bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab2/2011-1-00087-if...

29
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut O’Brien (2003, p8) Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk menghasilkan tujuan bersama dengan mener ima input dan menghasilkan output dalam sebuah transformasi yang terorganisir. M enurut M cLeod (2001, p11) menjelaskan pengertian sistem sebagai sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian sistem tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling terkait, bekerja sama, dan berinteraksi satu sama lain dalam menerima masukan, memproses, dan menghasilkan keluaran untuk mencapai suatu tujuan. 2.1.1.2 Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2003, p13) informasi adalah data yang telah diubah menjadi sesuatu yang berarti dan pernyataan berguna bagi pengguna akhir.

Upload: dinhdang

Post on 06-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Sistem Informasi Geografi

2.1.1.1 Pengertian Sistem

Menurut O’Brien (2003, p8) Sistem adalah sekelompok

komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk

menghasilkan tujuan bersama dengan menerima input dan

menghasilkan output dalam sebuah transformasi yang terorganisir.

Menurut McLeod (2001, p11) menjelaskan pengertian

sistem sebagai sekelompok elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Dari pengertian sistem tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling

terkait, bekerja sama, dan berinteraksi satu sama lain dalam

menerima masukan, memproses, dan menghasilkan keluaran

untuk mencapai suatu tujuan.

2.1.1.2 Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (2003, p13) informasi adalah data yang

telah diubah menjadi sesuatu yang berarti dan pernyataan berguna

bagi pengguna akhir.

9

Menurut McLeod (2001, p16) menjelaskan pengertian

informasi sebagai data yang telah diproses atau data yang sudah

memiliki arti.

Dari beberapa pengertian informasi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan

data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya.

2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Laudon (2004, p7) mendefinisikan sistem

informasi sebagai gabungan komponen-komponen yang berelasi dan

bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan

serta mendistribusikan informasi untuk mendukung perencanaan,

pengendalian, pengkoordinasian, dan pengambilan keputusan.

Menurut O’brien (2005, p6) Sistem informasi adalah

penggabungan dari manusia, hardware, software, dan jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang mampu mengumpulkan,

mengubah, dan membagikan informasi dalam sebuah organisasi.

Dari beberapa pengertian sistem informasi tersebut, dapat

diambil kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan

sekumpulan komponen yang melakukan pengumpulan data dan

analisa data yang ada untuk menghasilkan suatu informasi yang

dapat digunakan oleh penerima dalam pengambilan keputusan.

10

2.1.1.4 Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa yunani, yaitu geos dan

graphein. Geos berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan

graphein menceritakan atau melukiskan. Berdasarkan asal katanya,

geografi dapat diartikan pencitraan bumi atau pelukisan bumi.

Menurut Wardiyatmoko (1996, p3) Geografi adalah ilmu

yang mempelajari atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang

ada diatasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan

segala interaksinya.

Menurut Richthoffen (Prahasta, 2002, p12) Geografi

adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan

referensinya, atau studi mengenai area-area yang berbeda di

permukaan bumi.

Dari beberapa pengertian geografi tersebut, dapat diambil

kesimpulan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari

permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta sumber daya

alam yang ada di bumi.

2.1.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi khusus

yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferens i

keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem

komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,

menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferens i

11

geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya,

dalam sebuah database.

Menurut Paryono (1994, p1) Sistem informasi geografis

adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk

menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis.

Sistem Informasi Geografis ( Prahasta, 2002, p49)

merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai

sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek

yang terdapat di permukaan bumi.

Gambar 2.1 Perbandingan manajemen informasi spatial dengan dan tanpa

SIG

12

2.1.1.6 Komponen Sistem (Subsistem) SIG

Beberapa subsistem dalam Sistem Informasi Geografi antara lain :

1. Input

Pada data input atau pemasukan data, yang dilakukan

adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial

dan atau atribut dari berbagai sumber data. Data yang

digunakan harus dikonversikan menjadi format digitalyang

sesuai.

2. Manipulasi

Manipulasi data merupakan proses editing terhadap data

yang telah masuk, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan

tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang akan

dibuat, seperti penyamaan skala, pengubahan sistem

proyeksi, generalisasi dan sebagainya.

3. Manajemen Data

Tahap ini meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan

dengan pengolahan data seperti menyimpan,

mengorganisasi, mengelola, dan menganalisis data ke

dalam sistem penyimpanan permanen.

4. Query

Pada SIG dalam file server, query dapat dimanfaatkan

dengan bantuan compiler atau interpreter yang digunakan

dalam mengembangkan sistem, sedangkan untuk SIG

13

dengan sistem database server dapat memanfaatkan SQL

yang terdapat pada DBMS yang digunakan.

5. Analisis

Terdapat dua jenis analisis dalam Sistem Informasi

Geografi, yaitu :

Fungsi analisis spasial adalah operasi yang dilakukan pada

data spasial. Sedangkan Fungsi analisis atribut adalah

fungsi pengolahan data atribut, yaitu data yang tidak

berhubungan dengan ruang.

6. Visualisasi atau Data Output

Penyajian hasil berupa informasi baru atau database yang

ada baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.

2.1.1.7 Komponen Sistem Informasi Geografi

Komponen-komponen SIG terdiri dari :

1. Perangkat Keras (Hardware)

SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan

memproses data. Juga membutuhkan hardware tambahan

seperti digitizers, scanner, dan lain-lain.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai

fungsi : pemasukan data, manipulasi data, penyimpanan

data, analisis data, dan penayangan informasi geografis.

14

Program aplikasi pembangun SIG, seperti : ArcGIS,

ArcView, MapInfo, ArcInfo, dan lain-lain.

3. Data dan Informasi Geografis

Data yang dapat diolah dalam SIG adalah fakta-fakta di

permukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik

referensi secara relatif maupun referensi secara absolut dan

sajikan dalam sebuah peta.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlatih merupakan komponen

terakhir dari SIG yang memiliki peran sebagai pengoperasi

perangkat keras dan perangkat lunak, serta menangani data

geografis dengan kedua perangkat tersebut.

5. Metode (Prosedur)

Model dan teknik pemrosesan yang perlu dibuat untuk

berbagai aplikasi SIG.

2.1.1.8 Manfaat Sistem Informasi Geografis

Menurut Eko Budiyanto (2004, p3) ada beberapa manfaat dari

SIG adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang lokasi atau letak

Lokasi atau tempat dapat dikelaskan dengan memberi

keterangan tentang nama tempat tersebut, kode pos, kode

wilayah, atau atribut lainnya. SIG menyimpan informasi

15

ini sebagai data atribut yang digambarkannya secara

spasial.

2. Menjelaskan kondisi ruang

Ruang tang dimaksud adalah tempat tertentu dengan satu

atau beberapa syarat tertentu pula. Dengan menggunakan

SIG dapat dijelaskan secara keseluruhan kondisi suatu

kawasan dalam kaitannya dengan tujuan tertentu.

3. Menjelaskan suatu kecenderungan (trend)

Analisis spasial dalam SIG dapat dilakukan secara multi

temporal dengan menggunakan data multi waktu.

Perkembangan antar waktu dari beberapa data tersebut

menjadi dasar analisis kemungkinan yang akan terjadi pada

masa depan. Analisis ini memberi penjelasan tentang

sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang dengan

penggambaran lokasi di mana fenomena tersebut akan

terjadi.

4. Menjelaskan tentang pola spasial (spatial pattern)

Pola sebuah fenomena dapat dilihat dari sebarannya secara

spasial. Dengan mengetahui pola-pola secara spasial, dapat

dicari korelasinya dengan fenomena lain.

5. Pemodelan

Pemodelan mengaitkan berbagai informasi tentang letak,

kondisi lokasi, pola, dan kecenderungannya yang akan

terjadi di masa mendatang secara bersama-sama atau

16

sebagian. Dalam sebuah pemodelan dibentuk suatu

formulasi yang memungkinkan dilakukan beberapa

manipulasi data input. Hasil keluaran dari suatu pemodelan

merupakan gambaran fenomena yang akan terjadi. SIG

didukung oleh kemampuan beberapa software dapat

melakukan pemodelan spasial secara dua dimensi ataupun

tiga dimensi.

2.1.2 Peta

2.1.2.1 Pengertian Peta

Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide

berupa suatu gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah

(topografi), penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya

yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta dilukiskan

dengan skala tertentu, dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan

yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas,

dapat juga hanya mencakup wilayah yang sempit.

Menurut Burrough (1986, p13) peta adalah sekumpulan titik,

garis, area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat

yang mengacu pada sistem koordinat, dan peta biasanya

direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup

kemungkinan untuk dapat dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.

17

2.1.2.2 Penyusunan Peta Data Geografi

Untuk menyampaikan ide melalui peta dari berbagai hal,

seperti kedudukan peta dalam ruang muka bumi dengan objek

geografis tertentu digunakan penyederhanaan objek geografis,

seperti :

1. Data Titik (waypoint)

Data titik adalah kenampakan tunggal yang terdapat pada

permukaan bumi dengan satu dimensi. Secara koordinat

data titik terdiri dari dua variable yaitu x dan y atau (x,y).

Data yang termasuk kedalam kelompok data titik adalah,

kota, titik sample, jalur waypoint tracking, dan lain

sebagainya.

2. Data Line (garis)

Data garis adalah penampilan garis yang ada di permukaan

bumi dengan dua dimensi. Secara koorditat suatu garis

terdiri dari beberapa titik koordinat yang saling

terhubungkan antara satu dengan yang lain, atau dengan

kata lain tipe data garis adalah kumpulan beberapa data

titik. Data yang termasuk data garis adalah: sungai, jalan,

dan lain sebagainya.

3. Data Polygon (area)

Data area adalah kenampakan daerah dengan luas yang ada

di atas permukaan bumi secara tiga dimensi. Secara

koordinat suatu area terdiri dari titik-titik yang saling

18

terhubung membentuk suatu garis dan titik tersebut

tersambung anatara titik pertama dan titik akhir, atau

dengan kata lain area merupakan garis dengan dua ujung

saling terhubung (menutup). Data yang termasuk area

adalah pulau, danau, perkebunan, inclave, kawasan hutan

dan lain sebagainya.

2.1.2.3 Jenis Peta

Peta dapat dibedakan dari berbagai jenis :

1. Jenis Peta berdasarkan isinya

Berdasarkan isinya, peta dapat digolongkan menjadi dua jenis,

yaitu:

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan

bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua

penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik

kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial

budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut,

danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya

jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.

2. Peta Khusus atau Tematik

Peta khusus adalah peta yang menggambarkan

kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu,

baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh peta

19

khusus/tertentu: peta curah hujan, peta kepadatan

penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta

penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan

atau pelayaran).

2. Jenis peta berdasarkan skalanya

Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat

jenis, yaitu:

1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala

antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini digunakan untuk

menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah,

oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam

Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).

2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 :

5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala besar digunakan

untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,

misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.

3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala

antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000. Peta skala sedang

digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas,

misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi maluku.

4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 :

500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil

20

digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas,

misalnya peta negara, benua bahkan dunia.

3. Peta berdasarkan tujuannya

Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh-

contoh peta untuk berbagai tujuan:

1. Peta Pendidikan (Educational Map).

Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.

2. Peta Ilmu Pengetahuan.

Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.

3. Peta Informasi Umum (General Information Map).

Contohnya: peta pusat perbelanjaan.

4. Peta Turis (Tourism Map).

Contohnya: peta museum, peta rute bus.

5. Peta Navigasi.

Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.

6. Peta Aplikasi (Technical Application Map).

Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.

7. Peta Perencanaan (Planning Map).

Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta

pertambangan.

2.1.2.4 Fungsi Peta

Beberapa fungsi peta adalah sebagai berikut :

21

1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan

bumi.

2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat

di permukaan bumi.

3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi,

seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk

lainnya.

4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk

mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.

2.1.2.5 Komponen atau Kelengkapan Peta

Peta yang baik dan benar harus mencantumkan beberapa hal

berikut, seperti :

1. Judul Peta

Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta a dapat segera

diketahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta

tersebut. Contoh: peta penyebaran penduduk pulau Jawa.

2. Skala Peta

Skala merupakan ciri yang membedakan peta dengan

gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data

yang disajikan.

3. Proyeksi Peta

Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar,

dalam ukuran (luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada

22

peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi peta.

Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk permukaan

bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar.

4. Legenda atau Keterangan Peta

Legenda digunakan untuk memudahkan peta untuk dibaca

dan ditafsirkan, pleh karena itu, peta harus dilengkapi

dengan legenda atau keterangan. Legenda menerangkan

arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.

5. Petujuk Arah atau Tanda Orientasi

Petunjuk berguna untuk menunjukkan arah Utara, Selatan,

Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada

peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah pada

peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke

arah Utara.

6. Simbol dan Warna

Simbol-simbol di dalam peta berguna untuk mempermudah

informasi yang disampaikan agar tidak membingungkan.

Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat,

sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang

digambarkan dengan tepat. Syarat-syarat tersebut adalah:

sederhana, mudah dimengerti dan bersifat umum. Warna di

dalam peta digunakan untuk membedakan suatu daerah

tertentu agar mempermudah dalam penggunaannya.

Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

23

Sumber merupakan keterangan mengenai asal data yang

terdapat di dalam peta. Tahun pembuatan peta sangan

penting untuk memastikan bahwa peta yang telah dibuat

masih relevan dan baik untuk digunakan.

2.1.3 Basis Data

2.1.3.1 Pengertian Data

Data (Laudon, 2004, p8) adalah aliran dari fakta-fakta

kasar yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang terjadi

dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum disusun dalam

sebuah bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh

manusia.

Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif

tidak berarti bagi pemakai. Dua sifat data, antara lain:

a. Shared : data dapat digunakan bersama-sama dengan

pengguna.

b. Integrated : data merupakan kesatuan, sebisa mungkin

menghindari pengulangan, sehingga data menjadi

lebih valid dan benar.

2.1.3.2 Pengertian Basis Data

Basis data atau database (Connoly, 2002, p14) merupakan

koleksi bersama dari data logikal yang saling berhubungan, dan

24

deskripsi dari data tersebut didesain untuk menemui kebutuhan

informasi suatu organisasi.

Suatu database merepresentasikan entity, attribut, dan

hubungan logical antar entity. Entity adalah distinct object pada

organisasi yang akan dipresentasikan pada database. Entity dapat

berupa orang, tempat, barang, konsep, atau event. Attribut adalah

properti yang mendeskripsikan beberapa aspek dari objek yang

ingin di-record dan relationship adalah asosiasi antar entity.

Adapun tujuan utama konsep database adalah :

a. Mengurangi redundancy data

b. Independensi data

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pengertian Hutan

Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-

tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan,

rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup

luas. Negara Indonesia memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan

beraneka ragam jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi

akibat pembakaran hutan, penebangan liar, dan lain sebagainya.

2.2.2 Manfaat Hutan

Hutan memiliki banyak manfaat untuk semua manusia. Hutan

merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu dijaga karena

25

jika tidak maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi manusia

di masa kini dan masa yang akan datang.

Berbagai manfaat atau fungsi hutan :

1. Manfaat Ekonomi

a. Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi

berbagai barang yang bernilai tinggi.

b. Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.

c. Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil

hutan ke luar negeri.

2. Manfaat Klimatologis

a. Hutan dapat mengatur iklim

b. Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan

oksigen bagi kehidupan.

3. Manfaat Hidrolis

a. Dapat menampung air hujan di dalam tanah

b. Mencegah intrusi air laut yang asin

c. Menjadi pengatur tata air tanah

4. Manfaat Ekologis

a. Mencegah erosi dan banjir

b. Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah

c. Sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran hutan

26

Dalam persebarannya hutan memiliki faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

persebaran hutan, seperti :

1. Keadaan tanah

Daerah gurun pasir akan membentuk hutan yang berbeda dengan

daerah tropis yang banyak hujannya.

2. Tinggi rendah permukaan tanah

Jenis hutan beserta isi tanaman dipengaruhi oleh suhu wilayah

yang berbeda antara dataran tinggi dan dataran rendah.

3. Makhluk hidup

Manusia dapat menentukan di mana boleh ada hutan dan tidak

boleh ada hutan.

4. Iklim

Iklim yang memiliki curah hujan tinggi akan membentuk hutan

yang lebat seperti hutan hujan tropis.

2.2.4 Pengertian Lahan

Lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta

segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi

perikehidupan manusia.

Lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di

permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat

dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah

wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi,

27

tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas

manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh

terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa

mendatang.

2.2.5 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan

atas: penggunaan lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan

lahan tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam

polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap

musim dengan periode biasanya kurang dari setahun. Penggunaan lahan

tanaman tahunan merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang

pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi

tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan. Penggunaan lahan

permanen diarahkan pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian,

seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan sarananya, lapangan

terbang, dan pelabuhan.

2.2.6 Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau

diestimasi. Dari beberapa pustaka menunjukkan bahwa penggunaan

karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Sebagai

gambaran Tabel 1 menunjukkan variasi dari karakteristik lahan yang

digunakan sebagai parameter dalam evaluasi kesesuaian lahan oleh

28

beberapa sumber (Staf PPT, 1983; Bunting, 1981; Sys et al., 1993;

CSR/FAO, 1983; dan Driessen, 1971).

Tabel 2.1 Tabel Parameter Dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan

Staf PPT (1983) Bunting (1981) Sys et al. (1993) CSR/FAO (1983) Driessen (1971) Tipe hujan (Oldemanet al.)

Periode pertumbuhan tanaman

Temperatur rerata (°C) atau elevasi

Temperatur rerata (°C) atau elevasi

Lereng

Kelas drainase Temperatur rerata pada periode pertumbuhan

Curah hujan (mm) Curah hujan (mm) Mikrorelief

Sebaran besar butir (lapisan atas)

Curah hujan tahunan Lamanya masa kering (bulan)

Lamanya masa kering (bulan) Keadaan batu

Kedalaman efektif Kelas drainase Kelembaban udara Kelembaban udara Kelas drainase

Ketebalan gambut Tekstur tanah Kelas Drainase Kelas drainase Regim

kelembaban

Dekomposisi gambut/jenis gambut

Kedalaman perakaran Tekstur/Struktur Tekstur Salinitas/

alkalinitas

KTK Reaksi tanah (pH) Bahan kasar Bahan kasar Kejenuhan basa

Kejenuhan basa Salinitas/ DHL Kedalaman tanah Kedalaman tanah Reaksi tanah (pH)

Reaksi tanah (pH)

Pengambilan hara (N, P, K) oleh tanaman

KTK liat Ketebalan gambut Kadar pirit

C-organik Pengurasan hara (N, P, K) dari tanah

Kejenuhan basa Kematangan gambut

Kadar bahan organik

P-tersedia Reaksi tanah (pH) KTK liat Tebal bahan organik

Salinitas/DHL C-organik Kejenuhan basa Tekstur

Kedalaman pirit Aluminium Reaksi tanah (pH) Struktur, porositas, dan tingkatan

Lereng Salinitas/DHL C-organik Macam liat

29

(%)/mikrorelief

Erosi Alkalinitas Aluminium Bahan induk/ cadangan mineral

Kerusakan karena banjir Lereng Salinitas/DHL Kedalaman

efektif Batu dan kerikil, penghambat pengolahan tanah

Genangan Alkalinitas

Pori air tersedia Batuan di permukaan Kadar pirit

Penghambat pertumbuhan karena kekurangan air

CaCO3 Lereng

Kesuburan tanah Gypsum Bahaya erosi

Permeabilitas lapisan atas Jumlah basa total Genangan

Batuan di permukaan

Singkapan batuan

Karakteristik lahan yang digunakan pada jenis ini adalah:

temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara,

drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut,

kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H20,

C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya

erosi, genangan, batuan di permukaan, dan singkapan batuan.

30

Tabel 2.2 Karakteristik Lahan

Temperatur udara merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam °C

Curah hujan merupakan curah hujan rerata tahunan dan dinyatakan dalam mm

Lamanya masa kering merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm

Kelembaban udara merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan dinyatakan dalam %

Drainase merupakan pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah

Tekstur menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran <2 mm

Bahan kasar menyatakan volume dalam % dan adanya bahan kasar dengan ukuran >2 mm

Kedalaman tanah menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai untuk perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi

Kketebalan gambut digunakan pada tanah gambut dan menyatakan tebalnya lapisan gambut dalam cm dari permukaan

Kematangan gambut digunakan pada tanah gambut dan menyatakan tingkat kandungan seratnya dalam bahan saprik, hemik atau fibrik, makin banyak seratnya menunjukkan belum matang/mentah (fibrik)

KTK liat menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat

Kejenuhan basa jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g contoh tanah.

Reaksi tanah (pH) nilai pH tanah di lapangan. Pada lahan kering dinyatakan dengan data laboratorium atau pengukuran lapangan, sedang pada tanah basah diukur di lapangan

C-organik kandungan karbon organik tanah.

Salinitas kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik.

Alkalinitas kandungan natrium dapat ditukar

Kedalaman bahan sulfidik

dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah sampai batas atas lapisan sulfidik.

Lereng menyatakan kemiringan lahan diukur dalam %

Bahaya erosi

bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) per tahun

31

Genangan jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun

Batuan di permukaan volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan tanah/lapisan olah

Singkapan batuan volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah

Sumber air tawar tersedianya air tawar untuk keperluan tambak guna mempertahankan pH dan salinitas air tertentu

Amplitudo pasang-surut perbedaan permukaan air pada waktu pasang dan surut (dalam meter)

Oksigen ketersediaan oksigen dalam tanah untuk keperluan pertumbuhan tanaman/ikan

Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei

dan/atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci

dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya.

Data tersebut digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan

bagi komoditas tertentu.

Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi

ada yang sifatnya tunggal dan ada yang sifatnya lebih dari satu karena

mempunyai interaksi satu sama lainnya. Karenanya dalam interpretasi

perlu mempertimbangkan atau memperbandingkan lahan dengan

penggunaannya dalam pengertian kualitas lahan. Sebagai contoh

ketersediaan air sebagai kualitas lahan ditentukan dari bulan kering dan

curah hujan rata-rata tahunan, tetapi air yang dapat diserap tanaman tentu

tergantung pula pada kualitas lahan lainnya, seperti kondisi atau media

perakaran, antara lain tekstur tanah dan kedalaman zone perakaran

tanaman yang bersangkutan.

32

2.2.7 Kawasan Konservasi

Kawasan Konservasi atau kawasan yang dilindungi ditetapkan

oleh pemerintah berdasarkan berbagai macam criteria sesuai dengan

kepentingannya. Tiap negara mempunyai katagorisasi sendiri untuk

penetapan kawasan yang dilindungi, di mana masing-masing negara

memiliki tujuan dan perlakuan yang mungkin berbeda-beda. Namun, di

tingkat internasional, WCPA (World Commission on Protected Areas)

yang dulunya Commision on National Parks and Protected Areas

(CNPPA) yaitu sebuah komisi dibawah IUCN (The World Conservation

Union) memiliki tanggungjawab khusus dalam pengelolaan kawasan

yang dilindungi secara umum di dunia, baik untuk kawasan darat maupun

perairan.

Kawasan/Hutan konservasi dalam katagorisasi nasional mencakup

2 kelompok besar, yaitu kawasan suaka alam (KSA) dan kawasan

pelestarian alam (KPA). Kawasan Suaka Alam yang terdiri Cagar Alam

dan Suaka Margasatwa, bertujuan untuk perlindungan system penyangga

kehidupan dan pengawetan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

a. Cagar Alam (strictly nature reserve and wilderness area) adalah

suatu kawasan yang ditetapkan untuk menjaga agar suatu

species,, habitat, kondisi geologi, ekosistem, juga proses

ekologis agar tetap seperti apa adanya, tanpa campur tangan

manusia dengan tujuan utama untuk kepentingan ilmiah atau

pemantauan lingkungan. Pengelolaan dalam Cagar Alam hanya

berupa monitoring (termasuk riset) dan pengamanan saja

33

(sehingga sering dikenal sebagai zero manajemen). Kegiatan

pemanfaatan yang diperbolehkan dalam Cagar Alam sangat

terbatas, terutama yang berkaitan dengan kepentingan ilmiah

serta bukan kegiatan yang sifatnya ekstraktif (mengambil sesuatu

yang berupa fisik dari kawasan).

b. Suaka Margasatwa adalah kawasan yang ditetapkan untuk

melindungi populasi dan habitat dari 1 atau lebih species tertentu

yang memiliki nilai penting secara ilmiah. Dalam suaka

margasatwa intervensi pengelola untuk menjaga

keberlangsungan populasi species tersebut diperkenankan,

misalkan dalam bentuk perbaikan habitat, control populasi dan

sebagainya.

Sementara untuk KPA yang terdiri dari Taman Nasional, Tahura,

Taman Wisata Alam dan Taman Buru, selain kedua tujuan tersebut, juga

bertujuan untuk pemanfaatan yang lestari.

a. Taman Nasional merupakan suatu pelestarian alam yang

mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi, yang

dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan,

pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Taman Nasional di Indonesia dalam prakteknya merupakan

kawasan konservasi yang paling terorganisir, baik dari sis i

infrastruktur maupun kelembagaannya.

b. Tahura (Taman Hutan Raya) secara prinsip hampir mirip dengan

Taman Nasional, namun memiliki derajat kepentingan

34

keragaman hayati yang lebih rendah, serta dikelola untuk tujuan

koleksi tumbuhan dan atau satwa alami maupun bukan alami,

jenis asli maupun tidak asli. Ada pembagian blok-blok

pengelolaan yang hampir serupa dengan system zonasi, namun

lebih ditujukan untuk penataan koleksi.

c. Taman Wisata Alam dan Taman Buru merupakan bentuk

kawasan yang dilindungi/hutan konservasi yang memiliki tujuan

pemanfaatan tertentu (wisata alam dan perburuan). Meskipun

bertujuan untuk wisata dan perburuan namun sebagai hutan

konservasi maka aktivitas wisata dan perburuan harus sesuai

dengan kaidah-kaidah konservasi.

Saat ini pemanfaatan di kawasan pelestarian alam (KPA),

kebanyakan masih bertumpu pada kegiatan-kegiatan yang berbasis pada

wisata alam dan pengambilan hasil hutan non kayu.

2.2.8 Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) merupakan bagian dari system

pengelolaan hutan dan lahan, yang ditempatkan pada kerangka Daerah

Aliran Sungai (DAS). Rehabilitasi mengambil posisi dalam mengisi

kesenjangan antara sistem perlindungan yang tidak dapat mengimbangi

hasil dengan sistem budidaya hutan dan lahan, sehingga terjadi

deforestasi dan degradasi fungsi hutan dan lahan. Sistem RHL dicirikan

oleh komponen sebagai berikut:

1. Komponen obyek rehabilitasi hutan dan lahan

35

2. Komponen teknologi

3. Komponen institusi

Sistem RHL tersebut merupakan sistem yang terbuka, yang

melibatkan para pihak yang berkepentingan dengan penggunaan hutan

dan lahan. Dengan demikian, pada prinsipnya RHL diselenggarakan atas

inisiatif bersama para pihak. Ini berbeda dengan penyelenggaraan RHL,

selalu melalui inisiatif pemerintah dan menjadi beban tanggungan

pemerintah. Dengan kata lain, ke depannya RHL dilaksanakan oleh

masyarakat dengan kekuatan utama dari masyarakat sendiri.

Menurut Dishut Kabupaten Deli Serdang ada beberapa kegiatan

yang dilakukan dalam rehabilitasi hutan dan lahan. Kegiatan tersebut

berada pada Kabupaten Deli Serdang yang tersebar di beberapa

kecamatan. Beberapa kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan tersebut

diantaranya adalah:

1. Hutan Kota adalah upaya penanaman pada hamparan lahan

dengan pohon -pohon yang kompak dan rapat didalam wilayah

perkotaan baik pada tanah. Negara maupun tanah hak, yang

ditetapkan sebagai hutan kota

2. Reboisasi adalah upaya pembuatan tanaman jenis pohon hutan

pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong/ terbuka,

alang-alang atau semak belukar dan hutan rawan untuk

mengembalikan fungsi hutan

36

3. Dam Penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan

konstruksi bronjong batu atau kerucut bambu/kayu yang dibuat

pada alur sungai dengan tinggi maksimum 4 meter

4. Embung air adalah bangunan penampung air berbentuk kolam

berfungsi untuk menampung air hujan/air limpasan, atau air

rembesan pada lahan tadah hujan yang berguna sebagai sumber air

untuk memenuhi kebutuhan pada musim kemarau

5. Sumur resapan air adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air

yang dibuat sedemikian rupa menyerupai sumur pada daerah

pemukiman dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai

tempat menampung air hujan dan meresapnya kedalam tanah.