bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-2-00047-di...

72
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Data Perusahaan PT. Graha Food Eclectic, Cilandak Town Square, GF Unit D 048 (Jalan TB Simatupang Kav. 17), Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12430, Indonesia. Perusahaan ini baru berdiri selama 1 tahun dan baru memiliki satu restoran namun sudah memiliki rencana untuk membuat satu lagi di Bali. 2.1.2 Data Proyek Eclectic Resto & Bar, Cilandak Town Square, GF Unit D 048 (Jalan TB Simatupang Kav. 17), Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12430, Indonesia 2.1.3 Furnitur 2.1.3.a Definisi Furnitur Furniture berasal dari bahasa Inggris yang bila diartikan ke bahasa Indonesia memiliki arti mebel, yang memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan sebagainya. 2.1.3.b Klasifikasi Furnitur -Knockdown furnitur adalah sebuah kontruksi pada produk mebel yang dalam pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau cara gampangnya, furniture knockdown dapat diartikan sebagai furniture yang bisa

Upload: vuthuy

Post on 06-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Data Perusahaan

PT. Graha Food Eclectic, Cilandak Town Square, GF Unit D 048 (Jalan TB

Simatupang Kav. 17), Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12430, Indonesia. Perusahaan

ini baru berdiri selama 1 tahun dan baru memiliki satu restoran namun sudah

memiliki rencana untuk membuat satu lagi di Bali.

2.1.2 Data Proyek

Eclectic Resto & Bar, Cilandak Town Square, GF Unit D 048 (Jalan TB

Simatupang Kav. 17), Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12430, Indonesia

2.1.3 Furnitur

2.1.3.a Definisi Furnitur

Furniture berasal dari bahasa Inggris yang bila diartikan ke bahasa Indonesia

memiliki arti mebel, yang memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna,

atau disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan

untuk melengkapi rumah, kantor, dan sebagainya.

2.1.3.b Klasifikasi Furnitur

-Knockdown furnitur adalah sebuah kontruksi pada produk mebel yang dalam

pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau cara

gampangnya, furniture knockdown dapat diartikan sebagai furniture yang bisa

2

dibongkar pasang (dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan pada furniture

knockdown sebagian besar berasal dari baut atau sekrup yang digunakan untuk

merekatkan komponen-komponen antar bagian, sebab dalam konstruksi ini tidak

menggunakan lem sama sekali pada sambungan antar komponennya.

-Furniture Multifungsi

Furniture multifungsi memiliki lebih dari 1 fungsi dalam satu benda. Furniture

jenis ini cocok untuk ruangan yang sempit seperti apartemen tipe studio.

Contohnya adalah sebuh sofa yang dapet menjadi tempat tidur

Gambar 2.1. Knockdown furnitur Sumber : Google image/knockdown

Gambar 2.2.Knockdown furnitur yang sudah disatukan

Sumber : Google image/knockdown

Gambar 2.3. Furnitur multifungsi

Sumber : Google image/multifungsi

3

-Loose Furniture

Loose furniture adalah jenis furnitur yang sangat umum, furnitur ini memiliki

banyak jenis bentuk dan dapat dipindahkan dengan mudah.

-Indoor Furnitur

Adalah semua jenis furniture yang hanya dapat digunakan dalam ruangan, seperti

sofa. Jenis furnitur ini biasanya tidak memiliki finishing yang tahan terhadap

cuaca panas/hujan.

Gambar 2.4. loose furnitur Sumber : Google image/loose furniture

Gambar 2.5. Indoor furnitur

Sumber : Google image/indoor furniture

4

-Outdoor Furnitur

Adalah jenis furnitur yang dapat digunakan di luar ruangan, biasanya terbuat dari

material yang tahan panas dan hujan. Furnitur ini juga memiliki finishing yang

tahan panas, air, dan lembab.

-Built in furnitur

Adalah jenis furnitur yang dibuat khusus dalam area tertentu sehingga ukurannya

tepat dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Jenis furnitur ini banyak digunakan

agar dapet menggunakan area dengan maksimal, dan dapat dibuat sesuai

keinginan kita.

Gambar 2.6. Outdoor furnitur

Sumber : Google image/outdoor furniture

Gambar 2.7. Built in furnitur

Sumber : Google image/built in furnitur

5

-Recycled Material Furnitur

Adalah jenis furnitur yang menggunakan bahan bekas/recycled material sebagai

bahan bakunya

2.1.3.c Sistem dan Konstruksi Furnitur

- Butt joints : adalah teknik menyambung kayu membentuk siku yang paling

mudah dilakukan. Sambungan untuk mengikat sambungan ini diperlukan bantuan

paku, sekrup, atau lem. Kekurangannya sambungan ini agak kasar

penampilannya.

Gambar 2.8. Recyled material furnitur

Sumber : Google image/recycled furnitur

Gambar 2.9. Butt joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

6

- Mitred Butt Joints : adalah jenis sambungan But Joints di mana ujung siku

sambungan dipotong membentuk sudut 45 derajat, sehianngga ketika kedua papan

dipadukan, kedua ujung siku akan bertemu dan membentuk sudut tepat 90 derajat.

Di indonesia sistem ini dikenal dengan istilah “adu manis”. Kelebihan sistem ini

dibanding dengan basic joinery (penyambungan kayu standar) lainnya adalah

sambungan akan terlihat lebih rapi. Namun kelemahannya adalah cara ini lebih

sulit, di mana sudut potong harus benar-benar tepat dan presisi, karena bila tidak,

sambungan akan bergeser dan sudutnya tidak tepat 90 derajat.

- Lap joints : Sambungan ini sangat sederhana dan juga hanya menggunakan

ketebalan papan untuk disambungkan.

Gambar 2.10 Mitred Butt Joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.11. Lap joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

7

- Half lap joints : Sambungan ini termasuk sambungan sutut, namun yang

digunakan adalah baguan ketebalan papan. Cara membuat sambungan ini adalah

dengan memotong ketebalan papan masing-masing menjadi setengahnya,

kemudian papan menjadi satu. Setelah itu papan dapat dipaku atau dilem.

- Rabbet Joints : adalah sistem sambungan dengan cara membuat alur sepanjang

kayu atau papan yang hendak disambung secara perpasangan. Keduanya

kemudian dipadukan menjadi satu sesuai alur yang telah dibuat. Jnis sambungan

ini dapat dibuat dengan berbagai macam variasi.

Gambar 2.12. Half lap joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.13. Rabbet joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

8

- Box Joints : merupakan cara menyambung sudut kayu dengan cara membuat

gerigi pada ujung sambungan secara overlaping atau tumpang-tindih. Gerigi

sambungan tersebut akan bertemu dan saling mengikat satu dengan yang lain.

Keuntungan sambungan ini adalah hasilnya lebih kokoh dan kuat. Tapi cara

pembuatannya lebih sulit dan memerlukan alat yang lengkap. Sistem Box Joints

memerlukan pahat untuk memotong bagian dasar gerigi agar hasilnya lebih rapi.

- Dovetail Joints : merupakan sambungan sudut yang mirip dengan sistem Box

Joints. Perbedaan antara Box Joints dengan Dove Tail terletak pada ujung gerigi.

Pada sistem Box Jointx ujung dan pangkal gerigi memiliki sudut yang sama, yaitu

90 derajat. Sementara pada sistem dovetail, ujung gerigi dibuat agak melebar,

mirip dengan ekor burung dara. Pada sistem Box Joints, sambungan dapat dilepas

dengan cara menarik keduanya dari dua arah. Namun pada sistem Dovetail Joints,

sambungan hanya dapat dilepas dari satu arah. Sistem Dovetail joints lebih kokoh

daripada sistem box joints.

Gambar 2.14. Box Joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

9

- Through Dovetail adalah sambungan yang merupakan variasi dari Common

Dovetail namun dibuat dengan banyak lidah. Sistem ini kuat, meski begitu

sambungan akan terlihat pada kedua sisinya.

Gambar 2.15. Dovetail Joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.16. Through Dovetail

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

10

- Dovetail-Keyed Mitered adalah sistem sambungan Dovetail yang didasari

dengan sistem Mitered. Ujung sambungan dibuat dengan sudut 45 derajat, dan

bertemu dengan rapi, kemudian diperkuat dengan sistem Dovetail sebagai

penguncinya.

- Lapped Dovetail adalah sistem Dovetail yang satu bagian sisinya tidak dipotong

menembus ketebalan kayu, tapi hanya setengah atau tiga per empat bagian yang

dipahat. Sehingga bila dilihat pada gambar dibawah ini, sisi kiri tidak nampak ada

sambungan.

Gambar 2.17. Dovetail-Keyed

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.18. Lapped Dovetail

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

11

- Secret Lapped Dovetail adalah sistem sambung Dovetail namun sambungan

tidak terlihat pada kedua sisinya. Apabila disambung, kedua sisinya akan terlihat

seolah-olah seperti sambungan Butt Joints, namun sebenarnya pada bagian tengah

terdapat gerigi untuk memperkuat sambungan.

- Sliding Dove Joints adalah cara menyambung dua buah kayu dengan membuat

alur pada papan pertama, sesuai motif lidah Dove Joints yang dibentuk pada ujung

papan kedua. Sistem ini sangat kuat dan presisi, namun pembuatan alurnya

membutuhkan kecermatan yang tinggi.

Gambar 2.19. Secret Lapped Dovetail

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.20. Sliding Dovetail

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

12

- Finger Joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat lidah-lidah

pada ujun kayu, sehingga kedua ujung kayu dapat dipadukan menjadi satu.

Kegunaan dar sistem Finger Joints untuk kayu ini adalah untuk membentuk papan

yang lebar. Sistem ini membutuhkan ketepatan pembuatan yang tinggi, sehingga

untuk membuat lidah-lidahnya menggunakan mesin.

- Mortise & Tenon Joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat

lubang ( Mortise ) pada salah satu kayu yang hendak disambung, dan membuat

lidah Tenon untuk dimasukkan pada lobang Mortise tersebut. Sistem Mortise &

Tenon ini juga dapat dibuat bervariasi tergantung model dankonstruksi model

barang yang akan dibuat.

Gambar 2.21. Finger Joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.22. Mortise & Tenon

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

13

- Spline Joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat alur pada

kedua buah kayu yang akan disambung, dan memberikan sepotong kayu kecil

sebagai bahan penyambung ditengahnya. Alur kayu juga dapat digantikan dengan

lubang seperti pada sistem Mortise & Tenon.

- Dowel adalah sistem sambungan kayu yang mirip dengan sistem Spline, yaitu

kayu yang disambung dengan pasak ( Dowel ). Bedanya adalah kayu

penyambungnya ( Dowel ) berbentuk bundar, dan cara penyambungannya adalah

dengan membuat lubang pada kayu-kayu yang hendak disambung. Dowel

biasalnya dibuat dengan alur atau gerigi, dengan tujuan agar menempel erat pada

kayu yang disambung, dan pembuatan alur tersebut dimaksudkan agar deposit lem

kayu lebih banyak. Dowel juga dapat divariasi dengan bentuk bertingkat atau

disebut dengan Stepped Dowel.

Gambar 2.23. Spline Joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.24. Dowel

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

14

- Pocket Joints merupakan sistem penyambungan sudut dengan cara memperkuat

sambungan dengan menambahkan sekrup, setelah membuat lubang kecil dengan

sudut kemiringan 30 sampai 45 derajat. Sistem ini tidak berbeda dengan Mortise

& Tenon atau Dowel Joints, hanya pada sistem ini digunakan sekrup untuk

memperkuatnya yang dipasang secara diagonal dari kayu ke kayu.

- Tongue & Groove adalah sistem yang biasanya digunakan untuk menyambung

lantai kayu, atau bidang-bidang kayu dengan tujuan untuk memperlebar bidang

tersebut. Pada selembar kayu, dibuat Tongue ( lidah ) pada salah satu sisinya, dan

Groove ( alur ) pada sisi yang lain. Tongue & Groove ini akan saling sambung

menyambung, hingga mencapai lebar yang diinginkan.

Gambar 2.25. Pocket Joints

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

Gambar 2.26. Tonguw & Groove

Sumber : Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta: Esensi

15

2.1.4 Kayu

2.1.4.a Pengertian Kayu

Kayu merupakan salah satu material yang paling sering digunakan untuk furnitur.

Kayu juga merupakan bahan yang kita dapatkan dari tumbuh – tumbuhan dan

termasuk vegetasi alam. Komponen terbesar kayu adalah selulosa komponen ini

meliputi 70% berat kayu. Komponen lainnya adalah lignin dimana komponen ini

meliputi 18% - 28% dari ebrat kayu. Komponen tersebut memberikan sifat

keteguhan pada kayu.

2.1.4.b Bagian – Kagian Kayu

- Kulit luar : Lapisan yang berada paling luar dalam keadaan kering berfungsi

sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu

- Kulit dalam : Lapisan yang ebrada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat

basah dan lunak, berfungsi mengakut bahan makanan dari daun ke bagian lain.

- Kambium : Lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan yang ke dalam

akan membentuk kayu baru sedangkan yang ke luar akan membentuk sel-sel

jangat (kulit)

-Kayu gubal : Berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke

bagian-bagian pohon yang lain.

-Kayu teras : Berasal dari kayu gubal, sel-sel yang sudah kosong dan tua ini

berisi zat-zat ekstrasi

16

-Galih/hati : Bagian ini memiliki umur paling tua, karena galih (hati) ini sudah

ada sejak permulaan kayu tumbuh.

-Garis teras : Jari-jari retakan yang timbul akibat dari penyusutan pada waktu

pengeringan yang tidak teratur.

-Lingkaran tahun : Lingkaran tahun tumbuh antara kayu yang terbentuk pada

permulaan dan akhir suatu musim, apabila pertumbuhan diameter terganggu oleh

musim kemarau karena pengguguran daun ataupun serangan serangga/hama,

maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun dalam satu

musim yang sama.

-Jari-jari : Bagian ini berada dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang,

berfungsi sebagai tempat saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun

guna pertumbuhan pohon.

Gambar 2.27. Bagian pohon

Sumber : Google image/bagian pohon

17

2.1.4.c Jenis – Jenis Kayu

- BJ (berat jenis) : Berat jenis adalah rasio suatu bahan dengan kerapatan air.

Simson, et.al, (1999) mengemukakan bahwa berat jenis adalah rasio antara

kerapatan kayu dengan kerapatan air pada kondisi anomali air (4,4 derajat

Celcius) Berdasarkan volume basahnya, berat jenis kayu akan mencerminkan

berat kayunya, berikut klasifikasi berat kayu :

a. Kayu dengan berat ringan, bila BJ kayu < 0,3

b. Kayu dengan berat sedang, bila BJ kayu 0,36 – 0,56

c. Kayu dengan berat berat, bila BJ kayu > 0,56

- Keawetan kayu : Keawetan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari

unsur-unsur perusak kayu deri luar seperti : jamur, rayap, hama, dan makhluk

lainnya yang diukur dalam waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan

oleh adanya satu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagai unsur

racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak kayu tersebut tidak sampai

masuk dan tinggal di dalamnya serta merusak kayu.

Ada lima penggolongan kelas keawetan kayu :

Kelas awet I :Lama pemakaian kelas awet I dapat mencapai 25 tahun.

Kelas awet II : Lama pemakaian kelas awet II adalah 15-25 tahun

Kelas awet III : Lama pemakain kelas awet III adalah 10-15 tahun

Kelas awet IV : Lama pemakain kelas awet IV adalah 5-10 tahun

18

Kelas awet V :Lama pemakain kelas awet V adalah 5 tahun

- Kelas kekuatan kayu : Kekuatan kayu di Indonesia dihitung berdasarkan berat

jenis kayu, keteguhan lengkung mutlak (Klm) dan keteguhan tekan mutlak.

Kelas kekuatan I : BJ 0,9 Klm 1.100 kg/cm² Ktm 650 kg/cm²

Kelas kekuatan II : BJ 0,6 - < 0,9 Klm 725 kg/cm² – < 1100 kg/cm²

Ktm 425 kg/cm² -< 650 kg/cm²

Kelas kekuatan III : BJ 0,4 -< 0,6 Klm 500 kg/cm² -< 725 kg/cm²

Ktm 300 kg/cm² -< 425 kg/cm²

Kelas kekuatan IV : BJ 0,3 -<0,4 Klm 300 kg/cm² -< 500 kg/cm²

Ktm 215 kg/cm² -< 300 kg/cm²

Kelas kekuatan V : BJ < 0,3 Klm < 300 kg/cm² Ktm < 215 kg/cm²

19

No. Jenis Kayu B.J.

Rata2 Kelas Awet

Kelas Awet

1 Agathis 0,49 IV IV

2 Anpupu 0,89 III,I III,I

3 Bakau 0,94 III III

4 Balau 0,98 I I

5 Balsa - V V

6 Bayur 0,52 IV IV

7 Bangkirai 0,91 1,II,III 1,II,III

8 Bedaru 1,84 I I

9 Belangeran 0,86 II,I,III II,I,III

10 Benuang 0,33 V V

11 Benuang Laki 0,39 IV,V IV,V

12 Berumbung 0,85 II II

13 Bintangur 0,78 III III

14 Bongin 1,82 III III

15 Bugis K. 0,88 III,IV III,IV

16 Bungur 0,88 II,III II,III

17 Cemara - II,III II,III

18 Cempaga 0,71 II,III II,III

19 Cempaka - II II

20 Cendana 0,84 II II

21 Cengal 0,70 II,III II,III

22 Dahu 0,58 IV IV

23 Durian 0,64 IV,V IV,V

20

No. Jenis Kayu B.J.

Rata2 Kelas Awet

Kelas Kuat

24 Ebony 1,05 I I

25 Gadok 0,75 III,II II,III,I

26 Gelam - III II

27 Gerunggang 0,47 IV III,IV

28 Gia 0,91 I,IV I,II

29 Giam 0,99 I I

30 Gisok 0,83 II,III II,I

31 Gofasa 0,74 II,III II,III

32 Jabon 0,42 V III,IV

33 Jangkang 0,63 IV,V III,II

34 Jati 0,70 I,II II

35 Jelutung 0,40 V III,V

36 Jeungjing 0,33 IV,V IV,V

37 Jobar 0,84 I,II II,I

38 Kapuk Hutan 0,30 V IV,V

39 Kapur 0,81 II,III II,I

40 Kedunba 0,84 IV III

41 Kemenyan 0,57 IV,V III,II

42 Kemeri 0,31 V IV,V

43 Kempas 0,95 III,IV I,II

44 Kenanga 0,33 V IV,V

45 Kenari 0,55 IV III

46 Keruing 0,79 III I,II

21

No. Jenis Kayu B.J.

Rata2 Kelas Awet

Kelas Kuat

47 Keranji 0,98 I I

48 Kesambi 0,01 III III

49 Ketapang - III,IV III,IV

50 Kolaka 0,96 III III

51 Kuku 0,87 II II

52 Kulim 0,94 I,II I,II

53 Kupang - II,IV II,IV

54 Lara 1,15 I I

55 Lasi 0,01 II II

56 Leda 0,57 IV,V,II IV,V,II

57 Mahang - IV,V IV,V

58 Mahoni 0,64 III III

59 Malas K. 1,04 II,III II,III

60 Matoa 0,77 III,IV III,IV

61 Medang - III,IV III,IV

62 Melur 0,52 IV IV

63 Membacang - II,V II,V

64 Mendarahan - V V

65 Menjalin - V V

66 Mensira G. 0,61 V V

67 Mentibu 0,53 IV,V IV,V

68 Merambung 0,38 V V

69 Meranti M. 0,55 III,IV III,IV

22

No. Jenis Kayu B.J.

Rata2 Kelas Awet

Kelas Kuat

70 Meranti P. 0,54 III,IV II,IV

71 Merawan 0,70 II,III II,III

72 Merbau 0,88 I,II I,II

73 Merpayang 0,65 V II,III

74 Mersawa 0,46 IV II,III

75 Nyatoh 0,67 II,III II,I,II

76 Nyirih - II,III II

77 Pasang - II,IV I,III

78 Patin K. 0,92 I I,II

79 Pelawan - I,II I

80 Perepat Darat 0,76 III II

81 Perepat Laut 0,78 II,III II,I

82 Petaling 0,91 I,II I,II

83 Petanang 0,75 III II

84 Pilang 0,79 III II

85 Pimping - III,IV I,II

86 Pinang K. 0,66 III,IV II,III

87 Pulai 0,46 III,V IV,V

88 Punak 0,76 III,IV II

89 Puspa - III II

90 Putat - II,III I,II

91 Ramin 0,63 IV II,III

92 Rasamala 0,81 II,III II

23

No. Jenis Kayu B.J.

Rata2 Kelas Awet

Kelas Awet

93 Rengas 0,69 II II

94 Resak 0,70 III III

95 Salimuli 0,64 I,II I,II

96 Sampang - V V

97 Saninten 0,76 III III

98 Sawokecik 1,03 I I

99 Sendok-sendok 0,45 V V

100 Simpur - III,V I,III

101 Sindur - II,V II,III

102 Sonokeling 0,90 I II

103 Sonokembang 0,65 II,I,II II,I,II

104 Sungkai 0,63 III II,III

105 Surian - III,V III,IV

106 Surianbawang 0,60 II,IV II,III

107 Tanjung 1,08 I,II I

108 Tembesu 0,81 I II

105 Surian - III,V III,IV

106 Surianbawang 0,60 II,IV II,III

107 Tanjung 1,08 I,II I

108 Tembesu 0,81 I II

109 Tepis - IV,V II,IV

110 Teraling 0,75 II,IV II

111 Terap 0,44 III,V III,V

24

No. Jenis Kayu B.J.

Rata2 Kelas Awet

Kelas Kuat

112 Terentang 0,40 IV III,IV

113 Trembesi 0,61 IV III

114 Tualang 0,83 III,IV II,I,II

115 Tusam 0,55 IV III

116 Ulin 1,04 I I

117 Walikukun 0,98 II I

118 Weru 0,77 II II,I

- Contoh kayu yang sering digunakan pada pembuatan furnitur

Kayu Jati Kelas awet I, II Kelas Kuat I, II

Kayu Merbau Kelas awet I, II Kelas Kuat I, II

Gambar 2.28. Kayu jati

Sumber : http://www.sari-jati.com

Gambar 2.29. Kayu merbau

Sumber : http://www.sari-jati.com

25

Kayu Mahoni Kelas awet III Kelas Kuat II, III

Kayu Bangkirai Kelas awet I, II, III Kelas Kuat I, II

Kayu Kamper Kelas awet II, III Kelas Kuat I, II

Gambar 2.30. Kayu Mahoni

Sumber : http://www.sari-jati.com

Gambar 2.32. Kayu bingkirai

Sumber : http://www.sari-jati.com

Gambar 2.33. Kayu kamper

Sumber : http://www.sari-jati.com

26

Kayu Sonokeling Kelas awet I Kelas Kuat II

Kayu Sungkai Kelas awet III Kelas Kuat II, III

2.1.4.d Finishing kayu

-Oil : Jenis finishing ini merupakan finishing yang sangat sedehana dan mudah

aplikasinya. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di dalamnya

untuk mencegah air keluar atau masuk ke pori-pori kayu. Cara aplikasinya adalah

dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda dengan oil kemudian

dibersihkan dengan kain kering. Bahan finishing ini tidak memberikan keawetan

pada aspek benturan karena lapisannya sangat tipis.

Gambar 2.34. Kayu senokeling

Sumber : http://www.sari-jati.com

Gambar 2.35. Kayu sungkai

Sumber : http://www.sari-jati.com

27

-Politur : Jenis finishing ini memiliki bahan dasar Shellac yang berwujud serpihan

atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai (sudah

dicampuri alkohol dengan proporsi yang tepat). Alhokol berfungsi sebagai pencair

(solvent). Cara aplikasinya adalah dengan melumuri kain lalu memoleskannya

pada kayu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing pada permukaan kayu.

Semakin banyak polesan yaang diberikan semakin tebal lapisanya.

-NC Lacquer : Jenis finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang

dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, yang sering disebut sebagai

thinner. Bahan finishing ini tahan terhadap air namun tidak tahan goresan maupun

benturan fisik. Cara aplikasinya adalah dengan sistem spray (semprot) dengan

tekanan udara.

-Melamine : Jenis finishing ini hampir sama dengan bahan lacquer. Kelebihan

dari bahan ini adalah memiliki kekerasan lapisan yang lebih tinggi dari lacquer

dan memiliki lebih banyak warna. Bahan ini memiliki zat kimia yang dapat

merusak kesehatan manusia sehingga sudah mulai jarang dipakai, bahan ini jg

menimbulkan bau yang tidak sedap dan membutuhkan waktu yang lama untuk

menghilangkan bau tersebut.

-PU (PolyUrathane) : Jenis finishing ini termasuk jenis yang awet karena

lapisannya menutup seluruh permukaan kayu seperti lapisan plastik. Lapisan ini

memiliki daya tahan terhadap panas dan air yang tinggi, sehingga baik untuk

produk outdoor, kusen, pindu luar, atau pagar. Proses pengeringan bahan ini

menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.

28

-UV Lacquer : Jenis finishing ini cocok untuk permukaan yang lebar karena

metode yang efektif untuk aplikasinya adalah teknik curtain method dimana

bahan finishing diaplikasi seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan

diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis pada

permukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena bahan finishing ini hanya

dapat dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV)

-Waterbased Lacquer : Jenis finishing ini merupakan jenis yang mulai populer

pada saat ini karena ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang

dapat merusak kesehatan. Finishing ini hampir sama kualitasnya dengan NC dan

melamine. Namun karena berbahan dasar air maka pengeringan akan memakan

waktu yang lebih lama.

2.1.5 Aksesoris Interior

2.1.5.a Definisi Aksesoris Interior

Aksesoris adalah barang tambahan, alat ekstra, yang digemari banyak konsumen,

barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis, dan alat yang berfungsi

sebagai pelengkap.

Aksesoris interior adalah barang-barang yang berfungsi sebagai elemen

pemanis/menambah nilai estetika di dalam suatu ruangan.

29

2.1.5.b Klasifikasi Aksesoris Interior

-Cermin : Fungsi sebuah cermin adalah untuk mengaca, memberi kesan luas pada

suatu ruangan dan sebagai aksesoris ruangan. Cermin yang akan dibuat adalah

cermin yang berfungsi sebagai penambah nilai estetika.

-Lampu gantung : Berfungsi sebagai penerang ruangan dan penambah estetika

ruangan. Lampu gantung yang dibuak akan menggunakan material daur ulang

untuk kembali ke konsep green design.

Gambar 2.36. Cermin

Sumber : google image/cermin

Gambar 2.37. Lampu gantung

Sumber : google image/lampu gantung

30

-Standing Lamp : Adalah lampu yang dapat berdiri sendiri dan dapat

dipindah-pindahkan dengan mudah.

2.1.6 Restoran

2.1.6.a Sejarah restoran

Tempat makan umum yang dikenal sebagai restoran berasal mula dari

negara perancis. Pada saat ini Perancis juga terus mempimpin dalam bidang

restoran. Rertoran umum pertama yang ada pertamakali di kota Paris berdiri pada

tahun 1765. Restoran ini pada awalnya hanya menjual sup.

Gambar 2.38. standing lamp

Sumber : google image/standing lamp

31

2.1.6.b Definisi restoran

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara

komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

tamunya baik berupa makanan maupun minuman.

2.1.6.c Fungsi restoran

-Makan

-Minum

-Bersantai

-Bersosialisasi

2.1.6.d Klasifikasi Restoran

Jenis restoran

-A’la Carte Restaurant

A’la Carte Restaurant adalah restoran yang telah mendapatkan izin penuh

untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi di mana tamu

bebas memilih sendiri yang mereka ingini. Tiap-tiap makanan di dalam

restoran jenis ini mempunyai harga sendiri-sendiri.

Gambar 2.39. A’la Carte Restaurant

Sumber : google image/ A’la Carte Restaurant

32

-Table D’hote

Table D’hote Restaurant ialah suatu restoran yang khusus menjual menu

table d’hote, yaitu satu susunan menu yang lengkap (dari hidangan

pembuka sampai dengan hidangan penutup) dan tentu, dengan harga yang

telah ditentukan pula.

-Coffee shop atau Brasserie

Coffee shop atau Brasserie adalah suatu restoran yang pada umumnya

berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias mendapatkan

makan pagi, makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga

yang cukupan. Pada umumnya sistem pelayanannya adalah dengan

American Service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready

on plate service, artinya makanan sudah diatur dan disiapkan diatas piring.

Kadang-kadang penyajiannya dilakukan secara Buffet atau prasmanan.

Gambar 2.40. Table D’hote

Sumber : google image/ Table D’hote

Gambar 2.41. Coffee Shop

Sumber : google image/ Coffee Shop

33

-Cafetaria atau café

Cafetaria atau café adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan

penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan the. Pilihan

makanannya terbatas dan tidak menjual minuman yang berakohol.

-Canteen

Canteen adalah restaurant yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau

sekolah, tempat di mana para pekerja dan para pelajar bias mendapatkan

makan siang dan coffee break, yauti acara minum kopi disertai makanan

kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun acara rapat-rapat dan

seminar.

Gambar 2.42. Cafe

Sumber : google image/ cafe

Gambar 2.43. Canteen

Sumber : google image/ canteen

34

- Continental restaurant

Continental restaurant adalah suatu restoran yang menitik-beratkan

hidangan kontinental dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya

santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan

secara santai atau relek.

-Carvery

Carvery adalah suatu restoran yang sering berhubungan dengan hotel di

mana para tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang

mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.

Gambar 2.44. Continental restaurant

Sumber : google image/ Continental restaurant

Gambar 2.45. Carvery

Sumber : google image/ Carvery

35

- Dining room

Dining room yang terdapat di hotel kecil, motel atau Inn, merupakan

tempat yang tidak lebih ekonomis daipada tempat makan biasa. Dining

room pada dasarnya disediakan untuk pada tamu yang tinggal di hotel itu,

namun juga terbuka bagi para tamu dari luar.

- Discotheque

Discotheque ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat

dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan

live band. Bar adalah satu fasilitas utama untuk sebuah diskotik. Hidangan

yang tersedia pada umumnya berupa snack.

Gambar 2.46. Dining room

Sumber : google image/ Dining room

Gambar 2.47. Discotheque

Sumber : google image/ Discotheque

36

- Fish and Chip Shop

Fish and Chip shop ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris,

di mana kita dapat membeli macam-macam keripik (chips) dan ikan

goreng, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa

pergi. Jadi makanannya tidak dinikmati di tempat itu.

-Grill Room (Rotisserie)

Grill room (rotisserie) adalah suatu restoran yang menyediakan

bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran

dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat

memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri

bagaimana memasaknya. Grill Room kadang-kadang disebut juga sebagai

Steak House.

Gambar 2.48. Fish and chips shop

Sumber : google image/ fish and chips shop

Gambar 2.49. Grill room

Sumber : google image/ grill room

37

- Inn Tavern

Inn Tavern ialah suatu restoran dengan harga cakupan yang dikelola oleh

perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat dan ramah dengan

tamu-tamu, sedangkan hidangannya pun lezat-lezat.

- Night club/super club

Night club/super club ialah suatu restoran yang pada umumnya mulai

dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi para

tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah.

Band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut

berpakaian resmi sehingga menaikkan gengsi.

Gambar 2.50. Inn tavern

Sumber : google image/ Inn tavern

Gambar 2.51. Night club

Sumber : google image/ Night club

38

-Pizzeria

Pizzeria adalah suatu restoran yang khusus menjual pizza. Kadang-kadang

juga berupa spaghetti serta makanan khas Italia yang lain.

- Pan Cake house/Creperie

Pan Cake Hose/Creperie ialah suatu restoran yang khusus menjual pan

cake serta yang diisi dengan berbagi macam manisan di dalamnya

Gambar 2.52. Pizzeria

Sumber : google image/ Pizzeria

Gambar 2.53. Creperie

Sumber : google image/ Creperie

39

- Pub

Pub pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin

untuk menjual bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu

mendapatkan minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi

dua ruangan). Pengunjung dapat menikmatinya sambil berdiri atau sambil

duduk di meja makan.

- Snack Bar/Café/Milk Bar

Snack Bar/Café/Milk Bar adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya

tidak resmi dengan pelayanan cepat, di mana para tamu mengumpulkan

makanan mereka di atas baki yang diambil dari atas counter dan kemudian

dibawa ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang

disukainya. Makanan yang disediakan pada umumnya adalah humburger,

sausage dan sandwich.

Gambar 2.54. Pub

Sumber : google image/ pub

Gambar 2.55. Snack bar

Sumber : google image/ Snack bar

40

- Speciality Restaurant

Speciality Restaurant adalah restoran yang suasana dan dekorasi

seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau

temanya. Restoran-restoran semacam ini menyediakan masakan Cina,

Jepang, India, Italia dan sebagainya. Pelayanan sedikit banyak berdasarkan

tatacara tempat asal makanan spesial itu.

- Terrace Restaurant

Terrace Restaurant adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan,

namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran

induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka

pada waktu musim panas saja.

Gambar 2.56. Speciality restaurant

Sumber : google image/ speciality restaurant

Gambar 2.57. Terrace restaurant

Sumber : google image/ Terrace Restaurant

41

- Gourment Restaurant

Gourment Restaurant ialah suatu restoran yang menyelenggarakan

pelayanan makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas

dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah

makanan dan minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah dan

harganya cukup mahal.

- Family Type Restaurant

Family Type restaurant ialah suatu restoran sederhana yang

menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal

terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.

Gambar 2.58. Gourment Restaurant

Sumber : google image/ Gourment Restaurant

Gambar 2.59. Family type Restaurant

Sumber : google image/ Family type Restaurant

42

- Main Dining Room

Main Dining Room ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang

pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar, di mana penyajian makanan

secara resmi, pelan tapi pasti terikat oleh suatu peraturan yang ketat.

Servisnya biasa mpergunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-

tamu yang hadir pun pada umumnya berpakaian resmi atau formal.

- Fast Food Restaurant

Fast Food Restaurant adalah tempat dimana makanan disajikan sangat

cepat dan praktis. Tempat makan yang disediakan dibuat agar pengunjung

yang dating hanya menggunakan waktu cepat untuk menikmati

hidangannya.

Gambar 2.60. Main Dining Room

Sumber : google image/ Main dining room

Gambar 2.61. Fast Food Restaurant

Sumber : google image/ Fast Food Restaurant

43

2.1.6.e Peralatan di restoran

- Furniture.

Furniture atau perabot untuk keperluan restoran harus benar-benar diseleksi secara

cermat, sehingga semua dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhannya. Furnitur

tersebut harus praktis, nyaman dipakai, serta sedap dipandang. Untuk tiap out-let

dari ruang makan sengaja dibuat berbeda; sesekali perlu juga diubah suasanyanya

untuk mengubah atmosfer atau suasana agar tidak membosankan, selalu menarik

dan menawan.

Kayu adalah bahan baku yang paling umum digunakan sebagai perabot di ruang

makan utama atau main dinning room. Perabot yang dibuat dari bahan kayu

mempunyai kelebihan tak berkarat, kuat, serta lebih nyaman dipakai. Kafetaria

dan kantin biasanya perabotannya tidak terbuat dari kayu, namun dari logam dan

plastik, atau bahan aluminium. Bahan Aluminium dan lapisan aluminium juga

telah diperkenalkan sebagai perabot di ruang makan utama. Keuntungan dari

aluminium adalah ringan, tahan lama, dapat dibuat bervariasi, mudah dibersihkan,

serta harganya yang tidak terlalu mahal.

- Kursi

Kursi-kursi dalam ruangan makan disusundan diatur sedemikian rupa, sehingga

selalu terlihat rapi dalam jajarannya; model dan warnanya manis serta menarik

setiap saat. Karena kursi-kursi itu bervariasi bentuk dan ukurannya, tinggi dan

lebarnya, agar ruang makan tersebut dapat menampung cukup banyak tamu.

Dibawah ini satu cara atau ukuran yang baik:

44

- Tempat duduknya setinggi 46cm.

- Tinggi bagian sandarannya dari lantai 100cm.

- Dalamnya tempat sandaran dari ujung depan kursi 46cm.

Gambar 2.62. Kursi

Sumber : google image/ kursi

Gambar 2.63. Kursi

Sumber : google image/ kursi

Gambar 2.64. Kursi

Sumber : google image/ kursi

Kurst di restoran selalu memiliki sandaran untuk kenyamanan

45

- Meja

Ada macam-macam bentuk meja makan, jenis meja makan yang harus dipilih

untuk ruang makan tergantung di bagian mana meja itu akan ditempatkan;

misalnya di pojok, di tengah, di pinggir, dan sebagainya. Bentuk-bentuk yang

paling umum adalah :

-Bentuk bulat, ada bermacam-macam ukurannya.

-Bentuk elips atau lonjong telur.

Gambar 2.65. Meja bulat

Sumber : Google image/meja bulat

Gambar 2.66. Meja oval

Sumber : Google image/meja oval

Meja berbentuk bulat memiliki kelebihan: kursi dapat dimasukan dengan mudah, namun area makan menjadi lebih kecil

Meja berbentuk lonjong memiliki kelebihan: kursi dapat dimasukan dengan mudah, namun area makan menjadi lebih kecil pada ujungnya

46

-Bentuk bujur sangkar.

-Bentuk persegi panjang.

Gambar 2.67. Meja bujur sangkar

Sumber : Google image/meja bujur sangkar

Gambar 2.68. Meja persegi panjang

Sumber : Google image/ meja persegi panjang

Meja berbentuk persegi memiliki kelebihan: area makan lebih besar, namun karena ada 4 kaki maka kursi lebih sulit dimasukan

Meja berbentuk persegi panjang memiliki kelebihan: area makan lebih besar, namun karena ada 4 kaki maka kursi lebih sulit dimasukan

47

Di restoran dapat juga dipergunakan meja dengan berbentuk campuran; ada

beberapa meja yang berbentuk bujur sangkar, persegi panjang, bulat, dan elips.

Ada berbagai pilihan untuk memberikan variasi asalkan bentuk ruang makan

memungkinkan. Namun bila bentuk ruang makan persegi panjang, maka dengan

bentuk satu macam; bujur sangkar atau persegi panjang saja akan lebih efisien.

Selain bentuknya, ukuranpun bermacam-macam. Ada meja yang dipergunakan

untuk dua orang, tiga orang, empat orang, enam orang, atau delapan orang. Dua

buah meja atau lebih yang berbentuk persegi panjang dapat digabungkan menjadi

satu deret untuk tamu-tamu rombongan, satu keluarga besar, atau undangan yang

sifatnya resmi.

Pada umumnya, direstoran hotel, meja yang digunakan ditutupi oleh kain moulton

atau silent cloth sebelum dipasang taplak meja. Moulton atau silent cloth biasa

disebut juga dengan silent pad, yaitu kain yang terbuat dari bahan yang mudah

menyerap cairan, seperti kain flanel, atau dengan karet busa yang dibuat sedikit

lebih kecil dari ukuran taplak mejanya.

Gambar 2.69. Moulton

Sumber : Google image/ Moulton

48

Manfaat alas taplak meja adalah

- Menahan panas dari barang-barang yang akan diletakkan diatas meja

sehingga permukaan meja tidak cepat rusak.

- Menahan bunyi-bunyi dari benda keras yang ditaruh diatas meja,

seperti piring, pisau, sendok, garpu, dan sebagainya, sehingga tidak

menimbulkan suara gaduh.

- Untuk menahan taplak meja agar tidak mudah tergelincir.

- Untuk menyerap cairan atau minuman yang tumpah.

Contoh ukuran meja restoran adalah sebagai berikut :

- Meja dengan bentuk bujur sangkar :

Ukuran 76cm x 76cm untuk 2 orang; ukuran 100cm x 100cm untuk 4

orang.

- Meja dengan bentuk persegi panjang :

Ukuran 137 cm x 76 cm untuk 4 orang

- Meja dengan bentuk bulat :

Ukuran dengan diameter 100 cm untuk 4 orang, diameter 152 cm

untuk 8 orang.

49

Side Stand atau Meja Samping

Side stand, side board, atau meja samping adalah semacam meja atau rak yang

diletakkan di pojok atau di tepi ruangan untuk melancarkan pelayanan; berfungsi

serbaguna. Side stand atau side board ini banyak variasinya; tergantung pada :

- Tipe pelayanan yang ditampilkan dan menu yang dihidangkan

- Banyaknya waiter atau waitress dari satu side board.

- Banyaknya meja yang dapat dilayani dari satu side board.

- Jumlah dan alat-alat yang akan dipakai.

Gambar 2.70. Side Stnd

Sumber : Google image/ Side stand

50

Side stand atau side board sebaiknya ukurannya ringkas dan bisa dipindahkan

kemana saja saat diperlukan. Jika ukuran side board terlalu besar akan memakan

banyak tempat sehingga mengurangi jumlah meja dalam ruangan. Bagian atas dari

side board terbuat dari bahan yang tahan panas dan mudah dibersihkan.

Penyusunan atau penempatan side board tergantung dari :

- Konstruksinya.

- Jumlah laci yang diperlukan untuk penyimpanan cutlery, seperti sedok,

garpu, dan pisau.

- Jumlah rak yang diperlukan untuk menyimpan linen, atau bumbu-

bumbu.

- Menu dan pelayanan yang ditampilan.

Jika terdapat beberapa side board, sebaiknya isi laci-lacinya sama, sehingga tidak

merepotkan mencari alat-alat yang diperlukan, sehingga dapat membantu

kelancaran pelayanan.

Alat-alat yang disimpan pada side board adalah :

- Service spoon and fork.

- Desser spoon and fork.

- Sopu, tea, and coffee spoons.

- Fish knives and forks.

- Meat knives.

51

Kelengkapan tersebut adalah sebagai contoh. Praktiknya tergantung pada

kebutuhan masing-masing restoran.

Tingkat yang paling atas untuk meletakkan bumbu-bumbu seperti tabasco, saus

tomat, saus sambal, kecap, dan sebagainya. Juga biasa digunakan untuk

meletakkan tusuk gigi dan peralatan setelah makan lainnya.

Tingkat dibawahnya kira-kira setinggi dada kita, adalah untuk piring-piring panas.

Dibawahnya adalah beberapa laci tempat pisau, sendok, garpu, garpu pengoles

mentega, dan sebagainya. Dibawahnya lagi adalah tempat nampan yang siap pakai

dan sudah diberi alas. Dan yang paling bawah adalah tempat linen kotor.

Gambar 2.71. Sendok garpu

Sumber : Google image/ Sendok Garpu

52

2.1.7 Bar

2.1.7.a Sejarah bar

Bar pada awal mulanya dikembangkan oleh bangsa Amerika pada abad ke 16.

Pada permulaannya bar hanya terdiri dari sebuah pemisah yang terbuat dari kayu

yang kuat yang disebut “Barrier”, atau beberapa ahli menyebutnya juga

“Barriery”, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “Penghalang”, yang

dimaksudkan untuk memisahkan antara pembeli dan penjual serta tidak

dimaksudkan untuk meletakan minuman diatasnya, melainkan pembeli harus

memegang minumannya ditangan. Oleh karena itu kata Bar dapat dianggap

berasal dari kata Barrier atau Barriery tersebut. Namun dengan perubahan yang

terjadi pada Bar sekarang tidak berbeda dengan apa yang dimaksud sebelumnya,

fungsi Bar sebagai penghalang atau lebih dikenal dengan “Bar Counter”.

Perkembangan Bar di Amerika dimulai dengan apa yang disebut “Tavern”, yang

mempunyai daerah operasi sendiri antara lain di Boston. Tavern adalah

merupakan suatu bentuk seperti halnya dengan club-club, yaitu suatu kegiatan

sekelompok orang-orang yang disertai dengan minum-minum pada Private House.

Di Inggris usaha pengadaan Bar lebih dikenal dengan nama Public House atau

Pub. Pada pelaksanaannya berbeda dengan Tavern di Amerika yaitu bila di

Inggris Public House tersebut hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu saja dan

diawasi oleh badan pengawas yang ketat, ditarik pajak yang tinggi, jam bukanya

dibatasi dan di ikat oleh peraturan-peraturan lainnya, sedangkan sebaliknya di

Amerika segalanya hampir serba bebas, harga lebih rendah dan

keuntungannyapun lebih berlipat ganda. Di Indonesia sendiri sekarang lebih

53

hampir sama keberadaanya seperti di Inggris, masih banyak diberlakukan

peraturan dan kebijakan dari pemerintah.

Pada waktu itu Bar-Bar tidak menyediakan tempat duduk bagi pembelinya,

melainkan para pelanggan berdiri sambil bersandar pada papan Barrier itu tadi,

sehingga bar semacam ini pada waktu itu lebih dikenal dengan “Stand Bar”.

2.1.7.b Definisi bar

Suatu counter untuk menjual dan menghidangkan minuman berkdar alcohol, atau

yang tidak berkadar alcohol (soft drink), di dalamnya tersedia tempat untuk

mengkonsumsi minuman tersebut berikut pelayanan dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan.

2.1.7.c Fungsi bar

-Minum minuman beralkohol/non alkohol

-Mendengarkan lagu

-Berkumpul bersama

-Berdansa

54

2.1.7.d Klasifikasi Bar

Pub Bar

Suatu bar yang menyediakan minuman alcohol, serta bukan alcohol, di samping

itu tersedia Life Music (tamu dapat menikmati musik), serta tersedia juga dance

floor.

Discotique bar

Suatu bar yang menyediakan Alcoholic dan non alcoholic drink, juga tersedia

snacks/makanan kecil, terdapat dance floor dengan diiringi music tape control.

Gambar 2.72. Pub Bar

Sumber : Google image/ Pub Bar

Gambar 2.73. Discotique bar

Sumber : Google image/ Discotique bar

55

Publik bar khusus

Menyediakan segala jenis minuman alcohol dan non alcohol:

- Coktail bar : dilengkapi dengan background music dan show serta dance

floor

- Night Club : Sama seperti cocktail bar ditambah tersedianya Ladies Escort.

Gambar 2.74. Cocktail bar

Sumber : Google image/ Cocktail bar

Gambar 2.75. Night Club

Sumber : Google image/ Night Club

56

- Service bar

Bar yang khusus melayani tamu di luar Counter Bar (restaurant, room service dan

lain-lain)

- Banquet bar

Bar yang biasanya disebut Portable bar yaitu yang dapat dipindah-pindahkan ke

tempat berada di dalam melayani tamu tersebut. Counter yang diberi roda dan

biasa digunakan pada party.

Gambar 2.76. Service bar

Sumber : Google image/ service bar

Gambar 2.77. Banquet bar

Sumber : Google image/ banquet bar

57

2.1.7.d Kebutuhan pada sebuah bar

- Bar display (tempat memajang/menyusun minuman dalam botol)

- Counter area (ruang di dalam Counter) Tempat : Bar dispense / equipment

Gambar 2.78. bar display

Sumber : Google image/ bar display

Gambar 2.79. counter area

Sumber : Google image/ counter area

58

- Guest area (ruang tamu berada) Tempat : Stools – dance floor

- Cashier desk area (ruangan kasir) Tempat : Tamu membayar

Gambar 2.80. guest area

Sumber : Google image/ guest area

Gambar 2.81. Cashier desk

Sumber : Google image/ cashier desk

59

- Dishwashing area (tempat mencuci gelas)

- Store keeper area (tempat persediaan dan botol kosong)

Gambar 2.82. dishwashing area

Sumber : Google image/ Dishwashing area

Gambar 2.83. Store Keeper

Sumber : Google image/ Store Keeper

60

2.1.7.e Perkakas Bar

- Jigger/measuring : glass atau gelas ukur.

- Shaker : pengocok minuman

- Champagne basket (silver) : tempat penyajian botol-botol minuman

champagne (biasanya untuk restoran)

- Mixing glass : untuk mencapur minuman

- Fork : garpu untuk alat Bantu pemisah putih telor dengan kuning telor.

- Long bar spoon, sendok panjang untuk mengocok minuman di dalam

mixing glass.

- Saucer : piring kecil, untuk snacks dan lain-lain

- Spring strainer : alat penyaring minuman

- Fruit knife : Pisau buah untuk membuat hiasan

- Cutting board : alas/talenan untuk memotong hiasan

- Ice tong : penjepit es

- Ice scoop : sekop es

- Ice screw : obeng pemecah es

- Wine opener : pembuka tutup botol wine

- Funnel : corong untuk memudahkan penuangan

- Stirrer : Alat pengocok minuman (baisanya dari plastic)

- Fruit stick : untuk menusuk hiasan

- Wearing blender : alat pengocok

61

2.1.8 Green Design

2.1.8.a Pengertian Green Design

Green Design merupakan sebuah konsep dimana kita sebagai manusia

harus hidup lebih menghargai dan peduli terhadap bumi. Banyak negara-negara

maju yang sudah memiliki peraturan-peraturan khusus untuk memiliki sistem

ramah lingkungan. Di Indonesia Green Design masih belum diterapkan secara

tegas, misalnya masih banyak penebangan hutan secara liar, membuang sampah

sembarangan, banyaknya penggunaan produk plastik yang tidak dapat di daur

ulang, penggunaan batu bara untuk pembangkit tenaga listrik dan lain-lainnya.

Semua contoh tersebut akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan yang kita

tinggal. Banyak sekali contoh bencana akibat perbuatan manusia yang tidak

bertanggung jawab seperti: banjir, tanah longsor, pencemaran udara, dan lain-

lainnya.

Untuk membantu konsep Green Design material yang akan digunakan

pada furnitur dan aksesoris adalah bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti

limbah kayu, karena pada saat ini bukan hanya fungsi dan keindahan yang perlu

diperhatikan melainkan dampak terhadap lingkungan. Desain ramah lingkungan

juga tetap mengikuti prinsip “form follow function”

62

2.1.8.b Sikap greeen design

-Pemilihan material

Material yang dipilih untuk membuat aksesoris dan furnitur sangat

penting, misalnya apabila desain menggunakan menggunakan plastik yang tidak

dapat di daur ulang maka akan merusak lingkungan, menyumbat sungai, merusak

habitat hewan dan tumbuhan. Oleh sebab itu material yang digunakan adalah

limbah kayu.

-Proses pengerjaan

Dalam proses merancang furnitur dan aksesoris perlu diperharikan

prosesnya karena ada banyak bahan-bahan kimia yang dapat mencemari udara,

air, tanah. Bahan finishing yang akan digunakan untuk mengatasi hal tersebut

adalah bahan berbahan dasar air sehingga tidak mengandung bahan kimia yg

berbahaya bagi manusia maupun alam.

-Kemasan produk

Banyak sekali produk-produk yang menggunakan plastik dan gabus untuk

mencegah kerusakan dan melindungi produk tersebut, namun plastik dan gabus

yang telah digunakan akan mengotori alam dan merusak lingkungan maka

sebaiiknya menggunakan bahan alami seperti kardus yang dapat di daur ulang.

-Limbah

Proses merancang sebuah desain akan selalu menghasilkan limbah yang

akan dibuang sia-sia, oleh karena itu penggunaan material harus efisien dan

diperhitungkan dengan teliti agar meminimalisir limbah yang terbuang.

63

-Pengurangan ukuran

Mengompres, mengurangi, membatasi konsumsi selama pengangkutan

adalah syarat penting dalam konsep ramah lingkungan, karena semakin banyak

produk yang dibawa dalam satu perjalanan maka semakin kecil emisi CO2 pada

lingkungan.

2.2. Tinjauan Khusus

2.2.1 Data Lapangan

2.2.1.a Hasil Observasi Lapangan

- Restoran Humingbird

Restoran Humingbird merupakan jenis restoran dan kafe karena memiliki

berbagai macam masakan dan minuman. restoran ini sudah buka dari pukul 7 pagi

sampai jam 10.30 malam. Pada pagi hari restoran ini menyajikan menu breakfast,

yang terdiri dari berbagai macam masakan barat seperti omlette dan beacon. Pada

tepat pukul 12 siang restoran ini memiliki menu lain yaitu itu menu makan siang

dimana makanan yang disajikan juga tetap western food seperti spaghetti dan

berbagai macam steak. Pada umumnya konsumen yang datang ke restoran ini

adalah kelas menengah ke atas karena harganya yang cenderung cukup mahal.

restoran ini memiliki desain yang kuat dengan tema humingbird. Berbagai

macam desain seperti sangkar burung dan grafis berceritakan tentang humingbird

digunakan di restoran ini. Restoran ini memiliki area outdoor yang dibuat seperti

sarang burung, restoran ini juga menggunakan beberap recycled material seperti

potongan kayu pada top table dan tampat bekas botol untuk stool.

64

Warna yang digunakan pada restoran ini adalah coklat muda seperti kayu

natural dan putih membuat kafe ini menjadi nyaman dan mencerminkan susana

ceria sperti humingbird.

- Restoran Origin

Restoran origin merupakan restoran yng memiliki konsep “green design”. restoran

ini menggunakan banyak barang bekas seperti potongan kayu serta botol bekas.

Bagian dalam restoran ini cenderung cukup panas di siang hari karena tidak

memiliki AC. Konsumen yang datang ke restoran ini adalah kelas menengah ke

atas karena harganya yg cukup mahal. Banyak juga turis asing yang datang ke

restoran ini karena tertarik dengan desain restoran ini.

Restoran ini menyediakan makanan dan minuman dari bahan organik. Pilihan

makanan yang tersedia pada restoran ini bermacam-macam seperti indonesian

food, western food, maupun chinese food terdapat di kafe ini. Warna yang

digunakan adalah warna-warna natural seperti turunan coklat dan putih.

Gambar 2.84. Humingbird Sumber : Dion 2013 Gambar 2.85. Skema warna

Humingbird Sumber : Dion 2013

65

- restoran Sugar Rush

restoran Sugar Rush yang terletak di Bandung ini cukup unik karena

desain yang dimiliki tidak memiliki batasan. Desainer yang membuat restoran ini

awalnya adalah seorang desainer produk dimana dia mencoba juga menjual

produknya seperti lampu dan macam-macam artwork.

Restoran ini terletak di jalan braga Bandung, dimana lokasi ini merupakan

lokasi yang cukup ramai. Banyak anak-anak muda yang datang ke lokasi ini untuk

berfoto-foto karena memiliki banyak gedung peninggalan Belanda. restoran ini

menjadi ramai dengan anak muda yang datang untuk beristirahat dan makan

disana. restoran ini juga menarik pengunjung asing karena memiliki desain yang

unik. Warna yg digunakan adalah warna-warna gelap seperti hitam dam abu-abu

Gambar 2.86. Origin

Sumber : Dion 2013

Gambar 2.87. Skema warna Origin Sumber : Dion 2013

66

- Eclectic Resto & Bar

Eclectic Resto & Bar merupakan restoran yang cukup besar karena

restoran ini memiliki banyak fasilitas seperti live music dan bar. Kafe ini buka

pukul 10 pagi, pada hari biasa restoran ini dipenuhi oleh kalangan eksekutif yang

datang untuk meeting ada juga yang datang hanya untuk makan dan minum.

Banyak konsumen yang datang untuk meeting bahkan sampai 6 jam lamanya

diam di restoran ini, fakta ini membuktikan bahawa restoran ini memiliki susana

yang nyaman bagi konsumen.

Setiap malamnya (kecuali hari minggu malam) restoran ini memiliki live

music untuk dinikmati konsumen. Pada pukul 11 malam restoran ini menjadi bar

yang menyediakan berbagai jenis minuman alkohol. Konsumen yang datang

hingga larut malam biasanya kelas eksekutif. restoran ini juga menargetkan pasar

anak muda untuk datang ke bar ini.

Gambar 2.88. Sugar rush Sumber : Dion 2013

Gambar 2.89 Skema warna sugar rush Sumber : Dion 2013

67

2.2.1.b Hasil survey pengguna

Hummingbird

Origin

Eclectic

Lokasi

Jl. Progo no14

Bandung

Jl. Sumatra no21

Bandung

Cilandak Town

Square, GF Unit D

048 Jl. Simatupang

Jenis maknan

Western Food

Indonesian Food

Western Food,

Indonesian Food,

Italian Food,

Chinese Food

Western Food,

Indonesian Food

Jam operasional

07.00-22.30

10.00-22.00

10.00-02.00

Dini hari

Gambar 2.90. Eclectic Sumber : Dion 2013 Gambar 2.91. Skema warna

eclectic Sumber : Dion 2013

68

Kapasitas kursi 80 50 190

Harga

10000-120000

17000-55000

20000-250000

Kelas

pelanggan

Menengah ke atas

Menengah ke atas

Menengah ke atas

Konsep interior

Terinsirasi dari

humingbird

Relaxing , brown,

orange

Black, relaxing,

ambiance

Fasilitas

Area merokok,

tempat main anak

Area untuk pengguna

laptop, majalah.

Bar, live music, area

VIP, area merokok

Jenis furnitur

dan aksesoris

Kursi, stool, sofa,

meja, meja kasir, arm

Kursi, stool, sofa,

meja, meja kasir, arm

Kursi, stool, sofa,

meja, meja arm chair

Tabel 2.1. Survey data

69

2.2.2. Furnitur dan Aksesoris Interior

2.2.2.a Data Antropometri dan Ergonomi

-Data Antropometri dan ergonomi untuk meja dan kursi bar

Gambar 2.92. Ergonomi meja bar sumber : Julius, P. Human Dimension & Interior Space.

Gambar 2.93. Ergonomi kursi bar sumber : Julius, P. Human Dimension & Interior Space.

70

-Data Antropometri dan ergonomi untuk meja dan kursi bar

Gambar 2.94. Ergonomi dan data antropometri sumber : Julius, P. Human Dimension & Interior Space.

71

-Data Antropometri dan ergonomi untuk meja makan dan kursi

Gambar 2.95. Antropometri untuk meja makan dan kursi sumber : Julius, P. Human Dimension & Interior Space.

72

2.2.2.b Furnitur Mapping

Recyled Wood

Classic Simple design

Wood