bab 2 tinjauan pustaka 2.1 konsep metode timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5bab 2.pdf · 2018. 9. 17. ·...

41
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Tim Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat (Suyanto, 2009). 2.1.1 Definisi Menurut Marquis dan Huston (2016) Metode tim adalah suatu keadaan dimana proses keperawatan dilakukan oleh sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien di ruang perawatan yang terdiri atas kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim. Menurut Asmuji (2014) metode tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang mencirikan bahwa sekelompok tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dipimpin oleh seorang perawat profesional yang sering disebut dengan ketua tim. Menurut Sitorus dan Panjaitan (2011) Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode tim menggunakan terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 (dua) sampai 3 (tiga) tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, tenaga teknis dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu (Suarli dan Bachtiar, 2012). 11

Upload: others

Post on 08-Sep-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Metode Tim

Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok

mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan

keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab

yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu asuhan keperawatan

meningkat (Suyanto, 2009).

2.1.1 Definisi

Menurut Marquis dan Huston (2016) Metode tim adalah suatu keadaan

dimana proses keperawatan dilakukan oleh sekelompok perawat

terhadap sekelompok pasien di ruang perawatan yang terdiri atas kepala

ruangan, ketua tim dan anggota tim.

Menurut Asmuji (2014) metode tim adalah metode pemberian asuhan

keperawatan yang mencirikan bahwa sekelompok tenaga keperawatan

yang memberikan asuhan keperawatan dipimpin oleh seorang perawat

profesional yang sering disebut dengan ketua tim.

Menurut Sitorus dan Panjaitan (2011) Metode tim merupakan metode

pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional

memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif dan

kolaboratif.

Metode tim menggunakan terdiri atas anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.

Perawat ruangan dibagi menjadi 2 (dua) sampai 3 (tiga) tim/grup yang

terdiri atas tenaga profesional, tenaga teknis dan pembantu dalam satu

grup kecil yang saling membantu (Suarli dan Bachtiar, 2012).

11

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

12

2.1.2 Komponen/Elemen Metode Tim

Metode tim mempunyai beberapa elemen yang diperlukan agar

pelaksanaan keperawatan tim secara efektif dan efisien. Menurut

Marquis dan Huston (2016) elemen metode tim meliputi

kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan penugasan sebagai berikut:

2.1.2.1 Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah penggunaan proses komunikasi untuk

mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok ke

arah pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam suatu situasi

yang unik dan tertentu (Monica, 2008). Kepemimpinan atau

leadership adalah menurut Tohardi (2002) dalam El Fitrin

(2013) berasal dari kata to lead yang berarti memimpin, yaitu

proses mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisasikan

dalam usaha dalam menentukan tujuan dan pencapaiannya atau

kemampuan seorang untuk memobilisasi, menyelaraskan,

memimpin kelompok, kemampuan dalam menjelaskan gagasan

sehingga dapat diterima orang lain.

Kepemimpinan yang efektif dalam kerangka konsep manajemen

mengandung arti suatu keadaan yang menunjukkan tingkat

keberhasilan kegiatan manajemen dalam arti tercapainya tujuan

organisaasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena

itu seorang pimpinan dikatakan efektif apabila pemimpin itu

mampu menggerakkan sumber daya, sehingga terjadi suatu

proses dimana segala sumber daya berjalan sesuai dengan

fungsinya dalam mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan (El Fitrin, 2013).

Menurut Burhanuddin (2005) dalam El Fitrin (2013),

menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan usaha yang

dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang

dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan,

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

13

memberikan inspirasi dan menggerakkan individu-individu

supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan

kepercayaan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Sedangkan menurut Asmuji (2012) kepemimpinan adalah suatu

proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-

kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan

tugasnya.

Marquis dan Huston (2016) menjelaskan tentang peran

pemimpin yang meliputi pengambilan keputusan, komunikator,

evaluator, fasilitator, pengambilan resiko, penasihat, penambah

semangat, instruktur, konselor, dan pengajar. Lebih lanjut

Marquis dan Huston menambahkan peran pemimpin adalah

pemikiran kristis, penengah, advokat, berpandangan kedepan,

mampu meramal, berpengaruh, penyelesaian masalah yang

kreatif, agens pengubah, diplomat, dan model peran.

Berdasarkan pengertian diatas maka kepemimpinan merupakan

elemen yang penting dalam metode tim. Gaya kepemimpinan

seseorang memiliki pengaruh yang besar pada iklim dan hasil

kerja kelompok. Pada keperawatan tim biasanya diasosiasikan

dengan kepemimpinan demokratis. Anggota kelompok

diberikan otonomi sebanyak mungkin saat mengerjakan tugas

yang diberikan, meskipun tim tersebut berbagi tanggung jawab

secara bersamaan. Dalam pelaksanaan metode tim, ketua tim

dapat memperoleh pengalaman praktek melakukan

kepemimpinan yang demokratis dalam mengarahkan dan

membina anggotanya. pimpinan juga akan belajar bagaimana

mempertahankan hubungan antar manusia dengan baik dan

bagaimana mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang

dilakukan dengan beberapa anggota tim secara bersama-sama.

Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif setiap anggota tim

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

14

harus mengetahui prinsip dasar supervisi, bimbingan, tehnik

mengajar agar dapat dilakukannya dalam kerjasama dengan

anggota tim. Ketua tim juga harus mampu

mengimplementasikan prinsip dasar kepemimpinan.

2.1.2.2 Komunikasi Komunikasi merupakan penyampaian informasi dari seseorang

kepada orang lain. Komunikasi akan berhasil dengan baik

apabila timbul saling pengertian. Komunikasi yang baik

dimaksudkan jalinan pengertian antara pihak yang satu ke pihak

yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti,

dipikirkan dan dilaksanakan. tanpa adanya komunikasi yang

baik maka pekerjaan akan menjadi simpang siur dan kacau-

balau, sehingga tujuan organisasi kemungkinan besar tidak akan

tercapai. Jadi, dengan komunikasi seseorang akan menerima

berita dan informasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran

atau perasaan, sehingga orang lain dapat mengerti. Komunikasi

dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama

bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk

mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang

memerlukan komunikasi meliputi; Timbang terima, interview

atau anamnesa, komunikasi melalui komputer, komunikasi

rahasia klien, komunikasi melalui sentuhan, komunikasi dalam

pendokumentasian, komunikasi antara perawat dan profesi

kesehatan lainnya dan komunikasi antara perawat dan pasien.

Komunikasi hand-over atau timbang terima adalah komunikasi

yang dilakukan antar tim/petugas jaga shif, dimana petugas jaga

yang telah selesai melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

selama kurun waktu tertentu akan menginformasikan kepada

petugas/tim jaga selanjutnya tentang hal-hal, program atau

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

15

tindak lanjut yang harus dilaksanakan dalam pelayanan

keperawatan kepada pasien.

Komunikasi antar perawat dapat menyangkut serah terima atau

timbang terima tanggung jawab atau pergantian tugas jaga.

Sudah menjadi kebiasaan, dalam setiap pergantian perawat (shif)

akan terjadi alih tanggung jawab melalui pertukaran informasi

mengenai kondisi pasien antara perawat yang akan selesai

menjalankan tugas dan perawat yang akan menggantikannya.

Proses hand-over ini dilakukan beberapa tahap. Tahap pertama,

terutama pada pergantian tugas pagi hari kepala ruangan akan

memimpin pertemuan pagi dan dalam pertemuan ini dilaporkan

kejadian-kejadian penting yang terjadi selama para perawat

bertugas. Selanjutnya mereka berkeliling dalam tim,

mengunjungi masing-masing pasien dan menjelaskan

perkembangan pasien, masalah, dan rencana-rencana yang akan

dilakukan terhadap para pasien tersebut. permasalahannya

adalah, apakah dalam proses alih tugas tersebut yang dilakukan

melalui proses komunikasi baik secara verbal maupun

nonverbal, muatan informasi yang diberikan sudah jelas dan

akurat. Serah terima tanggung jawab dan pemberian informasi

atas keadaan pasien antar petugas atau transisi dalam perawatan

pasien ini disebut hand off atau hand overs. Proses alih

informasi ini bukan sekedar penyampaian informasi semata-

mata, melainkan terkandung unsur penyerahan tanggung jawab

secara tim agar pasien terhindar dari kesalahan atau cedera

medis. Proses alih tugas dan tanggung jawab ini dilakukan

melalui komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.

Tujuan utama komunikasi hand over adalah untuk memberikan

informasi yang akurat mengenai perawatan, pengobatan,

pelayanan, kondisi terkini pasien, perubahan yang sedang terjadi

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

16

dan perubahan yang dapat diantisipasi. Informasi harus dijamin

akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian

pelayanan bagi pasien.

2.1.2.3 Koordinasi Koordinasi merupakan hubungan kerjasama antara anggota tim

dalam memberikan asuhan kesehatan. Koordinasi dalam

penerapan metode tim sangat diperlukan agar pemberian asuhan

keperawatan kepada pasien efektif dan efisien (Sitorus &

Panjaitan, 2011).

2.1.2.4 Penugasan

Metode tim merupakan pengorganisasian pelayanan

keperawatan oleh sekelompok perawat dan sekelompok pasien.

Kelompok ini dipimpin oleh perawat berijasah dan

berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.

Pembagian tugasdalam kelompok dilakukan oleh pimpinan

kelompok/ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab

dalam mengatur anggotanya sebelum tugas dan menerima

laporan kemajuan pelayanan keperawatan pasien serta

membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila

mengalami kesulitan. Pembagian tugas dalam tim keperawatan

dapat didasarkan pada tempat/kamar pasien, tingkat penyakit

pasien, jenis penyakit pasien, dan jumlah pasien yang dirawat

(Kuntoro, 2010).

2.1.3 Konsep Penerapan Metode Tim

Menurut Suyanto (2009) pelaksanaan metode tim harus berdasarkan

konsep sebagai berikut:

2.1.3.1 Ketua Tim

Menurut Suarli dan Bachtiar (2012) sebagai perawat profesional

ketua tim, harus mampu menggunakan berbagai teknik

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

17

kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan

tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan

keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada

filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau

pada klien.

2.1.3.2 Komunikasi

Menurut Nursalam (2015) komunikasi yang efektif penting agar

kontinuitas rencana asuhan keperawatan terjamin.

Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan melalui berbagai

cara, terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang

merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan

evaluasi (Suyanto, 2009).

2.1.3.3 Anggota Tim

Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua

tim membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan

tugas sesuai dengan kemampuan mereka (Sitorus dan Panjaitan,

2011).

2.1.3.4 Kepala Ruangan

Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim

akan berhasil baik, apabila didukung oleh kepala ruangan.

Untuk itu, kepala ruangan diharapkan telah:

a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf

b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan

c. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan

kepemimpinan

d. Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim

keperaawatan

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

18

e. Menjadi narasumber bagi ketua tim

f. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui

riset keperawatan

g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

2.1.4 Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan

Prinsip-prinsip dari tim keperawatan menurut Suyanto (2009) adalah

sebagai berikut:

2.1.4.1 Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu tim

terhadap satu atau sekelompok klien/pasien.

2.1.4.2 Tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis

kompeten, mempunyai kemampuan yang baik dalam

komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin

2.1.4.3 Dalam model ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan

level kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas tim harus

terkoordinasi secara baik

2.1.4.4 Semua anggota tim harus paham terhadap permasalahan klien,

intervensi dan dampaknya karenanya dibutuhkan case

conference secara periodik dan berkesinambungan

2.1.4.5 Dalam proses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar tim

untuk setiap shift dinas. Dokumentasi akurat, timbang terima

berbasis pasien.

2.1.5 Tanggung Jawab Perawat

Menurut Nursalam (2011) tanggung jawab perawat dalam metode tim

adalah sebagai berikut:

2.1.5.1 Tanggung Jawab Anggota Tim

Menurut Nursalam (2015) tupoksi atau tanggung jawab anggota

tim yang menjadi fokus penilaian adalah sebagai berikut:

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah

tanggung jawabnya.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

19

b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

c. Memberikan laporan.

Tanggung jawab anggota tim menurut Suarli dan Bachtiar

(2012) adalah sebagai berikut:

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berada di

bawah tanggung jawabnya bagian yang sama dengan anggota

tim dan antar tim memberikan laporan.

b. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berada di

bawah tanggung jawabnya bekerjasama dengan anggota tim

dan antar tim.

c. Memberikan laporan

2.1.5.2 Tanggung jawab ketua tim:

Menurut Nursalam (2015) tanggung jawab ketua tim adalah

sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan.

b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai

tingkat kebutuhan pasien.

d. Mengembangkan kemampuan anggota.

e. Menyelenggarakan konferensi.

Adapun tanggung jawab ketua tim menurut Suyanto (2009)

adalah sebagai berikut:

a. Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan

keperawatan.

b. Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan

tindakan medis

c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota

kelompok dan

d. memberikan bimbingan melalui konferensi

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

20

e. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang

dicapai serta mendokumentasikannya.

Suarli dan Bachtiar (2012) Membuat perencanaan membuat

penugasan supervisi dan evaluasi mengenal atau mengetahui

kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien

mengembangkan kemampuan anggota menyelenggarakan

konferensi

2.1.5.3 Tanggung Jawab Kepala Ruang

Tanggung jawab kepala ruangan menurut Kuntoro (2010) adalah

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tanggung jawab kepala ruangan sebagai perencana menurut

Kuntoro (2010) adalah sebagai berikut:

1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan

masing- masing.

2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,

transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim.

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan

berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua

tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.

5) Merencanakan strategi pelaksanaan

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,

patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan, program

pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

21

b) Membimbing penerapan proses keperawatan dan

menilai asuhan keperawatan.

c) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

d) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga

yang baru masuk rumah sakit.

8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan

diri.

9) Membantu membimbing terhadap peserta didik

keperawatan.

10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah

sakit.

Perencanaan seharusnya menjadi tanggung jawab kepala

ruangan, menurut Suarli dan Bahtiar (2011) pada tahap

perencanaan tugas bagian perencanaan, ialah:

1) Menunjuk ketua tim untuk bertugas di ruangan masing-

masing.

2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien seperti

pasien gawat, pasien transisi atau pasien persiapan pulang

bersama ketua tim.

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan

berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua

tim serta mengatur penugasan atau penjadwalan.

5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi

patofisiologi tindakan medis yang dilakukan program

pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan dalam

hal ini yang dapat dilakukan yaitu membimbing

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

22

pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan

proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan,

mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah serta

memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang

baru masuk.

8) Membantu mengembangkan niat untuk mengikuti

pendidikan dan Pelatihan diri.

9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan

rumah sakit.

b. Pengorganisasian

Tanggung jawab kepala ruangan sebagai pengorganisasi

menurut Kuntoro (2010) adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

2) Merumuskan tujuan metode penugasan.

3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2

ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan:

membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap

hari dan lain- lain.

6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

8) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di

tempat, kepada ketua tim.

9) Memberi wewenang kepada ketua tim untuk memimpin

asuhan keperawatan.

10) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

23

Menurut Suarli dan Bachtiar (2012) tanggung jawab kepala

ruangan pada tahap pengorganisasian dalam melaksanakan

tugas meliputi:

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

2) Merumuskan tujuan metode penugasan.

3) Membuat rentang kendali kepala ruangan yang

membawahi 2 ketua tim dan ketua tim yang membawahi

2-3 perawat.

4) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara

jelas.

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan

membuat proses dinas mengatur tenaga yang ada di setiap

hari dan lain-lain.

6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

8) Mendelegasikan tugas saat tidak berada ditempat kepada

ketua tim.

9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien.

10) Mengatur penugasan jadwal pos dari pakarnya.

11) Mengidentifikasi masalah dan cara penanganan.

c. Pengarahan

Tanggung jawab kepala ruangan sebagai pengarah menurut

Kuntoro (2010) adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua

tim.

2) Memberikan pujian kepada anggota tim yang

melaksanakan tugas dengan baik.

3) Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

24

4) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.

5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

Menurut Suarli dan Bachtiar (2012) tanggung jawab kepala

ruangan pada tahap pengarahan meliputi:

1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan

tugas dengan baik.

3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan

keterampilan dan sikap.

4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.

5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

6) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

7) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melakukan tugasnya.

8) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan

Tanggung jawab kepala ruangan sebagai pengawas menurut

Kuntoro (2010) adalah sebagai berikut:

1) Melalui Komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim

dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang

diberikan kepada pasien.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

25

2) Melalui Supervisi:

a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati

sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan

memperbaiki/mengawasi kelemahannya yang ada saat

itu (Kuntoro, 2010)

b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar

hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana

keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilaksanakan

(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim

tentang pelaksanaan tugas (Kuntoro, 2010).

c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun

bersama ketua tim Kuntoro, 2010).

Menurut Suarli dan Bachtiar (2012) tanggung jawab kepala

ruangan pada tahap pengawasan terbagi menjadi 2 (dua)

bagian yaitu:

1) Melalui Komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim

maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang

diberikan kepada pasien.

2) Melalui Supervisi

Menurut Suarli dan Bachtiar (2012) pengawasan melalui

supervisi dapat dilakukan dengan cara:

a) Pengawasan langsung melalui inspeksi mengamati

sendiri atau melalui laporan secara lisan dan

memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan

yang ada saat itu juga.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

26

b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar

hadir ketua tim membaca dan memeriksa rencana

keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilaksanakan atau

didokumentasikan Selain itu mendengar laporan ketua

tim tentang pelaksanaan tugas.

c) Evaluasi yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan

membandingkan dengan rencana keperawatan yang

telah disusun bersama ketua tim.

d) Audit keperawatan.

Pelaksanaan model tim tidak dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku.

Model tim dapat diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan malam.

Apakah terdapat 2 atau 3 tim tergantung pada jumlah dan kebutuhan

serta jumlah dan kualitas tenaga keperawatan. Umumnya satu tim

terdiri dari 3-5 orang tenaga keperawatan untuk 10-20 pasien (Kuntoro,

2010).

Model tim bila dilakukan dengan benar merupakan model asuhan

keperawatan yang tepat dalam meningkatkan pemanfaatan tenaga

keperawatan yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan

asuhan keperawatan. Hal ini berarti bahwa model tim dilaksanakan

dengan tepat pada kondisi dimana kemampuan tenaga keperawatan

bervariasi (Kuntoro, 2010).

Kegagalan penerapan model ini, jika penerapan konsep tidak

dilaksanakan secara menyeluruh/ total dan tidak dilakukan pre atau post

conference dalam sistem pemberian asuhan keperawatan untuk

pemecahan masalah yang dihadapi pasien dalam penentuan strategi

pemenuhan kebutuhan pasien (Nursalam, 2011).

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

27

2.1.6 Kelebihan Metode Tim

Menurut Suyanto (2009) kelebihan dari penerapan metode tim adalah

sebagai berikut:

2.1.6.1 Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan

holistik.

2.1.6.2 Memungkinkan pencapaian proses keperawatan.

2.1.6.3 Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan

melalui rapat tim, cara ini efektif untuk belajar.

2.1.6.4 Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

2.1.6.5 Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang

berbeda-beda dengan aman dan efektif.

2.1.6.6 Peningkatan kerjasama dan komunikasi di antara anggota tim

menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf

secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia

mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang

diberika.

2.1.6.7 Menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat

dipertanggung jawabkan

2.1.6.8 Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien

selama bertugas

2.1.6.9 Memberikan kepuasan pada pasien & perawat

2.1.6.10 Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral

2.1.7 Kerugian Metode Tim

Menurut Suyanto (2009) kerugian dari penerapan metode tim adalah

sebagai berikut:

2.1.7.1 Pre-conference sulit dilakukan pada waktu-waktu sibuk

2.1.7.2 Perawat yang belum berpengalaman sehingga perlu dorongan

berlatih.

2.1.7.3 Akuntabel dalam tim kurang jelas

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

28

Menurut Asmuji 2014 secara jelas terdapat perbedaan uraian tugas dari

kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Berdasarkan uraian

di atas tergambar bahwa kepala ruangan dan ketua tim menjalankan

tugas manajerial dan asuhan keperawatan sedangkan perawat pelaksana

murni menjalankan asuhan keperawatan. Batasan ini harus dipahami

secara benar oleh masing-masing posisi sebagai acuan untuk

melaksanakan tugas limpah atau pendelegasian seperti halnya metode

penugasan yang lain, metode penugasan tim mempunyai kelebihan dan

kelemahan. Menurut Asmuji (2014) kelebihan dan kelemahan metode

penugasan tim adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Tim

Kelebihan Kelemahan

1. Pelayanan keperawatan yang komprehensif.

2. Proses keperawatan dapat diterapkan.

3. Metode tim memungkinkan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien.

4. Metode tim memungkinkan untuk dapat bekerjasama antara tim.

5. Metode tim memungkinkan tingginya kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.

6. Metode tips meningkatkan motivasi dan kepuasan perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan.

1. Kegiatan-kegiatan konferensi memerlukan waktu yang cukup lama sehingga kegiatan konferensi tidak akan dapat dilaksanakan jika dalam kondisi sibuk.

2. Jika jumlah perawat sedikit menyebabkan pre conference dan post conference mungkin tidak dapat dilaksanakan, untuk kegiatan free conference dan post conference setiap tim minimal terdiri dari 2 orang.

Sumber: Asmuji (2014)

2.2 Konsep Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

2.2.1 Dokumentasi

Pengertian dokumentasi menurut beberapa ahli dalam Janinab (2016)

adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

29

2.2.1.1 Menurut Paul Otlet (International Economic Conference 1905)

Dokumentasi adalah kegiatan khusus berupa pengumpulan,

pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali dan penyebaran

dokumen.

2.2.1.2 Menurut Encyclopedia Britanica dokumentasi adalah semacam

pengawasan dan penyusunan bibiliografi, yang mengunakan

alat-alat seperti indeks, disamping memakai cara tradisional

(klasikal dan katalogisasi), untuk membuat informasi itu dapat

dicapai.

2.2.1.3 Menurut Federataion Internationale de Decomentation (FID)

Dokumentasi adalah mengumpulkan menyebarkan dokumen-

dokumen dari semua jenis-jenis mengenai semua lapangan

pekerjaan manusia.

Berdasarkan pengertian diatas maka dokumentasi adalah kumpulan dari

dokumen-dokumen dapat memberikan keterangan atau bukti yang

berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara

sistematis serta menyebar luaskan kepada pemakai informasi tersebut

(Jainab, 2016).

2.2.2 Kegiatan atau Tugas Dokumentasi

Menurut Jainab (2016) kegiatan dari dokumentasi adalah sebagai

berikut:

2.2.2.1 Mencari dan mengumpulkan bahan-bahan.

2.2.2.2 Mencatat dokumen.

2.2.2.3 Mengolah dokumen.

2.2.2.4 Memproduksi dokumen.

2.2.2.5 Menyajikan dan menyebarluaskan dokumen.

2.2.2.6 Menyimpan dan memelihara dokumen.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

30

2.2.3 Asuhan Keperawatan

2.2.3.1 Pengertian

Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam kelangsungan

hidup pasien dan aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan

preventif perawatan kesehatannya. Menurut SOP untuk sampai

pada hari ini profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses

pemecahan masalah yang menggabungkan elemen yang paling

diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling

relevan dari sistem teori dengan menggunakan metode ilmiah

(Bararah dan Jauhar, 2013).

Menurut Ali (2008) asuhan keperawatan merupakan proses atau

rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan

secara langsung kepada klien/pasien diberbagai tatanan layanan

kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah

keperawatan sebagai profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, bersifat humanistik dan berdasarkan pada

kebutuhan objektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi

pasien dan merupakan inti pelayanan/praktik keperawatan yang

berupaya untuk:

a. Membantu mencapai kebutuhan dasar melalui bentuk-bentuk

tindakan keperawatan.

b. Menggunakan ilmu kiat keperawatan dalam setiap tindakan.

c. Memanfaatkan potensi dari berbagai sumber.

Menurut Bararah dan Jauhar (2013) sebelum menyusun suatu

asuhan keperawatan yang baik kita harus memahami langkah-

langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan

suatu metode bagi perawat untuk memberikan asuhan

keperawatan kepada klien.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

31

2.2.3.2 Proses Keperawatan

a. Pengertian

Beberapa pengertian proses keperawatan dalam Bararah dan

Jauhar (2013) adalah sebagai berikut:

1) Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang

sistematis dan rasional (Kozier, 1991).

2) Metode pemberian Asuhan Keperawatan yang terorganisir

dan sistematis berfokus pada Respon yang unik dari

individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan

potensial (Rosalinda, 1986).

3) Suatu aktivitas yang dinamika dan berkelanjutan yang

meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan

masalah (Schultz dan Videbeck).

4) Menurut Ali (2008) proses keperawatan adalah metode

asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan

terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka

pemecahan masalah pasien, dimulai dari pengkajian

(pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah),

diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan

keperawatan, pelaksanaan dan penilaian tindakan

keperawatan.

Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan

sistematik dan terorganisir melalui 6 (enam) langkah dalam

mengenali masalah masalah klaim namun merupakan suatu

metode pemecahan masalah baik secara episodik maupun

secara linear. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa

keperawatannya dan cara pemecahan masalahnya (Bararah

dan Jauhar, 2013).

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

32

b. Karakteristik

Adapun karakteristik dari proses keperawatan menurut

Bararah dan Jauhar (2013) antara lain:

1) Merupakan kerangka berpikir dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas.

2) Bersifat teratur dan sistematis.

3) Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain.

4) Memberikan asuhan keperawatan secara Individual.

5) Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien.

6) Dapat digunakan dalam keadaan apapun.

c. Langkah-Langkah Proses Keperawatan

Menurut Bararah dan Jauhar (2013) dalam proses

keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:

1) Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari

proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas

pengumpulan data dan rumusan kebutuhan atau masalah

klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis,

psikologis, sosial dan spiritual. Kemampuan perawat yang

diharapkan Dalam melakukan pengkajian adalah

mempunyai kesadaran atau tilik diri Kemampuan bank

observasi dengan akurat kemampuan berkomunikasi

terapiutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif

(Bararah dan Jauhar, 2013).

Menurut Ali (2008) pengkajian adalah upaya

mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk

dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental,

sosial maupun spiritual dapat ditentukan.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

33

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan

data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang

terkumpul menurut McFarland dan McFarlene mencakup

klien, keluarga, masyarakat, lingkungan atau kebudayaan

(Bararah dan Jauhar, 2013).

Menurut Bararah dan Jauhar (2013) hal-hal yang perlu

diperhatikan selama pengkajian antara lain:

a) Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang

dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi

fisik, psikologi, emosi, sosial, kultural dan spiritual

yang bisa mempengaruhi status kesehatannya.

b) Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan

dengan masa lalu bahkan saat ini sesuatu yang

berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat

suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul

menurut Gordon berasal dari perawat-klien selama

berinteraksi dan sumber yang lain.

c) Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga,

orang yang berperan penting dan catatan kesehatan

klien.

Menurut Bararah dan Jauhar (2013) metode pengumpulan

data dalam pengkajian meliputi:

a) Melakukan interview atau wawancara.

b) Riwayat kesehatan atau keperawatan.

c) Pemeriksaan fisik.

d) Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan

diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik).

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

34

2) Diagnosa Keperawatan

Menurut Bararah dan Jauhar (2013) diagnosa keperawatan

adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk

membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan

melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang

dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik dan

pemberi pelayanan kesehatan yang lain.

Menurut Ali (2008) diagnosis keperawatan adalah suatu

pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang masalah

ketidaktahuan dan/atau ketidakmampuan pasien baik

dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun

dalam masalah penangulangan masalah kesehatan tersebut

berhubungan dengan penyebab (etiologi) dan/atau gejala.

Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh

perawat profesional yang menggambarkan tanda dan

gejala yang menunjukkan masalah kesehatan yang

dirasakan klien di mana perawat berdasarkan pendidikan

dan pengalaman mampu menolong klien (Bararah dan

Jauhar, 2013).

The North American Nursing Diagnosis Association

(NANDA) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam

keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga dan respon

komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai masalah

kesehatan dalam proses kehidupan. Dalam membuat diagnosa

keperawatan dibutuhkan keterampilan klinik yang baik

mencakup proses diagnosa keperawatan dan rumusan dalam

pembuatan pernyataan keperawatan. Proses diagnosa

keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

35

menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu

sendiri. Rumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki

beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat

membedakan antara sesuatu yang aktual, resiko dan potensial

dalam diagnosa keperawatan (Bararah dan Jauhar, 2013).

a) Tipe Diagnosa Keperawatan

Ada tiga tipe diagnosa keperawatan menurut Nanda dalam

Bararah dan Jauhar (2013), yaitu:

(1) Diagnosa Keperawatan Aktual

respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses

kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan

karakteristik dan termasuk faktor yang berhubungan

atau etiologi yang mempunyai kontribusi terhadap

perkembangan atau pemeliharaan kesehatan (Bararah

dan Jauhar, 2013).

(2) Diagnosa Keperawatan Resiko

Menunjukkan respon manusia yang dapat timbul pada

seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang

dengan faktor risiko yang memberi kontribusi pada

peningkatan kerentanan (Bararah dan Jauhar, 2013).

(3) Diagnosa Keperawatan Kesejahteraan

Menguraikan respon manusia terhadap tingkat

kesehatan pada individu atau kelompok yang

mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan lebih

tinggi (Bararah dan Jauhar, 2013).

3) Perumusan Masalah

Setelah perawat menyelesaikan pengkajian, perawat

kemudian menyeleksi keluaran (outcome) menggunakan

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

36

skala pengukuran dan mengidentifikasi rating yang

diinginkan untuk bisa dicapai melalui intervensi (Bararah

dan Jauhar, 2013).

Tujuan dalam kriteria hasil akan memberikan petunjuk

bagi perawat untuk menentukan tindakan keperawatan dan

untuk meningkatkan evaluasi dari perawat. Menurut Stuart

dan sundeen tujuan Seharusnya ditulis dalam terminologi

tingkah laku. Ini berarti kata kerja digunakan untuk

menunjukkan tujuan yang menggambarkan tingkah laku

yang mungkin diobservasi dan harus mempunyai sedikit

interpretasi. Tujuan harus realistis yang menggambarkan

apa yang perawat ingin selesaikan dengan waktu yang

spesifik (Bararah dan Jauhar, 2013).

4) Intervensi

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian

tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus.

Tindakan keperawatan meliputi perumusan tujuan

tindakan dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan

pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah

kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi (Bararah

dan Jauhar, 2013).

Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan

keperawatan jiwa Indonesia atau standar asuhan

keperawatan Amerika yang membagi karakteristik

tindakan berupa tindakan konseling, pendidikan

kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-

hari terapi modalitas keperawatan perawatan berkelanjutan

tindakan kolaborasi (terapi somatik dan psikofarma). Pada

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

37

dasarnya tindakan keperawatan terdiri dari tindakan

observasi dan pengawasan terapi perawatan pendidikan

kesehatan dan tindakan kolaborasi (Bararah dan Jauhar,

2013).

Menurut Ali (2008) perencanaan keperawatan adalah

perumusan tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian

asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan analisis

pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan

pasien dapat diatasi. Perumusan tujuan asuhan

keperawatan harus berfokus pada pasien, jelas, singkat dan

dapat diukur, dalam periode tertentu, realistik dan

ditentukan bersama antara perawat dan pasien. Pencapaian

tujuan harus menggunakan kriteria tertentu yang

mencakup:

a) Tujuan (T).

b) Subjek (S), yaitu perilaku pasien yang dapat diamati.

c) Predikat (P), yaitu suatu kondisi yang melengkapi

pasien.

d) Kriteria (Ka), untuk menentukan tercapainya tujuan.

e) Kondisi (K2) yaitu, sesuatu yang menyebabkan asuhan

keperawatan diberikan.

Perencanaan implementasi keperawatan. Menurut Ali

(2008) adalah perumusan tindakan yang harus

dilaksanakan berdasarkan diagnosis pasien. Tindakan

tersebut dapat dibagi dalam kelompok-kelompok, yaitu:

a) Assistif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk

membantu pasien agar mampu melaksanakan

kegiatannya sehari-hari.

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

38

b) Higienik, yaitu tindakan yang dilakukan untuk

membantu pasien dalam memelihara kebersihannya.

c) Rehabilitatif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk

membantu pasien dalam menunjang fungsi mandiri

dalam mobilitas, penggunaan alat khusus,

perlengkapan, fungsi faal, perencanaan bersama,

pembinaan partisifasi pasien dan perencanaan

pendanaan.

d) Suportif, yaitu tindakan yang dilakukan dalam

memberikan motivasi dan dukungan pada pasien,

antara lain:

e) Pemenuhan kebutuhan tubuh seperti, oksigen, makanan

dan cairan.

f) Melancarkan proses eliminasi, latihan, istirahat,

rekreasi dan tidur.

g) Mengusahakan rasa nyaman baik fisik, psikologis

maupun lingkungan untuk menunjang tindakan

penyembuhan.

h) Preventif, tindakan yang dilakukan untuk menghindari

penyakit, mencegah komplikasi dan mencegah

penyalahgunaan obat atau alat.

i) Observatif, yaitu tindakan yang dilakukan dengan

mengamati hasil pemeriksaan dan penelitian dan

memantau respons pasien terhadap penyakit dan

pengobatan.

j) Edukatif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk

mendidik, membimbing dan melatih pasien dan

keluarga dalam hal kesehatan.

k) Delegatif, yaitu tindakan keperawatan berdasarkan

instruksi dokter atau profesi lain yang dilimpahkan

kepada perawat.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

39

5) Implementasi

Menurut Effendy implementasi adalah pengolahan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun

pada tahap perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi

ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan/

kolaborasi dan tindakan rujukan/ketergantungan (Bararah

dan Jauhar, 2013).

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan

rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering

implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi

karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana

tertulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang

biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang

dipikirkan, dirasakan itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat

membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal dan

juga tidak memenuhi aspek legal (Bararah dan Jauhar,

2013).

Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan

perawat perlu mengawasi dengan singkat apakah rencana

tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan

kondisi saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri apakah

mempunyai kemampuan interpersonal intelektual teknik

sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan (Bararah

dan Jauhar, 2013).

Menurut Ali (2008) pelaksanaan tindakan keperawatan

merupakan langkah keempat dari proses keperawatan,

dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat harus

bekerjasama dengan anggota keperawatan lain dan dengan

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

40

pasien/keluarga serta dengan petugas kesehatan lain.

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus dilakukan

perawat dengan:

a) Disiplin, mengikuti tata tertib, norma-norma, kode etik

sesuai disiplin ilmu yang telah dikuasainya.

b) Inovatif, perawat harus berwawasan luas dan harus

mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berdasarkan

kepada iman dan taqwa (IMTAQ).

c) Rasional, perawat harus berpikir dan bertindak secara

rasional demi keselamatan pasien yang dirawatnya.

d) Integrated, perawat harus mampu bekerja sama dengan

sesama profesi, tim kesehatan yang lain, pasien atau

keluarga pasien berdasarkan azas kemitraan.

e) Mampu dan mandiri, perawat harus mampu dan

mandiri serta kompeten.

f) Ugem, perawat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap yang

optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan

akan berhasil.

6) Perencanaan Penilaian Evaluasi

Menurut Ali (2008) perencanaan evaluasi memuat kriteria

keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan

jalan membandingkan antara proses dengan

pedoman/rencana proses tersebut, sedangkan keberhasilan

tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara

tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari

dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan

yang telah dirumuskan sebelumnya.

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

41

7) Pelaksanaan Penilaian Evaluasi

Menurut Ali (2008) perawat dalam melaksanakan evaluasi

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sesuai

dengan rencana evaluasi maka sasaran evaluasi adalah

sebagai berikut:

a) Proses asuhan keperawatan berdasarkan

kriteria/rencana yang telah disusun.

b) Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria

keberhasilan yang telah dirumuskan dalam rencana

evaluasi.

Menurut Ali (2008) terdapat tiga kemungkinan hasil

evaluasi yang didapatkan, yaitu:

a) Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan

perbaikan/kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

b) Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak

tercapai secara maksimal sehingga perlu dicari

penyebab dan cara mengatasinya.

Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan

perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah

baru, dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara

lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosis,

tindakan dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang

menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan (Ali, 2008).

Menurut Ali (2008) langkah-langkah proses keperawatan

adalah sebagai berikut:

1) Pengkajian, meliputi pengumpulan data, analisis data,

perumusan masalah kesehatan dan keperawatan.

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

42

2) Perumusan diagnosis keperawatan.

3) Perencanaan tindakan.

4) Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan.

5) Penilaian tindakan keperawatan yang dilakukan secara

terus-menerus dan berkelanjutan.

d. Tujuan Proses Keperawatan

Menurut Ali (2008) tujuan proses keperawatan adalah agar

diperoleh hasil asuhan keperawatan yang bermutu, efektif

dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan agar

pelaksanaannya dilakukan secara sistematis, dinamis dan

berkelanjutan.

e. Fungsi Proses Keperawatan

Proses keperawatan menurut Ali (2008) memiliki fungsi

sebagai berikut:

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan

ilimiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan

masalah pasien melalui asuhan keperawatan.

2) Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui

pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan

berkomunikasi yang efektif dan efisien.

3) Memberi kebebasan kepada pasien untuk mendapat

pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya

dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.

f. Azas-Azas Proses Keperawatan

Menurut Ali (2008) proses keperawatan dalam

pelaksanaannya memiliki azas-azas sebagai berikut:

1) Keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan.

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

43

2) Manfaat, semua kebutuhan/tindakan yang diambil harus

bermanfaat bagi kepentingan pasien, tenaga keperawatan

dan institusi.

3) Interdependensi, terdapat saling ketergantungan antara

tenaga keperawatan dalam merawat pasien, oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama yang baik diantara keduanya.

4) Saling menguntungkan, masing-masing pihak terlibat

dalam hal ini perawat, pasien dan institusi memperoleh

kepuasan.

g. Manfaat Penggunaan Proses Keperawatan

Pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan sangat bermanfaat bagi pasien, perawat dan

institusi. Menurut Ali (2008) manfaat penggunaan proses

keperawatan adalah sebagai berikut:

1) Manfaat untuk Pasien

a) Mendapatkan pelayanan keperawatan yang bermutu,

efektif dan efisien.

b) Pasien bebas untuk mengemukakan pendapat sesuai

kebutuhannya demi mempercepat kesembuhan.

c) Melalui proses yang sistematik, proses kesembuhan

dapat dipercepat dan pasien mendapat kepuasan dari

pelayanan yang diberikan.

2) Manfaat untuk Tenaga Keperawatan

a) Kemampuan intelektual dan teknis tenaga keperawatan

dapat berkembang sehingga kemampuan perawat baik

dalam berpikir kritis-analitis maupun keterampilan

teknis juga meningkat.

b) Meningkatkan kemandirian tenaga keperawatan.

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

44

c) Kepuasan yang dirasakan pasien akan semakin

meningkatkan citra perawat di masyarakat.

3) Manfaat untuk Institusi (Rumah Sakit)

a) Banyak pengunjung (masuk/keluar pasien) sehingga

keuntungan yang diperoleh akan meningkat.

b) Citra rumah sakit akan bertambah baik di mata

masyarakat.

4) Manfaat bagi Masyarakat

Masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang

berkualitas.

2.2.4 Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi (catatan) asuhan keperawatan merupakan dokumen

penting karena merupakan bukti dari pelaksanaan asuhan keperawatan

yang menggunakan metode pendekatan proses keperawatan dan berisi

catatan tentang respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan

keperawatan, dan reaksi pasien terhadap penyakit (Nursalam, 2011).

Dokumentasi juga merupakan salah satu aspek terpenting dari peran

pemberi perawatan kesehatan. Disamping memiliki beberapa tujuan

dalam jaringan yang runut antara pasien, fasilitas pelayanan, pemberi

perawatan, dan pembayar, dokumentasi juga merupakan bukti bahwa

tanggung jawab hukum dan etik perawat terhadap pasien sudah

dipenuhi, dan pasien menerima asuhan keperawatan yang bermutu.

Responsibilitas dan akuntabilitas professional merupakan salah satu

alasan penting pembuatan dokumentasi yang akurat. Dokumentasi

adalah bagian dari keseluruhan tanggung jawab perawat untuk

perawatan pasien (Nursalam,2011).

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

45

2.2.4.1 Tujuan dan Makna Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tujuan utama dari pendokumentasian asuhan keperawatan

adalah untuk:

a. Mengidentifikasi status kesehatan klien (pasien) dalam

rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan,

melaksanakan tindakan asuhan keperawatan, dan

mengevaluasi tindakan.

b. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, dan etika.

Hal ini juga menyediakan:

1) Bukti kualitas asuhan keperawatan.

2) Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban

kepada klien.

3) Informasi terhadap perlindungan individu.

4) Bukti aplikasi standar praktik keperawatan.

5) Sumber informasi statistik untuk standar dan riset

keperawatan.

6) Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan.

7) Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan.

8) Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggungjawab

etik dan mempertahankan kerahasiaan informasi klien.

9) Data perencanaan pelayanan kesehatan dimasa datang.

Dokumentasi asuhan keperawatan harus dibuat dengan lengkap,

jelas, obyektif, ada tanggal, dan harus ditandatangani oleh

perawat, karena mempunyai makna yang penting bila dilihat

dari berbagai aspek, yaitu:

a. Hukum

Semua catatan informasi tentang klien merupakan

dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu

masalah yang berhubungan dengan proses keperawatan,

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

46

dokumentasi tersebut dapat dijadikan barang bukti di

pengadilan.

b. Jaminan Mutu Pelayanan

Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan

memberikan kemudahan kepada perawat dalam membantu

menyelesaikan masalah pasien, dan untuk mengetahui sejauh

mana masalah pasien dapat teratasi, serta seberapa jauh

masalah baru dapat teridentifikasi dan dimonitor melalui

catatan yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan.

c. Komunikasi

Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam

terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau

tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada,

kemudian menjadikan sebagai pedoman dalam memberikan

asuhan keperawatan.

d. Keuangan

Dokumentasi memiliki nilai dari segi keuangan, karena

semua tindakan keperawatan yang belum, sedang, dan telah

diberikan yang dicatat dengan lengkap dapat dipergunakan

sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan

bagi pasien.

e. Pendidikan

Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena isinya

menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan

yang dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran bagi

siswa atau profesi keperawatan.

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

47

f. Penelitian

Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian karena

data yang terkandung di dalamnya mengandung informasi

yang dapat dijadikan sebagai bahan atau obyek penelitian dan

pengembangan profesi keperawatan.

g. Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh

mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhan

keperawatan, guna pembinaan dan pengembangan lebih

lanjut.

2.2.4.2 Komponen Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Komponen dokumentasi asuhan keperawatan meliputi

komponen isi dokumentasi dan komponen dalam konsep

penyusunan dokumentasi. Komponen isi dokumentasi meliputi:

a. Pengkajian

Pengkajian adalah adalah pemikiran dasar dari proses

keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi

atau data tengtang pasien. Pengkajian dilakukan guna

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan

kesehatan, dan keperawatan.

b. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan dari masalah

pasien baik yang nyata maupun yang potensial berdasarkan

data yang telah diperoleh, yang pemecahannya dapat

dilakukan dalam bataskewenangan perawat untuk

melakukannya.

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

48

c. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan adalah menyusun rencana tindakan

keperawatan yang akan dilakukan perawat guna

menanggulangi masalah pasiensesuai dengan diagnosis

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kesehatan pasien. Komponen rencana

keperawatan terdiri dari tujuan, kriteria hasil, dan rencana

tindakan keperawatan.

d. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah pelaksanaan

tindakan yang telah ditentukan, denngan maksud agar

kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan

tindakan keperawatan adalah implementasi keperawatan

terhadap pasien secara urut sesuai prioritas masalah yang

sudah dibuat dalam rencana tindakan asuhan keperawatan,

termasuk di dalamnya nomor urut dan waktu ditegakkannya

suatu pelaksanaan asuhan keperawatan.

e. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta

pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi menilai

respon pasien yang meliputi subyek, obyek, pengkajian

kembali (assessment), rencana tindakan (planning).

f. Tanda Tangan dan Nama Terang Perawat

Tanda tangan dan nama terang perawat harus tercantum

dalam kolom yang tersedia pada formulir asuhan

keperawatan secara jelas sebagai bukti legal dan tanggung

jawab atas pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien.

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

49

g. Catatan Keperawatan

Catatan keperawatan diisi secara lengkap dan jelas setiap

memberikan asuhan keperawatan maupun tindakan-tindakan

yang diinstruksikan oleh dokter.

h. Resume Keperawatan

Resume keperawatan diisi setelah setelah pasien dinyatakan

boleh pulang atau meninggal dunia maupun pada pasien yang

pulang atas permintaan sendiri, yang berisi rangkaian secara

singkat dan jelas atas asuhan yang keperawatan yang telah

diberikan.

i. Catatan Pasien Pulang atau Meninggal Dunia

Catatan yang diisi dengan sesuai dengan keadaan pasien saat

itu. Jika pasien diijinkan pulang untuk rawat jalan, maka

harus diisi secara rinci yang meliputi keadaan pasien pada

saat akan pulang termasuk masalah perawatannya, misal jika

ada luka bagaimana merawatnya, diet yang dianjurkan,

aktivitas, kapan waktu kontrol dan pesan-pesan lain yang

diperlukan untuk pasien.

2.3 Hubungan Penerapan Metode Tim dengan Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan

Metode tim bila diterapkan dengan benar merupakan model asuhan

keperawatan yang tepat dalam meningkatkan pemanfaatan tenaga

keperawatan yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan

keperawatan. Hal ini berarti bahwa model tim dilaksanakan dengan tepat

pada kondisi dimana kemampuan tenaga keperawatan bervariasi. Dengan

penerapan metode tim pembagian beban kerja kepada perawat akan lebih

proporsional, sehingga pembagian kerja yang proporsional ini akan lebih

meningkatkan tanggung jawab perawat atas pendelegasian atau pembagian

Page 40: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

50

tugas yang diberikan kepadanya dan pendokumentasian yang dianggap

menambah beban kerja perawat menjadi lebih ringan karena adanya

pembagian kerja yang merata antar sesama perawat (Kuntoro, 2010).

2.4 Kerangka Teori

Adapun kerangka teori yang disimpulkan dari tinjauan pustaka dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

2010).

Pendokumentasi asuhan keperawatan merupakan tampilan kinerja perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat

di rumah sakit. Adanya ketidaklengkapan dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan

pendokumentasian asuhan keperawatan yang antara lain untuk

mengidentifikasi status kesehatan pasien dalam rangka mencatat kebutuhan

pasien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan

Kepemimpinan Komunikasi Koordinasi Penugasan

(Marquis dan Huston (2016)

Penerapan Metode Tim

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan: Pengkajian Diagnosa

Keperawatan Perencanaan Implementasi Evaluasi

(Ali, 2008)

Page 41: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Metode Timeprints.umbjm.ac.id/49/4/5Bab 2.pdf · 2018. 9. 17. · 2.1 Konsep Metode Tim . Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

51

mengevaluasi tindakan, untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Faktor

yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum

optimal karena dianggap menjadi beban kerja tambahan bagi perawat.

Banyaknya kegiatan perawat seringkali menjadi salah satu alasan perawat

mengabaikan tugasnya dalam melakukan pendukomentasian asuhan

keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu

metode pemberian asuhan keperawatan untuk diimplementasikan dalam

pengorganisasian ruang keperawatan sehingga dapat menjamin dan

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang salah satunya

adalah metode tim (Kuntoro, 2010)

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana

seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan

dalam memberikan asuhan keperawatan melalui upaya kooperatif dan

kolaburatif. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan

asuhan keperawatan, sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab

perawat yang tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan (Asmuji,

2014). Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan atau pertanyaan penelitian

(Nursalam, 2008). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: “Ada hubungan penerapan metode tim dengan pendokumentasian

asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Ulin Banjarmasin tahun

2017”.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Penerapan Metode Tim

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan