bab 2 landasan teori sistem informasi akuntansi...

Download BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem informasi akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2015-1-01477-AKSI... · informasi akuntansi dirancang untuk fungsi ... dasar dalam pengambilan

If you can't read please download the document

Upload: vothu

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Sistem Informasi Akuntansi

    Sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi manajemen

    yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan yang didapatkan dari proses

    transaksi akuntansi rutin (Rama dan Jones, 2006, p5). Sedangkan menurut O'Brien

    (2008, p361), sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang mencatat dan

    melaporkan berbagai transaksi bisnis dan kegiatan ekonomi lainnya. Sistem

    informasi akuntansi dirancang untuk fungsi akuntansi sehingga dapat membuat

    pekerjaan lebih sederhana. Sistem informasi akuntansi memproses data dan transaksi

    untuk menyediakan informasi yang dapat membantu pengguna dalam proses

    perencanaan, pengendalian, operasional, dan pengambilan keputusan di perusahaan

    (Medina, Jimenez, Mora dan Abrego, 2014).

    Sistem informasi akuntansi merupakan sistem untuk mengumpulkan, mencatat,

    menyimpan, dan memproses data-data akuntansi sehingga dapat menghasilkan

    informasi yang berguna bagi para pengambil keputusan. Sistem ini merupakan sistem

    yang paling banyak digunakan oleh perusahaan untuk mencatat dan melaporkan arus

    dana melalui pembuatan laporan keuangan. Sistem informasi akuntasi dapat

    dilakukan dengan menggunakan kertas, menggunakan teknologi informasi, atau pun

    keduanya. Apapun pilihannya, prosesnya tetap sama, yaitu melakukan proses

    pengumpulan, pengolahan, dan pelaporan data yang menghasilkan informasi

    keuangan yang relevan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen.

    Kesalahan pencatatan dan ketidaksesuaian antara data yang dicatat

    dengan kenyataan yang terjadi dilapangan serta keterlambatan pembayaran

    menjadi salah satu penghambat yang sering terjadi pada perusahaan

    sehingga menyebabkan sistem penjualan tidak dapat berjalan dengan baik.

    "An important characteristic of accounting information system is its control

    function because it allows monitoring of flows of movement of company assets

    which reduces the probability of unauthorized disposition to an acceptable

    level Accounting is a supplementary activity in creating value added", (Tokic,

    Marija; Spanja, Mateo; Tokic, Iva; Blazevic, Ivona. Annuals of the Faculty of

  • 8 Engineering Hunedoara 9. 2 (2011): 165-168. Functional Structure Of

    Entreprenerrial Accounting Information Systems).

    Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang

    menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang

    diperoleh dalam proses transaksi akuntansi rutin. Sistem informasi akuntansi

    diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasional sehari-hari untuk

    menghasilkan informasi akuntansi serta informasi lain mengenai proses bisnis

    perusahaan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen dan pihak-pihak terkait

    lainnya dalam pengambilan keputusan sehingga dapat mengatasi masalah dan

    meningkatkan daya saing perusahaan (Abu Taber, Alaryan dan Abu Haija, 2014).

    Dengan adanya sistem informasi akuntansi, maka kinerja perusahaan dapat

    ditingkatkan karena terciptanya efisiensi dan efektifitas terhadap sumber daya yang

    dimiliki perusahaan.

    2.1.1 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

    Menurut Romney dan Steinbart (2012, p30) terdapat enam komponen dalam

    sistem informasi akuntansi. Komponen-komponen tersebut adalah:

    1. People

    Orang yang bertugas untuk mengoperasikan sistem dan menjalankan berbagai

    fungsi.

    2. Procedures and Instructions

    Prosedur dan instruksi digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan

    menyimpan data mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan.

    3. Data

    Data berisi informasi mengenai perusahaan dan proses bisnis perusahaan.

    4. Software

    Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data perusahaan.

    5. Information Technology Infrastructure

    Infrastruktur Teknologi Informasi merupakan peralatan pendukung dan

    perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi

    akuntansi

    6. Internal Controls and Security Measures

    Kontrol internal dan langkah-langkah keamanan dilakukan untuk menjaga

    keamanan data di dalam sistem informasi akuntansi.

  • 9

    2.1.2 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

    Dalam pelaksanaan, sistem informasi akuntasi memiliki manfaat. Manfaat

    sistem informasi akuntansi menurut Rama dan Jones (2006, p6) adalah:

    1. Memproduksi Laporan Eksternal

    Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memenuhi

    kebutuhan informasi investor, kreditor, pemungut pajak, lembaga regulator,

    dan lain-lain. Format dan konten yang diperlukan untuk pembuatan laporan

    relatif sama sehingga otomatisasi dapat dilakukan pada proses pelaporan dan

    menyebabkan laporan eksternal dapat dihasilkan lebih mudah dan cepat.

    2. Mendukung Kegiatan Rutin

    Sistem informasi akuntansi memiliki kelebihan dalam menangani transaksi

    berulang sehingga dapat membantu manajer menangani aktivitas rutin selama

    siklus operasi perusahaan. Dengan penggunaan teknologi yang mendukung

    kinerja sistem informasi akuntansi, efisiensi bisnis dapat lebih ditingkatkan.

    3. Pendukung Pengambilan Keputusan

    Informasi juga diperlukan untuk mendukung keputusan tidak rutin, seperti

    mengetahui produk yang paling banyak dibeli. Informasi ini penting untuk

    perencanaan produk baru sehingga produksi dapat dilakukan dalam jumlah

    banyak. Permintaan yang tidak standar menuntut data query fleksibel, sehingga

    penggunaan query akan mempermudah pengambilan keputusan.

    4. Perencanaan dan Pengendalian

    Sistem informasi diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian aktivitas.

    Informasi tentang anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem, sehingga

    pengguna dapat membandingkan anggaran dan realisasi dengan mengekstraksi

    data historis dari database dan menggunakan program lain untuk meramalkan

    pertumbuhan dan arus kas.

    5. Menerapkan Pengendalian Internal

    Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang

    digunakan untuk melindungi aset perusahaan dan memastikan data keuangan

    akurat. Pembangunan kontrol akan membantu perusahaan mencapai tujuan

    tersebut. Perancangan dapat memeriksa kesalahan dan mencegah beberapa

    jenis entri data yang akan melanggar aturan yang ditetapkan secara otomatis.

  • 10 2.1.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

    Salah satu tujuan dari pengembangan sistem informasi akuntansi adalah

    menambah nilai bagi perusahaan (Romney dan Steinbart, 2012, p31). Sistem

    informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi perusahaan dengan cara:

    1. Meningkatkan Kualitas dan Mengurangi Biaya Produk dan Jasa

    Sistem informasi akuntansi memantau kinerja suatu mesin sehingga sistem

    akan segera memberitahu karyawan yang bertanggung jawab jika kinerja mesin

    berada di luar batas kualitas yang dapat diterima. Dengan adanya sistem

    informasi akuntansi, kualitas produk dapat terjaga dan biaya dapat ditekan.

    2. Meningkatkan Efisiensi

    Informasi yang tepat waku memungkinkan pendekatan just-in-time terjadi

    dikarenakan pendekatan ini membutuhkan informasi yang konstan, akurat, dan

    terbaru mengenai bahan baku persediaan dan lokasi bahan baku.

    3. Berbagi Pengetahuan

    Berbagi pengetahuan dan keahlian dapat meningkatkan operasional dan

    memberikan keunggulan kompetitif. Perusahaan dapat menggunakan sistem

    informasi mereka untuk berbagi praktik dan mendukung komunikasi antar

    kantor. Karyawan yang berada di kantor cabang dapat menggunakan database

    perusahaan untuk mengidentifikasi para ahli yang dapat memberikan bantuan,

    walaupun para ahli berada di kantor pusat, sehingga pengetahuan dan keahlian

    juga tersedia untuk kantor cabang.

    4. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Rantai Suplai

    Membiarkan pelanggan untuk mengakses persediaan dan entri pesanan

    penjualan secara langsung dapat mengurangi biaya penjualan dan biaya

    pemasaran, sehingga meningkatkan tingkat retensi pelanggan. Hal ini akan

    memperkecil harga jual sehingga harga produk dapat bersaing dengan produk

    sejenis.

    5. Memperbaiki Struktur Pengendalian Internal

    Sistem informasi akuntansi dengan struktur pengendalian internal yang tepat

    dapat melindungi sistem dari penipuan, kesalahan, kegagalan sistem dan

    bencana.

  • 11 6. Meningkatkan Pengambilan Keputusan

    Sistem informasi akuntansi mengakibatkan informasi yang diterima bersifat

    real time sehingga membantu perusahaan dalam meningkatkan pengambilan

    keputusan.

    Pengambilan keputusan memiliki beberapa langkah yang harus dilalui, yaitu

    mengidentifikasi masalah, mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi,

    mengevaluasi cara untuk memecahkan masalah, memilih metodologi solusi, dan

    mengimplementasikan solusi. Sistem informasi akuntansi dapat memberikan bantuan

    pada tahap pengambilan keputusan dengan cara membuat laporan yang dapat

    membantu pengguna dalam mengidentifikasi potensi masalah yang akan terjadi.

    Model keputusan dan alat analisis akan dipilih oleh pengguna. Bahasa query

    dapat mengumpulkan data yang relevan untuk membantu membuat keputusan.

    Tampilan grafis dapat membantu pembuat keputusan menginterpretasi model hasil

    keputusan, mengevaluasi, dan memilih alternatif tindakan yang akan digunakan.

    Sistem informasi akuntansi juga dapat memberikan feedback pada hasil tindakan.

    2.1.4 Siklus-Siklus Transaksi Proses Bisnis

    Siklus-siklus transaksi proses bisnis dikelompokkan menjadi lima siklus

    aktivitas bisnis (Romney dan Steinbart, 2012, p27). Siklus-siklus transaksi tersebut

    adalah:

    1. Revenue Cycle

    Barang dan jasa dijual untuk menghasilkan uang tunai atau janji masa depan

    untuk menerima uang tunai.

    2. Expenditure Cycle

    Dimana perusahaan membeli persediaan untuk dijual kembali atau membeli

    bahan baku untuk digunakan dalam memproduksi produk-produk dalam

    pertukaran uang tunai atau janji masa depan untuk membayar uang tunai.

    3. Production/Conversion Cycle

    Dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi.

    4. Human Resources/Payroll Cycle

    Dimana pegawai dipekerjakan, dilatih, dikompensasi, dievaluasi, dipromosikan

    dan diberhentikan.

  • 12 5. Financing Cycle

    Dimana perusahaan menjual saham perusahaan kepada investor dan meminjam

    uang dan investor dibayar dengan dividen dan bunga pinjaman.

    2.2 Siklus Pengeluaran

    Expenditure Cycle (siklus pengeluaran) adalah seperangkat kegiatan bisnis

    yang berulang dan terkait operasi pengolahan informasi yang berhubungan dengan

    pembelian dan pembayaran untuk barang dan jasa (Romney dan Steinbart, 2012,

    p391).

    Dalam perusahaan, informasi mengenai kebutuhan untuk melakukan pembelian

    mengalir ke siklus pengeluaran dari siklus pendapatan, siklus produksi, pengendalian

    persediaan dan berbagai departemen. Setelah barang diterima, pihak yang melakukan

    pembelian akan mendapatkan pemberitahuan terkait penerimaan barang. Pengeluaran

    data juga mengalir dari siklus pengeluaran ke buku besar dan sistem pelaporan untuk

    dimasukkan ke dalam laporan keuangan dan berbagai laporan manajemen yang

    diperlukan perusahaan.

    Tujuan utama dari siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya

    perolehan, pemeliharaan persediaan, dan berbagai jasa yang dibutuhkan perusahaan

    untuk menjalankan fungsinya. Untuk mencapai tujuan ini, manajemen harus

    membuat keputusan mengenai tingkat optimal persediaan yang akan ditanggung,

    vendor yang dapat memberikan kualitas, layanan dan harga terbaik, cara perusahaan

    mengkonsolodasi pembelian dilintas unit untuk memperoleh harga yang optimal,

    teknologi informasi yang akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi,

    cara perusahaan mempertahankan kas yang cukup untuk mengambil keuntungan dari

    penawaran vendor dan pengelolaan pembayaran untuk memaksimalkan arus kas.

    Tujuan-tujuan tersebut akan tercapai jika perusahaan melakukan empat

    kegiatan siklus pengeluaran (Romney dan Steinbart, 2012, p392) yaitu:

    1. Melakukan pemesanan atas barang dan jasa (Ordering)

    2. Melakukan penerimaan atas barang dan jasa (Receiving)

    3. Melakukan persetujuan atas faktur vendor (Approving Supplier Invoice)

    4. Melakukan pengeluaran kas (Cash Disbursement)

    Terdapat empat kegiatan pada siklus pengeluaran, yaitu pemesanan,

    penerimaan barang, persetujuan atas faktur vendor dan pengeluaran kas. Siklus

    produksi, pengendalian persediaan dan berbagai departemen dapat melakukan

  • 13 pemesanan dengan mengajukan purchase requisition ke bagian Purchasing. Setelah

    menerima purchase requisition, bagian Purchasing akan mencetak purchase order,

    dimana purchase order asli akan diberikan kepada vendor dan copy of purchase

    order akan diberikan kepada pihak-pihak yang melakukan pembelian. Bagian

    Purchasing juga akan menerima back order dari siklus pendapatan jika barang tidak

    tersedia pada saat diperlukan.

    Pada saat melakukan pembelian, data-data akan disimpan di master vendor,

    persediaan, dan purchase order agar data dapat diakses oleh departemen terkait.

    Bagian Purchasing dapat mengambil data dari master persediaan dan vendor untuk

    memastikan bahwa jumlah persediaan sudah berada dibawah safety stock dan vendor

    available untuk melakukan pemesanan barang.

    Master data diperlukan oleh perusahaan karena memiliki banyak kelebihan,

    salah satunya adalah mempermudah dalam berbagi dan mengakses data. Pada saat

    penerimaan barang, data-data disimpan di master vendor, persediaan, dan purchase

    order sesuai dengan faktur dan barang yang telah diterima untuk meningkatkan

    integritas data. Bagian Warehouse dapat mengambil data dari master purchase order

    untuk memastikan bahwa jumlah barang yang dipesan dan diterima telah sesuai.

    Setelah barang diterima, bagian Warehouse harus mengirimkan receipt of items

    ke siklus pendapatan sehingga barang yang sudah diterima oleh bagian Warehouse

    dapat diambil dan digunakan oleh siklus pendapatan. Sementara itu, vendor akan

    mengirimkan goods and packing slip ke bagian Warehouse, setelah menerima

    purchase order dari bagian Purchasing. Goods and packing slip yang telah diterima,

    akan diproses lebih lanjut, sehingga dapat dibuat laporan terkait penerimaan barang.

    Goods and packing slip yang telah diproses oleh bagian Warehouse akan

    menghasilkan laporan dimana laporan tersebut akan dikirim ke bagian Accounting.

    Vendor akan mengirim invoice dan master purchase order akan memberikan data

    purchase order kepada bagian Accounting agar dapat membandingkan data dari

    vendor dan juga data dari master purchase order. Setelah mengecek kedua data

    tersebut, maka bagian Accounting akan menerima invoice dan purchase order dan

    menyimpannya di master accounts payable dan general ledger serta membuat

    voucher untuk melakukan pembayaran.

    Bagian Treasury akan melakukan pembayaran kepada vendor dan menyimpan

    data tersebut ke dalam master general ledger dan accounts payable. Bagian Treasury

    dapat melakukan pengecekan terhadap master accounts payable untuk mengetahui

  • 14 status pembayaran karena pembayaran di setiap perusahaan, tidak hanya dilakukan

    secara tunai, namun dapat juga dilakukan secara kredit.

    2.2.1 Pemesanan Barang atau Jasa

    Aktivitas bisnis utama pada siklus pengeluaran adalah melakukan pemesanan

    atas barang dan/atau jasa. Dalam melakukan pemesanan, perusahaan harus

    mengidentifikasi apa, kapan dan berapa banyak barang yang harus dibeli, kemudian

    memilih vendor yang akan ditunjuk untuk menyediakan barang dan/atau jasa.

    Kebutuhan untuk membeli barang menghasilkan pembuatan purchase

    requisition yang mengidentifikasi daftar permintaan seperti; menetapkan lokasi

    pengiriman dan tanggal diperlukan, mengidentifikasi nomor barang, deskripsi,

    jumlah, dan harga setiap barang yang dipesan, serta mengusulkan nama vendor.

    Orang yang menyetujui purchase requisition menunjukkan nomor departemen dan

    nomor rekening yang harus bertanggung jawab atas pembelian tersebut.

    Meminimalkan jumlah data yang harus dimasukkan secara manual akan

    meningkatkan efisiensi dan akurasi. Dalam membuat purchase requisition, karyawan

    cukup melengkapi vendor, tanggal diperlukan, lokasi, nomor item dan jumlah yang

    akan dipesan, lalu menarik semua informasi yang relevan dari file master terkait.

    Gambar 2.2 Purchase Requisition. Sumber: Hall (2013, p214)

    Keputusan operasi yang sangat penting pada aktivitas pembelian adalah

    memilih vendor untuk membeli barang. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan

  • 15 dalam memilih vendor adalah harga, kualitas barang, dan kehandalan dalam

    melakukan pengiriman. Catatan yang dapat mengevaluasi kebutuhan vendor dengan

    baik, lebih dari sekedar menjaga data terkait harga pembelian. Perusahaan juga

    dikenakan biaya, seperti pengerjaan ulang dan pembatalan, terkait kualitas produk

    yang dibeli. Ada juga biaya yang berkaitan dengan kinerja pengiriman vendor.

    Ketergantungan vendor sangat penting bagi perusahaan karena pengiriman yang

    terlambat dapat membuat seluruh sistem terhenti.

    Jika vendor telah dipilih untuk suatu produk, identitas vendor menjadi bagian

    dari catatan master persediaan untuk menghindari proses pemilihan ulang vendor

    untuk setiap pemesanan berikutnya. Dalam beberapa hal, seperti pembelian dengan

    biaya tinggi dan penggunaan rendah, manajemen secara eksplisit ingin mengevaluasi

    kembali semua vendor potensial setiap kali produk dipesan. Daftar vendor alternatif

    yang potensial untuk setiap barang harus dijaga, terutama jika vendor utama

    kehabisan barang yang diperlukan.

    Purchase Order adalah dokumen atau form elektronik yang secara formal

    meminta vendor untuk menjual dan mengirim produk yang telah ditetapkan dengan

    harga yang telah ditetapkan (Romney dan Steinbart, 2012, p401). Purchase Order

    terdiri dari nama vendor, agen pembelian, tanggal pemesanan, tanggal pengiriman,

    lokasi pengiriman, metode pengiriman, dan informasi mengenai barang yang

    dipesan. Seringkali beberapa purchase order dihasilkan untuk mengisi purchase

    requisition karena vendor yang berbeda merupakan vendor pilihan untuk berbagai

    barang yang diminta. Jumlah yang dipesan kadang berbeda dari yang diminta untuk

    mengizinkan pembeli mengambil keuntungan dari diskon jumlah.

  • 16

    Gambar 2.3 Purchase Order. Sumber: Hall (2013, p215)

    Banyak perusahaan mempertahankan pembelian khusus dengan vendor

    penting. Blanket Purchase Order adalah komitmen untuk membeli barang-barang

    tertentu dengan harga yang ditunjuk dari vendor tertentu untuk jangka waktu yang

    ditetapkan, biasanya satu tahun. Blanket Purchase Order mengurangi ketidakpastian

    pembeli tentang sumber terpercaya dan membantu vendor dalam merencanakan

    kapasitas dan operasi yang lebih efektif.

    2.2.2 Penerimaan Barang atau Jasa

    Aktivitas bisnis kedua pada siklus pengeluaran adalah penerimaan dan

    penyimpanan barang pesanan. Departemen penerima barang bertanggung jawab

    untuk menerima pengiriman dari vendor. Laporan biasanya diberikan kepada

    manajer gudang, yang kemudian akan diteruskan kepada wakil direktur pabrik.

    Departemen penyimpan persediaan bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan

    melapor ke manajer gudang. Informasi mengenai penerimaan barang yang dipesan

    harus dikomunikasikan kepada fungsi pengendalian persediaan untuk memperbarui

    catatan persediaan.

    Ketika pengiriman tiba, petugas penerima membandingkan nomor purchase

    order mengacu pada packing slip vendor dengan file open purchase order untuk

    memverifikasi bahwa barang telah dipesan. Kemudian, petugas penerima akan

  • 17 menghitung jumlah barang yang dikirim. Sebelum rute persediaan ke gudang,

    petugas penerima barang juga harus memeriksa setiap pengiriman untuk menandai

    kerusakan yang nyata.

    Rincian dokumen receiving report terkait dengan pengiriman, termasuk

    tanggal penerimaan, pengirim, vendor, dan nomor purchase order. Untuk setiap

    barang yang diterima, dokumen akan menunjukkan jumlah barang, deskripsi, ukuran

    unit, dan kuantitas. Laporan penerimaan juga berisi ruang untuk mengidentifikasi

    orang-orang yang menerima dan memeriksa barang serta komentar terkait kualitas

    barang yang diterima.

    Gambar 2.4 Receiving Report. Sumber: Hall (2013, p216)

    Tiga pengecualian untuk proses ini adalah menerima jumlah barang berbeda

    dari jumlah yang dipesan, menerima barang yang rusak, atau menerima barang

    berkualitas rendah yang gagal dalam pemeriksaan. Dalam ketiga kasus tersebut,

    departemen pembelian harus mengatasi situasi dengan vendor. Biasanya vendor akan

    memberikan perusahaan izin untuk memperbaiki faktur untuk setiap perbedaan

    dalam kuantitas. Dalam hal barang rusak atau berkualitas rendah, dokumen yang

    disebut debit memo disusun setelah vendor setuju untuk mengambil kembali barang

    atau mengabulkan penurunan harga. Debit memo mencatat penyesuaian yang

    diminta. Salah satu salinan debit memo dikirim ke vendor, yang kemudian

    menciptakan dan mengembalikan credit memo dalam pengakuannya. Departemen

    account payable diberitahu dan menyesuaikan saldo rekening terutang kepada

  • 18 vendor. Salinan debit memo menyertai barang dari departemen pengiriman untuk

    mengotorisasi pengembalian kepada vendor.

    Menghitung dan mencatat pengiriman persediaan adalah tugas pekerja. Salah

    satu cara perusahaan meningkatkan efisiensi dari proses ini adalah mengharuskan

    penggunaan barcode, dimana hal ini merupakan salah satu pendekatan terkait

    penghitungan barang yang diterima, tetapi tidak menghilangkan kebutuhan untuk

    memeriksa kualitas.

    2.2.3 Persetujuan Faktur Vendor

    Aktivitas bisnis ketiga pada siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur yang

    dikeluarkan oleh vendor agar dapat melakukan pembayaran. Departemen account

    payable menyetujui faktur vendor untuk melakukan pembayaran. Kewajiban hukum

    untuk membayar vendor timbul pada saat barang diterima. Sebagian besar

    perusahaan mencatat hutang setelah menerima dan menyetujui faktur vendor.

    Perbedaan waktu biasanya tidak penting untuk pengambilan keputusan sehari-hari,

    namun perusahaan tetap membutuhkan jurnal penyesuaian yang tepat untuk

    mempersiapkan laporan keuangan yang akurat pada akhir periode fiskal.

    Ketika faktur vendor diterima, departemen account payable bertanggung jawab

    untuk mencocokkan purchase order dan receiving report. Kombinasi dari faktur

    vendor dan dokumen pendukung terkait menciptakan apa yang disebut voucher

    package. Setelah diverifikasi, perusahaan menerima apa yang telah dipesan dan

    faktur disetujui untuk pembayaran.

    Ada dua cara untuk memproses faktur vendor, yaitu sistem voucher dan sistem

    non-voucher. Dalam sistem non-voucher, setiap faktur yang disetujui (disertai

    dokumen pendukung) diposting ke catatan vendor perorangan dalam account

    payable file, kemudian disimpan dalam dalam open-invoice file. Ketika cek ditulis

    untuk membayar faktur, voucher package akan dihapus dari open-invoice file, faktur

    ditandai dan voucher package akan disimpan di paid-invoice file.

    Dalam sistem voucher, dokumen tambahan disebut disbursement voucher, juga

    dibuat ketika faktur vendor disetujui untuk melakukan pembayaran. Disbursement

    voucher mengidentifikasi vendor, daftar faktur yang beredar, dan menunjukkan

    jumlah bersih yang harus dibayar setelah dikurangi diskon yang berlaku dan

    tunjangan.

  • 19

    Sistem voucher memiliki tiga kelebihan dibandingkan sistem non-voucher.

    Pertama, sistem voucher mengurangi jumlah cek yang perlu ditulis karena beberapa

    faktur dapat dimasukkan ke dalam satu disbursement voucher. Kedua, dikarenakan

    disbursement voucher adalah dokumen yang dihasilkan secara internal, maka

    voucher dapat diberi nomor sebelumnya untuk memudahkan dalam melacak semua

    hutang. Ketiga, dikarenakan voucher memberikan catatan eksplisit bahwa faktur

    vendor yang telah disetujui untuk pembayaran, maka voucher difasilitasi dengan

    pemisahkan waktu persetujuan faktur dari waktu pembayaran tagihan. Hal ini

    memudahkan untuk menjadwalkan baik aktivitas maupun memaksimalkan efisiensi.

    Gambar 2.5 Cash Disbursement Voucher. Sumber: Hall (2013, p219)

    Untuk sebagian besar pembelian berulang, perusahaan telah mengetahui harga

    barang dan jasa pada saat melakukan pemesanan. Setelah penerimaan barang atau

    jasa diverifikasi, semua informasi yang dibutuhkan sudah dikenali. Pendekatan tanpa

    faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS). ERS menggantikan proses

    tradisional three-way matching process; yang terdiri dari faktur vendor, receiving

    report dan purchase order; dengan two-way match; yang hanya terdiri dari purchase

    order dan receiving report. ERS dapat menghemat waktu dan uang dengan

    mengurangi jumlah dokumen yang perlu dicocokkan dan jumlah ketidaksesuaian

    potensial. ERS juga menghemat waktu dan biaya vendor untuk menghasilkan dan

    melacak faktur.

  • 20 2.2.4 Pengeluaran Kas

    Aktivitas bisnis terakhir pada siklus pengeluaran adalah melakukan

    pembayaran kepada vendor. Kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran

    tagihan vendor. Hal ini memisahkan fungsi penjagaan yang dilakukan oleh kasir,

    fungsi otorisasi dilakukan oleh pembelian, dan fungsi pencatatan dilakukan oleh

    departemen account payable. Pembayaran dilakukan setelah invoice diterima dari

    vendor. Kasir harus membandingkan form Purchase Order, laporan penerimaan, dan

    invoice untuk memastikan ketiga hal tersebut sama (Ahlawat dan Vincelette, 2012).

    Meskipun pembayaran banyak dilakukan dengan menggunakan cek, namun

    penggunaan EFT (Electronic Funds Transfer) dan FEDI (Financial Electronic Data

    Interchange) juga sering digunakan oleh perusahaan.

    2.3 Siklus Pendapatan

    2.3.1 Pengertian Penjualan

    Menurut Werren, Reeve, dan Fess (2013,p.232), Penjualan adalah jumlah

    yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang dijual, baik tunai maupun

    kredit. Menurut Gelinas, Sutton, dan Hunton(2008,P.350), Penjualan adalah

    pertimbangan sebuah struktur interaksi antara manusia, peralatan, metode-metode,

    dan kendali-kendali yang didesain untuk memperoleh tujuan tertentu.

    Sistem informasi penjualan adalah suatu sistem informasi yang

    mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk

    menghasilkan, menganalisis, menyebarkan dan memperoleh informasi guna

    mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan. The objective of

    accounting information system is to collect and store data about business processes

    that can be used to generate a meaningful output for decision makers. (Brown,

    Iflysses J, III; Park, Yonpae; Jung, Sungwoo. Research in Higher Education Journal

    8 (Aug 2010): 1-8. The effects of students knowledge and attitude on the classroom

    performances).

    Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah hasil dari kesepakatan antara

    penjual dan pembeli untuk barang maupun jasa yang dijual.Baik secara tunai atau

    kredit. Menurut pembayarannya penjualan dibagi menjadi 2 yaitu :

  • 21 2.3.1.1 Penjualan Tunai

    Menurut Mulyadi (2010,p.455) Penjualan tunai adalah penjualan yang

    dilakukan oleh perusahaan dengan mewajibkan pembeli membayar semua

    nominal transaksi penjualan tersebut.

    2.3.1.2 Penjualan Kredit

    Menurut Mulyadi (2010,p.210) Penjualan kredit adalah penjualan

    yang dilakukan oleh perusahaan dengan memenuhi semua barang sesuai

    order yang diterima oleh pembeli dan menagih dalam jangka waktu tertentu.

    2.3.2 Pengertian Piutang Dagang

    Menurut Kieso , Weygandt dan Warfield (2010,p.318), piutang adalah klaim

    yang diberikan terhadap pelanggan dan yang lainnya untuk mendapatkan uang,

    barang atau jasa. Menurut Warren (2009,p.298), istilah piutang meliputi semua klaim

    dalam bentuk uang terhadap entitas lainya, termasuk individu, perusahaan, atau

    organisasi lainnya.

    Menurut PSAK no.9, piutang dagang meliputi piutang yang timbul karena

    penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal

    perusahaan.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa piutang dagang adalah suatu hak perusahaan

    yang ditimbulkan karena adanya penjualan produk atau penyerahan jasa kepada

    pelanggan.

    2.3.3 Pengertian Piutang Tak Tertagih

    Menurut Reeve, Warren dan Dunhac (2009,p398), terdapat dua metode

    akuntansi untuk mencatat piutang dan diperkirakan tidak akan tertagih. Metode

    penyisihan (allowance method) membuat akun beban piutang taktertagih dimuka

    sebelum piutang tersebut dihapus.Prosedur lainnya, yang dinamakan dengan metode

    penghapusan langsung (direct write-off method), mengakui beban hanya pada saat

    piutang dianggap benar-benar tidak dapat tertagih lagi.Metode penghapusan

    langsung sering digunakan oleh perusahaan kecil dan perusahaan dengan sedikit

    piutang.

  • 22 2.3.4 Pengertian Penerimaan Kas

    Menurut Romney dan Steinbart (2008,p371), Aktivitas terakhir di dalam siklus pendapatan berhubungan dengan penerimaan kas. Kasir akan melaporkan penerimaan, menangani remittance pelanggan dan akan menyetorkan uang ke bank.

    Menurut Mulyadi (2010,p439), Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai maupun piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.

    2.3.5 Jurnal

    Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010,p55), Jurnal disebut sebagai buku entri asli. Untuk setiap transaksi jurnal menunjukkan efek debet dan kredit pada akun khusus. Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang dagang dan penerimaan kas serta retur penjualan adalah sebagai berikut :

    1. Jurnal penjualan tunai

    Tabel 2.1 Jurnal Penjualan Tunai Deskripsi Debit Kredit

    Kas XXXX Penjualan XXXX Harga Pokok Penjualan XXXX Persediaan XXXX

    2. Jurnal penjualan kredit

    Tabel 2.2 Jurnal Penjualan Kredit Deskripsi Debit Kredit

    Piutang Dagang XXXX Penjualan XXXX Harga Pokok Penjualan XXXX Persediaan XXXX

    3. Jurnal penerimaan kas dari piutang

    Tabel 2.3 Jurnal Penerimaan kas

    Deskripsi Debit Kredit Kas XXXX Piutang Dagang XXXX

  • 23

    4. Jurnal retur penjualan

    Tabel 2.4 Jurnal Retur Penjualan Deskripsi Debit Kredit

    Retur dan Potongan Penjualan

    XXXX

    Piutang Dagang XXXX Persediaan XXXX Harga Pokok Penjualan XXXX

    2.4 Pengendalian Internal

    2.4.1 Definisi Pengendalian Internal

    Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan

    direksi, manajemen, dan personil lainnya, yang dirancang untuk memberikan

    keyakinan memadai terkait dengan pencapaian tujuan dalam kategori efektivitas dan

    efesiensi operasi, kehandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum

    dan peraturan yang berlaku (Rama dan Jones, 2006, p103). Sedangkan menurut

    Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2010, p348), pengendalian internal terdiri dari

    semua metode terkait dan langkah-langkah yang diadopsi sebuah perusahaan untuk

    mengamankan aset, meningkatkan kehandalan catatan akuntansi, meningkatkan

    efisiensi operasional, dan memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.

    Pengendalian internal merupakan sistem yang sangat penting dan dapat

    diterapkan pada perusahaan berskala besar, menengah, maupun kecil. Sistem

    pengendalian internal memiliki fungsi krusial, yaitu mencegah terjadinya

    penyimpangan terhadap tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Pengendalian

    internal juga dapat digunakan untuk mendeteksi kesalahan dan kecurangan yang

    mungkin akan terjadi, sehingga solusi dapat dicari dan kecurangan serupa tidak akan

    terjadi lagi di masa depan.

    Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian

    internal merupakan langkah-langkah yang diambil perusahaan dan dikendalikan oleh

    dewan direksi untuk mencapai tujuan dalam efektivitas dan efesiensi operasi,

    kehandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

    berlaku.

    2.4.2 Komponen Pengendalian Internal

    Commitee of Sponsoring Organizations (COSO) menunjukkan lima

  • 24 komponen pengendalian internal dalam buku berjudul Accounting Information

    Systems karangan Rama dan Jones (2006, p105), yaitu:

    1. Control Environment

    Pengendalian lingkungan mengacu pada faktor-faktor umum yang

    menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya

    terhadap pengendalian. Faktor-faktor ini meliputi integritas, nilai-nilai etika,

    filosofi, dan gaya operasi manajemen.

    2. Risk Assessment

    Penilaian resiko merupakan penetapan yang dilakukan untuk mengidentifikasi

    dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan resiko yang mengganggu

    pencapaian sasaran pengendalian internal.

    3. Control Activities

    Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan

    oleh organisasi untuk menghadapi risiko-resiko yang dihadapi perusahaan.

    Aktivitas pengendalian termasuk tinjauan kinerja, pengendalian aplikasi, dan

    pengendalian umum.

    4. Information and Communication

    Informasi berisi kumpulan prosedur, baik otomatisasi maupun manual, dan

    catatan yang dibuat untuk menilai, mencatat, memproses dan melaporkan

    kejadian pada proses entitas. Sedangkan komunikasi melibatkan penyediaan

    pemahaman peran dan tanggung jawab individu.

    5. Monitoring

    Sistem pengendalian internal harus diawasi secara berkala oleh manajemen

    untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana

    mestinya.

    2.4.3 Prinsip-Prinsip Kegiataan Pengendalian Internal

    Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2010, p349) menyatakan dalam bukunya

    yang berjudul Accounting Principles, bahwa dalam melakukan kegiatan

    pengendalian, terdapat enam prinsip yang harus dipatuhi, adalah:

    1. Establishment of Responsibility

    Prinsip penting dari pengendalian internal adalah menetapkan tanggung jawab

    kepada karyawan tertentu. Pengendalian yang paling efektif adalah ketika

    hanya satu orang karyawan saja yang bertanggung jawab atas tugas yang

  • 25

    diberikan. Membangun tanggung jawab seringkali membatasi akses hanya

    untuk personil yang berwenang, kemudian mengidentifikasi personil.

    Contohnya adalah mengidentifikasi password yang melacak orang yang

    membuat jurnal, melakukan penjualan, memasuki gudang persediaan pada

    waktu tertentu, dan lain sebagainya.

    2. Segregation of Duties

    Pemisahan tugas sangat diperlukan dalam sistem pengendalian internal.

    Terdapat dua cara umum dalam prinsip ini, yaitu individu berbeda bertanggung

    jawab atas pekerjaan yang saling berhubungan, dan tanggung jawab pencatatan

    pembukuan atas aset harus dipisahkan dari penyimpanan secara fisik atas aset

    tersebut. Dasar dari pemisahan tugas adalah pekerjaan dari seorang karyawan,

    tanpa duplikasi usaha, memberikan dasar yang dapat diandalkan untuk

    mengevaluasi pekerjaan karyawan lain. Contohnya adalah personil yang

    mendesain dan memprogram sistem terkomputerisasi tidak boleh diberikan

    tugas yang berkaitan dengan penggunaan sistem sehari-hari.

    3. Documentation Procedures

    Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk dokumen. Pertama, jika

    memungkinkan, perusahaan harus menggunakan dokumen bernomor urut dan

    semua dokumen harus dihitung. Penomoran akan membantu untuk mencegah

    penomoran ganda. Kedua, sistem pengendali mengharuskan karyawan untuk

    meneruskan sumber dokumen untuk input transaksi akuntansi ke bagian

    keuangan dengan segera. Ukuran pengendalian membantu memastikan

    pencatatan transaksi tepat waktu dan memberikan kontribusi langsung dengan

    keakuratan dan kehandalan catatan akuntansi.

    4. Physical Controls

    Penggunaan kontrol fisik sangat penting. Pengendalian fisik berhubungan

    dengan pengamanan aset dan meningkatkan akurasi dan kehandalan catatan

    akuntansi.

    5. Independent Internal Verification

    Pada umumnya, sistem pengendalian internal menyediakan verifikasi internal

    independen. Prinsip ini termasuk meninjau data yang telah disiapkan oleh

    karyawan. Untuk memperoleh keuntungan maksimum, perusahaan harus

    memverifikasi pencatatan secara berkala atau secara mendadak. Seorang

    karyawan independen yang bertanggung jawab terhadap informasi harus

  • 26

    melakukan verifikasi atas data yang diterima. Dan jika terjadi perbedaan dan

    pengecualian, hal tersebut harus segera dilaporkan kepada level manajemen

    yang bisa mengambil keputusan korektif secara tepat. Verifikasi internal

    independen sangat berguna dalam membandingkan akuntanbilitas dengan aset

    yang ada.

    6. Human Resource Controls

    Beberapa kegiatan pengendalian sumber daya manusia adalah mengawasi

    karyawan obligasi yang menangani uang tunai, menukar tugas karyawan dan

    mengizinkan karyawan untuk mengambil cuti, dan memeriksa latar belakang

    karyawan yang mendaftar ke perusahaan secara menyeluruh. Saat mengawasi

    karyawan obligasi yang menangani uang tunai, perusahaan melibatkan

    pengamanan kas dengan menggunakan dua cara, yaitu perusahaan asuransi

    mengamati secara hati-hati seluruh individu sebelum menambahkan mereka

    sebagai pemegang polis dan mungkin juga menolak aplikasi yang beresiko, dan

    karyawan yang terikat mengetahui bahwa perusahaan asuransi akan menuntut

    langsung semua pelaku. Pada saat menukar tugas karyawan dan mengizinkan

    karyawan untuk mengambil cuti, perusahaan banyak menemukan pencurian

    ketika karyawan sedang berlibur atau ditugaskan ke posisi baru. Langkah-

    langkah pencegahan dari percobaan pencurian harus dilakukan karena

    karyawan tidak akan mampu untuk menyembunyikan tindakan yang tidak

    benar secara permanen. Pada saat melakukan pemeriksaan latar belakang, ada

    dua cara yang harus dilakukan, yaitu memeriksa untuk melihat apakah pelamar

    kerja lulus dari kampus tempat mereka belajar dan tidak menggunakan nomor

    telepon dari pemberi kerja sebelumnya, namun melihatnya sendiri pelamarnya.

    2.4.4 Tujuan Pengendalian Internal

    Menurut Romney dan Steinbart (2012, p204), tujuan pengendalian internal

    adalah:

    1. Menjaga Aset Perusahaan

    Dalam melakukan penjagaan atas aset perusahaan, pihak yang melakukan

    penyimpanan dan pencatatan aset harus dapat mencegah atau mendeteksi

    perolehan, penggunakan, atau pengeluaran kas yang tidak terotorisasi, sehingga

    nilai aset yang tercatat sama dengan nilai aset fisik yang dimiliki.

    2. Memelihara Catatan Perusahaan

  • 27

    Pencatatan yang dilakukan perusahaan harus dicatat secara terperinci untuk

    memastikan bahwa laporan aset perusahaan bernilai wajar. Pemeliharaan

    catatan perusahaan akan cukup untuk menggambarkan aset perusahaan secara

    akurat.

    3. Menyediakan Informasi yang Akurat dan Dapat Dipercaya

    Informasi akan bernilai akurat dan dapat dipercaya jika informasi yang

    diberikan bernilai benar, berasal dari sumber terpercaya, terbebas dari

    kesalahan, dan mewakili kejadian perusahaan secara akurat.

    4. Menyediakan Laporan Keuangan sesuai Kriteria yang Telah Ditetapkan

    Laporan yang baik harus dibuat sesuai dengan format yang telah ditetapkan

    perusahaan agar tidak terjadi kerancuan dalam membaca informasi yang tertera

    pada laporan tersebut.

    5. Memajukan dan Meningkatkan Efisiensi Operasional

    Dalam memajukan dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan,

    memastikan penerimaan dan pengeluaran perusahaan agar dibuat sesuai dengan

    otorisasi manajer dan direktur juga harus diterapkan.

    6. Mendorong Kepatuhan Terhadap Kebijakan Manajerial yang telah

    Dirumuskan

    Hukuman diperlukan untuk mendorong kepatuhan terhadap kebijakan

    manajerial. Contohnya karyawan yang melakukan kesalahan atau kelalaian

    akan memperoleh surat peringatan sebagai konsekuensi atas kesalahan yang

    telah diperbuat.

    7. Mematuhi Hukum dan Peraturan yang Berlaku

    Dalam pengendalian internal, hukum dan peraturan yang telah ditetapkan harus

    dipatuhi untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kecurangan yang akan

    terjadi.

    2.4.5 Fungsi Pengendalian Internal

    Menurut Romney dan Steinbart (2012, p205), pengendalian internal memiliki

    tiga fungsi penting, yaitu:

    1. Preventive Controls

    Pengendalian pencegahan merupakan pengendalian yang memiliki fungsi untuk

    mencegah permasalahan sebelum masalah muncul. Contohnya mempekerjakan

    tenaga ahli, memisahkan tugas karyawan, dan mengendalikan akses fisik atas

  • 28

    aset dan informasi secara efektif untuk melindungi aset dan informasi tersebut.

    2. Detective Controls

    Pengendalian detektif merupakan pengendalian yang memiliki fungsi untuk

    menemukan masalah yang tidak dicegah. Contohnya meliputi pemeriksaan

    perhitungan ganda dan menyiapkan rekonsiliasi bank.

    3. Corrective Controls

    Pengendalian perbaikan merupakan pengendalian yang memilik fungsi untuk

    mengidentifikasi dan memperbaiki masalah, serta memulihkan diri dari

    kesalahan yang dihasilkan. Contohnya menjaga salinan cadangan dari file,

    mengkoreksi kesalahan entri data, dan mengirimkan kembali transaksi untuk

    diproses selanjutnya.

    2.5 Analisis dan Perancangan Sistem

    2.5.1 Pengertian Analisis Sistem

    Analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah yang menguraikan

    sebuah sistem menjadi pecahan-pecahan komponen untuk mempelajari kinerja dan

    interaksi komponen tersebut untuk mencapai tujuan (Whitten, Bentley, dan Dittman,

    2007, p186). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p60), analisis sistem

    mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan

    menunjukkan bahwa interaksi pengguna diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

    Tahapan analisis digunakan untuk membuat keputusan apabila sistem saat ini

    mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi dengan baik, mengetahui ruang

    lingkup pekerjaan yang akan ditangani, memahami sistem yang sedang berjalan saat

    ini, dan mengidentifikasi masalah serta mencari solusinya (Widjaya, 2012). Tahapan

    analisis merupakan tahap yang paling penting karena kesalahan pada tahapan ini

    akan menyebabkan kesalahan di tahap-tahap selanjutnya. Tujuan dari analisis sistem

    adalah mengevaluasi sistem yang telah ada, merumuskan tujuan yang ingin dicapai,

    dan menyusun rencana pengembangan sistem. Hal-hal yang harus diperhatikan

    dalam melakukan analisis sistem adalah mempelajari permasalahan secara rinci,

    menentukan pendekatan yang akan digunakan dalam memecahkan masalah, dan

    membuat pertimbangan apakah perlu atau tidak menggunakan cara terkomputerisasi.

    Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem

    adalah teknik penguraian sistem menjadi pecahan-pecahan komponen dengan tujuan

  • 29 untuk mempelajari interaksi komponen dimana interaksi pengguna juga diperlukan

    untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

    2.5.2 Pengertian Perancangan Sistem

    Perancangan sistem merupakan pelengkap dalam teknik pemecahan masalah

    yang menata ulang pecahan-pecahan komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap

    (Whitten, Bentley, dan Dittman, 2007, p186). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

    (2009, p60), perancangan sistem mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan

    untuk berkomunikasi dengan orang dan alat di dalam sistem, menunjukkan

    bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan pekerjaan dan menyempurnakan

    masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa khusus.

    Tahapan perancangan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

    Tahapan ini juga merupakan persiapan untuk implementasi sistem. Tujuan dari

    perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem dan

    memberikan gambaran dan perancangan yang lengkap kepada programmer dan

    expert yang terlibat dalam pembuatan sistem. Namun, tujuan utama dari tahapan

    perancangan adalah untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan

    masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif

    sistem yang baik (Widjaya, 2012).

    Beberapa hal yang harus diteliti sebelum membuat perancangan sistem adalah

    menentukan ruang lingkup atau batasan sistem, menentukan hasil yang diharapkan

    sistem, dan menentukan pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Teknik dokumentasi

    perancangan sistem yang kerap digunakan oleh perusahaan adalah data flow diagram

    atau flowchart. Perancangan sistem merupakan uraian dari analisis sistem

    sebelumnya yang menghasilkan sistem baru, dimana sistem yang dihasilkan akan

    lebih baik dari sistem sebelumnya.

    Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan

    sistem merupakan teknik penataulangan pecahan-pecahan komponen yang

    diperlukan untuk berkomunikasi, mengenai cara kompenen berinteraksi, dengan

    orang dan sistem.

    2.5.3 Teknik Dokumentasi Sistem

    Dokumentasi meliputi narasi, flowchart, diagram, dan dokumen-dokumen

    tertulis lainnya yang menjelaskan bagaimana sebuah sistem bekerja. Informasi ini

    meliputi siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana data dimasukkan ke

  • 30 dalam sistem, diolah, disimpan, menghasilkan output, dan sistem kontrol.

    Dokumentasi sistem yang sering digunakan oleh perusahaan adalah diagram.

    Dokumentasi sistem yang sering digunakan oleh perusahaan adalah diagram,

    flowchart, tables, dan bahkan ada juga yang dilengkapi dengan deskripsi narasi yang

    menuliskan langkah-langkah komponen sistem beserta interaksinya. Walaupun

    terdapat banyak teknik dalam mendokumentasikan sistem, namun alat dokumentasi

    sistem yang paling umum digunakan adalah flowchart.

    Umumnya, seluruh bidang membutuhkan alat dokumentasi untuk memahami

    prosedur yang dijalankan, baik secara otomatis maupun secara manual. Salah satu

    cara untuk memahami hal ini adalah dengan menggunakan flowchart untuk

    mendokumentasikan sistem yang ada, karena penggambaran secara grafis lebih

    mudah dalam mengungkapkan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Alat

    dokumentasi ini juga digunakan secara ekstensif dalam proses pengembangan sistem.

    Pihak-pihak yang mengembangkan aplikasi sistem informasi akan kerap berubah

    anggotanya, sehingga keberadaan alat dokumentasi ini akan membantu anggota baru

    untuk mempelajari sistem yang telah ada dan dapat melakukan pembelajaran dengan

    cepat.

    Flowchart adalah teknik analisis yang digunakan untuk menggambarkan

    beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis (Romney dan

    Steinbart, 2012, p75). Flowchart merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol

    grafis yang menggambarkan prosedur pemrosesan transaksi perusahaan yang

    mengalirkan data melalui sistem. Flowchart digunakan untuk mencatat bagaimana

    proses bisnis dilakukan dan dokumen dialirkan, serta menganalisis bagaimana

    meningkatkan proses dan aliran dokumen. Diagram ini dapat memberikan solusi

    untuk menyelesaikan masalah di dalam proses dengan cara menyederhanakan

    rangkaian prosedur sehingga memudahkan pengguna dalam memahami informasi.

    Flowchart memiliki kelebihan yang signifikan. Gambar lebih mudah dipahami

    daripada deskripsi narasi. Para pemilik bisnis kerap menggunakan flowchart sebagai

    alat kerja selama diskusi. Flowchart yang terkomputerisasi akan mempermudah

    pengambilan dan pencatatan data sehingga data dapat direvisi dengan cepat.

    Flowchart juga memiliki kelemahan dalam prosesnya. Pihak yang tidak

    memahami cara menggambar flowchart akan kesulitan dalam menggambarnya dan

    memakan waktu lama untuk mempersiapkannya. Flowchart tidak akan membantu

    sebagaimana seharusnya jika pihak yang membuat flowchart tidak terlatih.

  • 31

    Simbol flowchart terbagi menjadi empat kategori, yaitu:

    a. Input/Output Symbols

    Merupakan media yang memberikan masukan atau mencatat keluaran dari

    operasi pengolahan.

    b. Processing Symbols

    Menunjukkan jenis media yang digunakan untuk mengolah data atau

    mengindikasikan ketika proses dilakukan secara manual.

    c. Storage Symbols

    Merupakan perangkat yang digunakan untuk menyimpan data.

    d. Flow and Miecellaneous Symbols

    Menunjukkan aliran data, dimana flowchart dimulai atau berakhir, dimana

    keputusan dibuat, dan kapan harus menambahkan penjelasan untuk flowchart.

  • 32

    Gambar 2.10 Common Flowcharting Symbols. Sumber: Romney dan Steinbart

    (2012, p76)

  • 33

    Gambar 2.11 Common Flowcharting Symbols (Continue). Sumber: Romney dan

    Steinbart (2012, p77)

  • 34 2.5.4 Object Oriented Analysis and Design

    Dalam mengembangkan sebuah sistem, perusahaan kerap menggunakan

    pendekatan berorientasi objek (object oriented approach) dalam melakukan

    perancangan sistem. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p60), pendekatan

    berorientasi objek adalah suatu pendekatan pengembangan sistem yang memandang

    sistem informasi sebagai kumpulan objek yang saling berinteraksi dan bekerja sama

    untuk menyelesaikan tugas-tugas.

    2.5.5 System Requirement Analysis

    Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p129), system requirement

    merupakan spesifikasi yang menentukan fungsi yang harus disediakan oleh sistem.

    Analisis membagi system requirement menjadi dua kategori, yaitu functional

    requirement dan nonfunctional requirement. Functional requirement adalah aktivitas

    atau proses yang harus sistem lakukan, seperti penggunaan sistem untuk kegiatan

    bisnis. Nonfunctional requirement adalah karakteristik sistem selain kegiatan yang

    melakukan atau mendukung, seperti kebutuhan teknis, kebutuhan kinerja, kebutuhan

    kegunaan, kebutuhan keandalan, kebutuhan keamanan.

    Kedua system requirement diperlukan untuk melengkapi definisi dari sebuah

    sistem baru. Funcional requirement didokumentasikan dalam grafis dan model

    tekstual, sedangkan nonfunctional requirement didokumentasikan pada deskripsi

    naratif yang menyertai model.

    2.5.6 Activity Diagram

    Activity Diagram adalah jenis diagram workflow yang menggambarkan

    aktivitas pengguna dan aliran sekuensial mereka (Satzinger, Jackson, dan Burd,

    2009, p144). Ketika analis mengumpulkan informasi mengenai proses bisnis, analis

    perlu mendokumentasi hasil. Salah satu cara efektif untuk menangkap informasi

    adalah melalui penggunaan activity diagram. Activity diagram memudahkan analis

    dalam memvisualisasi aktivitas, sehingga analis dapat memeriksakannya kepada

    pengguna untuk memastikan kebenarannya. Activity diagram merupakan mekanisme

    komunikasi yang kuat antar pembuat sistem dan pengguna. Simbol-simbol yang

    digunakan dalam pembuatan diagram adalah:

  • 35 1. Swimlane

    Area persegi panjang yang mewakili aktivitas yang dilakukan oleh agen

    tunggal.

    2. Starting Activity (Pseudo)

    Simbol yang menunjukkan dimulainya aktivitas.

    3. Transition Arrow

    Simbol yang berupa garis penunjuk arah yang mewakili urutan aktivitas.

    4. Activity

    Simbol yang menggambarkan aktivitas individu dalam workflow.

    5. Ending Activity (Pseudo)

    Simbol yang menunjukkan berakhirnya aktivitas.

    6. Synchronization bar

    Simbol yang digunakan untuk mengontrol pemecahan atau menyatuan jalur

    sekuensial.

    7. Diamond

    Simbol yang merupakan titik keputusan dimana aliran proses akan mengikuti

    satu jalur atau jalur lainnya.

    Gambar 2.12 Activity Diagram Symbols. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd

    (2009, p145)

  • 36 2.5.7 Use Case Diagram

    Use case adalah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan

    cara pengguna berinteraksi dengan sistem (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2009,

    p213). Use case digambarkan sebagai sebuah stick figure sederhana yang mewakili

    actor (tangan ditunjukan langsung mengakses ke sistem). Actor diberi nama sesuai

    dengan ciri yang diperankannya. Use case sendiri dilambangkan sebagai sebuah oval

    dengan nama use case didalamnya. Connecting line yang menghubungkan actor

    dengan use case menunjukan bahwa actor memanfaatkan sistemnya.

    Gambar 2.13 Simple use case with an actor. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd

    (2009, p215)

    Pada contoh dibawah ini, order clerk dan customer diizinkan untuk mengakses

    sistem secara langsung. Hal ini ditandai dengan garis penghubung dan setiap actor

    dapat menggunakan use case. Boundary line disebut automation boundary juga

    digambar disekitar use case sebagai batas antara lingkungan dimana actor berada dan

    komponen internal dari sistem komputer.

  • 37

    Gambar 2.14 A Use Case Diagram, Showing a System Boundary. Sumber: Satzinger,

    Jackson, dan Burd (2009, p216)

    Sistem diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Sebagai pihak yang

    bertugas untuk merancang dan mendesain sistem, pembuat sistem harus memahami

    seluruh langkah-langkah secara rinci. Setiap detail informasi dalam use case akan

    dituliskan dalam use case description. Use case description menjelaskan tentang use

    case sistem yang mencakup seluruh urutan langkah untuk menyelesaikan suatu

    proses bisnis. Deskripsi dapat berlangsung singkat jika sistem yang dikembangkan

    tidak rumit. Namun, secara umum use case cukup kompleks untuk dikembangkan.

    Fully developed description adalah metode yang paling formal untuk

    mendokumentasikan use case. Detail yang banyak memberikan gambaran bagaimana

    internal flow dari suatu aktitivitas terjadi. Kelebihan use case description adalah

    memberikan pengertian menyeluruh dalam bisnis dan mengetahui bagaimana cara

    sistem mendukung proses bisnis tersebut. Walaupun akan menambah pekerjaan

    untuk mendefinisikan seluruh komponen, namun metode ini lebih disukai karena

    menggambarkan aktivitas internal flow untuk use case.

  • 38

    Gambar 2.15 Fully Developed Description. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd

    (2009, p223)

    2.5.8 Class Diagram

    Class diagram adalah diagram yang menunjukkan hal-hal penting dalam

    pekerjaan pengguna, seperti problem domain classes, associations, dan attributes

    (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2009, p184). Class diagram merupakan pusat

    penggambaran dari analisis dan desain berorientasi objek, serta merupakan gambaran

    mengenai sekumpulan class dan hubungan antar class yang terstruktur (Lianawati

    dan Meutia, 2012). Pada class diagram, persegi panjang mewakili class dan garis

  • 39 yang menghubungkan persegi panjang menggambarkan association antar kelas.

    Simbol dari class terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas disebut name, bagian

    tengah disebut attributes, dan bagian bawah disebut methods.

    Gambar 2.16 Notasi Class Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd

    (2009, p185)

    Dalam perancangannya, class diagram memiliki dua rancangan. Kedua

    rancangan class diagram tersebut adalah:

    1. Domain Class Diagram

    Pada Domain Class Diagram, class digambarkan sebagai sebuah persegi

    panjang yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu name dan attributes yang

    dihubungkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antar class. Garis ini

    melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum

    multiplisitas pada sebuah relationship (one-to-one, one-to-many, many-to-many).

    Khusus pada Domain Class Diagram, methods tidak perlu diisi.

  • 40

    Gambar 2.17 Domain Class Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd

    (2009, p310)

  • 41

    2. Updated Class Diagram

    Pada Updated Class Diagram, class digambarkan sebagai sebuah persegi

    panjang yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu name, attributes, dan methods yang

    dikembangkan dengan memperluas model Domain Class Diagram. Untuk membuat

    Updated Class Diagram, maka perancang sistem memerlukan tiga langkah, yaitu

    mengelaborasi attributes dengan tipe dan nilai informasi inisial, menambahkan

    methods, dan menambahkan panah navigasi visibilitas.

    Gambar 2.18 Updated Class Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2009,

    p340)

  • 42

    2.5.9 Three Layer Sequence Diagram

    System Sequence Diagram adalah diagram yang menunjukkan urutan pesan

    antara aktor eksternal dan sistem selama use case atau skenario (Satzinger, Jackson,

    dan Burd, 2009, p213). System Sequence Diagram digunakan dalam hubungannya

    dengan gambaran rinci atau dengan activity diagram untuk menunjukkan langkah-

    langkah proses dan interaksi antara aktor dan sistem. Dalam system sequence

    diagram, informasi yang mengalir masuk dan keluar dari sistem disebut message.

    System Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan arus informasi

    masuk dan keluar dari sistem otomatis. Dalam pendekatan berorientasi objek, arus

    informasi dicapai melalui pengiriman pesan baik ke atau dari aktor, atau bolak-balik

    antara objek internal. Perbedaan antara use case diagram dan system sequence

    diagram adalah dalam use case diagram, aktor menggunakan sistem, dan dalam

    system sequence diagram lebih ditekankan pada bagaimana aktor berinteraksi dengan

    sistem, yaitu dengan cara memasukkan data input dan menerima data output.

    Gambar 2.19 Sample System Sequence Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan

    Burd (2009, p229)

  • 43

    Kotak yang berlabel :System adalah objek yang mewakili seluruh sistem

    otomatis. Notasi merupakan persegi panjang dengan nama objek yang digarisbawahi.

    Dalam interaction diagram, pesan dikirim dan diterima oleh objek individu, bukan

    oleh kelas. Dalam system sequence diagram, objek yang disertakan adalah objek

    yang mewakili seluruh sistem. Dibawah aktor dan :System ada garis putus-putus

    vertikal yang disebut lifeline. Lifeline hanyalah perpanjangan dari objek, baik aktor

    atau objek, sepanjang durasi system sequence diagram.

    Arrow antara lifeline mewakili pesan yang dikirim atau diterima oleh aktor atau

    sistem. Setiap arrow memiliki asal dan tujuan. Asal dari pesan adalah aktor atau

    objek yang mengirimnya, ditunjukkan oleh lifeline pada ekor panah. Dengan cara

    yang sama, tujuan pesan dari aktor atau objek ditunjukkan oleh lifeline yang disentuh

    oleh kepala panah. Tujuan dari lifeline adalah untuk menunjukkan urutan dari pesan

    yang dikirim dan diterima oleh aktor dan objek. Urutan dari pesan dibaca dari atas ke

    bawah dalam diagram.

    Pesan diberi label untuk menggambarkan kedua tujuan pesan dan setiap data

    input yang dikirim. Arrow digunakan untuk menunjukkan kedua pesan dan data

    input. Pada sequence diagram, pesan dianggap sebagai suatu tindakan yang

    dipanggil objek tujuan, seperti perintah.

    Return message memiliki arti dan format yang sedikit berbeda. Notasi pada

    return message digambarkan sebagai panah putus-putus (dashed arrow). Panah

    putus-putus digunakan untuk menunjukkan respon atau jawaban.

    Three Layer Sequence Diagram merupakan diagram yang kompleks, namun

    merupakan diagram yang sempurna karena memberikan dasar dalam perencanaan

    use case. Perencanaan proses yang terperinci menyebabkan perancang sistem dapat

    memahami kompleksitas dari setiap use case untuk pembuatan program tanpa

    mengalami kesulitan. Hal yang harus dicatat adalah tidak ada elemen desain yang

    ditambahkan untuk menutupi error handling atau kegagalan pada use case.

  • 44

    Gambar 2.20 Completed Three Layer Design Sequence Diagram. Sumber: Satzinger,

    Jackson, dan Burd (2009, p325)

    2.5.10 Package Diagram

    Package Diagram adalah diagram tingkat tinggi sederhana yang

    memungkinkan perancang sistem menghubungkan semua class dalam group terkait

    (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2009, p339). Package diagram dapat menggunakan

    paket yang berisi use case untuk menggambarkan fungsi sistem perangkat lunak.

    Package diagram juga dapat menggunakan paket yang mewakili berbagai lapisan

    sistem software untuk menggambarkan arsitektur berlapis dari sistem perangkat

    lunak. Ketergantungan antara paket ini dapat dihiasi dengan label/stereotip untuk

    menunjukkan mekanisme komunikasi antara lapisan. Notasi package diagram dalam

    bentuk tab persegi panjang. Nama package ditampilkan dalam tab. Pada gambar

    2.21, semua class dalam package ditempatkan dalam tab persegi panjang.

  • 45

    Gambar 2.21 Package Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p341)

    2.5.11 User Interfaces

    User interfaces adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan

    interaksi dari pengguna sistem untuk menghasilkan input dan output (Satzinger,

    Jackson, dan Burd, 2009, p442). User interface melibatkan input dan output yang

    langsung melibatkan pengguna dan memungkinkan pengguna untuk berinteraksi

    dengan komputer untuk mencatat transaksi. User interface berfungsi untuk

    mempermudah pengguna dalam menjalankan proses bisnis sehingga user interface

    harus bersifat user oriented agar dapat mempermudah pengguna dalam memasukan

    data dan menerima hasil dari proses. User interface terhubung langsung dengan

    sistem, sehingga pengguna dapat memasukan data kedalam sistem melalui user

    interface dan menerima informasi yang diperlukan melalui tampilkan komputer.

  • 46

    2.5.12 Laporan

    Laporan adalah data-data yang disajikan mengikuti format tertentu (Jones dan

    Rama, 2006, p201). Menurut Jones dan Rama (2006, p212), terdapat empat model

    laporan yang digunakan dalam pelaporannya, yaitu simple list report, grouped detail

    report, summary report, dan single entity report. Simple list report adalah laporan

    yang berisi daftar transaksi, contohnya daftar transaksi penjualan. Grouped detail

    report adalah laporan yang berisi daftar transaksi yang dikelompokkan oleh kategori

    tertentu, contohnya daftar transaksi penjualan yang dikelompokkan berdasakan jenis

    produk yang dijual dengan subtotal tertentu. Summary report adalah laporan yang

    berisi ringkasan atas proses bisnis yang dipilih, contohnya ringkasan total penjualan

    untuk setiap produk tanpa menampilkan daftar transaksi penjualan individu. Single

    entity report adalah laporan yang menjelaskan satu peristiwa saja, contohnya faktur

    penjualan yang memberikan rincian satu transaksi.

    Laporan merupakan sekumpulan informasi yang dapat ditampilkan pada layar

    komputer atau dicetak. Pelaporan melibatkan penggabungan, peringkasan, dan

    pengorganisasian informasi terkait peristiwa yang terjadi, agen yang terlibat, dan

    produk/jasa yang dijual atau dibeli dalam berbagai cara. Laporan termasuk bagian

    yang tak terpisahkan dari proses bisnis dan merupakan hasil akhir proses sehingga

    memiliki nilai bagi pengguna akhir dalam mengambil keputusan.

    Gambar 2.22 Simple Event List. Sumber: Rama dan Jones (2006, p221)

  • 47

    Gambar 2.23 Grouped Event Detail Reports. Sumber: Rama dan Jones (2006, p222)

    Gambar 2.24 Event Summary Report. Sumber: Rama dan Jones (2006, p224)

  • 48

    Gambar 2.25 Single Event Report. Sumber: Rama dan Jones (2006, p225)

    2.6 Kerangka Pikir

    Untuk merancang sistem informasi akuntansi pembelian dan pengeluaran kas

    pada CV Sumber Makmur, penulis menyusun suatu bagan yang merupakan kerangka

    pikir dari penelitian. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap

    perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

    Tahap pertama yaitu tahap perencanaan. Pada tahap ini, penulis akan

    mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi masalah terkait pembelian yang terjadi

    pada CV Sumber Makmur, memberi batasan-batasan yang akan dibahas dalam ruang

    lingkup, dan mencari tahu proses pembelian yang telah dilakukan oleh CV Sumber

    Makmur. Penulis juga mencari dan mengumpulkan data-data terkait dengan proses

    pembelian perusahaan, seperti prosedur dan dokumen-dokumen yang digunakan

    perusahaan.

    Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, penulis akan

    menganalisis unsur-unsur terkait dan mengemukakan teori-teori yang relevan dengan

    masalah yang diteliti, serta menganalisis prosedur pembelian yang telah dibuat.

    Setelah melakukan analisis, maka penulis akan menyusun perancangan prosedur

    pembelian perusahaan dalam bentuk sistem informasi beserta rancangan sistem yang

    diperlukan. Dan tahap terakhir adalah tahap penyelesaian, yaitu tahap dimana hasil

    dan perancangan sistem akan dipaparkan dalam simpulan dan saran dari penelitian

    yang telah dilakukan.

  • 49

    Berdasarkan kerangka pikir yang telah dijelaskan diatas, maka dalam penulisan

    skripsi ini, penulis menggambarkannya seperti pada gambar 2.26. Hasil yang

    diharapkan adalah sebuah aplikasi yang dapat mengintegrasikan seluruh sistem,

    sehingga informasi dapat diterima lebih cepat dan dapat menjawab kebutuhan

    pengambil keputusan.

    Gambar 2.26 Kerangka Pikir

  • 50