bab 2 landasan teori 2.1 sistem informasi akuntansi...

38
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell yang diterjemahkan oleh Hendera Teguh (2001, p11), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut O’Brien (2005, p29), yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary, sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling terintegrasi dengan menerima input dan menghasilkan output untuk mencapai tujuan. 2.1.2 Pengertian Informasi Menurut O’Brien (2005, p38), yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary, mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu. Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi Tambunan (2000, p1), informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Upload: dolien

Post on 22-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut McLeod dan Schell yang diterjemahkan oleh Hendera Teguh

(2001, p11), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud

sama untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut O’Brien (2005, p29), yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan

Deni Arnos Kwary, sistem adalah sekelompok komponen yang saling

berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

sekumpulan komponen yang saling terintegrasi dengan menerima input dan

menghasilkan output untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (2005, p38), yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan

Deni Arnos Kwary, mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah

menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu.

Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf

dan Rudi Tambunan (2000, p1), informasi adalah data yang berguna yang diolah

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

9

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data

yang sudah diolah sehingga memiliki arti bagi pengguna, dan dapat digunakan

sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2.1.2.1 Karakteristik Informasi

Berdasarkan Marshall B.Romney (2006, p12), agar suatu

informasi dapat berguna dalam suatu pengambilan keputusan maka

informasi harus memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik sebagai

berikut :

1. Relevan (Cocok dan sesuai)

Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki

kemampuan pengambilan keputusan untuk membuat prediksi,

mengkorfimasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.

2. Andal

Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan

secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.

3. Lengkap

Informasi itu lengkap jika menghilangkan aspek-aspek penting dari

kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang

diukurnya.

4. Tepat Waktu

Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk

memungkinan pengambilan keputusan menggunakannya dalam

membuat keputusan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

10

5. Dapat dipahami

Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat

dipakai dan jelas.

6. Dapat diverifikasi

Informasi dapat divertifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang

baik, bekerja secara inpenden dan masing-masing akan menghasilkan

informasi yang sama.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Hall (2001, p7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian

prosedur formal dimana data dapat dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan

didistribusikan kepada para pemakai.

Menurut O’Brien (2005, p5), yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan

Deni Arnos Kwary, sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari

orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah kombinasi dari sistem yang terdiri dari komponen-komponen teknologi

informasi yang saling terintegrasi untuk memperoleh dan memproses informasi

kepada pemakai akhir.

2.1.4 Pengertian Akuntansi

Menurut Niswonger, Warren, Reeve, dan Fess yang diterjemahkan oleh

Sirait dan Gunawan (1999, p6), akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

11

informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

mengenai aktivitas ekonomi perusahaan.

Menurut Smith and Skousen (2001, p8), akuntansi adalah suatu aktivitas

jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi yang kuantitatif, terutama

informasi keuangan, tentang entitas-entitas ekonomi, yang dimaksudkan untuk

digunakan dalam proses pengambilan keputusan - dalam pembuatan pilihan-

pilihan yang beralasan diantaranya berbagai alternatif tindakan yang tersedia.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah

suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan dan menyediakan informasi

berupa informasi keuangan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.5 Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001, p3), sistem akuntansi adalah organisasi formulir,

catatan dan laporan yang di koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan.

Menurut Bodnar et al yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi

Tambunan (2000, p181), sistem akuntansi adalah suatu organisasi yang terdiri dari

metode dan catatan-catatan yang dibuat untuk mengidentifikasikan,

mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi

organisasi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban

yang berkaitan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi

adalah suatu organisasi formulir, catatan, laporan yang dibuat untuk

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

12

mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan

transaksi-transaksi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan.

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Bodnar et al yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi

Tambunan (2001, p11), sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan

sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data

menjadi informasi.

Menurut Jones dan Rama (2006, p13), accounting information system is a

subsystem of a Management Information System (MIS) that provides accounting

and financial information as well as other information obtained in the routine

processing of accounting transactions, yang artinya sistem informasi akuntansi

merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan

informasi akuntansi dan keuangan juga informasi lainnya yang didapatkan dari

pemrosesan transaksi akuntansi rutin.

Maka sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem informasi akuntansi

merupakan kumpulan sumber daya fisik dan peralatan lainnya yang diatur untuk

mengubah data transaksi akuntansi rutin untuk menjadi informasi akuntansi dan

keuangan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi user.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

13

2.2 Analisis dan Perancangan Sistem dengan Pendekatan Object-Oriented

2.2.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Bodnar et al (2000, p21), analisis sistem meliputi formulasi dan

evaluasi solusi-solusi masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem adalah

pada tujuan keseluruhan sistem. Dasar dari semua ini adalah analisis untung-rugi

diantara tujuan-tujuan sistem.

Menurut McLeod et al (2001, p190), analisis sistem adalah penelitian atas

sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau yang

diperbaharui. Adapun langkah-langkah analisis sistem adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan penelitian sistem

b. Mengorganisasikan tim proyek

c. Mendefinisikan kebutuhan informasi

d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

e. Menyiapkan usulan rancangan

f. Menyetujui atau menolak rancangan sistem

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah

penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan

merancang sistem yang baru atau memperbaharui sistem tersebut agar memenuhi

kebutuhan informasi pemakai.

2.2.2 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Mulyadi (2001, p51), perancangan sistem adalah suatu proses

penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem

informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

14

Menurut McLeod et al yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh (2001,

p192), perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh

sistem yang baru. Adapun langkah-langkah perancangan sistem informasi adalah

sebagai berikut:

a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci

b. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

d. Memilih konfigurasi terbaik

e. Menyiapkan usulan penerapan

f. Menyetujui atau menolak penerapan sistem

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem

adalah suatu proses penerjemahan dan penentuan kebutuhan akan data yang

diperlukan oleh pemakai informasi untuk membentuk suatu sistem yang baru.

2.2.3 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2001, p97), Object-Oriented

Analysis and Design berusaha untuk menggabungkan data dan proses-proses

menjadi suatu gagasan tunggal yang disebut object. Object-Oriented Analysis and

Design memperkenalkan object diagrams yang mendokumentasikan sistem

dipandang dari segi object dan interaksinya.

Menurut Mathiassen el al (2000, p15), “Object-Oriented Analysis and

Design offers a systematic and complete approach to Object-Oriented Analysis

and Design”. Dari definisi tersebut, dapat diartikan bahwa Object-Oriented

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

15

Analysis and Design menawarkan sebuah pendekatan yang sistematis dan lengkap

terhadap analisis dan perancangan berorientasi object.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Object-Oriented

Analysis and Design adalah sebuah pendekatan yang sistematis dengan

menggabungkan data dan proses-proses menjadi suatu analisis dan perancangan

berorientasi object.

2.2.3.1 Diagram Dalam Analisis Dan Perancangan Berorientasi Object

Diagram yang digunakan untuk menggambarkan analisis dan

perancangan berorientasi object yaitu :

1. Rich picture

Menurut Mathiassen el al (2000, p26) rich picture is an

informal drawing that presents the ilustrator’s understanding of a

situation. Yang berarti bahwa rich picture adalah suatu gambaran

umum yang mempresentasikan keadaan saat ini berdasarkan

pandangan user. Rich picture memberikan suatu deskripsi dari situasi

yang memungkinkan beberapa alternatif diintrepretasikan.

2. Activity Diagram

Menurut Jones and Rama (2006, p61), activity diagram dibagi

menjadi 2 tipe, yaitu:

a. ”The Overview Activity Diagram presents a high level view of the

business process by documenting the key events, the sequence of

this events, and the information flows among these events”. Yang

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

16

berarti bahwa gambaran aktivitas diagram menggambarkan suatu

pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan

mendokumentasikan peristiwa-peristiwa pentingnya, urutan dari

peristiwa ini, dan informasi yang mengalir diantara peristiwa

tersebut.

b. “The Detailed Activity Diagram is similar to a map of a city or

town. It provides a more detaried representation of the activities

associated with one or two events shown on the overview

diagram”. Yang berarti bahwa diagram aktivitas detail adalah

mirip dengan peta kota besar atau kota. Aktivitas diagram detail

menyediakan penyajian yang lengkap dari aktivitas-aktivitas yang

dihubungkan dengan satu atau dua peristiwa yang ditunjukkan

pada gambaran aktivitas diagram.

Notasi-notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah:

a. Activity State

Menunjukkan hasil dari beberapa behavior pada arus kerja

(workflow).

b. Control Flow atau transition

Menunjukkan jalannya arus control dari suatu aktivitas ke

aktivitas lainnya.

c. Initial State

Mengidentifikasikan awal state ketika state diminta.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

17

d. Final State

Menggambarkan state telah mengakhiri aktivitasnya.

e. Decision

Digunakan untuk menunjukkan arus control bercabang ketika ada

sebuah titik keputusan.

f. Swimlane

Digunakan sebagai pemisah pada activity diagram. Biasanya

menunjukkan seseorang atau organisasi yang bertanggungjawab

untuk suatu aktivitas yang berada dalam swimlane.

3. UML Class Diagram

Menurut Carol Britton & Jill Doake (2001, p16), class

diagram merupakan template (model dasar) yang digunakan untuk

membuat sebuah objek. Komponen-komponen pembentuk class

diagram adalah attribute dan operation dari sebuah objek class.

• Attribute pada sebuah class adalah sebuah data item yang

didefinisikan sebagai bagian kelas atau objek. Atribut dari suatu

class mempresentasikan properti-properti yang dimiliki oleh class

tersebut.

• Operation pada sebuah class merupakan sebuah fungsi atau

prosedur yang didefinisikan sebagai bagian dari class atau objek,

biasanya digunakan untuk menyebut prosedur umum di dalam

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

18

objek. Dalam hal ini, attribute, operation dan associations secara

bersama memiliki tanggungjawab dalam sebuah class.

Hubungan dalam sebuah model class diagram dapat

menggunakan hubungan association, aggregation, maupun

inheritance.

• Association merupakan model association antara class yang

berarti bahwa terdapat beberapa bagian kecil hubungan antara

objects pada class tersebut.

• Aggregation merupakan penggambaran hubungan yang terjadi

ketika satu class tersebut adalah bagian dari class lain.

Aggregation dapat ditemukan pada tahap ” bagian dari ”, ” terdiri

dari ”, ” dibuat dari ”. Aggregation biasanya digambarkan sebagai

sebuah diamond dalam sebuah class diagram.

• Inheritance merupakan mekanisme yang memungkinkan sebuah

kelas baru didefinisikan dari kelas yang sudah ada sebelumnya,

yang mana kelas baru tersebut didefinisikan sebagai spesialisasi

dari kelas yang sebelumnya.

4. Use Case Diagram

Menurut Carol Britton & Jill Doake (2001, p97) use case

diagram secara grafis menggambarkan interaksi antara user dengan

sistem, dimana interaksi tersebut menggambarkan fungsionalitas yang

disediakan sistem unit menurut sisi pandang user.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

19

Jenis-jenis hubungan dalam usecase dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Relationship Function Notation

Association Komunikasi path antara sebuah actor dan

sebuah usecase yang ikut berperan serta.

________________

Extend Merupakan fungsi tambahan dari behavior

ke dalam usecase yang tidak diketahui.

<<extend>>

Include Merupakan fungsi tambahan dari behavior

tambahan ke dalam usecase yang secara

eksplisit menggambarkan adanya

penambahan.

<<include>>

Tabel 2.1 : Tabel Jenis Hubungan Dalam Usecase

5. Navigation Diagram

Menurut Mathiassen el al (2000, p159), navigation diagram

adalah gambaran keseluruhan dari elemen user interface dan transisi

diantaranya.

6. Rancangan Database

Menurut Connoly and Begg (2002, p279), perancangan basis

data adalah proses pembuatan sebuah rancangan untuk sebuah basis

data yang mendukung operasi dan tujuan dari perusahaan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

20

Perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan utama yaitu

conceptual database design, logical database design dan physical

database design.

a) Conceptual Database Design

Conceptual database design adalah proses membangun sebuah model

data dari informasi yang diperoleh dalam sebuah organisasi tetapi

bebas dari semua pertimbangan fisik.

Conceptual Design merupakan tahapan pertama dari tahapan

perancangan basis data dan menciptakan model data konseptual dari

bagian perusahaan yang akan dibuat basis data-nya. Model data

dibuat dengan menggunakan dokumen dari spesifikasi kebutuhan

pemakai.

b) Logical Database Design

Logical Database Design adalah proses membangun sebuah model

dan informasi yang diperoleh dari sebuah organisasi berdasarkan

model data khusus, tetapi bebas dari halaman yang berkaitan dengan

DBMS dan pertimbangan fisik lainnya.

Pada tahapan ini, model data konseptual yang akan dibangun pada

tahap sebelumnya dipetakan pada model data logical. Model data

logical didasarkan pada target model data untuk basis data.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

21

c) Physical Database Design

Physical Database Design merupakan proses pembuatan deskripsi

dari suatu implementasi basis data pada secondary storage (media

penyimpanan) halaman ini mendeskripsikan hubungan utama,

organisasi file dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi

akses ke dalam data dan associated integrity constraints yang lainnya

dan halaman yang berkaitan dengan keamanan.

Physical Database Design merupakan tahap ketiga dan terakhir dari

proses perancangan basis data. Dimana perancang memutuskan

bagaimana perancang bermaksud untuk mengimplementasikan secara

fisik dari Logical Database Design.

7. Rancangan Formulir

Menurut Jones and Rama (2006, p261), ”form is formatted

document containing blank fields that users can fill it with data. When

the form displayed on a computer screen, the data entered in the

blank fields are saved to one or more data tables”.

Yang berarti bahwa form adalah suatu dokumen yang telah

terformat dan berisi field kosong yang dapat diisi data oleh para

pemakai. Ketika form ditampilkan pada layer komputer, data yang

masuk ke dalam field yang kosong disimpan dalam satu atau lebih

tabel data.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

22

Tipe-tipe dari input forms:

• Single-Record Entry Form

Form yang menunjukkan hanya satu record. Form ini digunakan

untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi data didalam

record tunggal pada tabel tertentu. Form seperti ini sering digunakan

untuk pemeliharaan data master file.

• Tabular Entry Form

Form yang menyediakan suatu spreadsheet seperti desain untuk

memasuki berbagai record didalam tabel tunggal. Form jenis ini

sering digunakan untuk menyimpan suatu batch peristiwa.

• Multi Table Entry form

Form yang digunakan untuk menambah data lebih dari satu tabel.

Menurut Jones and Rama (2006, p264) ada lima elemen penting

dari form yang memerlukan dokumentasi, yaitu:

o Atribut disimpan didalam tabel

o Atribut ditampilkan dari tabel

o Foreign key adalah sebuah primary key yang digunakan di

tabel lain.

o Queries adalah kumpulan berbagai tabel-tabel yang saling

berhubungan dalam database.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

23

8. Rancangan Layar

Menurut Jones and Rama (2006, p271), “form interface

elemens are objects on form used for entering information of

performing actions. All aspects of the form are controlled by the

interface elements. Some of these objects provide or opportunity to

improve internal controlover data elements”.

Yang berarti bahwa elemen interface adalah objek-objek pada

form yang digunakan untuk memasukkan informasi atau menjalankan

perintah segala aspek dari form dikontrol dengan elemen interface.

Beberapa objek tersebut menyediakan kesempatan untuk

mengembangkan internal kontrol pada entry.

Dibawah ini ada beberapa elemen-elemen dari rancangan

masukan, antara lain:

Text Box

“Text Box are space on a form that are used to enter information

that is added to a table or to display information that is read form

a table”.

Yang berarti bahwa ruang pada form yang digunakan untuk

memasukkan informasi yang kemudian akan ditambahkan ke

dalam tabel atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari

tabel.

Labels

“Labels help the user understanding what information needs to be

entered”.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

24

Yang berarti bahwa labels membantu pengguna untuk memahami

informasi apa yang dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam form.

Look-up feature

“A Look-up feature is frequently added to text boxes that used for

entering foreign key”.

Yang berarti bahwa Look-up feature biasanya ditambahkan pada

text boxes yang digunakan untuk memasukkan foreign key.

Command Buttons

“Command Buttons are to perform an actions”. Yang berarti

bahwa Command Buttons digunakan untuk menjalankan perintah

dalam menjalankan aksi selanjutnya.

Radio Buttons

“Radio Buttons allow user to select one of a set option. For

example, you could use radio buttons on a form to allow user to

choose one of the following three payment types: cash, check, or

credit card”.

Yang berarti bahwa radio buttons mengijinkan pengguna untuk

memilih salah satu dari serangkaian pilihan. Sebagai contoh,

kamu dapat menggunakan Radio Buttons pada form untuk

mengizinkan pengguna dalam memilih salah satu dari tiga tipe

pembayaran berikut: pembayaran tunai, pembayaran

menggunakan cek atau pembayaran menggunakan kartu kredit.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

25

Check boxes

“Check boxes are similiar to radio buttons, but more that one

options can be selected”.

Yang berarti bahwa check box mirip seperti radio buttons, tetapi

dapat memilih lebih dari satu pilihan.

9. Rancangan Laporan

Menurut Jones and Rama (2006, p214), “A report is a

formatted and organized presentation of data”. Yang berarti bahwa

laporan adalah penyajian data yang telah terorganisir dan tersusun.

Beberapa elemen tampilan dan report, yaitu:

• Label boxes and test boxes

”Two elements of any reports are labels and data. In Microsoft

access, these elemen are referred to as label boxes and text

boxes”.

Yang berarti bahwa dua elemen penting dari segala laporan adalah

label dan data. Dalam microsoft access, elemen-elemen ini

ditujukan kepada label boxes and text boxes.

• Grouping Attribute

”Grouping report are grouped by something”. Yang berarti

bahwa laporan yang berkelompok adalah dikelompokkan oleh

sesuatu.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

26

• Group Header

” The group header can be used to present informations that is

common to the group”.

Yang berarti bahwa group header dapat digunakan untuk

menyajikan informasi yang umum pada grup.

• Group Detail

”Group Detail transaction pertaining to the group are listed in

the group detail section”.

Yang berarti bahwa transaksi yang terjadi pada grup didaftarkan

di dalam grup secara rinci.

• Group Footer

”Group Footer can also be used to provide, useful information in

the grouped reports”.

Yang berarti bahwa group footer juga dapat digunakan untuk

menyediakan informasi yang berguna di dalam laporan yang

berkelompok.

2.2.3.2 Daur Hidup Object-Oriented

Pengembangan sistem terdiri dari beberapa tahapan, mulai

dari direncanakan sampai dioperasikan dan dipelihara. Menurut Carol

Britton and Jill Doake (2000, p31), tahapan dalam siklus hidup

pengembangan sistem adalah sebagai berikut :

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

27

a. Tahap analisis (Analysis phase)

Tahap ini dimulai dengan periode penemuan fakta selama

pengembang sistem mulai menginvestigasi sistem yang terdahulu.

b. Tahap desain (Desain phase)

Tahap ini menentukan bagaimana tujuan akan dicapai yang

memungkinkan klien meminta solusi teknikal yang berbeda yang

memenuhi persyaratan spesifikasi. Atau dengan kata lain, proses

dan keperluan data untuk sistem yang baru dan pemilihan

konfigurasi hardware yang baik.

c. Tahap implementasi (Implementation phase)

Dalam tahap ini, sistem secara fisik dibangun, kode pemrograman

ditulis dan diuji serta dokumentasi untuk mendukung

diciptakannya suatu sistem.

d. Tahap pemeliharaan (Maintanance phase)

Dimulai ketika sistem secara formal diserahkan kepada klien.

Pemeliharaan ini sering digunakan untuk mencari dan mengkoreksi

kesalahan-kesalahan yang tidak terdeteksi sebelum sistem

diserahkan.

2.3 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya

2.3.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya

Menurut Henry Simamora (1999, p36), biaya adalah kas atau nilai setara

kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

28

manfaat pada saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi. Disebut setara

kas karena sumber-sumber daya non kas.

Menurut Horngren (2005, p34), biaya adalah suatu sumber daya yang

dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah

sejumlah nilai yang dikorbankan untuk barang atau jasa dengan harapan dapat

mencapai tujuan tertentu.

Adapun klasifikasi biaya menurut Horngren (2005, p35), sebagai berikut :

1. Berdasarkan Objek Biaya

Biaya dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Biaya Langsung

Adalah biaya yang terkait dengan suatu objek biaya dan dapat dilacak ke

objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomi.

b. Biaya Tidak Langsung

Adalah biaya-biaya yang terkait dengan suatu objek biaya namun tidak

dapat dilacak ke objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara

ekonomi.

2. Berdasarkan Hubungannya dengan Volume Produksi

Beberapa jenis biaya bervariasi langsung dengan perubahan volume

produksi atau keluaran, sedang biaya lainnya relatif tidak berubah (fixed).

Manajemen harus memperhatikan kecenderungan biaya yang bervariasi dengan

keluaran jika mereka ingin merencanakan suatu strategi perencanaan yang baik

dan mengendalikan biaya dengan berhasil.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

29

Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu :

a. Biaya Variabel

Adalah biaya yang secara proposional berubah mengikuti perubahan

tingkat aktivitas atau volume yang terkait.

b. Biaya Tetap

Adalah biaya yang tidak akan berubah secara total untuk jangka waktu

tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas tingkat aktivitas atau

volume yang terkait.

c. Biaya Semivariabel

Beberapa biaya mengandung unsur-unsur tetap dan variabel. Biaya ini

mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam rentang keluaran yang

relevan, dan bagian lainnya bervariasi sebanding dengan perubahan jumlah

keluaran.

3. Berdasarkan Biaya Manufaktur

Biaya dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Biaya bahan baku langsung (Direct Material Cost)

Adalah biaya perolehan seluruh bahan baku yang pada akhirnya akan

menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses kemudian menjadi

barang jadi) dan yang dapat dilacak ke objek biaya dengan cara ekonomis.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

30

b. Biaya tenaga kerja manufaktur langsung (Direct Manufacturing Labor

Cost)

Adalah biaya yang meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja

manufaktur yang dapat dilacak ke objek biaya (barang dalam proses

kemudian menjadi barang jadi) dengan cara ekonomis.

c. Biaya manufaktur tidak langsung (Manufacturing Overhead Cost)

Adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya (barang

dalam proses kemudian menjadi barang jadi) namun tidak dapat dilacak ke

objek biaya secara ekonomis.

4. Berdasarkan Hubungannya dengan Departemen Pabrikasi.

Departemen-departemen dalam sebuah pabrik pada umumnya dapat

digolongkan ke dalam dua kategori yaitu, departemen produksi dan departemen

jasa. Dalam departemen produksi, operasi secara manual ataupun dengan

mesin, seperti membentuk dan merakit, dilaksanakan langsung terhadap produk

atau bagian-bagiannya. Biaya yang dikeluarkan departemen semacam ini akan

dibebankan kepada produk tersebut. Departemen jasa memberikan

jasa/pelayanan yang bermanfaat bagi departemen lainnya. Kendati departemen

jasa tidak pernah terlibat langsung dalam proses produksi, namun biayanya

merupakan bagian dari total overhead pabrik, yaitu biaya dari bahan tidak

langsung seperti minyak pelumas, minyak gemuk, dan lap pembersih, oleh

karena itu harus dimasukkan dalam biaya produk.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

31

2.3.2 Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut Horngren (2005, p3), Akuntansi biaya merupakan sebuah studi

akuntansi yang mengukur dan melaporkan informasi keuangan dan nonkeuangan

serta informasi lain yang terkait dengan perolehan atau penggunaan sumber daya

organisasi. Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan

akuntansi keuangan tentang bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan

dianalisis.

Menurut Rayburn (1999, p3), Akuntansi biaya adalah mengenai satuan

yang lebih dari sekedar menghitung biaya produk untuk penilaian persediaan

sebagaimana umumnya kebutuhan pelaporan eksternal. Akuntansi biaya

mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur, melaporkan, dan menganalisis

berbagai unsur biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi

serta pemasaran barang dan jasa.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya

merupakan studi akuntansi yang menyediakan informasi mengenai unsur biaya

langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran

barang dan jasa yang dikumpulkan dan dianalisis untuk dilaporkan kepada pihak

yang membutuhkan.

2.3.2.1 Peranan Akuntansi Biaya

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2008, p4), peranan

akuntansi biaya adalah membantu manajemen dalam :

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

32

1. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan.

2. Penetapan metode dan prosedur perhitungan biaya, pengendalian

biaya, pembebanan biaya yang akurat, dan perbaikan mutu yang

berkesinambungan.

3. Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan

penetapan harga, evaluasi terhadap produk, evaluasi kinerja,

departemen atau divisi, dan pemeriksaan persediaan secara fisik.

4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi,

tahunan atau periode yang lebih singkat.

5. Memilih sistem dan prosedur dari alternatif yang terbaik, guna dapat

menaikkan pendapatan maupun menurunkan biaya.

2.3.3 Sistem Informasi Akuntansi Biaya

Menurut Mulyadi (2007, p4), sistem informasi akuntansi biaya merupakan

sistem informasi yang terpadu dan terkoordinasi terkait dengan penetapan sasaran

laba perusahaan, target departemen yang menjadi pedoman manajemen menengah

dan operasi menuju pencapaian sasaran akhir, mengevaluasi keefektifan rencana,

mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan dalam bentuk spesifik, dan

pengendalian biaya.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

33

2.3.4 Biaya Produksi

2.3.4.1 Pengertian Biaya Produksi

Menurut Rayburn (1999, p31), biaya produksi adalah biaya yang

termasuk biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead

pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.

Menurut Mulyadi (2007, p14), biaya produksi adalah biaya-biaya

yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap

untuk dijual. Contohnya, biaya bahan baku, biaya bahan baku penolong

dan gaji tenaga kerja.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya

produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau

jasa, yang termasuk didalamnya biaya bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

2.3.4.2 Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2008, p219), biaya

overhead pabrik adalah biaya bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja

tidak langsung serta biaya tidak langsung lainnya yang tidak dapat

ditelusuri secara langsung ke produk selesai atau tujuan akhir biaya.

2.3.4.2.1 Pembebanan Biaya Overhead

• Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan

Overhead pabrik yang dianggarkan adalah biaya bahan

tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

34

tidak langsung lainnya yang ditentukan di muka terlebih

dahulu.

• Biaya Overhead Pabrik Aktual

Overhead pabrik aktual adalah biaya tidak langsung yang

terjadi selama periode tersebut.

2.3.4.2.2 Varians Biaya Overhead

Pada akhir periode akuntansi, biaya overhead pabrik actual

dibandingkan dengan biaya overhead yang dianggarkan.

Hasil pembandingan akan memperlihatkan apakah ada

varians antara biaya overhead pabrik actual dengan biaya

overhead pabrik yang dianggarkan.

Setelah membandingkan biaya overhead yang dianggarkan

dengan yang sesungguhnya, maka varians akan dicatat dan

dibuatkan jurnal sebagai berikut :

• Varians Lebih (Over FOH Applied)

Factory Overhead xxx

Cost of Good Manufacture xxx

• Varians Kurang (Under FOH Applied)

Cost of Good Manufacture xxx

Factory Overhead xxx

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

35

2.3.4.3 Perhitungan Biaya Produksi

Dalam perhitungan biaya produksi pada setiap perusahaan

mungkin memiliki perhitungan biaya bahan baku langsung dan tenaga

kerja langsung yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan skala dan

jenis industri tersebut.

Beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan biaya

produksi, antara lain :

a. Metode tradisional

Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, p500)

menyatakan bahwa, sistem perhitungan biaya dengan metode

tradisional memiliki karakter khusus, yaitu dalam penggunaan ukuran

yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit secara

eksklusif sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead ke output.

Dengan kata lain, sistem tradisional disebut juga dengan sistem

berdasarkan unit.

Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen (2006,

p142), pembebanan biaya overhead metode tradisional melibatkan

dua tahap yaitu:

1. Biaya overhead dibebankan ke unit organisasi (pabrik atau

departemen).

2. Biaya overhead kemudian dibebankan ke produk.

Dalam metode tradisional, hanya penggerak aktivitas tingkat

unit digunakan untuk membebankan biaya kepada produk. Penggerak

aktivitas tingkat unit (unit-level activity drivers) adalah faktor-faktor

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

36

yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit

yang di produksi. Penggunaan penggerak hanya berdasarkan unit

untuk membebankan biaya overhead ke produk dengan asumsi bahwa

overhead yang dikonsumsi adalah produk yang berkolerasi tinggi

dengan jumlah unit yang di produksi. Penggerak aktivitas berdasarkan

unit membebankan overhead kepada produk melalui penggunaan tarif

pabrik secara menyeluruh dan departemental.

Perusahaan yang menggunakan pemerataan biaya secara

umum dalam mengalokasikan biaya ke produk, terkadang tidak

menghasilkan data biaya yang dapat diandalkan. Pemerataan biaya

menggambarkan pendekatan penghitungan biaya dengan

menggunakan pemerataan secara umum dalam mengalokasikan biaya

sumber daya secara seragam ke objek biaya, padahal masing-masing

barang dan jasa kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam

jumlah atau kapasitas yang sama.

Kelemahan metode tradisional adalah sebagai berikut :

a) Menimbulkan penyimpangan dalam perhitungan biaya produk.

Terjadinya distorsi karena beberapa alasan yaitu:

• Biaya overhead pabrik tidak ditelusuri ke produk individual.

• Total biaya overhead dalam suatu produk senantiasa terus

meningkat. Pada saat persentase biaya overhead pabrik

semakin besar, maka distorsi biaya produk pun semakin besar.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

37

b) Dalam sistem metode tradisional berorientasi fungsional.

Biaya diakumulasikan berdasarkan item lini, seperti gaji dan

berdasarkan fungsi, seperti perekayasaan dalam setiap item lini,

sedangkan fungsional tidak sesuai lagi dengan manufaktur

modern.

c) Dalam sistem metode tradisional, biaya dialokasikan ke produk

berdasarkan ke volume produksi, misalnya dengan jumlah jam

tenaga kerja langsung. Dengan cara demikian maka informasi

biaya menjadi terdistorsi, produk dengan volume produksi yang

besar akan menyerap biaya yang lebih besar pula, yang mungkin

saja justru sebaliknya hanya menyerap biaya yang relatif lebih

kecil.

Sebaliknya pada biaya overhead memiliki masalah yang berbeda.

Hubungan antara masukan-keluaran ataupun input-output yang

diobservasi secara fisik bahan baku dan tenaga kerja langsung,

tidak tersedia pada biaya overhead. Oleh sebab itu, penelusuran

biaya overhead bergantung pada penggerakan dan alokasi.

b. Metode ABC

Menurut Hansen dan Mowen (2006, p46), Activity Based

Costing merupakan sistem yang pertama kali menelusuri biaya pada

kegiatan kemudian pada produk. Karenanya, penghitungan harga

pokok berdasarkan kegiatan juga merupakan proses dua tahap.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

38

Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, p496),

mendefinisikan ABC sebagai suatu sistem perhitungan biaya dimana

tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu

dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih

faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-volume –related

factor)”.

Konsep-konsep Dasar Sistem ABC

Asumsi dan prinsip dasar yang menjadi landasan sistem

ABC tidaklah sama dengan yang dianut oleh sistem Akuntansi Biaya

Tradisional yang sudah ada selama ini.

Menurut Henry Simamora (1999, p121), pembebanan ABC

dilakukan melalui dua tahap, yaitu:

1. Menelusuri atau mengalokasikan biaya-biaya, termasuk biaya

overhead ke aktivitas-aktivitas, dengan kata lain tahap pertama

terdiri dari kumpulan aktivitas.

2. Kumpulan biaya aktivitas dibebankan ke produk-produk, dengan

memakai pemicu biaya.

Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2004, p496),

dalam ABC, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya

overhead disebut sebagai pemicu (driver), yang terdiri dari :

1. Pemicu sumber daya (Resource Driver) adalah dasar yang

digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke

berbagai aktivitas berbeda yang menggunakan sumber daya

tersebut.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

39

2. Pemicu aktivitas (Activity Driver) adalah suatu dasar yang

digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke

produk, pelanggan, atau objek biaya final lainnya.

Pemicu aktivitas memiliki empat tingkat umum yang digunakan

sebagai dasar pengenaan biaya pada aktivitas, antara lain :

a. Tingkat unit

Dasar pengenaan biaya pada tingkat unit merupakan dasar

pengenaan biaya pada aktivitas yang dilakukan untuk setiap

unit produksi sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.

Sebagai contoh, penggunaan unit mesin dengan pemicu biaya

jam kerja mesin dalam melakukan produksi.

b. Tingkat batch

Dasar pengenaan biaya pada tingkat batch merupakan dasar

pengenaan biaya pada aktivitas yang dilakukan untuk setiap

batch produksi sesuai dengan jumlah produksi. Biaya tingkat

batch merupakan biaya yang tidak akan meningkat apabila

satu atau lebih unit ditambahkan ke aktivitas batch tersebut.

Sebagai contoh, aktivitas set up mesin.

c. Tingkat produk

Dasar pengenaan biaya pada tingkat produk merupakan dasar

pengenaan biaya pada aktivitas yang dilakukan untuk

mendukung produksi dan penjualan setiap produk yang

berlainan. Semakin banyak produk dan lini produk, maka

semakin tinggi biaya aktivitas-aktivitas tingkat produk.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

40

Sebagai contoh, aktivitas desain produk, pengembangan

produk dan pengembangan produk.

d. Tingkat fasilitas

Dasar pengenaan biaya pada tingkat fasilitas merupakan dasar

pengenaan biaya pada aktivitas yang dilakukan untuk

memungkinkan suatu proses produksi dijalankan dengan

melakukan penyerahan jasa oleh pihak tertentu. Sebagai

contoh, aktivitas sewa pabrik, asuransi, serta pajak bumi dan

bangunan.

Tahap pembebanan pada kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC)

dibagi menjadi dua, yaitu :

Biaya Sumber Daya

Pembebanan Biaya

Aktivitas

Pembebanan Biaya

Produk Tahap kedua : Biaya yang dibebankan

Penggerak Aktivitas

Penelusuran Langsung

Penggerak sumber daya

Tahap pertama : Pengelompokan aktivitas

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

41

Tahap pertama dari pembebanan biaya pada sistem ABC adalah

menelusuri biaya overhead pabrik pada aktivitas penyebab terjadinya

biaya, meliputi lima langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi aktivitas

2. Biaya-biaya yang dibebankan ke aktivitas

3. Aktivitas yang berkaitan di kelompokkan untuk

membentuk kumpulan sejenis

4. Biaya aktivitas yang dikelompokkan di jumlah untuk

mendefinisikan kelompok biaya sejenis

5. Tarif (overhead) kelompok dihitung

Tahap kedua pada pembebanan biaya pada sistem ABC adalah

melacak biaya untuk setiap kelompok biaya overhead ke berbagai jenis

produk. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan tarif kelompok yang

dikonsumsi setiap produk. Ukuran ini adalah kuantitas penggerak atau

pemicu aktivitas yang digunakan oleh setiap produk. Jadi pembebanan

overhead dari setiap kelompok biaya kepada setiap produk dihitung

sebagai berikut:

Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Unit

penggerak yang (pada suatu produk) dikonsumsi oleh produk

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

42

1. Unit yang Diproduksi

Estimasi Overhead Pabrik

= Overhead Per Unit

Estimasi Unit yang Diproduksi

2. Jam Tenaga Kerja Langsung

Estimasi Overhead Pabrik

= Overhead Per Unit

Estimasi Jam Kerja Langsung

3. Bahan Baku Langsung

Estimasi Overhead Pabrik

= Overhead Per Unit

Estimasi Biaya Bahan Baku Langsung

Kelebihan dari sistem ABC adalah :

1. Menghasilkan penghitungan biaya produk yang lebih baik

2. Meningkatkan profitabilitas

3. Membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan, baik

mengenai keputusan harga dan bauran produk, pengurangan harga

dan perbaikkan proses, rancangan serta perencanaan dan pengelolaan

aktivitas.

4. Membantu pihak manajemen dalam melakukan analisis yang lebih

akurat mengenai volume yang diperlukan untuk mencapai titik impas

atas produk yang bervolume rendah.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

43

5. Melalui daya analisis biaya dan pola konsumsi sumber daya,

manajemen dapat memulai merekayasa kembali proses

memanufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih

efisien dan lebih tinggi.

2.4 Produk Sampingan

Menurut William K.Carter and Milton F. Usry (2004, p245), produk sampingan

adalah suatu produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan

atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya lebih besar.

Produk sampingan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok menurut kondisi

siap jual pada titik pemisahan :

1. Produk sampingan yang dijual dalam bentuk asal tanpa memerlukan pemrosesan

lanjutan.

2. Produk sampingan yang memerlukan pemrosesan lanjutan.

Metode pengakuan pendapatan produk sampingan :

1. Metode pendapatan produk sampingan sebagai pendapatan lain-lain

Metode ini memisahkan pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan dengan

pendapatan penjualan atas produk utama. Akibatnya laba kotor dan laba operasi atas

pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan terpisah dengan laba kotor dan

operasi atas pendapatan dari hasil penjualan produk utama.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

44

2. Metode pendapatan produk sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan

Metode ini menambahkan pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan

sebagai tambahan penjualan atas produk utama. Akibatnya laba kotor dan laba

operasi akan meningkat sesuai pertambahan pendapatan tersebut.

3. Metode pendapatan produk sampingan sebagai pengurang harga pokok penjualan

Metode ini mengurangkan hasil penjualan produk sampingan dengan harga pokok

penjualan atas produk utama, sehingga akan menghasilkan laba kotor dan laba

operasi akan meningkat.

4. Metode pendapatan produk sampingan sebagai pengurang biaya produksi

Metode ini mengurangkan hasil penjualan produk sampingan dengan total biaya

produksi atas produk utama, sehingga total biaya produksi dan harga pokok

penjualan atas produk utama menjadi lebih rendah serta laba kotor dan laba operasi

akan meningkat.

2.5 Unsur Pengendalian Internal dalam Akuntansi Biaya

Menurut Mulyadi (2001, p430), unsur pengendalian internal sistem akuntansi

biaya sebagai berikut :

Organisasi

1. Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi produksi.

2. Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi yang menganggarkan biaya.

3. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.

4. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Sistem Organisasi dan Prosedur Pencatatan

5. Surat Order Produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00248-KA Bab 2.pdf9 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

45

6. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala

fungsi produksi yang bersangkutan.

7. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi keuangan

8. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi

perencanaan dan pengawasan produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi

produksi.

9. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.

Praktik yang Sehat

10. Surat Order Produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti

kas keluar, dan bukti memorial, bernomor urut tercetak dan penggunaannya

dipertanggungjawabkan.

11. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan rekening kontrol

biaya.

12. Secara periodik dilakukan penghitungan persediaan yang ada di gudang untuk

dicocokkan dengan kartu persediaan.