bab 2 landasan teori data -...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
2.1.1 Data
Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu
komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat
berjalan. Di dalam sistem informasi, data disimpan didalam sebuat
tempat penyimpanan (storage) atau yang lebih dikenal dengan
databasedan database dikelola oleh DBMS. Menurut Connolly dan
Begg (2010, p70), data adalah komponen yang paling penting dalam
DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai
jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan pengguna.Selain
sebagai komponen yang penting dalam sistem informasi dan juga
DBMS, menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielski (2012,p26),
data adalah penjelasan dasar benda, kejadian, fakta, aktivitas, dan
transaksi yang dicatat, diklasifikasi dan disimpan tetapi tidak diorganisir
untuk menyampaikan arti tertentu.
Berdasarkan pengertian menurut ahli diatas, maka dapat
disimpulkan, data adalah sekumpulan kejadian, fakta, transaksi yang
nantinya diolah untuk menjadi suatu informasi dan data merupakan
komponen yang paling penting dalam sebuah lingkungan DBMS.
2.1.2 Database
Data transaksi yang terjadi setiap harinya dalam sebuah
organisasi / perusahaan perlu disimpan untuk kebutuhan informasi di
masa depan. Untuk menyimpan data tersebut, diperlukan tempat
penyimpanan (storage) yang disebut dengan database. MenurutConnolly
& Begg (2010, p. 65) Database adalah kumpulan dari data logikal yang
saling berhubungan berserta dengan deskripsinya, yang di rancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.
8
2.1.3 Database Management System (DBMS)
2.1.3.1. Pengertian DBMS
Sebuah database memerlukan pengelolaan yang baik
agar database tersebut memiliki data yang berkualitas. Pada
umumnya database dikelola oleh DBMS (Database
Management System). Menurut Connolly & Begg (2010, p.
66)Database Management System atau DBMS adalah suatu
sistem software yang memungkinkan pengguna untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses
ke database.
Pengertian lain menurut (Munjtir & Aljahdali, 2013),
Database Management Systems adalah sebuah kumpulan
program yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan,
memodifikasi dan mengambil informasi dari sebuah database.
Sedangkan Menurut Jr., Prince, & Cegielski (2013, p.
149) Database Management Systems adalah seperangkat
program yang menyediakan tools bagi pengguna untuk
menambah, menghapus, mengakses, modifikasi, dan
menganalisa data yang di simpan di lokasi tunggal.
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa DBMS merupakan alat / tools yang berisi
kumpulan program yang memudahkan pengguna dalam
mengelola ( menambah, memodifikasi, dan menghapus )
database.
2.1.3.2. Komponen DBMS
Gambar 2.1 Komponen DBMS
(Connolly & Begg, 2010, p. 68)
9
Sebuah DBMS memiliki beberapa komponen yang
saling berhubungan sehingga DBMS tersebut dapat berjalan.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 68-71) terdapat 5
komponen dalam lingkungan DBMS yaitu : hardware,
software, data, procedure dan people.
1. Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware untuk
beroperasi. Hardware dapat mencakup mulai dari
komputer personal sampai pada sebuah mainframe atau
jaringan pada komputer. Beberapa DBMSs hanya dapat
berkerja pada hardware atau operasi sistem tertentu,
namun sudah cukup banyak DBMSs yang dapat
beroperasi dengan berbagai spesifikasi hardware dan
juga sistem operasi.
2. Software
Komponen dari software terdiri dari software DBMS itu
sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem
operasi. Jaringan juga termasuk ke dalam komponen
software jika DBMS tersebut digunakan di dalam sebuah
jaringan.
3. Data
Data merupakan komponen yang paling penting dalam
sebuah lingkungan DBMS. Hal ini dapat dilihat dari
gambar dimana data menjadi jembatan antara komponen
mesin dan juga komponen manusia.
4. Procedure
Instruksi dan aturan yang harus disertakan dalam
merancang dan menggunakan database dan DBMS
tersebut.
10
5. People
Merupakan sumber daya manusia yang berfungsi untuk
menghubungkan antara software dan hardware.
Kelima komponen tersebut merupakan komponen yang
sangat penting dalam sebuat lingkungan DBMS dan
saling berhubungan. Apabila salah satu komponen
tersebut tidak ada, DBMS tidak dapat berjalan dengan
maksimal.
2.1.3.3. Keuntungan DBMS
Dalam menerapkan DBMS, perusahaan pasti
mengharapkan dapat merasakan keuntungan yang dapat
meningkatkan kinerja perusahaan mengingat biaya yang
diperlukan dalam menerapkan DBMS cukup tinggi. Menurut
Connolly & Begg (2010, p. 77), menerapkan DBMS dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan
menggunakan DBMS yang dapat dirasakan oleh perusahaan
antara lain sebagai berikut :
1. Mengontrol redudansi / pengulangan data
2. Konsistensi data
3. Mendapat informasi yang lebih banyak dengan jumlah
data yang sama
4. Pembagian data dimana setiap user dalam
perusahaanyang memiliki hak akses ke dalam
databasedapat melihat dan juga menggunakan data yang
terdapat di dalam database ( sharing of data )
5. Meningkatkan integritas data
6. Meningkatkan keamanan data dengan membatasi hak
akses ke dalam database.
7. Dengan adanya integrasi memungkinkan DBA untuk
menentukan standar yang diperlukan di dalam DBMS
seperti menentukan format data yang akan masuk ke
11
dalam database yang berasal dari beberapa departemen
di dalam perusahaan.
8. Skala ekonomi
9. Adanya keseimbangan terhadap konflik kebutuhan dari
setiap user
10. Meningkatkan aksesbilitas dan respon dari data
11. Meningkatkan produktivitas
12. Meningkatkan pemeliharaan melalui data tetap
13. Meningkatkan ketepatan data
14. Adanya fasilitas backup dan recovery services untuk
mencegah hilangnya data ketika terjadi masalah di
database.
2.1.3.4. Kerugian DBMS
Selain keuntungan yang dapat dirasakan perusahaan,
DBMS juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat
membawa dampak negatif pada perusahaan dalam
penerapannya. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 80),
penggunaan DBMS juga dapat membawa dampak negatif /
kerugian bagi perusahaan. Kerugian dalam penggunaan DBMS
antara lain :
1. Kompleksitas
2. Membutuhkan size storage yang cukup besar
3. Biaya untuk DBMS cukup besar
4. Adanya biaya tambahan untuk hardware
5. Biaya konversi
6. Terdapat penurunan perfoma pada beberapa aplikasi
untuk memaksimalkan DBMS.
7. Kemungkinan gagal implementasi yang cukup besar
karena banyak faktor.
12
2.1.3.5. Fungsi DBMS
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 99) fungsi dari
DBMS adalah :
1. Data storage, retrieval, and update
Sebuah DBMS harus melengkapi pengguna dengan
kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan
memperbarui data dalam database.
2. A user-accessible catalog
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan katalog di mana
terdapat deskripsi item data yang disimpan dandapat
diakses oleh pengguna.
3. Transaction support
Sebuah DBMS harus memberikan suatu mekanisme yang
akan memastikan dengan baik bahwa semua update sesuai
dengan transaksi yang diberikan dibuat atau tidak.
4. Concurrency control services
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme untuk
memastikan bahwa database diperbaharui dengan benar
ketika beberapa pengguna memperbaharui database
secara bersamaan.
5. Recovery services
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme untuk
memulihkan (recovery)database apabila database rusak.
6. Authorization services
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme yang
dapat memastikan bahwa hanya pengguna yang diberikan
otoritas akses saja yang dapat mengakses database.
7. Support for data communication
Sebuah DBMS harus mampu berintegrasi dengan
perangkat lunak komunikasi.
8. Integrity services
13
Sebuah DBMS harus menyediakan sarana untuk
memastikan bahwa data dalam database dan data
perubahan mengikuti aturan-aturan tertentu.
9. Services to promote data independence
Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk
mendukung kemandirian program dari struktur yang
sebenarnya dari database.
10. Utility services
Sebuah DBMS harus menyediakan kumpulan layanan
utilitas sehingga DBA dapat mengelola database lebih
efektif.
2.1.4 Database Language
Untuk membuat sebuah database dari model yang sudah di buat,
dibutuhkan bahasa untuk mentransformasikan model tersebut kedalam
bentuk fisikal. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 91) bahasa yang
digunakan untuk membuat sebuah database terbagi menjadi 2 bagian :
yaitu Data Definition Language ( DDL ) dan Data Manipulation
Language ( DML ).
2.1.4.1. Data Definition Language ( DDL )
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 92) DDL adalah
sebuah bahasa yang memungkinkan DBA ( Database
Administrator ) dan pengguna untuk menjelaskan dan
menamakan entitas, atribut, dan juga relasi yang dibutuhkan
untuk aplikasi, bersama dengan integritas yang berhubungan
dan batasan keamanan. DDL digunakan untuk mendefinisikan
skema atau melakukan modifikasi terhadap yang sudah ada.
DDL tidak dapat digunakan untuk memanipulasi data.
14
2.1.4.2. Data Manipulation Language ( DML )
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 92) DML adalah
sebuah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk
mendukung proses manipulasi data yang dasar pada data yang
ada di dalam database.
Biasanya operasi manipulasi data terdiri dari :
a. Memasukan data baru ke dalam database.
b. Melakukan modifikasi terhadap data yang disimpan ke
dalam database.
c. Mengambil data yang terdapat di dalam database.
d. Menghapus data dari dalam database.
2.1.5 Database System Development Life Cycle
DBMS memiliki siklus sama seperti sebuah sistem informasi.
Siklus hidup sebuah pengembangan sistem database dimulai dengan
merencanakan database, melakukan perancangan database sesuai
dengan kebutuhan, sampai ke tahap maintenance. Menurut Connolly &
Begg (2010, pp. 313-314), sebuah sistem database merupakan
komponen dasar dari sistem informasi sebuah organisasi / perusahaan
sehingga database life cycle memiliki hubungan yang sangat erat dengan
system information life cycle.
15
Gambar 2.2 Database Life Cycle
Connolly & Begg (2010, p. 314)
2.1.5.1. Database planning
Menurut Connolly & Begg (2010 p. 313)Database
Planning adalah merencanakan bagaimana tahapan lifecycle
dapat direalisasikan menjadi efisien dan efektif. Dalam
Database Planning terdapat 3 tahapan dalam merumuskan
sebuah strategi, yaitu :
16
a. Mengidentifikasikan rencana dan tujuan perusahaan
dengan menentukan kebutuhan dari sistem informasi.
b. Mengevalauasi dari sistem informasi yang berjalan untuk
menentukan keunggulan dan juga kelemahannya.
c. Melakukan penilaian terhadap kesempatan dari teknologi
informasi yang mungkin dapat menghasilkan keuntungan
kompetetif.
2.1.5.2. System definition
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 316) System
definition adalah tahapan dalam database lifecycle untuk
menentukan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem
database,termasuk pandangan utama pengguna ( user views ),
penggunanya, dan area aplikasi.
User Views merupakan bagian dari merupakan bagian
dari system definition untuk mendefinisikan kebutuhan dari
database system dilihat menurut pandangan dari jabatan
pekerjaan tertentu ( seperti Manager atau Supervisor ) atau
berdasarkan bidang dalam perusahaan ( seperti marketing,
personnel, atau stock control ).
2.1.5.3. Requirements collection and analysis
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 316) Requirement
collection and analysis adalah proses pengumupulan dan
menganalisa informasi mengenai bagian – bagaian dari
organisasi yang harus dibantu oleh sistem database, kemudian
informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan
sistem yang baru akan dibangun
2.1.5.4. Database design
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 320)database
design merupakan proses dalam membuat design yang akan
membantu mewujudkan misi dan juga tujuan dari perusahaan
untuk membangun sebuah sistem database.
17
Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 321) terdapat 3
pendekatan utama dalam membangun sebuah database, yaitu :
a. Bottom – Up
Pendekatan ini dimulai dengan tingkat yang paling dasar
dari atribut ( yaitu, properti dari entitas dan juga
hubungan ), dengan analisis dari hubungan antara atribut
yang dikelompokan kedalam suatu relasi yang
merepresentasikan tipe dari entitas dan hubungan antara
entitas.
b. Top – Down
Pendekatan top – down biasanya digunakan untuk
membangun sebuah database yang lebih kompleks.
Pendekatan ini dimulai dengan mengembangkan model
data yang mengandung beberapa entitas high – leveldan
juga relasi, kemudian menggunakan pendekatan top –
down untuk mengidentifikasikan entitas lower – level,
relasi, dan juga atribut yang berhubungan.
c. Inside – Out
Pedekatan ini berhubungan dengan pendekatan bottom –
up, perbedaannya adalah pendekatan ini pertama kali
megidentifikasi entitas utama dan kemudian menyebar
untuk memperhatikan hal lain seperti entitas, relasi dan
juga atribut lain yang berhubungan dengan entitas yang
sudah di identifikasikan perta kali.
d. Mixed Strategy
Pendekatan ini menggunakan kedua pendekaan
sebelumnya yaitu bottom – up dan top – down untuk
beberapa bagian dari model sebelum akhirnya
menggabungkan kedua bagian tersebut menjadi satu.
18
Menurut Connolly & Begg 2010 ( pp. 322 – 324 ), terdapat 3
fase dalam merancang sebuah database, yaitu :
a. Conceptual Database Design
Conceptual Database Design adalah proses membangun
sebuah model dari data yang digunakan di dalam sebuah
perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua
pertimbangan fisikal.
b. Logical Database Design
Logical Database Design adalah proses membangun
sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan
berdasarkan sebuah model data yang spesifik, tetapi
bersifat independen terhadap DBMS dan pertimbangan
fisikal lainnya.
c. Physical Database Design
Physical Database Design adalah proses dalam membuat
penjelasan dari implementasi database pada tempat
penyimpanan cadangan; hal ini menggambarkan dasar
dari relasi, file organisasi, dan juga indeks yang
digunakan untuk mengefesiensikan dalam pengaksesan
data, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
batasan dan juga sistem keamanan.
2.1.5.5. DBMS Selection
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 325), DBMS
Selection adalah proses memilih DBMS yang tepat yang dapat
mendukung sistem database yang dibuat. Langkah – langkah
yang perlu dilakukan dalam memilih DBMS adalah :
a. Menentukan criteria dari DBMS berdasarkan kebutuhan
dari perusahaan.
b. Membuat daftar pendek dua atau tiga produk untuk
dibandingkan
19
c. Melakukan evaluasi terhadap setiap produk yang
memenuhi kriteria.
d. Merekomendasikan DBMS yang dipilih dan melakukan
laporan terhadap hasil dari evaluasi produk DBMS
tersebut.
2.1.5.6. Application Design
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 329), Application
Design adalah proses perancangan antar muka pengguna dan
aplikasi yang akan menggunakan database.Application Design
biasanya dilakukan secara bersamaan dengan database design
pada database system development lifecycle.
2.1.5.7. Prototyping
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 333), prototyping
adalah proses membangun sebuah model kerja dari sebuah
sistem database. Prototype merupakan sebuah model kerja yang
biasanya tidak memiliki semua fitur seperti yang ada pada
sistem final. Tujuan dari mengembangkan prototype database
ini adalah memungkinkan pengguna untuk menggunakan
prototype untuk mengidentifikasikan fitur dari sistem dapat
bekerja dengan baik atau masih kurang, dan jika
memungkinkan dapat disarankan untuk melakukan peningkatan
atau menambahkan fitur baru pada sistem database.
2.1.5.8. Implementation
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 333),
Implementation adalah merealisasikan perancangan fisikal dari
database dan aplikasi. Implementasi database dapat
diselesaikan dengan menggunakan DDL ( Data Definition
Language ) pilihan dari DBMS atau menggunakan GUI (
Graphic User Interface ), dimana kedua hal terebut mendukung
fungsi yang sama pada saat menyembunyikan low – level DDL
20
statements. DDL statements ini berfungsi untuk membuat
struktur database dan file database kosong.
2.1.5.9. Data conversion and loading
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 334), tahap ini
merupakan tahap pemindahan data yang ada kedalam database
baru dan mengubah aplikasi yang sudah berjalan untuk
dioperasikan pada database baru. Tahapan ini dibutuhkan jika
database baru akan menggantikan database yang lama. DBMS
di masa sekarang biasanya sudah memiliki fitur untuk
memasukan data yang ada ke dalam database baru dan secara
otomatis mengkonversinya sesuai dengan format yang ada di
dalam database.
2.1.5.10. Testing
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 334)Testing adalah
proses untuk menjalankan sistem database yang sudah
dirancang dengan tujuan untuk menemukan error. Sebelum
sistem digunakan di dalam perusahaan, sistem database harus
melalui tes secara menyeluruh. Agar tahapan ini dapat berhasil,
tahapan ini perlu dilakukan secara hati – hati dan juga
terencana dengan menggunakan data asli sehingga semua
proses pengujian dapat berjalan dengan lancar.
2.1.5.11. Operational maintenance
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 335) operational
maintenance merupakan proses untuk memonitor dan
perawatan sistem database setelah proses instalasi. Pada tahap
sebelumnya, sistem database telah di implementasi dan juga di
lakukan pengujian. Tahap selanjutnya adalah melakukan
perawatan yang melibatkan aktivitas berikut :
a. Memantau perfoma dari sistem. Jika perfoma mengalami
penurunan dibawah tingkat yang bisa diterima, melakukan
21
pengorganisasian ulang dari database mungkin perlu
dilakukan.
b. Perawatan dan upgrading dari sistem database ( jika
dibutuhkan ).
2.1.6 Entity - Relationship Modeling
Dalam melakukan perancangan sebuah database dibutuhkan
model yang merepresentasikan data yang akan disimpan di dalam
database tersebut. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 371)Entity-
Relationship ( ER ) Model adalah pendekatan top-down pada
perancangan database yang dimulai dengan mengidentifikasikan data
penting yang disebut dengan entitas dan hubungan antara data harus di
representasikan di dalam model. Setelah menentukan entitas dan juga
hubungan antara data tersebut, selanjutnya adalah menambahkan detil
seperti informasi yang berisi tentang isi dari entitas tersebut yang
dinamakan attributes.
2.1.6.1. Tipe Entitas
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 372), Tipe Entitas
adalah sekumpulan dataobject yang memiliki properti yang
sama, dimana sudah didentifikasikan oleh perusahaan yang
memiliki keberadaan yang tetap. Sebuah tipe entitas bisa
berupa objek yang nyata ( bias disentuh ) dan bisa berupa
konseptual ( abstrak ). Sebuah objek yang dapat
didentifikasikan secara unik dari sebuah entitas disebut entity
occurance.
22
Gambar 2.3 Contoh fisikal dan konseptual entitas
Connolly & Begg (2010, p. 374)
Tipe Entitas diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a. Strong Entity
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 383) sebuah entitas
yang keberadaannya tidak bergantung dengan entitas lain
disebut dengan Strong Entity ( entitas kuat ).
Karakteristik dari Strong Entity adalah setiap entity
occurrence dapat di identifikasikan secara unik dengan
dengan menggunakan atribut yang menjadi primary key
dari entitas tersebut.Pada gambar 2.4 yang menjadi
strong entity adalah entitas Client karena memiliki
primary key.
Gambar 2.4 Strong Entity dan Weak Entity
Connolly & Begg (2010, p. 384)
23
b. Weak Entity
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 383) sebuah entitas
yang keberadaannya harus bergantung dengan entitas
lain. Karakteristik dari weak entityadalah setiap entity
occurrence tidak dapat diidentifikasikan secara unik
hanya dengan menggunakan atribut yang berhubungan
dengan tipe entitas tersebut. Sebagai contoh, pada
gambar 2.4 entitas preference tidak memiliki primary
key sehingga entitas tersebut tidak dapat
mengidentifikasi setiap kejadian pada entitas preference
hanya menggunakan atribut dari entitas tersebut. Entitas
tersebut hanya dapat di identifikasikan secara unik
melalui hubungan dengan entitas lainnya yaitu entitas
Client.
2.1.6.2. Relationship Types
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 374)Relationship
Types adalah sekumpulan hubungan yang memiliki arti dan
menghubungkan antar setiap tipe entitas. Setiap Relationship
type diberikan nama yang menjelaskan fungsinya.
24
Gambar 2.5 Contoh Relationship Types
Connolly & Begg (2010, p. 373)
2.1.6.3. Atribut
Setiap entitas yang terdapat di dalam database memiliki
beberapa atribut yang dapat menjelaskan entitas tersebut.
MenurutConnolly & Begg (2010, p. 379),atribut adalah properti
dari suatu entitas atau tipe relationship. Attribute domain
adalah kumpulan dari beberapa nilai yang boleh memiliki satu
atau lebih atribut. Setiap atribut berhubungan dengan kumpulan
dari beberapa nilai disebut domain.
2.1.6.3.1. Simple Attributes
Menurut Connolly & Begg (2010, p.
379)Simple Attributes adalah sebuah atribut yang
terdiri dari satu komponen tunggal dengan
keberadaan yang independen. Simple attributes
tidak dapat dibagi lagi ke dalam komponen yang
lebih kecil. Contoh dari simple attributes adalah
posisi/jabatan dan gaji di dalam entitas karyawan.
25
2.1.6.3.2. Composite Attributes
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 380),
Composite Attributes adalah sebuah attribut yang
terdiri dari beberapa komponen dan setiap
komponen memiliki keberadaan yang independen.
Contoh dari composite attributes adalah atribut
alamat yang terdapat pada entitas Cabang. Atribut
alamat memiliki nilai 163 Main St. Glasgow, G11
9QX. Nilai atribut tersebut dapat dibagi menjadi
Jalan ( 163 Main St), Kota ( Glasgow ), dan kode
pos ( G11 9QX ).
2.1.6.3.3. Single – Valued Attributes
Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 380),
single valued attributes adalah sebuah atribut yang
memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian pada
entitas tersebut. Contoh dari single – valued
attributes adalah atribut BranchNo yang terdapat
pada entitas Branch. Atribut BranchNo hanya
memiliki satu nilai tunggal untuk setiap
kejadiannya ( contoh : B003 ).
2.1.6.3.4. Multi – Valued Attributes
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 380),
multi – valued attributes adalah sebuah atribut yang
memiliki nilai lebih dari satu untuk setiap kejadian
dari entitas tersebut. Contoh dari multi – valued
attributes adalah atribut telNo pada entitas Branch.
Pada Branch B003 dapat memiliki 2 nomor telepon
yaitu 0141-3392178 dan 0141-3394439 sehingga
26
atribut telNo masuk ke dalam kategori multi –
valued attributes.
2.1.6.3.5. Derived Attributes
Menurut Connolly & Begg ( 2010, p. 380),
derived attributes adalah sebuah atribut yang
merepresentasikan nilai yang diturunkan dari nilai
sebuah atribut yang berhubungan dengan atribut
tersebut atau dengan beberapa atribut dan tidak
perlu berasal dari entitas yang sama.
2.1.6.3.6. Keys
Menurut Connolly & Begg (2010, p.
381)candidate key adalah sejumlah atribut yang
bersifat unik yangdapat mengidentifikasi setiap
kejadian dari suatu tipe entitas.Primary key adalah
candidate keyyang dipilih secara unik untuk
mengidentifikasi setiap kejadian dari suatu tipe
entitas.Composite key adalah candidate key yang
terdiri dari dua atau lebih atribut. Foreign key
adalah atribut atau beberapa atribut, dalam satu
relasi yang cocok dengan candidate keydari
beberapa hubungan yang mungkin sama.
2.1.6.4. Structural Constraints
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 385) sebuah
constraint harus mencerminkan batasan pada tiap hubungan
seperti kenyataannya. Contoh dari constraint seperti setiap
property yang ingin disewakan harus memiliki owner dan
setiap branch harus memiliki staff. Tipe utama dari constraint
pada hubungan disebut multiplicity.
Menurut Connolly & Begg (2010, p. 385), multiplicity
adalah jumlah kemungkinan terjadinya kejadian pada sebuah
tipe entitas yang mungkin berhubungan dengan kejadian
27
tunggal dari sebuah tipe entitas yang berhubungan melalui
hubungan tertentu. Multiplicity biasanya menggunakan binary
relationship.
2.1.6.4.1. One – to – One ( 1 : 1 ) Relationship
One – to one relationshipadalah multiplicity
yang menggambarkan hubungan antara dua entitas
dimana kejadian pada entitas A hanya boleh
memiliki satu hubungan pada kejadian di entitas B.
Sebaliknya, satu kejadian pada entitas B hanya
boleh memiliki paling banyak satu hubungan
dengan kejadian pada entitas B.
Gambar 2.6 One-to-one Relantionship
Connolly & Begg (2010, p. 386)
2.1.6.4.2. One – to – Many ( 1 : * ) Relationship
One – to many relationship adalah
multiplicity yang menggambarkan hubungan antara
dua entitas dimana satu kejadian pada entitas A
bisa memiliki hubungan dengan beberapa kejadian
( lebih dari satu ) pada entitas B. Sebaliknya, satu
kejadian pada entitas B, hanya dapat memiliki
minimal satu hubungan dengan entitas A.
28
Gambar 2.7 One – to – many Relationship
Connolly & Begg (2010, p. 387)
2.1.6.4.3. Many – to – Many (* : *) Relationship
Many – to – many relationshipadalah
multiplicity yang menggambarkan hubungan antara
dua entitas dimana kejadian pada entitas A dapat
memiliki hubungan lebih dari satu pada kejadian di
entitas B. Sebaliknya, kejadian B juga dapat
memiliki hubungan lebih dari satu dengan kejadian
pada entitas B
Gambar 2.8 Contoh Many – to many Relationship
Connolly & Begg (2010, p. 388)
2.1.7 Normalization
Menurut Connolly & Begg(2010, p. 416), Normalisasi adalah
sebuah teknik untuk menghasilkan set dari hubungan dengan properti
29
yang diinginkan, berdasarkan kebutuhan data dari perusahaan.
Normalisasi sendiri bertujuan untuk mengidentifikasi set dari hubungan
yang cocok untuk mendukung persyaratan dari data perusahaan.
Karakterisitik dari set hubungan yang cocok yaitu :
• Jumlah atribut minimal yang diperlukan untuk mendukung
kebutuhan data perusahaan.
• Atribut dengan yang berhubungan dengan functional
dependencyditemukan dalam relasi yang sama.Functional
dependencymenggambarkan hubungan antar atribut dalam suatu
relasi.
• Redundansi minimal dengan setiap atribut diwakili hanya
sekali,kecuali atribut yang membentuk bagian dari foreign keys.
Menurut Connolly & Begg (2010 pp. 430 - 435) tahapan dari proses
normalisasi adalah sebagai berikut :
a. UNF ( Unnormalized Form )
UNF adalah sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup yang
berulang. Tahap ini merupakan transformasi dari sumber data ke
dalam bentul kolom dan baris. Grup yang berulang yang dimaksud
adalah atribut – atribut yang multi – valued dimana satu kejadian
memiliki lebih dari satu nilai.
Tabel 2.1 Contoh Unormalized Form ( UNF )
Connolly & Begg (2010, p. 432)
30
b. 1NF (First Normal Form)
1NF adalah sebuah hubungan dimana setiap pertemuan antara
baris dan kolom memiliki satu dan hanya satu nilai.
Tabel 2.2 Contoh First Normalized Form ( 1NF )
Connolly & Begg (2010, p. 432)
c. 2NF ( Second Normal Form )
2NF adalah hubungan padafirst normal form dan setiap non –
primary – key attributememiliki ketergantungan secara penuh
dengan primary key. Normalisasi dari 1NF ke bentuk 2NF adalah
dengan menghapus partial dependence yang ada pada tabel 1NF.
Tabel 2.3 Contoh Second Normal Form ( 2NF )
Connolly & Begg (2010, p. 435)
31
d. 3NF ( Third Normal Form )
3NF adalah hubungan yang terdapat di dalamfirst dan second
normal form dan atribut yang bukan non – primary – key memiliki
ketergantungan transitif pada primary key. Pada 3NF, normalisasi
yang dilakukan pada tabel 2NF adalah dengan menghapus
ketergantungan transitif pada atribut. Transitive dependency
adalah sebuah kondisi dimana A, B, dan C adalah atribut dari
relasi sehingga jika A → B dan B → C, maka C adalah transitif
bergantung pada A melalui B.
Tabel 2.4 Contoh Third Normal Form ( 3NF )
(Connolly & Begg, 2010)
2.2. Teori Pendukung
Berikut ini merupakan kumpulan dari teori-teori ini diambil dari
pengetahuan para ahli dengan melakukan penelitian untuk mendapatkan
pengertian tentang ruang lingkup pada penulisan ini.
2.2.1 Web
Web merupakan sebuah media yang menghubungan antara user
dengan internet. Web berisi informasi yang berupa media seperti tulisan,
gambar, video, dan suara. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1028)
Web adalah sebuah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan
32
sarana untuk melakukan pencarian informasi di internet dengan cara
yang berurutan menggunakan hyperlink.
2.2.2 Keuntungan dari Web – DBMS Approach
Penggunaan web sebagai sistem database dapat memberikan
kemudahan untuk kegiatan operasional sebuah perusahaan. Menurut
(Connolly & Begg, 2010) terdapat beberapa keuntungan yang dapat
dirasakan dalam penggunaan web sebagai database antara lain :
a. Sederhana
b. Tidak bergantung pada platform
c. Graphical User Interface (GUI)sederhana
d. Standarisasi
e. Cross-platform support
f. Transparent network access
g. Penyebaran dapat diukur
h. Inovasi
2.2.3 Kerugian Web – DBMS Approach
Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 1036-1040) selain terdapat
keuntungan dari penggunaan web database, terdapat juga kerugian
didalamnya :
a. Kehandalan
b. Keamanan
c. Biaya perawatan tinggi
d. Skalabilitas
e. Fungsi terbatas dari HTML
f. Statelessness, transasksi database dan pengguna sulit dikelola.
g. Bandwidth
h. Performa lambat
i. Perangkat pengembangan belum siap
33
2.2.4 Penjualan
Salah satu kegiatan utama dalam sebuah perusahaan adalah
melakukan penjualan baik itu barang maupun jasa. Penjualan adalah
interaksi yang terjadi antara kedua belah pihak ( penjual dan pembeli )
untuk melakukan pertukaran antara uang dengan barang / jasa yang
ditawarkan oleh penjual baik secara tunai maupun kredit. Menurut
(Kotler & Armstrong, 2006, p. 457) Penjualan merupakan sebuah proses
dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui
antar pertukaran informasi dan kepentingan.Sedangkan menurut Reeve,
Warren, & Duchac (2012, p. 256) penjualan adalah total jumlah yang
dibayarkan pelanggan untuk barang yang dijual termasuk dalam
penjualan tunai dan penjualan non – tunai.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
penjualan adalah suatu kegiatan penjualan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan pembeli dan penjual dimana pembeli
membayarkan total jumlah untuk barang yang dijual baik secara kredit
ataupun tunai.
2.2.5 Pembelian
Secara umum, pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang /
jasa dengan tujuan yang akan digunakan untuk kebutuhan sendiri, untuk
kepentingan proses produksi maupun dijual kembali.
Menurut Reeve, Warren, & Duchac (2012, p. 312) pembelian
adalah transaksi membeli barang / jasa dari vendor yang sudah disetujui.
Menurut (Saputra, 2010) pembelian adalah perolehan barang dan
jasa. Tujuan dari kegiatan pembelian adalah :
• Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh
secara eksternal.
34
• Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga
dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelian adalah suatu proses transasksi antara penjual dan pembeli
dimana pembeli memperoleh barang / jasa yang diinginkan.
2.2.6 Piutang
Di dalam transaksi penjualan yang terjadi di dalam sebuah
perusahaan sering terjadi transaksi piutang. Menurut Sugiono, Soenarno,
& Kusumawati (2010, p. 161) piutang adalah semua tagihan kepada
seseorang ataupun badan usaha atau kepada pihak lainnya dalam satuan
mata uang yang timbul sebagai akibat transaksi di masa lampau.
Sedangkan menurut Reeve, Warren, & Duchac (2012, p. 262) piutang
adalah semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk
individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa piutang
adalah harta perusahaan yang timbul karena terjadinya transaksi
penjualan barang / jasa secara kredit yang dihasilkan perusahaan.
2.2.7 Kredit
Dalam transaksi penjualan barang / jasa biasanya terdapat istilah
pembayaran kredit. Menurut Reeve (2012, p. 262) kredit adalah jumlah
waktu yang diberikan kepada pembeli untuk membayar barang / jasa
yang sudah dibeli kepada penjual (biasa disebut pembayaran rekening).
Menurut (Karmawan, 2011) tujuan dari pemberian kredit adalah berupa
keuntungan dalam bentuk bunga yang diterima. Dengan demikian tujuan
kredit yang diberikan oleh suatu bank dalam mengembangkan tugas
sebagai agent of development adalah untuk:
• Menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.
35
• Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
• Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan
dapat memperluas usahanya.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit
adalah pemberian pinjaman secara berangsur kepada pembeli untuk
membayar barang / jasa yang sudah dibeli dari penjual.