bab 2 tinjauan pustaka -...

28
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kentang 2.1.1 Definisi Kentang Sektor pertanian merupakan sektor penunjang perekonomian di Indonesia. Melimpahnya sumberdaya manusia dan alam menjadikan pertanian memiliki potensi yang besar sebagi sektor unggulan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hortikultura merupakan sub sektor pertanian yang memiliki potensi dilakukan pengembangan, mengingat komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Salah satu produk hortikultura adalah kentang. (Samadi,2007) Kentang adalah tumbuhan yang bagian akar biasanya dimakan sebagai sayuran. Kentang juga digunakan sebagai pengobatan. Masyarakat menggunakan jus kentang mentah untuk sakit perut dan bengkak. Dan kebanyakan orang menaruh kentang mentah pada area yang berefek untuk infeksi, luka bakar dan mata ikan. (Umadevi et al, 2013). (Umadevi et al., 2013) Gambar 2.1 Kentang (Solanum Tuberosum L.)

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kentang

2.1.1 Definisi Kentang

Sektor pertanian merupakan sektor penunjang perekonomian di

Indonesia. Melimpahnya sumberdaya manusia dan alam menjadikan

pertanian memiliki potensi yang besar sebagi sektor unggulan dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hortikultura merupakan sub

sektor pertanian yang memiliki potensi dilakukan pengembangan,

mengingat komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Salah satu produk hortikultura adalah kentang. (Samadi,2007)

Kentang adalah tumbuhan yang bagian akar biasanya dimakan

sebagai sayuran. Kentang juga digunakan sebagai pengobatan. Masyarakat

menggunakan jus kentang mentah untuk sakit perut dan bengkak. Dan

kebanyakan orang menaruh kentang mentah pada area yang berefek untuk

infeksi, luka bakar dan mata ikan. (Umadevi et al, 2013).

(Umadevi et al., 2013)

Gambar 2.1 Kentang (Solanum Tuberosum L.)

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

6

2.1.2 Taksonomi Kentang

Menurut Umadevi et al 2013. Dalam dunia tumbuhan, kentang

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum Tuberosum L.

Binomial name: Solanum Tuberosum

2.1.3 Morfologi Kentang

Kentang (Solanum Tuberosum L.) merupakan tanaman semak dan

bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya biasa

mencapai 50-120 cm, tidak berkayu dan tidak keras. Batang dan daun

berwarna hijau kemerahan atau keungu-unguan. Buahnya berbentuk buni,

dimana kulit/dindingnya berdaging dan mempunyai dua ruang. Di dalam

buah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

Tanaman kentang tumbuh menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan

sangat halus. Akar ini berwarna keputih-putihan. Daya tembusnya biasa

mencapai 45 cm ,namun biasanya akar ini banyak yang mengumpul

dikedalaman 20 cm. Umbi kentang berasal dari cabang akar samping yang

masuk ke dalam tanah dan merupakan tempat menyimpan karbohidrat

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

7

sehingga membengkak dan bisa dimakan.Umbi bisa mengeluarkan tunas

dan nantinya akan membentuk cabang-cabang baru.( Samadi,2007)

2.1.4 Kandungan dan Manfaat Kentang

Kentang biasa digunakan untuk pengobatan dalam dan luar tubuh.

Indikasi penggunaan kentang untuk dalam tubuh adalah untuk kesehatan,

obesitas (mengambil potassium dari kentang), Diabetes (dipanggang

didalam oven), Gastritis (jus kentang mentah), konstipasi ( jus kentang

mentah). Indikasi penggunaan kentang mentah untuk luar tubuh adalah

luka bakar, luka kaki terbuka, retak. (Umadevi et al, 2013)

Kentang telah ditemukan untuk menjadi sayuran yang bergizi. Zat

tepung merupakan komponen utama dari kentang tetapi kentang juga

mengandung protein dan basa garam. Kentang juga kaya akan vitamin C,

B kompleks, dan terkandung zat besi, kalsium, mangan, magnesium dan

fosfor. Banyak dari nutrisi dalam kentang ditemukan pada kulit sehingga

lebih banyak manfaatnya dibandingkan kentang tersebut dikupas. Kentang

memiliki banyak unsur diantaranya flavonoid dan glycoalkaloid (Umadevi

et al, 2013).

Menurut Umadevi (2013), Keuntungan menggunakan kentang

adalah:

• Sebagai Anti Aging

• Obat untuk Luka bakar

• Untuk sakit kepala

• Untuk mata lelah

• Menghilangkan lem di tangan

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

8

• Sebagai pemoles sepatu

• Sebagai obat tidur

2.1.5 Kulit Kentang

Kulit kentang merupakan bagian utama dari pengolahan limbah

dan merupakan masalah yang besar bagi kulit kentang yang basah karena

rentang terhadap pembusukan mikroba yang cepat. Disisi lain,kulit

kentang mengandung sejumlah nutrisi dan farmakologi yang menarik.

Glycoalkaloids dan dinding sel polisakarida yang dapat digunakan

sebagai antioksidan alami,prekursor hormon steroid dan serat

makanan.(Schieber,2009). Antioksidan dalam kulit kentang adalah asam

klorogenat. Asam klorogenat mempunyai aktivitas antioksidan mencegah

terjadinya radikal bebas. Kandungan total fenolat dalam ekstrak ditetapkan

dengan sfektrofotometri UV-Sinar tampak menggunakan metode Folin

ciocalcu dan dihitung setara dengan asam galat. (Mohammad D,2015)

2.1.6 Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit

sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan

tanaman.Flavonoid termasuk golongan senyawa phenolik dengan struktur

kimia C6-C3-C6. Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A,

satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang

mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar

pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem penomoran

digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

9

Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid

sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal,

sayur-sayuran dan buah, telah banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan

sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom hidrogennya atau

melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk glukosida

(mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang

disebut aglikon.

(Redha, 2010)

Gambar 2.2 Struktur Flavonoid

Fakta menunjukkan bahwa hampir semua komponen nutrisi yang

diidentifikasi berperan sebagai agen protektif terhadap penyakit-penyakit

tertentu dalam survei/penelitian mengenai diet, sejauh ini mempunyai

beberapa sifat antioksidatif. Pada uraian sebelumnya, telah dipaparkan

bahwa beberapa senyawa flavonoid seperti quercetin, kaempferol,

myricetin, apigenin, luteolin, vitexin dan isovitexin terdapat pada sereal,

sayuran, buah dan produk olahannya dengan kandungan yang bervariasi

serta sebagian besar memiliki sifat sebagai antioksidan. Hal ini telah

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

10

memperkuat dugaan bahwa flavonoid memiliki efek biologis tertentu

berkaitan dengan sifat antioksidatifnya tersebut.

Flavonoid terdapat pada sereal, sayuran dan buah-buahan

bervariasi dalam jenis, kandungan dan aktivitas antioksidannya.

Kontribusi dari penelitian mengenai jenis, kandungan, dan aktivitas

antioksidan flavonoid dapat dijadikan dasar bagi studi epidemiologis

lanjut dalam mengevaluasi peranan biologis flavonoid pada sel-sel hidup,

khususnya sel manusia, terutama efek kardioprotektif dan aktivitas

antiproliferatifnya

2.1.7 Glycoalkaloid

Glycoalkaloid pada kentang antara lain α-solanin dan α-chaconine

yang bersama-sama berkonstitusi sekitar 95% yang terdapat di kentang.

Tingkat Glycoalkaloid bervariasi antara jaringan, kultivar, dan kondisi

pertumbuhan. Glycoalkaloid dapat ditemukan di jaringan dari tanaman

tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan transport dari glycoalkaloid

antara tanaman berbeda (katabolisme, biosintesis yang diatur di jaringan

atau organ). Level tertinggi glycoalkaloid yang telah terbukti dilaporkan

ada pada jaringan tanaman kentang. Didalam kentang (Solanum

Tuberosum L), level tertinggi terdeteksi di 1.5 mm dari jaringan di bawah

kulit. (Arif,2013)

Struktur utama alkaloid pada Solanum Tuberosum L. yaitu steroid

alkamines, yang memiliki satu C27 kerangka steroid dari kolestan.

Struktur utama lain yang dimiliki kentang yaitu α -solanine dan α -

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

11

chaconine yang keduanya berasal dari aglikon yang sama tetapi mereka

memiliki struktur karbohidrat yang berbeda.

(Arif, 2013)

Gambar 2.3 Struktur Glycoalkaloid

Aglikon memiliki karateristik polar dan non polar; grup hidroksida

di posisi C-membuat struktur polar, sedangkan steroid skeleton C-27

adalah non polar. Sakarida yang melekat 3-hydroxy aglikon dapat

ditemukan di kombinasi berbeda. Sakarida yang dimaksud adalah D-

glukosa, D-galactosa, D-xylose, dan L-rhamnose di berbagai kombinasi.

Di kentang, satu (γ-form), dua (β-form) atau tiga (α-form) molekul gula

yang melekat 3-hydroxy solanidine. D-glukosa, D-galaktosa, dan R-

rhamnosa adalah tiga molekul gula yang melekat membentuk solanine,

sementara satu D-glukosa dan dua R-rhamnosa molekul gula membentuk

α-chaconine. Kombinasi dari sakarida ini dikenal sebagai solatriosa dan

chacotriosa masing-masing untuk α -solanine dan α -chaconine. Terdapat

level dari aglikon dengan di atau monosakarida.

Kentang merupakan tanaman penting dari sudut pandang

agronomi, tetapi masih sedikit yang mengetahui tentang biosintesis

glycoalkaloid pada kentang. Biosintesis glycoalkaloid umumnya dianggap

berasal dari sterol. Akhir produksi dari sterol termasuk kolesterol,

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

12

kampesterol, dan sitosterol yang memiliki fungsi penting dalam regulasi

cairan dan permeabilitas membran.Beberapa dari obat yang sering dipakai

mengandung alkaloid alami dan alkaloid memiliki banyak aktivitas

farmakologik sebagai agen anti kanker. Alkaloid juga sering digunakan

sebagai antibiotik bahkan juga digunakan untuk antiseptik bagi tenaga

medis.

2.1.8 Sediaan Obat Topikal

Sediaan topikal yang sering digunakan masyarakat Indonesia adalah Gel,

Krim dan Salep.

1. Salep

Salep adalah sediaan semisolid berbahan dasar lemak

ditujukan untuk kulit dan mukosa. (Yanhendri et al,2012)

• Indikasi salep :

Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan

tebal (proses kronik), termasuk likenifikasi, hiperkeratosis.

Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah

bersih.

• Kontraindikasi salep :

Salep tidak dipakai pada radang akut, terutama

dermatosis eksudatif karena tidak dapat melekat, juga pada

daerah berambut dan lipatan karena menyebabkan

perlekatan.

2. Krim

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

13

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang

mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi

dalam bahan dasar yang sesuai. (Yanhendri et al,2012)

• Indikasi krim

Krim dipakai pada lesi kering dan superfi sial, lesi

pada rambut, daerah intertriginosa

3. Gel

Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari

suspensi yang dibuat dari partikel organik dan anorganik.(

Yanhendri et al,2012). Gel segera mencair jika berkontak

dengan kulit dan membentuk satu lapisan. Absorpsi pada kulit

lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi di

kulit yang berambut.

Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki

keistimewaan:

a. Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim.

b. Sangat baik dipakai untuk area berambut.

c. Disukai secara kosmetika

2.2 Anatomi Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,

merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit menutupi permukaan

eksternal seluruh tubuh manusia dan merupakan situs utama dari interaksi

dunia dengan sekitarnya. Kulit berfungsi sebagai pelindung yang mencegah

jaringan internal dari paparan trauma,ultraviolet(UV),radiasi,suhu

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

14

ekstrem,racun,dan bakteri. Fungsi penting lainnya termasuk persepsi sensorik

pengawasan imunologi, termoregulasi dan pengendalian kehilangan cairan.

(Amirlak,2015)

2.2.1 Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler.

Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit,

Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai

tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan

epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi

regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari

lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):

1. Stratum Korneum

Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat

pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak

pada kulit tipis

3. Stratum Granulosum Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal

gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula

basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang

mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel

Langerhans.

4. Stratum Spinosum Terdapat berkas-berkas filament yang

dinamakan tonofibril, dianggap filament filamen tersebut

memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

15

dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat

yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai

stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum

basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi.

Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) Terdapat aktifitas

mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan

sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28

hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia

dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung

melanosit.

Fungsi Epidermis: Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin

D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi

(melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).(Maceo

V.Alice,2002)

2.2.2 Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering

dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong

epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya

bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan:

• Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

• Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

16

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang

dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan

menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari

fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam

jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi

kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga

mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar

sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya

derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang,

mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon

inflamasi (Maceo V.Alice,2007)

2.2.3 Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri

dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang

menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya.

Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan

nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk

regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis: melekat ke struktur dasar, isolasi

panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock

absorber.(W.D.James,2006)

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

17

Perdanakusuma,2007 Gambar2.4 Anatomi Kulit

2.2.4 Vaskularisasi Kulit

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak

antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan

jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi

papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu

cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat

nutrient dari dermis melalui membran epidermis.(charkoudian,2003)

2.2.5 Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh

diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi

lingkungan, sebagai barrier infeksi, mengontrol suhu tubuh

(termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit

adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik,

ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi

telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon

rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir,

puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

18

keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh

hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan

melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal.

Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah

kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah,

kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari

kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran

darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan

vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan

panas.(Chu.D.H,2008)

2.3 Luka Bakar

2.3.1 Definisi Luka Bakar

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak langsung atau

tak langsung dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia

dan radiasi. (Nugroho, 2012)

2.3.2 Epidemiologi

Menurut the National Institutes of General Medical Sciences 2012,

sekitar 1,1 juta luka bakar yang membutuhkan perawatan medis setiap

tahun di Amerika Serikat. Di antara mereka terluka, sekitar 50.000

memerlukan rawat inap dan sekitar 4.500 meninggal setiap tahun dari luka

bakar. Ketahanan hidup setelah cedera luka bakar telah meningkat pesat

selama abad kedua puluh.

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI (2008) prevalensi

luka bakar di Indonesia 2.2 %. Menurut tim Pusbankes 118 Persi DIY

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

19

(2012) angka kematian akibat luka bakar di RSUPN Dr Cipto

Mangunkusumo Jakarta berkisar 37%-39% pertahun sedangkan di RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta, rata-rata dirawat 6 pasien luka bakar perminggu

pertahun.

Usia rata-rata penderita luka bakar yang memerlukan perawatan di RS

adalah 6.8 tahun dan umumnya pria (74,7%). (Nugroho, 2012)

2.3.3 Etiologi

Menurut Moenajat,2003.Penyebab luka bakar dapat digolongkan

dalam beberapa jenis:

1. Flame : Kobaran api di tubuh

2. Flash : Jilatan api ke tubuh

3. Scald : Terkena air panas

4. Kontak panas : Tersentuh benda panas

5. Akibat sengatan listrik

6. Akibat bahan kimia

7. Sun burn : Sengatan matahari

Sengatan matahari bagi kita tidaklah merupakan masalah besar dan

jarang terjadi. Luka bakar akibat kobaran api dan jilatan api sering terjadi

pada dewasa sedangkan bayi dan anak-anak lebih sering tersiram air

panas. Kecelakaan akibat kompor/petromak yang meledak, drum, karbit

meledak, kobaran api pada tangan yang dicuci dengan bensin dan lain lain

sering terjadi.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

20

2.3.4 Klasifikasi Luka Bakar

Penderita luka bakar dapat digolongkan berdasarkan dalamnya

jaringan yang terbakar. Klasifikasi ini selalu dikaitkan dengan luas

permukaan tubuh yang terbakar dan kita kenal sebagai derajat luka bakar.

Derajat luka bakar ditentukan oleh kedalaman jaringan tubuh yang rusak

oleh trauma panas dan tergantung oleh 2 faktor berikut:

1. Intensitas dan lamanya panas mengenai tubuh

2. Rambatan panas pada jaringan(dipengaruhi oleh sifat lokal

jaringan.

1. Jaringan yang tidak mampu merambatkan panas akan

menderita kerusakan hebat (nekrosis), sebaliknya jaringan yang

dapat meneruskan panas ke jaringan sekitarnya yang cukup

mengandung air akan cepat menurunkan suhu sehingga

kerusakan bisa lebih ringan.

(Nugroho, 2012)

Gambar 2.5 Klasifikasi Luka Bakar

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

21

Tabel 2.1 Klasifikasi Luka Bakar

Sumber : Grunwald.TB (2008

2.3.5 Perubahan Anatomi Patologi pada Kulit

1. Perubahan anatomi patologik pada kulit

Pada luka bakar terjadi perubahan mikrosirkulasi kulit dan

terbentuk edema. Trauma panas menghasilkan perubahan karateristik

padadaerah yang terbakar, yaitu zona dengan sel-sel mati sehingga

sifatnya

irreversible (zona koagulasi) dan daerah paling luar yang

memperlihatkan hiperemia dimana kerusakan sel sangat minim dan paling

dini menunjukkan perbaikan (zona hiperemia). Diantara keduanya terdapat

zona statis dengan gangguan pada sel dan sirkulasi darah yang bersifat

sementara. Tetapi zona statis ini sangat potensial untuk menjadi luka yang

lebih luas dan dalam sehingga mengenai seluruh tebal kulit karena kondisi

Klasifikasi Jaringan yang rusak

Klinis Tes jarum “Pin prick”

Waktu sembuh Hasil

I Epidermis Sakit,Merah,Kering

Hiperalgesi 7 hari Normal

II Dangkal Sebagian dermis,folikel,rambut dan kelenjar keringat utuh

Sakit merah/kuning,Basah,Bula

Hiperalgesi atau Normal

7-14 hari Normal, pucat, berbintik

II Dalam Hanya kelenjar keringat yang utuh

Sakit merah/kuning,Basah,Bula

Hipoalgesi 14-31 hari Pucat, Depigmentasi Rata Mengkilat, Rambut(-) Cicatrix, Hipertropi

III Dermis seluruhnya

Tidak sakit,putih,coklat hitam,kering

Analgesi 21 hari persekundam

Cicatrix, hipertropi

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

22

sel-selnya sangat peka terhadap infeksi dan kekeringan yang menimbulkan

kematian sel.

Dengan penanganan luka bakar yang adekuat akan memberikan

kesempatan kepada pembuluh darah unuk menghilangkan sludging

(pengendapan partikel padat dari cairan) dan hipoksia jaringan tidak

berlarut-larut.

(Hettiaratchy S,2004)

Gambar 2.6 Perubahan Anatomi Patologik pada kulit

2.3.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan (assessment) dan penanganan awal luka bakar berjalan

simultan mengikuti kaidah standar Advanced Trauma Life Support dari

Komite Trauma American College of Surgeons. Pada survey primer

dinilai dan ditangani A, B, C, dan D penderita.

• A-(airway): Jalan nafas adalah sumbatan jalan atas

(larynx dan pharynx) akibat cedera inhalasi yang

ditandai kesulitan bernafas atau suara nafas yang

berbunyi (stridor hoarness). Kecurigaan dibuat bila

ditemukan oedem mukosa mulut dan jalan nafas,

ditemukan sisa-sisa pembakaran di hidung atau

mulut dan luka bakar mengenai muka atau leher.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

23

Cedera ini harus segera ditangani karena angka

kematiannya sangat tinggi.

• B-(Breathing): kemampuan bernafas,ekspansi

rongga dada dapat terhambat karena nyeri atau

eschar melingkar di dada

• C-(Circulation): Status volume pembuluh darah.

Keluarnya cairan dari pembuluh darah (jarak antara

sel endotel dinding pembulu darah). Bila disertai

syok (suplai darah ke jaringan kurang),tindakannya

adalah atasi syok lalu lanjutkan resusitasi cairan

• D-(Disability): Status neurologis pasien

(Diklat PMI Yogyakarta, 2012) Gambar 2.7 Penanganan Luka Bakar

2.3.7 Faktor yang mempengaruhi berat ringannya luka bakar

Menurut Hettiarachy,2004, Beberapa faktor yang mempengaruhi berat

- ringannya injuri luka bakar antara lain kedalaman luka bakar, luas luka

bakar, lokasi luka bakar, kesehatan umum, mekanisme injuri dan usia.

Berikut ini akan dijelaskan tentang faktor-faktor tersebut di atas:

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

24

a. Kedalaman luka bakar Kedalaman luka bakar dapat dibagi ke

dalam 5 kategori yang didasarkan pada elemen kulit yang

rusak, meliputi :

1. Superfisial (derajat 1)

2. Superfisial – Kedalaman Partial (Partial Thickness)

3. Dalam – Kedalaman Partial (Deep Partial Thickness)

4. Kedalaman Penuh (Full Thickness)

5. Subdermal

b. Luas luka bakar

Terdapat beberapa metode untuk menentukan luas luka

bakar meliputi:

1. rule of nine

2. Lundand Browder,

3. Hand palm.

Ukuran luka bakar dapat ditentukan dengan menggunakan

salah satu dari metode tersebut. Ukuran luka bakar ditentukan

dengan prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka

bakar. Akurasi dari perhitungan bervariasi menurut metode

yang digunakan dan pengalaman seseorang dalam menentukan

luas luka bakar. Metode rule of nine mulai diperkenalkan sejak

tahun 1940-an sebagai suatu alat pengkajian yang cepat untuk

menentukan perkiraan ukuran / luas luka bakar. Dasar dari

metode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian

anatomi, dimana setiap bagian mewakili 9 % kecuali daerah

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

25

genitalia 1 %( lihat gambar 2.8)

(Hettiaratchy,2004) Gambar 2.8 Metode Rule of nine

Pada metode Lund and Browder merupakan modifikasi dari

persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan

perhitungan yang lebih akurat tentang luas luka bakar (lihat gambar 2.9)

(Hettiarachy,2004) Gambar 2.9 Metode Lund and Browder

Selain dari kedua metode tersebut di atas, dapat juga digunakan cara

lainnya yaitu mengunakan metode hand palm. Metode ini adalah cara

menentukan luas atau persentasi luka bakar dengan menggunakan telapak

tangan. Satu telapak tangan mewakili 1 % dari permukaan tubuh yang

mengalami luka bakar.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

26

c. Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena)

Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi

luka bakar. Luka bakar yang mengenai kepala, leher dan dada

seringkali berkaitan dengan komplikasi pulmoner. Luka bakar

yang menganai wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea.

Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali.

Membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat

menimbulkan implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan

atau ketidakmampuan untuk bekerja secara permanen. Luka

bakar yang mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh

urine atau feces. Sedangkan luka bakar yang mengenai daerah

torak dapat menyebabkan tidak adekwatnya ekspansi dinding

dada dan terjadinya insufisiensi pulmoner.

d. Mekanisme injuri

Mekanisme injuri merupakan faktor lain yang digunakan

untuk menentukan berat ringannya luka bakar. Secara umum

luka bakar yang juga mengalami injuri inhalasi memerlukan

perhatian khusus. Pada luka bakar elektrik, panas yang

dihantarkan melalui tubuh, mengakibatkan kerusakan jaringan

internal. Injury pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan

tetapi kerusakan otot dan jaringan lunak lainnya dapat terjad

lebih luas, khususnya bila injury elektrik dengan voltage tinggi.

Oleh karena itu voltage, tipe arus (direct atau alternating),

tempat kontak, dan lamanya kontak adalah sangat penting

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

27

untuk diketahui dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi

morbiditi. Alternating current (AC) lebih berbahaya dari pada

direct current (DC). Ini seringkali berhubungan dengan

terjadinya kardiac arrest (henti jantung), fibrilasi ventrikel,

kontraksi otot tetani, dan fraktur kompresi tulang-tulang

panjang atau vertebra. Pada luka bakar karena zat kimia

keracunan sistemik akibat absorbsi oleh kulit dapat terjadi.

e. Usia

Usia klien mempengaruhi berat ringannya luka bakar.

Angka kematiannya (Mortality rate) cukup tinggi pada anak

yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama pada kelompok usia

0-1 tahun dan klien yang berusia di atas 65 tahun. Tingginya

statistik mortalitas dan morbiditas pada orang tua yang terkena

luka bakar merupakan akibat kombinasi dari berbagai

gangguan fungsional (seperti lambatnya bereaksi, gangguan

dalam menilai, dan menurunnya kemampuan mobilitas), hidup

sendiri, dan bahaya-bahaya lingkungan lainnya. Disamping itu

juga mereka lebih rentan terhadap injury luka bakar karena

kulitnya menjadi lebih tipis, dan terjadi athropi pada bagian-

bagian kulit lain. Sehingga situasi seperti ketika mandi dan

memasak dapat menyebabkan terjadinya luka bakar.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

28

2.3.8 KLASIFIKASI LUKA

Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler,

penekanan dan keganasan. Luka diklasifikasikan dalam 2 bagian :

1. Luka akut : merupakan luka trauma yang biasanya segera

mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik

bila tidak terjadi komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka

baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu

yang diperkirakan Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk,

crush injury. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut

yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin grafting.

2. Luka kronik: luka yang berlangsung lama atau sering timbul

kembali (rekuren) dimana terjadi gangguan pada proses

penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah

multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh

pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap

terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh: Ulkus

dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar dll.

2.3.9 Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk

memperbaiki kerusakan yang terjadi. Komponen utama dalam proses

penyembuhan luka adalah kolagen disamping sel epitel. Fibroblas adalah

sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen. Fisiologi

penyembuhan luka secara alami akan mengalami fase-fase Tseperti

dibawah ini:

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

29

a. Fase inflamasi

Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Segera

setelah terjadinya luka, pembuluh darah yang putus mengalami

konstriksi dan retraksi disertai reaksi hemostasis karena agregasi

trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah. Komponen

hemostasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang

meliputi Epidermal Growth Factor (EGF), Insulin-like Growth Factor

(IGF), Plateled-derived Growth Factor (PDGF) dan Transforming

Growth Factor beta (TGF-β) yang berperan untuk terjadinya

kemotaksis netrofil, makrofag, mast sel, sel endotelial dan fibroblas.

Keadaan ini disebut fase inflamasi. Pada fase ini kemudian terjadi

vasodilatasi dan akumulasi lekosit Polymorphonuclear (PMN).

Agregat trombosit akan mengeluarkan mediator inflamasi

Transforming Growth Factor beta 1 (TGF 1) yang juga dikeluarkan

oleh makrofag. Adanya TGF 1 akan mengaktivasi fibroblas untuk

mensintesis kolagen

b. Fase proliferasi atau fibroplasi

Fase ini disebut fibroplasi karena pada masa ini fibroblas sangat

menonjol perannya. Fibroblas mengalami proliferasi dan mensintesis

kolagen. Serat kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan

untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi,

kontraksi luka dan epitelialisasi

c. Fase remodeling atau maturasi

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

30

Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses

penyembuhan luka. Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling

kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. Aktivitas sintesis dan

degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Fase ini berlangsung

mulai 3 minggu sampai 2 tahun. Akhir dari penyembuhan ini

didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80%

dari kulit normal.

2.3.10 Manajemen penyembuhan Luka

Manajemen luka sebelumnya tidak mengenal adanya lingkungan

luka yang lembab. Manajemen perawatan luka yang lama atau disebut

metode konvensional hanya membersihkan luka dengan normal salin atau

ditambahkan iodin povidine, kemudian ditutup dengan kasa kerng. Tujuan

manajemen luka ini adalah untuk melindungi luka dari infeksi. Ketika

akan merawat luka di hari berikutnya, kasa tersebut menempel pada luka

dan menyebabkan rasa sakit pada klien, disamping itu juga sel-sel yang

baru tumbuh pada luka juga rusak. (Rohmayanti, 2015)

Manajemen luka yang dilakukakn tidak hanya melakukan aplikasi

sebuah balutan atau dressing tetapi bagaimana melakukan perawatan total

pada klien dengan luka. Manajemen luka ditentukan dari pengkajian klien,

luka klien dengan lingkungannya serta bagaimana kolaborasi klien dengan

Tim kesehatan. Tujuan dari manajemen luka, yaitu: Mencapai hemostasis,

mendukung pengendalian infeksi, membersihkan (debride) devaskularisasi

atau material infeksi, membuang benda asing, mempersiapkan dasar luka

untuk graft atau konstruksi flap, mempertahankan sinus terbuka untuk

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

31

memfasilitasi drainase, mempertahankan keseimbangan kelembapan,

melindungi kulit di sekitar luka, mendorong kesembuhan luka dengan

penyembuhan primer dan penyembuhan sekunder.

Manajemen luka yang lama diganti dengan manajemen luka

terbaru yang memiliki tujuan salah satunya menciptakan lingkungan luka

yang lembab untuk mempercepat proses penyembuhan luka (moist wound

healing).

Moist Wound Healing merupakan suatu metode yang

mempertahankan lingkungan luka tetap lembab untuk memfasilitasi proses

penyembuhan luka. Lingkungan luka yang lembab diciptakan dengan

occlusive dressing/ semi occlusive dressing. Dengan perawatan luka

tertutup (occlusive dressing) maka keadaan yang lembab dapat tercapai

dan hal tersebut telah diterima secara universal sebagai standar baku untuk

berbagai tipe luka. Alasan rasional teori perawatan luka dengan

lingkungan luka yang lembab adalah:

1. Fibrinolisis; fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat

dengan cepat dihilangkan (fibrinolotik) oleh neutrophil dan sel

endotel dalam suasana lembab

2. Angiogenesis; Keadaan hipoksi pada perawatan tertutup akan

lebih merangsang lebih cepat angiogenesis dan mutu pembuluh

kapiler. Angiogenesis akan bertambah dengan terbentuknya

heparin dan tumor nekrosis faktor- alpha (TNF-alpha)

3. Kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan dengan perawatan

kering (2.6% vs 7.1%)

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41707/3/jiptummpp-gdl-diandrarez-48708-3-bab2.pdfbuah berisi banyak calon biji yang jumlah bisa mencapai 500 biji. Akar

32

4. Pembentukan growth factor yang berperan pada proses

penyembuhan dipercepat pada suasana lembab. Epidermal

Groeth Factor (EGF), Fibroblast Growth Factor (FGF), dan

Interleukin 1/Inter-1 adalah angiogenesis dan pembentukan

stratum korneum. Platelet Derived Growth Factor(PDGF) dan

Transforming Growth Factor- beta (TGF-beta) yang dibentuk

oleh platelet berfungsi pada proliferasi fibroblast.

5. Percepatan pembentukan sel aktif; invasi neutrofil yang diikuti

oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka berfungsi

lebih dini.

Keuntungan lainnya menggunakan Moist Wound Healing juga

akan mengurangi biaya perawatan klien dan mengefektifkan jam

perawatan perawat di rumah sakit.