bab 2 landasan teori ini, di peroleh

28
2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Riset dan analisa yang di lakukan penulis untuk memperoleh data-data yang mendukung dan sesuai dengan visual referensi yang ada dalam pembuatan film pendek animasi yang berjudul “Kitchen Knight” ini, di peroleh dari beberapa cara atau media yang dilakukan, diantaranya ialah literatur buku, literatur internet, referensi video serta observasi lapangan. Riset yang di lakukan penulis dilakukan agar film pendek animasi ini menjadi lebih dekat di lingkungan yang sebenarnya. 2.1.2 Animasi Animasi bermakna satu proses menghidupkan atau memberikan gambaran bergerak kepada sesuatu yang statik agar kelihatan hidup dan dinamik. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi dari pada film animasi 2 dimensi. 2.1.3 Film Pendek Dari analisa yang di ambil dari kutipan Gotot prakosa secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

2

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Sumber Data

Riset dan analisa yang di lakukan penulis untuk memperoleh data-data

yang mendukung dan sesuai dengan visual referensi yang ada dalam

pembuatan film pendek animasi yang berjudul “Kitchen Knight” ini, di peroleh

dari beberapa cara atau media yang dilakukan, diantaranya ialah literatur buku,

literatur internet, referensi video serta observasi lapangan. Riset yang di

lakukan penulis dilakukan agar film pendek animasi ini menjadi lebih dekat di

lingkungan yang sebenarnya.

2.1.2 Animasi

Animasi bermakna satu proses menghidupkan atau memberikan

gambaran bergerak kepada sesuatu yang statik agar kelihatan hidup dan

dinamik. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar

kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar

bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film

animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak

bermunculan film animasi 3 dimensi dari pada film animasi 2 dimensi.

2.1.3 Film Pendek

Dari analisa yang di ambil dari kutipan Gotot prakosa secara teknis, film

pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit.

Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia,

akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi.

Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para

pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film

pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan

media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

3

ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru

tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak

sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

2.1.4 Wawancara

1. Hasil Wawancara

Penulis melakukan wawancara kepada peserta yang telah berhasil

memenangkan festival film pendek animasi, baik yang nasional maupun

internasional. Ia adalah Aditya Prabaswara. Wawancara di lakukan

bertujuan untuk mengetahui dimana letak keunikan, kelebihan dan

kekuatan dari animasi yang di buatnya, dan untuk menjadi pembelajaran

penulis agar membuat animasi yang lebih baik lagi.

Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa

kekuatan, keunikan serta kelebihan film pendek animasi “Altitude Alto”

yang di buatnya terletak pada cerita dan penerapan gaya visual yang

jarang di gunakan film lain pada saat itu. Dari segi penceritaan ia

mengambil cerita yang sangat sederhana dan mudah di mengerti oleh

kalangan luas apabila menontonnya, dari segi gaya visual ia

menambahkan bentuk dan tampilan yang berbeda agar film yang ia buat

terlihat lain dari pada film lainnya.

2. Durasi-durasi yang di tetapkan festival film pendek nasional :

Hellofest : Minimal 30 detik maksimal 7 menit

Animafest : 2 s/d 5 menit

XXI : Maksimal 15 menit

FFPI : Maksimal 10 menit

Gulali FF : Maksimal 10 menit termasuk credit

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

4

2.1.5 Survey

1. Hasil Survey

Survey di lakukan Penulis menggunakan literatur Internet

melalui website www.surveymonkey.com terhadap 31 audience dari

berbagai umur dan setatusnya. Pertanyaan yang di pertanyakan dalam

survey berhubungan dengan pengangkatan film pendek animasi ini.

Berdasarkan survey yang di dapat, Penulis menyimpulkan

bahwa sudah banyak penonton yang mengetahui adaya persaingan

dalam dunia kerja, dan beberapa juga sudah mengalaminya secara

langsung, dan juga penonton di Indonesia sudah mulai tertarik akan

dunia Chef tetapi masih belum mengerti seluk beluk dan apa saja

yang di kerjakan oleh seorang Chef, mulai dari tekhniknya,

penilaiannya dan juga penghargaannya. Juga 90% penonton tertarik

untuk melihat apa bila ada animasi yang mengangkat tema persaingan

antar Chef.

2.1.6 Interaksi Sosial

Menurut pakar sosiologi Dra.Maryati dan Suryawati.Spd dalam

bukunya yang berjudul Sociology and Antropology menyatakan bahwa,

“ Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau

interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar

individu dan kelompok”. Interaksi sosial terjadi karena adanya dua syarat,

yang pertama kontak sosial, kontak sosial tidak selalu terjadi secara fisik

saja tetapi dapat melalui media seperti telepon, radio, atau surat

elektronik, yang kedua adalah komunikasi, terjadi secara fisik saja tetapi

dapat melalui media seperti telepon, radio, atau surat elektronik. Sebuah

hubungan dapat di katakan interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri

berikut :

a. Jumlah pelaku dua orang atau lebih.

b. Adanya komunikai antarpelaku dengan menggunakan symbol

atau lambing.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

5

c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa

sekarang, dan masa mendatang.

d. Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi

tersebut.

1. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Interaksi Sosial

a. Imitasi

Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Imitasi

dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk seperti

gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola piker,

dan lain-lain.

b. Sugesti

Sugesti adalah sikap atau pandangan yang diterima

begitu saja tanpa melalui proses berpikir panjang. Sikap

atau pandangan dapat berupa anjuran, saran, nasehat,

pendapat dan lain-lain.

c. Identifikasi

Identifikasi adalah yaitu keinginan untuk menjadi

sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih

mendalam bandingkan dengan imitasi, karena proses

identifikasi dapat mempengaruhi atau membentuk

kepribadian seseorang yang menirunya.

d. Simpati

Simpati adalah merupakan proses dimana

seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Pada proses

simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam

keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami,

dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut.

e. Empati

Merupakan simpati mendalam yang mempengaruhi

kejiwaan dan fisik seseorang.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

6

2. Bentuk – bentuk Interaksi Sosial

Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya

interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses dosoiatif.

• Proses Asosiatif

Proses asosiatuf merupakan proses menuju terbentuknya

persatuan atau integrasi sosial. Diantaranya adalah :

- Kerjasama

- Akomodasi

- Asimilasi

- Akulturasi

• Proses Desosiatif

Proses desosiatif merupakan proses mengarah pada

perpecahan atau disintegrasi sosial. Diantaranya adalah :

- Persaingan

- Kontravensi

- Pertentangan

2.1.7 Persaingan

Menurut Rohendiagus seorang sosiolog dalam blognya ”membentuk

sikap dalam persaingan kerja”, persaingan adalah suatu proses sosial,

dimana individu atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan

melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat

perhatian umum, dengan cara menarik perhatian atau mempertajam

prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan atau

ancaman. Persaingan kini menjadi sesuatu hal yang sangat wajar. Untuk

itu harus di respon secara positif, Seseorang hampir tidak mungkin

bersaing tanpa mengenal kepribadian lawannya dengan baik. Persaingan

menyangkut kontak dan komunikasi. Oleh Karena itu, seseorang tentu

ingin mengetahui sifat dan kepribadian lawannya. Dengan mengenal dan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

7

mengetahui kondisi lawannya, setiap individu dapat membuat strategi

yang tepat untuk dapat mengalahkannya.

Persaingan dalam kehidupan dapat menimbulkan dampak positif

dan dampak negatif. Dampak negatif persaingan dapat menimbulkan

disoslatif yang berpua konflik, pertengkaran, perang, dan lain

sebagainya. Dampak positif persaingan juga dapat menimbulkan proses

asosiatif yang berupa Persaingan akan mendorong orang atau kelompok

untuk bekerja lebih keras sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat tempat ia berada. Oleh karena

itu, iklim persaingan yang sehat harus selalu diciptakan agar kemajuan,

baik individu, masyarakat, bangsa maupun negara dapat diwujudkan.

persaingan justru akan memunculkan potensi yang kita miliki, karena

tujuan dari persaingan ialah untuk menuntut kita memunculkan

kreatifitas, keahlian dan potensi terpendam yang selama ini belum

tergali.

1. Jenis-Jenis Persaingan

a. Persaingan Ras

Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di

bidang kebudayaan. Perbedaan ras baik perbedaan warna

kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut hanya merupakan

suatu perlambang kesadaran dan sikap atau perbedaan-

perbedaan dalam kebudayaan.

b. Persaingan di Bidang Kebudayaan

Persaingan di bidang kebudayaan merupakan persaingan

antara dua kebudayaan untuk memperebutkan pengaruh di

suatu wilayah. Persaingan kebudayaan misalnya terjadi antara

kebudayaan pendatang dengan kebudayaan penduduk asli.

Bangsa pendatang akan berusaha agar kebudayaannya dipakai

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

8

di wilayah di mana ia datang. Begitu pula sebaliknya,

penduduk asli akan berusaha agar bangsa pendatang

menggunakan kebudayaannya dalam kehidupan.

c. Persaingan Kedudukan

Apabila dalam diri seseorang atau kelompok terdapat

keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau

kelompok yang mempunyai kedudukan dan peranan

terpandang maka terjadilah persaingan. Kedudukan dan

peranan yang dikejar tergantung pada apa yang paling

dihargai oleh masyarakat pada suatu masa tertentu.

2. Persaingan Dalam Dunia Kerja

Hubungan antar rekan kerja biasanya tidak luput dari kata

“persaingan”, yang umumnya berkaitan erat dengan ketidakpuasan

karyawan yang satu dengan yang lain dalam menapaki jenjang karier

masing – masing, persaingan apabila tidak dikelola dengan baik maka

akan merembet menjadi prilaku negative, dalam kondisi demikian bisa

saja terjadi perdebatan, karena setiap orang mempertahankan

pendapatnya masing – masing, bahkan dapat menimbulkan pertengkaran.

Hubungan antar rekan kerja pun menjadi memburuk dan dapat

berkembang menjadi “perang dingin”. Untuk itu persaingan harus di

respon secara positif agar justru menjadi penyemangat dalam bekerja dan

menjadikan persaingan yang ada menjadi ajang untuk memunculkan

kreatifitas, keahlian dan potensi yang ada dalam diri kita secara

maksimal.

2.1.8 Memasak

Pengertian memasak adalah menghantarkan panas ke dalam makanan

atau proses pemanasan bahan makanan. Dengan demikian proses memasak

hanya terjadi selama panas atau terapan pada suatu bahan makanan sedang

berlangsung. Menurut Agus Dwi seorang chef restoran Auroz, tujuan dalam

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

9

memasak adalah untuk meningkatkan rasa masakan yang dimasak,

meningkatkan penampilan masakan yang dimasak, memperbaiki tekstur,

membuat makanan matang agar lebih mudah dicerna, membuat makanan

matang agar aman untuk di konsumsi dan mematikan bakteri.

Memasak terbagi dalam dua teknik, yaitu teknik memasak basah dan

teknik memasak kering, Penulis menggunakan masing – masing satu teknik

yang terdapat dalam kedua teknik tersebut, yaitu :

a. Boilling (Merebus) teknik memasak basah

Merebus adalah memasak bahan makanan dalam cairan

hingga titik didih (100 derajat C). Cairan yang digunakan

berupa air, kaldu, susu, dll. Caranya bahan makanan dapat

dimasukkan dalam cairan yang masih dalam keadaan dingin

atau dalam air yang telah panas.

b. Saute (Menumis) teknik memasak kering

Saute adalah memasak bahan makanan dengan potongan –

potongan kecil dari daging sapi, unggas, atau sayuran dalam

minyak atau mentega bening dalam wajan datar.

2.1.9 Jenis-Jenis Makanan

Ada beberapa jenis makanan yang di masukan penulis dalam film ini,

berikut jenis-jenisnya :

a. Tenderloin Steak

Secara sederhana, steak adalah daging yang dipotong dari

seekor sapi (atau ayam, atau ikan) yang kemudian

dimatangkan dengan cara dibakar diatas bara, di bakar diatas

nyala api, di oven, atau bahkan digoreng.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

10

Tenderloin Dianggap sebagai raja steak karena paling lembut

dan empuk, teksturnya lembut, berbentuk oval dan ukurannya

kira-kira sebesar bola baseball. Daging ini diambil diatas paha

belakang sapi. 85 gram, daging ini mengandung 250 kalori,

21,4 gram protein, dan 17,2 gram lemak.

b. Lobster Lemon

Lobster utuh yang di rebus, di beri sedikit lelehan mentega

dan di hidangkan bersama lemon di atas piring, bisa juga di

tambahkan selada atau tomat sebagai garnish.

c. Sup Merah

Sup dengan racikan air kaldu yang di tambahkan dengan cabai

atau saus tomat, biasanya bisa di tambahkan dengan makanan

laut seperti udang ataupun lobster.

Gambar 2.1 Tenderloin Steak

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

11

Gambar 2.2 Lobster Lemon

Gambar 2.3 Sup Merah

2.1.10 Michelin Star

Di Indonesia nama Michelin memang belum dikenal,kecuali oleh para

chef profesional. Dalam situs Michelintravel.com menyatakan Michelin Star

adalah sebuah gelar yang diberikan oleh buku panduan restoran terbaik dunia

Michelin Guide kepada sebuah restoran yang dianggap sangat baik kualitas

makanannya dan layak untuk dikunjungi. Gelar Michelin Star bagi seorang

chef sama seperti gelar MVP bagi seorang pemain basket ataupun Academy

Awards winner bagi selebritis dunia. Bagi seorang Chef,meraih hanya satu

bintang Michelin bukanlah sesuatu hal yang mudah. Karena sangat

diperlukan ketelitian,kerja keras,disiplin dan paling penting passion.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

12

Penilaian yang dilakukan terdiri dari :

1. Kualitas bahan yang di gunakan harus selalu yang terbaik

2. Jenis masakannya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

3. Konsep restoran sangat berkelas dan mendukung.

4. Pelayanan yang di tawarkan selalu yang terbaik dan tidak ada kesalahan.

Gambar 2.4 Michelin Star

Sumber gambar : http://vegasmavens.com/2010/

Oleh karena itu, bintang Michelin yang dimiliki oleh sebuah restoran

akan sangat mempengaruhi kredibilitas dan nama dari Chef restoran tersebut.

Chef yang berkerja atau memiliki restoran berbintang Michelin akan disebut

sebagai Michelin Star Chef. Jika anda memanggil seseorang dengan gelar

Michelin Star,itu sama seperti kita memanggil seseorang dengan gelar Profesor.

Jika di Indonesia pengetahuan tentang Michelin diketahui oleh masyarakat, saya

yakin kesadaran dunia kuliner di Indonesia akan berkembang dan akan banyak

orang yang memiliki ambisi besar untuk meraih gelar tersebut dan akhirnya

tanpa disadari akan mengangkat kuliner nusantara ke mata dunia.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

13

2.1.11 Karakter ( Character)

1. Koki / Chef

Koki atau juru masak adalah orang yang menyiapkan makanan untuk

disantap. Istilah ini kadang merujuk pada chef, walaupun kedua istilah ini

secara profesional tidak dapat disamakan. Istilah koki pada suatu dapur rumah

makan atau restoran biasanya merujuk pada orang dengan sedikit atau tanpa

pengaruh kreatif terhadap menu dan memiliki sedikit atau tanpa pengaruh

apapun terhadap dapur. Mereka biasanya adalah semua anggota dapur yang

berada di bawah chef (kepala koki). Profesi chef ini sendiri sebenarnya baru

muncul pada abad ke-19 sebelumnya para chef ini di sebut dengan cook atau

master of cook. Kemudian Auguste Escoffier menciptakan pengorganisasian dan

hierarki pekerjaan di dapur.

Gambar 2.5 Koki / Chef

Sumber gambar : http://lists7.com/7-qualities-you-need-to-become-a-great-

chef

a. Atribut Koki / chef

Seorang juru masak ataupun chef sangat mengutamakan kebersihan dan

keselamatan dalam bekerja. Profesi ini dituntut untuk mengolah hidangan secara

higienis dalam kondisi sanitasi peralatan maupun ruang yang baik. Disamping

itu, faktor keselamatan bekerja juga penting dipahami dan dilakoni oleh seorang

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

14

chef karena bidang ini lekat dengan perangkat-perangkat yang memiliki resiko

kecelakaan kerja yang cukup tinggi.

Untuk mendukung tugas seorang chef, kelengkapan atribut yang

dikenakan sudah menjadi standar yang harus diterapkan baik lingkup dapur

restoran maupun hotel.

• Hat cook menjadi salah satu ciri khas seorang chef. Pada

awalnya hat cook berwarna putih dengan bentuk seperti

tabung maupun jamur dan memiliki pori-pori di bagian atas

untuk sirkulasi udara. Bentuk hat cook yang tinggi

menunjukkan posisi seorang chef dan pada umumnya yang

mengenakan adalah executive chef. Seiring perkembangan

zaman, desain, bentuk dan warna hat cook pun bervariasi,

namun tetap memiliki fungsi utama, yakni mencegah rambut

rontok dan jatuh ke dalam makanan serta menyerap keringat

di dahi. Bahan yang digunakan pada hat cook bisa berupa

kertas maupun kain katun. Hat cook yang dibuat dari kertas

biasanya hanya sekali pakai.

• Double breasted jacket menjadi pakaian wajib seorang juru

masak, pakaian ini didesain berlapis pada bagian dada,

berlengan panjang dan dibuat dari kain katun yang agak tebal

untuk melindungi dada dari panas api, makanan atau cairan

yang menyiram tubuh.

• Apron atau sering disebut celemek, wajib dikenakan oleh chef

dengan tujuan untuk melindungi jacket dan trousers dari

kotoran. Sama seperti double breasted jacket yang beraneka

warna, apron pun tidak hanya berwarna putih namun

umumnya mengikuti dengan warna pakaian yang dikenakan.

Panjang apron diusahakan sampai lutut dan lebar, supaya

celana terlindung dari kotoran.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

15

• Safety shoes, Sesuai dengan namanya, safety shoes digunakan

untuk melindungi kaki dari kemungkinan kecelakaan kerja di

dapur. Sepatu ini memiliki dasar dari bahan karet tebal agar

tidak mudah slip dan di bagian atas dilindungi besi baja yang

dilapisi dengan kulit, agar kaki aman dari kejatuhan benda

berat.

Gambar 2.6 Atribut koki

Sumber Gambar : http://www.culinaryschools.org

2. Michelin Guide Inspector

Michelin inspektur adalah orang yang menganalisa restoran atau

hotel sepanjang tahun di bawah jubah dari Michelin Guide itu sendiri.

Identitasnya jarang di ketahui, pria dan wanita, usia rata – rata dari

inspektur adalah 40 dan mereka cenderung lulusan dari sarjana perhotelan

yang sudah berpengalaman minimal 5 tahun di restoran. Setiap inspektur

harus mengevaluasi 240 restoran, melakukan 800 kali inspeksi, menulis

1.100 laporan setiap tahunnya. Pekerjaan ini dilakukan secara diam-diam

seperti pelanggan biasa, makan di restoran dan membayar tagihannya

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

16

walau pun setelah itu mereka memperkenalkan diri dan meminta

informasi lebih lanjut kepada chef di dapurnya. Jika ada keraguan tentang

restoran itu, inspektur yang lain akan datang kembali untuk pendapat

yang kedua.

Gambar 2.7 Michelin Guide Inspector

Sumber Gambar : http://www.theguardian.com/

2.1.12 Lingkungan (Environment)

1. Dapur restoran / Kitchen

Dapur restoran atau biasa di sebut kitchen adalah tempat koki

dalam memasak di sebuah restoran, kitchen biasanya berbentuk

sederhana dan bersih. Ornamen yang di gunakan pun sederhana,

kebanyakan dari dapur restoran lebih condong ke warna putih, meskipun

ada juga yang beragam warna. Warna putih sendiri ditujukan untuk

memperlihatkan keadaan dapur itu bersih dan aman buat kesehatan

makanan yang di hidangkan ke pada tamu restoran.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

17

Gambar 2.8 Dapur restaurant Auroz

Gambar 2.9 Dapur restaurant Auroz

Gambar 2.10 Dapur restaurant Auroz

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

18

a. Peralatan Dapur / Kitchen Equipment

Umumnya peralatan dapur terbuat dari plastik, baja anti karat

(stainless steel) atau alumunium. Bahan besi, tembaga dan seng

tidak dipakai sebab mudah berkarat dan bersenyawa dengan bahan-

bahan makanan.

Contoh peralatan dapur ( Kitchen equipment ) :

Dibawah ini adalah beberapa contoh dari mechanical dan

electrical kitchen equipment :

• S

tove, adalah kompor yang dewasa ini pada umumnya memp

ergunakan gas sebagai bahan bakarnya, namun ada pula yang

mempergunakan tenaga listrik, hanya alat ini lebih mahal

biaya operasionalnya dibanding memakai gas.

• Oven, adalah alat pemanggang berupa suatu lemari yang bes

ar dan biasanya dipergunaka untuk memanggang dan

membuat roast beef, roast chicken, pastry dan bakery product.

Sumber panas dihasilkan dari gas atau pun listrik.

• Frying Pan adalah alat masak yang digunakan untuk

menggoreng. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat

alat penggorengan termasuk aluminum, besi, tembaga,

stainless steel, dll.

Gambar 2.11 Stove Gambar 2.12 Sauce Pan

Sumber Gambar : http://www.restaurant-services.com/cooking.htm

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

19

2.1.13 Studi Existing

1. Studi Alur ( Story Line)

a. Film “Kung Fu Cooking Girls”

Film ini menceritakan tentang seorang pria pendatang yang

datang ke sebuah kota yang ramai akan tempat berjualannya, ketika

sedang asik melihat kanan dan kiri tiba-tiba perutnya merasa lapar dan

mengeluarkan bunyi yang keras, tak lama muncul seorang gadis

berpenampilan asia menawarkan makanan yang di jualnya yaitu bapau

khas makanan china, ketika pria itu ingin memakannya muncul seorang

gadis penjual makanan lain yang menjual makanan eropa, gadis itu

berpenampilan sexy sehingga menarik perhatian pembeli pria itu, saat

ingin makan sandwich yang di tawarkannya penjual bapau merasa kesal

dan menunjukan skill memasak yang luar biasa, ketika makanan itu ingin

di sajikan untuk si pembeli gadis penjual masakan eropa langsung

memperlihatkan kesexyan dari penampilannya, pembeli pria itu pun

beralih lagi, tidak mau kalah akhirnya penjual bapau mengeluarkan jurus

kungfu yang di milikinya, akhirnya terjadilah pertarungan untuk menarik

perhatian pembeli itu, karena merasa sangat lapar dan tidak di layani juga

akhirnya pembeli pria beralih ke masakan lain yaitu mie ayam dan tak

memperdulikan mereka berdua bertarung.

Gambar 2.13 Animasi Kung Fu Cooking Girls

Sumber Gambar : http://www.anmtv.xpg.com.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

20

b. Animasi “One Man Band Pixar”

Di sebuah taman kota, terdapat seorang pengamen berbadan

tambun dengan seluruh alat musik di tubuhnya melihat ke sekitar taman

yang sedang sepi. Tiba-tiba datang seorang gadis cilik datang dan ingin

melemparkan koin yang dimilikinya ke air mancur harapan, tindakan

gadis itu di cegah oleh pengamen berbadan tambun itu dengan

terompetnya. Perhatian gadis kecil itu beralih kepada pengamen itu,

ketika hendak memberikan koin yang di milikinya datanglah seorang

pengamen lain berbadan kurus dan juga dengan alat musik di seluruh

tubuhnya, gadis kecil itu lebih menyukai permainan dari pengamen yang

kurus. Pengamen berbadan tambun pun kesal dan menunjukan permainan

bandnya di atas drum, tetapi malah hal ceroboh yang di lakukan.

Persaingan untuk mendapatkan koin pun terjadi hingga membuat anak

kecil itu menjatuhkan koin yang di milikinya ke dalam got, gadis kecil itu

kesal dan meminta sebuah biola kepada pengamen, lalu ia memainkan

musik yang sangat indah, sehingga ia langsung mendapatkan uang yang

banyak. Kedua pengamen itu hanya bisa terbelalak melihat uang yang di

dapatkan oleh gadis itu, untuk membalas rasa kesalnya, gadis itu pun

melemparkan 2 koin emas ke dalam air mancur yang sangat tinggi.

Kedua pengamen itu pun kesulitan untuk meraih koin tersebut.

Gambar 2.14 Animasi One Man Band

Sumber Gambar : Cuplikan Animasi “One Man Band”

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

21

2.2.10 Studi Bentuk

Penulis menganalisa bentuk karakter yang di gunakan pada animasi

“Ratatouille”, “Cloudy With a Chance MeatBall” dan “One Man Band Pixar”

Ketiganya mendesain karakter dengan bentuk gaya karakter 2 dimensi yang khas

dengan anatomi tubuh yang tidak proporsional dan dilebih-lebihkan memberikan

nilai lebih dari segi artistik bagi ketiga animasi tersebut, dan tetap

mengaplikasikannya ke dalam bentuk animasi 3 dimensi.

Gambar 2.15 Desain karakter Ratatouille

Sumber Gambar : http://livlily.blogspot.com/2010/11/model-sheets-production-

drawings.html

Gambar 2.16 Desain karakter Cloudy

Sumber Gambar : http://literally-is-aswel.blogspot.com/2010/10/week-1-research-

concept-design-rough.html

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

22

2.2.11 Studi Warna

Dalam sebuah industri perfilman warna merupakan satu hal yang penting,

karna warna mampu membawa suasana dan dapat menjelaskan keadaan dalam

sebuah film. Dalam perancangan film “Kitchen Knight” ini penulis melakukan

studi warna yang mengacu pada film “Brain Divided” dan “Ratatouille”.

Dari film “Ratatouille” terlihat warna-warna yang senada dan berdekatan.

Warna tersebut terlihat padu dan memberikan kesan tersendiri yang di hadirkan

dalam film tersebut. Studi lain di lakukan pada film “Brain Divided” di film ini

juga terlihat warna yang senada antar background dan karakternya, tetapi di film

ini lebih terfokuskan pada sisi dari karakternya.

Gambar 2.17 Scene dalam film “Ratatouille”

Sumber Gambar : http://www.pixarplanet.com/

Gambar 2.18 Scene dalam film “Brain Divided”

Sumber Gambar : Cuplikan dalam film “Brain Divided”

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

23

2.2.12 Studi Art Direction

Dalam perancangan film ini penulis melakukan studi art direction

pada film “Defective Detective” dan “One Man Band Pixar”. Dalam

kedua film tersebut terlihat beberapa scene yang menggunakan golden

rule dan closeup. Pada film “Defective Detective” terdapat adegan

memasak dan dapat di jadikan acuan pada adegan yang di buat oleh

penulis. Dalam film “One Man Band Pixar” juga terdapat banyak adegan

persaingan yang dapat di jadikan acuan pula oleh penulis.

Gambar 2.19 Scene film “Defective Detective”

Sumber Gambar : Cuplikan film “Defective Detective”

Gambar 2.20 Scene film “One Man Band Pixar”

Sumber Gambar : Cuplikan film “One Man Band Pixar”

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

24

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Landasan Teori

1. Prinsip Dasar Animasi

Terdapat 12 prinsip dasar animasi yang dicetuskan pertamakali

oleh dua orang animator profesional dari studio Walt Disney, mereka

adalah Frank Thomas dan Ollie Johnston, di sekitar tahun 1930 yang

ditulis dalam bukunya yang berjudul “ The Illussion of Life ”. Ke 12

prinsip ini berfungsi agar setiap pergerakan animasi yang di buat tampak

menarik, halus dan alami. Tetapi dalam pengerjaan projek film pendek

ini, Penulis hanya dapat memakai 10 dari 12 prinsip animasi, karena dari

ke 12 perinsip tersebut ada yang tidak bisa di aplikasikan dan tidak ingin

dipakai oleh penulis, seperti Solid Drawing dan Squash & Stretch,

Berikut adalah prinsip-prinsipnya :

a. Timing & Spacing

Timing adalah penempatan waktu pada sebuah animasi.

Seorang animator harus mampu memperkiraan waktu dari sebuah

adegan animasi sehingga gerakan yang di buatnya mampu

memberikan kesan yang realis, Spacing adalah menentukan

percepatan dan perlambatan dari berbagai jenis gerak.

b. Anticipation

Anticipation adalah gerakan yang dilakukan sebelum kita

melakukan gerakan yang lain. Gerakan Ini juga dibutuhkan agar

gerakan pada animasi menjadi lebih nyata. Bagaimana antisipasi

ini digunakan tergantung pada banyaknya aksi yang akan

digunakan.

c. Slow in Slow Out

Slow In dan Slow Out lambatnya sebuah gerakan pada

animasi. Seperti Gravitasi. Slow out terjadi jika sebuah gerakan

yang cepat kemudian melambat. Slow in terjadi jika sebuah

gerakan secara lambat kemudian menjadi cepat.

d. Arcs

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

25

Arcs adalah sebuah garis lengkung yang menentukan

gerakan sebuah animasi, arcs juga digunakan agar sebuah animasi

menjadi terlihat lebih realistik tidak seperti robot. Pola gerak

semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan

mekanik yang cenderung patah-patah.

e. Secondary Action

Secondary action adalah gerakan pengikut atau gerakan yg

di timbulkan akibat gerakan utama. Secondary action tidak

dimaksudkan untuk menjadi pusat perhatian sehingga

mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama.

f. Overlapping Action

Overlapping adalah gerakan yang saling mendahului

seperti tangan yang tertinggal oleh badan dan lengan saat

melakukan pergerakan berlari.

g. Pose to Pose

Pose to Pose adalah menyiapkan pergerakan yang akan

dilakukan setelahnya, pose to pose ini membuat animator bekerja

lebih terencana dalam pembuatan gerak seawal mungkin.

h. Staging

Staging adalah penepatan objek pada sebuah animasi.

Pengambilan gambar atau darimana sudut pandang yang kita

ambil pada pembuatan animasi. Biasanya berkaitan dengan

posisi kamera pengambilan gambar.

i. Appeal

Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya

visual dalam animasi. Appeal membuat suatu yang menarik dan

menjadi suatu cirri khas dari sebuah animasi.

j. Exaggeration

Exaggeration adalah gerakan berlebihan yang mendramatisir

sebuah film animasi. Sesuatu hal yang tidak mungkin yang di

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

26

masukan dalam animasi dan membuat hal itu menjadi menarik

dan berbeda.

2. Teori Warna

Dalam dunia desain, warna bisa berarti pantulan tertentu dari

cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda.

Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat

dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip

warna merah. Secara definisi, warna merupakan persepsi dari respon otak

untuk data yang diterima secara visual. Sama halnya dengan proses

penginderaan manusia lainnya seperti penciuman atau perasa, warna

merupakan rasa atau sensasi yang dirasakan oleh seseorang melalui

penglihatannya.

a. Teori Brewster

Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna yang

ada di alam menjadi 4 kelompok warna. Keempat kelompok warna

tersebut, yaitu: warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral.

Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Kelompok

warna ini sering disusun dalam lingkaran warna Brewster. Lingkaran

warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna

(komplementer).

Dalam teori ini penulis mengunakan salah satu dari beberapa

kategori pengelompokan warna Brewster, yaitu adalah :

• Warna Analogus

Warna analogus merupakan kombinasi dari warna-warna

terdekat. Misal : warna merah akan serasi dengan warna oranye,

dan oranye akan terlihat harmonis dengan warna kuning. Begitu

juga jika kuning dipadukan dengan hijau atau biru jika dipadukan

dengan ungu, dan ungu jika dikombinasikan dengan pink.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

27

Dalam perfilman warna sangat berpengaruh dengan penyampaian

perasaan yang ingin di sampaikan, warna juga dapat merubah mood

seseorang dan menjadi pengalihan mata apabila ada perubahan yang

diinginkan seorang pembuat film kepada penontonnya.

3. Sinematografi/Cinematography

Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang

membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-

gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang

dapat menyampaikan ide atau pun cerita.

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni

menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya

sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi

menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap

rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan

gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian

gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan

teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase

(montage).

a. Types of Shot

Penulis menggunakan beberapa jenis Type of shot yang di

aplikasikan ke dalam karya ini, jenisnya adalah :

1. Extreme Close Up

Pengambilan gambar yang sangat dekat sehingga

menyentuh detil dari bagian muka hingga mata.

2. Close Up

Pengambilan gambar yang mengambil bagian atas

kepala hingga bahu.

3. Medium Close Up

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga

bagian dada.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

28

4. Medium Shot

Pengambilan gambar lebih luas yang mencakup

bagian kepala hingga setengah badan.

5. Long Shot

Pengambilan gambar yang mencakup seluruh

bagian tubuh baik benda ataupun karakter.

2.2.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportuinity, Threat) merupakan

suatu alat yang digunakan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, kesempatan,

dan ancaman yang melingkupi suatu objek, dalam hal ini short animation movie,

sehinga dapat ditentukan langkah strategis dan tepat untuk mengoptimalkan dan

memaksimalkan hasilnya. Berikut adalah analisis SWOT dari short animation

movie ini :

• Strength/ Kekuatan

Orisinalitas adalah kekuatan dari short animation movie ini, karena cerita

yang di buat adalah cerita buatan dari penulis. Unsur lokal juga di

masukan oleh penulis dalam short animation movie ini.

• Weakness/ Kelemahan

Masih sedikitnya masyarakat yang megetahui perihal mengenai chef di

Indonesia ini.

• Opportunity/ Kesempatan

Masyarakat sudah sudah mulai antusias dan tertarik melihat hal yang

bertemakan Chef. Animo masyarakat juga sudah besar dalam melihat

short animasi movie di Indonesia.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI ini, di peroleh

29

• Threat/ Ancaman

Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih untuk melihat

animasi hasil karya produk luar negeri ketimbang hasil karya produk

anak bangsa sendiri.

2.2.3 Target Pasar

1. Target Primer

• Gender : Pria dan Wanita

• Kategori usia : Dewasa

• Rentang usia : 17 hingga 25 tahun

• Jenjang pendidikan : SMA ke atas

• Status sosial ekonomi : Menengah ke atas

• Geografi : di kota-kota besar

2. Target Sekunder

• Gender : Pria dan Wanita

• Kategori usia : Remaja dan Dewasa

• Rentang usia : 12 hingga 16 tahun dan 25 ke atas

• Jenjang pendidikan : SMP hingga SMA

• Status sosial ekonomi : Menengah ke bawah

• Geografi : di luar kota-kota besar