bab-22---narasi__20090129022734__31

Upload: deviwahyudk

Post on 20-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 bab-22---narasi__20090129022734__31

    1/7

    BAB 22

    PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

    A. KONDISI UMUM

    Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia sampai tahun 2005 masih tinggi dan

    diperkirakan tahun 2006 terus meningkat. Tingginya tingkat pengangguran ini

    disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belum dapat menciptakan

    lapangan kerja baru. Hal ini mengakibatkan upaya menciptakan kesempatan kerja

    seluas-luasnya tidak sepenuhnya dapat dicapai. Jika pada tahun 200 pengangguran

    terbuka berjumlah !0"# juta orang atau $"$% dari jumlah angkatan kerja" maka pada

    tahun 2005 jumlahnya telah menjadi !0"$ juta orang atau !0"#% dari jumlah angkatan

    kerja. &engangguran terbuka di Indonesia juga masih di'arnai oleh besarnya kelompokusia muda dan berpendidikan sangat rendah. &ada tahun 2005 pengangguran terbuka

    pada kelompok usia muda (!5-2 tahun) berjumlah 6"6 juta orang atau 60"*% dari

    jumlah pengangguran terbuka. Tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh sebagian besar

    pengangguran terbuka hanya sekolah menengah pertama ke ba'ah" yaitu 6"2 juta orang

    atau 5"+% pengangguran terbuka.

    ,ebagian besar pengangguran terbuka berada di daerah perkotaan yaitu sebesar 5"$

    juta orang atau sekitar 5"2%. amun demikian" terdapat kecenderungan meningkatnya

    jumlah pengangguran terbuka di daerah perdesaan selama kurun 'aktu # tahun terakhir

    ini. Jika pada tahun 200# jumlah pengangguran terbuka di daerah perdesaan sebesar "6

    juta orang" pada tahun 2005 menjadi "$ juta orang. ari jumlah keseluruhanpengangguran terbuka" sekitar 5"5 juta orang atau 50"5%-nya berada di pulau Ja'a.

    /ondisi ini juga perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat daya dukung

    perekonomian dan sumber daya alam juga semakin terbatas di pulau Ja'a.

    ,ampai a'al tahun 2005" jumlah angkatan kerja adalah sebanyak !05"* juta orang

    atau naik sekitar !"* juta dibandingkan dengan tahun 200. amun" lapangan kerja baru

    yang tercipta hanya sebesar !"2 juta. ari jumlah tersebut" hanya 200 ribu tenaga kerja

    baru yang diserap oleh kegiatan ekonomi ormal" sementara sisanya yang sebesar ! juta

    tenaga kerja diserap oleh kegiatan ekonomi inormal. &ekerja pada kegiatan ekonomi

    inormal mengalami kenaikan dari sebesar 6#"2% dari seluruh angkatan kerja pada

    tahun 200 menjadi 6#"$% atau 60"6 juta orang pada tahun 2005. /ecenderungan inimenunjukkan bah'a pekerjaan yang memiliki perlindungan sosial yang baik (pekerjaan

    ormal) terus menurun dan digantikan oleh pekerjaan yang kurang produkti (pekerjaan

    inormal) dan tanpa perlindungan sosial.

    ,ebagian besar pekerja Indonesia bekerja di kegiatan usaha mikro" kecil" dan

    menengah (1/) yang menyerap sebanyak lebih dari $$"5% dari jumlah tenaga

    kerja" dengan tingkat produkti3itas tenaga kerja yang jauh lebih rendah dibanding

    produkti3itas usaha besar. 4ebih jauh lagi" masih banyak pekerja yang bekerja kurang

    dari #5 jam seminggu atau yang sering disebut setengah pengangguran. &ekerja

    setengah pengangguran ini mencapai #5 juta pekerja atau #+"2% dari jumlah angkatan

    kerja dan mereka ini kebanyakan bekerja di lapangan pekerjaan inormal dengan

  • 7/24/2019 bab-22---narasi__20090129022734__31

    2/7

    produkti3itas rendah. ,elain itu" karena lebih dari 50"0% dari angkatan kerja yang ada

    hanya lulusan sekolah dasar atau sekolah dasar ke ba'ah" pekerjaan yang digelutinya

    menjadi kurang produkti. Hal ini berakibat pada rendahnya pendapatan riil mereka

    sehingga kurang memberikan pendapatan yang dapat menyokong kebutuhan dasar

    minimalnya.

    asalah tenaga kerja Indonesia (T/I) di luar negeri juga masih me'arnai kondisi

    ketenagakerjaan Indonesia" khususnya terkait dengan penyelenggaraan" penempatan dan

    perlindungan T/I di luar negeri. erbagai kebijakan permasalahan pengiriman T/I

    masih perlu terus diperbaiki dan disempurnakan agar T/I dapat bekerja dengan baik"

    terlindungi hak asasinya" dan bisa menikmati hasil jerih payahnya secara penuh. i

    samping itu" keselamatan T/I yang bekerja di luar negeri belum mendapat perlindungan

    secara optimal. ,ejauh ini masalah yang dihadapi adalah minimnya perlindungan

    hukum" sejak rekrutmen" ketika bekerja di luar negeri" dan sekembalinya ke tanah air.

    ahkan terjadi banyak kasus pemulangan T/I secara paksa karena mereka tidak

    memiliki dokumen lengkap.

    &ermasalahan lain yang berkaitan dalam kerangka hubungan industrial adalah masih

    besarnya potensi perbedaan pendapat serta perselisihan antara pemberi kerja dan

    penerima kerja. &erselisihan hubungan industrial yang mengakibatkan pertentangan

    antara pemberi kerja dengan penerima kerja" yang antara lain berupa perselisihan

    mengenai hak" kepentingan" pemutusan hubungan kerja" dan perselisihan antar serikat

    pekerjaserikat buruh dalam satu perusahaan" kecenderungannya semakin meningkat.

    ,elain masalah hubungan industrial" kualitas dan kompetensi tenaga kerja juga masih

    perlu mendapat perhatian agar tenaga kerja Indonesia mampu bersaing. 4embaga

    pelatihan kerja yang dikelola &emerintah (alai 4atihan /erja4/) yang semestinya

    dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas juga tidak dapat melaksanakan tugas

    dan ungsinya secara optimal. ,ebagian 4/ yang dikelola oleh pemerintah daerah

    (pro3insikabupatenkota) sudah dialihungsikan untuk keperluan lain yang tidak terkait

    dengan pelatihan kerja. ,ebagian 4/ lainnya kondisinya sudah tidak layak" seperti

    peralatan pelatihan yang tidak dapat dioperasionalkan dan tertinggal teknologinya" serta

    sarana pendukung lainnya yang sangat minim. i samping itu" belum adanya /erangka

    /ualiikasi asional idang &endidikan dan &elatihan mengakibatkan terjadinya

    kesenjangan antara sertiikasi kompetensi tenaga kerja kedua bidang tersebut.

    /ondisi ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 200+ diperkirakan akan masih

    memiliki kecenderungan yang sama dengan kondisi pada tahun 2006. /enaikan hargabahan bakar minyak () yang cukup tinggi pada bulan 7ktober 2005

    mengakibatkan meningkatnya biaya produksi perusahaan-perusahaan pemberi

    pekerjaan. Hal ini selain meningkatkan tekanan biaya hidup kepada masyarakat" juga

    mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan menjalankan usahanya.

    1ntuk mengeisienkan usahanya" perusahaan pun melakukan pembatasan pekerjaan

    sampai pada keputusan yang tidak banyak disukai" yaitu pemutusan hubungan kerja

    (&H/). 8ejala &H/ ini perlu menjadi perhatian utama &emerintah karena hal ini dapat

    memperbesar angka pengangguran dan menurunkan daya beli masyarakat. Tekanan

    biaya hidup pekerja yang semakin tinggi juga menimbulkan tuntutan akan kenaikan

    upah minimum yang proses penetapannya sejauh ini masih mempunyai banyak

    kelemahan. ,elanjutnya" upah pekerja ormal yang semakin meningkat akibat kenaikan

    II.22 - 2

  • 7/24/2019 bab-22---narasi__20090129022734__31

    3/7

    upah minimum tidak diimbangi dengan meningkatnya upah pekerja inormal. /enaikan

    upah pekerja ormal ini dan membesarnya lapangan kerja inormal telah menyebabkan

    jurang perbedaan upah yang semakin lebar antara pekerja ormal dan inormal. ,elain

    itu" adanya kecenderungan peningkatan upah pekerja ormal di industri besar tanpa

    mempertimbangkan produkti3itas akan berakibat pada penurunan daya saing.

    engan kondisi seperti ini" tantangan yang dihadapi dalam mengatasi permasalahan

    ketenagakerjaan adalah9Pertama,menciptakan lapangan pekerjaan ormal atau modern

    yang seluas-luasnya. Tantangan ini tidak mudah karena iklim ketenagakerjaan yang

    kurang kondusi" dan hal ini terkait dengan peraturan-peraturan ketenagakerjaan yang

    masih perlu disempurnakan. Kedua, memberikan dukungan yang diperlukan agar

    pekerja dapat berpindah dari pekerjaan dengan produkti3itas rendah ke pekerjaan

    dengan produkti3itas tinggi. ukungan ini sangat diperlukan agar pekerja inormal

    secara bertahap dapat bergeser ke lapangan kerja ormal. Tantangan ini diikuti dengan

    pentingnya pemberdayaan 1/ yang banyak menyerap tenaga kerja inormal.

    asalah kekakuan kebijakan ketenagakerjaan yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi"perubahan pola hubungan industrial antara &emerintah" pekerja dan pemberi kerja" serta

    pengurusan T/I masih menjadi tantangan utama yang harus dihadapi. Tingkat

    pendidikan" keterampilankeahlian" dan kompetensi tenaga kerja juga masih harus

    ditingkatkan untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia agar dapat berkiprah dalam

    persaingan global.

    B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2007

    ,asaran yang hendak dicapai di tahun 200+ adalah mempertahankan angka

    pengangguran terbuka sebesar !0"#*% dari angkatan kerja.

    C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2007

    engan jumlah pengangguran yang demikian besar dan terus meningkat" sebagian

    besar bekerja pada lapangan kerja inormal" sebagian besar memiliki tingkat pendidikan

    dan berketerampilan rendah" serta umumnya masih berusia muda" maka kebijakan

    ketenagakerjaan diokuskan kepada penciptaan pasar tenaga kerja yang lebih lu'es.

    &enciptaan pasar kerja yang lebih lu'es akan mendorong perluasan kesempatan kerja

    pada industri padat pekerja. engan besarnya jumlah angkatan kerja di Indonesia"industri padat pekerja sangat dibutuhkan. /ebijakan pasar kerja yang dibuat harus

    mempermudah orang untuk melakukan kegiatan ekonomi termasuk kemudahan bagi

    tenaga kerja untuk dapat berpindah pekerjaan dari pekerjaan yang kurang produkti ke

    pekerjaan yang lebih tinggi produkti3itasnya.

    emperhatikan kondisi permasalahan ketenagakerjaan seperti tersebut di atas" maka

    arah kebijakan peningkatan iklim ketenagakerjaan pada tahun 200+ ditujukan pada9

    II.22 - #

  • 7/24/2019 bab-22---narasi__20090129022734__31

    4/7

    1. Melanju!an Ke"#ja!an Pen$#%aan Pa&a' Ke'ja (an) Le"#* Lu+e&

    /ebijakan pasar kerja yang lebih lu'es telah mulai diupayakan sejak tahun 2005.

    /ebijakan ini ditempuh agar tercipta kesempatan kerja di lapangan kerja ormal seluas-

    luasnya. &emerintah terus berupaya untuk mendorong terciptanya pekerjaan ormal ataumodern seluas-luasnya" dengan mempertimbangkan besarnya angkatan kerja yang

    masih berusia muda" berpendidikan dan berketerampilan rendah. erkaitan dengan

    penciptaan pasar tenaga kerja yang lu'es" berbagai aturan main yang telah

    disempurnakan di antaranya mencakup aturan main tentang rekrutmen dan outsourcing,

    pengupahan" dan &H/" sudah menjadi salah satu agenda pemerintah dalam paket

    kebijakan perbaikan iklim in3estasi. &enyempurnaan tersebut juga telah diupayakan

    melalui amandemen 1ndang-1ndang o. !# Tahun 200# tentang /etenagakerjaan.

    1ntuk itu" beberapa aturan main yang telah disempurnakan dan disusun dengan baik

    harus dapat diterapkan.

    &enyempurnaan aturan main yang berkaitan dengan rekrutmen dan outsourcingdipertimbangkan dapat mengurangi hambatan penciptaan dan perluasan kesempatan

    kerja. &engalaman baik negara berkembang maupun negara maju terhadap penggunaan

    pekerja outsourcingdapat menjadi pembuka jalan untuk memasuki kesempatan yang

    lebih besar. i samping itu" penyempurnaan aturan main yang berkaitan dengan

    pengupahan dapat dilanjutkan dan dikembangkan. /riteria kenaikan upah minimum

    hendaknya mencerminkan berbagai tujuan yang lebih luas seperti penciptaan lapangan

    kerja" peningkatan produkti3itas" kondisi makro ekonomi" dan perlindungan pendapatan

    bagi kelompok pekerja berupah rendah. 1pah minimum harus dikembalikan ungsinya

    untuk melindungi pekerja dengan upah terendah di lapangan kerja modern.

    ,elanjutnya penyempurnaan aturan main yang berkaitan dengan &H/" khususnya

    pemberian pesangon" telah diupayakan agar dapat diterima semua pihak. &emberian

    pesangon ini telah memperhitungkan berbagai aspek agar di satu pihak tidak

    memberatkan pengusaha" dan di lain pihak pekerja juga memperoleh pesangon yang

    memadai.

    2. Melanju!an U%a(a Pen(e,%u'naan Hu"un)an In-u&'#al

    4angkah-langkah pemerintah yang telah dilakukan pada tahun 2006 dalam rangka

    menyempurnakan hubungan industrial terus dilanjutkan dan ditingkatkan. 1ndang-

    1ndang o. 2 Tahun 200 tentang &enyelesaian &erselisihan Hubungan Industrial(&&HI) telah mulai diberlakukan pada tanggal ! Januari 2006. Tujuan undang-undang

    tersebut adalah untuk me'ujudkan proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial

    yang cepat" tepat" adil" dan murah.

    alam me'ujudkan pelaksanaan hubungan industrial yang harmonis" peran dan

    ungsi pemerintah adalah melaksanakan penga'asan terhadap pelaksanaan peraturan

    perundang-undangan hubungan industrial. 1ntuk melaksanakan penga'asan atas

    pelaksanaan peraturan perundang-undangan tersebut diperlukan petugas penga'as.

    ,ejalan dengan itu" kuantitas dan kualitas tenaga penga'as sebagai bagian dari

    pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan. &etugas penga'as ini sangat

    II.22 -

  • 7/24/2019 bab-22---narasi__20090129022734__31

    5/7

    dibutuhkan untuk mengisi kekurangan petugas penga'as ketenagakerjaan yang masih

    terbatas.

    alam rangka memperlancar penyelesaian perselisihan hubungan industrial" peran

    pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong pihak-pihak yang berselisih agarsemaksimal mungkin memilih jalur penyelesaian bipartit" yaitu melalui negosiasi

    langsung antara serikat pekerja dengan pengusaha. Jalur ini merupakan jalur yang

    paling eekti" relati cepat dan tidak memerlukan biaya. engan demikian penerapan

    1ndang-1ndang &&HI memerlukan aturan main yang adil agar dalam pelaksanaan

    negosiasi terjadi keseimbangan dan kesetaraan antara pihak-pihak yang berselisih.

    /elancaran proses penyelesaian melalui bipartit sangat bergantung pada itikad baik

    dari masing-masing pihak yang berselisih. 1ntuk memperlancar dan memudahkan

    proses perundingan dengan itikad baik (code of good faith)" keseimbangan dan

    kesetaraan antara pihak yang berselisih" diperlukan suatu aturan main yang jelas dan

    adil. :turan main tersebut menetapkan pedoman mengenai bagaimana pihak yangberselisih dapat berinteraksi satu sama lain secara jujur dan terbuka dengan tata laku

    beritikad baik.

    . Men(e,%u'na!an Be'"a)a# U%a(a Unu! Men#n)!a!an Kual#a& Tena)a

    Ke'ja

    &eranan pendidikan dan pelatihan kerja memiliki arti penting dalam memenuhi

    tuntutan kebutuhan tenaga terampil dalam berbagai jenis pekerjaan. ,elain itu"

    pendidikan dan pelatihan kerja harus mampu menambah pengetahuan dan memberi

    kesempatan kerja yang lebih luas bagi tenaga kerja yang dihasilkan ,esuai dengan

    peranan ini" pendidikan dan pelatihan kerja harus dapat menghasilkan tenaga yang

    mampu mengembangkan potensi masyarakat untuk dapat menghasilkan barang dan jasa

    yang berguna termasuk cara-cara memasarkannya. /emampuan ini amat penting untuk

    memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha. alam kaitan ini" sumberdaya manusia

    dikembangkan sesuai dengan bakat" minat" dan kemampuan. erbagai upaya untuk

    meningkatkan kualitas tenaga kerja dilakukan melalui penyempurnaan penyelenggaraan

    pelatihan tenaga kerja agar kualiikasi dan kompetensi tenaga kerja yang dihasilkan

    sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja (demand driven). &eran dan ungsi 4/ juga

    terus ditingkatkan agar 4/ mampu menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi

    sehingga pada akhirnya kinerja 4/ pun meningkat. antinya" para lulusan 4/ pun

    diharapkan akan berkualitas dan berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhanpengguna tenaga kerja. i samping itu" peningkatan kualitas tenaga kerja juga menjadi

    tanggung ja'ab pemberi kerja termasuk masyarakat. engan demikian &emerintah

    mendorong terselenggaranya pelatihan di perusahaan-perusahaan yang didukung oleh

    pendanaan pelatihan dari" oleh" dan untuk perusahaanmasyarakat.

    Tuntutan akan kualitas tenaga kerja menjadi semakin mendesak. &eran dan ungsi

    pendidikan dan pelatihan kerja berbasis kompetensi (competency based training)

    menjadi langkah penting dan strategis untuk terus menerus diupayakan dan

    dikembangkan. engan dikembangkannya pendidikan dan pelatihan kerja berbasis

    kompetensi" maka lulusantamatan pendidikan dan pelatihan kerja dapat mengikuti uji

    kompetensi dalam rangka mendapatkan sertiikasi kompetensi. &emberian sertiikat

    II.22 - 5

  • 7/24/2019 bab-22---narasi__20090129022734__31

    6/7

    kompetensi melalui uji kompetensi dilaksanakan oleh lembaga sertiikasi proesi (4,&)

    yang telah mendapat lisensi dari badan nasional sertiikasi proesi (,&) sesuai

    dengan &eraturan &emerintah (&&) o. 2# Tahun 200.

    /. Men(#a%!an Pe'au'an Pe'un-an)un-an)an (an) Men)au' Tenan)Ke'an)!a Kual##!a Nanal

    1ntuk memecahkan masalah kesenjangan antara sertiikasi kompetensi tenaga kerja

    di bidang pendidikan dan pelatihan diperlukan kesepakatan nasional yang dituangkan

    dalam peraturan perundang-undangan tentang /erangka /ualiikasi asional (National

    Qualification Framework). /erangka kualiikasi nasional adalah suatu kerangka kerja

    (framework) dari sistem sertiikasi yang dapat menyandingkan dan mengintegrasikan

    sistem sertiikasi bidang pendidikan dan sistem sertiikasi bidang pelatihan dalam

    rangka pemberian pengakuan terhadap kompetensi tenaga kerja. /erangka /ualiikasi

    asional dimaksudkan untuk memberi alternati bagi tenaga kerja melakukan

    perpindahan dari jalur pendidikan umum ke jalur pelatihan dan sebaliknya. 1ntukme'ujudkannya perlu dikembangkan program penyesuaian (bridging program) sebagai

    bagian dari /erangka /ualiikasi asional. elalui program penyesuaian ini

    memungkinkan seseorang untuk berpindah dari jalur pelatihan ke jalur pendidikan

    dengan memperhitungkan kompetensi yang telah dimiliki melalui testing system yang

    ketat. &emenuhan /erangka /ualiikasi asional merupakan pengakuan nasional atas

    luaran pendidikan dan pelatihan. anyaknya jenis sertiikasi dan kualiikasi yang

    berkembang di berbagai sektor saat ini menimbulkan kesulitan dalam menetapkan dan

    mendapatkan pengakuan nasional. 1ntuk itu diperlukan acuan yang dirumuskan dan

    ditetapkan bersama oleh semua pemangku kepentingan atau pihak terkait sehingga

    diakui" diterima dan dilaksanakan oleh semua pihak. /erangka /ualiikasi asional

    sangat bermanaat untuk digunakan dalam rangka membangun sistem perencanaan dan

    pengembangan karier" dengan mengkorelasikan kualiikasi yang dimiliki seseorang

    dengan rencana pengisian jabatan dan jenjang kariernya.

    3. Melanju!an Pen(e,%u'naan Me!an#&,e Pene,%aan -an Pe'l#n-un)an

    Tena)a Ke'ja !e Lua' Ne)e'#

    1paya yang telah ditempuh oleh pemerintah pada tahun 2006 dalam rangka

    menyempurnakan penempatan dan perlindungan tenaga kerja ke luar negeri terus

    dilanjutkan. &embenahan dalam mekanisme penempatan yang dimulai dari rekrutmen

    sampai pemulangan kembali menjadi langkah-langkah yang diutamakan pada tahun200+. i samping itu" perlindungan T/I untuk menjamin tetap terpenuhinya hak-

    haknya bekerja di luar negeri juga menjadi perhatian sungguh-sungguh. &emerintah

    juga akan memasilitasi kesenjangan inormasi yang terjadi antara negara penerima T/I

    dengan para T/I itu sendiri. &emberian asilitas ini didukung pula dengan

    penyebarluasan inormasi pasar kerja di luar negeri yang mudah dijangkau" diakses" dan

    diketahui oleh masyarakat luas. /erjasama dan koordinasi lintas sektoral termasuk

    dengan pemerintah daerah (propinsikabupatenkota) terus ditingkatkan agar terhindar

    terjadinya penempatan T/I ilegal dan terhindar dari berbagai pungutan liar" baik saat

    pemberangkatan maupun kepulangan T/I ke tanah air. i samping itu" pemerintah juga

    akan berupaya memberikan berbagai macam ad3okasi kepada para T/I yang

    mengalami masalah hubungan kerja di luar negeri. /erjasama bilateral dengan

    II.22 - 6

  • 7/24/2019 bab-22---narasi__20090129022734__31

    7/7

    pemerintah penerima T/I di luar negeri juga terus ditingkatkan dan dikembangkan ke

    arah kerjasama yang saling pengertian dan menguntungkan kedua belah pihak.

    4. Melanju!an Pen(e,%u'naan Be'"a)a# U%a(a Pen$#%aan Ke&e,%aan Ke'ja

    (an) D#la!u!an le* Pe,e'#na*

    &emerintah akan terus berupaya menyempurnakan dan mengkonsolidasikan

    program-program penciptaan kesempatan kerja. &rogram-program ini diarahkan untuk

    mengatasi masalah pengangguran" setengah penganggur" dan masalah kemiskinan

    sementara (transient poverty). ,asaran pemanaat program ini adalah penduduk miskin

    atau hampir-miskin (near poor) yang untuk sementara 'aktu sedang menganggur atau

    setengah menganggur dan mempunyai penghasilan yang sangat rendah dan tidak

    menentu. elalui program ini mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang

    memberikan penghasilan (income generating). ,kema program ini didasarkan kepada

    keinginan pemerintah untuk memberikan pekerjaan bagi mereka yang tidak mempunyai

    pekerjaan atau mempunyai pekerjaan tetapi berpendapatan sangat rendah dan rentanuntuk jatuh ke ba'ah garis kemiskinan akibat bencana alam atau gejolak ekonomi

    (sebagai jaring pengaman sosial). 4apangan pekerjaan dalam skema ini adalah

    pekerjaan manual tanpa keterampilan (unskilled) di bidang pembangunan prasarana

    seperti jalan" jembatan" asilitas air bersih" asilitas sanitasi" dan lain-lain.

    &rogram ini dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntabilitas dan

    melibatkan masyarakat dalam penetapan kelompok sasaran" jumlah" jenis" dan lokasi

    kegiatan. 1pah yang diberikan dirancang berada di ba'ah upah minimum yang berlaku

    di daerah lokasi kegiatan untuk menjamin tercapainya sasaran penduduk miskin sebagai

    pemanaat program. :gar program ini dapat berkelanjutan" program ini harus dapat

    dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat sendiri. ekanisme sistem penyaluran

    dana dan pengelolaannya akan dilakukan secara transparan" dan secara teknis dan

    administrasi kegiatan ini harus dapat dipertanggungja'abkan..

    ,elain itu" penyebarluasan inormasi pasar kerja dan bursa kerja yang telah

    dilakukan pada tahun 2006 terus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya pada tahun

    200+. ;akupan kegiatan inormasi pasar kerja dan bursa kerja yang biasanya

    dilaksanakan di daerah perkotaan sudah selayaknya dapat pula dilakukan di daerah

    perdesaan dengan memperhatikan kondisi dan daya dukung yang dimiliki.

    II.22 - +