bab 2 landasan teori user, bersama dengan menerima...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Connolly dan Begg (2005, p285), sistem adalah jangkauan dan
batasan dari sebuah sistem basis data termasuk pandangan umum dari user,
user itu sendiri dan area aplikasi.
Menurut James A. O'Brien (2003, p29), sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
informasi yang teratur.
Menurut Whitten, Bently dan Dittman (2004, p7), sistem adalah suatu
komponen yang berelasi yang memiliki fungsi untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
2.1.2 Pengertian Data
Menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang
belum diolah atau gambaran lebih lanjut dari benda-benda, kejadian-
kejadian, kegiatan-kegiatan dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan,
dan diklasifikasikan tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus
lainnya.
8
Menurut Indrajani (2011, p2), data adalah fakta atau observasi mentah
yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih khusus
lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti
orang, teks, gambar, bunyi, dan kombinasinya.
2.1.3 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), database adalah kumpulan dari
data yang terhubung secara logika, dan merupakan deskripsi dari data
tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu
organisasi.
Menurut Maslakowski & Butcher (2000, p10-11), basis data adalah
rantaian dari file terstruktur dalam komputer yang terorganisasi secara
efisien. Kumpulan file ini dapat menyimpan banyak sekali informasi yang
dapat dimanipulasi dan dipanggil ketika diperlukan.
Menurut Ramakrishnan & Gehrke (2003, p4), basis data adalah kumpulan
data yang menjelaskan satu atau lebih relasi dari sebuah organisasi.
Menurut Hoffer et al (2005, p4), basis data adalah kumpulan data yang
terorganisir dan secara logika berkaitan. Terorganisir maksudnya data
distrukturkan sehingga mudah untuk disimpan, dimanipulasi dan diperoleh
oleh pengguna. Berkaitan maksudnya, data menggambarkan daerah asal
(domain) kepentingan tertentu bagi kelompok pengguna dan pengguna dapat
menggunakan data untuk menjawab pertanyaan seputar domain itu.
9
Sedangkan menurut Silberschatz et al (2002, p1), database adalah
kumpulan data yang menyimpan informasi-informasi yang penting bagi
perusahaan.
Menurut McLeod (2007, p258), basis data adalah suatu koleksi data
komputer terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang
memudahkan pengambilan kembali. Tujuan utama dari konsep basis data
adalah meminimumkan pengulangan data dan mencapai independensi data.
Pengulangan data (data redudancy) adalah duplikasi data yang berarti data
yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah
kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat
perubahan pada program yang memproses data.
Relational database adalah kumpulan dari relasi yang sudah
dinormalisasikan dengan nama relasi yang jelas. Relational database
meliputi relasi yang sudah terstruktur dengan tepat (Connolly & Begg 2005,
p74).
2.1.4 Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Connolly & Begg (2005, p4), sistem basis data pada dasarnya
adalah sistem penyimpanan record yang terkomputerisasi dimana tujuan
sebenar nya adalah menyimpan informasi dan membuat informasi tersebut
selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Keseluruhan sistem terkomputerisasi
tersebut memperbolehkan pengguna menelusuri kembali dan mengubah
informasi tersebut sesuai kebutuhan.
10
2.1.5 Database Management System (DBMS)
2.1.5.1 Pengertian Database Management System
Menurut Connolly & Begg (2005, p16), Database Management
System (DBMS) adalah sebuah system peranti lunak yang
memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara,
dan mengontrol akses ke basis data.
Menurut Silberscratz et al. (2002, p1), DBMS adalah kumpulan
data yang saling berhubungan dan kumpulan dari program-program
yang mengakses data tersebut. Tujuan utama dari adanya DBMS
adalah untuk memudahkan user dalam menyimpan dan mengambil
informasi.
Menurut Elmasri dan Navathe (2000, p5), DMBS adalah
sekumpulan program yang mengizinkan user untuk membuat dan
memelihara basis data.
2.1.5.2 Tahapan Pemilihan DBMS
Tahap ini bertujuan untuk memilih DBMS yang tepat untuk
mendukung aplikasi basis data (Connolly, 2005, p297). Tahap-tahap
utama untuk memilih DBMS:
1. Mendefinisikan persyaratan studi referensi
Dibuat dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup
pembelajaran tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan
kriteria (berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna) yang
digunakan dalam mengevaluasi produk-produk DBMS, daftar
11
produk-produk yang dimungkinkan, semua batasan-batasan dan
skala waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran.
2. Mendaftar dua atau tiga produk
Kriteria yang dianggap penting dalam keberhasilan implementasi
dapat digunakan untuk membuat daftar produk-produk DBMS
dalam evaluasi seperti dana yang tersedia, tingkat dukungan
vendor, kecocokan dengan perangkat lunak lainnya, dan apakah
produk hanya berjalan pada hardware tertentu.
3. Evaluasi produk
Fitur-fitur yang digunakan dalam evaluasi produk-produk DBMS
dikelompokkan menjadi defenisi data, defenisi fisik, kemampuan
akses, penanganan, pengembangan, dan juga fitur-fitur lainnya.
4. Rekomendasi pilihan dan laporan produk
Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah
mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan dalam
penemuan dan rekomendasi pada produk DBMS tertentu
2.1.5.3 Komponen DBMS Environment
Database Management System (DBMS) memiliki komponen
komponen utama dalam lingkungannya, Thomas Connolly dan
Carolyn Begg (2005, p18-21), terdapat lima komponen DBMS yaitu:
i. Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware agar dapat
dijalankan. Hardware dapat berkisar dari sebuah PC, sebuah
mainframe, dan jaringan dari komputer-komputer. Hardware
12
tertentu bergantu pada kebutuhan perusahaan dan DBMS yang
digunakan. Beberapa DBMS hanya dapat bekerja pada hardware
atau sistem operasi tertentu. DBMS membutuhkan jumlah
minimum dari main memory dan space disk untuk bekerja.
ii. Software
Komponen software terdiri dari software DBMS itu
sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi,
termasuk network software jika DBMS digunakan pada jaringan.
Pada umumnya, program aplikasi ditulis dalam bahasa
pemrograman generasi ketiga (3GL), seperti C, C++, C#, Java,
Visual Basic, COBOL, dan sebagainya, atau menggunakan bahasa
pemrograman generasi ke-empat (4GL) seperti SQL yang
disesuaikan dalam bahasa generasi ke-tiga. DBMS
memungkinkan 4th generation tools sendiri yang memungkinkan
aplikasi dikembangkan secara cepat. Kegunaan dari 4th
generation tools dapat meningkatkan produktivitas secara
signifikan dan menghasilkan program yang lebih mudah
dipelihara.
iii. Data
Komponen terpenting dari DBMS, terutama dari sudut
pandang end user, adalah data. Data bertindak sebagai jembatan
antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis data
memiliki baik data operasional dan metadata. Struktur dari basis
data disebut skema.
13
iv. Prosedur
Prosedur merujuk pada instruksi dan aturan yang mengatur
desain dan penggunaan dari basis data. Pengguna sistem dan staff
yang mengatur basis data membutuhkan dokumentasi prosedur
pada bagaimana menggunakan atau menjelaskan sistem. Hal ini
terdiri dari instruksi-instruksi dalam bagaimana:
i. Log on pada DBMS.
ii. Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau aplikasi program.
iii. Memulai dan menghentikan DBMS.
iv. Membuat salinan backup dari basis data.
v. Mengatasi kegagalan hardware atau software. Ini termasuk
prosedur bagaimana mengidentifikasikan komponen yang
gagal, bagaimana memperbaiki komponen yang gagal, dan
mengembalikan basis data ke keadaan semula.
vi. Mengubah struktur dari tabel, mengatur ulang basis data
melalui multiple disks, meningkatkan performa, atau
menyimpan data pada secondary storage.
v. Manusia
Komponen manusia terdiri dari:
i. Data administrator adalah orang yang berwenang untuk
mengatur sumber data termasuk merencanakan basis data,
mengembangkan dan memelihara, kebijakan dan prosedur, dan
desain konseptual atau logikal basis data.
14
ii. Database administrator adalah orang yang bertanggung jawab
untuk realisasi fisikal dari basis data, termasuk desain fisikal
basis data dan implementasi, kontrol keamanan dan integritas,
memelihara sistem operasional, dan memastikan kepuasan
performa aplikasi untuk user.
iii. Database designer terbagi menjadi dua yaitu logical database
designer dan physical database designer.
i. Logical database designer adalah orang yang
mengidentifikasi data (entitas dan atribut), hubungan antar
data, dan constraint data yang disimpan dalam basis data.
Logical database designer harus memiliki secara
menyeluruh dan mengerti sepenuhnya dari data perusahaan
dan peraturan bisnis. Peraturan bisnis menjelaskan
karakteristik utama dari data yang dilihat oleh perusahaan.
ii. Physical database designer adalah orang yang memutuskan
bagaimana desain logikal basis data direalisasikan. Hal ini
termasuk mapping desain logikal basis data ke dalam tabel
dan constraint yang terintegritas, memilih struktur
penyimpanan spesifik dan metode akses untuk data
disimpan dalam performa yang baik, dan mendesain ukuran
sekuritas yang dibutuhkan data.
iv. Application developers adalah orang yang bertanggung jawab
mengimplementasikan program aplikasi yang menyediakan
15
fungsionalitas yang dibutuhkan untuk end user setelah basis
data diimplementasikan.
v. End user terdiri dari dua macam yaitu naïve users dan
sophisticated users.
i. Naïve users yaitu orang yang secara umum tidak mengetahui
mengenai DBMS. Mereka mengakses basis data melalui
program aplikasi yang secara khusus ditulis.
ii. Sophisticated user yaitu orang yang familiar dengan struktur
basis data dan fasilitas yang disediakan DBMS sehingga
mereka mungkin menulis program aplikasi untuk mereka
gunakan sendiri.
2.1.5.4 Komponen DBMS
DBMS mempunyai komponen yang terdiri dari: (Connolly dan begg,
2005, p53-55)
1. Query Processor, merupakan komponen utama dalam DBMS
yang merubah query ke dalam bahasa instruksi tingkat rendah
yang ditujukan untuk database manager.
2. Database Manager (DM), DM berhadapan dengan program
aplikasi dan query yang diajukan oleh user. DM menerima query
dan memeriksa skema eksternal dan konseptual untuk
menentukan laporan konseptual apa yang dapat memenuhi
permintaaan user.
3. File Manager, memanipulasi file-file dasar yang tersimpan dan
mengatur alokasi tempat penyimpanan.
16
4. DML Processor, modul ini mengkonversikan pernyataan DML
dalam program aplikasi ke dalam bentuk standar dari bahasa host.
5. DDL Compiler, mengkonversikan pernyataan DDL ke dalam
sekumpulan table-tabel yang berisikan data-data. Tabel-tabel ini
tersimpan di katalog sistem dan informasi pengawasannya
disimpan pada file header data.
2.1.5.5 Keuntungan DBMS
a) Mengontrol redundansi data.
b) Data yang konsisten
Dengan kontrol redundansi data maka akan mengurangi resiko
terjadinya ketidak konsistenan data.
c) Lebih banyak informasi yang diperoleh dari data yang sama
Data operasional yang terintegrasi memungkinkan organisasi
menerima infrormasi tambahan dari data yang sama.
d) Data dapat digunakan secara bersama-sama oleh semua pengguna
yang sah.
e) Meningkatkan integritas data.
f) Meningkatkan kemaanan terhadap perlindungan basis data dari
pengguna yang tidak sah.
g) Mengijinkan database administrator (DBA) mendefinisikan dan
menjalankan standart kebutuhan.
h) Menghemat biaya dengan menggabungkan semua data
operasional organisasi menjadi satu basis data.
17
i) Menyeimbangkan kebutuhan antara satu pengguna dengan
pengguna lain nya yang saling bertentangan.
j) Meningkatkan pengaksesan data dan hasilnya.
k) Meningkatkan produktifitas.
l) Meningkatkan pemeliharaan melalui independency data.
m) Meningkatkan concurrency
Apabila terdapat dua atau lebih pengguna mengakses file yang
sama, maka proses pengaksesannya tidak akan saling
mengganggu.
n) Meningkatkan backup dan recovery untuk kondisi apabila terjadi
kegagalan sistem.
2.1.5.6 Kerugian DBMS
a) Memiliki system perangkat lunak yang lebih kompleks.
b) Membutuhkan ukuran yang lebih besar.
c) Biaya yang dikeluarkan bergantung pada keadaan dan fungsi yang
disediakan.
d) Membutuhkan biaya tambahan untuk perangkat keras.
e) Biaya konversi untuk menjalankan dbms baru.
f) Performa yang kurang cepat karena aplikasi dibuat tidak spesifik
melainkan umum.
g) Dampak yang luas jika terjadi kegagalan.
18
2.1.6 Structure Query Language (SQL)
Structure Query Language (SQL) adalah bahasa baris data relasional
yang paling popular dan yang memungkinkan para pengguna untuk
melakukan berbagai pencarian rumit dengan perintah yang relatif sederhana
(Turban, Rainer, Potter, 2003, p109).
Pada dasarnya, sebuah bahasa baris data harus mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
• Dapat membuat basis data dan menguraikan struktur relasi.
• Menyajikan data management task, seperti insertion,
modification, dan deletion dari relasi data.
• Menyakinkan kedua query baik yang sederhana maupun yang
kompleks.
SQL merupakan contoh dari transform- oriented language yang dapat
memenuhi kriteria relasi di atas untuk mengubah input menjadi output yang
dibutuhkan dalam basis data (Connolly dan Begg, 2005, p113). Standar dari
SQL memilki dua komponen utama yaitu: Data Definition Language (DDL)
dan Data Manipulation Language (DML).
2.1.6.1 Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p40), Data Definition
Language (DDL) adalah bahasa yang memungkinkan Database
Administrator (DBA) atau pengguna untuk mendeskripsikan nama
entitas dan huungan atribut yang diperlukan untuk aplikasu, bersama-
sama dengan yang terkait kendala integrity dan keamanan.
19
DDL digunakan untuk mendefinisikan skema dan DDL tidak dapat
digunakan utuk manipulasi data.
2.1.6.2 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p41), Data Manipulation
Language (DML) adalah bahasa yang menyediakan seperangkat
operasi untuk mendukung operasi dasar menipulasi data pada
database yang digunakan.
Operasi dasar yang dapat dilakukan oleh DML adalah:
1. Memasukkan data baru ke dalam database.
2. Modifikasi data yang disimpan dalam database.
3. Pengambilan data yang terdapat dalam database.
4. Penghapusan data dari database.
DML memiliki dua tipe, yaitu:
1. Prosedural
Bahasa yang memungkinkan penggua untuk memberitahukan
sistem data apa yang diperlukan dan tepat dan bagaimana cara
untuk mengambil data tersebut.
20
2. Non Prosedural
Bahasa yang memungkinkan user untuk menentukan data yang
dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasinya tanpa
menspesifikasikan bagaimna cara mendapatkannya.
2.1.7 Fourth Generation Laguage (4GL)
Fourth Generation Language merupakan bahasa pemrograman
kelanjutan dari third laguage (3GL), dimana 3GL seperti COBOL
memerlukan ratusan baris dalam menjalankan sebuah operasi. Sedangkan
sekarang hanya memerulukan sedikit baris dalam 4GL.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p42), dibandingkan dengan 3GL,
yang prosedural, 4GL bersifat non-procedural: user dapat mendefinisikan
apa yang mereka kerjakan, bukan bagaimana. 4GL mencakup beberapa
bagian, yaitu:
• Presentation languages, seperti bahasa query dan report
generators
• Speciality language, seperti lembar kerja (spreadsheets) dan
bahasa system basis data
• Application generatorsyang mendefinisikan, insert, update, dan
mengambil data dari database untuk membuat aplikasi
• Very high-level languages, digunakan untuk menghasilkan kode
aplikasi
21
Menurut Indrajani (2011, p33), berikut beberapa tipe 4GL:
• Query Language
• Form Generation
Merupakan fasilitas interaktif untuk mempuat form input data dan
tampilannya.
• Report Generators
Memungkinkan user untuk mengambil data yang diperlukan
untuk membuat laporan. Lebih menekankan pada rancangan
output yaitu bagaimana suatu laporan akan disajikan.
• Graphis Generators
Mengambil data dari basis data dan menampilkannya dalam
bentuk grafik seperti bar, chart, line chart, dan sebagainya.
• Application Generators
Menghasilkan program yang berhubungan dengan data,
menentukan bagaimana menampilkan fungsing-fungsi.
2.1.8 Database System Development Lifecycle
Tahapan penerapan database application lifecycle menurut Connolly and
Begg (2005, p283) :
22
2.1.8.1 Proses Life Cycle
Gambar 2.1 Siklus Aplikasi Basis Data
23
Tabel 2.1 Tahapan dan Fungsi Utama Di Setiap Tahapan Siklus Hidup Basis Data
Tahapan Siklus Fungsi Utama
Database Planning
Merencanakan bagaimana tahapan
dalam siklus hidup basis data dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
System Definition
Menspesifikasikan ruang lingkup dan
batasan dari sistem basis data termasuk
user, views dan application areas.
Requirement collection
& analysis
Mengumpulkan analisis dan kebutuhan
untuk sistem basis data yang baru.
Database Design Terdiri dari conseptual, logical dan
physical design dari system basis data.
DBMS Selection
(optional)
Memilih DBMS yang cocok untuk
system basis data.
Application Design
Merancang antarmuka pengguna dan
program aplikasi yang dibutuhkan
dalam proses system basis data.
Prototyping (optional)
Membuat model kerangka dari system
basis data, dimana mengijinkan
perancang atau pengguna untuk melihat
dan mengevaluasi bagaimana gambaran
dan fungsi system akhir yang akan
dibuat.
Implementation Membuat physical database dan
program aplikasi
24
Data Conversation
and Loading
Data dari system yang lama ke system
yang baru dan apabila mungkin
mengkonversi semua aplikasi yang
sedang berjalan untuk diterapkan dalam
system basis data yang baru.
Testing
Menguji system basis data yang baru
apakah bebas dari error dan di check
kmbali apakah sesuai dengan spesifikasi
kebutuhan pengguna.
Operational
Maintanance
Dalam tahap ini, system basis data
sudah diimplementasikan secara penuh.
System ini akan terus dipantau dan
dipelihara secara berkelanjutan. Apabila
terdapat kebutuhan yang baru maka
dapat kembali ke tahap sebelum nya
untuk membuat SBD yang baru sesuai
kebutuhan pengguna.
2.1.8.2 Database Planning
Perancangan basis data adalah sebuah aktivitas manajemen yang
memungkinkan tahapan-tahapan dari aplikasi basis data terealisasi
dengan seefektif dan seefisien mungkin (Connolly dan begg, 2005,
p285). Terdapat tiga hal penting yang menyangkut perumusan sebuah
strategi sistem informasi, yaitu:
i. Identifikasi rencana dan sasaran perusahaan dengan penentuan
kebutuhan sistem informasi berikutnya.
25
ii. Evaluasi dari sistem informasi yang sedang berjalan untuk
menentukan kelebihan dan kekurangan yang ada.
iii. Penafsiran peluang teknologi informasi yang mungkin memberikan
keuntungan kompetitif.
Langkah-langkah dalam perencanaan basis data:
i. Mendefinisikan mission statement dari proyek basis data.
Mission statement ini menjelaskan tujuan utama dari aplikasi
basis data. Sebuah mission statement membantu dalam
mengklarifikasi tujuan dari proyek basis data dan menyediakan
jalur yang lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basis data yang
dibutuhkan secara efektif dan efisien.
ii. Mengidentifikasi mission objective, setiap mission objective
harus mengidentifikasikan sebuah tugas tertentu yang harus
didukung oleh basis data. Asumsinya, apabila basis data
mendukung mission objective maka mission statement dapat
tercapai.
2.1.8.3 Definisi sistem
Definisi sistem menggambarkan lingkup dan batasan dari aplikasi
basis data dan user view yang utama (Connolly dan begg, 2005,
p286).
User view mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari aplikasi basis
data yang dilihat dari sudut pandang sebuah peran kerja (seperti
manajer atau supervisor) atau area aplikasi (seperti marketing,
personalia, atau kontrol stok) (Connolly dan begg, 2005, p287).
26
Identifikasi user view ini merupakan aspek yang penting dalam
pengembangan sebuah aplikasi basis data karena user view membantu
untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama yang terlupakan
saat mengembangkan aplikasi yang baru. Selain itu, user view juga
membantu dalam pengembangan aplikasi basis data yang relatif rumit
dengan memungkinkan kebutuhan dipecah menjadi bagian-bagian
yang dapat diatur.
2.1.8.4 Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis Data
Pengumpulan kebutuhan dan analisis data merupakan proses
mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berhubungan
dengan bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis
data dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi
kebutuhan pengguna dari sistem baru (Connolly dan Begg, 2005,
p288).
Teknik yang digunakan untuk mendapat informasi yang
dibutuhkan tersebut dinamakan fact-finding. Informasi yang
dikumpulkan untuk setiap user view yang utama meliputi (Connolly
dan Begg, 2005, p288):
i. Deskripsi dari data yang digunakan atau dihasilkan.
ii. Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan.
iii. Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.
2.1.8.5 Perancangan Basis data
Perancangan basis data merupakan proses untuk membuat
rancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan
27
dari perusahaan (Connolly dan Begg, 2005, p291). Terdapat dua
pendekatan dalam perancangan basis data, yaitu:
i. Pendekatan bottom-up
Pendekatan ini dimulai dari atribut tingkat dasar (entitas dan
relationship) yang melewati analisis dari hubungan antar atribut,
yang dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili tipe dari
entitas dan hubungan antar entitas. Pendekatan ini cocok untuk
perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut
sedikit.
ii. Pendekatan top-down
Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan midel data
yang mengandung entitas tingkat tinggi beserta hubungan-
hubungannya dan melakukan perbaikan top-down untuk
mengidentifikasikan entitas tingkat rendah, hubungan-
hubungannya dan atribut-atribut yang saling berhubungan.
Pendekatan ini biasanya digambarkan dengan menggunakan
konsep dari model Entity-Relationship (ER), mulai dengan
identifikasi entitas dan hubungan-hubungan antar entitas, yang
berhubungan dengan organisasi.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p293), perancangan basis
data terdiri dari tiga tahap, yaitu perancangan konseptual,
perancangan logikal, dan perancangan fisikal. Berikut adalah
penjelasan mengenai tahap-tahap tersebut:
28
I. Perancangan basis data konseptual
Perancangan basis data konseptual merupakan proses
membangun sebuah model dari informasi yang digunakan
dalam perusahaan, yang tidak bergantung pada pertimbangan
fisikal (Connolly dan Begg, 2005, p293).
Model data tersebut dibuat dengan menggunakan
informasi yang didokumentasikan dengan spesifikasi kebutuhan
user. Perancangan basis data konseptual tidak bergantung sama
sekali pada detail implementasi seperti DBMS, program
aplikasi, bahasa pemrograman, dan pertimbangan fisikal
lainnya.
Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data
konseptual dapat diuraikan sebagai berikut (Connolly dan Begg,
2005, p442):
i. Menentukan tipe entitas
Mengidentifikasikan tipe entitas utama yang dibutuhkan
view.
ii. Menentukan tipe hubungan
Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting antar tipe
entitas yang telah diidentifikasikan.
iii. Menentukan dan menghubungkan atribut dengan entitas
(relationship)
Menentukan atribut-atribut apa saja yang terdapat dalam
suatu entitas.
29
iv. Menentukan atribut domain
Menentukan domain pada setiap atribut yang ada di dalam
model data konseptual lokal.
v. Menentukan atribut candidate key dan primary key
Menentukan candidate key dari suatu entitas yang kemudian
akan dipilih sebuah primary key dari candidate key yang ada.
vi. Mempertimbangkan penggunaan enchanged modeling
concepts
Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan konsep
model spesialisasi atau generalisasi, agregasi, dan
composition.
vii. Cek model untuk redudansi
Memeriksa model untuk menemukan adanya redudansi
dalam model.
viii. Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user
Memeriksa apakah model konsepual lokal sudah dapat
memenuhi segala transaksi yang dilakukan user, jika masi
ada transaksi yang tidak dapat dilakukan secara manual maka
perlu dilakukan perbaikan dahulu.
ix. Review model data konseptual lokal dengan user
Melakukan pemeriksaan ulang dengan user untuk
memastikan apakah model konseptual ini sudah sesuai.
30
II. Perancangan basis data logikal
Perancangan basis data logikal merupakan proses
membangun sebuah model dari informasi yang digunakan dalam
perusahaan berdasarkan model data spesifik, tetapi tidak
bergantung pada DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal
lainnya (Connolly dan Begg, 2005, p294).
Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data
logikal adalah (Connolly dan Begg, 2005, p463-490):
i. Membangun dan memvalidasi data model logikal untuk setiap
view, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Menghapus fitur yang tidak sesuai dengan model
relasional yaitu dengan menghilangkan relasi biner many-
to-many, relasi rekursif many-to-many, relasi kompleks,
dan atribut multi-valued.
b. Menurunkan relasi untuk model data logikal lokal yaitu
dengan membuat relasi model data logikal lokal untuk
merepresentasikan entitas relationship dan atribut yang
telah diidentifikasi.
c. Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi untuk
memeriksa relasi dalam model data logikal lokal
menggunakan teknik normalisasi.
d. Validasi relasi-relasi dengan transaksi user yaitu dengan
memeriksa relasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya
31
apakah mendukung transaksi ini untuk memastikan tidak
ada kesalahan yang dibuat selama membuat relasi-relasi.
e. Mendefinisikan batasan integritas adalah constraint yang
diharapkan untuk menjaga agar basis data tetap konsisten.
Data yang disimpan ke dalam sebuah basis data haruslah
valid dan konsisten.
ii. Membangun dan memvalidasi logikal data model global, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model
logikal global yang menggambarkan perusahaan, yaitu
dengan menggabungkan entitas pada model data lokal
yang sama, memasukkan entitas yang unik pada setiap
model data lokal, menggabungkan hubungan dari model
data local, memasukkan hubungan yang unik dari setiap
model data local, melakukan pemeriksaan untuk entitas
yang hilang, foreign key, dan batasan integritas, kemudian
menggambarkan global ER, dan memperbaharui
dokumentasi.
b. Memvalidasi model data logikal global dengan
menggunakan teknik normalisasi dan meyakinkan relasi
tersebut mendukung kebutuhan transaksi yang ada.
c. Menentukan apakah akan sering terjadi perubahan yang
drastis di masa yang akan datang dan menilai apakah
32
model data logikal global ini dapat mengakomodasikan
perubahan yang terjadi.
d. Melakukan pemeriksaan kembali dengan user untuk
menentukan apakah model ini sudah sesuai dengan
representasi perusahaan.
III. Perancangan basis data fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan
deskripsi dari implementasi basis data dalam secondary storage.
Menjelaskan basis relasi, organisasi file, dan penggunaan index
untuk mencapai pengaksesan data yang efisien dan hal lain yang
berhubungan dengan batasan integritas dan masalah keamanan
(Connolly dan Begg, 2005, p294).
Tahapan yang dilakukan pada perancangan basis data
fisikal adalah (Connolly dan Begg, 2005, p497-516):
i. Menerjemahkan model data logikal global untuk target
DBMS, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Merancang relasi-relasi dasar
Menentukan bagaimana merepresentasikan relasi dasar
yang telah diidentifkasikan di dalam model data logikal
global ke dalam DBMS.
b. Merancang representasi dari data yang diturunkan
Menentukan bagaimana merepresentasikan beberapa data
yang diturunkan dalam model data logikal global ke dalam
DBMS.
33
c. Merancang batasan perusahaan.
ii. Merancang representasi fisikal, yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Menganalisa transaksi
b. Memilih organisasi file
c. Memilih index-index
d. Memperkirakan kebutuhan disk space
e. Merancang user view
f. Merancang mekanisme keamanan
2.1.8.6 Pemilihan DBMS
Tahap ini bertujuan untuk memilih DBMS yang tepat untuk
mendukung aplikasi basis data (Connolly dan Begg, 2005, p295).
Tahap-tahap utama untuk memilih DBMS:
i. Mendefinisikan persyaratan studi referensi
ii. Mendaftar dua atau tiga produk
iii. Evaluasi produk
iv. Rekomendasi pilihan dan laporan produk
2.1.8.7 Perancangan Aplikasi
Perancangan aplikasi merupakan perancangan tampilan antar
muka dan aplikasi program yang digunakan dan memproses basis
data (Connolly dan Begg, 2005, p299). Terdapat dua aspek dalam
perancangan aplikasi, yaitu:
34
i. Perancangan transaksi
Merupakan tindakan ataupun serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh satu pengguna ataupun program aplikasi, yang
mengakses atau mengubah isi dari basis data (Connolly dan Begg,
2005, p300).
Tujuan dari perancangan transaksi adalah untuk
mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik tingkat
tinggi dari transaksi yang dibutuhkan pada basis data, meliputi:
a. Data yang akan digunakan oleh transaksi.
b. Karakteristik fungsional dari transaksi.
c. Hasil dari transaksi.
d. Kepentingan untuk pengguna.
e. Nilai yang diharapkan dari pemakaian.
Perancangan ini harus dilakukan lebih awal dalam proses
perancangan untuk memastikan bahwa basis data yang
diimplementasikan mampu mendukung semua transaksi yang
dibutuhkan. Ada tiga jenis transaksi, yaitu:
a. Retieval transactions
Digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada
layar atau pada laporan.
b. Update transactions
Digunakan untuk memasukkan record baru, menghapus record
lama, atau mengubah record yang terdapat di dalam basis data.
35
c. Mixed transactions
Meliputi retrieval (pengambilan) dan update (pengubahan)
data.
ii. Perancangan antar muka
2.1.8.8 Membuat Prototype
Membuat prototype berarti pembuatan model kerja dari aplikasi
basis data (Connolly dan Begg, 2005, p303).
Prototype merupakan sebuah model kerja yang biasanya tidak
memiliki semua fitur yang diminta atau menyediakan semua
fungsionalitas dari sistem yang final. Tujuan dari pembuatan
prototype ini adalah memungkinkan pengguna untuk menggunakan
prototype tersebut untuk menentukan fitur-fitur dari sistem yang
bekerja dengan baik, dan jika mungkin mengusulkan sistem yang
bekerja dengan baik, dan mengusulkan peningkatan atau bahkan fitur-
fitur baru pada aplikasi basis data.
2.1.8.9 Implementasi
Implementasi merupakan realisasi fisikal dari basis data dan
perancanganaplikasi (Connolly dan Begg, 2005, p304).
Implementasi basis data dapat dicapai dengan menggunakan DDL
(Data Definition Language) dari DBMS yang telah dipilih atau
menggunakan GUI (Graphical User Interface), yang menyediakan
fungsi yang sama sambil menyembunyikan perintah DDL tingkat
rendah.
36
Program aplikasi diimplementasikan menggunakan 3GL (Third
Generation Language) atau 4GL (Fourth Generation Language).
2.1.8.10 Konversi dan Pemuatan Data
Konversi dan pemuatan data adalah proses memindahkan data
yang sudah ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah
aplikasi yang ada untuk dapat berfungsi dengan basis data yang baru
(Connolly dan Begg, 2005, p305). Tahap ini diperlukan saat sistem
basis data yang baru menggantikan sistem yang lama.
2.1.8.11 Pengujian
Pengujian merupakan proses menjalankan program aplikasi
dengan tujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan (Connolly
dan Begg, 2005, p305).
2.1.8.12 Pemeliharaan Operasional
Pemeliharaan operasional merupakan proses mengamati dan
memelihara sistem setelah dilakukan instalasi (Connolly dan Begg,
2005, p306).
Aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam tahap ini adalah:
i. Mengamati performa dari sistem, apabila performa jatuh di bawah
tingkat yang dapat diterima, maka perbaikan atau
pengorganisasian dari basis data perlu dilakukan.
ii. Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (apabila
dibutuhkan). Kebutuhan baru disatukan dengan aplikasi basis
data.
37
2.1.9 Entity Relational Modeling
2.1.9.1 Entity Type
Tipe entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki sifat yang
sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan dan memiliki keberadaan
yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p343). Keberadaaan dari
entitas yang independen ini dapat berupa fisik (nyata) maupun
konseptual (abstrak).
2.1.9.2 Relationship Type
Tipe relationship merupakan sebuah hubungan yang memiliki arti
di antara beberapa tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p346).
Setiap tipe relasi diberi nama yang menjelaskan fungsinya.
Relationship occurence merupakan sebuah hubungan yang dapat
diidentifikasi secara unik, yang meliputi satu kejadian dari
masingmasing tipe entitas yang berpartisipasi.
2.1.9.3 Atribut
Atribut merupakan properti atau sifat dari sebuah entitas atau tipe
relationship (Connolly dan Begg, 2005, p350).
Domain atribut merupakan suatu kumpulan nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly dan Begg,
2005, p350).
Atribut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
38
i. Simple dan composite attributes
Simple attribute merupakan sebuah atribut yang terdiri dari
satu komponen dengan keberadaaan yang independen (Connolly
dan Begg, 2005, p351).
Composite attribute merupakan sebuah atribut yang terdiri
dari beberapa komponen, masing-masing dengan keberadaan yang
independen (Connolly dan Begg, 2005, p351).
ii. Single -valued dan multi-valued attributes
Single-valued attribute merupakan sebuah atribut yang
menyimpan satu nilai untuk setiap kejadian dari entitas (Connolly
dan Begg, 2005, p351).
Multi-valued attribute merupakan sebuah sebuah atribut yang
menyimpan beberapa nilai setiap kejadian dari entitas (Connolly
dan Begg, 2005, p352).
iii. Atribut turunan (derived attribute)
Derived attribute merupakan sebuah atribut yang mewakili
sebuah nilai yang dapat diturunkan dari nilai dari atribut yang
berelasi atau sekumpulan atribut, dan tidak harus dalam tipe entitas
yang sama (Connolly dan Begg, 2005, p352).
2.1.9.4 Keys
Candidate key merupakan sekumpulan atribut yang minimal yang
secara unik menidentifikasikan setiap kejadian dari entitas (Connolly
dan Begg, 2005, p352).
39
Primary key merupakan candidate key yang terpilih untuk secara
unik mengidentikasi setiap kejadian dari entitas (Connolly dan begg,
2005, p353).
Composite key merupakan candidate key yang memilik dua atau
lebih atribut (Connolly dan begg, 2005, p353).
2.1.9.5 Tipe entitas kuat dan lemah
Tipe entitas kuat merupakan tipe entitas yang keberadaannya
tidak bergantung pada entitas lain (Connolly dan begg, 2005, p354).
Karakteristik dari entitas kuat ini adalah setiap kejadian entitas
diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut primary key dari
tipe entitas tersebut.
Tipe entitas lemah merupakan tipe entitas yang keberadaannya
bergantung pada entitas lain (Connolly dan begg, 2005, p355).
Karakteristik dari entitas lemah ini adalah setiap kejadian entitas tidak
bisa diidentifikasi secara unik dengan hanya menggunakan atribut
yang berhubungan dengan tipe entitas tersebut.
2.1.9.6 Structural constraint
Batasan utama dari relationship disebut multiplicity, yang artinya
jumlah dari kejadian-kejadian yang mungkin terjadi pada entitas yang
berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas melalui
relationship khusus (Connolly dan begg, 2005, p356).
Terdapat tiga jenis relationship sesuai dengan batasan perusahaan,
yaitu:
40
i. One-to-one (1:1)
Hubungan one-to-one terjadi ketika ada satu record dari tabel
pertama yang berkorespondensi dengan satu record dari tabel lain.
Contohnya setiap nama karyawan hanya memiliki satu nomor ID
karyawan.
ii. One-to-many (1 : *)
Hubungan one-to-many terjadi ketika setiap record dalam
tabel A bisa memiliki beberapa link dari tabel B namun
masingmasing record dari tabel B hanya bisa berkorespondensi
dengan satu record dari tabel A. Contohnya sebuah perusahaan
dengan semua karyawannya bekerja di gedung 1 (merupakan tabel
A). Nama gedung memiliki hubungan dengan banyak karyawan
(merupakan tabel B). Jadi, satu record dari tabel A, yaitu tabel
nama gedung, memiliki relasi dengan banyak nama karyawan dari
tabel B.
iii. Many-to-many (* : *)
Hubungan many-to-many terjadi ketika setiap record dari
tabel A memiliki hubungan dengan record-record yang ada di
tabel B dan sebaliknya.
2.1.10 Normalisasi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan
relasi dengan sifat-sifat yang diinginkan, memenuhi kebutuhan data pada
perusahaan (Connolly dan begg, 2005, p462).
41
Tujuan utama dalam pengembangan model data logical pada sistem
basis data relasional adalah menciptakan representasi akurat suatu data,
relationship antar data dan batasan-batasannya. Untuk mencapai tujuan ini,
maka harus ditetapkan sekumpulan relasi.
Tujuan utama dari desain basis data relasional adalah untuk
mengelompokkan atribut-atribut ke dalam relasi-relasi sehingga
meminimalisasi redudansi data dan mengurangi penggunaan tempat
penyimpanan yang dibutuhkan untuk sebuah relasi dasar.
Proses normalisasi merupakan suatu teknik formal untuk menganalisis
relasi berdasarkan primary key dan ketergantungan fungsional antar atribut.
Proses ini dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu ke
bentuk normal tertentu, sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Setelah
normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas atau kuat
bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update yang anomali.
Ada beberapa bentuk normalisasi, yaitu:
I. Unnormalized Form (UNF)
Merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang
berulang. Membuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan data
dari sumber informasi ke dalam format tabel dengan baris dan kolom.
II. First Normal Form (1NF)
Merupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan
kolom berisikan satu dan hanya satu nilai.
42
III. Second Normal Form (2NF)
Berdasarkan pada konsep full functional dependency, yaitu A dan
B. Second normal form merupakan atribut dari sebuah relasi, B dikatakan
fully dependent (bergantung penuh) terhadap A, jika B functionally
dependent pada A tetapi tidak pada proper subset dari A. Second normal
form merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap atribut non-primary-
key bersifat fully functionally dependent pada primary key.
IV. Third Normal Form (3NF)
Berdasarkan pada konsep ketergantungan transitif, yaitu suatu
kondisi dimana A, B dan C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka
jika A→B dan B→C, maka C bergantung secara transitif pada A melalui
B (Jika A tidak functionally dependent pada B atau C). Third normal
form adalah atribut sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dan dimana tidak
terdapat atribut non-primary-key yang bersifat bergantung secara transitif
pada primary key.
V. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Relasi yang hanya dan hanya jika setiap determinan adalah
candidate key. Proses-proses yang terjadi yaitu:
i. UNF ke 1NF
Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk tabel
unnormalized. Identifikasikan grup yang berulang dalam tabel
unnormalized yang berulang untuk kunci atribut. Hapus grup yang
berulang dengan cara:
43
a. Masukkan data yang semestinya ke dalam kolom yang kosong
pada baris yang berisikan data yang berulang (flattening the table).
b. Menggantikan data yang ada dengan salinan dari kunci atribut
yang sesungguhnya ke dalam relasi terpisah.
ii. 1NF ke 2NF
a. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF.
b. Identikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi.
c. Jika terdapat ketergantungan parsial terhadap primary key, maka
hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama
dengan salinan determinan.
iii. 2NF ke 3NF
a. Identifikasikan primay key dalam relasi 2NF.
b. Identifikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi.
c. Jika terdapat ketergantungan transitif terhadap primary key, hapus
dengan menempatkan dalam relasi yang baru bersama dengan
salinan determinan-nya.
iv. 3NF ke BCNF
a. Merupakan relasi yang sama dengan relasi yang ada di dalam 3NF.
b. Untuk ketergantungan fungsional A→B, maka ditetapkan dalam
relasi maka A harus merupakan candidate key.
v. BCNF ke 4NF
Menghilangkan multi-valued dependency dari relasi dengan
menempatkan atribut-atribut ke dalam suatu relasi baru bersama
dengan copy of determinant.
44
2.1.11 Internet
2.1.11.1 Pengertian Internet
Internet atau Interconnection Networking adalah jaringan besar
yang menghubungkan jaringan komputer dari bisnis, organisasi,
lembaga pemerintah, dan sekolah di seluruh dunia, dengan cepat,
langsung, dan hemat. (Turban, Rainer dan Potter, 2003, p200).
2.1.11.2 Sejarah Internet
Menurut Annabel Z. Dodd (2000, p244), Internet pertama kali
dimulai pada tahun 1996 oleh badan pertahanan Projek Agensi
yaitu, ARPANET, dalam sebuah ruangan komputer dalam suatu
Universitas California Los Angeles. Inti dari sebuah internet
adalah agar semua peneliti dapat berbagi informasi penelitian di
mana saja. Pada tanggal 24 agustus 1994 dalam sebuah artikel
network ARPANET di beri penghargaan karena dalam upaya
menghemat pengeluaran pemerintah dengan cara berbagi
informasi melalui internet tanpa harus membeli komputer masing
- masing .
2.1.11.3 World Wide Web (WWW)
World Wide Web adalah sistem dengan standar yang diterima
secara universal untuk menyimpan, menelusuri, memformat, dan
menampilkan informasi melalui arsitektur client/server,
menggunakan fungsi-fungsi transport dari internet. (Turban, Rainer
dan Potter, 2003, p214).
45
2.1.11.4 Internet Protocol
Protokol yang digunakan pada internet ialah Transmission
Contol Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP). Menurut Suryadi
(1997, p24-25) ada dua komponen yang perlu diketahui dari
internet dengan protokol TCP/IP, yaitu:
1. Nomor IP
Setiap komputer yang terkoneksi ke Internet memiliki nomor
identifikasi yang unik (ID) agar dapat membedakannya dari
komputer lain, disebut nomor IP. Nomor ini terdiri dari empat
digit, w.x.y.z dimana w,x,y,z bervariasi antara 0 dan 225.
Dengan nomor IP ini setiap host atau computer yang terkoneksi
ke Internet dapat teridentifikasi.
2. Nama Domain
Metode penomoran dengan menggunakan angka tidak begitu
disukai karena kita sulit mengigatnya. Umumnya orang mudah
mengingat nama dibandingkan angka. Alasan ini yang
memotivasi untuk memakai metode penggunaan nama yang
mengigatnya dengan nomor IP, disebut DNS (Domain Name
System). Metode ini dijadikan standar. Nama domain terdiri dari
beberapa bagian yang dipisahkan dengan titik. Domain yang
umum dipakai, yaitu:
• .com - Komersial (commercial)
• .edu - Pendidikan (education)
46
• .ac - Akademis (academic)
• .gov / .go - Pemerintahan (governmental)
• .mil - Militer (military)
• .net - Layanan jaringan (netwok provider)
• .co - perusahaan (cooperate)
• .org - Organisasi lainnya
Nama konversi nama di atas tidak mengikat, karena tetap akan
dikaitkan dengan sebuah nomor IP. Komputer yang bertugas
untuk menerjemahkan kembali nama domain menjadi nomor IP
disebut dengan DNS server.
2.1.11.5 Sistem Basis Web
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p214), sistem
berbasis web merupakan sistem yang digunakan berupa urutan
rangkaian instruksi dan harus dijalankan berdasarkan jaringan
tertentu dalam suatu aplikasi. Web adalah system dengan standart
yang diterima secara universal untuk menyimpan, menelusuri,
memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur
client/server. Web bisa menerima semua jenis informasi digital,
termasuk teks, hypermedia, grafis, dan suara. Web menggunakan
antarmuka pengguna grafis, sehingga mudah digunakan.
Web didasari oleh bahasa hiperteks standar yang disebut
Hypertext Markup Language (HTML), yang memformat dokumen
dan memadukan link hiperteks dinamis ke dokumen-dokumen
47
lainnya yang disimpan didalam computer yang sama atau yang
berbeda. Penawaran informasi melalui web memerlukan adanya
home page, yang merupakan tampilan layar grafis dan teks yang
biasanya menyambut pengguna dan menjelaskan organisasi yang
memuat halaman tersebut. Dalam kebanyakan kasus, home page
mengarahkan pengguna ke halaman-halaman lainnya.
Untuk mengakses situs Web, pengguna harus menentukan
uniform resource locator (URL), yang mengarahkan ke alamat dari
sumber tertentu di web. Misalnya URL untuk microsoft adalah
http://www.microsoft.com. Http adalah singkatan dari Hypertext
Transport Protocol, yang merupakan standart komunikasi yang
digunakan untuk mentransfer halaman dibagian WWW di internet.
Pengguna umumnya mengakses web melalui aplikasi piranti
lunak yang disebut browser. Browser menyediakan tampilan grafis
yang memungkinkan pengguna untuk menunjuk dan mengklik
bagian yang diinginkannya di web. Proses ini disebut surfing.
Browser web menjadi sarana akses universal karena mengirimkan
antarmuka yang sama pada semua system operasi yang dijalankan.
2.1.12 Eight Golden Rules of Interface Design (8 Aturan Emas Desain
Tampilan Pengguna)
Menurut Shneiderman Ben and Catherine Plaisant (2005, p74),
merumuskan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk
48
dasar untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut
dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu:
1. Konsistensi
Merupakan konsistensi terhadap urutan tindakan, perintah, dan pada
istilah-istilah yang digunakan.contohnya pada binusmaya yaitu : jika kita
ingin masuk kita harus log in dulu dengan cara memasukkan nim dan
password.
2. Universal Usability
Gunanya untuk mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dan desain
serta memberikan kemudahan dalam penggunaan, dengan memfasilitasi
transformasi konten agar pengguna yang belum pernah maupun yang
pernah menggunakan aplikasi dapat memakai penggunaan Desain
Interface yang ada.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Umpan balik yang berupa informasi jika ada informasi baru dan jika ada
kesalahan perintah. dibinusmaya,ketika pertama kali kita masuk di
sebelah kanan atas dituliskan “good morning Virgina Angelin Regar “, itu
merupaka salah satu contoh umpan balik bahwa kita telah berhasil masuk
dalam BINUSMAYA itu sendiri. contoh lain yaitu ketika kita meng-
upload tugas maka setalah upload berhasil maka ada pemberitahuan balik
bahwa tugas ada sudah tersimpan dan dibagian tugas itu sendiri diberikan
tanda check list berwarna biru. dibunusmaya sendiri belum terdapat alert
atau peringatan melalui suara yang dimunculkan ketika kita melakukan
kesalahan perintah atau input data.
49
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya terorganisir,jelas awal,pertengahan dan
akhirnya. Dibinusmaya misalnya untuk meng-upload tugas, urutannya
jelas.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Jika terjadi kesalahan, akan ada mekanisme sederhana untuk menangani
kesalahan tersebut. dibinusmaya contohnya jika kita meng-upload tugak
terlalu besar, maka akan ada peringatan bahwa ukuran file terlalu besar
atau jika format tidak sesuai maka akan ada pemberitahuan bahwa format
yang digunakan tidak dikenal.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Dirancang agar pengguna tidak takut menggunakan menu-menu baru.
disetiap browser seperti mozilla, dan Internet Exploler,dll, ada menu
undo, atau back. tapi khusus di website binusmaya sepertinya blm ada.
7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)
Pengguna menjadi pengontrol sistem bukan sistem yang mengontrol.
dibinusmaya, kita bebas memilih menu-menu yang telah disediakan.
8. Mengutangi beban ingatan jangka pendek
Dirancang agar pengguna tidak terlalu mengingat banyak perintah.
perintah dibinusmaya sangatlah simpel. yaitu meng-klik menu yang ada.
maka perintah akan dijalankan otomatis oleh sistem.
50
2.1.13 Keamanan
Menurut Connolly and Begg (2005, p542), "Database Security adalah
mekanisme untuk memproteksi basis data melawan ancaman dari luar
maupun dalam". Database security mencakup Hardware, Software, User,
dan data. Untuk menajalankan system keamanan secara efektif, di perlukan
beberapa control yang sesuai, yang didefinisikan pada mission objektifitas
spesifik dari system. Database security termasuk dalam situasi sebagai
berikut:
• Pencurian dan manipulasi data
• Kehilangan kerahasiaan data
• Kehilangan privacy
• Kehilangan integrity
2.1.14 Flowchart
Menurut Mulyadi (2001, p66), flowchart biasa disebut dengan diagram
alir, adalah bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam suatu system
informasi. Simbol simbol standart yang dapat digunakan untuk
menggambarkan suatu flowchart digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Simbol-simbol dalam Flowchart
Nama Simbol Keterangan
Terminal Menandakan awal dan
akhir suatu flowchart
51
2.1.15 State Transition Diagram
State transition diagram (STD) menggambarkan bagaimana suatu
proses dihubungkan satu sama lain dalam waktu yang bersamaan (Jeffrey . A
et al 1996, p364). STD digambarkan dengan sebuah state yang berupa
komponen sistem yang menunjukkan bagaimana kejadian-kejadian tersebut
dari satu state ke state yang lain, sedangkan menurut Pressman (2010, p317).
Proses Merepresentasikan suatu
proses dalam suatu
prosedur
Dokumen Dokumen input/output
yang dihasilkan dari
suatu proses
Dokumen beserta
rangkapnya
Menggambarkan
dokumen asli beserta
rangkapnya, nomor
rangkap dokumen
dicantumkan disebelah
kanan
Keputusan Keputusan yang dibuat
dari hasil dokumen yang
ada
Arsip Tempat penyimpanan /
arsip
Konektor Menggambarkan alur
dalam suatu prosedur
52
State Transition Diagram (STD) menggambarkan kebiasaan dari suatu
system dengan menggambarkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan
perubahan suatu kondisi.
Ada 2 macam simbol yang menggambarkan proses dalam State
Transition Diagram (STD), yaitu:
Tabel 2.3 Simbol-simbol State Transition Diagram
Gambar Keterangan
Kotak digunakan untuk menggambarkan layar
tampilan
Anak panah menggambarkan aliran dari control
dan kejadian yang memicu layar menjadi aktif dan
menerima fokus
2.2 TEORI KHUSUS
2.2.1 Pembelian
Menurut Render (2011, p414), pembelian adalah perolehan barang dan
jasa. Secara umum definisi pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang
atau jasa dengan tujuan yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan
proses produksi maupun untuk dijual kembali.
Menurut Mulyadi (2001, p299), pembelian adalah suatu usaha yang
digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan
perusahaan. Transaksi pembelian digolongkan menjadi dua yaitu pembelian
lokal dan impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam
53
negeri sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar
negeri.
2.2.1.1 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pembelian
Menurut Mulyadi (2001, p303-305), jaringan prosedur yang
membentuk sistem pembelian adalah:
1. Prosedur permintaan pembelian, dalam prosedur ini fungsi
gudang mengajukan permintaan pembelian dalam bentuk formulir
surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok,
fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga
kepada pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga
barang dan berbagai syarat pembelian yang lain untuk
memungkinkan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok
barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3. Prosedur order pembelian, fungsi pembelian mengirim surat order
pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan
kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan mengenai order
pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur penerimaan barang, dalam prosedur ini fungsi
pengiriman barang melakukan pemeriksaan mengenai jenis,
kuantitas dan mutu bahan yang diterima dari pemasok dan
kemudian membuat penerimaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur pencatatan hutang, dalam prosedur ini fungsi akutansi
memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
54
pembelian dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau
pengarsipan dokumen sumber sebagai catatan hutang.
6. Prosedur distribusi pembelian, prosedur ini meliputi distribusi
rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.2.1.2 Dokumen dalam Sistem Pembelian
Beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian, yaitu:
a. Surat permintaan pembelian
b. Surat permintaan penawaran harga
c. Surat order pembelian
d. Laporan penerimaan barang
e. Surat perubahan order pembelian
f. Bukti kas keluar
2.2.2 Persediaan
Menurut Mulyadi (2001, p556), persediaan adalah bertujuan untuk
mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Persediaan
pada perusahaan dagang disebut persediaan barang dagangan atau kadang-
kadang disingkat persediaan, yang terdiri atas barang-barang yang disediakan
untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan
perusahaan. Beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu:
1. Stock Card (Kartu Stok)
Stock Card adalah catatan stok harian dimana masukan berupa
jumlah barang dengan sistem pembelian merupakan penambahan
55
terhadap stok barang sedangkan dari sistem penualan merupakan
pengurangan. Setiap hari catatan stok perlu diperbaharui, meski secara
sistem dilakuakan kapan saja. Jadi bila terjadi transaksi, stock card perlu
dibuat.
2. Stock Opname
Stock Opname adalah pemeriksaan stock fisik yang tersedia
(digudang) dan membandingkannya dengan stok yang tercantum(pada
komputer). Biasanya dilakukan pada periode tertentu misalnya sebulan
sekali, enam bulan sekali bahkan ada yang setahun sekali. Pemeriksaaan
ini tergatung pada banyaknya jenis barang.
3. Adjusment Stock
Setelah dilakukan stock opname bila ada barang yang rusak,
hilang dan sebagainya, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap stok
fisik yang tercatat.
2.2.2.1 Jaringan prosedur yang membentuk sistem persediaan
Menurut Mulyadi (2001, p559), beberapa prosedur yang berkaitan
dengan sistem persediaan, yaitu:
1. Prosedur pencatatan produk jadi
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem
akutansi biaya produksi. Dalam prosedur ini, dicatat harga pokok
produk jadi yang di debitkan dalam rekening persediaan produk
jadi dan dikreditkan kedalam rekening barang dalam proses.
Catatan akutansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan
produk jadi adalah kartu gudang, kartu persediaan, jurnal umum.
56
2. Prosedur pencatatan harga produk jadi yang dijual
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem
penjualan. Catatan akutansi yang digunakan dalam prosedur
pencatatan harga produk jadi yang dijual adalah kartu gudang,
kartu persediaan, dan jurnal umum.
3. Prosedur pencatatan harga pokok jadi yang diterima kembali dari
pembeli
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk
salah satu sistem retur penjualan. Jika produk jadi yang telah
dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan
ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah
kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan
oleh bagian gudang dan harga pokok jadi yang dicatat oleh bagian
kartu persediaan produk jadi. Catatan akutansi yang digunakan
dalam prosedur pencatatan harga pokok prosedur jadi yang
diterima kembali dari pembeli adalah kartu gudang, kartu
persediaan dan jurnal umum atau jurnal retur persediaan jika
perusahaan menggunakan jurnal khusus.
4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga
pokok persediaan produk dalam proses
Pencatatan persediaan produk dalam proses biasanya
dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat
laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan.
57
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk
sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok
persediaan yang dibeli.
6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk
sistem retur pembelian. Jika persediaan yang telah dibeli
dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian
ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu
mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang
diselenggarakan oleh bagian gudang serta mengurangi kuantitas
dan harga pokok persediaan dalam kartu penyediaan yang
bersangkutan.
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang di gudang
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk
sistem akutansi biaya produksi. Pada prosedur ini di catat harga
pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai
pabrik, dan suku cadang yang digunakan dalam kegiatan proses
produksi dan kegiatan non produksi.
8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena
pengembalian barang gudang
Prosedur ini melakukan transaksi pengembalian barang
gudang, mengurangi biaya, dan menambah persediaan barang
58
digudang. Jurnal yang dibuat untuk mecatat transaksi tersebut ada
didalam jurnal umum.
9. Sistem perhitungan fisik persediaan
Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh
perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang
disimpan digudang. Hasilnya digunakan untuk meminta
pertanggung jawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan
fungsi penyimpanan dan pertanggung jawaban bagian kartu
persediaan mengenai kendala catatan persediaan yang di
selenggarakan, serta untuk melakukan penyesuaian terhadap
catatan persediaan dibagian kartu persediaan.
2.2.2.2 Dokumentasi dalam sistem persediaan
Beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem persediaan, yaitu:
a. Laporan produk selesai
b. Bukti memorial
c. Surat order pengiriman
d. Faktur penjualan
e. Laporan penerimaan barang
f. Laporan pengiriman barang
g. Bukti kas keluar
h. Memo kredit
i. Memo debit
j. Bukti permintaan dan pengeluaran barang jadi
k. Bukti pengembalian barang gudang
59
l. Kartu perhitungan fisik
m. Daftar hasil perhitungan fisik
2.2.3 Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p202), kegiatan penjualan terdiri dari penjualan
barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan
kredit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang
atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki
piutang kepada pelanggannya. Dalam transaksi penjualan secara tunai,
barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli, jika
perusahaan telah menerima kas dari pembeli.
2.2.3.1 Jaringan prosedur yg membentuk Sistem Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p219), prosedur yang membentuk sistem
penjualan, yaitu:
1. Prosedur order penjualan, fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order.
2. Prosedur penagihan, fungsi penagihan membuat faktur penjualan
dan mengirimkannya kepada pembeli.
3. Prosedur distribusi penjualan, fungsi akutansi mendistribusikan
data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh
manajemen.
4. Prosedur pencatatan piutang, fungsi akutansi mencatat tembusan
faktur penjualan kedalam kartu piutang atau dalam metode
60
pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut
abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
5. Prosedur persetujuan kredit, fungsi penjualan yang meminta
persetujuan penjualan kredit dari fungsi kredit di perusahaan.
6. Prosedur harga pokok penjualan, fungsi pencatatan secara
periodik total harga produk yang dijual dalam periode tertentu.
2.2.3.2 Dokumentasi dalam Sistem Penjualan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan, yaitu:
a. Surat order pengiriman dan tembusannya.
b. Faktur dan tembusannya.
c. Rekapitulasi harga pokok penjualan.
d. Bukti memorial.
2.2.4 SQL (Structured Query Language)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p113), SQL merupakan bahasa yang
dirancang untuk menggunakan relasi dan mengubah masukan menjadi
keluaran yang diharapkan (a language designed to used relations to
tranforms inputs into required outputs).
Menurut O’Brien (2003, p148), SQL adalah bahasa query yang
ditemukan di berbagai paket manajemen database (a query language found
in many database management packages).
SQL dimaksudkan untuk memenuhi keperluan berikut:
• Membuat database dan struktur relasi
61
• Melakukan tugas dasar manajemen data, seperti pemasukan,
modifikasi dan penghapusan data dari relasi
• Melakukan query sederhana dan kompleks
Standar SQL memiliki dua buah komponen:
• Data definition language (DDL) untuk menetapkan struktur
database dan mengontrol akses ke data
• Data manipulation language (DML) untuk mendapatkan kembali
( retrieve) dan memperbaharui data.
2.2.5 CSS (Cascading Style Sheets)
CSS yang mempunyai singkatan Cascading Style Sheets, adalah sebuah
bahasa pemograman untuk mendeskripsikan ukuran dari isi elemen - elemen
di sebuah struktur dokumen seperti HTML. Tetapi CSS dapat juga digunakan
untuk membuat dokumen XML atau SVG. (Casciano, Chris, 2011, p2).
2.2.6 PHP (Hypertext Preprocessor)
Menurut Welling (2001, p2), PHP adalah sebuah scripting pada
lingkungan server yang dirancang khusus untuk web. Kode PHP dapat
disatukan dalam page yang berisikan –ag-tag HTML dan akan dieksekusi
setiap halaman tersebut diakses. Kode-kode PHP yang telah dibuat akan
diinterpretasikan oleh web server yang kemudian menghasilkan tag-tag
HTML atau output lainnya yang akan dibaca oleh user.
62
Sebuah website yang terbuat dari susunan tag-tag HTML bersifat statis.
Dengan adanya PHP ini dapat dirancang suatu website yang bersifat dinamis
bahkan dapat bersifat interaktif.
Beberapa keunggulan PHP dibandungkan dengan beberapa bahasa
scripting lainnya adalah sebagai berikut :
• PHP mendukung banyak sistem basis data, seperti MySQL,
PostgreSQL, Oracle, Informix, Interbase dan lain-lain.
• PHP bersifat cross platform, artinya dapat dipakai di hampir semua
web server seperti Apache, AOL Server, dan Microsoft Internet
Information Service. Selama itu, PHP juga dapat dijalankan
diberbagai sistem operasi, seperti LINUX, UNIX, maupun diberbagai
versi Microsoft Windows.
• PHP adalah program yang bersifat open source sehingga siapapun
dapat mengubah maupun menambahkan fungsi-fungsi baru secara
bebas. Oleh karena itu. PHP memiliki siklus hidup yang singkat
(selalu up to date) mengikuti perkembangan teknologi internet