bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-1-00374-ka...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
6
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2001, p2), sistem pada dasarnya adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang
berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara umum, sistem mempunyai fungsi yang sama. Pendapat
dari O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari ( 2006, p28 ),
sistem adalah sekumpulan dari elemen yang saling berhubungan atau
berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dari sistem
adalah suatu kumpulan dari komponen – komponen yang saling
berhubungan serta bekerja dan berfungsi sama – sama untuk mencapai
tujuan tertentu dalam suatu organisasi.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari (2006,
p703), informasi adalah data yang ditempatkan dalam konteks yang
berarti dan berguna bagi pemakai akhir.
Menurut McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh (2001, p15),
informasi adalah data yang telah diperoses atau data yang memiliki arti.
7
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
sekumpulan data yang diproses atau dikonversikan menjadi suatu bentuk
yang mempunyai arti untuk diketahui atau digunakan oleh end user.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari
(2006,p5) Sistem Informasi Merupakan Kombinasi rangkaian orang,
prosedur, Hardware, Software, Jaringan dan sumber daya yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi.
2.1.4 Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001, p3), Sistem Akuntasi adalah organisasi
formulir, cacatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
2.1.5 Sistem Informasi Manajemen
Menurut Jones dan Rama (2006, p4) Menyatakan, “A system that
capture data about an organization, stores and maintains the data, and
provider meaningful information for management”. Yang diterjemahkan
; “Sistem Inforamsi Manajemen adalah suatu sistem yang menangkap
data mengenai suatu organisasi, menyimpan dan memelihara data, serta
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen”.
8
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Jones dan Rama (2006, p5) meyatakan, “the accounting
information system is a subsystem of an management information system
that provides accounting and financial information, as well as other
information obtained and routine processing of accounting transaction”.
Yang diterjemahkan : “Sistem informasi akuntansi adalah subsistem dari
sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan
keuangan, sama baiknya dengan informasi lain yang diperoleh dalam
pemrosesan transaksi akuntansi rutin”.
Bodnar dan Hopwood (2001, p1) mendefinisikan, “An accounting
information system is a collection of resources, such as people and
equipment, designed to transform financial and other data into
information”. Yang dapat diterjemahkan : “Sebuah system informasi
akuntansi adalah suatu kumpulan dari sumber daya, seperti orang dan
peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan lainnya
menjadi informasi”.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi adalah sebuah subsistem organisasi yang mencatat
seluruh transaksi yang terjadi dan mengolah informasi yang berkaitan
dengan transaksi akuntansi dan menyajikan informasi tersebut kepada
pihak manajemen organisasi.
2.1.7 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
9
Menurut Jones dan Rama (2006, p6-7) kegunaan system
informasi akuntasi adalah:
1. Producing External Reports
“Business use accounting information system to produce
special report to satisfy the information needs of
investors, creditors, tax collectors, regulatory agencies,
and other.” Yang diartikan : “ Perusahaan menggunakan
system informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan
khusus untuk memuaskan informas i yang dibutuhkan oleh
para investor, kreditor, pemungut pajak, dan yang
lainnya.”
2. Supporting Routine Activities
Managers need an accounting information system for
handling routine activities during the firm’s operating
cycle. Examples include taking customer order, delivering
goods and service, billing customers, and many
accounting software packages support these routine
functions.” Yang diartikan : “Manajer membutuhkan
system informasi akuntansi untuk menangani aktivitas
oprasi rutin dalam siklus oprasi perusahaan. Contoh
dalam hal ini termasuk dalam hal mengambil pesanan
pelanggan, menyampaikan barang dan jasa,
membebankan piutang pada konsumen, dam
10
mengumpulkan kas. System terkomputerisasi ahli dalam
menangani transaksi yang berulang, dan banyak paket
perangkat lunak mendukung fungsi rutin tersebut.”
3. Decision Support
Information is also need for nonroutine decision support
at all levels of an organization. Examples include
knowing which products are selling well and witch
customers are doing most buying.” Yang diartikan :
“Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung
pengambilan keputusan noninformasi pada seluruh tingkat
organisasi, seperti mengetahui produk mana yang terjual
dengan baik dan mana yang paling banyak dibeli oleh
konsumen. Informasi ini penting bagi perencanaan
produk baru, memutuskan produk mana yang harus selalu
tersedia, dan memasarkan produk pada konsumen.”
4. Planning and Control
An information system is required for planning and
control activites as well. Information concering budgets
and standard costs is stored by the information system,
and reports are designed to compare budget figures to
actual amounts.” Yang diartikan : “ Sistem informasi
dibutuhkan pula bagi aktivitas perencanaan dan
pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya
11
standar disimpan oleh system informasi, dan laporan –
laporan dirancang untuk membandingkan anggaran yang
jumlah yang sesungguhnya.”
5. Implementing Internal Control
Internal controls include the policies, procedures. And
information system used to protect a company’s assets
form loss or emblezzment and to maintain accurate
financial data. It is possible to build controls to a
computerized accounting information system to help
reach these goals.” Yang diartikan : “Pengendalian
internal termasuk kebijakan, prosedur, dan system
informasi yang digunakan untuk melindungi harta
perusahaan dari kehilangan atau kekacauan dan untuk
memelihara akurasi data keuangan. Membangun
pengendalian ke dalam sebuah system informasi
akuntansi yang terkomputerasi membantu untuk mencapai
tujuan tersebut.”
2.1.8 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Mulyadi (2001, p41), analisis sistem membantu
pengguna informasi dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan
oleh pengguna untuk melaksanakan pekerjaannya, dan tahap analisis
sistem merupakan tahap yang paling menentukan dalam keseluruhan
tahap pengembangan sistem.
12
Menurut McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh (2001, p190),
“Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan
tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.”
Menurut Jones dan Rama (2006, p588), “system analysis is the
second phase of the system development life cycle. It involves a study of
the current system and proposed solution in more detail than the
investigation stage. The main objective is to develop requirements for the
new system”. Yang dapat diartikan : “Analisis sistem adalah kedua dari
siklus hidup pengembangan sistem. Ini meliputi pembelajaran sistem
yang berjalan dan solusi yang diusulkan dalam bentuk lebih rinci
daripada tingkat investigasi. Sasaran utama adalah untuk
mengembangkan persyaratan untuk sistem yang baru”.
Jadi definisi dari analisis sistem adalah suatu proses
menganalisis, mendeskripsikan sebuah sistem yang sudah ada dengan
tujuan untuk memperbaharui atau merancang sebuah sistem baru.
2.1.9 Pengertian Perancangan Sistem
Berdasarkan pendapat O’Brien (2003, p35), “System design
specifies how the system will accomplish this objective. System design
consist of design activities that produce system specification satisfying
the functional requirements that were developed in the system analysis
process”. Yang dapat diartikan : “Perancangan sistem menentukan
bagaimana sistem akan menyelesaikan tujuannya. Perancangan sistem
terdiri dari aktivitas-aktivisas perancangan sistem yang menghasilkan
13
spesifikasi sistem yang memuaskan persyaratan fungsional yang telah
dikembangkan dalam peroses analis sistem”.
Menurut Mulyadi (2001,p51), mengatakan bahwa design adalah
proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi kedalam alternative
rancangan system informasi yang diajukan kepada pemakai informasi
untuk dipertimbangkan.
Menurut McLeod yang diterjemahkan oleh Teguh (2001,p192),
“rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan
oleh sistem baru.”
Menurut Jones dan Rama (2006,p588) menyatakan, “ system
design is the third phase of the system development life cycle. The
purpose is to specify the physical reality of the system (forms, reports,
tables, process, etc) and choose a supplier”. Yang dapat diterjemahkan :
“perancangan sistem adalah tahap ketiga dari siklus yang hidup
pengembangan sistem. Tujuannya adalah untuk menentukan kenyataan
fisik dari sistem (formulir, laporan, table, proses, dll) dan memilih
pemasok”.
Jadi dapat disimpulkan perancangan sistem adalah tahapan atau
kegiatan yang menentukan sistem baru agar dapat terealisasi sesuai
dengan yang telah ditentukan pada saat menganalisis sistem, termasuk
didalamnya merancang formulir, table, laporan, proses dan memilih
pemasok.
14
Menurut Sutabri (2004,p27), tahapan-tahapan perancangan
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terdiri dari :
a. Menyiapkan rancangan yang rinci mengenai
data,proses,dan laporan yang akan dibuat dengan
pendekatan atas-bawah maupun bawah-atas,
b. Mengidentifikasikan,mengevaluasi,dan memilih berbagai
alternative pilihan rancangan yang sekiranya dapat
dijadikan pertimbangan untuk dipakai dan dapat dipilih
yang paling baik.
c. Menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarikan
tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan,keuntungan
yang diharapkan dan biayanya
d. Menyetujui atau menolak penerapan,biasanya
mempertimbangkan antara manfaat dan biaya
2.1.10 Perancangan Sistem (System Design)
2.1.10.1 Pengertian Perancangan Sistem ( System Design )
Menurut Mulyadi ( 2001, p51 ), perancangan sistem
adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi
kedalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan
pada pemakai informasi sebagai pertimbangan.
Menurut O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari ( 2006, p521, p715 ), System Design adalah sebuah
15
kegiatan untuk memutuskan bagaiman sistem informasi yang
diusulkan akan memenuhu kebutuhan informasi para pemakai
akhir.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
perancangan sistem adalah suatu kegiatan merancang sebuah
sistem informasi yang lebih baik dari sistem informasi
sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan user.
2.1.10.2 Aktivitas-Aktivitas System Design
Menurut O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari ( 2006, p521, p696, p711, p717 ), System design
terdiri dari 3 aktivitas, yakni :
a) User interface design
Yaitu merupakan kegiatan yang medesain
unteraksi antara pemakai akhir dengan sistem
komputer, termasuk metode input/output dan
perubahan data antara bentuk yang dapat
dibaca manusaia dengan yang dapat dibaca
mesin.
b) Data design
Yaitu merupakan kegiatan yang mendesain
struktur logis database dan file untuk
digunakan oleh sistem informasi yang
16
diusulkan. Hal ini menghasilkan deskripsi rinci
mengenai entitas, hubungan, elemen data, dan
peraturan integritas untuk file sistem dan
database.
c) Process design
Yaitu merupakan kegiatan yang medesain dari
program dan prosedur yang dibutuhkan oleh
sistem informasi yang diusulkan, termasuk
spesifikasi dan prosedur terinci.
2.1.11 Perancangan Sistem Informasi Berbasis Orientasi Pada Objek
2.1.11.1 Pengertian Object Oriented Analysis and Design
Menurut Mathiassen et al (2000, p12), “OOA&D is
collection of general guidelines for carrying out analysis and
design”. Berarti “analisis dan perancangan berorientasi objek
adalah sekumpulan dari langkah-langkah secara umum untuk
menyelesaiakan analisis dan perancangan”.
Menurut Raymond Mcleod, Jr (2001, p330) OOA&D
meliputi semua kegiatan siklus hidup sistem yaitu
perencanaan, analisis, rancangan, penerapan, dan
penggunaan.
17
Dapat didefinisikan bahawa Object Oriented Analysis
and Design merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk menyelesaikan analisi dan desain.
2.1.11.2 Pengertian UML (Unified Modelling Language)
Menurut Jones dan Rama (2006,p60), “Unified
Modelling Language” ,
a language use for specifying, visualizating,
constructing, and documenting an information system.” Yang
dapat diartikan : “Unified Modelling Language” adalah
sebuah bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasi, membangun, dan mendokumentasikan sistem
informasi.”
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,p408),
“UML adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang
digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah
sistem software yang terkait dengan objek”.
Jadi UML adalah suatu metode yang digunakan untuk
menentukan ataupun menggambarkan sistem dari perusahaan
yang terkait dengan objek.
2.1.11.3 Pengertian Class Diagram
18
Menurut Mathiassen (2004,p69), Class Diagram
menggambarkan kumpulan dari berbagai class dan hubungan
structural diantara class-class tersebut.
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,p714),
“Class Diagram / Diagram Class adalah gambar grafis
mengenai struktur objek statis dari suatu sistem,
menunjukkan class-class objek yang menyusun sebuah sistem
dan juga hubungan antara class objek tersebut”.
Menurut Jones dan Rama (2006,p172-173),
menyatakan “UML Class Diagram provide a systematic
approach for designing data and documenting design”. Yang
dapat diartikan : “UML Class Diagram menyediakan sebuah
pendekatan sistematis untuk merancang data dan
mendokumentasikan rancangan tersebut”.
Empat aktivitas utama dalam membuat UML Class Diagram,
yaitu :
a. Menempatkan transaction table yang
diperlukan pada UML class diagram
b. Menempatkan master table yang diperlukan
pada UML class diagram
c. Menentukan hubungan yang diperlukan antar
table (transaction dan master)
19
d. Menentukan atribut yang diperlukan dalam
UML class diagram
Jadi class diagram adalah kumpulan dari class-class
beserta hubungannya yang digunakan untuk merancang data
dan mendokumentasikan rancangan data tersebut.
2.1.11.4 Pengertian Object
Menurut Mathiassen et al (2000, p4) “Object is an
entity with indetity state, and behavior”
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p431),
“Object Is something that is or is capable of being seen,
touched, or otherwise sensed and about which users store
data and associate behavior”
2.1.11.5 Pengertian Class
Menurut Mathiassen et al (2000, p4), “Class is
description of a collection of object sharing structure,
behavioral pattern, and attributes.”
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p433),
“Class is a set of object that share the same attributes and
behavior. Sometimes referred to as object class”
2.1.11.6 Pengertian Attributes
20
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p431),
“Attributes is the data that represents characteristics of
interest about an object”
2.1.11.7 Pengertian Behavior
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p432),
“Behavior is the set things that an object can do and that act
the object’s data (or attributes).
2.1.11.8 Pengertian Event
Menurut Mathiassen (2000,p51), “Event :
Instantaneous incident involving one or more objects” Yang
dapat diartikan : “Event : Suatu kejadian instan yang
melibatkan satu atau banyak objek”.
Jones dan Rama menyatakan (2006,p4) “Event are
activities that happen at a particular point in time” Yang
berarti “Event adalah aktivitas yang terjadi pada suatu aktu
tertentu”.
Jadi Event dapat disimpukan bahwa Event adalah
aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam suatu rangkaian sistem
yang berjalan dalam suatu perusahaan.
2.1.11.9 Pengertian Rich Picture
Mathiassen (2000, p334) “Rich picture is an overview
of the people, object, processes, structures, and problems in
21
the system’s problem and application domains. “. Berarti
rich picture adalah gambaran secara luas mengenai orang,
objek, proses, struktur, dan permasalahan dalam sistem dan
daerah aplikasi.
2.1.11.10 Hubungan – Hubunga dalam Class Diagram
1) One To One
Hubungan one to one diantara entitiy tidak dekat
seperti one to many, tetapi dapat terjadi dalam
Accounting Information system.
2) One To Many atau Many To One
Hubungan one to many atau hubungan many to one
tidak digunakan dalam sistem akuntansi.
3) Many To Many
Hubungan many to many dapat diubah kedalam dua
hubungan dengan menambahkan suatu table
didalamnya.
2.1.11.11 Pengertian Workflow Table
Menurut Jones dan Rama (2006,p87), Workflow Table
adalah “A two column table that identifies the actors and
actions in a process”. Yang dapat diartikan bahwa workflow
table adalah “Tabel dua kolom yang mengidentifikasi actor
dan kegiatan-kegiatan dalam proses
22
Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,p62)
menyatakan bahwa workflow table adalah aliran transaksi
melalui proses bisnis untuk memastikan pemeriksaan yang
benar dan persetujuan diimplementasikan.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
Workflow Table adalah suatu table yang menggambarkan
transaksi dari suatu proses bisnis yang berisi aktor dan
aktifitas yang dilakukan.
2.1.11.12 Pengertian Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006,p61), Activity
Diagram terdiri dari overview activity diagram dan detailed
activity diagram.
Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,p428),
menyatakan bahwa Activity Diagram merupakan sibuah
diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara
grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use case
atau logika behaviour (metode) objek.
Jadi, activity diagram adalah suatu diagram yang
menggambarkan aliran proses bisnis suatu perusahaan yang
terdiri dari gambaran umum maupun detailnya.
2.1.11.13 Pengertian Overview Activity Diagram.
23
Menurut Jones dan Rama ( 2006, p61 ), Overview
Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan level
tertinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event
– event yang penting urutannya, dan informasi yang
menyertai event tersebut.
Menurut Jones dan Rama ( 2006, p65-68 ), dalam
menyampaikan Overview Activity Diagram terdapat langkah
– langkah sebagai berikut :
1. Membaca narasi dan mengidentifikasi event -
event yang penting.
2. Mencatat narasi secara jelas untuk
mengidentifikasi event – event yang terlibat di
dalamnya.
3. Menggambarkan agen atau actor yang terlibat
dalam proses bisnis yang terjadi.
4. Membuat diagram masing – masing event dan
nenunjukan urutan event yang terjadi.
5. Menggambarkan dokumen yang dibuat dan
digunakan dalam proses bisnis, serta
menggambarkan aliran informasi dari
dokumen tersebut.
2.1.11.14 Pengertian Detailed Activity Diagram
24
Menurut Jones dan Rama ( 2006, p61 ), Detailed
Activity Diagram adalah diagram yang menggambarkan
aktivitasyang saling berhubungan secara rincidengan satu dua
event terdapat pada overview diagram.
2.1.11.15 Simbol Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006,p62), symbol yang
dipakai dalam activity diagram adalah:
a. Swimlane
“Swimlane is a collum in an activity diagram that
separates activities or events according to the
person or department responsible for the particular
event or activity.” Yang dapat diartikan “Swimlane
adalah sebuah kolom dalam aktivitas atau event
berdasarkan orang atau departemen yang bertanggung
jawab atas aktivitas dan event yang berhubungan.”
25
b. “Agents outside the organization (e.g., the customer)
are also represented in swimlane.” Yang dapat
diartikan “agen – agen di luar organisasi (seperti
konsumen) ditampilkan dalam swimlane.”
c. “The computer system used to record and process AIS
data is represented by a swimlane.” Yang dapat
diartikan “Sistem komputer digunakan untuk mencatat
dan memperoses data SIA ditampilkan dalam sebuah
swimlane.”
d. A solid circle
“Represents the start of the process. It appers in the
swimlane of the agent (inside or outside the
organization) who initiates the process.” Yang
diterjemahkan “Sebuah lingkaran berisi menunjukan
awal dari proses. Ini muncul dalam swimlane agen
(dalam maupun luar perusahaan) yang memulai
proses.”
26
e. Rounded Rectangle
“Event, activity, or trigger.” Yang diterjemahkan
“Event, aktivitas, atau penggerak yang terjadi dalam
aktivitas diagram.”
f. Countinuous Line
“Countinuous with arrows are used to show the
sequence of events.” Yang diterjemahkan “Gaaris
panah yang menunjukan urutan dari event.”
g. Document
“We use a document symbol to represent source documents
and reports.” Yang diterjemahkan “Kita menggunakan
simbil dokumen untuk menampilkan dokumen sumber dan
laporan-laporan.”
h. Dotted Line
27
“Dotted lines with arrows are used to represent the flow of
information between events.” Yang diterjemahkan “garis
panah terputus-putus menunjukan arus informasi antara
event.”
i. Table
“Data may be read from or record in computer files during
business events.” Yang diterjemahkan “Data bias dibaca
dari atau dicatat dalam komputer selama event bisnis.”
j. Bull’s eye
“A bull’s eye represents the and of the process.” Yang
diterjemahkan “Sebuah sasaran menunjukan akhir dari
proses.”
2.1.11.16 Pengertian Use Case
Berdasarkan Mathiassen (2000,p120), “Use case : a
pattern for interaction between the system and actors in the
application domain”. Yang diartikan : “use case : suatu pola
28
interaksi antara sistem dan actor di dalam application
domain”.
Berdasarkan Jones dan Rama (2006,p267), “use case
is a sequence of steps that occur when an “actor” is
interacting with the system for particular purpose”. Yang
diartikan “Use case adalah urutan langkah-langkah yang
terjadi saat seorang actor berinteraksi dengan sistem untuk
tujuan tertentu”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa use case adalah
interaksi yang berurutan antara actor atau user dengan sistem
untuk memperoleh tujuan tertentu.
2.1.11.17 Symbol Use Case Diagram
Menurut Mathiassen (2000,p343) mengklasifikasika
symbol – symbol dalam use case diagram sebagai berikut :
Symbol use case
diagram
Keterangan
Actor
Pengguna use case pada sebuah
system.
Use Case
29
Suatu aksi pengguna yang dapat
dilakukan sebuah system.
Participation
Garis komunikasi yang menunjukan
keterkaitan sebuah use case dengan
sebuah actor yang
menggunakannya.
System Boundary
Daerah yang membatasi antara
system yang satu dengan system
yang lainnya atau dengan system
luarnya. Dengan adanya batas
system ini maka system dapat
membentuk suatu kesatuan, karena
dengan batas system ini fungsi dan
tugas dari sub system yang satu
dengan yang lainnya berbeda tetapi
saling berkaitan.
Table 2.1 Simbol Use Case Diagram
30
2.1.12 Pengertian Rancangan Database
Jones dan Rama (2006,p158), menyatakan “A database is a
comprehensive collection of related data”. Yang diartikan : “Database
adalah kumpulan luas dari data yang berhubungan”.
Menurut Connolly dan Begg (2002,p14), “Database is shared
collection of logically related data, and a description of this data,
designed to meet information needs of an organization”. Yang
diterjemahkan “Database adalah sebuah kumpulan dari data yang
berhubungan secara logikal, dan sebuah deskripsi dari data tersebut,
dirancang agar dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh sebuah
organisasi”.
Databese diartikan sebagai table atau file. Ada dua jenis file
menurut Jones dan Rama (2006,p30) yaitu :
1. Transaction file : file yang menyimpan informasi tentang
event.
2. Master file : file yang berisi tentang informasi entitas atau
informasi lain selain event. Mastger file berisi dua jenis
informasi :
a. Reference data adalah data yang relatif tetap dan tidak
dipengaruhi oleh transaksi
b. Summary data adalah data yang berisi ringkasan transaksi
yang sudah lewat.
31
Dari pengertian diatas, dapat didefinisikan bahwa rancangan
database merupakan sebuah kumpulan dari data yang berhubungan
secara logikal. Selain kumpulan data, database juga berisi deskripsi dari
data-data tersebut.
2.1.13 Rancanga Formulir
Mulyadi (2001,h3) menyatakan “Formulir merupakan dokumen
yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering
disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa
yang terjadi dalam organisasi direkam (dokumentasikan) diatas secarik
kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena
formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam
organisasi ke dalam catatan”. Mulyadi (2001,h75) juga menyatakan
bahwa formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang yang diisi.
Menurut Jones dan Rama (2006,p288), “form : A formatted
document containing blank fields that users can fill with data. When the
forms displayed on computer screem, data entered in the blank fields are
saved to one or more data table”. Yang diterjemahkan “form dokumen
yang telah terformat berisi tempat kosong (blank field), dimana
pengguna dapat mengisinya dengan data. Saat form tersebut ditampilkan
di layar komputer, data yang telah dimasukan ke dalam tempat kosong
tersebut disimpan kedalam satuatau lebih tinggi.
32
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa formulir atau form
adalah tempat kosong, baik dikertas atau di layar komputer yang dapat
diisi data oleh pengguna.
Manfaat formulir dalam perusahaan menurut Mulyadi (2001,h78) yaitu :
a. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis
perusahaan.
b. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.
c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tulisan.
d. Menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang
yang lain di dalam organisai yang sama atau ke organisasi
yang lain.
2.1.14 Rancangan Layer
Menurut Mathiassen (2000,p151-152), “Interface : facilities that
make a system’s model and functions available to actors”. Yang dapat
diterjemahkan “Bahwa interface adalah fasilitas yang membuat model
dan fungsi dari sistem tersedia untuk pengguna (actor). Mathiassen juga
membagi interface menjadi dua jenis yaitu, user interface dan system
interface. User interface : an interface to users. System interface : an
interface to other system. User interface adalah sebuah tampilan untuk
pengguna dan sistem interface adalah tampilan untuk sistem ini.
33
2.1.15 Rancangan Laporan
Menurut Mulyadi (2001,h5), “Laopran berisi informasi yang
merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil
cetak computer dan tayangan pada layar monitor komputer”.
Menurut Jones dan Rama (2006,p201), “Report is a formatted
and organized presentation of data”. Yang diterjemahkan : “Laporan
adalah tampilan yang telah diformat dan diatur”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan adalah
tampilan data yang telah diolah menjadi informasi yang kemudian diatur
kedalam bentuk hasil cetak atau masih di dalam layar monitor.
2.1.16 Pengertian Navigation Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2000, p344), “a navigation diagram
is a special kind of statechart diagram that focuses on the overall
dynamics og the user interface”. Dapat diartikan navigation diagram
merupakan tampilan untuk pemakai sistem pada windows dengan
menghubungkan di antara tampilan (user interface) yang satu dengan
yang lain.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Penjualan Tunai
Menurut Warren, et al (2005, p238), Cash Sales are normally
rung up (entered) on a Cash register and recorded in the accounts.
Yang di terjemahkan : Penjualan tunai biasanya dimasukan dalam
cash register dan dicatat dalam akun.
34
Menurut Mulyadi (2001, p455), Penjualan Tunai dilaksanakan
oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang lebih sebelum barang diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan,
barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan
tunai dicatat oleh perusahaan.
Jadi penjualan tunai adalah Penjualan yang pembayarannya
dilakukan sebelum barang di kirim oleh perusahaan ke pelanggan.
2.2.2 Prosedur Penjualan Tunai
Menrut Mulyadi (2001, p469), jaringan prosedur yang
membentuk system penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat
order dari pembeli.
Fungsi penjualan kemudian membuat surat order
pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi
yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut
memberikan kontribusi dalam melayani order dari
pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran
harga barang dari pembeli dan memberikan tada
35
pembayaran (berupa pita registrasi kas dan cap “lunas”
pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk
memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan
barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
3. Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan
barang kepada pembeli.
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan
pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnak
penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu
fungsi akuntansi juga mencatat brkurangnya persediaan
barang yang dijual dalam kartu persediaan.
5. Prosedur penyetoran kas ke bank
System pengendalian intern terhadap kas mengharuskan
penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang
diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas
menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke
bank dalam jumlah penuh.
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam perosedur ini, fungsi akuntansi mencatat
penerimaan kas ke dalam jurnak penerimaan kas berdasar
36
bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi
kas.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat
rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang
dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan rekapitulasi
harga pokok penjualan ini, fungsi akuntans membuat
bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum.
2.2.3 Fungsi yang terkait dalam Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2001,p462), fungsi-fungsi yang terkait dalam
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan
menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembarayan barang ke fungsi kas.
b. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
pembeli.
c. Fungsi Gudang
37
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang
yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang
tersebut ke fungsi peneriman.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang
dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya
kepada pembeli.
e. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatatan
transaksi penjualan dan penerimaan kas dan membuat
laporan penjualan.
2.2.4 Pengertian Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2001, p210), yang Penjualan kredit
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai
dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu
tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersbut.
Menurut warren, et al.(2005, p239), The seller records such
sales as a debit to Accounting Receivable and a credit to sales.
Yang diterjemahkan : Penjual mencatat penjualan sebagai akun
piutang pada debit dan penjualan pada kredit.
Jadi penjualan kredit adalah : Penjualan yang pembayarannya
dilakukan beberapa waktu kemudian setelah menerima barang yang
38
dipesan dan pembayarannya biasanya dilakukan dalam jangka waktu
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
2.2.5 Prosedur Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2001, p.210), penjualan kredit dilaksanakan
oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order
yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.
Menurut Mulyadi (2001, p.219), jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada Surat
Order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat
Surat Order Pengiriman dan mengirimkannya berbagai
fungsi lain yang memungkinkan fungsi tersebut
memberikan kontribusi dalam melayani order dari
pembeli.
2. Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta
persetujuan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi
kredit.
3. Prosedur Pengiriman
39
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan
barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang
tercantum dalam Surat Order Pengiriman yang diterima
dari fungsi pengiriman.
4. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat Faktur
Penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam
metode tertentu, Faktur Penjualan dibuat oleh fungsi
penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini
membuat Surat Order Pengiriman.
5. Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan
Faktur Penjualan ke dalam Kartu Piutang atau dalam
metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen
tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan
piutang.
6. Prosedur Distribusi Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan
data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh
manajemen.
7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
40
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara
periodic total harga pokok produk yang dijual dalam
periode tertentu.
2.2.6 Fungsi yang terkait dalam penjualan kredit
Menurut Mulyadi ( 2001, p211), fungsi yang terkait dalam
penjualan kriedt tediri dari :
a) Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order
dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk
menambahkan infomasi yang belum ada pada surat order
tersebut, meminta otorisasi kredit, menetukan tanggal
pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirm,
dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada
saat diketahui tidak tersedianya persediaaan untuk
memenuhi order dari pelanggan.
b) Fungsi Kredit
Fungsi ini berada dibawah fungsi keuangan yang dalam
transaksi penjualan kredit bertanggung jawab untuk
meneliti status kredit kepada pelanggan.
c) Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang
atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari
41
fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari
perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang.
d) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang
atas dasar surat order pengiriaman yang diterimanya dari
fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari
perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang.
e) Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan
mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta
menyediakan copy faktur bagi kepentiangan pencatatan
transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
f) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang
yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat
serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para
debitur serta membuat laporan penjualan.
2.2.7 Dokumen yang Digunakan Dalam Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2001, p214), Dokumen yang digunakan
dalam sistem penjualan kredit adalah :
a) Surat Order Pengirman dan tembusannya
42
Surat Order pengiriman meurpakan dokumen pokok
untuk meproses penjualan kredit kepada pelanggan
b) Faktur Penjualan dan tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang di pakai
sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang.
c) Rekapitulasi harga pokok penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen
pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga
pokok produk yang dijual selama periode akuntasi
tertentu
d) Bukti Memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar
pencatatan ke dalam jurnal umum. Dalam sistem
penjualan kredit, bukti memorial meurpakan dokumen
sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual
dalam periode akuntansi tertentu.
2.2.8 Informasi yang Diperlukan oleh Manjemen
Menurut Mulyadi (2001, p213), Infromasi yang diperlukan oleh
manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah :
1. Jumlah pendapata penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi
penjualan kredit
43
3. Jumlah harga produk yang dijual selama jangka waktu
tertuntu
4. Nama dan alamat pembelian/pelanggan
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
7. Otorisasi pejabat yang berwenag
2.2.9 Sistem Informasi Penerimaan Kas
2.2.9.1 Pengertian Penerimaan Kas
Menurut Ardiyos (2007, p291) cash receipt
(Penerimaan kas) adalah semua bagian (items) dari mana
perusahaan menerima aliran kas masuk selama periode
keuangan tertentu. Komponen yang paling umum yang
termasuk ke dalam penerimaan kas adalah penjualan tunai,
pengumpulan piutang dan penerimaan kas lainnya.
Menurut Mulyadi (2001, p455), Penerimaan kas
perusahaan berasal dari dua sumber utama, yakni penerimaan
kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari penjualan
kredit.
Jadi penerimaan kas adalah Kas yang di terima setelah
melakukan penjualan kredit maupun tunai oleh perusahaan
dari pelanggannnya.
2.2.9.2 Prosedur Penerimaan Kas
44
Menurut Mulyadi (2001, p456), sistem penerimaan
kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur sebagai
berikut :
1. Prosedur penerimaan kas dari Over-the
Counter Sales.
Dalam Penjualan tunai ini, pembeli datang ke
perusahaan, melakukan pemilihan barang atau
produk yang dibeli. Dalam prosedur ini,
perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi,
atau pembayaran langsung dari pembeli
dengan kertu kredit sebelum barang diserahkan
kepada pembeli.
2. Prosedur Penerimaan kas dari Cash On
Delivery Sales. (COD Sales)
Prosedur ini merupakan tansaksi penjualan
yang melibatkan kantor pos, perusahaan
angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam
penyerahan dan penerimaan kas dari hasil
penjualan. COD sales merupakan sarana untuk
memperluaskan daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahan barang bagi
pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi
perusahaan penjual.
45
3. Prosedur penerimaan kas dari Credit card
Sales
Credit card merupakan sarana pembayaran
bagi pembeli, baik dalam Over the Counter
Sales maunpun COD Sales. Pembeli
memberikan pesetujaan tertulis penggunaan
kartu kredit dalam pembayaran harga barang,
sehingga , memungkinkan perusahaan penjual
melakukan penagihan kepada Bank atau
perusahaan penerbit kartu kredit.
Kartu Kredit dapat digolongkan menjadi tiga kelompok,
yaitu :
a. Kartu kredit bank
Kartu ini diterbitkan oleh bank atau lembaga
keuangan yang lain. Contoh : Visa dan Master
card. Jika perusahaan menjual barang dengan
menerima kartu kredit sebagai sarana
pembayaran dari pelanggan, jurnal yang dibuat
untuk mencatat transaksi tersebut adalah
sebagai berikut:
46
b. Kartu kredit perusahaan
Kartu ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu
untuk para pelanggannnya.
Contohnya : Kartu belanja Carrefour
c. Kartu Kredit berpergian dan hiburan
Kartu ini biasanya digunakan dalam bisnis
restoran, hotel dan Motel. Namun, banyak pula
toko yang menerima kartu kredit sebagai alat
pemabayaran.
Contohnya : American Express dan Dinners
Club.
2.2.10 Piutang Dagang
2.2.10.1 Pengertian Piutang Dagang
Menurut Kieso et al. (2004, p318), Piutang
didefinisikan sebagai “claims held against customers and
Keterangan Debit Kredit
Kas xxx
Biaya kartu kredit xxx
PPN keluaran xxx
Penjualan Kredit xxx
47
others for money, goods, and services”, yang berarti bahwa
klaim pada konsumen dalam bentuk uang, barang, dan jasa.
Catatan akuntansi yang digunakan berdasarkan
Mulyadi (2001, p.260) untuk mencatat transaksi yang
menyangkut piutang :
1. Jurnal Penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan ini
digunakan untuk mencatat timbulnya piutang
dari transaksi penjualan kredit.
2. Jurnal Retur Penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan
akuntansi digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi retur
penjualan.
3. Jurnal Umum
Dalam prosedur pencatatan piutang, Catatan
akuntansi ini, digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi
penghapusan piutang yang tidak lagi dapat
ditagih.
4. Jurnal Penerimaan Kas
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan
akuntansi digunakan untuk mencatat
48
berkurangnya piutang dari transaksi
penerimaan kas dari debitur.
5. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat mutasi dan saldo piutang kepada
setiap debitur.
2.2.10.2 Tujuan Prosedur Pencatatan Piutang
Menurut Mulyadi (2001, p257), “Prosedur pencatatan
piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan
kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh
transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur
penjualan dan penghapusan piutang”.
2.2.10.3 Informasi yang Diperlukan Oleh Manajemen dalam
piutang Dagang
Menurut Mulyadi ( 2001, p257), Informasi mengenai
piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah :
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap
debitur
2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan
oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat
tertentu
2.2.11 Pengendalian Intern
49
2.2.11.1 Pengertian Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001, p163), “Sistem pengendalian
intern meliputi struktur orgnasasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menajaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akutansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemn.”
Tujuan sistem pengendalian internal menurut definisi
diatas adalah :
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntasi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhuinya kebijakan
manajemen
2.2.11.2 Unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001, p164), “Unsur pokok
pengendalian Intern adalah : “
1. Struktur Organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secata tegas
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang memberikan perlindungan yang cukup
50
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya
3. Praktik yang sehat dalam menjalankan tugas
dan fungsi setiap unit organisasi
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawabnya
2.2.11.3 Pengendalian Manajemen (Management Control
Framework)
Pengendalian Manajemen dilakukan untuk
meyakinkan bahwa pengembangan, pengimplementasian,
pengoperasian dan pemeliharaan system informasi telah
diproses sesuai dengan perencanaan yang telah terkendali.
Pengendalian ini berguna untuk menyediakan
infrastruktur yang stabil sehingga system informasi yang
sedang dibangun dapat dioperasikan dan dipelihara secara
berkesinambungan. Subsistem dari pengendalian manajemen
adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Manajemen Tingkat Puncak
(Top Level Management Control)
Menurut Weber (1999, p.39), Manajemen
Puncak harus memastikan bahwa fungsi
system informasi telah berjalan dengan baik,
tanggung jawab mereka adalah untuk membuat
51
keputusan jangka panjang terhadap bagaimana
caranya pemakaian system informasi pada
organisasinya.
2. Pengendalian Manajemen Pengembangan
Sistem (System Deployment Management
Control)
Pengendalian Manajemen Pengembangan
Sistem berfungsi untuk mengendalikan
alternatif dari model proses pengembangan
system informasi sehingga dapat digunakan
sebagai dasar pengumpulan dan
pengevaluasian bukti.
Menurut Weber (1999, p.39), Manajemen
Pengembangan Sistem bertanggung jawab
untuk perancangan, pengimplementasian, dan
pemeliharaan system aplikasi.
3. Pengendalian Manajemen Pemrograman
(Programming Management Control)
Menurut Weber (1999, p.158), Pengendalian
Manajemen Pemrograman berfungsi untuk
mengendalikan tahapan utama dari daur hidup
program dan pelaksanaan dari tiap tahap.
52
Manajamen Pemrograman bertanggung jawab
untuk pemrograman system baru,
pemeliharaan system lama, dan menyediakan
software yang mendukung system pada
umumnya.
4. Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data
Resource Management Control)
Menurut Weber (1999, p.207), Pengendalian
Manajemen Sumber Data berfungsi untuk
mengendalikan peranan dan fungsi dari data
administrator dan database administrator.
Manajemen Sumber Data bertanggungjawab
untuk perancangan, perencanaan, dan
persoalan pengendalian dalam hubungannya
dengan pengguna data organisasi.
5. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security
Management Control)
Bertanggung jawab untuk melakukan
pengendalian terhadap akses dan keamanan
fisik dari fungsi system informasi.
6. Pengendalian Manajemen Operasional
(Operations Management Control)
53
Pengendalian Manajemen Operasional
berfungsi untuk meyakinkan bahwa
pengoperasian sehari – hari dari fungsi system
informasi diawasi dengan baik.
Menurut Weber (1999, p.289), Pengendalian
Manajemen Operasional bertanggung jawab
terhadap pengoperasian computer,
pengoiperasian jaringan, persiapan dan
pengentrian data.
7. Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas
(Quality Assurance Management Control)
Menurut Weber (1999, p332-333),
Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas
berfungsi untuk meyakinkan bahwa
pengembangan, pelaksanaan, pengoperasian
dan pemeliharaan dari system informasi sesuai
dengan standart kualitas.
2.2.11.4 Pengendalian Aplikasi (Application Control)
Menurut Messier, Glover dan Prawitt (2006, p249)
Pengendalian Aplikasi merupakan pemrosesan yang spesifik
dari aplikasi komputer dan bagian dari program komputer
yang digunakan dalam sistem akuntansi (seperti : pendapatan
atau pembelian).
54
Pengendalian Aplikasi terdiri dari :
1. Pengendalian Batasan (Boundary Control)
Menurut Weber (1999, p368), Pengendalian
Boundary adalah suatu pengendalian yang
memiliki 3 tujuan utama, yaitu :
a. Untuk memastikan bahwa pemakai
computer adalah orang yang memiliki
wewenang.
b. Untuk memastikan bahwa identitas
yang diberikan oleh pemakai adalah
benar.
c. Untuk membatasi tindakan yang dapat
dilakukan oleh pemakai untuk
menggunakan computer ketika
malakukan tindakan otorisasi.
Menurut Weber (1999, p378) bahwa
pengendalian akses membatasi penggunaan
sumber daya sistem komputer hanya kepada
user yang mendapatkan otorisasi, membatasi
user yang mendapatkan otorisasi dalam
mendapatkan sumber daya yang otentik.
55
Personal Identification Number (PIN)
merupakan jenjis sederhana dari password,
bias merupakan nomor rahasia perororangan.
2. Pengendalian Masukan (Input Control)
Menurut Messier, Glover, dan Prawitt (2006,
p251), Pengendalian Input harus meyakinkan
bahwa :
a. Semua transakis dicatat dalam sistem
aplikasi.
b. Transaksi yang terjadi dicatat hanya 1
kali agar tidak terjadi duplikasi
transaksi.
c. Transaksi yang ditolak diidentifikasi,
dikoreksi, dan dimasukkan kembali ke
dalam sistem.
Ada 3 cara dalam menangkap (capture) data
pada sistem informasi, diantaranya (a). dengan
dokumen sumber, (b). Mengentri langsung
data, (c). dengan kombinasi dari keduanya.
Menurut Webber (1999, p420), komponen
pada subsistem input bertanggung jawab
dalam mengirimkan data dan instruksi
kedalam sistem aplikasi dimana kedua tipe
56
input tersebut haruslah divalidasi, selain itu
banyaknya kesalahan yang terdeteksi harus
dikendalikan sehingga input yang dihasilkan
akurat, lengkap, unik dan tepat waktu.
Cara input data dapat dilakukan dengan
menggunakan metode yaitu, keyboarding,
direct reading, dan direct entry. Dengan cara
memahami metode input data yang digunakan
pada aplikasi maka auditor dapat
mengembangkan cara control terhadap
kekuatan dan kelemahan dari subsistem input.
3. Pengendalian Proses (Processing Control)
Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006,
p353), Pengendalian Proses adalah
pengendalian intern untuk mendeteksi jangan
sampai data khususnya data yang
sesungguhnya sudah valid menjadi error
karena adanya kesalahan proses.
Tujuan pengendalian ini adalah untuk
mencegah agar tidak terjadinya kesalahan –
kesalahan selama proses pengolahan data.
Pengendalian proses merupakan bentuk
57
pengendalian yang diterapkan setelah data
berada pada sistem aplikasi computer.
4. Pengendalian Keluaran (Output Control)
Pengendalian Keluaran menurut Gondodiyoto
dan Hendarti (2006, p363 – 364), merupakan
pengendalian yang dilakukan untuk menjaga
output sistem agar akurat, lengkap dan
digunakan sebagai mestinya.
Yang termasuk dalam Pengendalian Keluaran
antara lain ialah :
a. Rekonsiliasi Keluaran dan Masukan
dan Pengelolahan
Rekonsiliasi Keluaran dilakukan
dengan cara membandingkan hasil
keluaran dari sistem dengan dokumen
asal.
b. Penelahaan dan pengujian hasil – hasil
pengelolahan
Pengendalian ini dilakukan dengan
cara melakukan penelahaan,
pemeriksaan dan pengujian terhadap
hasil – hasil pengelolahan dari sistem.
58
Proses penelahaan dan pengujian ini
biasa dilakukan oleh atasan langsung
dari pegawai.
c. Pendistribusian Keluaran
Pengendalian ini didesain untuk
memastikan bahwa keluaran
didistribusikan kepada pihak yang
berhak, dilakukan secara tepat waktu
dan hanya keluaran yang diperlukan
saja yang didistribusikan.
5. Pengendalian Komunikasi (Communication
Control)
Menurut Webber (1999, p474) Pengendalian
Komunikasi digunakan untuk mengendalikan
pendistribusian pembukaan komunikasi
subsistem, komponen fisik, kesalahan jalur
komunikasi, aliran dan hubungan,
pengendalian atas ancaman subversib,
pengendalian internetworking, dan
pengendalian arsitektur komunikasi.
6. Pengendalian database (Database Control)
Menurut Webber (1999, p564) subsistem
database berfungsi untuk mendefinisikan,
59
menciptakan, mengubah, menghapus dan
membaca data pada sistem informasi.
Subsistem database secara bertahap juga
digunakan untuk menyimpan :
a. Data desain obyek
b. Image, grafik audio dan video yang
dapat mendukung aplikasi multimedia.