III. 2 Dasardasar perencanaan.Dalam pembangunan proyek haruslah mempunyai dasar-dasar perencanaan

    untuk mencapai hasil yang maksimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam

    perencanaan proyek adalah sebagai berikut :

  • 5/27/2018 Bab 3

    2/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.2 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    1. Kondisi dan Jenis Lahan.2. Stabilitas dan Ekonomis3. Pertimbangan Aspek sosial dan lingkungan,4. Fungsi Ruang dan Perencanaan5. Kesehatan dan keselamatan kerja6. Keamanan dan kenyamanan.7. Estetika

    III. 3 Tahaptahap perencanaan.Tahapan dalam proses perencanaan suatu pembangunan adalah melaksanakan

    survey lapangan, penyelidikan tanah. Tahap awal merupakan tahap lanjutan dari studi

    kelayakan proyek.

    Berikut ini adalah tahapan perencanaan pembangunan proyek, antara lain :

    1. Tahap PraDesignTahap ini terdiri dari gambargambar sketsa atau merupakan outline dari bangunan

    berikut dengan perkiraan biaya proyek.

    2. TahapDesignTahap ini merupakan tindak lanjut dari gambargambar pra rancangan dan gambar

    gambar dasar dengan skala yang lebih besar.

    3. Gambargambar detailMerupakan gambar detail yang menjelaskan secara rinci pekerjaan konstruksi, di

    samping sebagai dasar pelaksanaan dan juga dipakai sebagai dokumen lelang.

    4. Pembuatan Rencana Kerja dan SyaratTahap ini adalah tahap dimana gambar rencana dan detail tesebut disatukan dalam

    suatu konsep Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang memenuhi persyaratan

    teknis dan administratif pelaksanaan pekerjaan. Rencana kerja dan syarat-syarat ini

    mencakup semua aspek antara lain material, peralatan, tenaga kerja, maupun mutu

    dari pekerjaan. Selanjutnya konsep ini dimasukkan dalam dokumen pelelangan dan

    kontrak pelaksana pekerjaan.

    5. Perhitungan Anggaran Biaya (RAB)Anggaran biaya merupakan perhitungan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk bahan,

    upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan proyek.

  • 5/27/2018 Bab 3

    3/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.3 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Dalam perencanaan suatu proyek pembangunan gedung, terdiri dari tiga macam

    perencanaan, yaitu : Perencanaan Arsitektur, Perencanaan Struktur dan Perencanaan

    mekanikal dan elektrikal. Ketiga perencanaan tersebut saling berkaitan dan harus mampu

    mewujudkan suatu bangunan yang kuat dan stabil, sehingga menjamin keamanan dan

    kenyamanan pemakainya.

    III. 4 Tinjauan perencanaan ArsitekturPerencanaan Arsitektur merupakan tahap awal dari perencanaan bangunan,

    termasuk didalamnya perencanaan tata ruang dalam(interior), perencanaan tata ruang

    luar(eksterior), landscape, kenyamanan pemakai dan keamanan. Perencanaan Hotel

    Amaris Semarang meliputi bentuk bangunan, tata letak ruang, fasilitas, keindahan, dan

    hubungan antar ruangan yang sesuai dengan tujuan dan maksud yang ingin dicapai.

    Perencanaan aspek arsitektur berkaitan erat dengan usaha untuk menciptakan

    suatu bangunan yang memiliki nilai estetika tinggi, nyaman dan mendukung fungsi

    bangunan. Perencanaan arsitektur merupakan awal dari seluruh aspek perencanaan dalam

    suatu proyek. Hal ini dilakukan agar didapatkan gambaran bangunan berupa deskripsi

    bentuk, tata ruang dan tata letak bangunan secara keseluruhan sebelum dilaksanakan

    perhitungan struktur. Perencanaan arsitektur menghasilkan gambargambar arsitek yang

    berupa peta situasi, gambar denah, gambar potongan dan tampak.

    Perencanaan arsitektur suatu proyek harus memperhatikan beberapa hal pokok

    berikut ini agar diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan, yaitu :

    1.Master Plan.Master plan adalah perencanaan tata letak bangunan menyeluruh dan

    berkelanjutan yang memungkinan pengembangannya di masa yang akan

    datang yang menjadi pedoman pembangunan suatu wilayah. Perencanaan tata

    letak bangunan harus memperhatikan peraturan daerah setempat yang antara

    lain meliputi rencana induk tata kota, jarak bangunan terhadap jalan dan

    sebagainya.

    2.Kegunaan atau fungsi bangunan.Bangunan harus dirancang sesuai dengan fungsi penggunaannya sehingga

    bangunan tersebut dapat berfungsi secara maksimal. Sesuai fungsinya

  • 5/27/2018 Bab 3

    4/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.4 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    bangunan ini dirancang dapat mendukung seluruh kegiatan yang

    direncanakan.

    3.Keamanan dan kenyamanan.Bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan rasa

    aman dan nyaman kepada pemakainya. Pencahayaan, sirkulasi udara dan

    perlindungan harus dip erhatikan berhubungan dengan penataan ruang yang

    baik tanpa mengganggu penggunanya kelak.

    4.Keindahan dan kekuatan struktur.Keindahan harus mendapat perhatian khusus, karena segi estetika merupakan

    penampilan utama. Gedung ini dirancang dengan selera estetika yang baik.

    Hal ini dapat dilihat dari desain struktur dan jenis material finishing.

    5.Pertimbangan nilai ekonomis bangunan.Perencanaan arsitektur dimulai dengan membuat beberapa alternatif gambar

    dari rencana gedung yang dimaksud, lengkap dengan gambar-gambar denah,

    tampak, dan potongan bangunan. Gambar rencana tersebut dilengkapi pula

    dengan spesifikasi teknisnya berupa jenis bahan atau material yang akan

    digunakan.

    Tahap-tahap perencanaan arsitektur :

    1.Arsitek ditetapkan melalui penunjukan langsung perencana dapat memulaipekerjaan perencanaan setelah menerima Surat Perintah Kerja dari Owner (

    Both of Directur atau BOD).

    2.Perencana menuangkan konsep di lapangan dengan mempertimbangkanpelaksanaan di lapangan. Perencana menuangkan konsep perencanaannya

    tersebut ke dalam gambar-gambar perencanaan yang meliputi gambar site

    plan,denah tiap lantai, dan gambar tampak.

    3.Kemudian setelah desain arsitektur Hotel Amaris Semarang iniselesai,hasilnya diajukan kepada owner. Hasil itu bisa langsung disetujui jika

    desain sesuai dengan keinginan owner, tetapi bisa juga hasil dilakukan revisi

    desain sesuai dengan permintaan owner. Setelah disetujui baru dilanjutkan ke

    tahapan perencanaan struktur, ME, danplumbing.

  • 5/27/2018 Bab 3

    5/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.5 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Pertimbangan segi fungsi dapat dilihat dari fasilitas yang tersedia yang akhirnya

    menentukan tata letak dan bentuk bangunan. Pertimbangan segi keindahan dapat dilihat

    dari desain struktur dan jenis material finishing. Pertimbangan-pertimbangan di atas

    tidak lepas dari keinginan pemilik proyek.

    III. 5 Tinjauan perencanaan StrukturStruktur bangunan yang direncanakan mampu menahan beban, baik beban

    vertikal ( beban mati dan beban hidup ) maupun beban horisontal ( beban gempa ) yang

    direncanakan serta berat sendiri bangunan, tanpa mengalami perubahan bentuk yang

    berarti. Dalam perencanaan Proyek Pembangunan Hotel Amaris Semarang ini hanya

    dilakukan tahap mulai dari pekerjaan pondasi, struktur dan pekerjaanfinishing.

    Adapun pedoman-pedoman yang digunakan pada perencanaan struktur Gedung

    Hotel Amaris Semarang ini adalah:

    Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan; American Society of Testing Materials (ASTM); Peraturan Standar Beton, SKSNI-T15-1991-03; Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-

    2002;

    Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 031729-2002;

    Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8; Peraturan Umum untuk Bahan-Bahan Bangunan di Indonesia NI-8; Peraturan Plumbing Indonesia; Peraturan Umum Instalasi Listrik; Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia; Standart Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung

    SNI 031726 -2002

  • 5/27/2018 Bab 3

    6/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.6 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh instansi pemerintahsetempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.

    III.5.1 Peraturan Pembebanan BangunanDalam perencanaan gedung bertingkat, perlu diperhatikan mengenai

    pembebanan dan aksi-aksi lainnya (beban, getaran, dan pengaruh lainnya), yang

    dikelompokkan menurut sumbernya, sebagai berikut :

    III.5.1.1 Beban mati (BM)Merupakan berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat

    tetap, termasuk segala unsur tambahan, mesinmesin serta peralatan tetap ( fixed

    equipment) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangunan itu

    (peralatan/perlengkapan bangunan). Ada beberapa pendekatan dalam menghitung

    beban mati dapat dilakukan dengan memperhatikan struktur bangunan digunakan.

  • 5/27/2018 Bab 3

    7/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.7 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Selanjutnya perkiraan berat tulangan baja pada konstruksi beton bertulang

    dan volume beton untuk fondasi dapat dilihat pada Tabel 3.3

    III.5.1.2 Beban Hidup ( BH)Beban hidup merupakan semua beban yang terjadi akibat penghunian

    atau penggunaan suatu bangunan, dan didalamnya termasuk beban beban pada

    lantai yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah ( Moveable

    equipment ), mesin - mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang

  • 5/27/2018 Bab 3

    8/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.8 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    tidak terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari

    bangunan tersebut.

    Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, beban hidup pada

    lantai bangunan dapat dilihat pada Tabel 3.4

    III.5.1.3 Beban Angin ( BA)Beban angin merupakan semua beban yang bekerja pada bangunan,

    atau bagian bangunan yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Tekanan

    tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, dan di tepi laut sejauh 5 km dari pantai

    harus diambil 40 kg/m2.

    Jika ada kemungkinan kecepatan angin mengakibatkan tekanan tiup yang lebih

    besar, maka tekanan tiup harus dihitung menurut rumus :

    ( kg/m2 )

    Dimana v adalah kecepatan angin dalam m/det

  • 5/27/2018 Bab 3

    9/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.9 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    III.5.1.4 Beban GempaBeban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada

    bangunan atau bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah

    akibat gempa itu. Ketika pengaruh gempa pada struktur bangunan ditentukan

    berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan gempa disini

    adalah gaya- gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat

    gempa itu.

    Setiap struktur bangunan, menurut Tata Cara Perencanaan ketahanan Gempa untuk

    bangunan Gedung ( SNI 03 1726 -2002), harus direncanakan untuk menahan

    suatu beban geser dasar akibat Gempa (v ) dalam arah- arah yang ditentukan

    menurut rumus :

    Dimana : C adalah koefisien Gempa dasar

    I adalah Faktor keutamaan

    R adalah Faktor Reduksi gempa

    Wt adalah kombinasi beban mati dan beban hidup

    Wt = 1,05 ( BM + 0,3 BH)

    a. Koefisien gempa dasarKoefisien dasar gempa harus ditentukan dari Gambar 3.1 untuk wilayah gempa.

    Dengan memakai waktu getar alami ( T ) struktur sebagai berikut :

    Gambar 3.1 Peta Wilayah Gempa

  • 5/27/2018 Bab 3

    10/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.10 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    T = 0.085 H 3/4 untuk Portal Baja

    T = 0,06 H untuk Portal Beton

    T =

    untuk struktur lainnya

    Dimana : H adalah tinggi bangunan

    B adalah panjang bangunan pada arah yang ditinjau.

    b. Faktor keutamaanMerupakan waktu ulang dari kerusakan struktur gedung akibat gempa akan

    diperpanjang dengan pemakaian suatu faktor keutamaan yang nilainya lebih besar

    dari 1,0. Berikut Faktor keutamaan untuk berbagai jenis bangunan dapat di lihat

    pada Tabel 3.5

    Struktur utama bangunan adalah portal terbuka (open frame) dan

    direncanakan untuk berperilaku daktail dengan tingkat daktilitas terbatas. Struktur

    portal didesain menurut konsep kolom kuat balok lemah (Strong Column Weak

    Beam / Beam Sway Mechanism) dengan tipe SRPMK (Struktur Rangka Pemikul

    Momen Khusus).

    Tabel 3.5 Faktor keutamaanI

    I1 I2 I3

    Gedung umum ( Hunian, niaga dan kantor) 1.0 1.0 1.0

    Monumen dan bangunan monumental 1.0 1.6 1.6

    Gedung penting ( Rumah sakit, instalasi air besih, pembangkittenaga listrik, Pusat penyelamatan Keadaan darurat, fasilitas radiodan Televisi ) 1.4 1.0 1.4

    Gedung Tempat pemyimpanan bahan berbahaya ( Gas, bahanbakar minyak, asam, bahan beracun) 1.6 1.0 1.6

    Cerobong, Tangki, Menara 1.5 1.0 1.5

  • 5/27/2018 Bab 3

    11/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.11 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Selanjutnya dalam bab ini akan membahas perencanaan pekerjaan struktur.

    Perencanaan struktur pada proyek pembangunan Gereja Abbalove terdiri dari dua

    bagian utama yaitu struktur bawah (Sub Structure) dan struktur atas (upper

    structure).

    III.6 Perencanaan Struktur Bangunan Bawah (Sub Structure)

    Struktur bawah (sub structure) merupakan bagian stuktur yang mempunyai

    fungsi untuk meneruskan atau menyalurkan beban yang berada di atasnya ke tanah

    keras sebagai pendukungnya. Perancangan stuktur bagian bawah harus benar-benar

    optimal, sehingga keseimbangan struktur secara keseluruhan dapat terjamin dengan

    baik dan harus ekonomis. Selain itu beban seluruh struktur harus dapat ditahan oleh

    lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi penurunan di luar batas ketentuan, yang

    dapat menyebabkan kehancuran atau kegagalan struktur.

    Struktur bawah pondasi merupakan elemen bangunan yang berfungsi

    menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur kedalam tanah, yaitu sampai

    pada kedalaman tertentu yang mampu menerima beban tanpa mengalami deformasi

    yang membahayakan bangunan.

    Struktur bawah bangunan dirancang agar memiliki kapasitas dukung

    dengan penurunan (settlement) tertentu. Desain utamanya mempertimbangkan

    penurunan dan daya dukung tanah. Penurunan yang biasanya diperhitungkan

    adalah penurunan total atau keseluruhan bagian pondasi turun secara bersamaan

    dan penurunan differensial atau sebagian pondasi saja yang turun/miring. Ini dapat

    menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

    Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan struktur

    bawah, factor tersebut diantaranya :

    a. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi,

    b. beban yang bekerja pada bangunan,

    c. kondisi tanah dibawah bangunan,

    d. faktor ekonomi atau biaya yang akan dikeluarkan,

    e. peralatan dan teknologi yang tersedia,

    f. keadan disekitar lokasi bangunan.

  • 5/27/2018 Bab 3

    12/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.12 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Mengingat semua bangunan didirikan diatas tanah atau dibawah permukaan

    tanah, maka perlu sekali diketahui karateristik maupun kondisi tempat diamana

    bangunan itu akan didirikan agar bisa diperkirakan rencana pondasi yang akan

    dibuat dengan berdasarkan kondisi tanah tersebut dan struktur yang akan didirikan,

    dengan demikian beban dapat disalurkan atau didukung dengan baik.

    Untuk mengetahui jenis pondasi yang akan dipergunakan, harus diketahui

    tentang keadaan, susunan dan sifat lapisan tanah serta daya dukungnya. Masalah-

    masalah teknis yang sering dijumpai oleh ahli-ahli teknik sipil adalah dalam

    menentukan daya dukung tanah dan kemungkinan penurunan yang terjadi. Oleh

    karena itu diperlukan penyelidikan terhadap kondisi tanah terlebih dahulu.

    Dalam merencanakan tipe pondasi yang paling penting adalah

    mempertimbangkan jenis tanahnya. Tanah harus mampu menahan pondasi serta

    beban-beban yang dilimpahkan pada pondasi. Untuk mengetahui jenis pondasi

    yang digunakan, maka perlu diketahui jenis tanah dan karateristiknya yang

    meliputi : ,c dan sebagainya. Dengan mengetahui jenis tanah ini dapat ditentukan

    jenis pondasi yang akan dipakai pada proyek Hotel Amaris yaitu pondasi tiang

    pancang.

    III.6.1 Perencanaan Poer.

    Poer adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai tumpuan kolom-kolom

    bangunan.Poer ini akan meneruskan beban bangunan yang disangga kolom-kolom

    diatasnya ke pondasi Bored pile. Poer merupakan bagian struktur yang

    menyatukan sekelompok pondasi sehingga dapat bersama-sama mendukung beban

    yang terjadi pada kolom.

    Penulangan Poer akan terdiri dari tulangan keliling yang dirakit menjadi

    satu. Tipepoer yang terdapat dalam proyek ini adalah :

    a. Poer Tipe P2- D40b. Poer Tipe P2- D50c. Poer Tipe P3- D50d. Poer Tipe P4- D50

  • 5/27/2018 Bab 3

    13/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.13 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    III.6.3 Perencanaan Tie Beam.

    Tie beam merupakan balok yang berfungsi untuk menghubungkan antara

    pile cap yang satu dengan yang lainnya pada arah memanjang dan arah melintang.

    Dengan demikian seluruh pile cap saling berhubungan dan membentuk formasi

    yang teratur.

    Penggabunganpile cap bertujuan untuk menghindarkan adanya penurunan

    setempat dari salah satu atau sebagianpile cap yang merupakan bahaya serius yang

    dapat mengakibatkan kegagalan konstruksi. Jadi dengan adanya tie beam bila

    terjadi penurunan pada struktur bawah maka penurunan akan disalurkan keseluruh

    struktur, jadi penurunan yang terjadi merupakan perununan struktur secara

    keseluruhan. Hal ini merupakan teori untuk mencegah terjadinya bahaya tekuk

    setempat yang dapat mengakibatkan struktur retak pada bagain yang terdeformasi. Tie

    beam terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan mutu beton K-300 dengan

    tulangan baja D-25 danberukuran 70 cm x 40 cm.

    III.6.2 Perencanaan Soldier Pi le

    Soldier Pilemerupakan kumpulan tiang yang dibariskan yang terdiri atas

    isian dan kosongan. Soldier Pile ini berfungsi untuk menahan tanah atau menjadi

    DPT. Untuk bangunan gedung ini Soldier Pileberguna untuk menahan tanah agar

    konstruksi basement gedung dapat dilakukan.. Dan supaya Soldier Pile tidak

    roboh karena adanya beban aktif dari tanah, dipasang pula Ground Anchor.Jumlah

    tiang yang menyusun Soldier Pile adalah sebanyak 105 titik. Untuk Soldier Pile

    isian dibutuhkan kedalaman 15 meter dengan tulangan, sedangkan Soldier Pile

    kosong memiliki kedalaman 9 meter tanpa tulangan.

  • 5/27/2018 Bab 3

    14/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.14 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Pit Lift

    Soldier Pile

    Soldier Pile

    dengan tulangan

    Kedalaman 15 m

    Soldier Pile

    tanpa tulanganKedalaman 9 m

    Tie Beam

    Gambar 3.2 Denah Pondasi

  • 5/27/2018 Bab 3

    15/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.15 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    III.6.3 Perencanaan Pit Li ft

    III.7 Perencanaan Struktur Bangunan Atas (Up Structure)

    Struktur atas adalah bagian dari struktur yang berfungsi menerima kombinasi

    pembebanan, yaitu beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur, dan beban lainnya

    yang direncanakan. Selain itu struktur bangunan atas harus mampu mewujudkan

    perancangan arsitektur sekaligus harus mampu menjamin segi keamanan dan

    kenyamanan. Oleh karena itu bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan ini harusmemenuhi kriteria dalam perencanaan. Kriteria tersebut meliputi kuat, tahan api, awet

    untuk jangka panjang, mudah didapat dan dibentuk, ekonomis serta mudah

    pemeliharaannya.

    Perencanaan struktur bangunan atas ini tersusun atas perencanaan beberapa

    elemen yang saling berhubungan akan tetapi mempunyai fungsi berbeda antara satu

    dengan yang lainnya. Perencanaan yang dimaksud terdiri dari :

    1) perencanaan pelat lantai2) perencanaan kolom3) perencanaan balok4) perencanaan tangga

    III.7.1 Perencanaan Pelat lantai.

    Plat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang menumpang pada

    balok. Plat lantai direncanakan mampu menahan beban mati dan beban hidup padawaktu pelaksanaan konstruksi maupun pada waktu gedung dioperasikan.

    Pada proyek ini plat lantai atau flat slab dibuat monolit dengan balok

    sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya dengan pelat lantai balok yang

    hanya memiliki ketebalan mencapai 12 cm,15cm,dan25cm.

    Dapat disimpulkan fungsi dari plat lantai tersebut sebagai berikut :

    Memisahkan ruangan bangunan secara horizontal Menahan beban yang bekerja padanya

  • 5/27/2018 Bab 3

    16/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.16 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Sebagai diafragma untuk kestabilan konstruksi Menyalurkan beban ke balok di bawahnyaPerencanaan pelat lantai pada proyek Hotel Amaris adalah :

    Mutu Beton,Mutu Plat Beton : K 300

    Nilai Slump Test : 102 cm

    Gambar 3.3Prinsip Plat Lantai

    III.7.2 Perencanaan Kolom ( Column )

    Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi

    untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen, baik yang

    berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom yang dirancang

    bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar bebannya, maka bisa

    semakin besar dimensi kolom yang digunakan.

    Beban tersebut antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat

    balok dan plat lantai serta beban hidup. Kolomkolom struktur pada bangunan ini

    dirancang bentuk persegi, persegi panjang dan bentuk lain.

    Konstruksi kolom pada proyek Pembangunan Hotel Amaris ini terbuat dari

    beton bertulang. Perencanaan kolom pada proyek ini adalah sebagai berikut :

  • 5/27/2018 Bab 3

    17/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.17 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Mutu Beton,Mutu Kolom Beton : K 300

    Nilai Slump Test : 102 cm Pembesian : BJTD 39

    Dimensi kolom yang digunakan dalam proyek pembangunan Hotel Amaris

    Semarang bervariasi sesuai dengan beban rencana yaitu dengan menggunakan

    mutu K 300. Beberapa detail penulangan kolom dapat dilihat pada gambar dibawah

    ini :

    Gambar 3.4 Prinsip Denah Kolom As

  • 5/27/2018 Bab 3

    18/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.18 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    III.7.3 Perencanaan Balok

    Balok adalah bagian dari konstruksi yang berfungsi memikul beban lantai dan

    beban lain yang bekerja di atasnya dan kemudian menyalurkan beban tersebut ke

    kolom-kolom. Balok juga berfungsi membagi-bagi plat menjadi segmen-segmen

    dan sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh

    struktur yang kaku dan kokoh.

    Konstruksi balok terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton, nilai slump

    test, tulangan pembesian, antara lain sebagai berikut :

    Mutu BetonMutu Balok Beton : K 300

    Nilai Slump Test : 102 cm

    Pembesian : BJTD 39

    Gambar 3.6 Denah Balok Lantai 8

  • 5/27/2018 Bab 3

    19/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.19 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    III.7.4 Perancangan Tangga (Stairs)

    Tangga dipergunakan sebagai sarana mobilitas penghuni secara

    vertikal antara lantai yang satu dengan lantai yang lain. Pada Proyek

    Pembangunan hotel Amaris Semarang ini, bahan yang digunakan adalah beton

    bertulang dengan mutu beton K 300 dengan Tulangan BJTD 39.

    Gambar 3.7 Detail Tangga Apartemen

  • 5/27/2018 Bab 3

    20/20

    B B IIIPERENC N N PROYEK

    III.20 Laporan Kerja PraktekProyek Pembangunan Hotel maris Semarang

    JURUSAN SIPIL FAKUTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO