bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-1-00498-tisi bab...

51
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi konsumen ketika memilih suatu produk atau jasa tertentu. Dengan demikian, kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi tingkat perkembangan dan kemajuan perusahaan tersebut. Tinggi rendahnya suatu kualitas pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan akan berhubungan langsung dengan kepuasan konsumen (Gygi, 2005, p8-9). Menurut Vincent Gaspersz, kualitas memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung pada bidang penerapannya. Pada bidang industri, kualitas dapat didefinisikan dalam dua cara yaitu secara konvensional dan secara strategik. Kualitas yang didefinisikan ssecara konvensional biasanya berhubungan dengan karakteristik dari suatu produk, seperti performance, reliability, kemudahan dalam penggunaan, estetika, dan lain sebagainya. Sedangkan kualitas yang didefinisikan secara strategik maksudnya adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Definisi dari kualitas sangatlah bervariasi, berikut adalah beberapa pengertian dari kualitas menurut para pakar kualitas (Ariani, 2004, p3): Menurut Joseph M. Juran, kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan dan manfaatnya.

Upload: duongkhuong

Post on 30-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka Industri

2.1.1. Definisi Kualitas

Kualitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi konsumen ketika

memilih suatu produk atau jasa tertentu. Dengan demikian, kualitas dari produk atau jasa

yang ditawarkan oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi tingkat perkembangan dan

kemajuan perusahaan tersebut. Tinggi rendahnya suatu kualitas pada produk atau jasa

yang ditawarkan oleh perusahaan akan berhubungan langsung dengan kepuasan

konsumen (Gygi, 2005, p8-9).

Menurut Vincent Gaspersz, kualitas memiliki definisi yang berbeda-beda,

tergantung pada bidang penerapannya. Pada bidang industri, kualitas dapat didefinisikan

dalam dua cara yaitu secara konvensional dan secara strategik. Kualitas yang

didefinisikan ssecara konvensional biasanya berhubungan dengan karakteristik dari suatu

produk, seperti performance, reliability, kemudahan dalam penggunaan, estetika, dan lain

sebagainya. Sedangkan kualitas yang didefinisikan secara strategik maksudnya adalah

segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.

Definisi dari kualitas sangatlah bervariasi, berikut adalah beberapa pengertian dari

kualitas menurut para pakar kualitas (Ariani, 2004, p3):

Menurut Joseph M. Juran, kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan dan

manfaatnya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

14

Menurut Vincent Gasperz, kualitas adalah konsistensi peningkatan dan

penurunan variasi karakteristik produk, agar dapat memenuhi spesifikasi

dan kebutuhan, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun

eksternal

Menurut Deming, kualitas bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan

sekarang dan di masa mendatang.

Menurut Feigenbaum, kualitas merupakan keseluruhan karakteristik

produk dan jasa meliputi marketing, engineering, manufacture, dan

maintenance, di mana produk atau jasa tersebut dalam pemakaiannya akan

sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan

2.1.2. Variasi

Variasi merupakan perbedaan antara tindakan atau aktivitas tertentu dengan hasil

yang ditargetkan (Fandy, 2004, p32). Variasi dapat terjadi di dalam proses, baik proses

manufaktur maupun non-manufaktur. Variasi dapat terjadi karena terdapat proses-proses

tidak konsisten sehingga produk yang dihasilkan tidak sama. Dan apabila variasi yang

terjadi melewati batas-batas yang telah ditentukan, maka produk tersebut dianggap cacat.

Perhitungan standar deviasi (σ ) merupakan perhitungan pada statistik yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat variasi (penyimpangan) yang terjadi pada suatu

proses yang diketahui dalam suatu populasi tertentu.

Gaspersz (1998, p28-29) mengatakan bahwa variasi merupakan ketidakseragaman

dalam sistem produksi atau operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

15

pada output (barang dan jasa) yang dihasilkan. Terdapat dua penyebab timbulnya variasi

yaitu:

1. Variasi penyebab khusus (Special-Causes Variation)

Variasi penyebab khusus adalah kejadian-kejadian di luar sistem yang mempengaruhi

variasi dalam sistem. Sumber dari penyebab khusus ini biasanya adalah faktor-faktor

seperti manusia, peralatan, material, lingkungan, dan metode kerja. Penyebab khusus

ini mengambil pola-pola non-acak (non random patterns) sehingga dapat

diidentifikasi/ditemukan sebab tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki

pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi.

2. Variasi penyebab umum (Common-Causes Variation)

Variasi penyebab umum merupakan faktor-faktor di dalam sistem atau yang melekat

pada proses yang menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya.

Variasi ini sering disebut sebagai penyebab acak (random causes) atau penyebab

sistem (system causes). Karena penyebab umum ini selalu melekat pada sistem, untuk

menghilangkannya harus menelusuri elemen-elemen dalam sistem itu, dan hanya

pihak manajemen yang dapat memperbaikinya (karena pihak manajemenlah yang

mengendalikan sistem itu).

2.1.3. Six Sigma

2.1.3.1. Sejarah dan Perkembangan Six Sigma

Pada awalnya, konsep Six Sigma di dalam dunia industri diperkenalkan dan

dipergunakan pertama kali oleh salah satu perusahaan peralatan elektronik yang berbasis

di Amerika Serikat, yaitu Motorola Incorporated pada tahun 1979. Pada saat itu Motorola

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

16

menghadapi kesulitan besar dan berada di dalam bahaya karena kemampuan bersaing

yang dimiliki oleh perusahaan tertinggal cukup jauh dari para pesaingnya, terutama

perusahaan-perusahaan Jepang yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas lebih

baik dengan harga lebih murah.

Setelah menyadari bahwa permasalahan utama pada perusahaan adalah buruknya

kualitas produk-produk yang dihasilkan, maka Motorola melakukan penelitian dan

pengembangan yang akhirnya membawa pada metodologi Six Sigma.

Sampai pada tahun 1993, kebanyakan proses yang ada di Motorola sudah

mencapai tingkat hampir 6 sigma. Dan setelah empat tahun menerapkan Six Sigma,

penghematan yang diterima perusahaan mencapai $2,2 miliar. Untuk kesuksesannya

menerapkan Six Sigma, Motorola mendapatkan Malcom Baldrige National Award pada

tahun 1998.

Karena kesuksesan implementasi metodologi Six Sigma di Motorola sangat

signifikan, banyak perusahaan lain yang juga mengimplementasikan metodologi tersebut

dan mendapatkan hasil yang serupa. Beberapa dari perusahaan-perusahaan tersebut antara

lain adalah (Gygi, 2005, p12):

General Electric meraih keuntungan sebesar $7 miliar dalam waktu lima

tahun.

Dupont menghemat sebesar $2,4 miliar dalam waktu empat tahun.

Bank of America mempercepat waktu siklusnya sebesar dua kali lipat dan

mengurangi jumlah eror secara signifikan dalam prosesnya.

Honeywell menghemat sebesar $2 miliar pada biaya langsung.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

17

2.1.3.2. Pengertian Six Sigma

Six Sigma merupakan suatu implementasi dari prinsip-prinsip kualitas dan teknik

yang sangat efektif dan terfokus. Dengan menggabungkan elemen-elemen kualitas yang

telah ada sebelumnya, Six Sigma bertujuan untuk mengeliminasi segala kesalahan yang

terjadi dalam suatu proses (Pyzdek, 2003, p3).

Sigma merupakan huruf ke-18 dari alphabet Yunani yang digunakan oleh para

statistikawan untuk mengukur variasi pada suatu proses. Kinerja dari suatu perusahaan

diukur dengan menggunakan sigma level dari proses bisnisnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, Six Sigma telah menjadi suatu terminologi

yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa konsep (Gygi, 2005, p9), di antaranya

adalah:

Six Sigma merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang

digunakan untuk meningkatkan performance bisnis dan organisasi.

Performance Six Sigma merupakan suatu proses yang menghasilkan 3,4

cacat untuk setiap satu juta kesempatan.

Six Sigma improvement merupakan hasil dari suatu bisnis atau proses yang

ditingkatkan secara signifikan, biasanya sebesar 70% atau lebih.

Six Sigma deployment merupakan penerapan metodologi Six Sigma dalam

suatu perusahaan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

18

2.1.3.3. Six Sigma dari Sudut Pandang Statistik

Secara statistik, Six Sigma ditandai dengan nilai 3,4 DPMO (Defect Per Million

Opportunities) yang berarti bahwa hanya terdapat 3,4 defect dalam sejuta kesempatan

atau 99,99966% dari apa yang diharapkan ada di produk tersebut (Gygi, 2005, p23).

Skala sigma merupakan alat pengukuran universal untuk mengukur seberapa baik

kinerja suatu karakteristik yang kritikal bila dibandingkan terhadap kebutuhannya.

Semakin tinggi nilai sigmanya, maka semakin baik pula kinerja suatu karakteristik.

Berikut adalah tabel skala sigma (Gygi, 2005, p23):

Tabel 2.1 Skala Sigma

Sigma Persentasi Defect Defects per Million

1 69 % 691.462

2 31 % 308.538

3 6,7 % 66.807

4 0,62 % 6210

5 0,023 % 233

6 0,00034 % 3,4

Konsep Six Sigma yang dikembangkan oleh Motorola berbeda dengan konsep

distribusi normal yang tidak memberikan kelonggaran akan pergeseran. Pada konsep Six

Sigma Motorola terdapat pergeseran 1,5 sigma dari nilai target. Nilai pergeseran ini

diperoleh dari hasil penelitian Motorola atas proses dan sistem industri. Berdasarkan

data-data historis selama bertahun-tahun, diperoleh bahwa proses yang terdapat pada

perusahaan selalu mengalami pergeseran (drift) nilai tengah (mean) sebesar 1,5σ setiap

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

19

tahunnya. Pergeseran ini disebut sebagai Long Term Dynamic Mean Variation.

Kesimpulan yang didapat adalah bahwa suatu proses industri (terutama mass production)

tidak akan 100% berada pada satu titik nilai target, tetapi akan ada pergeseran sebesar

rata-rata 1,5 sigma dari nilai tersebut (Gygi, 2005, p24).

Pada perhitungan distribusi normal biasa, nilai 3,4 DPMO hanya menghasilkan

4,5σ dan bukan 6σ seperti seharusnya. Jumlah kecacatan yang diperbolehkan dalam Six

Sigma menurut distribusi normal adalah 2 DPBO (Defect Per Billion Opportunities).

Sedangkan Dengan pergeseran nilai sesuai dengan konsep Motorola, untuk tingkat 6

sigma akan diperoleh nilai DPMO sebesar 3,4 per satu juta kesempatan. Dibawah ini

adalah tabel konversi nilai sigma dengan 1,5 shift (Gygi, 2005, p142-143):

Tabel 2.2 Perbandingan True Six Sigma dengan Motorola’s Six Sigma

True 6-Sigma Process

(Normal Distribution Centered)

Motorola's 6-Sigma Process

(Normal Distribution Shifted 1,5-Sigma)

Batas

Spesifikasi

(LSL – USL)

Persentase

yang

memenuhi

spesifikasi

(LSL – USL)

DPMO

(kegagalan/cacat

per sejuta

kesempatan)

Batas

Spesifikasi

(LSL – USL)

Persentase

yang

memenuhi

spesifikasi

(LSL – USL)

DPMO

(kegagalan/cacat

per sejuta

kesempatan)

1-Sigma

2-Sigma

3-Sigma

4-Sigma

5-Sigma

6-Sigma

68,27%

95,45%

99,73%

99,9937%

99,999943%

99,9999998%

317.300

45.500

2.700

63

0,57

0,002

1-Sigma

2-Sigma

3-Sigma

4-Sigma

5-Sigma

6-Sigma

30,8538%

69,1462%

93,3193%

99,3790%

99,9767%

99,99966%

691.462

308.538

66.807

6.210

233

3,4

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

20

2.1.3.4. Penerapan Six Sigma

Dalam penerapan Six Sigma, terdapat 8 (delapan) tahap dasar, yaitu identifikasi

(identify), definisi (define), pengukuran (measure), analisis (analyze), perbaikan

(improve), kontrol (control), standar (standardize) dan integrasi (integrate). Inti dari

strategi ini adalah tahap Measure-Analyze-Improve-Control. Namun, tahap definisi sering

dimasukkan ke dalam inti strategi Six Sigma, sehingga tahapannya menjadi Define-

Measure-Analyze-Improve-Control. Tahapan ini dilakukan secara berulang dan

membentuk siklus peningkatan kualitas Six Sigma seperti dilihat pada gambar berikut:

Define

AnalyzeImprove

MeasureControl

Gambar 2.1 Siklus DMAIC

2.1.3.5. Critical To Quality (CTQ)

Critical To Quality (CTQ) merupakan ketentuan-ketentuan yang diinginkan oleh

pelanggan terhadap suatu produk atau jasa. CTQ merupakan karakteristik kualitas yang

ditetapkan seyogyanya berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik pelanggan,

yang diturunkan secara langsung dari persyaratan-persyaratan output dan pelayanan

(Gaspersz, 2002, p73).

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

21

2.1.3.6. Tools yang Digunakan dalam Six Sigma

Berikut ini adalah beberapa tools yang digunakan dalam menjalankan suatu

proyek Six Sigma:

2.1.3.6.1. Diagram SIPOC

Diagram SIPOC merupakan suatu teknik diagram alir yang membantu dalam

mengidentifikasikan proses-proses yang memiliki pengaruh terbesar pada kepuasan

konsumen (Pzydek, 2003, p67-p68). SIPOC merupakan singkatan dari Supplier – Input –

Process – Output – Customer dan didefinisikan sebagai berikut (Gygi, 2005, p247):

Supplier adalah sistem, orang-orang, organisasi atau sumber lain untuk

material, informasi, dan sumber daya lainnya yang ditransformasikan

dalam suatu proses tertentu.

Input adalah material, informasi, dan sumber daya lainnya yang

disediakan oleh supplier dan ditransformasikan dalam suatu proses

tertentu.

Process merupakan suatu kumpulan langkah dan aktivitas yang

mentransformasikan input menjadi output.

Output merupakan suatu produk atau jasa yang dihasilkan dari suatu

proses dan digunakan oleh konsumen.

Customer adalah orang-orang, perusahaan, sistem, atau proses-proses lain

yang menerima output dari proses tertentu.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

22

Gambar 2.2 Contoh Diagram SIPOC

2.1.3.6.2. Peta Kontrol (Control Chart)

Pembuatan peta kontrol bertujuan untuk menghilangkan variasi tidak normal

melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special-causes

variation) dan variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common-causes variation).

Dengan pembuatan peta kontrol, manajemen dapat memperoleh informasi mengenai hal-

hal seperti (Pzydek, 2003, p416-417):

Karakteristik operasi proses dari waktu ke waktu.

Variasi penyebab umum yang dapat diharapkan pada proses.

Apakah variasi penyebab umum memenuhi spesifikasi.

Kehadiran variasi penyebab khusus.

Terdapat berbagai macam peta kontrol. Pemilihan peta kontrol didasarkan pada

tipe data yang ada. Dalam konteks pengendalian proses statistik, terdapat jenis data, yaitu

(Pzydek, 2003, p416-417):

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

23

Data variabel (variables data); adalah data kuantitatif yang diukur untuk

keperluan analisis.

Data atribut (attributes data); merupakan data kualitatif yang dapat

dihitung untuk pencatatan dan analisis.

Berdasarkan kedua tipe data tersebut, terdapat dua jenis peta kontrol yaitu peta

kontrol untuk data variabel dan peta kontrol untuk data atribut. Dibawah ini adalah jenis-

jenis peta kontrol berdasarkan tipe data (Pzydek, 2003, p418):

1. Peta kontrol untuk data variable.

- Peta kontrol x dan R; menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam

ukuran titik pusat (central tendency) atau rata-rata dari suatu proses serta dan

dalam ukuran variasi yang berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang

dihasilkan melalui suatu proses.

- Peta kontrol x dan MR; diterapkan pada proses produksi yang sangat lama dan

menggunakan 100% inspeksi.

2. Peta kontrol untuk data atribut.

- Peta kontrol p; digunakan untuk mengukur proprosi ketidak sesuaian atau

penyimpangan yang sering disebut sebagai cacat dari item produk yang dihasilkan

dalam suatu proses.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

24

Minggu ke-

Prop

orsi

Ket

erla

mba

tan

51464136312621161161

0.18

0.16

0.14

0.12

0.10

0.08

0.06

0.04

0.02

0.00

_P=0.0396

UC L=0.1704

LCL=0

T es ts per formed w ith unequal sam ple sizes

Peta Ko ntrol P Untuk Pro ses Produk si

Gambar 2.3 Contoh Gambar Peta Kontrol P

- Peta kontrol np; merupakan peta kontrol yang hampir sama dengan peta kontrol p,

kecuali bahwa dalam peta kontrol np tidak terjadi perubahan skala pengukuran.

- Peta kontrol c; diterapkan pada kasus-kasus di mana toleransi atas kelemahan satu

atau beberapa titik spesifik yang tidak memenuhi syarat namun tidak

mempengaruhi fungsi dari item yang diperiksa.

- Peta kontrol u; mengukur banyaknya ketidak sesuaian dalam periode pengamatan

tertentu yang mungkin memiliki ukuran contoh atau sampel item yang diperiksa.

Berikut adalah hierarki dalam pemilihan jenis peta kendali (Pzydek, 2003):

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

25

Gambar 2.4 Hierarki Pemilihan Jenis Peta Kendali

2.1.3.6.3. Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat atau yang biasa dikenal sebagai diagram tulang ikan

(fishbone diagram) atau diagram Ishikawa (Ishikawa’s diagram) diperkenalkan oleh Prof.

Kaoru Ishikawa. Diagram sebab akibat merupakan diagram berbentuk tulang ikan yang

menunjukkan semua kemungkinan–kemungkinan variabel yang dapat mempengaruhi

output dari suatu proses (Gygi, 2005, p 321).

Diagram sebab akibat dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan berikut:

Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.

Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

Membantu pencarian fakta lebih lanjut tentang masalah.

Merupakan alat untuk mengumpulkan ide atau input-input kelompok yang

merupakan metode dasar dari “brainstorming terstruktur”.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

26

Dengan mengelompokkan penyebab-penyebab yang mungkin, maka

kelompok dapat memikirkan banyak kemungkinan daripada hanya

memfokuskan pada beberapa area tipikal.

Membantu dalam identifikasi beberapa penyebab yang paling berpengaruh

dalam terjadinya cacat.

Dibawah ini adalah contoh bentuk diagram sebab akibat:

Gambar 2.5 Diagram Sebab Akibat

2.1.3.6.4. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Model AHP diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-

an (Rizky, 2005, p92). Model AHP merupakan suatu model pengambilan keputusan dan

perencanan strategis. Ciri khas dari model ini adalah penentuan skala prioritas atas

alternatif pilihan berdasarkan suatu proses analitis secara terstruktur atas variabel

keputusan.

Langkah–langkah perhitungan model AHP adalah:

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

27

Menentukan tujuan (level 1), kriteria (level 2), dan alternative (level 3) dari suatu

masalah.

Gambar 2.6 Skema Pemilihan Pada AHP

Menentukan peringkat kriteria untuk matriks alternative yang dipilih menurut

derajat kepentingan.

Dalam menentukan skala prioritas, terdapat sembilan derajat kepentingan

dalam AHP yaitu:

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

28

Tabel 2.3 Derajat Kepentingan dalam AHP

Intensitas

Kepentingan

Keterangan Penjelasan

1 Equally Preferred Dua aktivitas memberikan

kontribusi yang sama

terhadap tujuan

2 Equally to moderately

preferred

Antara equally dan

moderately

3 Moderately preferred Pengalaman dan penilaian

memberikan nilai tidak jauh

berbeda antara satu aktivitas

terhadap aktivitas lainnya

4 Moderately to strongly

preferred

Antara moderately dan

strongly

5 Strongly preferred Penilaian memberikan nilai

kuat berbeda antara satu

aktivitas terhadap aktivitas

lainnya

6 Strongly to very strongly

preferred

Antara strongly dan very

strongly

7 Very strongly preferred Satu aktivitas sangat lebih

disukai dibandingkan

aktivitas lainnya

8 Very strongly to extremely

preferred

Antara very strongly dan

extremely

9 Extremely preferred Satu aktivitas menempati

urutan tertinggi dari aktivitas

lainnya.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

29

Menentukan peringkat untuk masing-masing matriks kriteria yang dipilih menurut

derajat kepentingan.

Mengalikan matriks kriteria dan matriks alternative yang didapat untuk

menghasilkan priority vector sehingga bisa mendapatkan keputusan yang baik.

Melakukan perhitungan konsistensi untuk mengetahui kekonsistenan hasil yang

didapat dengan cara:

o Menentukan Weighted Sum Vector: didapat dengan cara mengalikan row

average dengan matriks awal.

o Menentukan consistency vector: didapat dengan cara membagi weighted

sum vector dengan row average.

o Menghitung Lambda dan Consistency Index

CI = 1n

nλ −−

Di mana: λ = Lambda

n = Jumlah faktor

o Menghitung Consistency Ratio

CICR

RI=

Di mana: CI = Consistency Index

RI = Random Index yang didapat dari tabel

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

30

Berikut adalah tabel Random Index:

Tabel 2.4 Tabel Random Index

N RI

1 0

2 0

3 0,58

4 0,9

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

Hasil yang konsisten adalah apabila nilai CR lebih kecil dari pada 0,1. Apabila

nilai CR lebih besar dari 0,1, maka hasil yang didapat harus dievaluasi ulang

karena tidak konsisten.

2.1.3.6.5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

FMEA pertama kali dibuat pada tahun 1960-an, yang kemudian digunakan untuk

standar militer Mil-Std-1629A. FMEA dilakukan untuk mengetahui kemungkinan-

kemungkinan kegagalan yang ada, efeknya terhadap suatu sistem, kemungkinan bagi

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

31

kegagalan itu untuk terjadi, dan probabilitas kegagalan itu bisa terjadi tanpa diketahui

(Pzydek, 2003, p596).

Terdapat dua pendekatan dalam pembuatan FMEA yaitu (Pzydek, 2003, p596 – p

597):

Pendekatan hardware: pendekatan ini mencatat setiap perangkat keras

yang ada dan menganalisa kemungkinan kegagalannya. Pendekatan

FMEA ini biasanya digunakan pada proyek produk DFSS.

Pendekatan fungsional: pendekatan ini melihat output-output yang didapat

dari melakukan fungsi-fungsi tertentu. Output-output ini dicatat dan

kemungkinan kegagalannya dianalisa. Pendekatan FMEA ini adalah

pendekatan yang paling sering digunakan pada proyek DMAIC maupun

DMADV yang meliputi perbaikan dari proses-proses atau sistem yang

kompleks.

Definisi berbagai terminologi dalam FMEA adalah sebagai berikut (Pzydek,

2003, p596 – p 597):

1. Akibat potensial adalah akibat yang dirasakan atau dialami oleh pengguna akhir.

2. Potential Failure Mode adalah penyebab kegagalan–kegagalan atau penyebab

kecacatan yang mungkin terjadi

3. Potential Failure Effect adalah efek-efek yang terjadi karena kegagalan tersebut.

4. Potential Causes adalah kemungkinan penyebab terjadinya potential failure.

5. Severity adalah penilaian tentang seberapa signifikan efek dari kegagalan yang terjadi

terhadap konsumen. Penilaian untuk Severity dapat dilihat pada tabel di bawah ini

(Pzydek, 2003, p598-599):

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

32

Tabel 2.5 Tabel Penilaian untuk Severity

Rating Severity

1 Minor. Konsumen tidak akan mengetahui efek yang

diakibatkan, atau konsumen akan menganggapnya tidak

terlalu penting.

2 Konsumen akan mengetahui efek yang diakibatkan oleh

cacat.

3 Konsumen akan merasa terganggu terhadap efek yang

diakibatkan dan kinerja akan melemah.

4 Ketidakpuasan konsumen karena melemahnya kinerja.

5 Produktivitas konsumen akan melemah.

6 Konsumen akan komplain. Biasanya output yang

dihasilkan akan perlu untuk diperbaiki atau

dikembalikan. Biaya internal akan naik (scrap, rework,

dan lain-lain).

7 Kritikal. Loyalitas konsumen akan melemah. Operasi

internal akan sedikit terpengaruh oleh efek yang

diakibatkan

8 Hilangnya goodwill konsumen. Operasi internal sangat

terganggu.

9 Keselamatan konsumen atau karyawan terganggu.

10 Sangat Buruk. Konsumen maupun karyawan terancam

bahaya tanpa warning. Pelanggaran dari ketentuan

pekerjaan ataupun hukum.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

33

6. Occurrence (O) adalah penilaian tentang seberapa sering penyebab kegagalan atau

penyebab cacat ini akan terjadi. Penilaian untuk Occurrence dapat dilihat pada tabel

di bawah ini (Pzydek, 2003, p598-599):

Tabel 2.6 Tabel Penilaian untuk Occurrence

Rating Occurrence

1 Kemungkinan terjadi sangat kecil.

2 Failure rate yang terdokumentasi rendah.

3 Failure rate yang tidak terdokumentasi rendah.

4 Kegagalan terjadi dari waktu ke waktu.

5 Failure rate yang terdokumentasi sedang.

6 Failure rate yang tidak terdokumentasi sedang.

7 Failure rate yang terdokumentasi tinggi.

8 Failure rate yang tidak terdokumentasi tinggi.

9 Kegagalan sangat sering terjadi

10 Kegagalan hampir selalu terjadi.

7. Detectability (D) adalah penilaian tentang seberapa mungkin sistem akan mengetahui

penyebab kegagalan ketika terjadi. Penilaian untuk Detectability dapat dilihat pada

tabel di bawah ini, di mana p adalah probabilitas dari suatu kegagalan untuk tidak

diketahui (Pzydek, 2003, p598-599):

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

34

Tabel 2.7 Tabel Penilaian untuk Detectability

Rating Detectability

1 Hampir selalu diketahui sebelum diterima oleh

konsumen.

(p ≈0)

2 Kemungkinan untuk tidak diketahui sebelum diterima

oleh konsumen sangat rendah.

(0<p ≤0,01)

3 Kemungkinan untuk tidak diketahui sebelum diterima

oleh konsumen rendah.

(0,01<p ≤0,05)

4 Biasanya diketahui sebelum diterima oleh konsumen.

(0,05<p ≤0,20)

5 Mungkin diketahui sebelum diterima oleh konsumen.

(0,20<p ≤0,50)

6 Terkadang tidak diketahui sebelum diterima oleh

konsumen.

(0,50<p ≤0,70)

7 Kemungkinan besar tidak diketahui sebelum diterima

oleh konsumen.

(0,70<p ≤0,90)

8 Kemungkinan untuk dapat diketahui sebelum diterima

oleh konsumen buruk.

(0,90<p ≤0,95)

9 Kemungkinan untuk dapat diketahui sebelum diterima

oleh konsumen sangat buruk.

(0,95<p ≤0,99)

10 Pasti tidak akan diketahui sebelum diterima oleh

konsumen.

(p ≈1)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

35

8. Risk Priority Number (RPN) merupakan hasil perkalian antara severity, detectibility

dan occurrence.

9. Recommended Action adalah usulan-usulan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kegagalan-kegagalan atau cacat yang mungkin terjadi.

2.2. Sistem Informasi Manajemen

2.2.1. Pengertian Sistem

Menurut Mathiasen (2000, p3) sistem adalah sebuah kumpulan komponen yang

mengimplentasi model dari requirement, functions dan interface.

Menurut O’Brien (2006, p24) sistem merupakan kumpulan komponen yang

saling berhubungan yang bekerja sama mencapai suatu tujuan dengan menerima input

dan mentransformasikannya untuk menghasilkan output.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p5) sistem merupakan suatu jaringan

prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

perusahaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, sistem adalah kumpulan dari

komponen-komponen atau jaringan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan

yang sama.

2.2.2. Pengertian Data

Menurut McLeod (2004, p9) data terdiri dari fakta- fakta dan angka-angka yang

secara relatif tidak berarti bagi pemakai.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

36

Menurut O’Brien (2006, p28) data merupakan bahan mentah dari sistem

informasi.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta-

fakta mentah yang tidak memiliki arti.

2.2.3. Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (2006, p20) informasi adalah data yang telah dikonversi

sehingga menjadi berarti dan berguna untuk pemakai.

McLeod (2004, p10) mengatakan bahwa informasi merupakan data yang telah

diproses atau memiliki arti.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa informasi

merupakan data yang telah diproses sehingga memiliki arti yang berguna bagi organisasi

atau perusahaan untuk menghasilkan keputusan.

2.2.4. Pengertian Sistem Informasi

Menurut McLeod (2004, p19) sistem informasi adalah sekumpulan komponen-

komponen terintegrasi dan mengimplementasikan model dari requirement, function dan

interface yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima data sebagai

input dan memprosesnya sehingga menjadi output yang mempunyai arti bagi

penerimanya.

Menurut O’Brien (2006, p6) sistem informasi adalah penggabungan dari manusia,

hardware, software, jaringan komputer, dan sumber data yang mengumpulkan,

mentransformasikan, dan menyebarkan informasi di dalam suatu organisasi.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

37

Menurut O’Brien (2006, p26) Sistem Informasi terdiri dari lima komponen yaitu:

• Manusia: Manusia diperlukan dalam operasi Sistem Informasi. Manusia

terbagi atas:

o End users: Orang yang menggunakan sistem informasi. Contoh:

pelanggan, manager.

o IS Specialist: Orang yang mengembangkan dan mengoperasik

sistem informasi. Contoh: system analyst, software developers,

dan system operators.

• Hardware: Perangkat-perangkat yang digunakan dalam memproses

informasi.

Contoh:

- Sistem komputer: Contohnya microcomputer, dan laptop.

- Pendukung komputer: Contohnya keyboard , mouse, dan printer.

• Software: Merupakan program atau prosedur yang digunakan dalam

menjalankan sistem.

Contoh :

o System software: Program dalam suatu sistem yang mengkontrol

dan mendukung proses operasional.

o Application software: Program yang berhubungan dengan

pemprosesan data oleh end user. Contoh: program analisis

penjualan, dan demand.

o Prodecures: Instruksi operasi untuk orang yang menggunakan

sistem informasi. Contoh: prosedur entri data.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

38

• Data: Bahan mentah dalam sistem informasi. Contoh: deskripsi produk,

data pelanggan, data pemasok, dan data karyawan.

• Network: Teknologi komunikasi dan jaringan.

2.2.5. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Menurut O’Brien (2006, p328) sistem informasi manajemen merupakan satu dari

tipe sistem informasi yang dikembangkan untuk mendukung pembuatan keputusan

manajerial.

Menurut Mulyadi (2001, p30) sistem informasi manajemen merupakan

manajemen perusahaan menjalankan bisnis perusahaan dengan menggunakan sistem

informasi.

Sedangkan menurut McLeod (2004, p10) sistem informasi manajemen adalah

suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai

yang serupa.

2.2.6. Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah metode analisa dan

perancangan sistem yang berorientasi object (Mathiassen, 2000, p135). Object

merupakan suatu entitas yang memiliki identitas, state dan behavior (Mathiassen, 2000,

p4). Pada bagian analisa, identitas sebuah object dapat membedakanya dari object lain,

dan behavior object merupakan event-event yang dilakukannya. Pada bagian

perancangan, identitas sebuah object digambarkan dengan cara bagaimana object lain

mengenalinya sehingga dapat diakses, dan behavior object digambarkan dengan

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

39

operation yang dapat dilakukan object tersebut yang dapat mempengaruhi object lain

dalam sistem.

2.2.6.1. Objek dan Class

Objek merupakan sebuah entitas yang memiliki identitas, status, dan perilaku

(Mathiassen, 2000, p4). Contoh dari objek misalnya pelanggan yang merupakan entitas

dengan identitas yang spesifik, dan memiliki status dan perilaku tertentu yang berbeda

antara satu pelanggan dengan pelanggan yang lain. Sedangkan class merupakan

deskripsi dari kumpulan objek yang memiliki struktur, pola perilaku, dan atribut yang

sama (Mathiassen, 2000, p4). Untuk dapat lebih memahami objek, biasanya objek-objek

tersebut sering digambarkan dalam bentuk class.

Tiga buah konsep dalam proses analisa dan perancangan berorientasi objek

adalah sebagai berikut:

1. Encapsulation

Encapsulation merupakan suatu pengelompokkan fungsi. Pengelompokkan ini

bertujuan agar tidak terjadi redundancy untuk suatu fungsi yang sama, sehingga

cukup untuk memanggil fungsi yang telah dibuat sebelumnya.

2. Inheritance

Inheritance adalah suatu class baru yang memiliki sifat-sifat dan karakteristik-

karakteristik sama dengan class induknya.

3. Polymorphism

Polymorphism adalah kemampuan dari tipe objek yang berbeda untuk

menyediakan atribut dan operasi yang sama dalam hal yang berbeda.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

40

Empat buah aktivitas utama dalam analisa dan perancangan berorientasi objek

dapat dilihat pada gambar berikut ini (Mathiassen 2000, p14-15):

Gambar 2.7 Aktivitas Utama dalam OOAD

2.2.6.2. Pengertian System Definition

Menurut Mathiassen (2000, p24) pengertian System Definition adalah deskripsi

singkat dari sistem komputerisasi yang diungkapkan dengan bahasa sehari-hari.

2.2.6.3. Pengertian Rich Picture

Menurut Mathiassen (2000, p26) Rich Picture adalah gambaran informal yang

mengilustrasikan pengertian terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung.

2.2.6.4. FACTOR

Kriteria FACTOR terdiri dari enam elemen yaitu :

• Functionality: Fungsi dari sistem yang mendukung application domain

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

41

• Application Domain: Bagian dari organisasi yang mengadministrasi,

memantau, atau mengawasi sebuah problem domain.

• Conditions: Kondisi dimana sistem akan dikembangkan atau dijalankan.

• Technology: Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan

menjalankan sistem.

• Objects: Objek- objek pada probem domain.

• Responsibility: Tanggung jawab sistem secara keseluruhan.

2.2.6.5. Pengertian Problem Domain

Problem domain merupakan bagian dari konteks yang diatur, diawasi atau

dipantau oleh sistem. Analisis problem domain difokuskan pada informasi-informasi

yang harus ditangani dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari

kelas-kelas, objek-objek, struktur dan perilaku (behavior) yang ada dalam problem

domain. Berikut ini adalah gambar aktivitas-aktivitas pada problem domain:

Gambar 2.8 Aktivitas Analisis Problem Domain

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

42

2.2.6.5.1. Class

Class merupakan gambaran atau definisi atau kumpulan objek yang mempunyai

structure, behavioral pattern, dan atribut yang bersamaan (Mathiassen, 2000, p53).

Objek adalah suatu entitas yang memiliki identitas, state dan behaviour. Event adalah

kejadian yang melibatkan satu atau lebih objek.

2.2.6.5.2. Structure

Structure merupakan kegiatan kedua dalam problem domain (Mathiassen, 2000,

p69). Structure digunakan untuk mencari hubungan struktural antara kelas-kelas dan

objek-objek dalam problem domain.

Hasil dari kegiatan structure adalah class diagram. Class diagram adalah

kumpulan dari kelas-kelas yang terhubung secara terstuktur.

Menurut Mathiassen (2000, p73), terdapat dua tipe dari Object Oriented

Structure yaitu:

Class Structure merupakan suatu gambaran hubungan konseptual yang statis antar

class, meliputi:

o Generalization: Kelas umum (super class) yang menjelaskan property

pada suatu kelompok kelas khusus (subclasses). Hubungan dalam

generalization dapat dikatakan sebagai hubungan “is-a”, yang berarti

subclass akan mempunyai attribute dan operation yang sama dengan

superclass.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

43

Person

EmployeeCustomer

Gambar 2.9 Generalization Structure

o Cluster: Kumpulan dari kelas-kelas yang saling berhubungan. Cluster

digambarkan dengan notasi file folder yang di dalamnya terdapat

kumpulan class yang berkaitan. Class-class dalam cluster yang sama

dihubungkan dengan hubungan generalization ataupun aggregation,

sedangkan class-class yang ada pada cluster yang berbeda dihubungkan

dengan hubungan assosiation.

<<cluster>>cars

car

engine passenger car

Cylinder Taxi

Gambar 2.10 Class Structure

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

44

Object Structure meliputi:

o Aggregation: objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari sejumlah

objek infer ior (sebagian). Hubungan Aggregation dirumuskan sebagai

hubungan “has-a” atau “is-part-of”.

Car

WheelBody

Gambar 2.11 Agregation Structure

Terdapat tiga tipe struktur dari aggregation, yaitu:

Whole-part: Objek superior adalah jumlah dari objek inferior, jika

dilakukan penambahan atau penghapusan objek inferior, maka

akan mengubah objek superior.

Container-content: Objek superior adalah container bagi objek

inferior, jika melakukan penambahan maupun penghapusan objek

inferior, tidak akan mengubah pokok objek superior.

Union-member: Objek superior adalah objek inferior yang

terorganisasi. Tidak akan terjadi perubahan pada objek superior

apabila melakukan penambahan atau penghapusan objek inferior,

akan tetapi ada batasannya.

o Association: hubungan yang penting antara sejumlah objek. Hubungan

association digambarkan sebagai garis yang menghubungkan class-class

yang relevan.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

45

PersonCar 0..* 1..*

Gambar 2.12 Association Structure

2.2.6.5.3. Behaviour

Kegiatan ketiga dalam problem domain adalah behaviour. Behaviour berguna

untuk membuat model dinamis dari problem domain. Hasil dari kegiatan behaviour

adalah statechart diagram.

State1/ Account Openend / Amount Closed

/ Amount Deposited

/ Amount Withdrawn

Gambar 2.13 Contoh Statechart Diagram

2.2.6.6. Application Domain Analysis

Application domain adalah fase desain untuk menggambarkan kegiatan yang

mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Analisis application domain

memiliki tiga kegiatan, yaitu Usage, Function, dan Interface. Berikut adalah gambar

kegiatan dalam application domain analysis:

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

46

Gambar 2.14 Aktivitas Analisis Application Domain

2.2.6.6.1. Usage

Usage merupakan kegiatan pertama yang bertujuan untuk menentukan bagaimana

interaksi actor dengan sistem. Actor adalah abstraksi dari user yang terlibat dalam

usecase. Sedangkan usecase merupakan interaksi antara sistem dengan actor di dalam

application domain. Hasil dari usage adalah deskripsi dari semua use case dan actor.

Berikut adalah contoh bentuk dari Use Case Diagram:

Gambar 2.15 Contoh Use Case Diagram

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

47

2.2.6.6.2. Function

Kegiatan selanjutnya dari analisis application domain adalah function. Function

bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu sistem dalam memproses informasi.

Function memfokuskan pada apa yang bisa dilakukan sistem untuk membantu actor

dalam pekerjaan.

Function mempunyai empat tipe, yaitu:

Update function: Fungsi yang aktif ketika event dari problem domain dan

menghasilkan perubahan dalam model state.

Signal function: Fungsi yang aktif ketika perubahan di model state dan

menghasilkan reaksi dalam konteks.

Read function: Fungsi yang aktif ketika ada kebutuhan informasi oleh actor

dalam melakukan tugas dan sistem akan menampilkan informasi yang

diinginkan.

Compute function: Fungsi yang aktif ketika adanya kebutuhan informasi oleh

actor dalam melakukan tugas dan terdiri dari perhitungan sejumlah informasi.

2.2.6.6.3. Interface

Kegiatan ketiga adalah interface, yang bertujuan untuk menentukan system

interface. Interface digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan system.

Aktifitas interface mempunyai tiga konsep yaitu:

Interface: Fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat digunakan

oleh actor.

User interface: Interface untuk user.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

48

System interface: Interface untuk sistem lain.

Terdapat empat jenis pola user interface yaitu :

Menu selection: Menampilkan pilihan-pilihan pada user interface.

Form fill-in: Pola klasik untuk entri data.

Command language: User memasukkan dan mengaktifkan perintah format

sendiri.

Direct manipulation: User memilih objek dan melaksanakan function atas

objek dan melihat hasil dari interaksi tersebut.

Hasil dari kegiatan interface adalah sebuah deskripsi elemen user interface dan

system interface yang lengkap. Hasil dari kegiatan user interface berupa form presentasi

dan dialoque style, daftar lengkap dari elemen user interface, diagram window terpilih,

dan diagram navigasi. Sedangkan hasil dari system interface berupa class diagram untuk

peralatan dan protocol eksternal untuk berinteraksi dengan sistem yang lain.

2.2.6.6.4. Sequence Diagram

Menurut Bennet (2006, p252) Sequence diagram adalah bagian dari interaksi

UML diagram, di mana interaksi ini menentukan pola komunikasi di antara sejumlah

objek atau sistem yang berpartisipasi dalam satu kolaborasi. Interaksi ini dijelaskan oleh

rangkaian pesan yang berurutan antara objek.

Sequence diagram menggambarkan interaksi antara penyusunan atau perubahan

objek dalam waktu yang berurutan. Sequence diagram dapat digambarkan dalam level

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

49

yang berbeda dari detail dan digunakan untuk menemukan maksud dalam beberapa

tingkatan dalam pengembangan daur hidup.

Setiap sequence diagram harus diberikan frame yang memiliki heading dengan

menggunakan notasi sd yang merupakan kependekan dari sequence diagram. Terdapat

beberapa notasi penulisan heading pada setiap frame yang terdapat dalam sequence

diagram, antara lain:

o Alt: adalah singkatan untuk alternatives yang menjelaskan terdapat beberapa

buah alternatif jalur eksekusi untuk dijalankan.

o Opt: adalah singkatan untuk optional dimana frame yang memiliki heading ini

memiliki status pilihan yang akan dijalankan jika syarat tertentu dipenuhi.

o Loop: menyatakan bahwa operation yang terdapat dalam frame tersebut

dijalankan secara berulang.

o Break:menyatakan bahwa semua operation yang berada setelah frame tersebut

tidak dijalankan.

o Par: adalah singkatan untuk parallel yang mengindikasikan bahwa operation

dalam frame tersebut dijalankan secara bersamaan.

o Seq: adalah singkatan untuk weak sequencing yang berarti operation yang

berasal dari lifeline yang berbeda dapat terjadi pada urutan manapun.

o Strict: adalah singkatan untuk strict sequencing yang menyatakan bahwa

operation harus dilakukan secara berurutan.

o Neg: adalah singkatan untuk negative yang mendeskripsikan operasi yang

tidak valid.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

50

o Critical: notasi ini menyatakan bahwa operasi-operasi yang terdapat di

dalamnya tidak memiliki sela yang kosong.

o Ignore: Notasi ini menyatakan bahwa tipe pesan atau parameter yang

dikirimkan dapat diabaikan dalam interaksi.

o Consider: Consider menyatakan pesan mana yang harus dipertimbangkan

dalam interaksi.

o Assert: adalah singkatan untuk assertion yang menyatakan urutan pesan yang

valid.

o Ref: adalah singkatan untuk refer yang menyatakan bahwa frame

mereferensikan operation yang terdapat di dalamnya pada sebuah sequence

diagram tertentu.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

51

Berikut adalah contoh gambar Sequence Diagram:

Gambar 2.16 Contoh Sequence Diagram

2.2.6.7. Architectural Design

Menurut Mathiassen (2002, p173) keberhasilan suatu sistem ditentukan dari

kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem yang sesuai dengan sistem

tersebut dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur berfungsi sebagai kerangka

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

52

untuk pengembangan selanjutnya. Suatu arsitektur yang tidak jelas akan menghasilkan

pekerjaan yang sia-sia. Terdapat tiga kegiatan dalam architectural design yaitu Criteria,

Component Architecture, dan Process Architecture. Berikut adalah gambar kegiatan yang

terdapat dalam architectural design:

Gambar 2.17 Aktivitas Architectural Design

2.2.6.7.1. Criteria

Tujuan dari sebuah criteria adalah untuk mempersiapkan prioritas dari sebuah

perancangan. Konsep utama pada criteria adalah:

Criteria: Menentukan properti yang diinginkan dari sebuah arsitektur.

Condition: Hal–hal yang bersifat teknis, organisasional, kelebihan dan

keterbatasan manusia yang terlibat dalam tugas

Sebuah desain yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

53

Tidak mempunyai kelemahan. Syarat ini menyebabkan adanya penekanan

pada evaluasi dari kualitas berdasarkan review dan eksperimen dalam

menentukan prioritas dari criteria yang mengatur kegiatan pendesainan. Tabel

dibawah ini adalah beberapa criteria yang digunakan dalam kegiatan

mendesain objek

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

54

Tabel 2.8 Criteria

Kriteria Ukuran dari

Usable Kemampuan sistem untuk beradaptasi dengan organisasi,

hubungan kerja, dan konteks secara teknis.

Secure Pencegahan terhadap akses yang tidak dikehendaki

terhadap data dan fasilitas lainnya.

Efficient Eksploitasi secara ekonomis dari fasilitas-fasilitas

technical platform.

Correct Pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan.

Reliable Pemenuhan atas ketepatan yang diperlukan dalam

pengeksekusian suatu fungsi.

Maintainable Biaya penempatan dan perbaikan sistem yang rusak

Testable Biaya dari memastikan bahwa sistem yang dikembangkan

akan sesuai dengan yang diharapkan.

Flexible Biaya untuk memodifikasi sistem yang dikembangkan.

Comprehensible Usaha yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu

pemahaman tentang sebuah sistem.

Reusable Kemampuan untuk menggunakan bagian sistem ke sistem

lain yang berhubungan.

Portable Biaya pemindahan sistem ke technikal platform lainnya.

Interoperable Biaya menggabungkan sistem ke sistem lainnya.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

55

Menyeimbangkan beberapa kriteria. Konflik sering terjadi antar kriteria, maka

untuk menentukan kriteria mana yang diutamakan dan bagaimana cara untuk

menyeimbangkannya dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada

situasi sistem tertentu.

Usable, flexible, dan comprehensible. Kriteria-kriteria ini bersifat universal

dan digunakan pada sebagian setiap proyek pengembangan sistem.

2.2.6.7.2. Component Architecture

Component architecture adalah sebuah struktur sistem dari komponen-komponen

yang saling berhubungan. Pola dalam desain komponen arsitektur yang umum digunakan,

yaitu:

Layered architecture pattern: Pola ini adalah model klasik pada software. Layer

arsitektur ini terdiri dari beberapa komponen yang ditunjuk sebagai layer. Layer

menunjukkan component sedangkan panah menunjukkan dependencies yang berarti

perubahan pada satu komponen akan mempengaruhi komponen yang lain. Arsitektur

ini sangat berguna untuk membagi sistem ke dalam komponen-komponen

<<component>>Layer i+1

<<component>>Layer 1

<<component>>Layer i-1

Gambar 2.18 Layered Architecture Pattern

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

56

Generic Architecture Pattern: Pola ini digunakan dalam menguraikan sistem dasar

yang terdiri dari komponen interface, function, dan model. Model component berada

di layer yang paling bawah, kemudian dilanjutkan oleh function layer dan yang

paling atas adalah interface.

<<c om ponen t>>In te rfac e

<<c om ponen t>>Us er In te rface

<<c om ponen t>>S ys tem In te rfac e

<<com ponen t>>F unction

<<com ponen t>>M ode l

<<c om ponen t>>T ec hn ic al P la fo rm

<<c om ponen t>>UIS

< <com ponen t>>D BS

<<com ponen t>>F unc tion

Gambar 2.19 Generic Architecture Pattern

Client Server Architecture Pattern: Pola ini dibangun untuk mengatasi sistem yang

terdistribusi di beberapa proses yang tersebar secara geografis. Arsitektur ini terdiri

dari sebuah server dan beberapa client. Server memiliki kumpulan operation yang

dapat digunakan oleh client. Client menggunakan server secara independen. Bentuk

distribusi dari bagian sistem diputuskan antara client dan server. Identifikasi

komponen, didalam perancangan sistem atau subsistem, pada umumnya dimulai

dengan layer architecture dan client server architecture dimana keduanya merupakan

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

57

dua layer yang berbeda, tetapi saling melengkapi. Perbedaannya adalah layer

architecture memberikan hierarchy discipline, sedangkan client server architecture

merupakan ekspresi dari pemikiran jaringan. Dari component architecture ini akan

menghasilkan class diagram dengan specification

<<component>>Client 1

<<component>>Client 2

<<component>>Client n

<<component>>Server

Gambar 2.20 Client server Architecture Pattern

Terdapat dua macam metode berbeda dalam membagi komponen client dan

server, yaitu:

o Client dan server dianggap sebagai subsistem tunggal yang masing-masing

memiliki komponen, yaitu user interface(U), function (F), dan model (M).

o Atau masing-masing dapat dianggap sebagai layer berbeda dalam sistem yang

sama.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

58

Tabel 2.9 Form Distributed pada Client server architecture

Client Server Architecture

U U+F+M Distributed presentation

U F + M Local presentation

U + F F + M Distributed functionality

U + F M Centralized data

U + F + M M Distributed data

Component Diagram merupakan diagram implementasi yang digunakan untuk

menggambarkan arsitektur fisik dari software sistem. Diagram ini dapat menunjukkan

bagaimana coding pemrograman terbagi menjadi komponen-komponen dan juga

menunjukkan ketergantungan antar komponen tersebut (Whitten, 2004, p442). Berikut

adalah contoh gambar untuk Component Diagram:

Gambar 2.21 Contoh Component Diagram

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

59

2.2.6.7.3. Process Architecture

Process Architecture adalah suatu struktur sistem eksekusi yang terdiri dari

proses-proses yang saling tergantung. Hasilnya adalah deployment diagram.

Pada aktivitas ini, terdapat 3 jenis pola distribusi, yaitu:

o Centralized Pattern: Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan

user hanya bisa melihat user interface saja. Keuntungan dari pola ini adalah

dapat diimplementasikan pada client secara murah, semua data konsisten

karena hanya berada di satu tempat saja, strukturnya mudah.

moreclients

: : Cl ient

User Interface

System Interface

. : S erver

user Interface System interface

Function

Model

Gambar 2.22 Centralized Pattern

o Distributed Pattern: Pada pola ini, semua terdistribusi ke user atau client dan

server hanya menyebarkan model yang telah di-update di antara client.

Keuntungan utama pada model ini adalah waktu akses yang rendah, sehingga

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

60

tidak terjadi kemacetan jaringan, kinerja lebih maksimal, dan back-up data

banyak. Kerugian dalam pola ini adalah banyaknya data yang redundant

sehingga konsistensi data terancam, kemacetan jaringan yang tinggi karena

semua update harus disebar kepada semua client, kebutuhan teknis yang

canggih, arsitekturnya lebuh sulit dimengerti dan diimplementasikan.

_ : Client

user interface system interface

function

model

, : Server

System_interface

moreclients

Gambar 2.23 Distributed Pattern

o Decentralized Pattern Client: Pola ini berada diantara kedua pola diatas. Pada

pola ini client memiliki data tersendiri sehingga data umum hanya berada

pada server. Server menyimpan data umum dan function atas data-data

tersebut, sedangkan client menyimpan data yang merupakan milik bagian

application domain client tersebut. Keuntungan pola ini adalah konsistensi

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

61

data, karena tidak ada duplikasi data antara client dengan client lain ataupun

dengan server, lalu lintas jaringan jarang karena jaringan hanya digunakan

ketika data umum di server di-update. Kekurangan pola ini adalah bahwa

semua prosedur harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan

memelihara model dalam jumlah besar, sehingga akan meningkatkan biaya

hardware.

:client

user_interface

function.

system interface.

M odel (local)

:server

User_Interface

Function.

system_interface

M odel (common)

moreclients

Gambar 2.24 Decentralized Pattern

2.2.6.8. Component Design

Tujuan dari component design adalah untuk menentukan kebutuhan di dalam

kerangka arsitektural. Berikut adalah gambar aktivitas yang terdapat pada component

design:

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

62

Gambar 2.25 Aktivitas Component Design

2.2.6.8.1. Model Component

Model component adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan model

problem domain. Hasil dari model component adalah restrukturisasi class diagram yang

dibuat pada tahap analisis, terdiri dari penambahan class, attribute dan struktur baru yang

menunjukkan events. Restrukturisasi class dapat terjadi pada :

o Generalization: Jika terdapat dua class dengan attribute yang sama maka

dapat dibentuk class baru (revised class).

o Association: Jika terdapat hubungan many- to- many.

o Embedded Iterations: Embedded Iterations merupakan embedded di dalam

statechart diagram. Misalnya jika sebuah class terdapat statechart diagram

yang mempunyai tiga iterative events, maka dapat membentuk tiga class di

dalam perancangan model.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00498-TISI Bab 2.pdfLANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Industri 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas merupakan

63

2.2.6.8.2. Function Component

Function component adalah bagian dari sebuah sistem yang

mengimplementasikan kebutuhan-kebutuhan fungsional. Tujuan dari Function

component adalah untuk menunjukkan pengimplementasian dari functions. Hasilnya

berupa class diagram dengan operations dan spesification dari operation yang kompleks.