bab 2 landasan teori 2.1 teori-teori umum...

27
5 BAB 2 LANDASAN TEO RI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Aplication Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan t ugas tertentu. Aplik asi software yang dirancang unt uk penggunaan praktisi khusus, klasifikasi luas ini dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Aplikasi software spesialis , program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang unt uk menjalankan tugas tertentu. 2. Aplika si pa ket , suatu program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang unt uk jenis masalah tertentu. 2.1.2 Handphone Handphone adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, m obile) dan tidak perlu disam bun gkan den gan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless ). Saat ini ada dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications ) dan sistem CDMA ( Code Division Multiple Access ). 2.1.3 Short Message Service Short Message Service adalah transmisi layanan pesan singkat ke dan dari ponsel, mesin faks, dan / atau alamat IP. Pesan harus tidak lebih dari 160 karakter alfanumerik dan tidak mengandung gambar atau grafis. Short Message Service adalah sistem pesan yang relatif sederhana yang disediakan oleh jaringan telepon seluler. SMS didukung oleh GSM(Global

Upload: trinhnhan

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

 

BAB 2

LANDASAN TEO RI

2.1 Teori-teori Umum

2.1.1 Aplication

Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi

pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer

yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan t ugas tertentu.

Aplikasi software yang dirancang unt uk penggunaan praktisi khusus,

klasifikasi luas ini dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Aplikasi software spesialis, program dengan dokumentasi tergabung yang

dirancang unt uk menjalankan tugas tertentu.

2. Aplikasi paket, suatu program dengan dokumentasi tergabung yang

dirancang unt uk jenis masalah tertentu.

2.1.2 Handphone

Handphone adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai

kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap,

namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu

disam bungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel;

wireless). Saat ini ada dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM

(Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code

Division Multiple Access).

2.1.3 Short Message Service

Short Message Service adalah transmisi layanan pesan singkat ke dan dari

ponsel, mesin faks, dan / atau alamat IP. Pesan harus tidak lebih

dari 160 karakter alfanumerik dan tidak mengandung gambar atau grafis.

Short Message Service adalah sistem pesan yang relatif sederhana yang

disediakan oleh jaringan telepon seluler. SMS didukung oleh GSM(Global

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

 

System for Mobile Telecommunications), dan CDMA (Code Division Multiple

Access) berbasis jaringan telepon selular yang sedang digunakan.

2.1.4 Aljabar Linier

Aljabar linear adalah bidang st udi matematika yang mempelajari sistem

persamaan linear dan solusinya, vektor, serta transformasi linear. Matriks dan

operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang aljabar

linear.

Sebuah sistem persamaan linier dapat dikatakan homogen apabila

mempunyai bentuk :

a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = 0

a21x1 + a22x2 + ... + a2nxn = 0

am1x1 + am2x2 + ... + amnxn = 0

Setiap sistem persamaan linier yang homogen bersifat tetap apabila

semua sistem mepunyai x1 = 0 , x2 = 0 , ... , xn = 0 sebagai penyelesaian.

Penyelesaian ini disebut solusi trivial. Apabila mempunyai penyelesaian yang

lain maka disebut solusi nontrivial.

1. Penyelesaian Persamaan Linear dengan Matriks A. Bentuk Eselon-baris

Matriks dapat dikatakan Eselon-baris apabila memenuhi persyaratan

berikut :

1) Di setiap baris, angka pertama selain 0 harus 1 (leading 1).

2) Jika ada baris yang semua elemennya nol, maka harus

dikelompokkan di baris akhir dari matriks.

3) Jika ada baris yang leading 1 maka leading 1 di bawahnya, angka

1-nya harus berada lebih kanan dari leading 1 di atasnya.

4) Jika kolom yang memiliki leading 1 angka selain 1 adalah nol

maka matriks tersebut disebut Eselon-baris tereduksi.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

 

B. O perasi Eliminasi Gauss

Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam

matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan

oleh Carl Friedrich Gauss). Caranya adalah dengan melakukan operasi

baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang Eselon-baris. Ini

dapat digunakan sebagai salah sat u metode penyelesaian persamaan

linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah

persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan

mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris,

lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel

tersebut.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

 

C. O perasi Eliminasi Gauss-Jordan

Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss

yang hasilnya lebih sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan

operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks

yang Eselon-baris tereduksi. Ini juga dapat digunakan sebagai salah

satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan

matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke

dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi

matriks Eselon-baris tereduksi, maka langsung dapat ditentukan nilai

dari variabel-variabelnya tanpa substitusi balik.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

 

D. O perasi Dalam Matriks

Dua buah matriks dikatakan sama apabila matriks-matriks tersebut

mempunyai ordo yang sama dan setiap elemen yang seletak sama.

Jika A dan B adalah matriks yang mempunyai ordo sama, maka

penjumlahan dari A + B adalah matriks hasil dari penjumlahan elemen

A dan B yang seletak. Begitu pula dengan hasil selisihnya. Matriks

yang mempunyai ordo berbeda tidak dapat dijumlahkan atau

dikurangkan.

Jumlah dari k buah matriks A adalah suatu matriks yang berordo sama

dengan A dan besar tiap elemennya adalah k kali elemen A yang

seletak. Didefinisikan: Jika k sebarang skalar maka kA = Ak adalah

matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengalikan setiap

elemennya dengan k. Negatif dari A atau -A adalah matriks yang

diperoleh dari A dengan cara mengalikan semua elemennya dengan -1.

Untuk setiap A berlaku A + (-A) = 0. Hukum yang berlaku dalam

penjumlahan dan pengurangan matriks :

a. A + B = B + A

b. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C

c. k ( A + B ) = kA + kB = ( A + B ) k , k = skalar

Hasil kali matriks A yang ber-ordo m x p dengan matriks B yang

berordo p x n dapat dituliskan sebagi matriks C = [ cij ] berordo m x n

dimana cij = ai1 b1j + ai2 b2j + ... + aip bpj

2. Matriks Balikan (Invers)

JIka A dan B matriks bujur sangkar sedemikian rupa sehingga A B = B − 1

A, maka B disebut balikan atau invers dari A dan dapat dituliskan B = A −

1 ( B sama dengan invers A ). Matriks B juga mempunyai invers yaitu A

maka dapat dit uliskan A = B − 1. Jika tidak ditemukan matriks B, maka A

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

10 

 

dikatakan matriks tunggal (singular). Jika matriks B dan C adalah invers

dari A maka B = C.

Matriks A = dapat di-invers apabila ad - bc ≠ 0

Dengan Rum us =

Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB

dapat di-invers dan (AB) − 1 = B − 1A – 1

3. Transpose Matriks

Yang dimaksud dengan Transpose dari suatu matriks adalah mengubah

komponen-komponen dalam matriks, dari yang baris menjadi kolom dan

yang kolom di ubah menjadi baris.

4. Matriks Diagonal, Segitiga, dan Matriks Simetris A. Matriks Diagonal

Sebuah matriks bujursangkar yang unsur-unsurnya berada di garis

diagonal utama dari matriks bukan nol dan unsur lainnya adalah nol

disebut dengan matriks diagonal.

secara umum matriks n x n bisa dit ulis sebagai

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

11 

 

B. Matriks Segitiga

Matriks segitiga adalah matriks persegi yang di bawah atau di atas

garis diagonal utama nol. Matriks segitiga bawah adalah matriks

persegi yang di bawah garis diagonal utama nol. Matriks segitiga atas

adalah matriks persegi yang di atas garis diagonal utama nol.

Matriks segitiga

Matriks segitiga bawah

C. Matriks Simetris

Matriks kotak A disebut simetris jika A = AT

Contoh matriks simetris

D. Determinan

Determinan adalah suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suat u

bilangan real dengan suatu matriks bujursangkar.

Sebagai contoh, kita ambil matriks A2x2

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

12 

 

A = tentukan determinan A

untuk mencari determinan matrik A maka,

detA = ad – bc

2.2 Teori-teori Khusus 2.2.1 Artificial Inteligent

Artificial Intelligence (Kusumadewi 2003,pp1-3) merupakan salah sat u

bagian ilmu komputer yang membuat mesin dapat melakukan pekerjaan

seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Pada awal diciptakannya,

komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Seiring dengan

perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi

kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat

hitung, lebih dari it u komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk

mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.

Manusia bisa menjadi pandai dalam menyelesaikan segala permasalahan

di dunia ini karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman.

Pengetahuan diperoleh dari belajar, semakin banyak bekal pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang tentu saja diharapkan akan lebih mampu dalam

menyelesaikan permasalahan. Namun bekal pengetahuan saja tidak cukup,

manusia juga diberi akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Tanpa

memiliki kemampuan untuk menalar dengan baik, manusia dengan segudang

pengalaman dan pengetahuan tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan

baik. Demikian pula, dengan kemampuan menalar yang sangat baik, namun

tanpa bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai, manusia juga tidak

akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

Agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer

juga harus diberi bekal pengetahuan, dan mempunyai kemampuan untuk

menalar. Untuk itu pada Artificial Intelligence, akan mencoba untuk

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

13 

 

memberikan beberapa metoda untuk membekali komputer dengan kedua

komponen tersebut agar komputer bisa menjadi mesin yang pintar.

Lebih detailnya, pengertian kecerdasan buatan dapat dipandang dari berbagai

sudut pandang, antara lain:

1. Sudut pandang kecerdasan

Kecerdasan buatan akan membuat mesin menjadi “cerdas” (mampu berbuat

seperti apa yang dilakukan oleh manusia)

2. Sudut pandang penelitian

Kecerdasan buatan adalah suatu studi bagaimana membuat komputer dapat

melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan oleh manusia.

Domain yang sering dibahas oleh para peneliti meliputi:

a. Mundane task

‐ Persepsi (vision & speech).

‐ Bahasa Alami (understanding, generation & translation).

‐ Pemikiran yang bersifat commonsense.

‐ Robot control.

b. Formal task

‐ Permainan/games.

‐ Matematika (geometri, logika, kalkulus integral & pembuktian).

c. Expert task

‐ Analisis finansial.

‐ Analisis medikal.

‐ Analisis ilmu pengetahuan.

‐ Rekayasa (desain, pencarian kegagalan, perencanaan, manufaktur).

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

14 

 

3. Sudut pandang bisnis.

Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat kuat dan

metodologis dalam menyelesaikan masalah-masalah bisnis.

4. Sudut pandang pemrograman.

Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik,

penyelesaian masalah dan pencarian. Untuk melakukan aplikasi kecerdasan

buatan ada dua bagian utama yang sangat dibutuhkan, yaitu:

a. Knowledge Base, berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan

antara sat u dengan lainnya.

b. Inference Engine, yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan

pengalaman.

Gambar 2.1 penerapan konsep kecerdasan buatan di komputer.

2.2.2 Kecerdasan Buatan dan Kecerdasan Alami Jika dibandingkan dengan kecerdasan alami (kecerdasan yang dimiliki

oleh manusia), kecerdasan buatan memiliki beberapa keuntungan secara

komersial (Kusumadewi 2003,pp3-4) antara lain :

a. Kecerdasan buatan lebih bersifat permanen. Kecerdasan alami akan cepat

mengalami perubahan. Hal ini dimungkinkan karena sifat manusia yang

pelupa. Kecerdasan buatan tidak akan berubah sepanjang sistem komputer

dan program tidak mengubahnya.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

15 

 

b. Kecerdasan buatan lebih mudah diduplikasi dan disebarkan. mentransfer

pengetahuan manusia dari satu orang ke orang lain membutuhkan proses

yang sangat lama dan juga suatu keahlian itu tidak akan pernah dapat

dipublikasi dengan lengkap. Oleh karena itu, jika pengetahuan terletak

pada suatu sistem komputer, pengetahuan tersebut dapat disalin dari

komputer tersebut dan dapat dipindahkan dengan mudah ke komputer

yang lain.

c. Kecerdasan buatan lebih m urah dibanding dengan kecerdasan alami.

Menyediakan layanan komputer akan lebih mudah dan lebih murah

dibandingkan dengan harus mendatangkan seseorang unt uk mengerjakan

sejumlah pekerjaan dalam jangka wakt u yang sangat lama.

d. Kecerdasan buatan bersifat konsisten. Hal ini disebabkan karena

kecerdasan buatan adalah bagian dari teknologi komputer. Sedangkan

kecerdasan alami akan senantiasa berubah-ubah.

e. Kecerdasan buatan dapat didokumentasi. Keputusan yang dibuat oleh

komputer dapat didokumentasi dengan mudah dengan cara melacak setiap

aktivitas dari sistem tersebut. Kecerdasan alami sangat sulit untuk

direproduksi.

f. Kecerdasan buatan dapat mengerjakan pekerjaan lebih baik dibanding

dengan kecerdasan alami.

Sedangkan keuntungan dari kecerdasan alami adalah :

a. Kreatif. Kemampuan unt uk menambah ataupun memenuhi pengetahuan

itu sangat melekat pada jiwa manusia. Pada kecerdasan buatan, untuk

menambah pengetahuan harus dilakukan melalui sistem yang dibangun.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

16 

 

b. Kecerdasan alami memungkinkan orang untuk menggunakan pengalaman

secara langsung. Sedangkan pada kecerdasan buatan harus bekerja dengan

input-input sim bolik.

c. Pemikiran manusia dapat digunakan secara luas, sedangkan kecerdasan

buatan sangat terbatas.

2.2.3 Komputasi Kecerdasan Buatan dan Komputasi Konvensional

Seperti telah dikatakan sebelumnya, bahwa pada awal diciptakannya,

komputer hanya diperuntukkan sebagai alat hitung (komputasi konvensional).

Untuk it u ada beberapa perbedaan antara komputasi yang dilakukan pada

kecerdasan buatan dengan komputasi konvensional tersebut.

Tabel 2.1 Perbandingan kecerdasan buatan dan pemrograman konvensional

Dimensi Kecerdasan Buatan Pemrograman

Konvensional

Pemrosesan Mengandung konsep-

konsep simbolik

Algoritmik

Sifat Input Bisa tidak lengkap Harus lengkap

Pencarian Kebanyakan bersifat

heuristik

Biasanya didasarkan

pada algoritma

Keterangan Disediakan Biasanya tidak

disediakan

Fokus Pengetahuan Data dan informasi

Struktur Kontrol dipisahkan dari

pengetahuan

Kontrol terintegrasi

dengan informasi atau

data

Sifat output Kuantitatif Kualitatif

Pemeliharaan dan

update

Relatif mudah Sulit

Kemampuan Ya tidak

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

17 

 

menalar

2.2.4 Lingkup kecerdasan buatan pada aplikasi komersial

Makin pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan adanya

perkembangan dan perluasan lingkup yang membutuhkan kehadiran

kecerdasan buatan. Karakteristik ‘cerdas’ sudah mulai dibutuhkan di berbagai

disiplin ilmu dan teknologi. Kecerdasan buatan tidak hanya dominan dibidang

ilmu komputer atau informatika, namun juga sudah merambah di berbagai

disiplin ilmu yang lain. Irisan antara psikologi dan kecerdasan buatan

melahirkan sebuah area yang dikenal dengan nama cognition and

psycolinguistics. Irisan antara teknik elektro dengan kecerdasan buatan

melahirkan berbagai ilmu seperti pengolahan citra, teori kendali, pengenalan

pola dan robotika.

Dewasa ini, kecerdasan buatan juga memberikan kontribusi yang cukup

besar dibidang manajemen. Adanya sistem pendukung keputusan, dan sistem

informasi manajemen juga tidak terlepas dari kecerdasan buatan. Adanya

irisan penggunaan kecerdasan buatan di berbagai disiplin ilm u tersebut

menyebabkan cukup rumitnya untuk mengklasifikasikan kecerdasan buatan

menurut disiplin ilmu yang menggunakannya. Unt uk memudahkan hal

tersebut, maka pengklasifikasian lingkup kecerdasan buatan didasarkan pada

output yang diberikan yaitu pada aplikasi komersial meskipun sebenarnya

kecerdasan buatan itu sendiri bukan merupakan medan komersial.

Lingkup utama dalam kecerdasan buatan adalah :

1. Sistem Pakar (Expert System ). Disini komputer digunakan sebagai sarana

untuk menyimpan pengetahuan para pakar. Dengan demikian komputer

akan memiliki keahlian untuk menyelesaikan permasalahan dengan

meniru keahlian yang dimiliki oleh pakar.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

18 

 

2. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing). Dengan

pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi

dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari-hari.

3. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition). Melalui pengenalan ucapan

diharpkan manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan

menggunakan sarana suara.

4. Robotika dan Sistem Sensor (Robotics and Sensory System ).

5. Computer Vision. Mencoba untuk dapat menginterpretasikan gambar atau

objek-objek tampak melalui komputer.

6. Intelligent Computer-aided Instruction. Komputer dapat digunakan

sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar.

7. Game Playing.

Beberapa karakteristik yang ada pada sistem yang menggunakan Artificial

Intelligence adalah pemrogramannya yang cenderung bersifat sim bolik

ketimbang algoritmik, bisa mengakomodasi input yang tidak lengkap, bisa

melakukan inferensi dan adanya pemisahan antara kontrol dengan

pengetahuan.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, muncul beberapa

teknologi yang juga bertujuan unt uk membuat agar komputer menjadi cerdas

sehingga dapat menirukan kerja manusia sehari-hari.

Teknologi ini juga mampu mengakomodasi adanya ketidakpastian dan

ketidaktepatan data input. Dengan didasari pada teori himpunan, maka pada

tahun 1965 muncul Logika Fuzzy. Kem udian pada tahun 1975 John Holland

mengatakan bahwa setiap masalah berbentuk adaptasi (alami maupun buatan)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

19 

 

secara umum dapat diform ulasikan dalam terminologi genetika. Algoritma

genetika ini merupakan sim ulasi proses evolusi Darwin dan operasi genetika

atas kromosom.

2.2.5 Soft Computing

Soft computing (Kusumadewi 2003,pp7-9) adalah koleksi dari beberapa

metodologi yang bertujuan unt uk mengeksploitasi adanya toleransi terhadap

ketidaktepatan, ketidakpastian dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan

dengan mudah, robustness dan biaya penyelesaiannya m urah.

Soft computing merupakan inovasi baru dalam membangun sistem cerdas.

Sistem cerdas merupakan sistem yang memiliki keahlian seperti manusia pada

domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar agar dapat bekerja lebih baik

jika terjadi perubahan lingkungan.

Unsur-unsur pokok dalam Soft Computing, adalah:

1. Fuzzy System (mengakomodasi ketidaktepatan).

2. Neural Network (menggunakan pembelajaran).

3. Probabilistic Reasoning (mengakomodasi ketidakpastian).

4. Evolutionary Computing (optimasi).

Keempat unsur tersebut bukan merupakan pesaing antara satu dengan

lainnya, namun diantaranya bisa saling melengkapi. Bahkan, pada kenyataan

biasanya unsur-unsur pokok tersebut akan digunakan secara sinergis

ketimbang dikerjakan secara sendiri-sendiri sehingga soft computing ini

merupakan hubungan antara logika fuzzy, neuro-computing, probabilistic

reasoning dan algoritma genetik.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

20 

 

Tabel 2.2 Soft Computing.

Pembela

jaran

Ekstraksi

Pengetah

uan

O perasi real-time

Representasi

Pengetahuan

O ptim

asi

Fuzzy/Pro

babilistic

reasoning

Tidak Ya Ya Simbolik/num

erik

Tidak

Neural

Network

Ya Tidak Ya Numerik Tidak

Evolusion

er System

Ya Tidak Tidak Numerik Ya

AI

convensio

nal system

Tidak Ya Tidak Simbolik/num

erik

Tidak

Karakteristik Soft Computing:

a. Soft Computing memerlukan keahlian manusia, apabila direpresentasikan

dalam bentuk at uran (IF-THEN).

b. Model komputasinya diilhami oleh proses biologis.

c. Soft Computing merupakan teknik optimasu baru.

d. Soft Computing menggunakan komputasi numeris.

e. Soft Computing memiliki toleransi kegagalan (meskipun kualitasnya

berangsur-angsur memburuk).

2.2.6 Pendekatan Masalah

Sistem yang menggunakan kecerdasan buatan akan mencoba unt uk

memberikan output berupa solusi dari suat u masalah berdasarkan kumpulan

pengetahuan yang ada. Pada sistem harus dilengkapi dengan sekumpulan

pengetahuan yang ada pada basis pengetahuan. Sistem harus memiliki

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

21 

 

inference engine agar mampu mengambil kesimpulan berdasarkan fakta

atau pengetahuan. Output yang diberikan berupa solusi masalah sebagai hasi

dari inferensi. Secara um um, untuk membangun suatu sistem yang mampu

menyelesaikan masalah, perlu dipertimbangkan empat hal, yait u :

1. Mendefinisikan masalah dengan tepat, mencakup spesifikasi yang tepat

mengenai keadaan awal dan solusi yang diharapkan.

2. Menganalisis masalah dan mencari beberapa teknik penyelesaian masalah

yang sesuai.

3. Merepresentasikan pengetahuan yang perlu untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

4. Memilih teknik penyelesaian masalah yang terbaik.

2.2.7 Metode Pencarian dan Pelacakan Hal terpenting dalam menentukan keberhasilan sistem berdasar

kecerdasan adalah kesuksesan dalam pencarian dan pencocokan. Pada

dasarnya ada dua teknik pencarian dan pelacakan yang digunakan, yaitu

pencarian buta (blind search) dan pencarian terbimbing (heuristic search).

1. Pencarian Buta (Blind Search)

A. Pencariam melebar pertama (Breadth-First Search)

Pada metode Breadth-First Search, semua node pada level n akan

dikunjungi terlebih dahulu sebelum mengunjungi node-node pada

level n+1. Pencarian dimulai dari node akar terus ke level ke-1 dari

kiri ke kanan, kemudian berpindah ke level berikutnya demikian pula

dari kiri ke kanan hingga ditemukan solusinya.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

22 

 

Gambar 2.2 Breadth-First Search

Keuntungan

1. Tidak akan ditemui jalan buntu.

2. Jika ada sat u solusi, maka Breadth-First Search akan

menemukannya dan jika ada lebih dari sat u solusi, maka solusi

minimum akan ditemukan.

Kelemahan

1. Membut uhkan memori yang cukup banyak, karena menyimpan

semua node dalam sat u pohon.

2. Membut uhkan waktu yang cukup lama, karena akan menguji n-

level untuk mendapatkan solusi pada level ke-(n+1).

2.2.8 Data mining

Data mining (Jiang 1997,p3) adalah aplikasi dari algoritma unt uk

mengekstraksi data yang valid, bermanfaat atau informasi yang sebelumnya

tidak diketahui dan akhirnya dipahami dari sebuah database yang besar.

Informasi yang diekstrak dapat digunakan unt uk membent uk model prediksi

atau klasifikasi, mengidentifikasi hubungan antara catatan database, atau

memberikan ringkasan informasi database.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

23 

 

2.2.9 Kerja Data Mining

Terdapat dua bent uk hasil di dalam data mining yaitu prediksi dan

deskripsi. Prediksi digunakan unt uk mengetahui field dalam database untuk

memprediksi nilai yang tidak diketahui oleh field yang lainnya. Deskripsi

menentukan pola pemahanan manusia yang menjelaskan data. Berikut proses

kerja data mining yang digunakan unt uk mendapatkan hasil:

1. Classification mengelompokan data item kedalam 1 dari beberapa class

yang digunakan.

2. Regression adalah mempelajari fungsi berupa pengabungan data item

menjadi nilai real pada variable prediksi.

3. Clustering mengidentifikasi sebuah himpunan yang bernilai pada kategori

untuk mengam barkan data.

4. Summarization metode penyelesaian untuk menemukan deskripsi yang

tersusun untuk subset data.

2.2.10 Singular Value Decomposition

Singular Value Decomposition (Jiang 1997,p3) digunakan unt uk

perkiraan nilai term-document dengan hanya menggunakan nilai-nilai k-

terbesar t unggal dan vektor tunggal yang sesuai. Ruang vektor k-dimensi

konseptual dibangun dari vektor tunggal, sehingga setiap term atau

document dapat direpresentasikan sebagai titik dalam ruang.

Bent uk persamaan Singular Value Decomposition

A = USVT (2.1)

Keterangan:

U adalah matriks yang kolom-kolomnya berupa vektor eigen dari matriks

AAT. Ini disebut The left eigenvectors.

S adalah matriks diagonal dengan element berupa nilai-nilai singular dari A,

dan nilai elemen-elemen non-diagonal ialah 0.

V adalah bentuk matriks yang kolom-kolomnya berupa vektor eigen dari

matriks ATA. Ini disebut The right eigenvectors. VT adalah transpose dari V.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

24 

 

2.2.11 Latent Semantic Indexing

Latent Semantic Indexing (Jiang 1997,p11-12) adalah metode pencarian

informasi yang efisien untuk dokumen tekstual dengan menentukan Singular

Value Decomposition terbesar melalui matriks dari terms-by-document dan

Latent Semantic Indexing dapat membangun sebuah ruang model perkiraan

vektor yang mewakili hubungan asosiatif penting antara persyaratan dan

dokumen yang tidak jelas dalam dokumen individu.

Proses LSI dilakukan dengan persamaan berikut

AT = (USVT)T = VSUT (2.2)

ATUS-1 = VSUTUS-1 (2.3)

V = ATUS-1 (2.4)

d = dTUS-1 (2.5)

q = qTUS-1 (2.6)

d = dTUkSk-1 (2.7)

q = qTUkSk-1 (2.8)

sim(q, d) = sim(qTUkSk-1, dTUkSk

-1) (2.9)

Keterangan:

A adalah hasil dari proses Singular Value Decomposition.

AT adalah bent uk A yang transpose.

d adalah dokumen dari bentuk matriks kategori.

q adalah query/kata untuk mencari informasi yang dalam.

k adalah reduksi dimensi.

sim adalah pencarian nilai kemiripan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

25 

 

2.2.12 Keuntungan dan Kerugian menggunakan Latent Semantic Indexing

Keuntungan dengan memakai Latent Semantic Indexing menurut Rosario

(2000,pp6-9):

1. Dimensi sebenarnya

Angapan dalam Latent Semantic Indexing adalah bentuk dimensi

baru dengan representasi yang baik dari dokumen dan query. Metafora

yang mendasari “latent” ialah dimensi-dimensi baru berupa representasi

yang benar. Representasi yang benar diproses secara generasi unt uk

mengungkap dimensi tertentu dari satu bentuk kata dalam beberapa

dokumen dan bentuk kata yang lain dari dokumen yang lain juga. Latent

Semantic Indexing menganalisis struktur semantic terhadap kolom kosong

dan dimensi aslinya.

2. Sinonim

Sinonim menjelaskan untuk pernyataan terhadap penjelasan konsep

yang sama untuk bisa dijelaskan kegunaan dari term-term yang berbeda.

Penggunaan strategi pengambilan tradisional memiliki masalah unt uk

menemukan dokumen dari topic yang sama dengan mengunakan kamus

kata berbeda. Dalam Latent Semantic Indexing, konsep dalam pertanyaan

sama-sama baik unt uk setiap dokumen yang diwakili oleh kombinasi kata

yang sama besarnya untuk dikom binasikan dengan variabel index.

3. Polysemy

Polysemy menjelaskan kata yang memiliki arti yang sama dimana

memiliki bahasa yang umum. Nomor yang besar terhadap kata

polysemous dalam query bisa mengurangi ketelitian terhadap pencarian

yang singnifikan. Dengan mengurangi representasi dalam Latent

Semantic Indexing, sat u harapan untuk membuang berupa “noise” dari

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

26 

 

data, dimana bisa menjelaskan kelangkaan dan keterbatasan pengunaan

yang penting terhadap beberapa term-term.

4. Ketergantungan term

Model tradisional ruang vektor menjelaskan kebebasan term dan

penentuan term sebagai vektor-vektor berbasis orthogonal dari ruang

vektor. Karena ada hubungan kuat antara bahasa dalam term, asumsi ini

tidak dapat digunakan. Selama menjelaskan kebebasan term dengan

pendekatan first-order yang benar, it u harusnya bisa digunakan unt uk

peningkatan kinerja dengan menggunakan asosiasi istilah dalam proses

pengambilan. Penam bahan frasa um um sebagai pencarian item-item

adalah aplikasi yang sederhana dalam pendekatan ini. Dalam hal yang

lain, faktor Latent Semantic Indexing adalah penjelasan dari orthogonal,

dan term-term diletakan dalam ruang kecil yang mencerminkan korelasi

dalam penggunaan disetiap dokumen. Hal ini menyusahkan unt uk

mengambil keunt ungan dari asosiasi term tanpa meningkatkan tingkat

komputasi secara dramatis. Solusi Latent Semantic Indexing adalah

kesulitan unt uk memproses banyak koleksi, hanya dibutuhkan unt uk

memproses sat u dari koleksi yang masuk dan waktu pengambilan tidak

terpengaruh.

Kerugian menggunakan Latent Semantic Indexing:

1. Kapasitas Seseorang dapat langsung berargumentasi bahwa pemrosesan

Singular Value Decomposition merupakan proses yang kompleks. Banyak

dokumen lebih dari 150 term-term yang unik. Jika ruang representasi

vektor akan digunakan lebih unt uk pada ruang storage daripada

representasi bagian Singular Value Decomposition jika kita menurunkan

menjadi 150 dimensi. Kenyataan, kebalikannya ialah sebenarnya benar.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

27 

 

Seperti contoh, dokumen dari matriks term untuk koleksi Cranfield yang

digunakan dalam Hull’s experiments yang memiliki 90,441 non-zero

entries (setelah pemrosesan dan berhenti penghilangan kata). Pemrosesan

hanya 100 yang bisa dari 1399 vektor Latent Semantic Indexing yang

dibut uhkan 139,900 nilai unt uk satu dokumen.

Vektor term dibutuhkan dalam simpanan kira-kira 400,000

tambahan nilai. Selain itu, nilai Latent Semantic Indexing adalah bilangan

real selama frekuensi asli term berupa integers, penam bahan ke biaya

penyimpanan. Mengunakan vektor Latent Semantic Indexing, kita tidak

perlu mengambil keunt ungan dari fakta bahwa setiap kejadian term dalam

angka yang limit di dokumen, yang mana unt uk tersebar kesetiap term

oleh dokumen matriks. Dengan kemajuan terakhir dalam penyimpanan

media elektronik, kebutuhan penyimpanan dari Latent Semantic Indexing

bukan lagi masalah yang sulit, tetapi hilangnya kesebaran lainnya, dan

lebih keterlibatan serius.

2. Efisiensi Satu dari banyaknya speed-ups yang penting dalam ruang pencarian

vektor datang dari pengunaan kebalikan index. Sebagai konsekuensinya,

hanya dokumen yang memiliki beberapa term-term yang umum dengan

query yang harus diperiksa selama pencarian. Dengan Latent Semantic

Indexing, query harus dibandingkan ke setiap dokumen di dalam koleksi.

Dimana, terkadang, beberapa factor yang bisa mengurangi atau

menghapus dari halangan ini. Jika query punya lebih term-term maka

representasinya dalam ruang vektor Latent Semantic Indexing, maka nilai

produk dalam kesamaan skor akan mengambil lebih banyak wakt u unt uk

menghitung dalam ruang term.

Misalnya, jika pengem balian relevansi dilakukan menggunakan teks

yang lengkap dari dokumen yang relevan, nilai dari term dalam query

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

28 

 

cenderung t umbuh menjadi berkali-kali didalam nilai dari vektor Latent

Semantic Indexing, mengarah ke peningkatan yang sesuai pada wakt u

pencarian. Selain it u, dengan menggunakan strukt ur data seperti pohon k-

d dalam hubungannya dengan Latent Semantic Indexing akan sangat

cepat dalam pencarian unt uk nearest neighbors, disediakan hanya

memesan sebagian dari dokumen yang diperlukan. Sebagian besar biaya

tambahan datang dalam tahap pra-pemrosesan ketika Singular Value

Decomposition dan pohon k-d dihitung, dan wakt u pencarian yang

sebenarnya tidak signifikan terdegradasi.

Teknik ekspansi permintaan lainnya menderita bahkan lebih berat

dari kesulitan-kesulitan yang dijelaskan di atas, dan Latent Semantic

Indexing melakukan relatif baik untuk dokumen lama karena sejumlah

kecil vektor konteks yang digunakan unt uk menggambarkan setiap

dokumen. Namun, implementasi dalam Latent Semantic Indexing

memerlukan investasi tambahan berupa penyimpanan dan wakt u

komputasi.

3. LSI dan pengolahan data normal

Objek yang lain untuk Singular Value Decomposition yaitu

semalam dengan sem ua kuadrat terkecil lainnya, Ini didesain untuk

pengolahan data, tetapi pengolahan tersebut berupa ketidaktepatan dalam

penghitungan data, dan penghitungan data terdiri dari term-document

matriks. Akhirnya, unt uk memutuskan keadaan keuntungan bentuk yang

lebih besar daripada kerugian, kita perlu melihat dalam pengambilan

kemampuan. Selama mempunyai perolehan beberapa hasil yang

menjanjikan, mereka tidak perlu menujukkan keyakinan relefan dengan

Latent Semantic Indexing merupakan unggulan untuk model ruang vektor

dasar.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

29 

 

2.2.13 Analisis Regresi

Analisis regresi adalah salah satu metode untuk menent ukan hubungan

sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel-variabel yang lain.

Variabel "penyebab" disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel

penjelas, variabel eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas,

variabel X (karena seringkali digam barkan dalam grafik sebagai absis, atau

sumbu X). Variabel terkena akibat dikenal sebagai variabel yang

dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua

variabel ini dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang

dipengaruhi harus selalu variabel acak.

Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer dan luas

pemakaiannya. Hampir sem ua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab-

akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini.

2.2.14 Perbedaan Error dengan Residual

Residual adalah selisih antara nilai duga (predicted value) dengan nilai

pengamatan sebenarnya apabila data yang digunakan adalah data sampel.

Error adalah selisih antara nilai duga (predicted value) dengan nilai

pengamatan yang sebenarnya apabila data yang digunakan adalah data

populasi.

Predicted value adalah nilai duga yang dihasilkan dari model regresi

yang diperoleh. Persamaan dari keduanya merupakan selisih antara nilai

duga (predicted value) dengan pengamatan sebenarnya. Sementara

perbedaan keduanya ialah residual dari data sampel, error dari data populasi.

2.2.15 Asumsi Kenormalan pada Error Model Regresi Linier

Model regresi mengasumsikan bahwa error menyebar mengikuti sebaran

(distribusi) normal, dengan rata-rata nol dan simpangan baku tertentu.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

30 

 

Pertanyaannya, bagaimanakah cara menguji asumsi kenormalan dari error

model regresi. Setidaknya ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan

menggunakan statistik uji dan dengan grafis. Sekarang dapat diskusikan

mengenai pengecekan asumsi kenormalan error model regesi dengan metode

grafis. Dalam praktek, error dari model regresi tidak dapat (atau sangat sulit)

diketahui. Sebagai gantinya, maka dapat menguji asumsi kenormalan error

model regresi dengan menggunakan nilai residual.

Terdapat beberapa alat yang bisa digunakan untuk memeriksa apakah

residual menyebar normal atau tidak, misalnya dengan histogram, QQ-plot,

dll. Disini hanya akan dibahas pemeriksaan kenormalan residual dengan

histogram dan QQ-plot. Sedangkan data yang digunakan adalah data

simulasi yang dibangkitkan (generated) dengan menggunakan soft ware R.

Dalam kasus ini dibangkitkan data yang menyebar Normal dengan rata-

rata nol dan simpangan baku 1. Pem baca boleh membangkitkan sembarang

data yang menyebar normal, asalkan memiliki rata-rata nol.

1. Menggunakan Histogram

Apabila residual mengikuti sebaran normal, maka bentuk histogram

akan simetris/mendekati simetris (seimbang), dimana sebagian besar data

akan terpusat ditengah-tengah histogram. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai-nilai frekuensi yang besar berada di tengah-tengah histogram.

Perhatikan bahwa histogram terpusat di sekitar titik 0, yang menunjukkan

bahwa residual memiliki rata-rata nol.

2. Menggunakan QQ-Plot (Quantile-Quantile Plot)

QQ plot akan membent uk plot antara nilai-nilai quantil teoritis

(sumbu x) melawan nilai-nilai quantil yang didapat dari sampel (sum bu

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00248-IF bab 2.pdfEliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

31 

 

y). Apabila plot dari keduanya berbent uk linier (dapat didekati oleh garis

lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal.

Pada gambar di bawah ini, plot dari keduanya berbentuk linier sehingga

dapat didekati oleh garis lurus warna biru. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa residual menyebar normal.

Seringkali ditemui bahwa ujung-ujung plot pada QQ-plot agak

menyimpang dari garis lurus. Pem baca janganlah merasa bahwa hal

tersebut adalah hal serius. Bila pola-pola titik yang terletak selain di

ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak

menyimpang dari garis lurus, kita dapat mengatakan bahwa sebaran data

(residual) adalah menyebar normal.

2.2.16 Analisis Regresi dengan Variabel Dummy

Regresi Linier tidak hanya terbatas digunakan untuk memodelkan

hubungan dimana variabel bebas (X) bertipe data interval atau rasio saja.

Regresi linier juga memungkinkan bila digunakan untuk melakukan analisis

data bila variabel bebasnya (X) bertipe data nominal. Teknik semacam ini

dikenal dengan nama regresi variabel dummy.