bab 2 landasan teori data -...

30
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat berjalan. Di dalam sistem informasi, data disimpan didalam sebuat tempat penyimpanan (storage) atau yang lebih dikenal dengan databasedan database dikelola oleh DBMS. Menurut Connolly dan Begg (2010, p70), data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan pengguna.Selain sebagai komponen yang penting dalam sistem informasi dan juga DBMS, menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielski (2012,p26), data adalah penjelasan dasar benda, kejadian, fakta, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi dan disimpan tetapi tidak diorganisir untuk menyampaikan arti tertentu. Berdasarkan pengertian menurut ahli diatas, maka dapat disimpulkan, data adalah sekumpulan kejadian, fakta, transaksi yang nantinya diolah untuk menjadi suatu informasi dan data merupakan komponen yang paling penting dalam sebuah lingkungan DBMS. 2.1.2 Database Data transaksi yang terjadi setiap harinya dalam sebuah organisasi / perusahaan perlu disimpan untuk kebutuhan informasi di masa depan. Untuk menyimpan data tersebut, diperlukan tempat penyimpanan (storage) yang disebut dengan database. MenurutConnolly & Begg (2010, p. 65) Database adalah kumpulan dari data logikal yang saling berhubungan berserta dengan deskripsinya, yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.

Upload: dinhtram

Post on 16-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Umum

2.1.1 Data

Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu

komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat

berjalan. Di dalam sistem informasi, data disimpan didalam sebuat

tempat penyimpanan (storage) atau yang lebih dikenal dengan

databasedan database dikelola oleh DBMS. Menurut Connolly dan

Begg (2010, p70), data adalah komponen yang paling penting dalam

DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai

jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan pengguna.Selain

sebagai komponen yang penting dalam sistem informasi dan juga

DBMS, menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielski (2012,p26),

data adalah penjelasan dasar benda, kejadian, fakta, aktivitas, dan

transaksi yang dicatat, diklasifikasi dan disimpan tetapi tidak diorganisir

untuk menyampaikan arti tertentu.

Berdasarkan pengertian menurut ahli diatas, maka dapat

disimpulkan, data adalah sekumpulan kejadian, fakta, transaksi yang

nantinya diolah untuk menjadi suatu informasi dan data merupakan

komponen yang paling penting dalam sebuah lingkungan DBMS.

2.1.2 Database

Data transaksi yang terjadi setiap harinya dalam sebuah

organisasi / perusahaan perlu disimpan untuk kebutuhan informasi di

masa depan. Untuk menyimpan data tersebut, diperlukan tempat

penyimpanan (storage) yang disebut dengan database. MenurutConnolly

& Begg (2010, p. 65) Database adalah kumpulan dari data logikal yang

saling berhubungan berserta dengan deskripsinya, yang di rancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.

8

2.1.3 Database Management System (DBMS)

2.1.3.1. Pengertian DBMS

Sebuah database memerlukan pengelolaan yang baik

agar database tersebut memiliki data yang berkualitas. Pada

umumnya database dikelola oleh DBMS (Database

Management System). Menurut Connolly & Begg (2010, p.

66)Database Management System atau DBMS adalah suatu

sistem software yang memungkinkan pengguna untuk

mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses

ke database.

Pengertian lain menurut (Munjtir & Aljahdali, 2013),

Database Management Systems adalah sebuah kumpulan

program yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan,

memodifikasi dan mengambil informasi dari sebuah database.

Sedangkan Menurut Jr., Prince, & Cegielski (2013, p.

149) Database Management Systems adalah seperangkat

program yang menyediakan tools bagi pengguna untuk

menambah, menghapus, mengakses, modifikasi, dan

menganalisa data yang di simpan di lokasi tunggal.

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas, dapat

disimpulkan bahwa DBMS merupakan alat / tools yang berisi

kumpulan program yang memudahkan pengguna dalam

mengelola ( menambah, memodifikasi, dan menghapus )

database.

2.1.3.2. Komponen DBMS

Gambar 2.1 Komponen DBMS

(Connolly & Begg, 2010, p. 68)

9

Sebuah DBMS memiliki beberapa komponen yang

saling berhubungan sehingga DBMS tersebut dapat berjalan.

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 68-71) terdapat 5

komponen dalam lingkungan DBMS yaitu : hardware,

software, data, procedure dan people.

1. Hardware

DBMS dan aplikasi membutuhkan hardware untuk

beroperasi. Hardware dapat mencakup mulai dari

komputer personal sampai pada sebuah mainframe atau

jaringan pada komputer. Beberapa DBMSs hanya dapat

berkerja pada hardware atau operasi sistem tertentu,

namun sudah cukup banyak DBMSs yang dapat

beroperasi dengan berbagai spesifikasi hardware dan

juga sistem operasi.

2. Software

Komponen dari software terdiri dari software DBMS itu

sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem

operasi. Jaringan juga termasuk ke dalam komponen

software jika DBMS tersebut digunakan di dalam sebuah

jaringan.

3. Data

Data merupakan komponen yang paling penting dalam

sebuah lingkungan DBMS. Hal ini dapat dilihat dari

gambar dimana data menjadi jembatan antara komponen

mesin dan juga komponen manusia.

4. Procedure

Instruksi dan aturan yang harus disertakan dalam

merancang dan menggunakan database dan DBMS

tersebut.

10

5. People

Merupakan sumber daya manusia yang berfungsi untuk

menghubungkan antara software dan hardware.

Kelima komponen tersebut merupakan komponen yang

sangat penting dalam sebuat lingkungan DBMS dan

saling berhubungan. Apabila salah satu komponen

tersebut tidak ada, DBMS tidak dapat berjalan dengan

maksimal.

2.1.3.3. Keuntungan DBMS

Dalam menerapkan DBMS, perusahaan pasti

mengharapkan dapat merasakan keuntungan yang dapat

meningkatkan kinerja perusahaan mengingat biaya yang

diperlukan dalam menerapkan DBMS cukup tinggi. Menurut

Connolly & Begg (2010, p. 77), menerapkan DBMS dapat

memberikan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan

menggunakan DBMS yang dapat dirasakan oleh perusahaan

antara lain sebagai berikut :

1. Mengontrol redudansi / pengulangan data

2. Konsistensi data

3. Mendapat informasi yang lebih banyak dengan jumlah

data yang sama

4. Pembagian data dimana setiap user dalam

perusahaanyang memiliki hak akses ke dalam

databasedapat melihat dan juga menggunakan data yang

terdapat di dalam database ( sharing of data )

5. Meningkatkan integritas data

6. Meningkatkan keamanan data dengan membatasi hak

akses ke dalam database.

7. Dengan adanya integrasi memungkinkan DBA untuk

menentukan standar yang diperlukan di dalam DBMS

seperti menentukan format data yang akan masuk ke

11

dalam database yang berasal dari beberapa departemen

di dalam perusahaan.

8. Skala ekonomi

9. Adanya keseimbangan terhadap konflik kebutuhan dari

setiap user

10. Meningkatkan aksesbilitas dan respon dari data

11. Meningkatkan produktivitas

12. Meningkatkan pemeliharaan melalui data tetap

13. Meningkatkan ketepatan data

14. Adanya fasilitas backup dan recovery services untuk

mencegah hilangnya data ketika terjadi masalah di

database.

2.1.3.4. Kerugian DBMS

Selain keuntungan yang dapat dirasakan perusahaan,

DBMS juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat

membawa dampak negatif pada perusahaan dalam

penerapannya. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 80),

penggunaan DBMS juga dapat membawa dampak negatif /

kerugian bagi perusahaan. Kerugian dalam penggunaan DBMS

antara lain :

1. Kompleksitas

2. Membutuhkan size storage yang cukup besar

3. Biaya untuk DBMS cukup besar

4. Adanya biaya tambahan untuk hardware

5. Biaya konversi

6. Terdapat penurunan perfoma pada beberapa aplikasi

untuk memaksimalkan DBMS.

7. Kemungkinan gagal implementasi yang cukup besar

karena banyak faktor.

12

2.1.3.5. Fungsi DBMS

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 99) fungsi dari

DBMS adalah :

1. Data storage, retrieval, and update

Sebuah DBMS harus melengkapi pengguna dengan

kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan

memperbarui data dalam database.

2. A user-accessible catalog

Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan katalog di mana

terdapat deskripsi item data yang disimpan dandapat

diakses oleh pengguna.

3. Transaction support

Sebuah DBMS harus memberikan suatu mekanisme yang

akan memastikan dengan baik bahwa semua update sesuai

dengan transaksi yang diberikan dibuat atau tidak.

4. Concurrency control services

Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme untuk

memastikan bahwa database diperbaharui dengan benar

ketika beberapa pengguna memperbaharui database

secara bersamaan.

5. Recovery services

Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme untuk

memulihkan (recovery)database apabila database rusak.

6. Authorization services

Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme yang

dapat memastikan bahwa hanya pengguna yang diberikan

otoritas akses saja yang dapat mengakses database.

7. Support for data communication

Sebuah DBMS harus mampu berintegrasi dengan

perangkat lunak komunikasi.

8. Integrity services

13

Sebuah DBMS harus menyediakan sarana untuk

memastikan bahwa data dalam database dan data

perubahan mengikuti aturan-aturan tertentu.

9. Services to promote data independence

Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk

mendukung kemandirian program dari struktur yang

sebenarnya dari database.

10. Utility services

Sebuah DBMS harus menyediakan kumpulan layanan

utilitas sehingga DBA dapat mengelola database lebih

efektif.

2.1.4 Database Language

Untuk membuat sebuah database dari model yang sudah di buat,

dibutuhkan bahasa untuk mentransformasikan model tersebut kedalam

bentuk fisikal. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 91) bahasa yang

digunakan untuk membuat sebuah database terbagi menjadi 2 bagian :

yaitu Data Definition Language ( DDL ) dan Data Manipulation

Language ( DML ).

2.1.4.1. Data Definition Language ( DDL )

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 92) DDL adalah

sebuah bahasa yang memungkinkan DBA ( Database

Administrator ) dan pengguna untuk menjelaskan dan

menamakan entitas, atribut, dan juga relasi yang dibutuhkan

untuk aplikasi, bersama dengan integritas yang berhubungan

dan batasan keamanan. DDL digunakan untuk mendefinisikan

skema atau melakukan modifikasi terhadap yang sudah ada.

DDL tidak dapat digunakan untuk memanipulasi data.

14

2.1.4.2. Data Manipulation Language ( DML )

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 92) DML adalah

sebuah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk

mendukung proses manipulasi data yang dasar pada data yang

ada di dalam database.

Biasanya operasi manipulasi data terdiri dari :

a. Memasukan data baru ke dalam database.

b. Melakukan modifikasi terhadap data yang disimpan ke

dalam database.

c. Mengambil data yang terdapat di dalam database.

d. Menghapus data dari dalam database.

2.1.5 Database System Development Life Cycle

DBMS memiliki siklus sama seperti sebuah sistem informasi.

Siklus hidup sebuah pengembangan sistem database dimulai dengan

merencanakan database, melakukan perancangan database sesuai

dengan kebutuhan, sampai ke tahap maintenance. Menurut Connolly &

Begg (2010, pp. 313-314), sebuah sistem database merupakan

komponen dasar dari sistem informasi sebuah organisasi / perusahaan

sehingga database life cycle memiliki hubungan yang sangat erat dengan

system information life cycle.

15

Gambar 2.2 Database Life Cycle

Connolly & Begg (2010, p. 314)

2.1.5.1. Database planning

Menurut Connolly & Begg (2010 p. 313)Database

Planning adalah merencanakan bagaimana tahapan lifecycle

dapat direalisasikan menjadi efisien dan efektif. Dalam

Database Planning terdapat 3 tahapan dalam merumuskan

sebuah strategi, yaitu :

16

a. Mengidentifikasikan rencana dan tujuan perusahaan

dengan menentukan kebutuhan dari sistem informasi.

b. Mengevalauasi dari sistem informasi yang berjalan untuk

menentukan keunggulan dan juga kelemahannya.

c. Melakukan penilaian terhadap kesempatan dari teknologi

informasi yang mungkin dapat menghasilkan keuntungan

kompetetif.

2.1.5.2. System definition

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 316) System

definition adalah tahapan dalam database lifecycle untuk

menentukan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem

database,termasuk pandangan utama pengguna ( user views ),

penggunanya, dan area aplikasi.

User Views merupakan bagian dari merupakan bagian

dari system definition untuk mendefinisikan kebutuhan dari

database system dilihat menurut pandangan dari jabatan

pekerjaan tertentu ( seperti Manager atau Supervisor ) atau

berdasarkan bidang dalam perusahaan ( seperti marketing,

personnel, atau stock control ).

2.1.5.3. Requirements collection and analysis

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 316) Requirement

collection and analysis adalah proses pengumupulan dan

menganalisa informasi mengenai bagian – bagaian dari

organisasi yang harus dibantu oleh sistem database, kemudian

informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan

sistem yang baru akan dibangun

2.1.5.4. Database design

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 320)database

design merupakan proses dalam membuat design yang akan

membantu mewujudkan misi dan juga tujuan dari perusahaan

untuk membangun sebuah sistem database.

17

Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 321) terdapat 3

pendekatan utama dalam membangun sebuah database, yaitu :

a. Bottom – Up

Pendekatan ini dimulai dengan tingkat yang paling dasar

dari atribut ( yaitu, properti dari entitas dan juga

hubungan ), dengan analisis dari hubungan antara atribut

yang dikelompokan kedalam suatu relasi yang

merepresentasikan tipe dari entitas dan hubungan antara

entitas.

b. Top – Down

Pendekatan top – down biasanya digunakan untuk

membangun sebuah database yang lebih kompleks.

Pendekatan ini dimulai dengan mengembangkan model

data yang mengandung beberapa entitas high – leveldan

juga relasi, kemudian menggunakan pendekatan top –

down untuk mengidentifikasikan entitas lower – level,

relasi, dan juga atribut yang berhubungan.

c. Inside – Out

Pedekatan ini berhubungan dengan pendekatan bottom –

up, perbedaannya adalah pendekatan ini pertama kali

megidentifikasi entitas utama dan kemudian menyebar

untuk memperhatikan hal lain seperti entitas, relasi dan

juga atribut lain yang berhubungan dengan entitas yang

sudah di identifikasikan perta kali.

d. Mixed Strategy

Pendekatan ini menggunakan kedua pendekaan

sebelumnya yaitu bottom – up dan top – down untuk

beberapa bagian dari model sebelum akhirnya

menggabungkan kedua bagian tersebut menjadi satu.

18

Menurut Connolly & Begg 2010 ( pp. 322 – 324 ), terdapat 3

fase dalam merancang sebuah database, yaitu :

a. Conceptual Database Design

Conceptual Database Design adalah proses membangun

sebuah model dari data yang digunakan di dalam sebuah

perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua

pertimbangan fisikal.

b. Logical Database Design

Logical Database Design adalah proses membangun

sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan

berdasarkan sebuah model data yang spesifik, tetapi

bersifat independen terhadap DBMS dan pertimbangan

fisikal lainnya.

c. Physical Database Design

Physical Database Design adalah proses dalam membuat

penjelasan dari implementasi database pada tempat

penyimpanan cadangan; hal ini menggambarkan dasar

dari relasi, file organisasi, dan juga indeks yang

digunakan untuk mengefesiensikan dalam pengaksesan

data, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

batasan dan juga sistem keamanan.

2.1.5.5. DBMS Selection

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 325), DBMS

Selection adalah proses memilih DBMS yang tepat yang dapat

mendukung sistem database yang dibuat. Langkah – langkah

yang perlu dilakukan dalam memilih DBMS adalah :

a. Menentukan criteria dari DBMS berdasarkan kebutuhan

dari perusahaan.

b. Membuat daftar pendek dua atau tiga produk untuk

dibandingkan

19

c. Melakukan evaluasi terhadap setiap produk yang

memenuhi kriteria.

d. Merekomendasikan DBMS yang dipilih dan melakukan

laporan terhadap hasil dari evaluasi produk DBMS

tersebut.

2.1.5.6. Application Design

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 329), Application

Design adalah proses perancangan antar muka pengguna dan

aplikasi yang akan menggunakan database.Application Design

biasanya dilakukan secara bersamaan dengan database design

pada database system development lifecycle.

2.1.5.7. Prototyping

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 333), prototyping

adalah proses membangun sebuah model kerja dari sebuah

sistem database. Prototype merupakan sebuah model kerja yang

biasanya tidak memiliki semua fitur seperti yang ada pada

sistem final. Tujuan dari mengembangkan prototype database

ini adalah memungkinkan pengguna untuk menggunakan

prototype untuk mengidentifikasikan fitur dari sistem dapat

bekerja dengan baik atau masih kurang, dan jika

memungkinkan dapat disarankan untuk melakukan peningkatan

atau menambahkan fitur baru pada sistem database.

2.1.5.8. Implementation

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 333),

Implementation adalah merealisasikan perancangan fisikal dari

database dan aplikasi. Implementasi database dapat

diselesaikan dengan menggunakan DDL ( Data Definition

Language ) pilihan dari DBMS atau menggunakan GUI (

Graphic User Interface ), dimana kedua hal terebut mendukung

fungsi yang sama pada saat menyembunyikan low – level DDL

20

statements. DDL statements ini berfungsi untuk membuat

struktur database dan file database kosong.

2.1.5.9. Data conversion and loading

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 334), tahap ini

merupakan tahap pemindahan data yang ada kedalam database

baru dan mengubah aplikasi yang sudah berjalan untuk

dioperasikan pada database baru. Tahapan ini dibutuhkan jika

database baru akan menggantikan database yang lama. DBMS

di masa sekarang biasanya sudah memiliki fitur untuk

memasukan data yang ada ke dalam database baru dan secara

otomatis mengkonversinya sesuai dengan format yang ada di

dalam database.

2.1.5.10. Testing

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 334)Testing adalah

proses untuk menjalankan sistem database yang sudah

dirancang dengan tujuan untuk menemukan error. Sebelum

sistem digunakan di dalam perusahaan, sistem database harus

melalui tes secara menyeluruh. Agar tahapan ini dapat berhasil,

tahapan ini perlu dilakukan secara hati – hati dan juga

terencana dengan menggunakan data asli sehingga semua

proses pengujian dapat berjalan dengan lancar.

2.1.5.11. Operational maintenance

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 335) operational

maintenance merupakan proses untuk memonitor dan

perawatan sistem database setelah proses instalasi. Pada tahap

sebelumnya, sistem database telah di implementasi dan juga di

lakukan pengujian. Tahap selanjutnya adalah melakukan

perawatan yang melibatkan aktivitas berikut :

a. Memantau perfoma dari sistem. Jika perfoma mengalami

penurunan dibawah tingkat yang bisa diterima, melakukan

21

pengorganisasian ulang dari database mungkin perlu

dilakukan.

b. Perawatan dan upgrading dari sistem database ( jika

dibutuhkan ).

2.1.6 Entity - Relationship Modeling

Dalam melakukan perancangan sebuah database dibutuhkan

model yang merepresentasikan data yang akan disimpan di dalam

database tersebut. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 371)Entity-

Relationship ( ER ) Model adalah pendekatan top-down pada

perancangan database yang dimulai dengan mengidentifikasikan data

penting yang disebut dengan entitas dan hubungan antara data harus di

representasikan di dalam model. Setelah menentukan entitas dan juga

hubungan antara data tersebut, selanjutnya adalah menambahkan detil

seperti informasi yang berisi tentang isi dari entitas tersebut yang

dinamakan attributes.

2.1.6.1. Tipe Entitas

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 372), Tipe Entitas

adalah sekumpulan dataobject yang memiliki properti yang

sama, dimana sudah didentifikasikan oleh perusahaan yang

memiliki keberadaan yang tetap. Sebuah tipe entitas bisa

berupa objek yang nyata ( bias disentuh ) dan bisa berupa

konseptual ( abstrak ). Sebuah objek yang dapat

didentifikasikan secara unik dari sebuah entitas disebut entity

occurance.

22

Gambar 2.3 Contoh fisikal dan konseptual entitas

Connolly & Begg (2010, p. 374)

Tipe Entitas diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

a. Strong Entity

Menurut Connolly & Begg(2010, p. 383) sebuah entitas

yang keberadaannya tidak bergantung dengan entitas lain

disebut dengan Strong Entity ( entitas kuat ).

Karakteristik dari Strong Entity adalah setiap entity

occurrence dapat di identifikasikan secara unik dengan

dengan menggunakan atribut yang menjadi primary key

dari entitas tersebut.Pada gambar 2.4 yang menjadi

strong entity adalah entitas Client karena memiliki

primary key.

Gambar 2.4 Strong Entity dan Weak Entity

Connolly & Begg (2010, p. 384)

23

b. Weak Entity

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 383) sebuah entitas

yang keberadaannya harus bergantung dengan entitas

lain. Karakteristik dari weak entityadalah setiap entity

occurrence tidak dapat diidentifikasikan secara unik

hanya dengan menggunakan atribut yang berhubungan

dengan tipe entitas tersebut. Sebagai contoh, pada

gambar 2.4 entitas preference tidak memiliki primary

key sehingga entitas tersebut tidak dapat

mengidentifikasi setiap kejadian pada entitas preference

hanya menggunakan atribut dari entitas tersebut. Entitas

tersebut hanya dapat di identifikasikan secara unik

melalui hubungan dengan entitas lainnya yaitu entitas

Client.

2.1.6.2. Relationship Types

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 374)Relationship

Types adalah sekumpulan hubungan yang memiliki arti dan

menghubungkan antar setiap tipe entitas. Setiap Relationship

type diberikan nama yang menjelaskan fungsinya.

24

Gambar 2.5 Contoh Relationship Types

Connolly & Begg (2010, p. 373)

2.1.6.3. Atribut

Setiap entitas yang terdapat di dalam database memiliki

beberapa atribut yang dapat menjelaskan entitas tersebut.

MenurutConnolly & Begg (2010, p. 379),atribut adalah properti

dari suatu entitas atau tipe relationship. Attribute domain

adalah kumpulan dari beberapa nilai yang boleh memiliki satu

atau lebih atribut. Setiap atribut berhubungan dengan kumpulan

dari beberapa nilai disebut domain.

2.1.6.3.1. Simple Attributes

Menurut Connolly & Begg (2010, p.

379)Simple Attributes adalah sebuah atribut yang

terdiri dari satu komponen tunggal dengan

keberadaan yang independen. Simple attributes

tidak dapat dibagi lagi ke dalam komponen yang

lebih kecil. Contoh dari simple attributes adalah

posisi/jabatan dan gaji di dalam entitas karyawan.

25

2.1.6.3.2. Composite Attributes

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 380),

Composite Attributes adalah sebuah attribut yang

terdiri dari beberapa komponen dan setiap

komponen memiliki keberadaan yang independen.

Contoh dari composite attributes adalah atribut

alamat yang terdapat pada entitas Cabang. Atribut

alamat memiliki nilai 163 Main St. Glasgow, G11

9QX. Nilai atribut tersebut dapat dibagi menjadi

Jalan ( 163 Main St), Kota ( Glasgow ), dan kode

pos ( G11 9QX ).

2.1.6.3.3. Single – Valued Attributes

Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 380),

single valued attributes adalah sebuah atribut yang

memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian pada

entitas tersebut. Contoh dari single – valued

attributes adalah atribut BranchNo yang terdapat

pada entitas Branch. Atribut BranchNo hanya

memiliki satu nilai tunggal untuk setiap

kejadiannya ( contoh : B003 ).

2.1.6.3.4. Multi – Valued Attributes

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 380),

multi – valued attributes adalah sebuah atribut yang

memiliki nilai lebih dari satu untuk setiap kejadian

dari entitas tersebut. Contoh dari multi – valued

attributes adalah atribut telNo pada entitas Branch.

Pada Branch B003 dapat memiliki 2 nomor telepon

yaitu 0141-3392178 dan 0141-3394439 sehingga

26

atribut telNo masuk ke dalam kategori multi –

valued attributes.

2.1.6.3.5. Derived Attributes

Menurut Connolly & Begg ( 2010, p. 380),

derived attributes adalah sebuah atribut yang

merepresentasikan nilai yang diturunkan dari nilai

sebuah atribut yang berhubungan dengan atribut

tersebut atau dengan beberapa atribut dan tidak

perlu berasal dari entitas yang sama.

2.1.6.3.6. Keys

Menurut Connolly & Begg (2010, p.

381)candidate key adalah sejumlah atribut yang

bersifat unik yangdapat mengidentifikasi setiap

kejadian dari suatu tipe entitas.Primary key adalah

candidate keyyang dipilih secara unik untuk

mengidentifikasi setiap kejadian dari suatu tipe

entitas.Composite key adalah candidate key yang

terdiri dari dua atau lebih atribut. Foreign key

adalah atribut atau beberapa atribut, dalam satu

relasi yang cocok dengan candidate keydari

beberapa hubungan yang mungkin sama.

2.1.6.4. Structural Constraints

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 385) sebuah

constraint harus mencerminkan batasan pada tiap hubungan

seperti kenyataannya. Contoh dari constraint seperti setiap

property yang ingin disewakan harus memiliki owner dan

setiap branch harus memiliki staff. Tipe utama dari constraint

pada hubungan disebut multiplicity.

Menurut Connolly & Begg (2010, p. 385), multiplicity

adalah jumlah kemungkinan terjadinya kejadian pada sebuah

tipe entitas yang mungkin berhubungan dengan kejadian

27

tunggal dari sebuah tipe entitas yang berhubungan melalui

hubungan tertentu. Multiplicity biasanya menggunakan binary

relationship.

2.1.6.4.1. One – to – One ( 1 : 1 ) Relationship

One – to one relationshipadalah multiplicity

yang menggambarkan hubungan antara dua entitas

dimana kejadian pada entitas A hanya boleh

memiliki satu hubungan pada kejadian di entitas B.

Sebaliknya, satu kejadian pada entitas B hanya

boleh memiliki paling banyak satu hubungan

dengan kejadian pada entitas B.

Gambar 2.6 One-to-one Relantionship

Connolly & Begg (2010, p. 386)

2.1.6.4.2. One – to – Many ( 1 : * ) Relationship

One – to many relationship adalah

multiplicity yang menggambarkan hubungan antara

dua entitas dimana satu kejadian pada entitas A

bisa memiliki hubungan dengan beberapa kejadian

( lebih dari satu ) pada entitas B. Sebaliknya, satu

kejadian pada entitas B, hanya dapat memiliki

minimal satu hubungan dengan entitas A.

28

Gambar 2.7 One – to – many Relationship

Connolly & Begg (2010, p. 387)

2.1.6.4.3. Many – to – Many (* : *) Relationship

Many – to – many relationshipadalah

multiplicity yang menggambarkan hubungan antara

dua entitas dimana kejadian pada entitas A dapat

memiliki hubungan lebih dari satu pada kejadian di

entitas B. Sebaliknya, kejadian B juga dapat

memiliki hubungan lebih dari satu dengan kejadian

pada entitas B

Gambar 2.8 Contoh Many – to many Relationship

Connolly & Begg (2010, p. 388)

2.1.7 Normalization

Menurut Connolly & Begg(2010, p. 416), Normalisasi adalah

sebuah teknik untuk menghasilkan set dari hubungan dengan properti

29

yang diinginkan, berdasarkan kebutuhan data dari perusahaan.

Normalisasi sendiri bertujuan untuk mengidentifikasi set dari hubungan

yang cocok untuk mendukung persyaratan dari data perusahaan.

Karakterisitik dari set hubungan yang cocok yaitu :

• Jumlah atribut minimal yang diperlukan untuk mendukung

kebutuhan data perusahaan.

• Atribut dengan yang berhubungan dengan functional

dependencyditemukan dalam relasi yang sama.Functional

dependencymenggambarkan hubungan antar atribut dalam suatu

relasi.

• Redundansi minimal dengan setiap atribut diwakili hanya

sekali,kecuali atribut yang membentuk bagian dari foreign keys.

Menurut Connolly & Begg (2010 pp. 430 - 435) tahapan dari proses

normalisasi adalah sebagai berikut :

a. UNF ( Unnormalized Form )

UNF adalah sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup yang

berulang. Tahap ini merupakan transformasi dari sumber data ke

dalam bentul kolom dan baris. Grup yang berulang yang dimaksud

adalah atribut – atribut yang multi – valued dimana satu kejadian

memiliki lebih dari satu nilai.

Tabel 2.1 Contoh Unormalized Form ( UNF )

Connolly & Begg (2010, p. 432)

30

b. 1NF (First Normal Form)

1NF adalah sebuah hubungan dimana setiap pertemuan antara

baris dan kolom memiliki satu dan hanya satu nilai.

Tabel 2.2 Contoh First Normalized Form ( 1NF )

Connolly & Begg (2010, p. 432)

c. 2NF ( Second Normal Form )

2NF adalah hubungan padafirst normal form dan setiap non –

primary – key attributememiliki ketergantungan secara penuh

dengan primary key. Normalisasi dari 1NF ke bentuk 2NF adalah

dengan menghapus partial dependence yang ada pada tabel 1NF.

Tabel 2.3 Contoh Second Normal Form ( 2NF )

Connolly & Begg (2010, p. 435)

31

d. 3NF ( Third Normal Form )

3NF adalah hubungan yang terdapat di dalamfirst dan second

normal form dan atribut yang bukan non – primary – key memiliki

ketergantungan transitif pada primary key. Pada 3NF, normalisasi

yang dilakukan pada tabel 2NF adalah dengan menghapus

ketergantungan transitif pada atribut. Transitive dependency

adalah sebuah kondisi dimana A, B, dan C adalah atribut dari

relasi sehingga jika A → B dan B → C, maka C adalah transitif

bergantung pada A melalui B.

Tabel 2.4 Contoh Third Normal Form ( 3NF )

(Connolly & Begg, 2010)

2.2. Teori Pendukung

Berikut ini merupakan kumpulan dari teori-teori ini diambil dari

pengetahuan para ahli dengan melakukan penelitian untuk mendapatkan

pengertian tentang ruang lingkup pada penulisan ini.

2.2.1 Web

Web merupakan sebuah media yang menghubungan antara user

dengan internet. Web berisi informasi yang berupa media seperti tulisan,

gambar, video, dan suara. Menurut Connolly & Begg (2010, p. 1028)

Web adalah sebuah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan

32

sarana untuk melakukan pencarian informasi di internet dengan cara

yang berurutan menggunakan hyperlink.

2.2.2 Keuntungan dari Web – DBMS Approach

Penggunaan web sebagai sistem database dapat memberikan

kemudahan untuk kegiatan operasional sebuah perusahaan. Menurut

(Connolly & Begg, 2010) terdapat beberapa keuntungan yang dapat

dirasakan dalam penggunaan web sebagai database antara lain :

a. Sederhana

b. Tidak bergantung pada platform

c. Graphical User Interface (GUI)sederhana

d. Standarisasi

e. Cross-platform support

f. Transparent network access

g. Penyebaran dapat diukur

h. Inovasi

2.2.3 Kerugian Web – DBMS Approach

Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 1036-1040) selain terdapat

keuntungan dari penggunaan web database, terdapat juga kerugian

didalamnya :

a. Kehandalan

b. Keamanan

c. Biaya perawatan tinggi

d. Skalabilitas

e. Fungsi terbatas dari HTML

f. Statelessness, transasksi database dan pengguna sulit dikelola.

g. Bandwidth

h. Performa lambat

i. Perangkat pengembangan belum siap

33

2.2.4 Penjualan

Salah satu kegiatan utama dalam sebuah perusahaan adalah

melakukan penjualan baik itu barang maupun jasa. Penjualan adalah

interaksi yang terjadi antara kedua belah pihak ( penjual dan pembeli )

untuk melakukan pertukaran antara uang dengan barang / jasa yang

ditawarkan oleh penjual baik secara tunai maupun kredit. Menurut

(Kotler & Armstrong, 2006, p. 457) Penjualan merupakan sebuah proses

dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui

antar pertukaran informasi dan kepentingan.Sedangkan menurut Reeve,

Warren, & Duchac (2012, p. 256) penjualan adalah total jumlah yang

dibayarkan pelanggan untuk barang yang dijual termasuk dalam

penjualan tunai dan penjualan non – tunai.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

penjualan adalah suatu kegiatan penjualan barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan pembeli dan penjual dimana pembeli

membayarkan total jumlah untuk barang yang dijual baik secara kredit

ataupun tunai.

2.2.5 Pembelian

Secara umum, pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang /

jasa dengan tujuan yang akan digunakan untuk kebutuhan sendiri, untuk

kepentingan proses produksi maupun dijual kembali.

Menurut Reeve, Warren, & Duchac (2012, p. 312) pembelian

adalah transaksi membeli barang / jasa dari vendor yang sudah disetujui.

Menurut (Saputra, 2010) pembelian adalah perolehan barang dan

jasa. Tujuan dari kegiatan pembelian adalah :

• Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh

secara eksternal.

34

• Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga

dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelian adalah suatu proses transasksi antara penjual dan pembeli

dimana pembeli memperoleh barang / jasa yang diinginkan.

2.2.6 Piutang

Di dalam transaksi penjualan yang terjadi di dalam sebuah

perusahaan sering terjadi transaksi piutang. Menurut Sugiono, Soenarno,

& Kusumawati (2010, p. 161) piutang adalah semua tagihan kepada

seseorang ataupun badan usaha atau kepada pihak lainnya dalam satuan

mata uang yang timbul sebagai akibat transaksi di masa lampau.

Sedangkan menurut Reeve, Warren, & Duchac (2012, p. 262) piutang

adalah semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk

individu, perusahaan atau organisasi lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa piutang

adalah harta perusahaan yang timbul karena terjadinya transaksi

penjualan barang / jasa secara kredit yang dihasilkan perusahaan.

2.2.7 Kredit

Dalam transaksi penjualan barang / jasa biasanya terdapat istilah

pembayaran kredit. Menurut Reeve (2012, p. 262) kredit adalah jumlah

waktu yang diberikan kepada pembeli untuk membayar barang / jasa

yang sudah dibeli kepada penjual (biasa disebut pembayaran rekening).

Menurut (Karmawan, 2011) tujuan dari pemberian kredit adalah berupa

keuntungan dalam bentuk bunga yang diterima. Dengan demikian tujuan

kredit yang diberikan oleh suatu bank dalam mengembangkan tugas

sebagai agent of development adalah untuk:

• Menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan.

35

• Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan

fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

• Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan

dapat memperluas usahanya.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit

adalah pemberian pinjaman secara berangsur kepada pembeli untuk

membayar barang / jasa yang sudah dibeli dari penjual.

36