bab 2 landasan teori 2.1 tinjauan umum - …library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-2... ·...

26
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan dan didefinisikan sebagai berikut : Bangunan Hijau Adalah bangunan yang didesain khusus dengan tema yang ramah lingkungan, hemat energi, layout sederhana tapi tidak membosankan, kualitasnya bermutu dan material yang ramah lingkungan. Pelaksanaan green building ini salah satu upaya mencegah pemanasan global yang menyebabkan bumi semakin panas. Green building lebih dimaksudkan pada bentuk fisik bangunan yang berwawasan lingkungan. Upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses- proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga pembongkaran. (Aulia Nur Anjainah, 2013) Konservasi Energi Menurut kamus bahasa Indonesia, konservasi berarti pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan/pengawetan. Berdasarkan SNI 03-6389-2000, konservasi energi adalah upaya mengefisiensikan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. Konservasi energi disini mempunyai arti melestarikan/menghemat penggunaan energi listrik yang berasal dari sumber energi yang tidak dapat diperbaharui antara lain energi fosil-minyak bumi, batubara dan gas bumi. Konservasi energi merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk dapat menghemat penggunaan sumber daya fosil yang semakin menipis. (Feri Harianto & Anastasi Gozali, 2013). Selubung Bangunan Elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut.

Upload: nguyenthien

Post on 22-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian

Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan dan

didefinisikan sebagai berikut :

• Bangunan Hijau

Adalah bangunan yang didesain khusus dengan tema yang ramah

lingkungan, hemat energi, layout sederhana tapi tidak membosankan, kualitasnya

bermutu dan material yang ramah lingkungan. Pelaksanaan green building ini salah

satu upaya mencegah pemanasan global yang menyebabkan bumi semakin panas.

Green building lebih dimaksudkan pada bentuk fisik bangunan yang berwawasan

lingkungan. Upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-

proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur

hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan,

renovasi bahkan hingga pembongkaran. (Aulia Nur Anjainah, 2013)

• Konservasi Energi

Menurut kamus bahasa Indonesia, konservasi berarti pemeliharaan dan

perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan

dengan jalan mengawetkan/pengawetan. Berdasarkan SNI 03-6389-2000,

konservasi energi adalah upaya mengefisiensikan pemakaian energi untuk suatu

kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan. Konservasi energi disini

mempunyai arti melestarikan/menghemat penggunaan energi listrik yang berasal

dari sumber energi yang tidak dapat diperbaharui antara lain energi fosil-minyak

bumi, batubara dan gas bumi. Konservasi energi merupakan salah satu langkah

yang dapat dilakukan untuk dapat menghemat penggunaan sumber daya fosil yang

semakin menipis. (Feri Harianto & Anastasi Gozali, 2013).

• Selubung Bangunan

Elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan

atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal

berpindah melalui elemen tersebut.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

14

• Kantor

Secara etimologis kantor berasal dari Belanda: “kantoor”, yang maknanya:

ruang tempat bekerja, tempat kedudukan pimpinan, jawatan instansi dan sebagainya.

Dalam bahasa inggris “office” memiliki makna yaitu: tempat memberikan pelayanan

(service), posisi, atau ruang tempat kerja.

Pengertian kantor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kantor dalam arti dinamis

dan kantor dalam arti statis.

1. Kantor dalam arti dinamis merupakan proses penyelenggaraan kegiatan

pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan, dan

penyampaian/pendistribusian data/informasi. Atau dapat dikatakan kantor dalam

arti dinamis merupakan kegiatan ketatausahaan atau kegiatan administrasi dalam

arti sempit.

2. Sedangkan kantor dalam arti statis bisa berarti ruang kerja, kamar kerja, markas,

biro, instansi, lembaga, jawatan, badan, perusahaan, serta tempat atau ruangan

penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan

penyampaian/pendistribusian data/informasi. Selain pengertian-pengertian

tersebut, ada beberapa pengertian kantor secara statis menurut beberapa ahli

diantaranya yaitu:

• Menurut Moekijat (1997:3), kantor adalah setiap tempat yang biasanya

dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun

juga tempat tersebut mungkin diberikan.

• Menurut Atmosudirjo (1982:25), kantor adalah unit organisasi terdiri atas

tempat, staf personil dan operasi ketatausahaan guna membantu pimpinan.

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kantor adalah balai (gedung, rumah,

ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut tempat bekerja.

2.1.2. Tujuan dan Fungsi Kantor

Tujuan kantor sebagai pemberi pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari

definisi tersebut, dapat diperluas menjadi fungsi kantor/pekerjaan yang dilakukan

(Pratama, 2013:5-7), yaitu sebagai berikut:

• Menerima informasi

Menerima informasi dalam bentuk surat, penggilan telepon, pesanan, faktur,

dan laporan mengenai berbagai kegiatan bisnis.

• Merekam dan menyimpan data-data serta informasi.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

15

Tujuan pembuatan rekaman adalah menyiapkan informasi sesegera mungkin

apabila manajemen meminta informasi tersebut. Beberapa rekaman diminta untuk

disimpan menurut hokum, atau disimpan untuk memenuhi kebutuhan manajemen

dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan seperti rincian negoisasi, transaksi,

kerespondensi, pesanan, faktur atau ringkasan rincian seperti laporan keuangan,

laopran persediaan, dll.

• Mengatur informasi

Informasi yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam bentuk yang sama

layaknya ketika diberikan, seperti mengumpulkan informasi dan sumber-sumber

yang berbeda dan membuat perhitungan/pembukuan. Kantor bertanggungjawab

memberikan informasi dalam bentuk terbaik dalam melayani manajemen, seperti

penyiapan faktur/kuitansi, penetapan harga, akuntansi, laporan keuangan, dll.

• Memberi informasi

Bila manajemen diminta sejumlah informasi yang diperlukan, kantor

memberikan informasi tersebut dari rekaman yang tersedia. Sebagian informasi yang

diberikan bersifat rutin, sebagian bersifat khusus. Informasi-informasi tersebut

diberikan baik secara lisan maupun tulisan. Contoh informasi tersebut pesanan,

anggaran, faktur/kuitansi, laporan perkembangan, laporan keuangan, dll.

• Melindungi aset

Selain empat fungsi di atas, masih ada fungsi lain dari kantor yaitu

mengamati secara cermat berbagai kegiatan dalam perusahaan seperti diperlihatkan

di dalam rekaman dan mengantisipasi segala hal yang tidak menguntungkan yang

mungkin terjadi. Misalnya melaporkan adanya kekurangan persediaan, melaporkan

adanya sejumlah hutang yang mungkin tidak terbayar saat akan jatuh tempo,

rekaman vital seperti kontrak besar harus dilindungi secara tepat, uang tunai harus

disimpan di dalam lemari besi maupun di dalam bank. Kantor harus berhati-hati

terhadap makna rekaman dan memperhatikan dengan segera.

2.1.3 Klasifikasi Kantor Sewa

Menurut Hunt W.D. dalam Marlina, 2008 Rental Office adalah suatu

bangunan yang mewadahi tansaksi bisnis dan pelayanan secara profesional. Lebih

lanjut dalam Marlina (2008:116) memaparkan bahwa kantor sewa merupakan bahwa

kantor sewa merupakan fasilitas perkantoran yang berkelompok dalam satu

bangunan sebagai respon terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

16

kota-kota besar (Perkembangan industri, bangunan/konstruksi, perdagangan,

perbankan dan lain-lain).

A. Berdasarkan Organisasi

Berdasarkan organisasinya kantor sewa terbagi atas beberapa poin, yaitu :

1. Commercial office, yaitu seperti perkantoran yang digunakan untuk

perdagangan dan asuransi.

2. Industrial office, yaitu jenis kantor ini mempunyai hubungan dengan

pabriknya.

3. Professional office, yaitu jenis kantor yang hanya digunakan dalam jangka

waktu tertentu saja.

4. Institutional office, yaitu jenis kantor yang digunakan dalam jangka waktu

panjang

B. Berdasarkan Sifat dan Tujuan

Berdasarkan sifat dan tujuannya, kantor sewa terbagi atas :

1. Kantor sewa komersil, yaitu kantor sewa yang mempunyai sifat komersil

dengan tujuan untuk mencari keuntungan.

2. Kantor sewa non komersil, yaitu kantor sewa yang sifatnya tidak untuk

mencari keuntungan.

C. Berdasarkan Sistem Sewa

Kantor sewa memiliki beberapa sistem sewa, yaitu :

1. Net sistem yaitu sistem sewa dengan memperhitungkan luas lantai bersih,

sehingga harga sewa per meter persegi tinggi.

2. Gross sistem yaitu sistem sewa dengan memperhitungkan luas lantai kotor,

sehingga harga sewa per meter persegi rendah. Dengan sistem seperti ini cocok

untuk sewa per lantai.

Jenis sewa terdiri dari:

1. Sewa biasa adalah penghuni membayar uang sewa kepada pemilik bangunan

sesuai dengan perjanjian tanpa terikat batas waktu.

2. Sewa beli adalah uang sewa berfungsi sebagai angsuran pembelian, bila

angsuran sudah memenuhi harga yang ditetapkan, maka bangunan menjadi

milik penghuni.

3. Sewa kontrak adalah penghuni membayar uang sewa secara periodik sesuai

dengan persetujuan, apabila masa kontrak berakhir dapat diadakan perjanjian

baru.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

17

D. Berdasarkan Usaha Penyewa

Berdasarkan usaha penyewa, kantor sewa terbagi atas :

• Industri (Manufacturing)

• Asuransi (Insurance)

• Periklanan (Advertising)

• Keuangan (Financial)

• Bursa dagang (Trade association)

• Publikasi (Publishing)

• Bank (Banking)

• Akuntan (Accountant)

• Konsultan (Consultant)

E. Berdasarkan Peringkat Kantor Penyewa

Berdasarkan perigkat kantor penyewa, kantor sewa terbagi atas :

• Kantor Pusat (Head Office)

• Kantor Cabang (Branch Office)

• Kantor Perwakilan (Liason Representatif Office)

F. Berdasarkan Bentuk Usaha Penyewa

1. Kantor untuk usaha yang sejenis (Single used building)

Adalah kantor yang dipersewakan bagi perusahaan yang sejenis atau bergerak

dibidang usaha yang sama. Hal ini timbul karena adanya kemungkinan

perusahaan tersebut mengelompok, disebabkan adanya kecenderungan untuk

berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

2. Kantor untuk usaha campuran (Mixed used building)

Adalah kantor yang dipersewakan bagi perusahaan dibidang usaha gabungan

dari berbagai perusahaan dengan jenis usaha yang berbeda. Bentuk seperti ini

sudah hampir bersifat umum dan banyak dijumpai, di lain segi bentuk ini

memungkinkan terjadinya hubungan antara berbagai perusahaan dalam satu

atap.

2.1.4 Bentuk Ruang Kantor

A. Tata Ruang Kantor Berkamar (Cubical Type Office)

Tata ruang berkamar adalah tata ruang untuk bekerja yang dipisahkan

menggunakan sekat/kamar-kamar. Sekat tersebut dapat terbuat dari kayu maupun

tembok atau benda keras lainnya. Tata ruang berkamar juga sering disebut tata ruang

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

18

tertutup. Keuntungan tata ruang bersekat atau berkamar ini antara lain adalah sebagai

berikut:

• Rahasia pekerjaan lebih terjamin, baik dari segi pembuatan dokumen, pembicaraan

maupun aset lainnya yang disimpan seorang pegawai.

• Pekerja menjadi lebih konsentrasi.

• Meningkatkan kewibawaan pekerja karena bekerja di dalam suatu ruangan

tersendiri.

• Terasa lebih menghargai tamu.

Sedangkan kerugian tata ruang kantor bersekat adalah sebagai berikut:

• Komunikasi antar pegawai menjadi terhambat karena ada sekat pemisah antara satu

pegawai dengan pegawai lainnya.

• Biaya yang dikeluarkan untuk membuat tata ruang berkamar lebih besar ketimbang

membuat tata ruang kantor terbuka, karena perlu membuat sekat-sekat kamar setiap

ruangannya.

• Membutuhkan ruangan kantor yang lebih luas.

• Penggunaan ruangan kurang fleksibel.

• cubical office layout

B. Tata Ruang Kantor Terbuka (Open Plan Office)

Tata ruang kantor terbuka merupakan pengaturan tata ruang kantor dengan

menggunakan sebuah ruangan besar untuk bekerja yang ditempat beberapa orang

pegawai. Tata ruang terbuka memungkinkan komunikasi antar pegawai menjadi

lebih lancar, sehingga mendorong para pegawai lebih komunikatif dan kreatif.

Keuntungan tata ruang kantor terbuka adalah sebagai berikut:

• Fleksibel dalam penggunaan seluruh ruangan serta tidak memerlukan biaya tinggi.

• Mudah melakukan komunikasi antar pegawai.

• Pemeliharaan peralatan, pemeliharaan kebersihaan ruangan, penggunaan

peralatan, menjadi lebih mudah, hal ini akan menghemat biaya perusahaan.

• Menghemat penggunaan cahaya penerangan.

• Biaya instalasi pertama lebih murah dibanding tata ruang berkamar.

Sedangkan kerugian tata ruang kantor terbuka adalah sebagai berikut:

• Kegaduhan sering muncul disebabkan komunikasi yang sangat lancar dan intens.

• Konsentrasi pegawai terkadang buyar melihat banyak orang hilir mudik.

• Sulit merahasiakan pekerjaan penting dan bersifat rahasia.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

19

• Pemandangan kurang baik karena tumpukan dokumen para pegawai menjadi tidak

rapi.

• Kurang efektif diterapkan bagi pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

C. Tata Ruang Kantor Berpanorama (Landscape Office)

Tata ruang kantor berpanorama adalah tata ruang kantor yang dihiasi oleh

taman, dekorasi, dan hiasan lainnya. Bentuk ruangan ini bertujuan agar tampilan

kantor menjadi nyaman selayaknya diluar ruangan.

Keuntungan tata ruang kantor berpanorama adalah sebagai berikut:

• Pegawai merasa nyaman dan betah bekerja di dalam ruangan.

• Pemandangan kantor terlihat segar dan hijau.

• Udara menjadi lebih segar, serta suplai oksigen semakin banyak.

• Tidak membutuhkan pencahayaan tinggi karena desain ini juga menggunakan

penerangan dari alam.

• Produktivitas kerja meningkat, karena pekerjaan dilaksanakan dengan efisien.

Sedangkan kerugian tata ruang kantor berpanorama adalah sebagai berikut:

• Biaya pembuatannya tinggi, karena selain membuat ruangan kantor juga membuat

panorama, atau taman dan dekorasi lainnya.

• Biaya perawatan menjadi lebih tinggi.

• Membutuhkan tenaga ahli dalam perancangan tata ruang kantor.

• Konsentrasi berkurang ketika terjadi sesuatu hal yang aneh diluar ruangan.

• office landscape layout

D. Tata Ruang Kantor Gabungan (Mixed Office)

Tata ruang kantor gabungan berarti gabungan antara ketiga bentuk tata ruang

sebelumnya. Penggunaan tata ruang kantor ini perlu dipertimbangkan untuk

meminimalkan kerugian dan memanfaatkan keuntungan dari ketiga tata ruang

sebelumnya.

2.2 Tinjauan khusus

2.2.1 Teori tentang OTTV (SNI 03-6389-2000)

OTTV (overall thermal transfer value) adalah angka yang ditetapkan sebagai

kriteria perancangan untuk selubung bangunan yang dikondisikan. Selubung

bangunan yang dimaksudkan adalah elemen bangunan yang menyelubungi bangunan

gedung, yaitu dinding luar dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana

sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut.Untuk membatasi

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

20

perolehan panas akibat radiasi matahari lewat selubung bangunan, maka ditentukan

nilai perpindahan termal menyeluruh untuk selubung bangunan tidak melebihi 45

watt/m.

Rumus perhitungan OTTV:

Nilai OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi

tertentu, dapat dihitung dengan persamaan 1:

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

21

Tabel 3. Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tak tembus cahaya

Sumber: Badan Standarisasi Nasional SNI 03-6389-2000

Tabel 4. Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk cat permukaaan dinding luar

Sumber: Badan Standarisasi Nasional SNI 03-6389-2000

2.2.2 Aspek Perancangan Konservasi Energi (Sukawi, 2010)

A. Matahari dan Pembayangan

Orientasi bangunan sebagai salah satu faktor utama untuk meminimalkan

konsumsi energi pada bangunan. Di wilayah iklim tropis lembab lebih diutamakan

orientasi bangunan mengarah ke utara, selatan dan timur, untuk pembukaan yang

memadai sebagai penangkap angin dalam meningkatkan pendinginan didalam

ruangan dan penggunaan terang alami yang memadai untuk kegiatan di dalam ruang.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

22

Jumlah panas yang berlebihan di iklim tropis belum dimanfaatkan secara optimal

oleh beberapa perancang pada bangunan tinggi. Pada kenyataannya mayoritas

bangunan rendah maupun tinggi justru memiliki desain bangunan yang

mengeliminasi terang alami dan menggunakan sebanyak mungkin lighting. Oleh

karenanya kondisi padatnya bangunan tinggi di perkotaan harus diimbangi dengan

pengurangan efek pembayangan sekitar yang berakibat munculnya ruang-ruang yang

terjebak oleh gelap dan meningkatnya konsumsi energi untuk lighting.

Dalam sun path diagram dapat diketahui posisi matahari berdasarkan

tanggal, bulan dan waktu siang hari untuk mendapatkan besarnya sudut ketinggian

matahari atau disebut sebagai altitude, dengan besaran sudut berkisar antara 0O

hingga 90O

. Seperti contohnya bila sebuah kota yang berada diatas lintasan

khatulistiwa atau berada tepat di atas jalur ekuator, maka garis lintang matahari

berada di 0O

, kota di Indonesia yang berada posisi ini sebutlah kota Pontianak bila

menunjukan jam 12 siang di bulan September dan Maret maka matahari akan berada

tepat di atas ketinggian altitude 90O atau posisi matahari berada tegak lurus

dengan permukaan bumi. Hal demikian akan terjadi juga pada garis lintas matahari

akan berada tepat di atas kepala untuk kota-kota yang berada di atas permukaan

bumi dengan garis lintang 23-24O LS pada tanggal 22 Desember tepat menunjukan

waktu jam 12 siang.

Seluruh permukaan bangunan harus terlindungi dari sinar matahari secara

langsung. Dinding dapat dibayangi oleh pepohonan. Atap perlu diberi isolator panas

atau penangkal panas. Langit-langit umum dipergunakan untuk mencegah panas

dari atap merambat langsung ke bawahnya (Satwiko, 2005).

Bila melihat pada beberapa desain bangunan tropis, sebenarnya masyarakat

Indonesia cukup mengenal bagaimana dan apa yang dimaksud dengan “hijau”

demi kepentingan dan kenyamanan hidup. Bagaimana pun terbatasnya lahan yang

dimiliki, tetap diupayakan agar rumah dan lingkunganya tetap nyaman untuk

ditinggali. Macam-macam cara yang d i lakukan, misalnya teras depan digunakan

untuk menggantung dan menanam berbagai macam tanaman sehingga menyerupai

tembok tanaman yang berefek pada pengurangan panas. Disamping itu daun yang

hijau dalam proses fotosintesis bisa menghasikan udara yang lebih baik bagi

kesehatan lingkungan. Inisiatif yang ditempuh oleh masyarakat untuk menerapkan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

23

konsep ekologis bagi lingkunganya merupkan suatu upaya yang sederhana dalam

mewujudkan keberlanjutan.

Pada skala lingkungan mikro, fenomena radiasi matahari ini mempengaruhi

laju peningkatan suhu lingkungan. Kondisi demikian mempengaruhi aktivitas

manusia di luar ruangan, untuk mengatasi fenomena ini ada tiga hal yang bisa

dikendalikan yaitu durasi penyinaran matahari, intensitas matahari, dan sudut

jatuh matahari (Satwiko, 2005).

Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk

meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun

kenyamanan atau produktivitas penghuninya. Untuk mencapai tujuan itu, karya

rancang bangun hemat energi dapat dilakukan dengan pendekatan aktif maupun

pasif. Pendekatan pasif mengandalkan kemampuan perancang untuk mengantisipasi

fluktuasi iklim luar melalui solusi arsitektural, sedangkan pendekatan aktif

mutlak memerlukan kolaborasi perancang dan engineering melalui solusi teknologi.

B. Selubung bangunan

Selubung bangunan (building envelope) memiliki peran penting dalam

menjawab masalah iklim dan penghematan energi, seperti radiasi matahari,

hujan, kecepatan angin , tingginya kelembaban serta pemanfaatan potensi alam

antara lain dengan memanfaatakan cahaya alami untuk penerangan ruang serta

penghawaan alami baik melalui dinding maupun atap , serta memilih material yang

memiliki perambatan panas relatif kecil Faktor panas yang berasal dari luar

bangunan akan masuk kedalam ruang melalui selubung bangunan, baik melalui

dinding maupun atap yang merupakan beban pendingin yang harus dinetralisir oleh

sistem pendingin (AC) dengan menggunakan energi.

Untuk itu dalam rangka pemikiran penghematan energi, maka perolehan

panas tersebut harus dibatasi. Perambatan panas (Heat Transfer) adalah proses

perpindahan kalor dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas.

Terdapat tiga cara perambatan panas:

• Perambatan Panas konduktif: perpindahan panas dari benda yang lebih panas

ke benda yang kurang panas melalui kontak (sentuhan).

• Perambatan panas konvektif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas

ke benda yang kurang panas melalui aliran angin (atau zat alir lainnya)

• Perambatan panas radiatif: perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke

benda yang kurang panas dengna cara pancaran.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

24

C. Pengurangan Radiasi Matahari

Radiasi sinar matahari yang masuk secara langsung ke dalam bangunan

sebagian besar melalui kaca pada jendela. Cara menghindarinya yaitu meletakkan

bidang kaca pada daerah yang terlindung oleh bidang penangkal sinar matahari

(sun shading device), atau bahkan tidak terkena matahari secara langsung sama

sekali. Lebar sirip penghalang sinar matahari tergantung pada jam perlindungan

yang dikehendaki dan letak lintang daerah tersebut.

Secara nyata lebar bidang penangkal dapat didesain dengan

menggunakan Diagram Matahari dan Pengukur Sudut Bayangan, dengan

perbandingan sebagai berikut:

• Sinar matahari yang langsung mengenai bidang kaca akan merambatkan panas

sebesar 80% - 90%.

• Pemasangan tabir matahari di sebelah dalam akan mengurangi panas, sehingga

tinggal 30% - 40%.

• Pemasangan tabir matahari di luar jendela akan mengurangi masuknya panas,

sehingga tinggal 5%- 10%.

Untuk mengurangi radiasi panas dan kesilauan dari sinar matahari, dapat

dilakukan dengan dua macam cara, yaitu:

• Pembayangan / Shading untuk mematahkan sinar matahari, dengan prinsip

payung atau perisai yang dilakukan dengan cara seperti: penanaman vegetasi

berupa pohon-pohon tinggi di dekat bangunan, penggunaan jendela-jendela rapat

/ blinden, penggunaan papan atau bidang yang dapat disetel pada poros vertikal,

kerai, tenda jendela dan jerambah, penjulangan atap pada cucuran (tritisan),

gimbal atap dan galery, atap rapat pada rumah, selasar, galery dan doorloop

• Penyaringan / Filtering, untuk memperlembut sinar matahari, terutama siang

hari yang masuk agar tidak terlalu menyilaukan, dilakukan dengan cara:

penanaman vegetasi berupa tanaman, bunga, perdu, krepyak, louvre, jalousie,

kisi-kisi, kerawang / roster, kerai, pergola, horisontal overhangs.

2.2.3 Beban Pendinginan (SNI 03-6572-2001)

Beban Pendinginan adalah jumlah total energi panas yang harus dihilangkan

dalam satuan waktu dari ruangan yang diinginkan.Beban panas external untuk

seluruh gedung akibat konduksi dan radiasi dapat Beban Pendinginan (SNI 03-6572-

2001) dihitung dengan persamaan 4,5,6,7,8 :

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

25

Konduksi melalui atap, dinding dan kaca :

2.3 Studi Banding

2.3.1 Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta

Gedung utama Kementerian PU baru yang terletak di Jl. Pattimura no. 20,

Kebayoran Baru Jakarta tersebut meemang biaya pembangunannya lebih mahal 10-

15%, karena menggunakan konsep green building. Pada bangunan ini, listrik bisa

dihemat sampai 44 % dan penggunaan air juga bisa dihemat sampai 81% pada

musim hujan dan 63% di musim kemarau, hal ini dikarenakan pada musim hujan

semua air hujan ditampung, dan recycle sehingga bisa digunakan kembali. Bangunan

gedung ini dibangun berdasarkan satu masterplan yang ditandatangani oleh menteri

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

26

PU Sunarno di tahun 2003, atas dasar masterplan itu kita teruskan. Sementara itu

kaitannya dengan konsep green building, bangunan gedung ini di desain

secara green yang mendapat sertifikat platinum dari Green building Council, yang

merupakan sertifikat tertinggi.

Gedung PU merupakan Pilot project sejati dari GREENSHIP NB 1.0. gedung

yang dibangun bersama-sama dengan penyusunan GREENSHIP. Prosesnya

mengadopsi konsep Integrated Design Team dan menjadi tonggak yang sangat

penting dan simbol kebangkitan Industri bangunan Indonesia. Gedung 18 lantai

28.957 m2 dilengkapi gedung parkir dan plaza. Gedung yang sejak awal berambisi

untuk mencapai peringkat Platinum GREENSHIP ini merencanakan IKE 142,64

KWH/m2 dan penghematan 30 % dari baseline. Untuk mencapainya diterapkan

prinsip-prinsip passive design dengan OTTV 28,1 W/m2, Natural lighting dengan

aplikasi lightshelf untuk memperbesar daerah terpaan cahaya matahari dan

penggunaan system AC dengan Chiller effisiensi tinggi. Sistem AC Water cooled

menggunakan 3 Chiller ( 2 running, 1 standby) dan 2 cooling tower dengan

perhitungan cooling load sebesar 0,623 KW/TR dipenuhi oleh Chiller dengan

Efisiensi menurut data teknis 0,571 KW/TR saat beban penuh. Memahami arti

pentingnya proses TC, maka tolok ukur BEM 4, yaitu Proper

Commisioning dilaksanakan.

Gambar 11. Gedung Kementerian P.U

Sumber: http://us.images.detik.com/content/2013/08/21/1016/143658_pukopera.jpg

diakses tanggal 6 Mei 2015

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

27

Gambar 12. Master Plan Gedung Kementerian P.U Sumber: Green Site Kampus dan Green building Kementerian P.U

Gambar 13. Building Form & Orientation Gedung Kementerian P.U Sumber: Green Site Kampus dan Green building Kementerian P.U

Gambar 14. Bentukan Kantilever Gedung Kementerian P.U Sumber: Green Site Kampus dan Green building Kementerian P.U

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

28

Gambar 15. Efektivitas Kantilever Gedung Kementerian P.U Sumber: Green Site Kampus dan Green building Kementerian P.U

Gambar 17. Hasil Perhitungan Gedung Kementerian P.U Sumber: Green Site Kampus dan Green building Kementerian P.U

Gambar 16. Bentukan Partisi pada Interior Gedung Kementerian P.U Sumber: Green Site Kampus dan Green building Kementerian P.U

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

29

2.3.2 Kantor Management Pusat PT. Dahana, Subang, Jawa Barat

Dahana, gedung dengan luas lantai yang dikondisikan 5.108,81 m2 terdiri dari

2 lantai kantor, 4 lantai gedung serbaguna milik PT Dahana, BUMN yg bergerak di

industri strategis. Gedung yang sejak mula direncanakan untuk mencapai peringkat

GREENSHIP NB 1.0 Platinum ini memproyeksikan IKE desain sebesar

135.77 KWH/m2 per tahun dan penghematan 34.02 % dari baseline. Untuk

mencapainya diterapkan prinsip-prinsip passive design dengan OTTV 32,68. Natural

lighting dan aplikasi green roof. Dengan system HVAC Water cooled menggunakan

2 Chiller dan 1 cooling tower, perhitungan desain kapasitas pendinginan (cooling

load/COP) sebesar 0,589 KW/TR. Untuk mendapatkan nilai point lebih banyak,

maka tolok ukur BEM 4, yaitu Proper Commisioning dilaksanakan.

Tindakan TC ini adalah yang pertama kali dilakukan pada bangunan gedung

baru untuk keperluan sertifikasi GREENSHIP, sehingga menjadi proses belajar yang

luar biasa bagi semua pelakunya. Proses ini merupakan kolaborasi dari tim yang

besar, dikomandoi oleh CxA bersertifikat yang bekerjasama dengan Konsultan TC

local, menuntun dan melakukan proses bersama-sama Kontraktor, Manajemen

Konstruksi dan Vendor AC. Walaupun proses yang dilakukan belum ideal, namun

pengukuran kinerja AC pada beban mendekati 100% dapat dilakukan.

Temuan saat pengukuran menemukan COP Chiller plant sesungguhnya

sebesar 0.641 KW/TR sehingga terdapat perbedaan 8,8 % lebih besar dari desain.

Hal ini dapat berakibat konsumsi energy lebih besar dari yang diperhitungkan.

Pengukuran pompa chilled water menunjukan adanya oversize sehingga dapat terjadi

overflow. Tetapi pengukuran AHU menunjukan perbedaan Kapasitas AHU rata-rata

sebesar 26% lebih kecil dari desain. Hal ini berpotensi adanya

kurangnya supply udara kedalam ruangan yang berujung kepada kesehatan dan

kenyamanan pengguna.

Temuan ini kemudian diperbaiki dengan mengadakan rerating dengan

software oleh vendor dan penyetelan ulang sesuai outputnya. Hasil penyetelan ulang

dengan balancing pipa menunjukan adanya perbaikan COP Rata-rata menjadi 0.604

KW/TR yang hanya berbeda 2% dari desain. AHU pun mengalami penyetelan ulang

pada puli untuk meningkatkan RPM sehingga mencapai supply udara yang

diinginkan.

Tindakan ini diikuti dengan perhitungan ulang menggunakan Energi

Modelling Software dengan perubahan parameter, sehingga IKE desain menjadi

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

30

sebesar 131.378 kWH/m2.tahun atau 32,4 % dari baseline. Data ini yang kemudian

diajukan dalam penilaian GREENSHIP NB 1.0 pada Sidang tahun 2011. Nilai yang

didapatkan dari Kategori EEC total 15 point (18 %) dari 83 point yang didapatkan

dan berbuah penghargaan berupa sertifikat GREENSHIP NB Platinum pada 2012.

Gambar 18. Master Plan Kantor Dahana Sumber: Konsep Green building Proyek Dahana

Gambar 19. Perspektif Kantor Dahana Sumber: Konsep Green building Proyek Dahana

Gambar 20. Tampak Kantor Dahana Sumber: Konsep Green building Proyek Dahana

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

31

Gambar 21. Building Form & Orientation Kantor Dahana Sumber: Konsep Green building Proyek Dahana

Gambar 22. Bangunan Auditorium Kantor Dahana Sumber: Konsep Green building Proyek Dahana

Gambar 23. Bangunan Perkantoran Kantor Dahana Sumber: Konsep Green building Proyek Dahana

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

32

2.3.3 Graha Wonokoyo, Surabaya

Bangunan yang terdiri dari 11 lantai dengan luas lahan 1.854 m² dan luas

bangunan 7.121 m². Luas unit kantor yang disewakan ±42 m², ±100 m², ±640 m².

Yang di arsiteki oleh Jimmy Priatman. Karya bangunan hemat energi beliau tidak

hanya diakui di Indonesia tetapi juga di ASEAN, terbukti beliau telah beberapa

ASEAN Save Energy Award. Konsumsi listrik pada bangunan ini luar biasa hemat,

hanya 88 kwh per M2. Adanya rekayasa pasokan panas membuat overall thermal

transfer value (OTTV) atau jumlah panas yang masuk ke dalam ruangan hanya

setara 22,8 watt per M2. Sangat jauh dibawah standar ACE yang menetapkan OTTV

untuk bangunan hemat energi sebesar 45 watt per M2. Graha Wonokoyo adalah

salah satu dari gedung perkantoran di Surabaya yang menerapkan konsep bangunan

hemat energi, dengan pendekatan bentuk bangunan arsitektur kolonial karena

konteks lokasinya yang berada dalam kawasan konservasi.

Bangunan ini terdiri dari tiga massa. Dari depan adalah bangunan penerima 2

lantai dengan gaya arsitektur kolonial sebagai manifestasi dari pendekatan, massa

tengah 3 lantai bertindak sebagai transisi antara bentuk kolonial dengan bentuk

modern, dan massa belakang dengan bentuk modern 11 lantai adalah menara kantor.

Detil yang ditampilkan adalah satu elemen dari arsitektur kolonial yang

sangat mempengaruhi tampilan bangunan ini. Dalam merencanakan bangunan ini

mencoba untuk mengurangi tingkat standar konsumsi energi yang telah diatur sesuai

dengan indeks efisiensi energi (EEI) untuk bangunan kantor yang tidak harus lebih

dari 200/kwh/tahun.

Untuk arah bangunan yang menghadap timur dan selatan tidak

mengimplementasikan material kaca penuh, tetapi masih menggabungkan elemen

bukaan neo klasik seperti jendela sehingga mempersempit masuknya radiasi

matahari, sedangkan di utara dan barat yang memiliki radiasi yang lebih tinggi

menggunakan jenis kaca v-kool teknologi tinggi yang dapat menyerap radiasi

matahari. Jenis AC VRV sistem yang menghemat energi dan dapat diatur independen

di setiap lantai. Sisi barat, yang bertindak sebagai penghalang panas berfungsi

sebagai ruang recepsionist, ruang pertemuan, dan layanan kamar. Sisi utara adalah

sebagai unit ruang AC, pantry dan ruang arsip. Di selatan dan sebelah timur zona

utama yang difungsikan sebagai ruang kantor.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

33

Gambar 24. Bangunan Perkantoran Graha Wonokoyo Sumber: Romi Rizali, UPN, 2012

Gambar 25. Sun Path Diagram Graha Wonokoyo Sumber: Romi Rizali, UPN, 2012

Gambar 26. Optimalisasi Pencahayaan Alami Graha Wonokoyo Sumber: Romi Rizali, UPN, 2012

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

34

Dengan menciptakan pembayangan pada tampak bangunan maka dapat

mengurangi nilai OTTV. Pembayangan pada bangunan seperti pada studi banding

dapat dilakukan dengan cara menggunakan kantilever, sirip horisontal maupun

vertikal, penempatan vegetasi, pemilihan warna dan material facade bangunan, dan

sebagainya. Selain itu pemilihan material yang tepat pada sisi bangunan yang terkena

sinar matahari langsung, dapat mengurangi nilai OTTV, seperti yang ditunjukan oleh

bangunan Graha Wonokoyo yang menggunakan kombinasi material beton dan kaca

berteknologi tinggi pada sisi yang terkena matahari. Bila dilihat dari rumus

perhitungan energi pembebanan energi pendingin ruangan terdapat variabel yang

menggandung nilai OTTV. Dengan berkurangnya pembebanan energi pendingin

udara, penggunaan energi di dalam bangunan dapat dikurangi.

2.4 State of The Art

Merupakan pernyataan hasil studi literature terkini terkait dengan proyek dan

topic/tema sejenis. Tabel 2 di bawah ini merupakan hasil ringkasan dari 3 jurnal

ilmiah internasional dan 2 jurnal ilmiah nasional yang diterbitkan 5 tahun terakhir.

Tabel 5. State of the art

No. Judul Jurnal dan

Tahun Pembuatan

Nama Penulis Ringkasan

1. Kaitan Desain

Selubung

Bangunan

terhadap

Pemakaian Energi

dalam Bangunan

(Studi Kasus

Perumahan Graha

Padma Semarang)

(2010)

Sukawi Permasalahan yang diangkat adalah

Krisis sumber energi tak terbaharui

mendorong arsitek untuk semakin

peduli

akan energi dengan cara beralih ke

sumber energi terbaharui dalam

merancang bangunan yang hemat

energi.

Tujuan yang ingin dicapai adalah

untuk mendapatkan bentukan selubung

bangunan yang optimal pada setiap

sisi bangunan dengan

memperhitungkan pembayangan

matahari.

Metode penelitian yang digunakan

adalah dengan menggunakan indikator

pembayangan yang digunakan untuk

menentukan nilai. Penelitian dilakukan

setiap satu jam sekali mulai pukul

09.00-16.00 dengan mengamati

pembayangan matahari.

Hasil penelitian yang di dapatkan

adalah Selanjutnya harus

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

35

memperhatikan lintasan matahari

terutama untuk penentuan jarak

bangunan, model facade, modelatap

dsb. Sehingga penyelesaian disain

facade yang dibuat tidak diseragamkan

antara yang menghadap barat, timur,

selatan, atau utara.

2. Konservasi Energi

Selubung

Bangunan pada

Gedung Graha

Galaxy Surabaya

(2013)

Harianto, Feri

& Gozali,

Anastasia

Fairanie.

Permasalahan yang diangkat adalah

mengenai cara penghematan energi

untuk sistem penghawaan buatan pada

sebuah gedung di Kota Suarabaya.

Tujuan yang ingin dicapai adalah

mengetahui bagaimana pengaruh dari

besaran nilai OTTV (overall thermal

transfer value) dan RTTV (Roof

thermal transfer value) terhadap

jumlah energi yang dibutuhkan pada

beban pendingin udara (Air

Conditioner).

Metode penelitian yang digunakan

adalah menggunakan pengumpulan

data sekunder, yaitu berupa gambar

proyek, data meteorologi, foto dan

survey.

Hasil penelitian yang di dapatkan

adalah bangunan yang nilai OOTV

dan RTTV nya besar akan

memberatkan beban dari sistem

pendingin udara di dalam ruangan,

solusi yang diberikan berupa

memasang tanaman hijau yang dapat

membayangi bangunan, mengganti cat

bangunan dengan warna yang lebih

cerah, dan mengganti AC

konvensional dengan AC hemat

energi.

3. Indonesian

Building Codes

and Its Influence

on Future

Electricity

Demand (2011)

Journal of

Utama, N.A, at

all.

Permasalahan yang diangkat adalah

menemtukan jenis material pada

bangunan yang tepat agar mengurangi

nilai OTTV yang masuk ke dalam

bangunan.

Tujuan yang ingin dicapai adalah

mengetahui jenis-jenis material yang

tepat agar dapat mengurangi beban

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

36

Sustainable Energi

& Environment 2

(2011) 21-25

penggunaan energi di dalam

bangunan.

Metode penelitian yang digunakan

adalah dengan mencoba beberapa jenis

material dan disimulasikan dengan

menggunakan software Ecotect

Analysis.

Hasil penelitian yang di dapatkan

adalah batako merupakan material

yang paling tepat untuk bangunan di

Indonesia karena memiliki nilai OTTV

yang lebih rendah daripada bata dan

ekonomis dengan mempertim-bangkan

harga dan kemudahan produksinya.

4. Evaluation of

Energi and

Atmosphere

Section for

Thailand Green

building Project

Case Study (2012)

International

Journal of

Information and

Electronics

Engineering, Vol.

2, No. 4, July 2012

N.Patcharaprakiti

& J. Saelao Permasalahan yang diangkat adalah

mempelajari mengenai arsitektur hijau

yang peduli terhadap penghematan

energi di dalam bangunan.

Tujuan yang ingin dicapai adalah

dapat merancang suatu bangunan

hemat energi dengan dengan

mengamati aspek-aspek yang

berpengaruh di dalam perancangan

bangunan hijau.

Metode penelitian yang digunakan

adalah dengan menilai setiap aspek

yang diteliti, selain itu untuk

menentukan besaran nilai

OTTV/RTTV pada bangunan

menggunakan software dari

departemen energi.

Hasil penelitian yang di dapatkan

adalah bangunan hemat energi yang

diteliti, menggunakan energi untuk

operasionalnya tidak melebihi dari

nilai yang telah ditentukan oleh

pemerintah.

5. Concept of

Overall thermal

transfer value

(OTTV) in Design

of Building

J. Vijayalaxmi Permasalahan yang diangkat adalah

pada saat ini banyaknya desain sebuah

bangunan akan mempengaruhi

penggunaan energi yang akan

digunakan oleh bangunan tersebut.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

37

Envelope to

Achieve Energi

Efficiency (2010)

Int. J. of Thermal

& Environmental

Engineering

Volume 1, No. 2

(2010) 75-80

Tujuan yang ingin dicapai adalah

mengamati hubungan antara

penggunaan energi pada bangunan

dengan desain bangunan tersebut

dengan memfokuskan pengamatan

pada OTTV.

Metode penelitian yang digunakan

adalah mengamati setiap bagian sisi

bangunan dan menghitung nilai OTTV

pada setiap sisi tersebut.

Hasil penelitian yang di dapatkan

adalah desain yang dapat mengurangi

pancaran radiasi langsung pada

bangunan akan dapat mengurangi nilai

OTTV pada setiap sisi bangunan.

Berdasarkan kelima jurnal tersebut, dapat ditarik sebuah intisari mengenai

pengaruh selubung bangunan di dalam konservasi energi terdapat faktor-faktor yang

dapat meminimalkan penggunaan energi di dalam bangunan, seperti penataan masa

bangunan dan penataan lingkungan di sekitar bangunan. Penataan masa bangunan

dilakukan dengan cara mengatur orientasi bangunan yang optimal dengan cara

memperkecil luasan sisi bangunan pada arah timur dan barat. Sementara penataan

lingkungan dapat dilakukan dengan penataan penghijauan agar tumbuhan-tumbuhan

tersebut dapat membuat bayangan yang dapat membayangi sisi bangunan agar panas

radiasi dari matahari tidak langsung mengenai sisi bangunan (Tumbuhan dapat

digunakan sebagai second screen facade alami). Penggunaan material yang tepat

pada setiap sisi bangunan juga akan memperkecil nilai OTTV.

Dari jurnal-jurnal tersebut diperoleh unsur kebaruan dari penelitian ini yaitu

penggunaan selubung bangunan yang memfokuskan pada faktor pembayangan untuk

mengontrol nilai OTTV. Dengan mengontrol nilai OTTV diharapkan dapat

mengurangi suhu di dalam bangunan. Dengan semakin rendahnya suhu di dalam

ruang, mengakibatkan kerja mesin pendingin udara semakin ringan. Dengan semakin

ringannya kerja mesin pendingin udara, mengakibatkan penggunaan listrik pada

bangunan dapat dikurangi.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · 2.1.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan

38

2.5 Kerangka Berpikir

Gambar 27. Kerangka Berpikir