bab 2 terapi antibiotik pneumoni
DESCRIPTION
pilihan antibiotikTRANSCRIPT
BAB 2
DAFTAR PUSTAKA
21 DEFINISI
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan
peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi
aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis(1)
Pneumonia nosokomial (HAP) adalah pneumonia yang terjadi setelah
pasien 48 jam dirawat di rumah sakit dan disingkirkan semua infeksi yang terjadi
sebelum masuk rumah sakit Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah
pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam setelah pemasangan intubasi
endotrakeal(2)
22 ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur dan protozoa Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang
diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif
sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif
sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-
akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri
yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah
bakteri Gram negatif (1)
Patogen penyebab pneumonia nosokomial berbeda dengan pneumonia
komuniti Pneumonia nosokomial dapat disebabkan oleh kuman bukan multi drug
resistance (MDR) misalnya Spneumoniae H Influenzae Methicillin Sensitive
Staphylococcus aureus (MSSA) dan kuman MDR misalnya Pseudomonas
aeruginosa Escherichia coli Klebsiella pneumoniae Acinetobacter spp dan
Gram positif seperti Methicillin Resistance Staphylococcus aureus (MRSA)
Pneumonia nosokomial yang disebabkan jamur kuman anaerob dan virus jarang
terjadi(2)
3
Angka kejadian sebenarnya dari pneumonia nosokomial di Indonesia tidak
diketahui disebabkan antara lain data nasional tidak ada dan data yang ada hanya
berasal dari beberapa rumah sakit swasta dan pemerintah serta angkanya sangat
bervariasi
Bahan pemeriksaan untuk menentukan bakteri penyebab dapat diambil dari
dahak darah cara invasif misalnya bilasan bronkus sikatan bronkus biopsi
aspirasi transtorakal dan biopsi aspirasi transtrakea (2)
23 PATOGENESIS(1)
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada
kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran
napas Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi Secara
inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria atau
jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari
4
sebagian kecil sekret (0001 - 11 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri
yang tinggi dan terjadi pneumonia Pada pneumonia mikroorganisme biasanya
masuk secara inhalasi atau aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat
disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah akan
tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang
sama
24 PATOLOGI(1)
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi
radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan
bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri
tersebut kemudian dimakan Pada waktu terjadi peperangan antara host dan
bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu
1 Zona luar alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema
2 Zona permulaan konsolidasi terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi
sel darah merah
3 Zona konsolidasi yang luas daerah tempat terjadi fagositosis yang
aktif dengan jumlah PMN yang banyak
4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri
yang mati leukosit dan alveolar makrofag
Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray
hepatization ialah konsolodasi yang luas
25 KLASIFIKASI PNEUMONIA(1)
1 Berdasarkan klinis dan epideologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
5
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
aPneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan
sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda
asing atau proses keganasan
bBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
c Pneumonia interstisial
26 DIAGNOSIS(1)
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh
meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi
dapat terlihat
bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat
mengeras pada
6
perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium
resolusi
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial
serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan
penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi
misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral
atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya
lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan
serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita yang tidak diobati
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik
27 PENGOBATAN(1)
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian antibiotik
pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
7
2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut
28 ANTIBIOTIK
281 DEFINISI ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang
dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini
dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian
kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan
bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik
golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran
pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di
orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram
positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia
dapat dilihat sebagai berikut (1)
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
Fluorokuinolon respirasi
8
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim Sefoperason Sefepim
Tikarsilin Piperasilin
Karbapenem Meropenem Imipenem
Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah Bila
dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk maka
pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti Juga
9
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Angka kejadian sebenarnya dari pneumonia nosokomial di Indonesia tidak
diketahui disebabkan antara lain data nasional tidak ada dan data yang ada hanya
berasal dari beberapa rumah sakit swasta dan pemerintah serta angkanya sangat
bervariasi
Bahan pemeriksaan untuk menentukan bakteri penyebab dapat diambil dari
dahak darah cara invasif misalnya bilasan bronkus sikatan bronkus biopsi
aspirasi transtorakal dan biopsi aspirasi transtrakea (2)
23 PATOGENESIS(1)
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada
kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran
napas Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi Secara
inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria atau
jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari
4
sebagian kecil sekret (0001 - 11 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri
yang tinggi dan terjadi pneumonia Pada pneumonia mikroorganisme biasanya
masuk secara inhalasi atau aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat
disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah akan
tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang
sama
24 PATOLOGI(1)
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi
radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan
bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri
tersebut kemudian dimakan Pada waktu terjadi peperangan antara host dan
bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu
1 Zona luar alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema
2 Zona permulaan konsolidasi terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi
sel darah merah
3 Zona konsolidasi yang luas daerah tempat terjadi fagositosis yang
aktif dengan jumlah PMN yang banyak
4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri
yang mati leukosit dan alveolar makrofag
Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray
hepatization ialah konsolodasi yang luas
25 KLASIFIKASI PNEUMONIA(1)
1 Berdasarkan klinis dan epideologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
5
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
aPneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan
sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda
asing atau proses keganasan
bBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
c Pneumonia interstisial
26 DIAGNOSIS(1)
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh
meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi
dapat terlihat
bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat
mengeras pada
6
perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium
resolusi
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial
serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan
penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi
misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral
atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya
lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan
serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita yang tidak diobati
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik
27 PENGOBATAN(1)
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian antibiotik
pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
7
2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut
28 ANTIBIOTIK
281 DEFINISI ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang
dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini
dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian
kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan
bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik
golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran
pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di
orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram
positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia
dapat dilihat sebagai berikut (1)
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
Fluorokuinolon respirasi
8
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim Sefoperason Sefepim
Tikarsilin Piperasilin
Karbapenem Meropenem Imipenem
Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah Bila
dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk maka
pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti Juga
9
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
sebagian kecil sekret (0001 - 11 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri
yang tinggi dan terjadi pneumonia Pada pneumonia mikroorganisme biasanya
masuk secara inhalasi atau aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat
disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah akan
tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang
sama
24 PATOLOGI(1)
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi
radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan
diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya
antibodi Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan
bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri
tersebut kemudian dimakan Pada waktu terjadi peperangan antara host dan
bakteri maka akan tampak 4 zona pada daerah parasitik terset yaitu
1 Zona luar alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema
2 Zona permulaan konsolidasi terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi
sel darah merah
3 Zona konsolidasi yang luas daerah tempat terjadi fagositosis yang
aktif dengan jumlah PMN yang banyak
4 Zona resolusiE daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri
yang mati leukosit dan alveolar makrofag
Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan perdarahan Gray
hepatization ialah konsolodasi yang luas
25 KLASIFIKASI PNEUMONIA(1)
1 Berdasarkan klinis dan epideologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia nosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
5
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
aPneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan
sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda
asing atau proses keganasan
bBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
c Pneumonia interstisial
26 DIAGNOSIS(1)
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh
meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi
dapat terlihat
bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat
mengeras pada
6
perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium
resolusi
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial
serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan
penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi
misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral
atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya
lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan
serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita yang tidak diobati
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik
27 PENGOBATAN(1)
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian antibiotik
pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
7
2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut
28 ANTIBIOTIK
281 DEFINISI ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang
dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini
dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian
kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan
bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik
golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran
pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di
orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram
positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia
dapat dilihat sebagai berikut (1)
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
Fluorokuinolon respirasi
8
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim Sefoperason Sefepim
Tikarsilin Piperasilin
Karbapenem Meropenem Imipenem
Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah Bila
dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk maka
pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti Juga
9
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterial tipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
aPneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan
sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda
asing atau proses keganasan
bBronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
c Pneumonia interstisial
26 DIAGNOSIS(1)
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu tubuh
meningkat dapat melebihi 400C batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada inspeksi
dapat terlihat
bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa palpasi fremitus dapat
mengeras pada
6
perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium
resolusi
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial
serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan
penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi
misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral
atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya
lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan
serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita yang tidak diobati
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik
27 PENGOBATAN(1)
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian antibiotik
pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
7
2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut
28 ANTIBIOTIK
281 DEFINISI ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang
dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini
dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian
kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan
bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik
golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran
pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di
orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram
positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia
dapat dilihat sebagai berikut (1)
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
Fluorokuinolon respirasi
8
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim Sefoperason Sefepim
Tikarsilin Piperasilin
Karbapenem Meropenem Imipenem
Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah Bila
dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk maka
pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti Juga
9
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
perkusi redup pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium
resolusi
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan interstisial
serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan
penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi
misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral
atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit biasanya
lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak kultur darah dan
serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita yang tidak diobati
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik
27 PENGOBATAN(1)
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian antibiotik
pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
7
2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut
28 ANTIBIOTIK
281 DEFINISI ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang
dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini
dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian
kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan
bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik
golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran
pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di
orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram
positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia
dapat dilihat sebagai berikut (1)
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
Fluorokuinolon respirasi
8
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim Sefoperason Sefepim
Tikarsilin Piperasilin
Karbapenem Meropenem Imipenem
Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah Bila
dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk maka
pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti Juga
9
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
2 bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut
28 ANTIBIOTIK
281 DEFINISI ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang
dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini
dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian
kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan
bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik
golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran
pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di
orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram
positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan bakteri penyebab pneumonia
dapat dilihat sebagai berikut (1)
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
Sefotaksim Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
Fluorokuinolon respirasi
8
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim Sefoperason Sefepim
Tikarsilin Piperasilin
Karbapenem Meropenem Imipenem
Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah Bila
dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk maka
pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti Juga
9
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim Sefoperason Sefepim
Tikarsilin Piperasilin
Karbapenem Meropenem Imipenem
Siprofloksasin Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah Bila
dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk maka
pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti Juga
9
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumonia yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (ATS 2001) (1)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
bull Umur lebih dari 65 tahun
bull Memakai obat-obat golongan β laktam selama tiga bulan terakhir
bull Pecandu alkohol
bull Penyakit gangguan kekebalan
bull Penyakit penyerta yang multipel
b Bakteri enterik Gram negatif
bull Penghuni rumah jompo
bull Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
bull Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
bull Riwayat pengobatan antibiotik
c Pseudomonas aeruginosa
bull Bronkiektasis
bull Pengobatan kortikosteroid gt 10 mghari
bull Pengobatan antibiotik spektrum luas gt 7 hari pada bulan terakhir
bull Gizi kurang
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat
distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasa bila terjadi
respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif
10
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Pilihan Kombinasi Antibiotik Pneumonia Komuniti (1)
2821 TERAPI SULIH (SWITCH THERAPY) (1)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat
suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi biaya
perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral harus
memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan antibiotik
oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv yang telah
digunakan Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi
sama) switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau
berbeda potensi lebih rendah)
Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim oral
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari kemudian pada hari ke 4
diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan
11
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
2822 TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA KOMUNITI(1)
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
12
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah
1 Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90 dari patogen yang
mungkin sebagai penyebab perhitungkan pola resistensi setempat
2 Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik
3 Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis
4 Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR
5 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam kecuali jika keadaan klinis
memburuk
6 Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan
empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan Modifikasi pemberian
antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan mengubah
mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang memuaskan (2)
Tabel 1 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
pada pasien tanpa faktor risiko patogen MDR onset dini dan semua derajat penyakit
(mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan
bull Streptocoocus pneumoniae
bull Haemophilus influenzae
bull Metisilin-sensitif Staphylocoocus
aureus
Betalaktam + antibetalaktamase
(Amoksisilin klavulanat)
atau
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
13
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
bull Antibiotik sensitif basil Gram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
(Seftriakson sefotaksim)
atau
Kuinolon respirasi (Levofloksasin
Moksifloksasin)
Tabel 2 Terapi antibiotik awal secara empirik untuk HAP atau VAP
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu ATS IDSA 2004) (2)
Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi
bull Patogen MDR tanpa atau dengan
patogen pada Tabel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
Methicillin resisten
Staphylococcus aureus
(MRSA)
Sefalosporin antipseudomonal
(Sefepim seftasidim sefpirom)
atau
Karbapenem antipseudomonal
(Meropenem imipenem)
atau
β-laktam penghambat β laktamase
(Piperasilin ndash tasobaktam)
ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin gentamisin atau
tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
Tabel 3 Dosis antibiotik intravena awal secara empirik
14
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
untuk HAP dan VAP pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen MDR (mengacu pada ATSIDSA 2004) (2)
Antibiotik Dosis
Sefalosporin antipseudomonal
Sefepim
Seftasidim
Sefpirom
1-2 gr setiap 8 ndash 12 jam
2 gr setiap 8 jam
1 gr setiap 8 jam
Karbapenem
Meropenem
Imipenem
1 gr setiap 8 jam
500 mg setiap 6 jam 1 gr setiap 8
jam
βlaktam penghambat β laktamase
Piperasilin-tasobaktam
45 gr setiap 6 jam
Aminoglikosida
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
7 mgkg BBhr
7 mgkg BBhr
20 mgkg BBhr
Kuinolon antipseudomonal
Levofloksasin
Siprofloksasin
750 mg setiap hari
400 mg setiap 8 jam
Vankomisin 15 mgkg BB12 jam
Linesolid
Teikoplanin
600 mg setiap 12 jam
400 mg hari
15
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Gambar 1 Skema terapi empirik untuk HAP dan VAP(2)
2831 LAMA TERAPI (2)
Pasien yang mendapat antibiotik empirik yang tepat optimal dan adekuat
penyebabnya bukan Paeruginosa dan respons klinis pasien baik serta terjadi
resolusi gambaran klinis dari infeksinya maka lama pengobatan adalah 7 hari atau
3 hari bebas panas Bila penyebabnya adalah Paeruginosa dan
Enterobacteriaceae maka lama terapi 14 ndash 21 hari
2832 RESPONS TERAPI (2)
Respons terhadap terapi dapat didefinisikan secara klinis maupun
mikrobiologi Respons klinis terlihat setelah 48 ndash 72 jam pertama pengobatan
sehingga dianjurkan tidak merubah jenis antibiotik dalam kurun waktu tersebut
kecuali terjadi perburukan yang nyata
Setelah ada hasil kultur darah atau bahan saluran napas bawah maka
pemberian antibiotik empirik mungkin memerlukan modifikasi Apabila hasil
pengobatan telah memuaskan maka penggantian antibiotik tidak akan mengubah
mortaliti tetapi bermanfaat bagi strategi de-eskalasi Bila hasil pengobatan tidak
memuaskan maka modifikasi mutlak diperlukan sesuai hasil kultur dan kepekaan
16
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
kuman Respons klinis berhubungan dengan faktor pasien (seperti usia dan
komorbid) faktor kuman (seperti pola resisten virulensi dan keadaan lain)
Hasil kultur kuantitatif yang didapat dari bahan saluran napas bawah
sebelum dan sesudah terapi dapat dipakai untuk menilai resolusi secara
mikrobiologis Hasil mikrobiologis dapat berupa eradikasi bakterial superinfeksi
infeksi berulang atau infeksi persisten
Parameter klinis adalah jumlah leukosit oksigenasi dan suhu tubuh Perbaikan
klinis yang diukur dengan parameter ini biasanya terlihat dalam 1 minggu
pengobatan antibiotik Pada pasien yang memberikan perbaikan klinis foto toraks
tidak selalu menunjukkan perbaikan akan tetapi apabila foto toraks memburuk
maka kondisi klinis pasien perlu diwaspadai
284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella sppPenyebab lain
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin
2841 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN BEROBAT JALAN MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian makrolid (eritromisin clarithromisin
atau azithromisin) floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) dan
doxycyclin(3)
Menurut CDC sama halnya dengan IDSA hanya diberikan pemberian β-
lactam(cefuroxim ceftriakson amoksisilin atau amoksisilin klavulanat) dan
17
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
membatasi penggunaan fluoroquinolon dimana fluoroquinolon disiapkan untuk
penderita yang lebih tua dimana sudah tidak respon lagi dengan pengobatan
sebelumnya atau pada penderita alergi dengan obat lain serta terbukti resisten
dengan obat lain (4)
2842 PENGOBATAN COMMUNITY ATIPICAL PNEUMONIA PADA
PASIEN RAWAT INAP MENURUT IDSA
IDSA merekomendasikan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin gatifloksacin motifloksacin) yang dapat diberikan
sendirian (3)
Menurut CDC menganjurkan pemberian parenteral β-lactam (cefuroxime
ceftriakson ampicilin-sulbactam atau piperacillin-tazobactam) ditambah
makrolid (eritromisin clarithromisin atau azithromisin) pilihan lain adalah
floroquinolon (levofloksacin sparfloksasin) diberikan sendirian (4)
Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia tidak mempunyai
dinding sel peptidoglycan oleh karena itu pemberian obat β-lactam tidaklah
efektif karena β-lactam bekerja menghancurkan protein dinding sel kuman
Chlamydia pneumonia dan Legionella penumophilla membelah diri intraseluler
sehingga dibutuhkan anti mikroba yang mampu bekerja secara intraseluler
Pilihan obat yang tepat adalah golongan Makrolid atau Fluoroquinolon (34)
285 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA VIRUS(5)
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif karena infeksi virus tidak
akan memberikan respon terhadap antibiotik Terapi suportif terdiri dari
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen
Untuk mencegah dehidrasi mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu
menjalani perawatan di rumah sakit
18
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin untuk virus
influenza tipe A) terutama pada bayi dan anak-anak Untuk pneumonia karena
virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir
286 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KARENA JAMUR(6)
Pneumocystis pneumonia (PCP) disebabkan oleh organisme yang disebut
Pneumocystis jiroveci sebelumnya dikenal dengan nama Pneumocystis carinii
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised antara lain pada Acquired Immunodefi ciency Syndrome
(AIDS)
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Merupakan obat pilihan terapi PCP Penetrasinya baik di jaringan Studi
prospektif membandingkan pemberian trimetoprimsulfametoksasol dengan
pentamidin menunjukkan bahwa obat tersebut memperbaiki oksigenasi serta daya
tahan hidup lebih baik Pemberian oral pada PCP derajat ringan sampai sedang
Efek samping yang dapat terjadi adalah skin rash dan gangguan fungsi hati pada
20 penderita Tidak dilaporkan efek samping yang dapat menyebabkan
penderita sampai dirawat di rumah sakit
Pentamidin
Pentamidin digunakan sebagai terapi lini kedua merupakan antiprotozoa
yang mekanismenya dalam melawan Pneumocystis belum jelas diketahui
Pentamidin merupakan obat toksik dengan efek samping antara lain hipotensi
aritmia hipoglikemia gangguan fungsi ginjal peningkatan kadar kreatinin dan
trombositopenia
Klindamisin dan Primakuin
Terapi kombinasi dua obat ini efektif mengobati PCP derajat ringan
sampai sedang Kombinasi ini digunakan pada pasien yang tidak toleran atau
gagal pada pengobatan trimetoprimsulfametoksasol atau pentamidin Efek
samping yang dapat terjadi antara lain rash demam neutropenia gangguan
gastrointestinal dan methemoglobinemia
Dapson
19
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Kombinasi dapson dengan trimetoprim efektif digunakan untuk PCP
derajat ringan sampai sedang Efek samping yang dapat terjadi berupa
methemoglobinemia hiperkalemia ringan anemia
287 JENIS ANTIBIOTIK
2871 Golongan Betalaktam(8)
Antibiotika ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penisilin dan
sefalosporin
Obat-obat antibiotic beta-laktam umumnya bersifat bakterisid dan sebagian besar
efektif terhadap organism Gram-positif dan negatif Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dindingsel bakteri (7)
A Kelompok Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum dari berbagai jenis yang
dihasilkannya perbedaannya hanya pada gugus samping-R saja Penisillin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dnding sel Efek samping
yang terpenting adalah reaksi yang dapat menimbulkan urtikaria dan kadang-
kadang reaksi analfilaksis dapat menjadi fatal
1 Benzilpenisilin penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif Penisilin G tidak
tahan-asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus intravena
Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 60 plasma tfrac12 nya sangat
singkat hanya 30 menit dan kadar darahnya cepat menurun Eksresinya
berlangsung sebagian besar melalui transport aktif tubuler dari ginjal dan
dalam keadaan utuh Aktivitas penisilin G masih dinyatakan dalam Unit
Internasional (UI)
2 Fenoksimetilpenisilin Penisilin-V derivate semisintesis ini tahan asam dan
memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan pen-G tetapi
terhadap kuman negatif (antara lain suku Nesseira dan bacilli H influenzae)
5-10 kali lebih lemah Resorpsi penisilin-V tidak diuraikan oleh asam
20
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
lambung Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 80 plasma tfrac12 30-60
menit Sebagian besar zat dirombak di dalam hati dan rata-rata 30
dieksresikan lewat kemih dalam keadaan utuh Dosis oral 3-6 dd 25-500 mg
1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3 Ampisilin penisilin broad spectrum ini tahan asam dan lebih luas spektrum
kerjanya yang meliputi banyak kuman gram-negatif yang hanya peka bagi
penisilin-G dalam dosis intravena tinggi Kuman-kuman yang memproduksi
penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin (dan amoksisilin) Ampisilin
efektif terhadap E coli H influenzae Salmonella dan beberapa suku
Proteus Resorpsinya dari usus 30-40 (dihambat oleh makanan) plasma tfrac12
nya 1-2 jam Ikatan dengan protein plasmanya jauh lebih ringan daripada
penisilin G dan penisilin V Eksresinya berlangsung melalui ginjal yaitu 30-
45 dalam keadaan utuh aktif dan sisanya sebagai metabolit Efek samping
berkaitan dengan gangguan lambung-usus dan alergi Dosis untuk oral 4 dd
sehari 05-1 g (garam-K atau trihidrat) sebelum makan
4 Amoksisilin derivat hidroksi dengan aktivitas sama seperti ampisilin
Resorpsinya lebih lengkap (80) dan pesat dengan kadar darah dua kali
lipat Ikatan dengan protein plasma dan tfrac12 nya lebih kurang sama namun
difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik Kombinasi dengan asam
klavulanat efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase Efek
samping yang umum adalah gangguan lambung-usus dan radang kulit lebih
jarang terjadi Dosis untuk oral 3 dd 375-1000 mg anak-anak lt 10 tahun 3
dd 10 mgkg juga diberikan secara imiv (Istiantoro 2007 Tjay 2007
Elin 2008)
5 Coamoksiklav terdiri dari amoksilin dan asam klavulanat (penghambat beta
laktamase) Asam klavulanat sendiri hampir tidak memiliki antibakterial
Tetapi dengan menginaktifkan penisilinase kombinasi ini aktif terhadap
bakteri penghasil penisilinase yang resisten terhadap amoksisilin
6 Penisilin antipseudomonas obat ini diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa Selain itu juga aktif terhadap
beberapa kuman gram negatif termasuk Proteus spp dan Bacteroides
fragilis
21
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
B Kelompok Sefalosporin
Sefalosporin diperoleh dari jamur Cephalorium acremonium yang berasal
dari Sicilia Sefalosporin merupakan antibiotika betalaktam dengan struktur
khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan-
keuntungan antara lain spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup
enterococci dan kuman-kuman anaerob serta resisten terhadap penisilinase tetapi
tidak efektif terhadap Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin
Berdasarkan sifat farmakokinetika sefalosporin dibedakan menjadi dua
golongan Sefaleksim sefaklor dan sefadroksil dapat diberikan per oral karena
diabsorpsi melalui saluran cerna Sefalosporin lainnya hanya dapat diberikan
parenteral Sefalotin dan sefapirin umumnya diberikan secara iv karena
menimbulkan iritas pada pemberian im Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya mosalaktam sefotaksim seftizoksim dan seftriakson mencapai kadar
tinggi dalam cairan serebrospinal sehingga bermanfaat untuk pengobatan
meningitis purulenta Selain itu sefalosporin juga melewati sawar plasenta
mencapai kadar tinggi dalam cairan synovial dan cairan perikardium Pada
pemberian sistemik kadar sefalosporin generasi ketiga dalam cairan mata relatif
tinggi tapi tidak mencapai vitreus Kadar dalam empedu umumnya tinggi
terutama sefoperazon Kebanyakan sefalosporin dieskresi dalam bentuk utuh ke
urin kecuali sefoperazon yang sebagian besar dieskresi melalui empedu Oleh
karena itu dosisnya harus disesuaikan pada pasien gangguan fungsi ginjal
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi Reaksi
anafiilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi Reaksi silang
biasanya terjadi pada pasien dengan alergi penisilin berat sedangkan pada alergi
penisilin yang ringan dan sedang kemungkinannya kecil Sefalosporin merupakan
zat yang nefrotoksik walaupun jauh kurang toksis dibandingkan dengan
aminoglikosida Kombinasi sefalosporin dengan aminoglikosida mempermudah
terjadinya nefrotoksisitas
Yang termasuk dalam kelompok sefalosporin adalah
1 Sefalosporin generasi pertama sefalotin sefazolin sefradin sefaleksin dan
sefadroksil Terutama aktif terhadap kuman gram positif Golongan ini
22
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
efektif terhaap sebagina besar S aureus dan streptokokus termasuk Str
pyogenes Str viridans dan Str pneumoniae Bakteri gram positif yang juga
sensitif adalah Clostridium perfringens dan Corinebacterium diphtheria
Sefaleksim sefradin sefadroksil aktif pada pemberian per oral Obat ini
diindikasikan untuk infeksi salura kemih yang tidak berespons terhadap obat
lain atau yang terjadi selama kehamilan infeksi saluran napas sinusitis
infeksi kulit dan jaringan lunak
2 Sefalosporin generasi kedua Sefaklor sefamandol sefmetazol sefuroksim
Dibandingkan dengan generasi pertama sefalosporin generasi kedua kurang
aktif terhadap bakteri gram positif tetapi lebih aktif terhadap gram negatif
misalnya H Influenza E Coli dan Klebsiella Golongan ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob Sefuroksim dan sefamandol lebih tahan terhadap
penisilinase dibandingkan dengan generasi pertama dan memiliki aktivitas
yang lebih besar terhadap H Influenzae dan N
3 Sefalosporin generasi ketiga sefoperazon sefotaksim seftriakson sefiksim
sefodoksim sefprozil Golongan ini umumnya kurang efektif terhadap
kokus gram positif dibandingkan dengan generasi pertama tapi jauh lebih
aktif terhadap Enterobacteriaceae termasuk strain penghasil penisilinase
(Elin 2008) Aktivitasnya terhadap gram negatif lebih kuat dan lebih luas
lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides khususnya seftazidim
4 Sefalosporin generasi keempat sefepim dana sefpirom Obat-obat baru ini
sangat resisten terhadap laktamase sefepim juga aktif sekali terhadap
pseudomonas
C Antibiotika Laktam Lainnya
1 Imipenem khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesis dinding-sel
kuman Spektrum kerjanya luas meliputi banyak kuman gram-positif dan
negatif termasuk Pseudomonas Enterococcus dan Bacteroides juga kuman
patogen anaerob Tahan terhadap kebanyakan betalaktamase kuman tetapi
berdaya menginduksi produksi enzim ini Oleh ginjal dehidropeptidase-1
dirombak menjadi metabolit nefrotoksis maka hanya digunakan
terkombinasi dengan suatu penghambat enzim yaitu silastatin Dosis
23
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
terkombinasi dengan cilastatin iv sebagai infus 250-1000mg setiap 5 jam
Efek samping sama dengan antibiotika betalaktam lainnya Neurotoksisitas
pernah dilaporkan pada dosis sangat tinggi dan pada pasien gagal ginjal
2 Meropenem sama dengan imipenem tetapi lebih tahan terhadap enzim di
ginjal sehingga dapat diberikan tanpa silastin Penetrasinya ke dalam semua
jaringan baik termasuk ke dalam cairan serebrospinal sehingga efektif
terhadap meningitis bakterial Dosisnya untuk intravena atau infus 10-120
mgkg dalam 3-4 dosis atau setiap 8-12 jam
2872 Golongan Makrolida
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya
klaritromisin roksitromisin azitromisin dan diritromisin Semua makrolida
diuraikan dalam hati sebagian oleh sistem enzim oksidatif sitokrom-P450
menjadi metabolit inaktif Pengecualian adalah metabolit OH dari klaritromisin
dengan aktivitas cukup baik Eksresinya berlangsung melalui empedu tinja serta
kemih terutama dalam bentuk inaktif
Efek samping yang terpenting adalah pengaruhnya bagi lambung-usus berupa
diare nyeri perut nausea dan kadang-kadang muntah yang terutama terlihat pada
eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung Eritromisin pada dosis
tinggi dapat menimbulkan ketulian yang reversibel Semua makrolida dapat
mengganggu fungsi hati yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai enzim
tertentu dalam serum
a Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama
dengan penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
penisilin Eritromisin bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram-positif
Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman
sehingga sintesis proteinnya dirintangi Absorpsinya tidak teratur agak sering
menimbulkan efek samping saluran cerna sedangkan masa paruhnya singkat
maka perlu ditakar sampai 4 x sehari Eritromisin merupakan pilihan pertama
khususnya pada infeksi paru-paru dengan Legionella pneumophila dan
24
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Mycoplasna pneumonia Eritromisin menyebabkan mual muntah dan diare
Dosis oral 2-4 dd 250-500 mg pada saat perut kosong selama maksimal 7
hari
b Azitromosin dan klaritromisin merupakan derivat dari eritromisin Memiliki
sifat farmakokinetik yang jauh lebih baik dibandingkan eritomisin antara lain
resorpsinya dari usus lebih tinggi karena lebih tahan asam begitu pula daya
tembus ke jaringan dan intra-seluler Azitromisin mempunyai t1213 jam yang
memungkinkan pemberian dosis hanya 1 atau 2 kali sehari Makanan
memperburuk resorpsinya maka sebaiknya diminum pada saat perut kosong
Golongan Aminoglikosida
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan
Micromonospora Aminoglikosida bersifat bakterisid berdasarkan dayanya untuk
menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesis proteinnya dikacaukan
Spektrum kerjanya luas yaitu aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah streptomisin gentamisin amikasin
kanamisin neomisin dan paramomisin
a Amikasin merupakan turunan kanamisin Obat ini tahan terhadap 8 dari 9
enzim yang merusak aminoglikosida sedangkan gentamisin dapat dirusak
oleh 5 dari enzim tersebut Terutama diindikasikan untuk infeksi berat gram
negatif yang resisten terhadap gentamisin Guna menghindari resisten jangan
digunakan lebih dari 10 hari
b Gentamisin spektrum antibakterinya luas tapi tida efektif terhadap kuman
anaerob kurang efektif terhadap Str Hemolyticus Bila digunakan pada
infeksi berat yang belum diketahui penyebabnya sebaiknya dikombinasi
dengan penisilin danatau metronidazol Dosis harian 5 mgkg dalam dosis
terbagi tiap 8 jam (bila fungsi ginjal normal) Sebaiknya pemberian jangan
melebihi 7 hari Dosis lebih tinggi kadang-kadang diperlukan pada neonatus
dan defisiensi imunologis
Golongan Fluorokuinolon
25
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
a Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatik terhadap hampir semua kuman gram-
positif dan sejumlah kuman gram-negatif juga terhadap Chlamydia
trachomatis dan Mycoplasma Bekerja bakterisid terhadap S pneumonia dan
H influenzae Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesis
polipeptida kuman Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap dengan
bioavaibilitas 75-90 Ikatan dengan protein plasma lebih kurang 50 tfrac12
nya rata-rata 3 jam Dalam hati 90 zat ini dirombak menjadi glukuronida
inaktif Eksresinya melaui ginjal terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10 secara utuh Efek samping umum berupa gangguan lambung-
usus neuropati optis dan perifer radang lidah dan mukosa mulut Tetapi yang
sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang dapat berwujud dalam
bentuk anemia
b Vankomisin antibiotika glikopeptida ini dihasilkan oleh Streptpmyces
orientalis Berkhasiat bakterisid terhadap kuman Gram-positif aerob dan
anaerob termasuk Staphylococcus yang resistensi terhadap metisilin Daya
kerjanya berdasarkan penghindaran pembentukan peptidoglikan Penting
sekali sebagai antibiotika terakhir pada infeksi parah jika antibiotika yang
lain tidak ampuh lagi Obat ini juga digunakan bila terdapat alergi untuk
penisilinsefalosporin Resorpsinya dari usus sehat sangat buruk tetapi lebih
baik pada enteris Vankomisin mempunyai tfrac12 nya 5-11 jam Eksresinya
berlangsung 80 melalui kemih Efek sampingnya berupa gangguan fungsi
ginjal terutama pada penggunaan lama dosis tinggi juga neuropati perifer
reaksi alergi kulit mual dan demam Kombinasinya dengan aminoglikosida
meningkatkan risiko nefro dan ototoksisitas Dosis untuk infeksi parah iv
(infuse) 1 g dalam 200 ml larutan NaCl 09 (atau glukosa 5) setiap 12
jam dengan jangka waktu minimal 2 jam
c Doksisiklin derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostastik terhadap kuman
yang resisten terhadap tetrasiklin atau penisilin Resorpsinya dari usus hampir
lengkap Bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan atau susu seperti
tetrasiklin namun tidak boleh dikombinasi dengan logam berat (besi
aluminium dana bismuth) Doksisiklin mempunyai tfrac12 yang panjang (14-17
jam) sekali sehari 100 mg setelah dimulai dengan loading dose 200 mg
26
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Efek samping dapat mengakibatkan borok kerongkongan bila ditelan dalam
keadaan berbaring atau dengan terlampau sedikit air
Sebab-Sebab Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin
efektivitas klinis Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi
a Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi walaupun
kuman penyebanya sama Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan
untuk mengobati meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang
disebabkan oleh kuman yang sama
b Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu
diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan Pada umunya para ahli cenderung melakukan individualisasi
masa terapi yang sesuai dengan tercapai respon klinik yang memuaskan
Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru tetap dipertahankan
masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat
c Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman virus jamur parasit reaksi
obat dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan Pemberian antibiotika
yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat
d Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak
dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan
aktivitas klinik yang sama Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih
antibiotika yang secara klinis merupakan obat terpilih untuk suatu kuman
tertentu Sebagai contoh obat terpilih untuk infeksi S faecalis adalah
ampisilin walaupun secara in vitro kuman tersebut juga dinyatakan sensitif
terhadap sefamandol atau gentamisin
e Faktor pasien
27
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh
(selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi antibotika Sebagai contoh obat imunosupresan AIDS (9)
Drug Related Problems ( DRP )
Drug related problems adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan
terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome Drug Related
Problems (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien atau diduga akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki
DRP dapat diatasi atau dicegah ketika penyebab dari masalah tersebut dipahami
dengan jelas Dengan demikian perlu untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan DRP dan penyebabnya Jenis-jenis DRP dan penyebabnya
menurut standar disajikan sebagai berikut
A Indikasi tanpa obat
1 Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
2 Pasien yang kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
3 Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi
farmakoterapi untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
4 Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah
dengan penggunaan terapi prophylactic drug atau premedication
B Terapi Obat yang Tidak Perlu
1 Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
2 Pasien yang keracunan karena obat atau hasil pengobatan
3 Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat alkohol dan rokok
4 Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati dengan non drug
therapy
5 Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug
therapy dapat digunakan
6 Pasien dengan terapi obat dengan penyembuhan dapat menghindari reaksi
yang merugikan dengan pengobatan lainnya
C Salah Obat
28
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
1 Pasien dimana obatnya tidak efektif
2 Pasien alergi
3 Pasien penerima obat yang paling tidak efektif untuk indikasi pengobatan
4 Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
5 Pasien menerima obat efektif tetapi least costly
6 Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
7 Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obat yang digunakan
D Dosis Terlalu Rendah
1 Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
2 Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drugs
dapat memberikan pengobatan yang tepat
3 Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
4 Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang
diharapkan
5 Obat prophylaxis (presugikal) antibiotik diberikan terlalu cepat
6 Dosis dan flexibility tidak cukup untuk pasien
7 Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
8 Pemberian obat terlalu cepat
9 Pasien alergi
E Reaksi Obat yang Merugikan
1 Pasien dengan faktor resiko yang berbahaya bila obat digunakan
2 Ketersediaan dari obat dapat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau
makanan pasien
3 Efek dari obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
4 Efek dari obat diubah enzyme inhibitor atau induktor dari obat lain
5 Efek dari obat diubah dengan pemindahan obat dari binding cite oleh obat
lain
6 Hasil laboratorium dapat berubah karena gangguan obat lain
F Dosis Terlalu Tinggi
1 Dosis terlalu tinggi
2 Konsentrasi obat dalam serum pasien diatas therapeutic range obat yang
diharapkan
29
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-
3 Dosis obat meningkat terlalu cepat
4 Obat dosis rute perubahan formulasi yang tidak tepat
5 Dosis dan interval flexibility tidak tepat
G Kepatuhan
1 Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan obat
pemberian pemakaian)
2 Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
3 Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
4 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang
mengerti
5 Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten
karena merasa sudah sehat
30
- Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba lain Banyak antibiotik dewasa ini dibuat semisintetik atau sintetik penuh Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi terutama antibiotik yang aktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan Sebagai contoh pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring dan saluran pencernaan Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring (2)
- 282 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA KOMUNITI
- 283 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA NOSOKOMIAL
- 284 TERAPI ANTIBIOTIK PNEUMONIA ATIPIKAL(1)
-