bab 2 landasan teori ini, di peroleh
TRANSCRIPT
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Sumber Data
Riset dan analisa yang di lakukan penulis untuk memperoleh data-data
yang mendukung dan sesuai dengan visual referensi yang ada dalam
pembuatan film pendek animasi yang berjudul “Kitchen Knight” ini, di peroleh
dari beberapa cara atau media yang dilakukan, diantaranya ialah literatur buku,
literatur internet, referensi video serta observasi lapangan. Riset yang di
lakukan penulis dilakukan agar film pendek animasi ini menjadi lebih dekat di
lingkungan yang sebenarnya.
2.1.2 Animasi
Animasi bermakna satu proses menghidupkan atau memberikan
gambaran bergerak kepada sesuatu yang statik agar kelihatan hidup dan
dinamik. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar
kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar
bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film
animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak
bermunculan film animasi 3 dimensi dari pada film animasi 2 dimensi.
2.1.3 Film Pendek
Dari analisa yang di ambil dari kutipan Gotot prakosa secara teknis, film
pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit.
Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia,
akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi.
Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para
pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film
pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan
media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru
3
ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru
tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak
sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.
2.1.4 Wawancara
1. Hasil Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada peserta yang telah berhasil
memenangkan festival film pendek animasi, baik yang nasional maupun
internasional. Ia adalah Aditya Prabaswara. Wawancara di lakukan
bertujuan untuk mengetahui dimana letak keunikan, kelebihan dan
kekuatan dari animasi yang di buatnya, dan untuk menjadi pembelajaran
penulis agar membuat animasi yang lebih baik lagi.
Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa
kekuatan, keunikan serta kelebihan film pendek animasi “Altitude Alto”
yang di buatnya terletak pada cerita dan penerapan gaya visual yang
jarang di gunakan film lain pada saat itu. Dari segi penceritaan ia
mengambil cerita yang sangat sederhana dan mudah di mengerti oleh
kalangan luas apabila menontonnya, dari segi gaya visual ia
menambahkan bentuk dan tampilan yang berbeda agar film yang ia buat
terlihat lain dari pada film lainnya.
2. Durasi-durasi yang di tetapkan festival film pendek nasional :
Hellofest : Minimal 30 detik maksimal 7 menit
Animafest : 2 s/d 5 menit
XXI : Maksimal 15 menit
FFPI : Maksimal 10 menit
Gulali FF : Maksimal 10 menit termasuk credit
4
2.1.5 Survey
1. Hasil Survey
Survey di lakukan Penulis menggunakan literatur Internet
melalui website www.surveymonkey.com terhadap 31 audience dari
berbagai umur dan setatusnya. Pertanyaan yang di pertanyakan dalam
survey berhubungan dengan pengangkatan film pendek animasi ini.
Berdasarkan survey yang di dapat, Penulis menyimpulkan
bahwa sudah banyak penonton yang mengetahui adaya persaingan
dalam dunia kerja, dan beberapa juga sudah mengalaminya secara
langsung, dan juga penonton di Indonesia sudah mulai tertarik akan
dunia Chef tetapi masih belum mengerti seluk beluk dan apa saja
yang di kerjakan oleh seorang Chef, mulai dari tekhniknya,
penilaiannya dan juga penghargaannya. Juga 90% penonton tertarik
untuk melihat apa bila ada animasi yang mengangkat tema persaingan
antar Chef.
2.1.6 Interaksi Sosial
Menurut pakar sosiologi Dra.Maryati dan Suryawati.Spd dalam
bukunya yang berjudul Sociology and Antropology menyatakan bahwa,
“ Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau
interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar
individu dan kelompok”. Interaksi sosial terjadi karena adanya dua syarat,
yang pertama kontak sosial, kontak sosial tidak selalu terjadi secara fisik
saja tetapi dapat melalui media seperti telepon, radio, atau surat
elektronik, yang kedua adalah komunikasi, terjadi secara fisik saja tetapi
dapat melalui media seperti telepon, radio, atau surat elektronik. Sebuah
hubungan dapat di katakan interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri
berikut :
a. Jumlah pelaku dua orang atau lebih.
b. Adanya komunikai antarpelaku dengan menggunakan symbol
atau lambing.
5
c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa
sekarang, dan masa mendatang.
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi
tersebut.
1. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Interaksi Sosial
a. Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Imitasi
dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk seperti
gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola piker,
dan lain-lain.
b. Sugesti
Sugesti adalah sikap atau pandangan yang diterima
begitu saja tanpa melalui proses berpikir panjang. Sikap
atau pandangan dapat berupa anjuran, saran, nasehat,
pendapat dan lain-lain.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah yaitu keinginan untuk menjadi
sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih
mendalam bandingkan dengan imitasi, karena proses
identifikasi dapat mempengaruhi atau membentuk
kepribadian seseorang yang menirunya.
d. Simpati
Simpati adalah merupakan proses dimana
seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Pada proses
simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam
keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami,
dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut.
e. Empati
Merupakan simpati mendalam yang mempengaruhi
kejiwaan dan fisik seseorang.
6
2. Bentuk – bentuk Interaksi Sosial
Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses dosoiatif.
• Proses Asosiatif
Proses asosiatuf merupakan proses menuju terbentuknya
persatuan atau integrasi sosial. Diantaranya adalah :
- Kerjasama
- Akomodasi
- Asimilasi
- Akulturasi
• Proses Desosiatif
Proses desosiatif merupakan proses mengarah pada
perpecahan atau disintegrasi sosial. Diantaranya adalah :
- Persaingan
- Kontravensi
- Pertentangan
2.1.7 Persaingan
Menurut Rohendiagus seorang sosiolog dalam blognya ”membentuk
sikap dalam persaingan kerja”, persaingan adalah suatu proses sosial,
dimana individu atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat
perhatian umum, dengan cara menarik perhatian atau mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan atau
ancaman. Persaingan kini menjadi sesuatu hal yang sangat wajar. Untuk
itu harus di respon secara positif, Seseorang hampir tidak mungkin
bersaing tanpa mengenal kepribadian lawannya dengan baik. Persaingan
menyangkut kontak dan komunikasi. Oleh Karena itu, seseorang tentu
ingin mengetahui sifat dan kepribadian lawannya. Dengan mengenal dan
7
mengetahui kondisi lawannya, setiap individu dapat membuat strategi
yang tepat untuk dapat mengalahkannya.
Persaingan dalam kehidupan dapat menimbulkan dampak positif
dan dampak negatif. Dampak negatif persaingan dapat menimbulkan
disoslatif yang berpua konflik, pertengkaran, perang, dan lain
sebagainya. Dampak positif persaingan juga dapat menimbulkan proses
asosiatif yang berupa Persaingan akan mendorong orang atau kelompok
untuk bekerja lebih keras sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat tempat ia berada. Oleh karena
itu, iklim persaingan yang sehat harus selalu diciptakan agar kemajuan,
baik individu, masyarakat, bangsa maupun negara dapat diwujudkan.
persaingan justru akan memunculkan potensi yang kita miliki, karena
tujuan dari persaingan ialah untuk menuntut kita memunculkan
kreatifitas, keahlian dan potensi terpendam yang selama ini belum
tergali.
1. Jenis-Jenis Persaingan
a. Persaingan Ras
Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di
bidang kebudayaan. Perbedaan ras baik perbedaan warna
kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut hanya merupakan
suatu perlambang kesadaran dan sikap atau perbedaan-
perbedaan dalam kebudayaan.
b. Persaingan di Bidang Kebudayaan
Persaingan di bidang kebudayaan merupakan persaingan
antara dua kebudayaan untuk memperebutkan pengaruh di
suatu wilayah. Persaingan kebudayaan misalnya terjadi antara
kebudayaan pendatang dengan kebudayaan penduduk asli.
Bangsa pendatang akan berusaha agar kebudayaannya dipakai
8
di wilayah di mana ia datang. Begitu pula sebaliknya,
penduduk asli akan berusaha agar bangsa pendatang
menggunakan kebudayaannya dalam kehidupan.
c. Persaingan Kedudukan
Apabila dalam diri seseorang atau kelompok terdapat
keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau
kelompok yang mempunyai kedudukan dan peranan
terpandang maka terjadilah persaingan. Kedudukan dan
peranan yang dikejar tergantung pada apa yang paling
dihargai oleh masyarakat pada suatu masa tertentu.
2. Persaingan Dalam Dunia Kerja
Hubungan antar rekan kerja biasanya tidak luput dari kata
“persaingan”, yang umumnya berkaitan erat dengan ketidakpuasan
karyawan yang satu dengan yang lain dalam menapaki jenjang karier
masing – masing, persaingan apabila tidak dikelola dengan baik maka
akan merembet menjadi prilaku negative, dalam kondisi demikian bisa
saja terjadi perdebatan, karena setiap orang mempertahankan
pendapatnya masing – masing, bahkan dapat menimbulkan pertengkaran.
Hubungan antar rekan kerja pun menjadi memburuk dan dapat
berkembang menjadi “perang dingin”. Untuk itu persaingan harus di
respon secara positif agar justru menjadi penyemangat dalam bekerja dan
menjadikan persaingan yang ada menjadi ajang untuk memunculkan
kreatifitas, keahlian dan potensi yang ada dalam diri kita secara
maksimal.
2.1.8 Memasak
Pengertian memasak adalah menghantarkan panas ke dalam makanan
atau proses pemanasan bahan makanan. Dengan demikian proses memasak
hanya terjadi selama panas atau terapan pada suatu bahan makanan sedang
berlangsung. Menurut Agus Dwi seorang chef restoran Auroz, tujuan dalam
9
memasak adalah untuk meningkatkan rasa masakan yang dimasak,
meningkatkan penampilan masakan yang dimasak, memperbaiki tekstur,
membuat makanan matang agar lebih mudah dicerna, membuat makanan
matang agar aman untuk di konsumsi dan mematikan bakteri.
Memasak terbagi dalam dua teknik, yaitu teknik memasak basah dan
teknik memasak kering, Penulis menggunakan masing – masing satu teknik
yang terdapat dalam kedua teknik tersebut, yaitu :
a. Boilling (Merebus) teknik memasak basah
Merebus adalah memasak bahan makanan dalam cairan
hingga titik didih (100 derajat C). Cairan yang digunakan
berupa air, kaldu, susu, dll. Caranya bahan makanan dapat
dimasukkan dalam cairan yang masih dalam keadaan dingin
atau dalam air yang telah panas.
b. Saute (Menumis) teknik memasak kering
Saute adalah memasak bahan makanan dengan potongan –
potongan kecil dari daging sapi, unggas, atau sayuran dalam
minyak atau mentega bening dalam wajan datar.
2.1.9 Jenis-Jenis Makanan
Ada beberapa jenis makanan yang di masukan penulis dalam film ini,
berikut jenis-jenisnya :
a. Tenderloin Steak
Secara sederhana, steak adalah daging yang dipotong dari
seekor sapi (atau ayam, atau ikan) yang kemudian
dimatangkan dengan cara dibakar diatas bara, di bakar diatas
nyala api, di oven, atau bahkan digoreng.
10
Tenderloin Dianggap sebagai raja steak karena paling lembut
dan empuk, teksturnya lembut, berbentuk oval dan ukurannya
kira-kira sebesar bola baseball. Daging ini diambil diatas paha
belakang sapi. 85 gram, daging ini mengandung 250 kalori,
21,4 gram protein, dan 17,2 gram lemak.
b. Lobster Lemon
Lobster utuh yang di rebus, di beri sedikit lelehan mentega
dan di hidangkan bersama lemon di atas piring, bisa juga di
tambahkan selada atau tomat sebagai garnish.
c. Sup Merah
Sup dengan racikan air kaldu yang di tambahkan dengan cabai
atau saus tomat, biasanya bisa di tambahkan dengan makanan
laut seperti udang ataupun lobster.
Gambar 2.1 Tenderloin Steak
11
Gambar 2.2 Lobster Lemon
Gambar 2.3 Sup Merah
2.1.10 Michelin Star
Di Indonesia nama Michelin memang belum dikenal,kecuali oleh para
chef profesional. Dalam situs Michelintravel.com menyatakan Michelin Star
adalah sebuah gelar yang diberikan oleh buku panduan restoran terbaik dunia
Michelin Guide kepada sebuah restoran yang dianggap sangat baik kualitas
makanannya dan layak untuk dikunjungi. Gelar Michelin Star bagi seorang
chef sama seperti gelar MVP bagi seorang pemain basket ataupun Academy
Awards winner bagi selebritis dunia. Bagi seorang Chef,meraih hanya satu
bintang Michelin bukanlah sesuatu hal yang mudah. Karena sangat
diperlukan ketelitian,kerja keras,disiplin dan paling penting passion.
12
Penilaian yang dilakukan terdiri dari :
1. Kualitas bahan yang di gunakan harus selalu yang terbaik
2. Jenis masakannya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
3. Konsep restoran sangat berkelas dan mendukung.
4. Pelayanan yang di tawarkan selalu yang terbaik dan tidak ada kesalahan.
Gambar 2.4 Michelin Star
Sumber gambar : http://vegasmavens.com/2010/
Oleh karena itu, bintang Michelin yang dimiliki oleh sebuah restoran
akan sangat mempengaruhi kredibilitas dan nama dari Chef restoran tersebut.
Chef yang berkerja atau memiliki restoran berbintang Michelin akan disebut
sebagai Michelin Star Chef. Jika anda memanggil seseorang dengan gelar
Michelin Star,itu sama seperti kita memanggil seseorang dengan gelar Profesor.
Jika di Indonesia pengetahuan tentang Michelin diketahui oleh masyarakat, saya
yakin kesadaran dunia kuliner di Indonesia akan berkembang dan akan banyak
orang yang memiliki ambisi besar untuk meraih gelar tersebut dan akhirnya
tanpa disadari akan mengangkat kuliner nusantara ke mata dunia.
13
2.1.11 Karakter ( Character)
1. Koki / Chef
Koki atau juru masak adalah orang yang menyiapkan makanan untuk
disantap. Istilah ini kadang merujuk pada chef, walaupun kedua istilah ini
secara profesional tidak dapat disamakan. Istilah koki pada suatu dapur rumah
makan atau restoran biasanya merujuk pada orang dengan sedikit atau tanpa
pengaruh kreatif terhadap menu dan memiliki sedikit atau tanpa pengaruh
apapun terhadap dapur. Mereka biasanya adalah semua anggota dapur yang
berada di bawah chef (kepala koki). Profesi chef ini sendiri sebenarnya baru
muncul pada abad ke-19 sebelumnya para chef ini di sebut dengan cook atau
master of cook. Kemudian Auguste Escoffier menciptakan pengorganisasian dan
hierarki pekerjaan di dapur.
Gambar 2.5 Koki / Chef
Sumber gambar : http://lists7.com/7-qualities-you-need-to-become-a-great-
chef
a. Atribut Koki / chef
Seorang juru masak ataupun chef sangat mengutamakan kebersihan dan
keselamatan dalam bekerja. Profesi ini dituntut untuk mengolah hidangan secara
higienis dalam kondisi sanitasi peralatan maupun ruang yang baik. Disamping
itu, faktor keselamatan bekerja juga penting dipahami dan dilakoni oleh seorang
14
chef karena bidang ini lekat dengan perangkat-perangkat yang memiliki resiko
kecelakaan kerja yang cukup tinggi.
Untuk mendukung tugas seorang chef, kelengkapan atribut yang
dikenakan sudah menjadi standar yang harus diterapkan baik lingkup dapur
restoran maupun hotel.
• Hat cook menjadi salah satu ciri khas seorang chef. Pada
awalnya hat cook berwarna putih dengan bentuk seperti
tabung maupun jamur dan memiliki pori-pori di bagian atas
untuk sirkulasi udara. Bentuk hat cook yang tinggi
menunjukkan posisi seorang chef dan pada umumnya yang
mengenakan adalah executive chef. Seiring perkembangan
zaman, desain, bentuk dan warna hat cook pun bervariasi,
namun tetap memiliki fungsi utama, yakni mencegah rambut
rontok dan jatuh ke dalam makanan serta menyerap keringat
di dahi. Bahan yang digunakan pada hat cook bisa berupa
kertas maupun kain katun. Hat cook yang dibuat dari kertas
biasanya hanya sekali pakai.
• Double breasted jacket menjadi pakaian wajib seorang juru
masak, pakaian ini didesain berlapis pada bagian dada,
berlengan panjang dan dibuat dari kain katun yang agak tebal
untuk melindungi dada dari panas api, makanan atau cairan
yang menyiram tubuh.
• Apron atau sering disebut celemek, wajib dikenakan oleh chef
dengan tujuan untuk melindungi jacket dan trousers dari
kotoran. Sama seperti double breasted jacket yang beraneka
warna, apron pun tidak hanya berwarna putih namun
umumnya mengikuti dengan warna pakaian yang dikenakan.
Panjang apron diusahakan sampai lutut dan lebar, supaya
celana terlindung dari kotoran.
15
• Safety shoes, Sesuai dengan namanya, safety shoes digunakan
untuk melindungi kaki dari kemungkinan kecelakaan kerja di
dapur. Sepatu ini memiliki dasar dari bahan karet tebal agar
tidak mudah slip dan di bagian atas dilindungi besi baja yang
dilapisi dengan kulit, agar kaki aman dari kejatuhan benda
berat.
Gambar 2.6 Atribut koki
Sumber Gambar : http://www.culinaryschools.org
2. Michelin Guide Inspector
Michelin inspektur adalah orang yang menganalisa restoran atau
hotel sepanjang tahun di bawah jubah dari Michelin Guide itu sendiri.
Identitasnya jarang di ketahui, pria dan wanita, usia rata – rata dari
inspektur adalah 40 dan mereka cenderung lulusan dari sarjana perhotelan
yang sudah berpengalaman minimal 5 tahun di restoran. Setiap inspektur
harus mengevaluasi 240 restoran, melakukan 800 kali inspeksi, menulis
1.100 laporan setiap tahunnya. Pekerjaan ini dilakukan secara diam-diam
seperti pelanggan biasa, makan di restoran dan membayar tagihannya
16
walau pun setelah itu mereka memperkenalkan diri dan meminta
informasi lebih lanjut kepada chef di dapurnya. Jika ada keraguan tentang
restoran itu, inspektur yang lain akan datang kembali untuk pendapat
yang kedua.
Gambar 2.7 Michelin Guide Inspector
Sumber Gambar : http://www.theguardian.com/
2.1.12 Lingkungan (Environment)
1. Dapur restoran / Kitchen
Dapur restoran atau biasa di sebut kitchen adalah tempat koki
dalam memasak di sebuah restoran, kitchen biasanya berbentuk
sederhana dan bersih. Ornamen yang di gunakan pun sederhana,
kebanyakan dari dapur restoran lebih condong ke warna putih, meskipun
ada juga yang beragam warna. Warna putih sendiri ditujukan untuk
memperlihatkan keadaan dapur itu bersih dan aman buat kesehatan
makanan yang di hidangkan ke pada tamu restoran.
17
Gambar 2.8 Dapur restaurant Auroz
Gambar 2.9 Dapur restaurant Auroz
Gambar 2.10 Dapur restaurant Auroz
18
a. Peralatan Dapur / Kitchen Equipment
Umumnya peralatan dapur terbuat dari plastik, baja anti karat
(stainless steel) atau alumunium. Bahan besi, tembaga dan seng
tidak dipakai sebab mudah berkarat dan bersenyawa dengan bahan-
bahan makanan.
Contoh peralatan dapur ( Kitchen equipment ) :
Dibawah ini adalah beberapa contoh dari mechanical dan
electrical kitchen equipment :
• S
tove, adalah kompor yang dewasa ini pada umumnya memp
ergunakan gas sebagai bahan bakarnya, namun ada pula yang
mempergunakan tenaga listrik, hanya alat ini lebih mahal
biaya operasionalnya dibanding memakai gas.
• Oven, adalah alat pemanggang berupa suatu lemari yang bes
ar dan biasanya dipergunaka untuk memanggang dan
membuat roast beef, roast chicken, pastry dan bakery product.
Sumber panas dihasilkan dari gas atau pun listrik.
• Frying Pan adalah alat masak yang digunakan untuk
menggoreng. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
alat penggorengan termasuk aluminum, besi, tembaga,
stainless steel, dll.
Gambar 2.11 Stove Gambar 2.12 Sauce Pan
Sumber Gambar : http://www.restaurant-services.com/cooking.htm
19
2.1.13 Studi Existing
1. Studi Alur ( Story Line)
a. Film “Kung Fu Cooking Girls”
Film ini menceritakan tentang seorang pria pendatang yang
datang ke sebuah kota yang ramai akan tempat berjualannya, ketika
sedang asik melihat kanan dan kiri tiba-tiba perutnya merasa lapar dan
mengeluarkan bunyi yang keras, tak lama muncul seorang gadis
berpenampilan asia menawarkan makanan yang di jualnya yaitu bapau
khas makanan china, ketika pria itu ingin memakannya muncul seorang
gadis penjual makanan lain yang menjual makanan eropa, gadis itu
berpenampilan sexy sehingga menarik perhatian pembeli pria itu, saat
ingin makan sandwich yang di tawarkannya penjual bapau merasa kesal
dan menunjukan skill memasak yang luar biasa, ketika makanan itu ingin
di sajikan untuk si pembeli gadis penjual masakan eropa langsung
memperlihatkan kesexyan dari penampilannya, pembeli pria itu pun
beralih lagi, tidak mau kalah akhirnya penjual bapau mengeluarkan jurus
kungfu yang di milikinya, akhirnya terjadilah pertarungan untuk menarik
perhatian pembeli itu, karena merasa sangat lapar dan tidak di layani juga
akhirnya pembeli pria beralih ke masakan lain yaitu mie ayam dan tak
memperdulikan mereka berdua bertarung.
Gambar 2.13 Animasi Kung Fu Cooking Girls
Sumber Gambar : http://www.anmtv.xpg.com.
20
b. Animasi “One Man Band Pixar”
Di sebuah taman kota, terdapat seorang pengamen berbadan
tambun dengan seluruh alat musik di tubuhnya melihat ke sekitar taman
yang sedang sepi. Tiba-tiba datang seorang gadis cilik datang dan ingin
melemparkan koin yang dimilikinya ke air mancur harapan, tindakan
gadis itu di cegah oleh pengamen berbadan tambun itu dengan
terompetnya. Perhatian gadis kecil itu beralih kepada pengamen itu,
ketika hendak memberikan koin yang di milikinya datanglah seorang
pengamen lain berbadan kurus dan juga dengan alat musik di seluruh
tubuhnya, gadis kecil itu lebih menyukai permainan dari pengamen yang
kurus. Pengamen berbadan tambun pun kesal dan menunjukan permainan
bandnya di atas drum, tetapi malah hal ceroboh yang di lakukan.
Persaingan untuk mendapatkan koin pun terjadi hingga membuat anak
kecil itu menjatuhkan koin yang di milikinya ke dalam got, gadis kecil itu
kesal dan meminta sebuah biola kepada pengamen, lalu ia memainkan
musik yang sangat indah, sehingga ia langsung mendapatkan uang yang
banyak. Kedua pengamen itu hanya bisa terbelalak melihat uang yang di
dapatkan oleh gadis itu, untuk membalas rasa kesalnya, gadis itu pun
melemparkan 2 koin emas ke dalam air mancur yang sangat tinggi.
Kedua pengamen itu pun kesulitan untuk meraih koin tersebut.
Gambar 2.14 Animasi One Man Band
Sumber Gambar : Cuplikan Animasi “One Man Band”
21
2.2.10 Studi Bentuk
Penulis menganalisa bentuk karakter yang di gunakan pada animasi
“Ratatouille”, “Cloudy With a Chance MeatBall” dan “One Man Band Pixar”
Ketiganya mendesain karakter dengan bentuk gaya karakter 2 dimensi yang khas
dengan anatomi tubuh yang tidak proporsional dan dilebih-lebihkan memberikan
nilai lebih dari segi artistik bagi ketiga animasi tersebut, dan tetap
mengaplikasikannya ke dalam bentuk animasi 3 dimensi.
Gambar 2.15 Desain karakter Ratatouille
Sumber Gambar : http://livlily.blogspot.com/2010/11/model-sheets-production-
drawings.html
Gambar 2.16 Desain karakter Cloudy
Sumber Gambar : http://literally-is-aswel.blogspot.com/2010/10/week-1-research-
concept-design-rough.html
22
2.2.11 Studi Warna
Dalam sebuah industri perfilman warna merupakan satu hal yang penting,
karna warna mampu membawa suasana dan dapat menjelaskan keadaan dalam
sebuah film. Dalam perancangan film “Kitchen Knight” ini penulis melakukan
studi warna yang mengacu pada film “Brain Divided” dan “Ratatouille”.
Dari film “Ratatouille” terlihat warna-warna yang senada dan berdekatan.
Warna tersebut terlihat padu dan memberikan kesan tersendiri yang di hadirkan
dalam film tersebut. Studi lain di lakukan pada film “Brain Divided” di film ini
juga terlihat warna yang senada antar background dan karakternya, tetapi di film
ini lebih terfokuskan pada sisi dari karakternya.
Gambar 2.17 Scene dalam film “Ratatouille”
Sumber Gambar : http://www.pixarplanet.com/
Gambar 2.18 Scene dalam film “Brain Divided”
Sumber Gambar : Cuplikan dalam film “Brain Divided”
23
2.2.12 Studi Art Direction
Dalam perancangan film ini penulis melakukan studi art direction
pada film “Defective Detective” dan “One Man Band Pixar”. Dalam
kedua film tersebut terlihat beberapa scene yang menggunakan golden
rule dan closeup. Pada film “Defective Detective” terdapat adegan
memasak dan dapat di jadikan acuan pada adegan yang di buat oleh
penulis. Dalam film “One Man Band Pixar” juga terdapat banyak adegan
persaingan yang dapat di jadikan acuan pula oleh penulis.
Gambar 2.19 Scene film “Defective Detective”
Sumber Gambar : Cuplikan film “Defective Detective”
Gambar 2.20 Scene film “One Man Band Pixar”
Sumber Gambar : Cuplikan film “One Man Band Pixar”
24
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Landasan Teori
1. Prinsip Dasar Animasi
Terdapat 12 prinsip dasar animasi yang dicetuskan pertamakali
oleh dua orang animator profesional dari studio Walt Disney, mereka
adalah Frank Thomas dan Ollie Johnston, di sekitar tahun 1930 yang
ditulis dalam bukunya yang berjudul “ The Illussion of Life ”. Ke 12
prinsip ini berfungsi agar setiap pergerakan animasi yang di buat tampak
menarik, halus dan alami. Tetapi dalam pengerjaan projek film pendek
ini, Penulis hanya dapat memakai 10 dari 12 prinsip animasi, karena dari
ke 12 perinsip tersebut ada yang tidak bisa di aplikasikan dan tidak ingin
dipakai oleh penulis, seperti Solid Drawing dan Squash & Stretch,
Berikut adalah prinsip-prinsipnya :
a. Timing & Spacing
Timing adalah penempatan waktu pada sebuah animasi.
Seorang animator harus mampu memperkiraan waktu dari sebuah
adegan animasi sehingga gerakan yang di buatnya mampu
memberikan kesan yang realis, Spacing adalah menentukan
percepatan dan perlambatan dari berbagai jenis gerak.
b. Anticipation
Anticipation adalah gerakan yang dilakukan sebelum kita
melakukan gerakan yang lain. Gerakan Ini juga dibutuhkan agar
gerakan pada animasi menjadi lebih nyata. Bagaimana antisipasi
ini digunakan tergantung pada banyaknya aksi yang akan
digunakan.
c. Slow in Slow Out
Slow In dan Slow Out lambatnya sebuah gerakan pada
animasi. Seperti Gravitasi. Slow out terjadi jika sebuah gerakan
yang cepat kemudian melambat. Slow in terjadi jika sebuah
gerakan secara lambat kemudian menjadi cepat.
d. Arcs
25
Arcs adalah sebuah garis lengkung yang menentukan
gerakan sebuah animasi, arcs juga digunakan agar sebuah animasi
menjadi terlihat lebih realistik tidak seperti robot. Pola gerak
semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan
mekanik yang cenderung patah-patah.
e. Secondary Action
Secondary action adalah gerakan pengikut atau gerakan yg
di timbulkan akibat gerakan utama. Secondary action tidak
dimaksudkan untuk menjadi pusat perhatian sehingga
mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama.
f. Overlapping Action
Overlapping adalah gerakan yang saling mendahului
seperti tangan yang tertinggal oleh badan dan lengan saat
melakukan pergerakan berlari.
g. Pose to Pose
Pose to Pose adalah menyiapkan pergerakan yang akan
dilakukan setelahnya, pose to pose ini membuat animator bekerja
lebih terencana dalam pembuatan gerak seawal mungkin.
h. Staging
Staging adalah penepatan objek pada sebuah animasi.
Pengambilan gambar atau darimana sudut pandang yang kita
ambil pada pembuatan animasi. Biasanya berkaitan dengan
posisi kamera pengambilan gambar.
i. Appeal
Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya
visual dalam animasi. Appeal membuat suatu yang menarik dan
menjadi suatu cirri khas dari sebuah animasi.
j. Exaggeration
Exaggeration adalah gerakan berlebihan yang mendramatisir
sebuah film animasi. Sesuatu hal yang tidak mungkin yang di
26
masukan dalam animasi dan membuat hal itu menjadi menarik
dan berbeda.
2. Teori Warna
Dalam dunia desain, warna bisa berarti pantulan tertentu dari
cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda.
Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat
dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip
warna merah. Secara definisi, warna merupakan persepsi dari respon otak
untuk data yang diterima secara visual. Sama halnya dengan proses
penginderaan manusia lainnya seperti penciuman atau perasa, warna
merupakan rasa atau sensasi yang dirasakan oleh seseorang melalui
penglihatannya.
a. Teori Brewster
Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna yang
ada di alam menjadi 4 kelompok warna. Keempat kelompok warna
tersebut, yaitu: warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral.
Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Kelompok
warna ini sering disusun dalam lingkaran warna Brewster. Lingkaran
warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna
(komplementer).
Dalam teori ini penulis mengunakan salah satu dari beberapa
kategori pengelompokan warna Brewster, yaitu adalah :
• Warna Analogus
Warna analogus merupakan kombinasi dari warna-warna
terdekat. Misal : warna merah akan serasi dengan warna oranye,
dan oranye akan terlihat harmonis dengan warna kuning. Begitu
juga jika kuning dipadukan dengan hijau atau biru jika dipadukan
dengan ungu, dan ungu jika dikombinasikan dengan pink.
27
Dalam perfilman warna sangat berpengaruh dengan penyampaian
perasaan yang ingin di sampaikan, warna juga dapat merubah mood
seseorang dan menjadi pengalihan mata apabila ada perubahan yang
diinginkan seorang pembuat film kepada penontonnya.
3. Sinematografi/Cinematography
Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-
gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang
dapat menyampaikan ide atau pun cerita.
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni
menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya
sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi
menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap
rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan
gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian
gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan
teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase
(montage).
a. Types of Shot
Penulis menggunakan beberapa jenis Type of shot yang di
aplikasikan ke dalam karya ini, jenisnya adalah :
1. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sehingga
menyentuh detil dari bagian muka hingga mata.
2. Close Up
Pengambilan gambar yang mengambil bagian atas
kepala hingga bahu.
3. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga
bagian dada.
28
4. Medium Shot
Pengambilan gambar lebih luas yang mencakup
bagian kepala hingga setengah badan.
5. Long Shot
Pengambilan gambar yang mencakup seluruh
bagian tubuh baik benda ataupun karakter.
2.2.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportuinity, Threat) merupakan
suatu alat yang digunakan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan ancaman yang melingkupi suatu objek, dalam hal ini short animation movie,
sehinga dapat ditentukan langkah strategis dan tepat untuk mengoptimalkan dan
memaksimalkan hasilnya. Berikut adalah analisis SWOT dari short animation
movie ini :
• Strength/ Kekuatan
Orisinalitas adalah kekuatan dari short animation movie ini, karena cerita
yang di buat adalah cerita buatan dari penulis. Unsur lokal juga di
masukan oleh penulis dalam short animation movie ini.
• Weakness/ Kelemahan
Masih sedikitnya masyarakat yang megetahui perihal mengenai chef di
Indonesia ini.
• Opportunity/ Kesempatan
Masyarakat sudah sudah mulai antusias dan tertarik melihat hal yang
bertemakan Chef. Animo masyarakat juga sudah besar dalam melihat
short animasi movie di Indonesia.
29
• Threat/ Ancaman
Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih untuk melihat
animasi hasil karya produk luar negeri ketimbang hasil karya produk
anak bangsa sendiri.
2.2.3 Target Pasar
1. Target Primer
• Gender : Pria dan Wanita
• Kategori usia : Dewasa
• Rentang usia : 17 hingga 25 tahun
• Jenjang pendidikan : SMA ke atas
• Status sosial ekonomi : Menengah ke atas
• Geografi : di kota-kota besar
2. Target Sekunder
• Gender : Pria dan Wanita
• Kategori usia : Remaja dan Dewasa
• Rentang usia : 12 hingga 16 tahun dan 25 ke atas
• Jenjang pendidikan : SMP hingga SMA
• Status sosial ekonomi : Menengah ke bawah
• Geografi : di luar kota-kota besar