bab 2 landasan teori 2.1 sistem informasi geografi 2.1.1...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Geografi
Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan
dengan sistem informasi geografi.
2.1.1 Pengertian Sistem
Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda – beda, tetapi
meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang – bidang
tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai
elemen, lingkungan, interaksi, antara elemen dengan lingkungannya, dan yang
terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Menurut Gordon B.Davis (1974,p81), sistem dapat berupa abstrak atau fisis.
Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan – gagasan atau konsepsi –
konsepsi yang saling bergantung.
Berdasarkan kutipan-kutipan yang diambil dari beberapa pengarang, pada
prinsipnya, pengertian dari sistem di atas adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, terintegrasi, dan berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan dalam menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.1.2 Pengertian Infomasi
Menurut McLeod (2007,p15), Informasi adalah data yang telah diolah menjadi
bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan
8
saat ini atau mendatang
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data
dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian - kejadian yang nyata yang digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Sasaran yang harus dicapai oleh suatu informasi adalah :
1. Akurasi
Informasi harus benar, karena informasi yang tidak akurat akan berakibat fatal
kepada pengguna.
2. Tepat waktu
Informasi yang di terima tidak boleh terlambat karena merupakan landasan dalam
mengambil keputusan.
3. Relevan
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakai.
4. Reliabilitas
Tingkat kehandalan terhadap keakuratan informasi yang disajikan harus dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Lengkap
Informasi yang disajikan harus utuh dan terperinci.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon (2006, p7), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang
saling terkait, yang saling bekerjasama mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan
menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisa dan
9
visualisasi dalam organisasi.
Sistem informasi adalah penggabungan dari manusia, hardware, software, dan
jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mampu mengumpulkan, mengubah,
dan membagikan informasi dalam sebuah organisasi. O’Brien(2005,p6).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan
komponen yang melakukan pengumpulan data dan analisa data yang ada untuk
menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan oleh penerimanya dalam
pengambilan keputusan.
2.1.4 Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.
Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geos (bumi atau permukaan
bumi) dan graphien (melukis, mencitrakan, menjelaskan, atau menuliskan), maka
berdasarkan asal katanya geografi dapat diartikan sebagai pencitraan atau pelukisan
bumi.
Dalam arti yang lebih luas, geografi lebih sering diterima sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan
timbal balik antara keduanya.
Menurut Bintaro (1984,p), geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di
muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun
yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan
keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan
pembangunan.
10
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Definisi SIG (Sistem Informasi Geografi) selalu berkembang, bertambah dan
bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu SIG
merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai
disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat. Berikut ini adalah definisi – definisi SIG
dari berbagai pustaka yang beredar.
1.Menurut Arronoff (1989) :
SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam
menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan analisis data, serta keluaran
sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
2.Menurut Gistut (1994) :
SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan
mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi
dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan
struktur organisasi
3.Menurut Burrough (1986) :
SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan,
menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai
referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan
perencanaan.
11
Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri
atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management , data
manipulasi dan analysis
2.2 Komponen Sistem Informasi Geografi
SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat keras di
mana komponen-komponen pendukungnya terdiri atas berbagai macam alat yang
digunakan untuk menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data
(Burrough, 1986, p7).
2.2.1 Perangkat Keras
Perangkat keras atau hardware adalah perangkat fisik berupa komputer beserta
instrumen pendukungnya. Secara garis besar perangkat keras dalam SIG dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Alat masukan (input)
Alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Misalnya, scanner,
digitizer, CD-ROM, disket, hard disk, dan pita magnetis.
2. Alat pemrosesan
Alat dalam sistem komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis, dan
menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Misalnya, Central Processing Unit
(CPU), tape drive, dan disk drive.
3. Alat keluaran (output)
Alat yang berfungsi menayangkan informasi geografis dalam proses SIG.
Misalnya, Visual Display Unit (VDU), plotter, dan printer.
12
Gambar 2.1 Skema perangkat keras SIG
Central Processing Unit (CPU) dihubungkan dengan disk drive sebagai unit
penyimpanan yang menyediakan tempat untuk menyimpan data dan program. Digitizer,
scanner atau komponen lain yang serupa digunakan untuk mengambil data dari peta dan
komponen lainnya untuk kemudian diubah ke dalam format digital dan dikirim ke CPU.
Plotter, printer atau komponen lain yang serupa digunakan untuk menampilkan hasil
data yang telah diproses.
Tape drive digunakan untuk menyimpan data ke dalam magnetic tape atau untuk
berkomunikasi dengan sistem lainnya. Komunikasi dengan komputer lain dapat
dilakukan dengan menggunakan modem di mana pengguna melakukan kontrol atas
komponen-komponennya melalui Visual Display Unit (VDU).
2.2.2 Perangkat Lunak
Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem yang berfungsi untuk
memasukkan, menyimpan dan menghasilkan data yang diperlukan. Sedangkan
13
mengenai skema perangkat lunak dalam SIG sendiri dapat dilihat pada gambar 2.2 . Bila
dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun
secara modular di mana basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem
diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa
modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan
modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dijalankan sendiri secara terpisah.
Gambar 2.2 Skema perangkat lunak SIG
Data hasil penginderaan jarak jauh dan tambahan seperti data lapangan dan peta
disatukan menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke dalam
komputer melalui unit input untuk disimpan dalam hard disk. Bila diperlukan data yang
telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk
laporan (dalam bentuk peta/gambar). Data ini juga dapat diperbaharui untuk menjaga
agar data tetap sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Input tambahan
Transformasi Penayangan dan pelaporan
Basis data (dasar) geografi
Input data
14
2.3 Keuntungan Penggunaan Sistem Informasi Geografi
Sistem informasi geografi menyimpan data seperti apa adanya, sesuai dengan
skala aslinya. Data keruangan yang dimiliki oleh SIG disimpan dalam bentuk digital dan
disimpan menggunakan media penyimpanan digital berkapasitas besar.
Menurut Yousman (2004, p263), beberapa keuntungan penggunaan SIG adalah:
1. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat
di permukaan bumi menjadi beberapa lapisan data spasial. Dengan
penggunaan konsep lapisan dalam pemodelan, permukaan bumi dapat
direkonstruksi kembali atau dirancang dalam bentuk tiga dimensi
berdasarkan data ketinggiannya.
2. SIG dengan mudah menghasilkan peta – peta tematik yang dapat
digunakan untuk menampilkan informasi - informasi tertentu. Peta – peta
tematik tersebut dapat dibuat dari peta - peta yang sudah ada sebelumnya,
hanya dengan manipulasi atribut – atributnya.
3. SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail atau tema
yang diinginkan, menggabungkan suatu kumpulan data dengan kumpulan
data lainnya, melakukan perbaikan data, serta melakukan pemodelan dan
menganalisis suatu keputusan dengan lebih cepat.
2.4 Pemetaan
Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan peta secara garis besar.
15
2.4.1 Pengertian Peta
Menurut ICA (International Cartographic Association), peta merupakan
gambaran atau representasi unsur – unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari
permukaan bumu yang ada kaitannya dengan permukaan bumu atau benda- benda
angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil/diskalakan.
Peta merupakan dasar yang penting dalam SIG karena berfungsi sebagai sebuah
sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan
mempertunjukkan data.
Menurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area
yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem
koordinat beserta dengan penggambaran atribut-atribut non-spasialnya. Peta biasanya
direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat
dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.
2.4.2 Jenis Peta
Jenis peta berdasarkan isinya :
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.
Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik
kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis
16
misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya
misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.
2. Peta Khusus / Tematik
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan
(fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya.
Contoh peta khusus: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta
penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur
penerbangan atau pelayaran).
Jenis peta berdasarkan Skalanya
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 :
5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam
sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri,
pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).
2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta kelurahan, peta kecamatan
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000
sampai 1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan
daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi
maluku.
17
4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 :
1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah
yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
Jenis peta berdasarkan tujuannya :
1. Peta Pendidikan (Educational Map).
Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
2. Peta Ilmu Pengetahuan.
Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
3. Peta Informasi Umum (General Information Map)
Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
4. Peta Turis (Tourism Map).
Contohnya: peta museum, peta rute bus.
5. Peta Navigasi.
Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
6. Peta Aplikasi (Technical Application Map).
Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.
7. Peta Perencanaan (Planning Map).
Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta pertambangan
Jenis peta berdasarkan kegunaannya :
1. Peta Referensi Umum
Peta yang digunakan untuk mengindentifikasi dan verifikasi macam – macam
bentuk geografi termasuk fitur tanah, perkotaan, jalan dan sebagainya.
18
2. Peta Mobilitas
Peta ini digunakan untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari
satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan udara.
3. Peta Invetaris
Peta yang menunjukkan lokasi dari fitur – fitur tertentu yang terdapat di suatu
wilayah,seperti posisi gedung di suatu wilayah.
2.4.3 Komponen Peta
Komponen peta terdiri dari :
1. Isi Peta
Isi peta menunjukkan makna ide penyusun peta yang akan disampaikan
kepada pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan mengenai perbedaan
curah hujan, isi peta tentunya berupa isohyet.
2. Judul Peta
Judul peta harus mencerminkan isi peta berupa isohyet.
3. Skala Peta dan Simbol Arah
Skala peta sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan
kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar
jelas pada peta dengan skala 1 : 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1
: 50.000. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan terlihat lebih rinci dan
detail pada peta berskala 1: 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 :
50.000. Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah
utara lazim nya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata
19
letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta menjadi nyaman untuk
dibaca. Lebih jauh, arah juga penting sehingga pemakai peta dapat dengan
mudah menyamakan objek dipeta dengan objek sebenarnya di lapangan.
4. Legenda atau Keterangan Peta
Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian
dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.
5. Inzet dan Index Peta
Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang
dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian
belahan bumi. Sebagai contoh pada saat pembuat peta ingin memetakan
Pulau Jawa, Pulau Jawa merupakan bagian dari Kepulauan Indonesia yang di
Inzet. Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana
menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di
sekitarnya.
6. Grid
Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak
atau grid sistem.
Tujuan pembuatan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta
dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukkan letak
sebuah titik diatas lembar peta.
Cara pembuatan grid yaitu dengan membagi-bagi wilayah dunia yang luas
ke dalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan kode
tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan
20
begitu juga dengan kode seterusnya.
Salah satu jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di Indonesia antara
lain :
Kilometering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotak-
kotak dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh
Tentara Inggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping
Sistem). Untuk menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang
berusaha membuat sistem grid yang seragam dengan sistem UTM Grid
Sistem dan UPS Grid Sistem.
7. Nomor Peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh
lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
8. Sumber / Keterangan Riwayat Peta
Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta,
percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal
/ tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan / pencetakan peta dan lain
sebagainya yang memperkuat identitas penyusunan peta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2.5 Sistem Basis Data
Berikut ini akan dibahas mengenai berbagai hal seputar sistem basis data seperti
Database Management System dan metode yang digunakan dalam pemodelan dan
perancangan basis data.
21
2.5.1 Pengertian Basis Data
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p19), basis data adalah kumpulan
berkas dan arsip yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan membentuk data dan
hal lainnya yang tersimpan di suatu wadah atau tempat.
Pengertian basis data menurut Connolly dan Begg (2005, p14) adalah kumpulan
data yang saling berhubungan secara logis dan saling berinteraksi serta menghasilkan
informasi yang dibutuhkan. Suatu basis data haruslah merupakan sebuah penyimpanan
data besar yang dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau bagian organisasi dalam
waktu yang bersamaan.
Basis data adalah sebuah rangkaian data yang disimpan dalam suatu format yang
sudah terstandarisasi, yang dirancang agar dapat digunakan oleh beberapa pengguna
secara bersamaan. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari berbagai catatan
dan potongan pengetahuan, maka sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari
beragam fakta yang tersimpan di dalamnya, yang disebut skema. Skema
menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data dan hubungan di antara obyek-
obyek tersebut. Cara untuk mengorganisasikan skema atau memodelkan struktur basis
data dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan
sekarang adalah model relasional yang telah dapat mewakili semua informasi yang
terdapat dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan, di mana setiap tabel terdiri
dari baris dan kolom. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan
menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain, seperti model hirarki dan
model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar
tabel.
22
2.5.2 Database Management System
Database Management System (DBMS) adalah sebuah perangkat lunak yang
ditulis khususnya untuk mengontrol struktur sebuah database dan mengakses data.
Dalam DBMS, pergantian alamat hanya boleh dimasukkan sekali, dan informasi yang
di-update akan tersedia dalam sembarang file yang sesuai.
Keuntungan dari Database Management System adalah:
1. Pengulangan Data Berkurang
Pengulangan data atau repetisi berarti bahwa field data yang sama (misal: alamat
seseorang) muncul berkali-kali dalam file yang berbeda dan terkadang dalam
format yang berbeda. Dalam sistem pemrosesan yang lama, file-file yang berbeda
akan mengulang data yang sama sehingga memboroskan ruang penyimpanan.
2. Integritas Data Meningkat
Integritas data berarti data itu akurat, konsisten dan terbaru. Dalam sistem lama,
ketika ada perubahan dalam sebuah file, perubahan ini tidak perlu dibuat dalam
file lain. Akibatnya, beberapa laporan memiliki informasi yang tidak akurat.
Dalam DBMS, berkurangnya pengulangan berarti meningkatkan kesempatan
integritas data, karena semua perubahan hanya dilakukan di satu tempat.
3. Keamanan Meningkat
Meskipun berbagai departemen bisa berbagi pakai data, namun akses ke informas i
bisa dibatasi hanya untuk pengguna tertentu. Hanya dengan menggunakan
password maka informasi finansial, medis, dan nilai mahasiswa dalam database
sebuah universitas tersedia hanya bagi mereka yang memiliki hak untuk
mengetahuinya.
4. Kemudahan Memelihara Data
23
DBMS menawarkan prosedur standar untuk menambahkan, mengedit dan
menghapus rekaman, juga untuk memvalidasi pemeriksaan untuk memastikan
bahwa data yang tepat sudah dimasukkan dengan benar dan lengkap ke dalam
masing-masing jenis field. Utilitas backup data membantu memastikan tersedianya
data jika terjadi kegagalan sistem primer.
2.5.3 Primary Key
Primary key adalah sebuah atribut atau himpunan yang dipilih untuk
mengidentifikasikan tuple – tuple atau record dalam table yang bersifat unik. Unik
memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang untuk dua atau lebih tuple atau
record salam sebuah table (Connolly,2002,p79)
2.5.4 Foreign Key
Foreign Key berdasarkan Connolly dan Begg (2005, p79) adalah sebuah atribut
atau himpunan atribut dalam sebuah tabel yang merujuk pada key yang terdapat pada
tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menggambarkan hubungan antara satu tabel
dengan tabel yang lainnya.
2.5.5 Table
Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris
(Connolly, 2002,p72)
2.5.6 Field
24
Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field
merupakan kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly,2002,p72).
2.5.7 Record
Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sering
disebut juga tuple (Connolly,2002,p73)
2.5.8 Entitas Relationship Diagram(ERD)
Entity relationship diagram menunjukkan hubungan antar data berdasarkan
persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan obyek dasar yang disebut entitas dan
hubungan antar entitas-entitas tersebut.
Jenis mapping cardinality menurut Eaglestone (2001, p125), antara lain:
1. One to one
Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau
lebih y, tetapi setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x.
2. One to many
Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau
lebih y, tetapi setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x.
3. Many to many
Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke
satu atau lebih y, dan setiap satu y mungkin berhubungan dengan satu atau lebih
x.
25
4. Zero or one to many
Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke
satu atau lebih y, tetapi setiap satu y hanya berhubungan ke satu x atau tidak
sama sekali.
2.6 Data Flow Diagram
Menurut McLeod (2004, p171), data flow diagram adalah gambaran dari suatu
sistem yang menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menunjukkan aliran data
melalui proses-proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar
elemen, proses, aliran data, dan penyimpanan data.
Menurut Whitten (2004, p326), data flow diagram adalah alat yang
menggambarkan aliran data melalui sistem kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh
sistem tersebut.
Terdapat tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu:
a. Diagram konteks
Merupakan tingkatan tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem.
Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store.
b. Diagram nol
Memiliki data store. Jika terdapat diagram tidak rinci, maka diberikan tanda
asterik.
c. Diagram rinci
Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram tingkat sebelumnya. Proses
yang ada sebaiknya tidak melebihi tujuh proses
26
Terdapat tiga simbol dan satu koneksi dalam DFD, yaitu:
a. Persegi panjang tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan;
Gambar 2.3 Proses DFD
b. Persegi empat menyatakan agen eksternal dan batasan sistem tersebut;
Gambar 2.4 Agen eksternal DFD
c. Kotak berujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut basis data;
Gambar 2.5 Data store DFD
d. Panah menyatakan aliran data atau input ke dan output dari suatu proses.
Gambar 2.6 Aliran data DFD
2.7 State Transition Diagram
State transition diagram adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk
menggambarkan titik dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antar titik. Satu
atau lebih aksi mungkin dapat berasosiasi dengan setiap transisi.
27
Diagram transisi bertugas untuk menunjukkan urutan-urutan fungsi yang
dijalankan sebuah sistem. Dalam beberapa sistem bisnis, model ini tidak perlu
diperhatikan mengingat urutan yang ada sudah diketahui dengan tepat.
Menurut Pressman (2001, p317), state transition diagram (STD)
menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem dengan menunjukkan kondisi dan kejadian
yang menyebabkan perubahan suatu kondisi.
Menurut Whitten (2004, p636), state transition diagram adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika
pengguna sistem menjalankan sistem
Komponen utama dari sebuah diagram transisi adalah state dan anak panah yang
mewakili perubahan state. State adalah sekumpulan keadaan atau atribut karakter
seseorang atau sesuatu pada waktu tertentu.
Gambar 2.7 State pada diagram transisi
Gambar 2.8 Penanda perubahan pada diagram transisi
aksi
kondisi
Gambar 2.9 Diagram transisi yang dilengkapi dengan aksi dan kondisi
28
Terdapat dua macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pembuatan
diagram transisi yaitu :
a. Mendefinisikan semua state yang mungkin pada sistem dengan cara
menampilkan ke dalam bentuk kotak-kotak terpisah, kemudian mencari
hubungan yang ada antar kotak;
b. Inisialisasi state, dimulai dari state paling awal kemudian dilanjutkan ke state-
state berikutnya hingga sampai ke state akhir.
2.8 ASURANSI
Berikut ini akan dibahas mengenai berbagai hal seputar asuransi.
2.8.1 PENGERTIAN ASURANSI
Asuransi dalam hal hukum dan ekonomi adalah suatu bentuk dari management
resiko terutama digunakan untuk melindungi nilai terhadap resiko kerugian contingent.
Secara sempit asuransi adalah sebuah system untuk merendahkan kehilangan financial
dengan menyalurkan resiko kehilangan dari seseorang atau badan ke badan lainnya.
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
29
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang
menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut
kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi
yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung" kepada "penanggung" untuk
risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung"
untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta. Mengetahui
bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial,
mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah.
Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila
terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1 juta per
tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan
asuransi.
2.8.2 Keuntungan Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari
investasi premi yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut
"float". Penanggung bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan
float dan juga suku bunga atau deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti
dan kematian yang tercatat oleh perusahaan asuransi adalah US$142,3 milyar dalam
waktu lima tahun yang berakhir pada 2003. Tetapi keuntungan total di periode yang
sama adalah US$68,4 milyar, sebagai hasil dari float.
30
2.8.3 Prinsip dasar asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan
keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum.
2. Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus
dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya
syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan
yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
3. Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai
dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4. Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang
ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas
dalam pasal 278).
5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar.
6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-
sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggun g
untuk ikut memberikan indemnity.
31
2.9 Bengkel
Berikut ini akan dibahas mengenai berbagai hal seputar bengkel.
2.9.1 Pengertian Bengkel
Bengkel dalam hal fungsi merupakan unit kerja yang mengerjakan hal-hal yang
bersifat technical, misal bengkel mobil yang berfungsi sebagai tempat
memperbaiki atau merubah fungsi pada kendaraan roda empat. Bengkel juga
dapat berupa pabrik kecil yang berisi tukang dan peralatan nya yang bertujuan
memproduksi barang.
Pekerja dalam bengkel disebut “montir” atau “tukang”. Tugas dari kedua pihak
tersebut yaitu memperbaiki kerusakan suatu barang atau kendaraan dan merubah
atau mengganti fungsi dari barang sesuai keinginan konsumen.
Contohnya apabila seseorang mengalami kecalakaan dan kendaraan nya
mengalami kerusakaan, maka ia akan menyambangi bengkel untuk memperbaiki
kendaraannya agar kembali ke kondisi seperti sedia kala. Bengkelmobil juga
biasa didatangi konsumen yang ingin mengganti parts bawaan kendaraannya
dengan parts lain yang diinginkan.
2.9.2 Keuntungan Bengkel
Bengkel resmi biasa mendapatkan keuntungan lebih dari menjual spare parts dan
ongkos service yang tinggi, tetapi di lain pihak bengkel resmi wajib menjalankan
32
kewajiban sebagai pengguna merek kepada Agen Tunggal Pemegang Merek,
misalkan bengkel resmi mobil Toyota wajib membayar lisensi kepada PT.
Toyota Astra Motor sebagai pemegang merek Toyota di Indonesia. Bengkel non
resmi biasanya mendapatkan keuntungan yang lebih sedikit dikarenakan
persaingan usaha yang tinggi, tetapi karena pangsa pasarnya yang lebih luas
memungkinkan bengkel non resmi menjadi alternative konsumen.