metode integrasi kuadratur gauss

10
METODE INTEGRASI KUADRATUR GAUSS Oleh Kelompok 1: 1. Yefta Bayu Mahendra (103174212) 2. Ailul Maslikhah (103174215) 3. Ika Dian Budiati (103174217) 4. Nindya Vega Permata (103174218) 5. Dinda Pramita (103174230) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA 2012

Upload: naufal-ikhsan

Post on 16-Sep-2015

376 views

Category:

Documents


69 download

TRANSCRIPT

  • METODE INTEGRASI KUADRATUR

    GAUSS

    Oleh Kelompok 1:

    1. Yefta Bayu Mahendra (103174212)

    2. Ailul Maslikhah (103174215)

    3. Ika Dian Budiati (103174217)

    4. Nindya Vega Permata (103174218)

    5. Dinda Pramita (103174230)

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN MATEMATIKA

    2012

  • METODE INTEGRASI KUADRATUR GAUSS

    Sampai saat ini kita telah membahas kaidah integrasi yang berbasis titik-titik

    data diskrit dengan metode Newton-Cotes. Sebelum melakukan perhitungan integrasi,

    kita harus membentuk tabulasi titik-titik diskrit yang berjarak sama. Titik-titik diskrit

    tersebut harus berawal dan berakhir di ujung-ujung selang dan . Trapesium-

    trapesium yang menghampiri daerah integrasi harus berawal dan berakhir di ujung-

    ujung selang tersebut. Batasan ini mengakibatkan galat yang dihasilkan dengan

    mekanisme ini ternyata cukup besar.

    Misalnya bila kita menggunakan kaidah trapesium unutuk menghitung

    1

    1, maka daerah integrasi dalam selang 1,1 dihampiri dengan sebuah

    trapesium yang luasnya adalah

    = ()1

    1

    2 1 + 1 1 + (1) .................. persamaan (1)

    Dengan = 1 (1) = 2

    Perhatikan kembali bahwa persamaan (1) dapat ditulis sebagai

    = 1 + 2 ................... persamaan(2)

    1 1

    galat

    Gambar 1 Integral 1

    1 dihampiri dengan trapesium

  • Dengan = 1, = 1, 1 = 2 =

    2=

    2

    2= 1

    Pendekatan integrasi yang berbeda dengan metode Newton-Cotes

    dikembangkan oleh Gauss dan dinamakan metode Kuadratur Gauss(Gaussian

    Quadrature).Dengan metode ini, batasan-batasan yang terdapat pada metode Newton-

    Cotes kuadratur dihilangkan. Disini kita tidak perlu lagimenentukan titik-titik diskrit

    yang berjarak sama, tetapi nilai integrasi numerik cukup diperolah dengan menghitung

    nilai fungsi () pada beberapa titik tertentu. Untuk memberi gambaran tentang

    kuadratur Gauss, perhatikan Gambar 2. Sebuah garis lurus ditarik menghubungkan dua

    titik sembarang pada kurva = (). Titik-titik tersebut diatur sedemikian sehingga

    garis lurus tersebut menyeimbangkan galat positif dan galat negatif. Luas daerah yang

    dihitung sekarang adalah luas daerah di bawah garis lurus, yang dinyatakan sebagai

    = ()1

    1 = 1 1 + 2 2 ..................... persamaan(3)

    Dengan 1 , 2 , 1, dan 2 adalah sembarang nilai.Persamaan (3) ini dinamakan

    persamaan Kuadratur Gauss. Perhatikan bahwa bila dipilih 1 = 1, 2 = 1, dan

    1 = 2 = 1, maka persamaan kuadratur Gauss (persamaan (3)) menjadi kaidah

    trapesium (persamaan (1)). Jadi, kaidah trapesium memenuhi persamaan kudratur

    Gauss.

    Persamaan (3) mengandung empat buah peubah yang tidak diketahui, yaitu

    1, 2, 1, dan 2. Kita harus memilih 1, 2, 1, dan 2 sedemikian sehingga galat

    integrasinya minimum. Karena ada empat buah peubah yang tidak diketahui, maka kita

    harus mempunyai empat buah persamaan simultan yang mengandung 1, 2, 1 , dan 2 .

    1 1

    = ()

    Gambar 2 Integral 1

    1 dihampiri dengan kuadratur Gauss

    1 2

  • 1 1

    = 1

    Di atas telah dikatakan bahwa kaidah trapesium bersesuaian dengan kuadratur

    Gauss. Dapat dilihat bahwa nilai integrasi numerik dengan kaidah trapesiumakan tepat

    (galatnya = 0) untuk fungsi tetap dan fungsi lanjar. Misalnya untuk = 1 dan

    =

    Perhatikan Gambar 3.Dari dua buah fungsi tersebut, diperoleh dua persamaan:

    = 1 11

    1 =

    = 1 = 1

    = 1 1 = 2 = 1 + 2 ................persamaan(4)

    = 1 =1

    22

    = 1 = 1

    =1

    2(1)2

    1

    2(1)2 = 0 = 11 + 22

    ............persamaan(5)

    Kita memerlukan dua buah persamaan lagi agar 1, 2, 1, dan 2dapat

    ditentukan. Dari penalaran bahwa kaidah trapesium sejati untuk setiap fungsi tetap dan

    fingsi lanjar, maka penalaran ini juga kita perluas dengan menambahkan anggapan

    bahwa integrasinya juga sejati untuk

    = 2dan = 3

    Sekarang kita mandapatkan dua persamaan tambahan yaitu

    = 2 21

    1 =

    1

    3

    = 1 = 1

    =2

    3= 11

    2 + 222

    ............persamaan(6)

    1

    1

    =

    (b) 1

    1

    (a) 1

    1

    Gambar 3 Integrasi yang bernilai sejati dengan kaidah trapesium

  • dan

    = 3 31

    1 =

    1

    44

    = 1 = 1

    = 0 = 13 + 2

    3

    .............persamaan(7)

    Sekarang kita sudah mempunyai empat buah persamaan simultan

    1 + 2 = 2

    11 + 22 = 0

    112 + 22

    2 =2

    3

    13 + 2

    3 = 0

    Yang bila dipecahkan menghasilkan:

    1 = 2 = 1

    1 =1

    3= 0.577350269

    1 = 1

    3= 0.577350269

    Jadi,

    ()1

    1 =

    1

    3 + (

    1

    3) ........................persamaan(8)

    Persamaan (8) dinamakan kaidah Gauss-Legendre 2-titik. Dengan kaidah ini,

    menghitung integral () di dalam selang 1,1 cukup hanya dengan mengevaluasi

    nilai fungsi di =1

    3 dan di =

    1

    3.

  • Transformasi ()

    ()

    Untuk menghitung integrasi

    = ()

    1

    1

    Kita harus melakukan transformasi:

    a. Selang , menjadi selang 1,1

    b. Peubah menjadi peubah

    c. Difenrensial menjadi

    Selang , dan 1,1 dilukiskan oleh diagram garis berikut:

    Dari kedua garis itu kita membuat perbandingan:

    =

    1

    1 1

    =

    + 1

    2

    2 2 = + 1

    2 = + 1 + 2

    = + + 2

    2

    = + +

    2

    = + +

    2 ..............persamaan (9)

    Dari persamaan 9, diperoleh diferensialnya

    =

    2 ................persamaan (10)

    Transformasikan ()

    menjadi ()

    1

    1 dilakukan dengan menyulihkan

    persamaan (9) dan persamaan (10) ke dalam ()

    :

    1 1

  • = + +

    2

    2

    1

    1

    =

    2

    1

    1

    + +

    2

    Contoh:

    Hitung integral

    2 + 1

    2

    1

    Dengan kaidah Gauss-Legendre 2 titik

    Penyelesaian:

    = 1, = 2

    = 1 + 2 + 2 1

    2= 1.5 + 0.5

    =2 1

    2 = 0.5

    Transformasikan 2 + 1 2

    1 menjadi

    1

    1:

    2 + 1

    2

    1

    = (1.5 + 0.5)2 + 1 0.5

    1

    1

    = 0.5 1.5 + 0.5 2 + 1

    1

    1

    Jadi dalam hal ini

    = (1.5 + 0.5)2 + 1

    Maka

    1

    3 = 1.5 + 0.5

    1

    3

    2

    + 1 = 4.1993587371

    1

    3 = 1.5 + 0.5

    1

    3

    2

    + 1 = 2.4673079295

  • Dengan demikian

    2 + 1 = 0.5 ((1.5 + 0.5)2 + 1)

    1

    1

    2

    1

    = 0.5 1

    3 +

    1

    3

    = 3.33333333

    Nilai integrasi sejatinya adalah:

    2 + 1

    2

    1

    =1

    33 +

    = 2 = 1

    = 8

    3+ 2

    1

    3+ 1 =

    7

    3+ 1 = 3.33333333

    Yang untuk kasus ini tepat sama sampai 10 angka benar dengan solusi hampirannya.

    Kaidah Gauss-Legendre 3-Titik

    Metode Gauss-Legendre 3-Titik dapat ditulis sebagai

    = 1 1 + 2 2

    1

    1

    + 3 3

    Parameter 1, 2, 3, 1, 2 , dan 3 dapat ditemukan dengan membuat penalaran bahwa

    kuadratur Gauss bernilai tepat untuk 6 buah fungsi berikut:

    = 1; = ; = 2

    = 3; = 4; = 5

    Dengan cara yang sama seperti pada penurunan kaidah Gauss-Legendre 2-titik,

    diperoleh 6 buah persamaan simultan yang solusinya adalah

    1 =5

    9; 1 =

    3

    5

    2 =8

    9; 2 = 0

  • 3 =5

    9; 3 =

    3

    5

    Jadi,

    5

    9[

    3

    5

    1

    1

    ] +8

    9 0 +

    5

    9[

    3

    5]

    Kaidah Gauss-Legendre n-Titik

    Penurunan kaidah Gauss-Legendre 2-titik dan Gauss-Legendre 3-titik dapat

    dirampatkan untuk menghasilkan kaidah Gauss-Legendre n-titik

    = 1 1 + 2 2

    1

    1

    + +

    Nilai-nilai dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Metode Gauss-Legendre n-titik

    = 1 1 + 2 2

    1

    1

    + +

    n Faktor bobot Argumen fungsi Galat pemotongan

    2 1 = 1.000000000

    2 = 1.000000000

    1 = 0.577350269

    2 = 0.577350269

    = 4 ()

    3 1 = 0.555555556

    2 = 0.888888889

    3 = 0.555555556

    1 = 0.774596669

    2 = 0

    1 = 0.774596669

    = 6 ()

    4 1 = 0.347854845

    2 = 0.652145155

    3 = 0.652145155

    4 = 0.347854845

    1 = 0.861136312

    2 = 0.339981044

    3 = 0.339981044

    4 = 0.861136312

    = 8 ()

    5 1 = 0.236926885

    2 = 0.478628670

    3 = 0.568888889

    4 = 0.478628670

    1 = 0.0906179846

    2 = 0.538469310

    3 = 0

    4 = 0.538469310

    = 10 ()

  • 5 = 0.236926885 5 = 0.0906179846

    6 1 = 0.171324492

    2 = 0.360761573

    3 = 0.467913935

    4 = 0.467913935

    5 = 0.360761573

    6 = 0.171324492

    1 = 0.932469514

    2 = 0.661209386

    3 = 0.238619186

    4 = 0.238619186

    5 = 0.661209386

    6 = 0.932469514

    = 12 ()

    Daftar Pustaka

    Munir, Rinaldi. 2010. Metode Numerik. Bandung: Informatika