bab 4 hasil dan pembahasan 4.1 pt inti karya persada ...thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00498-mn...

41
54 Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada Tehnik 4.1.1 Profil PT Inti Karya Persada Tehnik PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) didirikan pada akhir tahun 1970-an, ketika sekelompok insinyur muda membahas tentang masalah keahlian teknik dan konstruksi di Indonesia. Berdasarkan pengamatan mereka, proyek downstream dan upstream yang ada di Indonesia sebagian besar dijalankan oleh perusahaan-perusahaan asing, sementara perusahaan teknik lokal hanya diberikan kesempatan terbatas dalam pembangunan proyek, penyediaan fasilitas bangunan, dan pekerjaan lain yang tidak membutuhkan artikulasi dan pemikiran secara konseptual. Sebagian besar ahli teknik dan konstruksi lokal pada saat itu bekerja pada perusahaan konstruksi asing, dimana pihak asing tersebut lebih dominan dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan perusahaan lokal hanya diberi legitimasi berdasarkan peraturan-peraturan pemerintahan Indonesia. Karena semangat dan keseriusan dari sekelompok insinyur ini untuk membangun Indonesia dengan suara dan prinsip-prinsip idealisme, mereka didukung penuh oleh pemerintah, terutama oleh Sudarmono yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara. Menteri Sekretaris Negara mengundang beberapa perusahaan, termasuk pada saat itu adalah perusahaan negara (yang diwakili oleh PT Wijaya Karya), serta perusahaan swasta yang diwakili oleh PT Parama Matra Widya Eng, PT Jasa Ferrie Partners (sekarang Jasa Ferrie Pratama) dan Nusa Rakintam (sekarang Matra Tiara penanda), untuk membentuk IKPT. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 22 Februari 1982, PT Inti Karya Persada Teknik secara resmi didirikan dengan susunan pengurus : 1. Ir. Bambang Susilo sebagai Presiden Direktur 2. Ir. Soerojo Wignojodipoero sebagai Direktur Produksi

Upload: dinhkhanh

Post on 11-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

54  

Bab 4

Hasil dan Pembahasan

4.1 PT Inti Karya Persada Tehnik 4.1.1 Profil PT Inti Karya Persada Tehnik

PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) didirikan pada akhir tahun 1970-an, ketika

sekelompok insinyur muda membahas tentang masalah keahlian teknik dan konstruksi di

Indonesia. Berdasarkan pengamatan mereka, proyek downstream dan upstream yang ada di

Indonesia sebagian besar dijalankan oleh perusahaan-perusahaan asing, sementara

perusahaan teknik lokal hanya diberikan kesempatan terbatas dalam pembangunan proyek,

penyediaan fasilitas bangunan, dan pekerjaan lain yang tidak membutuhkan artikulasi dan

pemikiran secara konseptual. Sebagian besar ahli teknik dan konstruksi lokal pada saat itu

bekerja pada perusahaan konstruksi asing, dimana pihak asing tersebut lebih dominan dalam

proses pengambilan keputusan. Sedangkan perusahaan lokal hanya diberi legitimasi

berdasarkan peraturan-peraturan pemerintahan Indonesia. Karena semangat dan keseriusan

dari sekelompok insinyur ini untuk membangun Indonesia dengan suara dan prinsip-prinsip

idealisme, mereka didukung penuh oleh pemerintah, terutama oleh Sudarmono yang pada

saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Menteri Sekretaris Negara mengundang beberapa perusahaan, termasuk pada saat

itu adalah perusahaan negara (yang diwakili oleh PT Wijaya Karya), serta perusahaan swasta

yang diwakili oleh PT Parama Matra Widya Eng, PT Jasa Ferrie Partners (sekarang Jasa Ferrie

Pratama) dan Nusa Rakintam (sekarang Matra Tiara penanda), untuk membentuk IKPT.

Tidak lama setelah itu, pada tanggal 22 Februari 1982, PT Inti Karya Persada Teknik secara

resmi didirikan dengan susunan pengurus :

1. Ir. Bambang Susilo sebagai Presiden Direktur

2. Ir. Soerojo Wignojodipoero sebagai Direktur Produksi

Page 2: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

55  

3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan

Pada tahap awal, IKPT bertempat di gedung PT Wijaya Karya ruang 207 dan hanya

memiliki 8 orang karyawan. Kemudian pada akhir Juni 1982, IKPT beroperasi di Wisma IKPT

Anggrek (Slipi–Jakarta). Ini adalah saat ketika IKPT memenangkan proyek pertamanya yaitu

pabrik petrokimia aromatik di Plaju, Sumatera Selatan. Sejak dari awal berdirinya, IKPT

sudah menetapkan tujuan jangka waktu 10 tahun ke depan untuk menjadi perusahaan

kontraktor yang bergerak dalam bidang EPC (Engineering, Procurement & Construction) yang

menjalankan kontrak proyek-proyek industri berat serta bersaing dengan perusahaan asing

pada saat itu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, teknologi menjadi suatu bagian yang penting dan

dibutuhkan bagi perusahaan. Pada pelaksanaan proyek pertamanya, IKPT yang pada saat itu

sudah bertempat di kantor baru (Jl. Hang Jebat IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk

periode 1985-1992) melakukan kerja sama dengan M.W Kellog, Houston, Texas dengan

menugaskan kurang lebih 60 insinyur untuk bekerja dan belajar bersama dengan para ahli

desain teknik dari Kellog dalam menangani proyek metodologi pengiriman untuk industri

berat. Pada akhirnya, para insinyur kembali ke Indonesia dengan membawa ilmu

pengetahuan, dan teknologi baru yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan

karakteristik desain teknik dan konstruksi IKPT, yang dimasukkan semua elemen yang

penting untuk pembangunan bangsa. Diharapkan pada tahun 1992 itu IKPT sudah mampu

melaksanakan proyek-proyek industri berat secara keseluruhan, dan dapat mendapatkan

pengetahuan sebanyak mungkin dari keterlibatannya dalam proyek-proyek tersebut.

Pada pertengahan 1985, IKPT memiliki gedung perkantoran sendiri di Jl. Bendungan

Hilir Raya no. 50, Jakarta. Ini adalah langkah yang sangat penting bagi IKPT karena IKPT

mampu mengurangi biaya sewa ruang, listrik, tagihan telepon dan peralatan kantor.

Beberapa proyek yang sudah dilaksanakan oleh IKPT pada saat itu antara lain :

Page 3: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

56  

1. Maxus (kapal).

2. Study Gutta Percha (pembuatan karet untuk produksi bola golf).

3. BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), pembangunan fasilitas penelitian.

4. LPG (Liquefied Natural Gas) di Arun, Sumatera Utara.

5. Dan lain sebagainya.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, pada tahun 1988 IKPT mempekerjakan

direksi-direksi baru :

1. Ir. Raysoeli Moeloek (periode 1998-sekarang) sebagai Presiden Direktur.

2. Ir. Muchsin Idrus (periode 1998-sekarang) sebagai Direktur Produksi.

3. Ir.Badurrahman Dorpi Parlindungan (periode 1988-1990) sebagai Direktur Keuangan.

4. Ir. Bambang Prasetyo (periode 2001-sekarang) sebagai Direktur Sarana.

  Karena ketekunan dan kerja keras para insinyur IKPT, pada tahun 1990 IKPT

dianugerahi kontrak EPC untuk proyek ammonia-urea di Gresik, ini berarti bahwa IKPT telah

mencapai tujuan awal dua tahun ke depan waktu, yaitu menjadi kontraktor utama untuk

kontrak proyek berbasis EPC. Proyek ammonia-urea dibangun pada sebuah lahan seluas

100m x 100m, dimana proyek tersebut membutuhkan perhitungan yang sangat teliti dan

juga ahli teknik khusus, serta seiring dengan penyelesaian proyek, penggunaan material

seperti pipa, beton, kabel, dan lain sebagainya dapat dikurangi sehingga pengeluaran biaya

proyek menjadi lebih efektif dan efisien. M.W Kellog sebagai rekan kerja sama IKPT

menganggap proyek tersebut sebagai langkah yang revolusioner, M.W Kellog meminta

desain dasar proyek yang digunakan, sehingga nanti bisa diaplikasikan pada proyek-proyek

ammonia-urea lain di masa yang akan datang.

Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi proyek selanjutnya yang lebih besar,

IKPT memindahkan home-office ke gedung seluas 5000 m2 yang terletak di Jl. Prof. Dr.

Supomo No.42, Jakarta 12870. Di sektor LNG, IKPT menggunakan teknologi Cryogenic yaitu

metode baru serap karbon yang lebih hemat energi dan biaya. Pada bulan Maret 1988, IKPT

Page 4: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

57  

diberi kepercayaan untuk menjadi sub-kontraktor bagi Chiyoda Corporation Japan untuk

mengkontruksi sebuah proyek LNG unit Train-E di Bontang, Kalimantan Timur. Setelah LNG

Train-E selesai dilaksanakan, pada bulan Maret 1991 IKPT terpilih untuk melanjutkan proyek

selanjutnya yaitu Train-F di Bontang, kali ini IKPT terpilih sebagai kontraktor utama.

Selama perusahaan ini berjalan, IKPT telah meningkatkan presentasi penggunaan

sumber daya Indonesia baik dalam bentuk sumber daya alam maupun sumber daya

manusia, hal tersebut mengurangi penggunaan sumber daya dari luar negeri. Sehingga

dengan meningkatnya penggunaan sumber daya manusia Indonesia maka kapabilitas bahan-

bahan baku lokal dapat digunakan secara optimal. Proyek-proyek yang telah dilaksanakan

menunjukkan bahwa perusahaan Indonesia mampu menghasilkan produk-produk berkualitas

sama dengan produk buatan luar negeri. Seluruh ahli teknik IKPT merupakan ahli dalam

bidangnya masing-masing, dan dalam menyelesaikan proyeknya IKPT selalu melibatkan

tenaga kerja dan perusahaan lokal untuk terlibat di dalamnya.

Kerja keras dan usaha yang sudah dilakukan menghasilkan efek positif, hal ini

ditunjukkan dari IKPT kembali dipercaya oleh pemerintah untuk melaksanakan proyek Train-

G pada Maret 1995 dan selesai pada November 1997, yang kemudian dilanjutkan oleh Train-

H pada Maret 1997 dan selesai pada November 1999. Selain sektor petrokimia, LNG dan gas,

IKPT juga terlibat dalam sektor farmasi, kayu dan kertas, industri pertanian, serta sektor

energi, seperti pelaksanaan 3 unit proyek geothermal (energi panas bumi) di Gunung Salak,

Jawa Barat. IKPT juga terlibat dalam membangun fasilitas penelitian nuklir isotope di

Serpong, dan beberapa pengadaan proyek di Papua untuk fasilitas pertambangan seperti

jalur pipa dan pembangunan dermaga laut.

Karena beban kerja dan program pengembangan perusahaan yang berlangsung dari

tahun 1998 sampai 2001 semakin banyak, IKPT membangun bangunan baru yang terletak di

Jl. MT. Haryono kav. 4-5, Jakarta 12820. IKPT berdiri diatas empat pilar, yaitu :

Page 5: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

58  

1. Idealisme : misi untuk membangun bangsa secara keseluruhan.

2. Pengetahuan : idealisme yang didukung oleh pengetahuan dan teknologi yang

canggih.

3. Ketekunan : pengetahuan yang dimiliki IKPT berasal dari dedikasi dan ketekunan

untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Transfer teknologi : pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak pernah habis dan

selalu berkembang, sehingga kunci dalam menghadapi persaingan dan ekspansi

adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang teknologi baru dengan cara

transfer teknologi.

IKPT dilengkapi sertifikasi ISO-9001 sejak tahun 1994 untuk Sistem Manajemen

Mutu, kapabilitas dalam manajemen produk, karakteristik teknik, kegiatan pengadaan dan

konstruksi dalam bidang minyak LNG, kilang gas, kimia, petrokimia, dan pembangkit tenaga

listrik dari International Llyod’s Register Quality Assurance, London.

4.1.2 Visi dan Misi PT Inti Karya Persada Tehnik

• Visi

Menjadi kontraktor global pilihan untuk solusi dalam bidang EPC (Engineering,

Procurement, and Construction) dengan pertumbuhan yang berkelanjutan, serta

mencapai standar World Class.

• Misi

Ide IKPT sangat sederhana, menjadi perusahaan dengan bisnis EPC terbaik dan

mitra bagi perusahaan lain dengan menerapkan pendekatan yang komprehensif

untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia.

Page 6: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

 

4

S

4.1.3 Strukt

Ga

Sumber : Dat

tur Organisa

ambar 4.1 S

ta Internal Pe

asi PT Inti K

Struktur Org

erusahaan, 20

Karya Persad

anisasi PT I

010

da Tehnik

Inti Karya Peersada Tehn

nik

59 

Page 7: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

60  

4.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Berdasarkan Pekerjaan

Direktur utama bersama direksi lainnya melakukan business risk assessment dan

menetapkan tindak lanjutnya dalam bentuk rencana kerja perusahaan berkala, serta

melaporkan status pencapaiannya kepada Dewan Komisaris sesuai jadwal yang ditentukan.

Direktur utama selanjutnya mendelegasikan lingkup penugasannya kepada Dewan Direksi

dan perangkatnya, sebagai berikut :

1. Direktorat Keuangan dan Sarana (Finance and Service Directorate)

o Menetapkan financial policy perusahaan dan mengawasi serta melaporkan

implementasinya.

o Membuat perencanaan dan memastikan ketersediaan dana yang diperlukan

untuk operasional proyek dan perusahaan.

o Menjaga cash flow perusahaan.

o Mengelola aset dan properti perusahaan.

o Merencanakan dan memastikan pengelolaan aspek sumber daya manusia.

o Memantau dan melaporkan kinerja anak perusahaan.

o Membuat kajian investasi atau ventura serta rekomendasinya, pada saat

yang diperlukan.

2. Direktorat Teknik (Technical Directorate)

o Memastikan kecukupan sistem kerja, metode kerja dan sumber daya

manusia (jumlah dan kualifikasi) yang diperlukan untuk aktivitas proposal

dan proyek (lingkup Engineering, Procurement, dan Construction) sesuai

dengan rencana perusahaan.

o Menjamin tercapai standar akurasi Bill of Quantity (BQ), Work Volume (WV)

dan Unit Price (UP).

o Membuat, menetapkan, menjalankan dan memastikan efektivitas strategi

partnering dengan Vendor dan Sub Contractor.

Page 8: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

61  

o Customer dan Partner Relationship dengan focus perolehan informasi

teknologi yang applicable, peningkatan kompetensi teknis EPC dan standar

produktivitas, serta ketersediaan sumber daya untuk keperluan technical

partnering, procurement dan sub contracting.

o Fokus aktivitas Direktorat Teknik ada pada fungsi-fungsi Engineering,

Procurement, dan Construction.

3. Direktorat Pengembangan dan Pengendalian Usaha (Business Development and

Control Directorate)

o Merencanakan dan memastikan perolehan revenue per periode

perencanaan.

o Mencari dan mengelola informasi pasar, serta mengupayakan keikutsertaan

perusahaan pada potensi proyek yang dituju.

o Melakukan identifikasi dan analisa resiko pada setiap potensi proyek.

o Mengkoordinasikan ketersediaan konsep, hingga penetapan proposal

strategy (winning and partnering), serta memastikan pelaksanaannya selama

fase proposal.

o Melakukan assessment resiko lanjutan, pada proposal yang berjalan hingga

penyelesaian eksekusi proyek (pada proposal yang dimenangkan), guna

mengantisipasi potensi dan resiko teknikal, komersial, dan legal.

o Mengelola jalannya proposal-proposal.

o Melakukan aktivitas pengawasan proyek, untuk keperluan project margin

assurance.

o Customer dan Partner Relationship dengan focus perolehan informasi potensi

dan proposal proyek serta perolehan kontrak kerja.

o Mengkoordinasikan penanganan project warranty period dan memastikan

penyelesaiannya secara tepat waktu dan efektif.

Page 9: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

62  

4. Direktorat Operasi Proyek (Project-Operation Director)

o Bertanggungjawab terhadap penyiapan dan penetapan project plan, dengan

basis perencanaan fase proposal (dengan target margin yang lebih baik,

biaya yang lebih rendah, cash flow yang lebih menguntungkan perusahaan).

o Penetapan atau Approved Project Budget sebagai acknowledgement Direktur

Utama.

o Penetapan Project Charter.

o Mengelola dan mengawasi jalannya proyek-proyek sesuai agreed dan

determined project plan.

o Memastikan perolehan project margin per periode sampai dengan akhir

proyek (operational acceptance mechanical completion).

o Memastikan positif cash flow proyek-proyek yang berjalan per agreed plan.

o Mengupayakan perolehan tambahan pendapatan dari aktivitas proyek yang

berjalan.

o Customer dan Partner Relationship dengan fokus kelancaran aktivitas

proyek, penyelesaian kontrak kerja dan project cash flow.

o Memastikan tercapainya regulation compliance di setiap proyek yang

berjalan.

o Memastikan adanya close out setelah proyek selesai, dan penyerahannya

kepada Direktorat Pengembangan dan Pengendalian Usaha dengan salinan

kepada Direktorat lainnya.

Page 10: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

63  

4.2 Profil Responden

Penelitian ini menggunakan jumlah responden sebanyak 70 karyawan dalam populasi

yang diambil dari divisi Finance and Accounting (F&A) dan Human Resources (HR) yang

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Divisi Finance and Accounting (F&A)

Pekerjaan Jumlah Karyawan

F&A Manager 1

Finance 10

Accounting 5

Tax 3

Total Jumlah Karyawan 19

Sumber : Data Internal Perusahaan, 2010

Tabel 4.2 Jumlah Karyawan Divisi Human Resources (HR)

Pekerjaan Jumlah Karyawan

General Employee Services 8

Human resources Development 41

Non Department Human Resources 2

Total Jumlah Karyawan 51

Sumber : Data Internal Perusahaan, 2010

Karakteristik demografi responden dalam penelitian ini dibedakan menurut jenis

kelamin, usia, status pekerjaan, lama bekerja, dan pendidikan terakhir. Adapun karakteristik

untuk jenis kelamin, usia, status pekerjaan, lama bekerja, dan pendidikan terakhir responden

dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini.

Page 11: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

 

4

B

m

S

4

k

S

4.2.1 Jenis K

Berdasarkan

mengisi kuesi

Sumber : Has

4.2.2 Usia R

Berda

kuesioner ada

Sumber : Has

Kelamin Res

hasil pengola

ioner adalah

sil Pengolahan

Responden

asarkan hasil

alah berusia >

sil Pengolahan

sponden

ahan data diat

pria atau lebi

Gambar 4.2

n Data, 2010

l pengolahan

> 40 tahun at

Gamba

n Data, 2010

47%

J

0%

146%

tas maka dike

h banyak dar

2 Diagram J

data diatas

tau 46% seba

ar 4.3 Diagr

53%

Jenis Kelam

17%

37%

Usia

etahui sebany

ri responden w

Jenis Kelami

maka diketa

anyak 32 oran

ram Usia

%

min

P

W

20 ‐ 25

26 ‐ 35

36 ‐ 40

> 40 ta

yak 37 orang

wanita.

in

ahui yang do

ng.

Pria

Wanita

5 tahun

5 tahun

0 tahun

ahun

atau 53% ya

ominan meng

64 

ang

gisi

Page 12: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

 

4

m

9

S

4

m

o

S

4.2.3 Status

Berda

mengisi kues

93%.

Sumber : Has

4.2.4 Lama

Berda

mengisi kues

orang atau 69

Sumber : Has

s Pekerjaan

asarkan hasil

ioner adalah

G

sil Pengolahan

Bekerja Res

asarkan hasil

sioner adalah

9%.

sil Pengolahan

Responden

pengolahan

dengan statu

Gambar 4.4 D

n Data, 2010

sponden

pengolahan

karyawan de

Gambar 4.5

n Data, 2010

7% 0

St

0%

69%

data diatas m

us pekerjaan

Diagram Sta

data diatas m

engan lama b

5 Diagram L

93%

0%

tatus Pekerj

19%13%

Lama Beker

maka diketah

karyawan tet

atus Pekerja

maka diketah

bekerja selam

Lama Bekerj

jaan

KaryTeta

KaryKon

KaryHon

rja

< 3 tah

3 ‐ 5 t

6 ‐ 10 

> 10 ta

hui responden

tap sebanyak

aan

hui responden

ma > 10 tahu

ja

yawan ap

yawan ntrak

yawan norer

hun

ahun

tahun

ahun

n yang domin

k 65 orang at

n yang domin

un sebanyak

65 

nan

tau

nan

48

Page 13: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

 

4

m

S 4

k

s

m

t

k

m

D

4.2.5 Pendid

Berda

mengisi kuesi

Sumber : Has

4.3 Uji Valid

Uji v

korelasi antar

setiap butir a

menghitung v

tingkat keper

kuesioner. Ja

menggunakan

Dasar pengam

• Jika r

• Jika r

• Jika

valid.

dikan Terak

asarkan hasil

ioner adalah

Ga

sil Pengolahan

ditas dan Re

validitas unt

r bagian–bagi

alat ukur den

validitas alat

rcayaan 95%

adi nilai df =

n rumus rtabel,

mbilan keputu

r hitung positif,

r hitung negatif,

r hitung > r tab

.

khir Respond

pengolahan

karyawan lulu

ambar 4.6 Di

n Data, 2010

eliabilitas

tuk setiap in

ian dari alat u

ngan skor to

ukur rumus

%, dimana df

= 68, sehing

, maka didapa

usan uji validi

serta r hitung >

, serta r hitung

bel tapi berta

63%

16%

Pendid

den

data diatas m

usan S1 seba

iagram Pend

nstrumen dila

ukur secara k

tal yang mer

Pearson Prod

f = n – 2. N

gga didapat

atkan nilai rtab

itas adalah se

> r tabel, maka

< r tabel, maka

nda negatif,

4%

17%%

dikan Terakh

maka diketah

nyak 44 oran

didikan Tera

akukan terleb

keseluruhan d

rupakan jum

oduct Moment

Nilai n meng

nilai ttabel =

bel = 0,20.

ebagai berikut

a butir atau va

a butir atau v

maka butir

hir

SM

Di

S1

S2

hui responden

g atau 63%.

akhir

bih dahulu d

engan cara m

lah setiap sk

t. Uji validitas

ggunakan dat

= 1,67. Selan

t :

ariabel terseb

variabel terseb

atau variabe

MA

ploma

1

2

n yang domin

dengan menc

mengkorelasik

kor butir. Unt

s menggunak

ta sebanyak

njutnya deng

but valid.

but tidak valid

l tersebut tid

66 

nan

cari

kan

tuk

kan

70

gan

d.

dak

Page 14: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

67  

Nilai r hitung didapat dari hasil perhitungan dengan rumus Pearson Product Moment

antara skor tiap butir pertanyaan dengan skor total.

Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas adalah sebagai berikut :

• Bila Cronbach’s Alpha > rtabel maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel

• Bila Cronbach’s Alpha < rtabel maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak

reliabel

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas untuk setiap instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dengan mengkorelasikan skor setiap butir pertanyaan.

Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas adalah sebagai berikut :

• Jika r hasil > 0,20 ; maka butir atau pertanyaan tersebut valid

• Jika r hasil < 0,20 ; maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid

Uji validitas variabel analisa pekerjaan (X1) yang ditunjukkan melalui tabel 4.3

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Analisa Pekerjaan (X1)

Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan P1 0,396 Valid

P2 0,389 Valid

P3 0,443 Valid

P4 0,240 Valid

P5 0,363 Valid

P6 0,428 Valid

P7 0,354 Valid

P8 0,288 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Page 15: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

68  

Uji validitas variabel karakteristik pekerjaan (X2) yang ditunjukkan melalui 4.4

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Karakteristik Pekerjaan (X2)

Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan P9 0,425 Valid

P10 0,432 Valid

P11 0,442 Valid

P12 0,516 Valid

P13 0,373 Valid

P14 0,498 Valid

P15 0,370 Valid

P16 0,258 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Uji validitas variabel pemberian insentif (X3) yang ditunjukkan melalui tabel 4.5

sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Pemberian Insentif (X3)

Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan P17

0,608 Valid

P18 0,618 Valid

P19 0,340 Valid

P20 0,295 Valid

P21 0,258 Valid

P22 0,623 Valid

P23 0,461 Valid

P24 0,371 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Page 16: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

69  

Uji validitas variabel kinerja karyawan (Y) yang ditunjukkan melalui tabel 4.6 sebagai

berikut :

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan (Y)

Korelasi Koefisien Korelasi Keterangan P25

0,318 Valid

P26 0,592 Valid

P27 0,634 Valid

P28 0,259 Valid

P29 0,316 Valid

P30 0,476 Valid

P31 0,523 Valid

P32 0,488 Valid

P33 0,352 Valid

P34 0,476 Valid

P35 0,283 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Berdasarkan uji validitas di atas maka dapat disimpulkan bahwa maka dapat

disimpulkan bahwa semua pertanyaan di kuesioner adalah valid karena nilai r hasil

masing-masing pertanyaan bernilai lebih besar dari r tabel yaitu 0,20.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, teknik uji realibilitas yang digunakan adalah Cronchbach’s

Alpha, digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan

antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Dasar pengambilan keputusannya adalah

sebagai berikut :

Page 17: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

70  

• Bila Cronbach’s Alpha > rtabel maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel

• Bila Cronbach’s Alpha < rtabel maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak

reliabel

Uji reliabilitas variabel analisa pekerjaan (X1) yang ditunjukkan oleh tabel 4.7 berikut

ini :

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Analisa Pekerjaan (X1)

Cronbach’s Alpha r tabel Keterangan

0,740 0,20 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Uji reliabilitas variabel karakteristik pekerjaan (X2) ditunjukkan oleh tabel 4.8 berikut

ini :

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Karakteristik Pekerjaan (X2)

Cronbach’s Alpha r tabel Keterangan

0,632 0,20 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Uji reliabilitas variabel pemberian insentif (X3) ditunjukkan oleh tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Pemberian Insentif (X3)

Cronbach’s Alpha r tabel Keterangan

0,743 0,20 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Uji reliabilitas variabel kinerja karyawan (Y) ditunjukkan oleh tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan (Y)

Cronbach’s Alpha r tabel Keterangan

0,749 0,20 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Page 18: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

71  

4.4 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Mentransformasi data ordinal menjadi interval gunanya adalah untuk memenuhi

sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval.

Teknik transformasi data yang dilakukan adalah menggunakan MSI (Method of Successive

Interval ).

Tabel 4.11 Nilai Baru Setelah Transformasi Data Ordinal ke Interval

Opsi Dari Jawaban (Ordinal)

Nilai Baru (Interval)

Variabel Analisa Pekerjaan 1 1,00 2 1,90 3 2,59 4 3,58 5 4,97

Variabel Karakteristik Pekerjaan 1 1,00 2 1,88 3 2,54 4 3,45 5 4,82

Variabel Pemberian Insentif 1 1,00 2 1,96 3 2,61 4 3,46 5 4,63

Variabel Kinerja 1 1,00 2 1,66 3 2,65 4 3,34 5 4,29

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2010

Keterangan :

1 : Sangat Tidak Setuju

Page 19: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

72  

2 : Tidak Setuju

3 : Ragu-ragu

4 : Setuju

5 : Sangat Setuju

4.5 Uji Normalitas

Mengingat asumsi untuk regresi adalah data harus berdistribusi secara normal, maka

akan dilakukan uji normalitas terhadap variabel X1, X2, X3, dan Y. Untuk nilai dari variabel X1.

X2, X3, dan Y diambil dari nilai rata – rata (mean) dari data yang sudah valid dan reliabel.

4.5.1 Uji Normalitas Variabel Analisa Pekerjaan

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16 :

Tabel 4.12 Output Uji Normalitas Variabel Analisa Pekerjaan (X1)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

rata_rata .084 70 .200* .977 70 .237

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel X1

Page 20: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

73  

Kriteria pengujian

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov > 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Analisis

Variabel X1 memiliki Sig = 0,200 (> 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel

X1 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.

4.5.2 Uji Normalitas Variabel Karakteristik Pekerjaan

Tabel 4.13 Output Uji Normalitas Variabel Karakteristik Pekerjaan (X2)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

X2 .165 70 .200* .894 70 .000a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Gambar 4.8 Grafik Normalitas Variabel X2

Kriteria pengujian

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov > 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Page 21: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

74  

Analisis

Variabel X2 memiliki Sig = 0,200 (> 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel

X2 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.

4.5.3 Uji Normalitas Variabel Pemberian Insentif

Tabel 4.14 Output Uji Normalitas Variabel Pemberian Insentif (X3)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

X3 .134 70 .184 .973 70 .128

a. Lilliefors Significance Correction

Gambar 4.9 Grafik Normalitas Variabel X3 Kriteria pengujian

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov > 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Page 22: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

75  

Analisis

Variabel X3 memiliki Sig = 0,184 (> 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel

X3 dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.

4.5.4 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan

Tabel 4.15 Output Uji Normalitas Variabel Kinerja (Y)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

rata_rata .099 70 .085 .972 70 .116

a. Lilliefors Significance Correction

Gambar 4.10 Grafik Normalitas Variabel Y

Kriteria pengujian

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov > 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolgomorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Page 23: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

76  

Analisis

Variabel Y memiliki Sig = 0,085 (> 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y

dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.

4.6 Uji Multikoleniaritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang kuat

di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam pembentukan model.

Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami multikolinearitas dapat diperiksa

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing veriabel independen,

yaitu jika suatu variabel independen mempunyai nilai VIF > 10 berarti telah terjadi

Multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada tabel 4.16 berikut ini :

Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 X1 .725 1.379

X2 .787 1.270

X3 .769 1.300

a. Dependent Variable: Y

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai

VIF > 10 atau nilai tolerance kurang dari 0,10. Jadi tingkat kolinearitas masih berada dalam

batas yang dapat ditolerir, atau dapat dikatakan tidak terdapat multikolinearitas antar

variabel bebas.

Page 24: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

77  

4.7 Uji Korelasi Antar Variabel

Tabel 4.17 Korelasi Variabel

Correlations

X1 X2 X3 Y

X1 Pearson Correlation 1 .518** .536** .450**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 70 70 70 70

X2 Pearson Correlation .518** 1 .376** .542**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000

N 70 70 70 70

X3 Pearson Correlation .536** .376** 1 .308**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .010

N 70 70 70 70

Y Pearson Correlation .450** .542** .308** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .010

N 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Analisis dari korelasi hasil output pada tabel 4.20 adalah sebagai berikut :

• Besarnya hubungan analisa pekerjaan (X1) dengan kinerja (Y) yang dihitung dengan

koefisien korelasi adalah 0,450 atau (rxy1 = 0,450). Hal ini menunjukkan bahwa jika

ada penambahan analisa pekerjaan sebesar 1 unit, maka kinerja akan meningkat

sebesar 1 unit dan hubungannya cukup kuat antara analisa pekerjaan dengan

kinerja. Sumbangan analisa pekerjaan dengan kinerja adalah adalah sebesar KP = r2

x 100% = 0,4502 x 100% = 20,25%. Maknanya sumbangan 20,25% variabel kinerja

ini dijelaskan oleh variabel analisa pekerjaan dan sisanya 79,75% ditentukan oleh

variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Mengetahui uji

signifikan koefisien koreasi untuk 2 sisi (2-tailed) dari output menghasilkan angka

sebesar 0,000. Ternyata nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05 maka Ho

Page 25: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

78  

ditolak dan Ha diterima. Artinya analisa pekerjaan berhubungan secara signifikan

dengan kinerja.

• Besarnya hubungan karakteristik pekerjaan (X2) dengan kinerja (Y) yang dihitung

dengan koefisien korelasi adalah 0,542 atau (rxy2 = 0,542). Hal ini menunjukkan

bahwa jika ada penambahan karakteristik pekerjaan sebesar 1 unit, maka kinerja

akan meningkat sebesar 1 unit dan hubungannya cukup kuat antara karakteristik

pekerjaan dengan kinerja. Sumbangan karakteristik pekerjaan dengan kinerja adalah

adalah sebesar KP = r2 x 100% = 0,5422 x 100% = 29,37%. Maknanya sumbangan

29,37% variabel kinerja ini dijelaskan oleh variabel karakteristik pekerjaan dan

sisanya 70,63% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam

penelitian ini. Mengetahui uji signifikan koefisien koreasi untuk 2 sisi (2-tailed) dari

output menghasilkan angka sebesar 0,000. Ternyata nilai Sig. lebih kecil dari 0,05

atau 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya karakteristik pekerjaan

berhubungan secara signifikan dengan kinerja.

• Besarnya hubungan pemberian insentif (X3) dengan kinerja (Y) yang dihitung dengan

koefisien korelasi adalah 0,308 atau (rxy3 = 0,308). Hal ini menunjukkan bahwa jika

ada penambahan pemberian insentif sebesar 1 unit, maka kinerja akan meningkat

sebesar 1 unit dan hubungannya rendah antara pemberian insentif dengan kinerja.

Sumbangan pemberian insentif dengan kinerja adalah adalah sebesar KP = r2 x

100% = 0,3082 x 100% = 9,48%. Maknanya sumbangan 9,48% variabel kinerja ini

dijelaskan oleh variabel pemberian insentif dan sisanya 90,52% ditentukan oleh

variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Mengetahui uji

signifikan koefisien koreasi untuk 2 sisi (2-tailed) dari output menghasilkan angka

sebesar 0,010. Ternyata nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 atau 0,010 < 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Artinya pemberian insentif berhubungan secara signifikan

dengan kinerja.

Page 26: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

79  

4.8 Uji Regresi Antar Variabel

Analisis Pengaruh Analisa Pekerjaan Terhadap Kinerja

Tabel 4.18 Coefficient Variabel X1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.884 .296 6.372 .000

X1 .405 .097 .450 4.159 .000

a. Dependent Variable: Y

Tabel 4.18 Coefficient Variabel X1 menggambarkan persamaan regresi sederhana

sebagai berikut :

Ŷ = a + b1X1 = 1,884 + 0,450 X1

Dimana :

X1 = Analisa Pekerjaan

Y = Kinerja karyawan

Berikut penjelasan mengenai hasil output di atas :

• Konstanta sebesar 1,884 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari

variabel analisa pekerjaan (X1), maka nilai kinerja karyawan adalah 1,884. Koefisien

regresi sebesar 0,450 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai

analisa pekerjaan akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,450.

• Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kinerja karyawan).

Kriteria uji koefisien regresi dari variabel analisa pekerjaan terhadap kinerja

karyawan sebagai berikut :

Hipotesis dalam bentuk kalimat.

Ha : Analisa pekerjaan berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 27: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

80  

Ho : Analisa pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Hipotesis dalam bentuk statistik.

Ha : Pyx1 ≠ 0

Ho : Pyx1 = 0

• Dasar pengambilan keputusan (dengan tingkat kepercayaan 95% ) adalah sebagai

berikut :

Jika Sig ≥ 0,05 maka Ha ditolak

Jika Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima

• Keputusan pengujian

Nilai Sig = 0,000 yang artinya < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan analisa pekerjaan (X1) berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y)

Tabel 4.19 Model Summary Y X1

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .450a .203 .191 .43241

a. Predictors: (Constant), X1

b. Dependent Variable: Y

Angka R yang tertera pada tabel 4.19 di atas adalah sebesar 0,450; yang

menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara analisa pekerjaan dengan kinerja

karyawan cukup kuat. Nilai R Square adalah 0,203; yang berarti 20,3% kinerja PT IKPT

dipengaruhi oleh variabel analisa pekerjaan. Sedangkan sisanya 79,7% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Page 28: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

81  

Tabel 4.20 ANOVA Y X1

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.234 1 3.234 17.294 .000a

Residual 12.715 68 .187

Total 15.948 69

a. Predictors: (Constant), X1

b. Dependent Variable: Y

Uji hipotesis :

Ha : Analisa pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Ho : Analisa pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai

probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. sebagai berikut :

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≤ Sig. maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ Sig. maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Dari uji ANOVA yang ditunjukkan pada tabel 4.20, ternyata nilai probabilitas Sig. =

0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,05 > 0,000; maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa analisa pekerjaan

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 29: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

82  

Analisis Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kinerja

Tabel 4.21 Coefficient Variabel X2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.432 .317 4.524 .000

X2 .554 .104 .542 5.315 .000

a. Dependent Variable: Y

Tabel 4.21 Coefficient Variabel X2 menggambarkan persamaan regresi sederhana

sebagai berikut :

Ŷ = a + b2X2 = 1,432 + 0,542 X2

Dimana :

X2 = Karakteristik Pekerjaan

Y = Kinerja karyawan

Berikut penjelasan mengenai hasil output di atas :

• Konstanta sebesar 1,432 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari

variabel karakteristik pekerjaan (X2), maka nilai kinerja karyawan adalah 1,432.

Koefisien regresi sebesar 0,542 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor

atau nilai karakteristik pekerjaan akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,542.

• Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kinerja karyawan).

Kriteria uji koefisien regresi dari variabel karakteristik pekerjaan terhadap kinerja

karyawan sebagai berikut :

Hipotesis dalam bentuk kalimat.

Ha : Karakteristik pekerjaan berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja

karyawan.

Page 30: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

83  

Ho : Karakteristik pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Hipotesis dalam bentuk statistik.

Ha : Pyx2 ≠ 0

Ho : Pyx2 = 0

• Dasar pengambilan keputusan (dengan tingkat kepercayaan 95% ) adalah sebagai

berikut :

Jika Sig ≥ 0,05 maka Ha ditolak

Jika Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima

• Keputusan pengujian

Nilai Sig = 0,000 yang artinya < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan karakteristik pekerjaan (X2) berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

Tabel 4.22 Model Summary Y X2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .542a .293 .283 .40707

a. Predictors: (Constant), X2

b. Dependent Variable: Y

Angka R yang tertera pada tabel 4.22 di atas adalah sebesar 0,542; yang

menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan kinerja

karyawan cukup kuat. Nilai R Square adalah 0,293; yang berarti 29,3% kinerja PT IKPT

dipengaruhi oleh variabel karakteristik pekerjaan. Sedangkan sisanya 70,7% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Page 31: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

84  

Tabel 4.23 ANOVA Y X2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.680 1 4.680 28.244 .000a

Residual 11.268 68 .166

Total 15.948 69

a. Predictors: (Constant), X2

b. Dependent Variable: Y

Uji hipotesis :

Ha : Karakteristik pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Ho : Karakteristik pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai

probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. sebagai berikut :

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≤ Sig. maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ Sig. maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Dari uji ANOVA yang ditunjukkan pada tabel 4.23, ternyata nilai probabilitas Sig. =

0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,05 > 0,000; maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa karakteristik pekerjaan

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 32: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

85  

Analisis Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja

Tabel 4.24 Coefficient Variabel X3

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.285 .309 7.390 .000

X3 .262 .098 .308 2.665 .010

a. Dependent Variable: Y

Tabel 4.24 Coefficient Variabel X3 menggambarkan persamaan regresi sederhana sebagai

berikut :

Ŷ = a + b3X3 = 2,285 + 0,308 X3

Dimana :

X3 = Pemberian Insentif

Y = Kinerja karyawan

Berikut penjelasan mengenai hasil output di atas :

• Konstanta sebesar 2,285 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari

variabel pemberian insentif (X1), maka nilai kinerja karyawan adalah 2,285. Koefisien

regresi sebesar 0,308 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai

karakteristik pekerjaan akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,308.

• Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kinerja karyawan).

Kriteria uji koefisien regresi dari variabel pemberian insentif terhadap kinerja

karyawan sebagai berikut :

Hipotesis dalam bentuk kalimat.

Ha : Pemberian insentif berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 33: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

86  

Ho : Pemberian insentif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Hipotesis dalam bentuk statistik.

Ha : Pyx3 ≠ 0

Ho : Pyx3 = 0

• Dasar pengambilan keputusan (dengan tingkat kepercayaan 95% ) adalah sebagai

berikut :

Jika Sig ≥ 0,05 maka Ha ditolak

Jika Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima

• Keputusan pengujian

Nilai Sig = 0,010 yang artinya < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Sehingga dapat disimpulkan pemberian insentif (X3) berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y).

Tabel 4.25 Model Summary Y X3

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .308a .095 .081 .46082

a. Predictors: (Constant), X3

b. Dependent Variable: Y

Angka R yang tertera pada tabel 4.25 di atas adalah sebesar 0,308; yang

menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara pemberian insentif dengan kinerja

karyawan rendah. Nilai R Square adalah 0,095; yang berarti 9,5% kinerja PT IKPT

dipengaruhi oleh variabel pemberian insentif. Sedangkan sisanya 90,5% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Page 34: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

87  

Tabel 4.26 ANOVA Y X3

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.508 1 1.508 7.102 .010a

Residual 14.440 68 .212

Total 15.948 69

a. Predictors: (Constant), X3

b. Dependent Variable: Y

Uji hipotesis :

Ha : Pemberian insentif berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Ho : Pemberian insentif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi regresi sederhana bandingkan antara nilai

probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. sebagai berikut :

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≤ Sig. maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ Sig. maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Dari uji ANOVA yang ditunjukkan pada tabel 4.26, ternyata nilai probabilitas Sig. =

0,010 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,05 > 0,010; maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya koefisien regresi adalah signifikan. Simpulan bahwa pemberian insentif

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Page 35: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

88  

Analisa Pengaruh Analisa Pekerjaan (X1), Karakteristik Pekerjaan (X2), dan

Pemberian Insentif (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Tabel 4.27 Coefficient Variabel Y, X1, X2, dan X3

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.144 .357 3.201 .002

X1 .194 .117 .215 1.655 .003

X2 .426 .121 .417 3.515 .001

X3 .030 .103 .035 .293 .771

a. Dependent Variable: Y

Tabel 4.27 menggambarkan persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 = 1,144 + 0,215X1 + 0,417X2 + 0,035X3

Dimana :

X1 = Analisa pekerjaan

X2 = Karakteristik pekerjaan

X3 = Pemberian Insentif

Y = Kinerja

Dari persamaan regresi di atas, dapat disimpulkan :

• Konstanta sebesar 1,144 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari

variabel analisa pekerjaan (X1), karakteristik pekerjaan (X2), dan pemberian insentif

(X3) maka nilai kinerja (Y) adalah 1,144. Koefisien regresi ganda sebesar 0,215;

0,417 dan 0,035 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai analisa

pekerjaan, karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif akan memberikan

kenaikan skor sebesar 0,215; 0,417 dan 0,035.

Page 36: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

89  

Tabel 4.28 ANOVA Y, X1, X2, dan X3

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.321 3 1.774 11.016 .000a

Residual 10.627 66 .161

Total 15.948 69

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Tabel 4.28 ANOVA Y, X1, X2, dan X3 tentang uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi

konstanta dan variabel dependen (kinerja). Kriteria uji koefisien ganda dari variabel analisa

pekerjaan, karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif terhadap kinerja karyawan

sebagai berikut :

Ha : Analisa pekerjaan, karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif berpengaruh secara

signifikan dan simultan terhadap kinerja karyawan.

Ho : Analisa pekerjaan, karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif tidak berpengaruh

secara signifikan dan simultan terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis dalam bentuk statistik:

Ha : Pyx1x2x3 ≠ 0

Ho : Pyx1x2x3 = 0

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi regresi ganda antara nilai probabilitas 0,05

dengan nilai probabilitas Sig. sebagai berikut :

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≤ Sig. maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ Sig. maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Page 37: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

90  

Keputusan pengujian :

Terlihat bahwa pada kolom Sig. pada tabel 4.28 ANOVA, nilai Sig = 0,000 atau lebih kecil

dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya

koefisien regresi berganda adalah signifikan. Jadi, analisa pekerjaan, karakteristik pekerjaan,

pemberian insentif berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap kinerja karyawan.

Tabel 4.29 Model Summary Y, X1, X2, dan X3

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .578a .334 .303 .40127

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Angka R yang tertera pada tabel 4.29 di atas adalah sebesar 0,578; yang

menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara analisa pekerjaan, karakteristik

pekerjaan, dan pemberian insentif dengan kinerja karyawan kuat. Nilai R Square adalah

0,334; yang berarti 33,4% kinerja PT IKPT dipengaruhi oleh variabel analisa pekerjaan,

karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif. Sedangkan sisanya 66,6% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

4.9 Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang pengaruh peranan analisa pekerjaan, karakteristik

pekerjaan, dan pemberian insentif terhadap kinerja karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik.

Terdapat banyak faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, namun dalam penelitian ini

hanya dibahas tentang tiga variabel di atas. Setelah dilakukan analisis penelitian, maka

didapat rangkuman hasil sebagai berikut :

Page 38: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

91  

Tabel 4.30 Rangkuman Hasil Analisis Regresi

Hubungan

Variabel Korelasi Pengaruh Persamaan Regresi

Uji

Signifikan

X1 => Y 0,450 (cukup kuat)

20,25% Ŷ = 1,884 + 0,450 X1 Signifikan

X2 => Y 0,542 (cukup kuat)

29,37% Ŷ = 1,432 + 0,542 X2 Signifikan

X3 => Y 0,308 (rendah)

9,48% Ŷ = 2,285 + 0,308 X3 Signifikan

X1, X2, X3 => Y 0,578 (cukup kuat) 33,4%

Ŷ = 1,144 + 0,215X1 +

0,417X2 + 0,035X3 Signifikan

Keterangan tabel :

1. Dari hasil analisis pengaruh peranan analisa pekerjaan terhadap kinerja

karyawan (X1 => Y), dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan

yang cukup kuat (0,450) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

karyawan. 20,3% kinerja karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik

dipengaruhi oleh analisa pekerjaan. Sedangkan sisanya 79,7% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Dapat diartikan bahwa

analisa pekerjaan memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja

karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik, yaitu nilai analisa pekerjaan adalah

0,450 yang berarti setiap penambahan satu nilai analisa pekerjaan akan

menambah kinerja karyawan yang bernilai sebesar 0,450. Secara

keseluruhan, perusahaan telah melakukan analisa pekerjaan dengan baik.

Karyawan sebagian besar mengerti mengenai deskripsi dan spesifikasi dari

tugas dan tanggung jawab yang mereka jalani. Namun, jika perusahaan

dapat membuat strategi untuk memaksimalkan penerapan analisa pekerjaan

Page 39: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

92  

diharapkan karyawan akan semakin mendalami makna pekerjaan sehingga

mereka menjadi lebih paham dan mempunyai motivasi yang tinggi yang

tentunya berdampak terhadap kinerja karyawan yang akan semakin

meningkat.

2. Kemudian dari hasil analisis pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap

kinerja karyawan (X2 => Y), dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

hubungan yang cukup kuat (0,542) dan ada pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja karyawan. 29,3% kinerja karyawan PT Inti Karya Persada

Tehnik dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan. Sedangkan sisanya 70,7%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian

ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Dapat

diartikan bahwa karakteristik pekerjaan memiliki pengaruh yang cukup kuat

terhadap kinerja karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik, yaitu nilai

karakteristik pekerjaan adalah 0,542 yang berarti setiap penambahan satu

nilai karakteristik pekerjaan akan menambah kinerja karyawan yang bernilai

sebesar 0,542. Kinerja para karyawan secara signifikan terpengaruh oleh

karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja yang baik, serta hubungan yang

baik dengan sesama rekan kerja dan atasan. Secara umum, karyawan

mengerti dan dapat memahami tentang karakteristik pekerjaan yang mereka

jalani. Namun, terkadang ada rasa jenuh dan menganggap pekerjaan

mereka kurang menantang (kompleks), hal ini menyebabkan kinerja mereka

cenderung tetap atau meningkat tetapi tidak terlalu terlihat.

3. Dari hasil analisis pemberian insentif terhadap kinerja karyawan (X3 => Y),

dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang rendah (0,308)

dan ada pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. 9,5% kinerja

karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik dipengaruhi oleh pemberian insentif.

Page 40: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

93  

Sedangkan sisanya 90,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat

dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di

luar penelitian. Dapat diartikan bahwa pemberian insentif memiliki pengaruh

yang rendah terhadap kinerja karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik, yaitu

nilai pemberian insentif adalah 0,308 yang berarti setiap penambahan satu

nilai pemberian insentif akan menambah kinerja karyawan yang bernilai

sebesar 0,308. Pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan tidak

terlalu besar, hal ini menunjukkan sedikit ketidakpuasan karyawan terhadap

bentuk apresiasi perusahaan terhadap hasil kerja yang karyawan berikan.

Untuk meningkatkan kinerja, perusahaan dapat mengaitkan secara langsung

kinerja dengan jumlah pembayaran yang diterima seseorang dalam bentuk

insentif dan membuat pedoman pemberian insentif yang lebih menarik bagi

karyawan. Jika karyawan tersebut melakukan suatu pekerjaan secara

maksimal maka perusahaan harus memberikan apresiasi berupa

penambahan pendapatan, tujuannya agar karyawan tersebut tetap

mempertahankan kompetensi dirinya bahkan dapat menghasilkan kinerja

yang lebih baik.

4. Dari hasil analisis pengaruh secara keseluruhan antara analisa pekerjaan,

karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif terhadap kinerja karyawan

(X1, X2, X3 => Y), dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan

yang cukup kuat (0,578) dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

karyawan. 33,4% kinerja karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik

dipengaruhi oleh analisa pekerjaan, karakteristik pekerjaan, dan pemberian

insentif. Sedangkan sisanya 66,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain di luar penelitian.

Page 41: Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 PT Inti Karya Persada ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2011-1-00498-mn 4.pdf · 55 3. Ir. Raysoeli Moeloek sebagai Direktur Keuangan Pada tahap awal,

94  

4.10 Implikasi Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis penelitian menggunakan SPSS (Statistical Product and

Solution Services) versi 16.0, mengenai gambaran peranan analisa pekerjaan, karakteristik

pekerjaan, pemberian insentif, dan kinerja karyawan PT Inti Karya Persada Tehnik, diketahui

bahwa seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel bebas (analisa pekerjaan,

karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

PT Inti Karya Persada Tehnik perlu menempatkan perhatian yang lebih terhadap penerapan

analisa pekerjaan, karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif. Apabila dilihat secara

keseluruhan, pada variabel analisa pekerjaan, karakteristik pekerjaan, dan pemberian insentif

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, yaitu sebesar 33,4%.

Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam

penelitian ini, karena dipengaruhi faktor-faktor lain di luar penelitian. Dalam situasi ini,

Kinerja para karyawan secara signifikan terpengaruh oleh karakteristik pekerjaan, lingkungan

kerja yang baik, serta hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja dan atasan. Sehingga

perusahaan perlu meningkatkan peran karakteristik pekerjaan agar kinerja karyawan yang

baik dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.