bab 2 p.3

20

Upload: rama-putra

Post on 11-Jul-2015

503 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Indonesia

Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan

di Indonesia & Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara RI

Oleh : SILVANA

Tujuan :

• Memahami makna kemerdekaan beragama dankepercayaan

• Menjelaskan komponen-komponen kemerdekaanberagama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME sesuia dengan UU No. 39 Tahun 1999 tentangHak asasi manusia dan UU No. 12 tahun 2005 tentang pengesahan Konvenan internasionaltentang hak sipil dan politik.

• Menjelaskan perilaku di lingkungan sekitar yang mencerminkan perwujudan membangunkerukunan umat beragama.

• Menjelaskan isi yang terkandung dalam pasal 30 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

• Menjelaskan makna sistem pertahanankeamanan rakyat semesta (Sishankamrata)

• Memahami substansi pertahanan dan keamanannegara.

• Memaknai kesadaran bela negara dalam kontekssistem pertahanan keamanan negara.

• Menyaji hasil terkait identifikasi tugas dan fungsiTNI dan POLRI dalam sistem pertahanankeamanan negara RI.

• Is-me-kur

• Kat-ger-al

• Kris-ger-al

• Hindu-pur-we

• Budha-wi-tri

• Kong-klen-wu

Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna bahwa manusia bebas

memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan dan kepercayaannya, dan dalam hal

ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun.

Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan muncul dikarenakan secara prinsip tidak ada

tuntunan dalam agama apa pun yang mengandung paksaan atau menyuruh

penganutnya untuk memaksakan agamanya kepada orang lain, terutama terhadap orang

yang telah menganut salah satu agama.

Jaminan Kemerdekaan Beragama di Indonesia :

1. UUD NRI Tahun 1945- Pasal 28 E ayat (1) dan (2)

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayahnegara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya

- Pasal 28 I ayat (1) hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

- Pasal 29 ayat (2)Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurutagamanya dan kepercayaannya itu

2. UU RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAMPasal 22 : Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannnya itu.

3. UU RI Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, Pasal 18.

(1) Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atau kepercayaan atas pilihannya sendiri, dan kebebasan, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, baik di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan agama dan kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, pentaatan, pengamalan, dan pengajaran.

(2) Tidak seorang pun dapat dipaksa sehingga terganggu kebebasannya untuk menganut atau menetapkan agama atau kepercayaannya sesuai dengan pilihannya.

(3) Kebebasan menjalankan dan menentukan agama atau kepercayaan seseorang hanya dapat dibatasi oleh ketentuan berdasarkan hukum, dan yang diperlukan untuk melindungi keamanan, ketertiban, kesehatan, atau moral masyarakat, atau hak-hak dan kebebasan mendasar orang lain.

(4) Negara Pihak dalam Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan orang tua dan apabila diakui, wali hukum yang sah, untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral bagi anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri.

Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama dalam

rangka mewujudkan kehidupan yang serasi

1. Kerukunan internal umat seagama,

2. Kerukunan antar umat berbeda agama,

3. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah

Tri Kerukunan Umat Beragama :

Kerukunan antar umat seagama berarti

adanya kesepahaman dan kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan menghormati adanya perbedaan. Dengan kata lain dengan sesama umat seagama tidak diperkenankan untuk saling bermusuhan, saling menghina, saling menjatuhkan, tetapi harus dikembangkan sikap saliang menghargai, menghomati dan toleransi apabila terdapat perbedaan.

Kerukunan antar umat berbeda agama

cara atau sarana untuk dan mempererat hubungan antara orang-orang yang tidak seagama dalam proses pergaulan di masyarakat, tetapi bukan ditujukan untuk mencampuradukan ajaran agama.

Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah

Maksudnya adalah dalam hidup beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah setempat yang mengatur tentang kehidupan bermasyarakat. Masyarakat harus mentaati hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Substansi Pertahanan & Keamanan Negara RI

Kemerdekaan yang diproklamirkanoleh Bangsa Indonesia tidak diraih dengan mudah. Pengorbanan nyawa, harta, tenaga, dan sebagainya mewarnai setiap perjuangan merebut kemerdekaan. Mengingat begitu besarnya pengorbanan yang telah diberikan oleh para pahlawan bangsa, sudah menjadi kewajiban kita yang hidup pada masa sekarang untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berbagai macam cara

Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD NegaraRI Tahun 1945

1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistempertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.

3) TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

5) Susunan dan kedudukan TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan UU..

Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional

Indonesia dan Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Republik Indonesia

Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan

bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.

Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan :

1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan kemanan negara diabdikan oleh, dan, untuk kepentingan seluruh rakyat.

2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber dayanasional didayagunakan bagi upayapertahanan

3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografi sebagai negara kepulauan.

Kesadaran bela negara banyak sekali cara untuk mewujudkannya :

• perang atau angkat senjata,

• mengamankan lingkungan sekitar,

• membantu korban bencana,

• menjaga kebersihan, mencegah

• bahaya narkoba,

• mencegah perkelahian antar perorangan / kelompok,

• meningkatkan hasil pertanian,

• cinta produksi dalam negeri,

• melestarikan budaya Indonesia

• tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi

• belajar dengan tekun dan mengikuti

• kegiatan ekstra kurikuler