bab 2 tinjauan pustaka 2.1 dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/bab 2.pdf ·...

15
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses kegiatan muat barang Menurut Wahyu Agung Prihartanto (2014) Pada kegiatan bongkar muat container sudah sering dilakukan.Dalam kegiatan pastinya diperlukan adanya dokumen untuk pelaksanaan bongkar muat container. Dokumen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Dokumen Pemuatan a. Bill Of Loading Merupakan bukti tanda terima barang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran yang memungkinkan barang bisa di transfer dari Shipper ke Consignee. b. Cargo List Daftar semua barang yang di muat di dalam kapal. c. Tally Muat Untuk semua barang yang di muat diatas kapal di catat di tally muat. 2. Dokumen Pembongkaran a. Tally Bongkar Pada waktu barang di bongkar dilakukan pencatatan jumlah colli dan kondisinya sebagaimana terlihat dan hasilnya di catat dalam tally sheet bongkar. b. Outturn Report Daftar dari semua barang dengan mencatat jumlah colli dan kondisi barang pada waktu bongkar. c. Cargo Manifest Keterangan rinci dari barang yang di angkut oleh kapal. d. Special Cargo List

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses kegiatan muat

barang

Menurut Wahyu Agung Prihartanto (2014) Pada kegiatan bongkar

muat container sudah sering dilakukan.Dalam kegiatan pastinya

diperlukan adanya dokumen untuk pelaksanaan bongkar muat

container. Dokumen tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dokumen Pemuatan

a. Bill Of Loading

Merupakan bukti tanda terima barang dikeluarkan oleh

perusahaan pelayaran yang memungkinkan barang bisa di

transfer dari Shipper ke Consignee.

b. Cargo List

Daftar semua barang yang di muat di dalam kapal.

c. Tally Muat

Untuk semua barang yang di muat diatas kapal di catat di tally

muat.

2. Dokumen Pembongkaran

a. Tally Bongkar

Pada waktu barang di bongkar dilakukan pencatatan jumlah

colli dan kondisinya sebagaimana terlihat dan hasilnya di catat

dalam tally sheet bongkar.

b. Outturn Report

Daftar dari semua barang dengan mencatat jumlah colli dan

kondisi barang pada waktu bongkar.

c. Cargo Manifest

Keterangan rinci dari barang yang di angkut oleh kapal.

d. Special Cargo List

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

7

Daftar dari semua barang khusus yang di muat oleh kapal,

misalnya barang berbahaya, barang berharga, dll.

3. Dokumen Lainnya

a. Daily Report

Laporan harian jumlah tonage/kubikasi yang di bongkar/muat

per palka per hari.

b. Balance Sheet

Lembar kerja atau laporan harian jumlah tonage/ kubikasi

yang dihasilkan per party barang/palka, jumlah tenaga kerja

bongkar muat yang di gunakan dan kendala kendala terjadi

serta sisa jumlah barang yang belum di bongkar/muat, untuk

pembongkaran disebut discharging report dan pemuatan

disebut loading report.

c. Statement of Facts

Rekapitulasi dari seluruh time sheet yang di buat selama

kegiatan bongkar muat berlangsung.

d. Stowage Plan

Gambar dari irisan memanjang/penampang sebuah kapal

dengan muatan yang menunjukkan tempat-tempat penyusunan

muatan

e. Damage report

Laporan kerusakan barang yang di bongkar dari dan ke kapal

f. Ship Particular

Data-data kapal yang antara lain yang menyebutkan panjang

dan lebar kapal, design kapal, jumlah crane dan kapasitas

crane.

g. Manifest

Daftar barang yang akan di bongkar/muat dari dan ke kapal,

berisi nama kapal, voyage, jenis barang, tonage/kubikasi, No

B/L, shipper, consignee, asal tujuan oleh perusahaan

pelayaran.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

8

h. Delivery Order

Bukti kepemilikan barang yang berisi nama kapal, pemilik

barang, jemis barang, party, jumlah colly ,jumlah

tonnage/kubikasi dll, yang dikeluarkan oleh perusahaan

pelayaran.

i. Mate’s Receipt

Bukti pemuatan barang ke kapal yang di keluarkan oleh

perusahaan pelayaran dan di periksa kebenarannya oleh chief

officer (mualim 1) berisi jenis barang yang dimuat, party,

jumlah tonnage/kubikasi, pengirim dan nama kapal

pengangkut.

2.2 Pelaksanaan bongkar muat barang dari dermaga ke kapal.

Menurut Da Lasse (2012) Kegiatan bongkar muat adalah kegiatan

perpindahan barang dari moda transportasi laut ke moda transportasi

datar atau sebalik nya peralatan bongkar muat peti kemas terdiri dari

alat alat angkat dan angkut mulai dari operasi kapal, haulage, lift on

lift off, receip dan delivery.

Urutan kegiatan operasi selengkapnya adalah :

1. Ship Operation

Meliputi memuat dan membongkar peti kemas antara kapal dan

dermaga. Semua peti kemas yang masuk maupun keluar mesti

melalui operasi kapal, sehingga operasi kapal secara mutlak

menentukan kecepatan handling pada keseluruhan terminal.

2. Quay Transfer Operation

Gerakan pemindahan peti kemas antara dermaga lapangan

(container yard) berperan mengatur dan mengimbangi kecepatan

operasi kapal. QTO sangat berpengaruh terhadap kecepatan

memuat dan membongkar peti kemas ke dan dari atas kapal.

Kebanyakan sistem terminal peti kemas tidak melakukan kegiatan

memuat atau membongkar secara langsung.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

9

2.3 Peralatan yang di gunakan dalam proses muat barang.

a. Jenis Dan Fungsi

Menurut (Edy Hidayat: 2009) alat yang digunakan dalam bongkar

muat petikemas :

1) Container Crane

Merupakan alat utama kegiatan bongkar muat petikemas dari

dermaga ke kapal dan sebaliknya, yang di tempatkan secara di

permanen di dermaga.

2) Rubber Tyred Gantry

Peralatan Bongkar muat yang berfungsi memindah container

dari Chasis Truck ke Container Yard (CY).

3) Ship Crane

Alat ini biasanya terletak dibagian tengah kapal, berfungsi untuk

mengangkat cargo dari palka kapal, kemudian dipindahkan ke

dermaga. Lengan dari crane kapal harus cukup panjang, sehingga

dapat memindahkan dari palka ke dermaga. Sistem yang digunakan

pada crane kapal serupa dengan crane pada umumnya, yakni

menggunakan kabel baja, dengan motor sebagai penggeraknya dan

berbagai ukuran pully sebagai pemindah dayanya.

4) RS ( Reach Stacker )

Alat yang dapat bergerak yg memiliki spreader digunakan untuk

menaikkan / menurunkan ( lift on / lift off ) container di dalam CY

( container yard ) atau Depo Container.

5) FL ( Fork Lift )

Alat yang dapat bergerak dan memili garpu / fork yang digunakan

untuk menaikkan / menurunkan ( lift on / lift off ) container /

general cargo dalam suatu tempat ( CY atau Depo Container ) yang

memiliki kapasitas mengangkat cargo / SWL sampai dengan 32

ton.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

10

6) Head Truck dan Chasis

Atau disebut juga dengan trailer digunakan di terminal petikemas

untuk mengangkut petikemas dari dermaga ke lapangan

penumpukan petikemas ke Gudang container freight station (CFS)

atau sebaliknya.

2.4 Hambatan-hambatan yang terjadi dalam kegiatan muat barang

Menurut (Thony Moh. Muni dkk: 2012) dalam melakukan

pelaksanaan muat barang tentu tidak berjalan dengan lancar seperti apa

yang direncanakan, tapi setidaknya bukan dari kesalahan dalam proses

pemuatan. Adapun kendala – kendala yang sering dialami saat pemuatan

oleh PT. Prima Nur Panurjwan:

1. Proses stuffing dalam yang tidak optimal sangat berpengaruh besar

bagi kelancaran kegiatan operasional depo peti kemas khususnya

pemuatan peti kemas ke kapal dan bagi kelancaran operasional alat

mekanis (reach stacker).

2. Konsistensi EMKL Konsistensi EMKL dalam penyelesaian proses

stuffing dalam sering terjadi kurang maksimal. Oleh karena itu

konsistensi dari EMKL dalam penyelesaian proses stuffing dalam

merupakan penunjang dalam kelancaran pemuatan peti kemas ke

kapal.

3. Petugas (kerani) stuffing

Kesalahan operasional yang sering dilakukanoleh keranistuffing,

mengakibatkan kebiasaan buruk EMKL menjadi tidak terkontrol.

Kesalahan operasional kerani stuffing yang sering mereka lakukan

adalah dengan memberikan hamparan peti kemas di luar area blok

hamparan atau di luar batas maksimum ground slot yang telah

ditentukan, tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan foreman

stuffing/stripping.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

11

4. TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) Kurangnya bimbingan dan

sosialisasi dari kepala TKBM sangat berpengaruh bagi kinerja buruh.

Bimbingan juga merupakan faktor yang sangat penting bagi buruh.

5. Karena Alam/Cuaca

Hujan akan menghambat proses stuffing dalam, khususnya pada

barang karungan (Beras, Pupuk, Gandum).

6. Pengurusan Dokumen

Karena masih birokrasi dan perijinan terkadang menyebabkan

terjadinya keterlambatan dokumen, sehingga proses stuffing dalam

yang akan dilakukan menjadi tidak sesuai dengan yang direncanakan.

7. Kurangnya kerjasama antara bagian operasional lapangan dengan

pihak EMKL atau kurangnya koordinasi.

8. Nomor booking dikarenakan shipper akan menambah booking tanpa

menghubungi CS terlebih dahulu, CS belum mengeluarkan nomor

booking tambahan yang diorder oleh shipper.

9. Inpeksi peti kemas tidak dapat dilaksanakan secara akurat

dikarenakan sarana dan prasarana kurang memadai dan SDM terbatas.

10. Adanya para EMKL melakukan kecurangan terhadap sesama para

EMKL dalam pemilihan peti kemas, akhirnya mengakibatkan

pertengkaran sesama EMKL, ini disebabkan karena

2.5 Pengertian perusahaan pelayaran

Menurut Suwarno (2011) Perusahaan pelayaran adalah badan usaha

milik Negara atau swasta, berbentuk perusahaan Negara persero,

perseroan terbatas (PT), perseroan comandier (CV), dan lain-lain yang

melakukan usaha jasa dalam bidang penyediaan ruang kapal laut untuk

kepentingan mengangkut muatan penumpang (orang) dan barang

(dagangan) dari satu pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan tujuan

(bongkar) baik didalam negri (interinsulair) maupun luar negri (ocean

going shipping).

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

12

2.6 Kegiatan Bongkar Muat

Menurut Yosua Raka (2017) Bongkar muat barang yang meliputi

kegiatan pembongkaran barang dari palka kapal ke atas dermaga di

lambung kapal atau sebaliknya (stevedoring), kegiatan pemindahan

barang dari dermaga di lambung kapal kegudang/lapangan penumpukan

atau sebaliknya (cargodoring) dan kegiatan pengambilan barang dari

gudang atau lapangan di bawa ke atas truck atau sebaliknya

(receiving/delivery).

Pelabuhan adalah tempat kapal meakukan aktifitas bongkar muat dan

pelayanan bongkar muat tersebut akan berpengaruh terhadap kapal dan

produktivitas pelabuhan itu sendiri.

Bongkar muat adalah salah satu kegiatan yang di lakukan dalam

proses forwarding,kegiatan muat adalah proses memindahkan barang dari

gudang, menaikkan lalu menumpuknya di atas kapal sedangkan kegiatan

bongkar adalah proses menurunkan barang dari kapal lalu menyusunnya

ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard.

2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan Bongkar Muat

Menurut Wahyu Agung Prihartanto (2014) Lingkup kegiatan

Bongkar muat sebagai berikut:

1. Ship Operation

Merupakan Kegiatan pemuatan barang dari dermaga ke kapal atau

kegiatan pembongkaran dari kapal ke dermaga.

Pada saat pelaksanaan kegiatan muat, terjadi kegiatan siklus ganco

sebagai berikut:

a. Persiapan Dan pengaitan muatan

b. Pengangkatan muatan ke palka

c. Penurunan muatan dan pelepasan ganco

d. Pengembalian Hook.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

13

2. Quay Transfer Operation

Merupakan kegiatan pemindahan muatan di dermaga dari sisi

lambung kapal ke lokasi penumpukan atau sebaliknya.

Pada saat kegiatan pemindahan muatan, terjadi kegiatan sebagai

berikut:

a. Muatan di ambil dari tempat dimana muatan didaratkan oleh

hook di sisi dermaga

b. Muatan di pindahkan dari sisi dermaga ke area penumpukan

c. Menempatkan atau menumpuk muatan di tempat penyimpanan

d. Peralatan di kembalikan ke sisi dermaga, untuk menyelesaikan

siklus.

3. Receiving/delivery

Merupakan kegiatan penerimaan dan penyerahan barang-barang

muatan yang berlangsung dari sisi lambung kapal/dermaga, di

gudang atau di lapangan penumpukan.

2.8 Sejarah Container

Menurut Andi Susilo (2013) setelah PD II berakhir, banyak

perusahaan pelayaran terutama di Amerika Serikat. Banyak menyadari

bahwa kegiatan bongkar-muat cargo dari kapal harus dilakukan se-

efisien dan se-ekonomis mungkin.Oleh karena itu, baru pada sekitar

tahun 19500-an mereka mulai mengadakan riset untuk memecahkan

persoalan cargo handling .Hasilnya menyimpulkan bahwa dengan

metode conventional cargo handling sama sekali tidak efisien dan mahal.

Kemudian pada 1957 dimulai perubahan secara besar-besaran dari Break

Bulk (curah) menuju Containerized oleh perusahaan Pan Atlantic

Steamship Co. Containerization berarti merupakan investasi dari pemilik

kapal karenaharus membuat kapal yang di peruntukkan untuk muat

container.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

14

2.9 Pengertian Peti Kemas

Menurut Christian angga & Renaldi Muir (2012) Peti kemas pada

dasarnya dapat didefinisikan menurut kata peti dan kemas. Peti adalah

suatu kotak berbentuk geometrik yang terbuat dari bahan-bahan alam

(kayu, besi, baja, dll). Kemas merupakan hal-hal yang berkaitan dengan

pengepakan atau kemasan. Jadi peti kemas adalah suatu kotak besar

berbentuk empat persegi panjang, terbuat dari campuran baja dan

tembaga atau bahan lainnya (aluminium, kayu/fiber glass) yang tahan

terhadap cuaca. Digunakan untuk tempat pengangkutan dan

penyimpanan sejumlah barang yang dapat melindungi serta mengurangi

terjadinya kehilangan dan kerusakan barang serta dapat dipisahkan dari

sarana pengangkutan dengan mudah tanpa harus mengeluarkan isinya.

Berat dan ukuran standard peti kemas pada dasarnya telah distandarisasi

oleh International Organization for Standardization (ISO).

2.10 Jenis dan ukuran petikemas.

1. Menurut Edy Hidayat (2009) jenis petikemas general cargo container

Yaitu :

a. General purpose container petikemas yang biasanya dipakai untuk

mengangkut muatan umum (general cargo)

b. Open side container petikemas yang bagian sampingnya dapat

dibuka untuk memasukan dan mengeluarkan barang yang karena

ukuran atau beratnya lebih mudah dimasukan atau dikeluarkan

melalui samping petikemas.

c. Open top container yaitu petikemas yang bagian atasnya dapat

dibuka agar barang dapat dimasukan atau dikeluarkan lewat atas.

Tipe petikemas ini dikeluarkan untuk mengangkut barang berat

yang hanya dapat dimasukan lewat atas dengan menggunakan

derek crane.

2. Menurut Edy Hidayat (2009) ukuran muatan dalam pembongkaran

atau pemuatan kapal petikemas dinyatakan dalam TEU (twenty food

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

15

equivalen unit). Oleh karena itu ukuran standar dari petikemas dimulai

dari panjang 20 feet. Maka satu petikemas 20’ dinyatakan sebagai 1

TEU dan petikemas 40’ dinyatakan sebagai 2 TEU.

Badan internasional standar organization ISO, telah menetapkan

ukuran ukuran petikemas sebagai berikut:

a. Petikemas ukuran 20 feet

Ukuran luar : 20’ (P) x 8’ (L) x 8,6’ (T) atau 6,058 m x 2,438m

x 2,591 m

Ukuran dalam : 5,919 m x 2,340 m x 2,380 m

Kapasitas : 33 cbm

Max pay load : 22,1 ton

b. Petikemas ukuran 40 feet

Ukuran luar : 40’ (P) x 8’ (L) x 8,6’ (T) atau

12,192 m x 2,438 m x 2,591 m

Ukuran dalam : 12,045 m x 2,309 m x 2,379 m

Kapasitas : 67,3 cbm

Max pay load : 27,396 ton

2.11 Keuntungan dan Kerugian Memakai Peti Kemas

Menurut Wahyu Agung Prihartanto (2014) keuntungan dan kerugian

peti kemas sebagai berikut :

1. Keuntungan Pemakaian Petikemas

a. Biaya Transport

1). Biaya Angkut yang rendah (lower freight rates)

2). Biaya Asuransi yang rendah ( lower insurance rate)

3). Jumlah Muatan yang minim ( minimal load quantity)

b. Inventory cost

1).Biaya Penumpukan yang rendah ( lower storage cost )

2).Biaya Pengepakan yang rendah (lower packing and

packaging cost )

3).Faster inventory turnover.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

16

c. Service level

1). Time reliability

2). Higher Frequency

2. Jenis Petikemas dibagi dalam 6 kelompok yaitu :

a. General Cargo

General Cargo Container adalah petikemas yang dipakai

untuk mengangkut muatan umum Petikemas yang termasuk

general cargo adalah :

1) General Purpose Container adalah petikemas yang dipakai

untuk mengangkut muatan umum

2) Open Side Container adalah petikemas yang bagian

sampingnya dapat dibuka untuk memasukkan dan

mengeluarkan barang yang karena ukuran atau beratnya

lebih mudah dimasukkan atau dikeluarkan melalui samping

petikemas.

3) Open Top Container

4) Ventilated Container

b. Thermal Container

1) Insulated Container

2) Reefer Container

3) Heated Container

c. Thank Container

d. Dry Bulk

e. Platform

f. Specials

2.12 Sistem Terminal Peti Kemas

Menurut Da Lasse (2012) Sistem Terminal Peti kemas ada 2 yaitu:

1. Konfigurasi Terminal

Terminal peti kemas sepenuhnya bergantung pada peralatan

(Handling Equipment), dan Back Up-area yang terdiri marshaling

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

17

area dan container yard (CY) untuk stacking. Untuk satu terminal

tunggal dengan panjang kade 350-400 meter di butuhkan area seluas

10-12 ha dan 60-70% dari luas back-up area peruntukannya sebagai

CY, selebihnya sebagai area persiapan dan CFS.

Pada layout Terminal peti kemas dari sisi laut kea rah sisi darat

adalah:

a. Waterfront

b. Dermaga di atasnya Terpasang rel dan Quay Container Crane

c. Marshalling area untuk penerimaan sementara muatan impor dan

persiapan muatan ekspor

d. Stacking area untuk menumpuk peti kemas impor dan ekspor

e. Container Freight Station atau gudang

f. Di luar front Gate terbentang acces road dua arah masing-masing

dua jalur

g. Di lingkar paling luar terpasang dua jalur rel kereta api

h. Lapangan penumpukan kereta api tujan ekspor dan hinterland.

2. Operasi Terminal

Aliran Peti kemas di terminal berjalan dari kapal ke lapangan.

Penempatan peti kemas di lapangan (CY) di laksanakan dalam sistem

blok, dan selanjutnya di setiap blok diposisikan dengan subsistem

slow-row-tier.posisi per unit peti kemas di lapangan bersifat unik,

sehingga tiada satupun petikemas yang tidak tertata secara baik.

2.13 Pengertian dan fungsi pelabuhan

Menurut Edy Hidayat (2009 ) Pelabuhan merupakan tempat yang

tediri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai

tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang

dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh

kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

18

perpindahan intra dan antarmoda transportasi. (UU RI No.17 Th 2008)

memberikan definisi pelabuhan sebagai berikut:

1. Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani

kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat

angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar,

dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta

angkutan penyerbangan dengan jangkawan pelayanan antar provinsi.

2. Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan

laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal

tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan

dengan jangkauan layanan antar provinsi.

3. Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya

melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas,

dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta

angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam

provinsi.

4. Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang dapat digunakan untuk

melayani kegiatan angkutan laut dan/atau angkutan penyeberangan

yang terletak di laut atau di sungai.

2.14 Fasilitas Penunjang Pelabuhan

Menurut (Edy Hidayat:2009) Fasilitas Penunjang Pelabuhan adalah

sebagai berikut:

1. Gudang adalah bangunan yang di gunakan untuk menyimpan barang-

barang yang berasal dari kapal atau yang akan di muat ke kapal.

Gudang di bedakan berdasarkan jenis lini-1, untuk penumpukan

sementara dan lini-2, sebagai tempat untuk melaksanakan

konsolidasi/distribusi barang.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

19

2. Terminal adalah lokasi khusus yang di peruntukan sebagai tempat

kegiatan pelayanan bongkar/muat barang atau petikemas dan kegiatan

naik turun penumpang di dalam pelabuhan.

3. Jalan adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun

pejalan kaki, yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain,

dimana fungsi utamanya untuk memperlancar perpindahan kendaraan

di pelabuhan.

4. Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat

dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang atau

curah, dan naik turunnya penumpang.

5. Lapangan penumpukan (Container Yard) adalah suatu bangunan atau

tempat yang luas dan terletak dekat dermaga yang digunakan untuk

menyimpan barang / petikemas yang akan dimuat atau setelah di

bongkar dari kapal, atau fasilitas penumpukan dan penyimpanan

dengan kondisi terbuka.

6. Fender adalah bumper yang digunakan untuk meredam benturan yang

terjadi pada saat kapal akan merapat ke dermaga atau pada saat kapal

yang sedang di tambatkan tergoyang oleh gelombang atau arus yang

terjadi di pelabuhan.

7. Bolder adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan kapal di

dermaga untuk mengikat tali di kapal.

2.15 Prosedur Pemeliharaan Peralatan Bongkar muat

Menurut Edy Hidayat (2009). dalam pemeliharaan peralatan dikenal

sistem pemeliharaan yang terencana (Planed Maintenance System-PMS)

yang artinya adalah suatu kegiatan untuk memelihara secara terencana

berdasarkan kata kala sesuai dengan buku petunjuk pabrik (Maker), agar

fasilitas produksi dapat bekerja/beroperasi secara kontinyu tampa adanya

gangguan atau untuk mengembalikan kondisi nominal secara ekonomis

dan aman.

2.16 Pengertian Stuffing dan Kelancaran Pemuatan

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dokumen-dokumen yang …repository.stimart-amni.ac.id/678/2/BAB 2.pdf · ke dalam gudang di pelabuhan atau container yard. 2.7 Ruang Lingkup Pelaksanaan

20

Menurut Moh.Munir (2012) stuffing adalah pemyusunan peti kemas

di dalam kapal maupun terminal peti kemas atau pengepakan barang

yang dilakukan ke dalam container, Para ahli menyimpulkan stuffing

adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan suatu barang

dalam container atau memasukan barang dari luar container ke dalam

container. Pengertian kelancaran adalah kecepat atau bergerak maju

dengan cepat. muatan barang kiriman yang akan dikirim ke suatu Negara

dengan menggunakan sarana angkutan udara, darat, maupun laut. seluruh

jenis barang yang dapat dinaikkan ke dalam kapal dan diangkut dari

suatu tempat ke tempat lain dan hampir seluruh jenis barang yang

diperlukan oleh manusia dan dapat diangkut dengan kapal apakah berupa

barang yang bersifat bahan baku atau merupakan hasil produksi dari

suatu proses pengolahan. Semakin lama peti kemas siap dimuat di depo

semakin tinggi biaya peti kemas yang siap dimuat ke kapal, hal ini

menimbulkan ketidak lancaran pemuatan peti kemas ke kapal.