bab 2 xyz - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-2-00472-ti bab 2.pdf · penelitian...

39
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara, setting, dan sumber. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari ketiganya. Sedangkan bila dilihat dari segi setting-nya, data dapat dikumpulkan dalam setting alamiah (natural setting), dalam laboratorium dengan metode percobaan atau experiment, dalam suatu kantor dengan berbagai responden, dalam suatu seminar, diskusi , di restoran, dll. Apabila dilihat dari segi sumber datanya, maka pengumpulan data dapat dibagi menjadi dua yaitu menggunakan sumber primer dan menggunakan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Upload: trannhan

Post on 21-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

57  

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara, setting, dan

sumber. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan interview

(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari

ketiganya.

Sedangkan bila dilihat dari segi setting-nya, data dapat dikumpulkan

dalam setting alamiah (natural setting), dalam laboratorium dengan metode

percobaan atau experiment, dalam suatu kantor dengan berbagai responden,

dalam suatu seminar, diskusi , di restoran, dll.

Apabila dilihat dari segi sumber datanya, maka pengumpulan data

dapat dibagi menjadi dua yaitu menggunakan sumber primer dan

menggunakan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber

sekunder merupakan sumber yang secara tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data.

Page 2: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

58  

2.1.1 Interview (Wawancara)

Wawancara merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data,

dimana teknik ini digunakan oleh peniliti bila ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan pokok permasalahan yang harus diteliti selain

itu juga digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam dan dalam jumlah responden yang sedikit/kecil.

Prof. Dr. Sugiyono (2004, p 130) mengemukakan bahwa anggapan

yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan

juga kuisioner (angket) adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

sendiri.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peniliti adala benar dan

dapat dipercaya.

3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh

peneliti.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti atau pengumpul data dapat di

bagi dalam 2 (dua) cara yaitu :

1. Wawancara terstruktur .

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data

oleh peneliti atau pengumpul data bila mereka mengetahui dengan pasti

tentang apa yang akan diperoleh. Sehingga dalam melakukan wawancara,

Page 3: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

59  

pengumpul data telah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur

ini, setiap responden diberikan pertanyaan yang sama dan pengumpul data

mencatat setiap jawabannya.

Dalam melakukan wawancara, selain harus mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman, pengumpul data atau peneliti juga

dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, grafik dan hal

lain sebagainya yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan

wawancara menjadi lancar.

2. Wawancara tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti atau pengumpul data tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan

yang telah disiapkan secara sistematis dan lengkap yang digunakan dalam

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti

atau pengumpul data hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

akan ditanyakan.

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka bisanya digunakan dalam

penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang

responden. Dalam penelitian pendahuluan, peneliti menggunakan

wawancara tidak terstruktur untuk berusaha mendapatkan informasi awal

tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga

peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa

Page 4: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

60  

yang harus di teliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang

lebih lengkap dan jelas, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada

pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam

obyek.

Selain itu wawancara tidak terstruktur juga digunakan untuk

mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden. Dalam

wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data

apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa

yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisa terhadap setiap

jawaban dari koresponden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan –

pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan.

Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang

menggunakan telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi. Oleh karena itu

pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat memilih

waktu yang tepat, kapan dan di mana harus melakukan wawancara. Pada

saat koresponden sedang sibuk bekerja atau sedang menganggur, sedang

mempunyai masalah berat atau sedang tidak bermasalah, sedang mulai

istirahat, sedang makan, sedang tidak sehat, atau sedang marah, maka harus

hati-hati dalam melakukan wawancara. Bila dipaksakan wawancara dalam

kondisi tersebut, data yang dihasilkan tidak valid dan akurat.

Informasi atau data yang biasa di peroleh dari wawancara seringkali

bias, dimana pengertian bias adalah menyimpang dari seharusnya, sehingga

Page 5: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

61  

dapat dinyatakan data tersebut subyektif dan tidak akurat. Kebiasan data

dipengaruhi oleh pewawancara, yang di wawancarai (responden) dan

situasi dan kondisi pada saat wawancara.

Kelebihan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan

interview atau wawancara:

1. Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan

situasi yang dihadapi pada saat itu.

2. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya

perasaan suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan

diajukan dan dijawab oleh responden.

3. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat

memahami maksud penelitian secara baik sehingga responden dapat

menjawab pertanyaan dengan baik

4. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi dibuat langsung oleh

responden yang ditetapkan

5. Melalui wawancara dapat ditanyakan hal-hal rumit dan mendetail.

6. Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang

diajukan.

Kekurangan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan

interview atau wawancara:

1. Memerlukan waktu yang banyak untuk mengadakan wawancara dengan

individu satu persatu.

Page 6: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

62  

2. Walaupun dilakukan secara bertatapmuka, namun kesalahan bertanya

dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban masih bisa terjadi.

3. Keberhasilan wawancara sanga bergantung kepada kepandaian

pewawancara dalam memberikan pertanyaan.

4. Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu,

misalnya pada lokasi-lokasi yang ramai dan berisik.

5. Sangat bergantung kepada kesedian, kemampuan dan keadaan sementara

dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil

wawancara.

6. Jangkauan responden relative kecil dan memakan waktu lebih lama.

7. Biaya yang dikeluarkan relatif lebih mahal dibandingan dengan teknik

yang lain.

2.1.2 Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan salah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpalan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu

apa yang bisa diharapkan dari koresponden. Kuesioner sangat cocok

digunakan untuk responden dalam jumlah cukup besar dan tersebar diwilayah

yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau

Page 7: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

63  

terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim

melali pos atau internet.

Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas,

kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama sehingga

pengiriman kuesioner kepada responden tidak perlu melalui pos. Dengan

adanya kontak langsung dari peneliti atau pengumpul data dengan responden

akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik sehingga responden dengan

sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.

Dalam penulisan wawancara (angket) sebagai teknik pengumpulan

data) harus memperhatikan 3 (tiga) prinsip penting, yaitu:

1. Prinsip penulisan wawancara (angket):

Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu:

a. Isi dan tujuan pertanyaan

Yang dimaksud isi dalam hal ini adalah apakah isi pertanyaan tersebut

merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentu

pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap

pertanyaan harus skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi

untuk mengukur variabel yang teliti.

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam kuesioner harus disesuaikan dengan

kemampuan berbahasa responden. Bahasa yang digunakan dalam

Page 8: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

64  

kuesioner harus memperhatikan jenjang pendidikan responden,

keadaan social budaya dan “frame of reference” dari responden.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat dibagi menjadi dua yaitu

terbuka dan tertutup, bentuknya juga dapat dibagi menjadi dua pula

yaitu menggunakan kalimat positif dan kalimat negatif. Yang

dimaksud pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan

responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang

sesuatu hal. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang

mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk

memilih salah satu alternative jawaban dari setiap jawaban yang

tersedia. Setiap pertanyaan kuesioner yang mengharapkan jawaban

berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio adalah bentuk

pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup akan membantuk responden

menjawab dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam

melakukan analisa data terhadap seluruh kuesioner yang telah

terkumpul. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner perlu dibuat

positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap

pertanyaan lebih serius dan tidak mekanistis.

Page 9: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

65  

d. Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam kuesioner tidak boleh mendua (double-

barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan

jawaban.

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa

Setiap pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak menanyakan hal-

hal yang sekiranya responden sudah lupa atau pertanyaan yang

memerlukan jawaban dengan berpikir berat.

f. Pertanyaan tidak menggiring

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya juga tidak menggiring

responden ke jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.

g. Panjang pertanyaan

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga

akan membuat responden jenuh dalam mengisinya. Bila jumlah

variabel banyak sehingga memerlukan instrument yang banyak,

instrument tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala

pengukuran yang digunakan dan cara mengisinya. Disarankan jumlah

pertanyaan yang memadai adalah antara 20 hingga 30 pertanyaan.

h. Urutan pertanyaan

Urutan pertanyaan dalam kuesioner dimulai dari yang bersifat umum

meuju ke hal yang spesifik atau dari yang mudah menuju ke hal yang

sulit atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara

Page 10: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

66  

psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab.

Kalau pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit atau spesifik,

maka responden akan patah semangat untuk mengisi kuesioner yang

telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila

tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan

sudah tinggi.

2. Prinsip pengukuran

Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah instrument penelitian,

yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena

itu instrument kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk

mendapatkan data yang valid dan reliable tentang variabel yang akan

diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliable, maka

perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang

tidak valid dan reliable bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan

menghasilkan data yang tidak valid dan reliable pula.

3. Prinsip fisik angket

Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpulan data akan

mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi

kuesioner. Kuesioner yang dibuat di kertas buram akan mendapat respon

Page 11: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

67  

yang kurang menarik bagi responden bila dibandingkan kuesioner yang

dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna.

Kelebihan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan

kuesioner atau angket:

1. Lebih mudah digunakan untuk lokasi responden yang jaraknya cukup jauh.

2. Pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan adalah merupakan waktu yang

efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.

3. Dengan kueseioner atau angket akan memberikan kesempatan kepada

responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui

pertanyaan yag sukar dijawab.

4. Dengan kuesioner atau angket dapat lebih leluasa menjawabnya dimana

saja, kapan saja tanpa terkesan terpaksa.

Kekurangan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan

kuesioner atau angket:

1. Kurang tepat digunakan pada penelitian yang membutuhkan reaksi yang

sifatnya spontan.

2. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada

pertanyaan yang ada.

3. Jawaban yang diberikan responden akan terpengaruh oleh keadaan global

dari pertanyaan.

Page 12: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

68  

4. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari jawaban yang diberikan

responden.

5. Ada kemungkinan respons yang berikan oleh salah satu responden salah.

2.1.3 Observasi

Observasi merupakan salah teknik pengumpulan data yang

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,

yaitu wawancara dan kuesioner. Dalam wawancara dan kuesioner, selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi

juga obyek-obyek alam yang lain.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan

pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:

1. Participant observation

Dalam observasi ini peneliti terlibat langsund dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang akan digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa

yang sedang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan perasaan

suka dukanya. Dengan observasi ini, data yang diperoleh akan lebih

lengkap, jelas, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari

setiap perilaku yang tampak pada orang yang diobservasi.

Page 13: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

69  

2. Nonparticipant observation

Dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-

orang yang sedang diamati maka dalam observasi ini peneliti tidak terlibat

dan hanya sebagai pengamat independen. Pengumpulan data dengan

observasi ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak

sampai pada tingkat makna, dimana makna adalah nilai-nilai dibalik

perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

3. Observasi terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

sistematis tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi

observasi ini dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang

variabel yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti

menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau kuesioner tertutup

juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi ini.

4. Observasi tidak terstruktur

Observasi ini adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis

tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak

tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan

Page 14: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

70  

pengamatan peniliti tidak menggunakan instrument yang baku, tetapi

hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

Kelebihan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan

observas:

1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai

keakuratan yang lebih tinggi.

2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakana, pekerjaan-pekerjaan

yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.

3. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya

tata letak mesin, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.

4. Dapat mengukur tingakt suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tertentu.

Kekurangan dari teknik pengumpulan data dengan menggunakan

observasi:

1. Orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman sehingga akan

melakukan pekerjanaannya dengan tidak semestinya.

2. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat

kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak

selalu lakukan.

3. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.

4. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik

dari biasanya dan sering menutup-nutupi kekurangannya.

Page 15: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

71  

2.2 Statistika Deskriptif

Metode statistika adalah prosedur-prosedur atau langkah-langkah yang

digunakan dalam mengumpulkan, menyajikan, menganalisa dan menafsirkan

data. Secara umum metode statistika yang digunakan untuk analisis data

dalam penelitian dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) macam, yaitu statistika

deskriptif dan statistika inferensial. Statistika inferensial meliputi statistika

parametris dan statistika nonparametris.

Statistika deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Ronald E.

Walpole (1997, p 2), statistika deskriptif adalah metode-metode yang

berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga

memberikan informasi yang berguna.

Statistika deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin

mendeskriptifkan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Termasuk dalam statistic

deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram

lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran

tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data

melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.

Page 16: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

72  

Dalam statistic deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya

hubungan antara variabel melalui analisi korelasi, melakukan prediksi dengan

analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata

data sampel dan populasi.

Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisi korelasi, regresi atau

memnadingan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi

secara teknis dapat diketahui bahwa dalam statistic deskriptif tidak ada uji

signifikansi, tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bermaksud

membuat generalisasi sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.

2.3 Diagram Pareto

Menurut Gaspersz (1998, p53), Diagram pareto adalah grafik batang

yang menunjukan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah

yang paling banyak terjadi ditunjukan oleh grafik barang pertama yang

tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai

masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang yang

terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan.

Diagram pareto merupakan suatu prioritas dimana membutuhkan data

yang disesuaikan dengan jenis, kategori atau klasifikasi lainnya. Analisa ini

akan mengidentifikasikan sejumlah kecil permaslahan vital atau jenis

kerusakan dari berbagai macam hal. Selain itu analisa dari diagram pareto

Page 17: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

73  

juga akan membantu kita dalam menentukan permasalahan dan akibat yang

tepat untuk dipelajari.

Prinsip diagram pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dimana yang

berarti 80% dari permasalahan kita berasal dari 20% dari semua hal yang

harus kita hadapi. Pada dasarnya diagram Pareto dapat dipergunakan sebagai

alat interprestasi untuk :

• Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah-masalah atau

penyebab-penyebab dari masalah yang ada.

• Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan pentign melalui pembuatan

ranking terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah

itu dalam bentuk yang signifikan.

Menurut Turner, dkk (2000, p286), Diagram Pareto adalah grafik

batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian.

Pada dasarnya diagram Pareto digunakan untuk :

• Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah dan penyebab

masalah yang ada.

• Memfokuskan perhatian pada isu – isu penting melalui pembuatan

rangking terhadap masalah atau penyebab dari masalah tersebut.

Menurut Gaspersz (1998, p58), Pada dasarnya diagram Pareto terdiri

dari dua jenis, yaitu:

• Diagram Pareto Mengenai Fenomena.

Page 18: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

74  

Diagram ini berkaitan dengan hasil-hasil berikut yang tidak diinginkan dan

digunakan untuk mengetahui apa masalah utama yang ada. Contoh

fenomena, antara lain:

a) Kualitas kerusakan, kegagalan, keluhan, item-item yang dikembalikan,

perbaikan (reparasi), dll.

b) Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran, dll.

c) Penyerahan (delivery): penundaan penyerahan, keterlambatan

pembayaran kekurangan stok, dll.

d) Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan, dll.

• Diagram Pareto mengenai Penyebab

Diagram ini berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan

untuk mengetahui apa penyebab utama dan masalah yang ada. Contoh

penyebab, antara lain:

a) Operator: umur, pengalaman, keterampilan, sifat individual, pergantian

kerja *shift), dll.

b) Mesin: peralatan, mesin, instrumen, dll.

c) Bahan baku: pembuatan bahan baku, macam bahan baku, pabrik bahan

baku, dll.

d) Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan, dll.

Langkah-langkah membuat diagram pareto menurut Gaspersz (1998,

p53) adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

75  

- Langkah 1

Menentukan masalah apa yang akan diteliti, mengidentifikasikan kategori-

kategori atau penyebab-penyebab dari masalah yang akan diperbandingkan.

Setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.

- Langkah 2

Membuat suatu ringkasan daftar atau table yang mencatat frekuensi

kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan formulir

pengumpulan data atau lembar periksa.

- Langkah 3

Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari

yang tertinggi sampai terendah, serta hitunglah frekuensi kumulatif,

presentase dari total kejadian, dan presentase dari total kejadian secara

kumulatif.

- Langkah 4

Menggambar dua buah garis vertical dan sebuah garis horizontal.

1. Garis vertikal:

a) Garis vertikal sebelah kiri: buatkan pada garis ini, skala dari nol

sampai total keseluruhan dari kerusakan.

b) Garis vertikal sebelah kanan: buatkan pada garis ini, skala dari 0%

sampai 100%

2. Garis Horizontal:

Page 20: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

76  

a) Bagilah garis ini kedalam banyaknya interval sesuai dengan

banyaknya item masalah yang diklasifikasikan.

- Langkah 5

Buatkan histogram pada diagram Pareto

- Langkah 6

Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan nilai-nilai kumulatif (total

kumulatif atau persen kumulatif) disebelah kanan atas dari interval setiap

item masalah.

- Langkah 7

Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab utama

dari masalah yang sedang terjadi itu. Untuk mengetahui akar penyebab dari

suatu masalah, kita dapat menggunakan diagaram sebab-akibat atau

bertanya mengapa beberapai kali (konspe five whys).

Contoh diagram pareto:

Page 21: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

77  

Gambar 2.1 Contoh diagram pareto

2.4 Histogram

Menurut Gapersz (1998, p69), Histogram merupakan suatu potret dari

proses yang menunjukan:

1) Distribusi dari pengukuran.

2) Frekuensi dari setiap pengukuran itu.

Histogram menampilkan sekilas dari sekumpulan data. Histogram ini

sangat berguna jika digunakan untuk melihat bentuk, pemusatan dan

penyebaran sekumpulan data dari beberapa proses. Selain itu histogram dapat

dipergunakan juga sebagai suatu alat untuk:

Page 22: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

78  

1) Mengetahui dengan mudah penyebaran data yang ada

2) Mempermudah melihat dan menginterpretasikan data.

3) Sebagai alat pengendalian proses sehingga mencegah timbulnya

masalah

4) Membantu manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang

berfokus pada suatu usaha perbaikan terus-menerus (continuous

improvement efforts).

Umumnya gambar diagram histogram seperti barisan batang-batang

persegi panjang yang menunjukan jumlah batang menurut pengelompokan

datanya. Untuk memudahkan analisis, kelompok data yang sekelas biasanya

dipandang secara kelompok dan kelompok-kelompok data tersebuat akan

bertebaran mulai dari kelas rendah sampai tinggi.

Langkah-langkah membuat Histogram adalah:

1. Mengumpulkan data pengukuran yang diperlukan

2. Mengelompokan data.

2. Tentukan jumlah kelas atau kelompok

3. Tentukan banyaknya kelas interval

4. Tentukan interval kelas, batas kelas dan nilai tengah kelas

5. Tentukan Frekuensi dari setiap kelas interval

6. Buatlah histogram dengan memperhatikan hal-hal:

a. Buatlah garis horizontal dengan menggunakan skala berdasarkan

pada unit pengukuran data.

Page 23: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

79  

b. Buatlah garis vertikal dengan menggunakan skala frekuensi.

c. Gambarkan grafik batang (histogram) untuk setiap kelas interval

dengan tingginya berdasarkan pada frekuensi setiap kelas

interval itu.

d. Jika batas-batas spesifikasi telah ditetapkan berdasarkan

keinginan pelanggan, maka tariklah garis vertikal pada histogram

itu yang menunjukkan batas bawah dan batas atas dari spesifikasi

yang telah ditetapkan.

Contoh histrogram:

Gambar 2.2 Contoh Histogram

2.5 Diagram Sebab-Akibat ( Cause-and-Effect Diagram/Fish Bone Diagram )

Diagram sebab-akibat atau lebih dikenal dengan istilah “Diagram

Tulang Ikan” (Fishbone Diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan

Page 24: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

80  

atau dikenal juga dengan nama “Diagram Ishikawa” yang dikarena pertama

kali diperkenalkan oleh Prof. Kaouru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada

tahun 1953. Menurut Gaspersz (1998,p61), Diagram sebab-akibat adalah

suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Diagram

ini digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan

karakteristik kualitas (akibat).

Diagram ini digunakan untuk meringkaskan pengetahuan mengenai

kemungkinan sebab-sebab terjadinya variasi dan permasalahan lainnya.

Diagram ini menyusun sebab-sebab variasi atau sebab-sebab permaslahan

kualitas kedalam kategori-kategori yang logis. Hal ini membantu kita dalam

menentukan fokus yang akan diambil dan merupakan alat yang sangat

membantu dalam penyusunan usaha-usaha pengembangan proses. Diagram

sebab-akibat juga digunakan untuk keperluan-keperluan lainnya sebagai

berikut :

• Membantu mengidentifikasi akar permasalahan

• Membantu mengembangkan ide untuk solusi dari suatu masalah.

• Membantu dalam menemukan fakta yang lebih lanjut.

Menurut Gaspersz (1998,p61), langkah-langkah membuat diagram

sebab-akibat adalah:

1. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan

mendesak untuk diselesaikan.

Page 25: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

81  

2. Tuliskan pernyataan masalah itu pada ”kepala ikan”, yang merupakan

akibat (effect). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),

kemudian gambarkan ”tulang ikan” dari kiri kekanan dan tempatkan

pernyataan masalah itu dalam kotak.

3. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi

masalah kualitas sebagai ”tulang besar”, juga tempatkan dalam kotak.

Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan

melalui stratifikasi kedalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia,

mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll,

atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor-faktor

penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan melalui

brainstroming.

4. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-

penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder

itu dinyatakan sebagai ”tulang-tulang berukuran sedang”.

5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-

penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-

penyebab itu dinyatakan sebagai ”tulang-tulang berukuran kecil”

6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-

faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata

terhadap karakteristik kualitas.

Page 26: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

82  

7. Catatlah informasi yang perlu didalam diagram sebab-akibat itu, seperti:

judul, nama produk, proses, kelompok, daftar partisipan, tanggal, dll.

Penyebab masalah mempunyai diagaram yang berbeda-beda dan dapat

dikategorikan sebagai berikut:

1. 6 M’s

Machine, Method, Materials, Maintenance, Man, Mother Nature,

Environmnet, (biasanya digunakan pada istilah industri manufaktur).

2. 8 P’s

Price, Promotion, People, Processes, Place/Plant, Policies, Procedures

and Product/Services, (biasanya dgiunakan pada istilah administrasi dan

service industri).

3. 4 S’s

Surroundings, Suppliers, Systems, Skills, (biasanya digunakan pada istilah

servis industri).

Selain yang disebutkan diatas bila hendak mengetahui penyebab-

penyebab dari suatu masalah yang sedang diteliti, kita dapat juga

menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

- Apa yang menjadi penyebab terjadinya itu?

- Mengapa penyebab itu dapat terjadi?

- Bertanya ”Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai ditemukan

penyebab yang cukup spesifik untuk dapat diambil tindakan perbaikan.

Page 27: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

83  

Penyebab-penyebab spesifik itu yang selanjutnya dicatat dan dimasukan

kedalam diagram sebab-akibat.

Contoh diagram sebab akibat:

Gambar 2.3 Contoh gambar Diagram Sebab ‐ Akibat

2.6 Learning Curve (Kurva Pembelajaran)

Learning Curve adalah konsep pekerjaan yang mengarah pada usaha

perbaikan. Konsep ini sangat berguna bagi manajemen operasi perusahaan.

Konsep ini memungkinkan perusahaan untuk mengestimasi biaya,

penjadwalan, perencanaan kebutuhan, penganggaran maupun penetapan

harga.

Page 28: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

84  

Learning Curve berkaitan dengan ide ketika pekerjaan, proses kerja

atau kegiatan baru dimulai untuk pertama kalinya dimana ada kemungkinan

bahwa tenaga kerja yang terlibat tidak akan mencapai efisiensi maksimum

dengansegera. Pengulangan tugas yang diberikan cenderung akan membuat

orang lebih percaya diri dan berwawasan luas dan akhirnya akan bekerja

secara yang efisien dan lebih cepat. Dan pada akhirnya proses pembelajaran

akan terhenti setelah terus menerus mengulangi pekerjaan yang sama.

Sebagai konsekuensi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan pada

walanya akan menurun dan kemudian sedikit demi sedikit akan meningkat

hingga efisien. Rata-rata waktu kumulatif per unit diasumsikan menurun

dengan persentase yang konstan setiap kali output digandakan. Waktu rata-

rata kumulatif mengacu pada waktu rata-rata per unit untuk semua unit yang

dihasilkan sejauh ini, dari dan termasuk yang pertama dibuat.

2.7 Gemba Kaizen

2.7.1 Definisi Gemba Kaizen

Dalam bahasa Jepang Kaizen berarti continous improvement atau

perbaikan berkelanjutan. Dimana Kai artinya change dan Zen artinya better.

Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang baik

manager maupun karyawan dan melibatkan cara hidup kita. Konsep kaizen ini

mengajarkan kepada kita bahwa dalam kehidupan sosial dan rumah tangga

Page 29: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

85  

haruslah mengalami perbaikan secara terus menerus. Hal yang membuat kita

menggunakan kaizen adalah:

1. Cepat dan mudah pelaksanaannya.

2. Langsung ke permasalahan.

3. Hasilnya bisa langsung dirasakan.

4. Menggnakan SDM yang ada.

4. Berfokus pada major issue.

5. Teamwork, dapat dilihat dengan kacamata berbeda.

6. Melewati semua batas birokrasi

7. Bisa dipakai untuk referensi Kaizen berikutnya.

Hal-hal yang menyebakan penerapan konsep kaizen gagal adalah:

1. Fokus di area tertentu bukan pada perubahan budaya.

2. Tidak melibatkan smua bagian.

3. Ketakutan akan gagal dan ragu pada hal baru.

4. Ketidakmampuan untuk melihat proses secar keseluruhan.

5. Salah prioritas utama (produksi, design, bisnis).

6. Ketidakmampuan membaca peluang ke depan.

7. Gagal menerapkan ADOPT, ADAPT dan CREATIVITY.

Dalam bahasa Jepang, Gemba berarti real place atau tempat dimana

suatu tindakan dilakukan atau terjadi. Dimana dalam manajemen, gemba

adalah temapat dimana suatu aktifitas yang bernilai untuk dapat memuaskan

konsumen. Didalam manufaktur biasanya digunakan untuk tempat kerja

Page 30: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

86  

dipabrik. Sehingga Gemba Kaizen dapat diartikan sebagai perbaikan secara

terus menerus ditempat kerja. Manfaat dari penerapan gemba antara lain

adalah:

1. Kebutuhan dilapangan atau tempat kerja lebih mudah diidentifikasi

oleh mereka yang bekerja disana.

2. Orang-orang dilapangan atau tempat kerja mulai memikirkan

masalah yang ada dan mencari pemecahanya.

3. Penolakan terhadap perubahan dapat dikurangi.

4. Pemecahan masalah yang terjadi berdasarkan keadaan yang

sebenarnya.

5. Pemecahan masalah menekankan pada pendekatan akal sehat,

berbiaya rendah daripada pendekatan berorientasi metode dan

mahal.

6. Orang-orang mulai memahami kaizen dahn mendapatkan banyak

inspirasi.

7. Pemahaman dan kesadaran akan kaizen serta efisiensi kerja dapat

ditingkatkan secara bersama-sama.

8. Perkerja dapat terus berpikir tentang kaizen sambil bekerja.

Perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan berangsur, namun proses

kaizen mampu membawa hasil yang dramatis mengikuti waktu. Dimana

konsep kaizen diterapkan dengan menggunakan akal sehat selain itu juga

biaya yang dikeluarkan rendah sehingga bisa dikatakan kaizen juga

Page 31: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

87  

merupakan pendekatan dengan resiko yang rendah. Hal ini berbeda dengan

perubahan yang dihasilkan oleh western manajemen yang biasanya dramatis

dimana kaizen bersifat tidak dramtis tetapi sedikit dan bertahap.

Kaizen is a never-ending journey towards waste elimination, quality

improvement and effective utilisation. Traditional manufacturing systems

have limited goal acceptance, for example, the production of some defective

products and Work in Progress (WIP). Kaizen sets its sights of perfection: no

defects, inventory and wastes. (International Journal Product Development,

Vol. 10 Nos. 1/2/3, p 88).

2.7.2 PDCA (Plan Do Check Act)

Langkah pertama dari kaizen adalah menerapkan siklus PDCA sebagai

sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari kaizen guna

mewujudkan kebijakan untuk memelihara dan meningkatkan standar. Siklus

ini merupkan konsep yang terpenting dari proses kaizen.

PDCA adalah singkatan dari Plan Do Check Act (rencanakan,

kerjakan, cek, tindaklanjuti) merupakan suatu metode yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.

Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming yang seringkali disebut

sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga metode PDCA disebut

dengan siklus Deming.

Page 32: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

88  

Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart,

dari nama Walter A. Shewhart yang sering dianggap sebagai bapak

pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming sendiri memodifikasi

PDCA menjadi PDSA (Plan Do Study Act) untuk menggambarkan

rekomendasinya. Pengertian PDCA:

1. Plan (rencanakan)

Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil

yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Hal berkaitan dengan

penetapan target untuk perbaikan dan perumusan rencana tindakan guna

mencapai target tersebut.

2. Do (kerjakan)

Implementasi proses atau sasaran yang sudah di rencanakan.

3. Check (cek)

Memantau dan mengevaluasi proses yang dikerjakan dan hasil terhadap

sasaran dan spesifikasi yang diinginkan serta melaporkan hasilnya. Hal ini

juga merujuk pada penetapan apakah penerapan yang dilakukan masih

berada dalam jalur yang direncanakan dan memantau kemajuan dari

perbaikan yang diterapkan.

4. Act (tindaklanjuti)

Menindaklanjuti hasil yang di laporkan untuk membuat perbaikan yang

diperlukan. Ini juga berarti meninjau seluruh langkah dan memodifikasi

proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya. Selain

Page 33: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

89  

itu act berkaitan pula dengan standarisasi prosedur baru guna menghidari

terjadinya kembali masalah yang sama serta menetapkan target atau

sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

The PDCA cycle is also known as Deming Cycle, the Deming wheel of

CI spiral. In ‘Plan phase’, the objective is to plan for change predict the

results. In ‘do phase’, the plan is executed by taking small steps in controlled

circumstances. In ‘study/check phase’ the results are studied. Finally in ‘act

phase’, the organization takes action to improve the process. (The Icfai

University Journal of Operations Management, Vol. VIII, No. 2, p 53).

Siklus PDCA ini berputar terus secara berkesinambungan setelah suatu

perbaikan terselesaikan, keadaan perbaikan tersebut akan digunakan menjadi

acuan untuk perbaikan selanjutnya. Hal ini disebabkan karyawan pada

umumnya lebih suka dengan kemampanan dan mereka jarang memiliki

prakarsa sendiri untuk meningkatkan keadaan. Oleh karena itu manajemen

yang harus terus menerus melakukan perbaikan. Dibawah ini adalah gambar

siklus PDCA:

Page 34: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

90  

Gambar 2.4 Siklus PDCA

2.7.3 Bangunan Gemba

Dua aktifitas utama yang terjadi sehari-hari dalam gemba yang

berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia adalah pemeliharaan

dan kaizen. Yang pertama berhubungan dengan kegitan mematuhi standar dan

menjaga keadaan yang sudah ada, sedangkan yang kedua berhubungan dengan

meningkatkan standar yang sudah ada. Manajer gemba melakukan kedua

aktifitas utama tersebut dan QCD (quality, cost and Delivery) yang menjadi

hasilnya.

Gemba kaizen sendiri merupakan sebuah bangunan yang terdiri dari 3

pilar utama yaitu:

1. Standarisasi.

Page 35: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

91  

Standar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari gemba kaizen

dan merupakan dasar dari perbaikan sehari-hari. Dimana kualitas dapat

meningkat bila kaizen diterapkan secara benar selain kualitas, dapat pula

menurunkan biaya dan memenuhi waktu delivery kepada konsumen.

Standarisasi mudah dipahamai dan diterapkan serta tidak membutuhkan

pengetahuan maupun teknologi canggih. Bagian yang sulit adalah

membangun disiplin pribadi pada masing-masing individu yang

diperlukan untuk menjaga dan memelihara apa yang sudah ada.

Standarisasi di gemba seringkali bermakna menerjamahkan kebuthan

teknologikal dan teknikal yang telah ditetapkan oleh staf rekayasa teknik ke

dalam standar operasional sehari-hari yang dipahami oleh tenaga kerja.

Proses penerjemahan tersebut tidak membutuhkan teknologi yang canggih

melainkan hanya membutuhkan rencana yang jelas dari manajemen untuk

menjabarkan dalam tahapan yang logis.

2. 5S dan pemeliharaan tempat kerja.

Lima S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) merupakan singkatan

dari lima istilah Jepang yang berkaitan engan pemeliharaan tempat kerja.

Pada saat sekarang ini penerapan 5S sudah menjadi norma bagi setiap

perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. Seorang ahli atau

pakar gemba kaizen dalam waktu lima menit dapat menetapkan caliber dari

suatu perusahaan hanya dengan berkunjung dan mengamati apa yang terjdi

dilapangan atau tempat kerja terutama yang berkaitan dengan penghapusan

Page 36: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

92  

pemborosan dan 5S. Tidak ada 5S dalam area kerja merupakan

indikasiterjadinya efisiensi rendah, pemborosan, disiplin diri yang rendah,

moral yang rendah, kualitas yang jelek, biaya yang dikeluarkan tinggi dan

banyak kesulitan dalam memenuhi batas waktu penyerahan barang ke

konsumen. 5 butir 5S ini merupakan kegiatan awal bagi perusahaan

apapun agar dapat dikenal dan dipandang sebagai perusahaan bertanggung

jawab yang berpotensi dn mendapatkan status perusahaan kelas dunia atau

internasional.

3. Penghapusan muda atau pemborosan

Muda dalam bahasa Jepang berarti pemborosan, namun cakupan dari istilah

ini mencakup segala sesuatu atau semua kegitatan yang tidak memberikan

nilai tambah. Pada setiap proses, nilai tambah dimasukan kedalam produk

untuk kemudian diteruskan ke proses berikutnya. Sumber daya yang

terdapat pada setiap proses (manusia dan mesin) dapat memberikan dua hal

yaitu memberikan nila tambah atau tidak memberikan nilai tambah

meskipun keduanya tampak bekerja giat. Pemborosan mencakup semua

pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah. Ohno mengelompokkan

pemborosan di tempat kerja dalam tujuh jenis, yaitu:

a. Pemborosan produksi berlebih.

Produksi berlebih merupakan dampak dari mentalitas supervisor yang

selalu mengkhawatirkan berbagai masalah yang selalu dihadapi seperti

gangguan mesin, cacat produksi, ketidakhadiran pekerja sehingga

Page 37: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

93  

mereka memaksakan diri untuk berproduksi lebih banyak agar selalu

berada disisi aman. Berproduksi lebih banyak daripada yang dibutuhkan

berdampak pada pemborosan yang sangat besar, seperti konsumsi

material sebelum dibutuhkan, input yang dihamburkan seperti tenaga

kerja dan energy utilitas (air, angin, listrik, dsb), penambahan ruangan

digudang untuk menyimpan persediaan, tambahan biaya transportasi

maupun administrasi.

b. Pemborosan pada persediaan

Produk jadi, barang setengah jadi yang berstatus persediaan tidak

memberikan nilai tambah malah sebaliknya semua itu menambah biaya

operasi dengan bertambahnya penggunaan tempat, peralatan dan

fasilitas. Dimana selanjutnya gudang membutuhkan tenaga kerja

tambahan untuk tugas operasional maupun administrasi. Dengan

kelebihan barang-barang persediaan akan mengumpulkan debu, tidak

ada nilai tambah selain itu juga kualitasnya juga menurun dengan

bertambahnya waktu. Dalam kondisi terburuk bisa terjadi kehilangan

persediaan yang diakibatkan kebakaran ataupun kebanjiran dan musibah

lainnya.

c. Pemborosan pada pengerjaan ulang karena cacat atau gagal.

Hasil produksi yang cacat atau gagal mengganggu produksi dan

membutuhkan pengerjaan ulang yang mahal. Seringkali produk yang

Page 38: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

94  

cacat atau gagal harus dimusnahkan dimana hal ini merupakan

pemborosan sumber daya maupun upaya yang telah ditanamkan.

d. Pemborosan pada gerak kerja.

Gerak kerja dari pekerja yang tidak berkaitan langsung dengan nilai

tambah pada produk dikatakan sebagai tidak produktif. Secara spesifik,

semua gerak kerja yang membutuhkan usaha fisik berlebih dari pihak

operator seperti mengangkat benda berat harus dihindari, bukan karena

sulit namun juga karena pemborosan gerak kerja.

e. Pemborosan pada pemrosesan

Teknologi yang kurang tepat ataupun rancangan produk yang kurang

baik dapat berakibat pada pemborosan yang terjadi pada proses

produksi. Langkah mesin tanpa beban yang terlalu panjang atau tidak

efektif hingga pengerjaan penghalusan sudut-sudut benda kerja

merupakan contoh dari pemborosan pada proses produksi yang bisa di

hindari. Pemborosan dalam proses produksi dapat dihindari dengan

dengan menggabungkan tugas operasi. Pemborosan pada proses

produksi pada banyak kasus umumnya diakibatkan karena kegagalana

melakukan sinkronisasi proses.

f. Pemborosan waktu tunggu/penundaan.

Pemberosan waktu tunggu terjadi bila tangan operator sedang

menganggur atau saat operator menunda kerja sebagai teknik mengatasi

berbagai keadaan seperti jalur kerja yang tidak seimbang, komponen

Page 39: BAB 2 XYZ - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00472-TI BAB 2.pdf · penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih mendalam tentang ... pertanyaan harus

95  

yang belum tersedia atau gangguan pada mesin yang sedang digunakan.

Operator yang menunggu benda kerja berikutnya atau menunggu mesin

menyelesaikan proses kerjanya, pada saat itu juga operator hanya

mengawasi mesin tanpa memberikan nilai tambah apapun.

g. Pemborosan pada transportasi

Di lapangan atau tempat kerja, kita dapat menemukan berbagai sarana

transportasi seperti truk, kereta, forklift, dan konveyor. Tranpor adalah

kegiatan yang sangat penting dalam operasi di lapangan atau tempat

kerja tapi seringkali memindahkan material maupun benda kerja tidak

memberikan nilai tambah pada barang tersebut. Dan lebih ekstrimnya,

kerusakan material atau benda kerja dapat terjadi dalam transport. Untuk

menghilangkan pemborosan ini, proses-proses yang saling terpisah

harus dibuat sejalur atau satu line produksi, ini pun bila memungkinkan

untuk dilakukan.