bab 2 landasan teori 2.1 sistem informasi 2.1.1 pengertian...
TRANSCRIPT
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Inmon (2002, p388), dikemukakan bahwa data merupakan sebuah
catatan fakta, konsep atau instruksi pada tempat penyimpanan untuk komunikasi,
pengarsipan. Lebih jauh, menurut Laudon (2007, p13), data yang sudah terkumpul dapat
diproses, dalam artian diorganisir dan diubah menjadi informasi yang dapat dimengerti
oleh manusia.
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, pada prinsipnya data merupakan rekaman
fakta yang belum diolah menjadi informasi. Fakta-fakta tersebut berisi aktivitas, konsep
dan benda.
Terdapat dua sifat data :
1. Shared : Data dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa pengguna.
2. Integrated : Data merupakan kesatuan. Sedapat mungkin tidak terjadi pengulangan.
2.1.2 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p4), sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari
orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer dan sumber daya yang dapat
mengumpulkan, mendapatkan dan mendistribusikan informasi.
Menurut Laudon (2007, p7), sistem informasi adalah sekumpulan komponen
yang saling terkait, yang saling bekerjasama mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan
10
menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisa dan
visualisasi dalam organisasi.
Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai entitas atau kesatuan
formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logikal (Prahasta, 2001,
p40).
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, prinsipnya sistem informasi adalah
pengaturan peralatan yang mengumpulkan, memasukkan dan memproses data serta
peralatan untuk menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi sehingga
organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan utama dari sistem informasi
adalah mengumpulkan, memproses dan menukar informasi antar pelaku bisnis serta
didesain untuk mendukung operasi sistem bisnis, Jeffrey L,Whitten, et.al., (2004, p39).
Karakteristik yang dimiliki sistem informasi yaitu :
1. Tujuan dan Sasaran
Setiap sistem informasi dirancang untuk memenuhi atau mencapai satu atau lebih
tujuan dan sasaran. Kedua hal ini menjadi latar belakang dan alasan kuat dari
pembentukan sistem
2. Masukan
Data dikumpulkan oleh sistem atau oleh pemakai sistem. Data inilah yang kemudian
dimasukkan ke dalam sistem sebagai masukan sistem.
3. Keluaran
Informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan keluaran. Keluaran dari sistem
terkadang dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai masukan. Masukan ini
disebut dengan umpan balik (Feedback).
11
4. Data Tersimpan
Data yang dimasukkan atau diproses oleh sistem seringkali diperlukan oleh pemakai
sistem informasi dan menjadi data yang tersimpan di dalam sistem. Data yang
tersimpan seharusnya sering diubah (Update) untuk mempertahankan ketepatannya.
5. Alat Pemroses
Data yang dimasukkan ke dalam sistem akan diproses dan dikirimkan ke pemakai
sebagai informasi atau disimpan untuk keperluan kemudian. Komputer digunakan
sebagai alat pemroses dari data organisasi.
6. Instruksi dan Prosedur
Sebuah sistem informasi tidak memiliki kecerdasannya sendiri. Sistem tidak dapat
memproses data atau menghasilkan informasi tanpa diberitahu hal apa yang harus
dilakukannya, oleh karena itu sistem harus menyimpan rincian, instruksi dan
prosedur. Perangkat lunak ditulis untuk memberitahukan computer bagaimana
memproses data.Instruksi dan prosedur untuk pemakai biasanya ada pada prosedur
manual.
7. Sempadan
Setiap sistem memiliki batasan fisik. Sempadan memisahkan sebuah sistem dari
lingkungannya. Lingkungan adalah semua hal yang mengelilingi sistem.
8. Pemakai
Pemakai adalah orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh sistem disebut pengguna (User). Pengguna dapat meliputi orang-
orang yang berperan dalam pengolahan transaksi dan data, manajemen sistem dan
sistem keamanan serta kontrol.
12
9. Batasan
Setiap sistem memiliki batasan tertentu secara internal ataupun eksternal yang
membatasi suatu sistem seperti jumlah pemakaian atau metode yang dipakai untuk
masukan, proses, penyimpanan atau keluaran.
10. Ukuran Keamanan
Ukuran keamanan dibangun untuk melindungi sistem dari pengakses yang tidak
berwenang.
11. Antar Muka Informasi
Antar muka informasi digunakan dalam mengalirkan informasi antar pihak-pihak
yang berkepentingan dalam sistem.
12. Subsistem
Subsistem merupakan suatu bagian dari sistem yang melakukan operasi-operasi
tertentu untuk mendukung sistem bagiannya.
2.1.3 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi
Menurut Mcleod (2001, p88), analisa sistem adalah penelitian suatu sistem yang
telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.
Sedangkan menurut Jeffrey L. Whitten, et al (2004, p165-166), analisa sistem
adalah teknik pemecahan masalah dengan cara memecahkan sistem ke dalam
komponen-komponen dengan tujuan mempelajari komponen tersebut bekerja dan
berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan mereka. Perancangan sistem merupakan
pelengkap dari analisa sistem ke dalam suatu sistem yang utuh dengan tujuan
mendapatkan sistem yang lebih baik.
13
Ada enam tahap analisis sistem:
1. Mengumumkan penelitian sistem.
Ketika perusahaan menerapkan sistem baru, manajemen bekerja sama dengan pekerja
perihal sistem baru tersebut.
2. Mengorganisasikan tim proyek.
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi.
Melalui wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survey.
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah
menspesifikasi secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem.
5. Menyiapkan usulan rancangan
Analisa sistem memberikan kesempatan bagi para manajer untuk membuat keputusan
terusan atau hentikan untuk kedua kalinya.
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
Manajer dan komite pengarah sistem informasi manajemen mengevaluasi usulan
rancangan dan menentukan apakah memberi persetujuan atau tidak.
Sedangkan menurut McLeod (2001, p238), perancangan sistem adalah penentuan
proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem itu berbasis komputer,
perancangan dapat menyertakan spesifikasi peralatan yang akan digunakan.
Tahap perancangan sistem:
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.
Analis bekerjasama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru
dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis.
14
2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif sistem.
Analis harus mengidentifikasikan konfigurasi peralatan komputer yang akan
memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.
Analis bekerjasama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang
dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja,
dengan kendala-kendala yang ada.
4. Memilih konfigurasi terbaik.
Analis mengevaluasi konfigurasi subsistem dan menyesuaikan dengan kombinasi
peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai
analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
5. Menyiapkan usulan penerapan.
Analis menyiapkan ikhtisar tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem.
Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan
disetujui.
Dari kutipan-kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan
sistem merupakan proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam suatu
rancangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dan memberi gambaran yang lebih jelas
untuk dijadikan pertimbangan.
15
2.2 Sistem Informasi Geografi
2.2.1 Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geos (bumi atau permukaan
bumi) dan graphien (melukis, mencitrakan, menjelaskan, atau menuliskan), maka
berdasarkan asal katanya geografi dapat diartikan sebagai pencitraan atau pelukisan
bumi. Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini, yang
terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya
menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di
tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal
ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang
disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Dalam arti yang lebih luas, geografi lebih sering diterima sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan
timbal balik antara keduanya.
Geografi diartikan pula sebagai ilmu mengenai permukaan bumi, iklim,
penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Menurut Vidal de la Blache
(dalam Prahasta, 2002, p12), geografi adalah ilmu pengetahuan mengenai tempat-tempat
yang sangat mengonsentrasikan diri pada kualitas-kualitas dan potensi-potensi suatu
negara.
16
Menurut Richthoffen (Prahasta, 2005, P12), geografi adalah ilmu yang
mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area
yang berada di permukaan bumi. Kata geografi berasal dari kata geographika dari
bahasa yunani yang dikemukakan oleh Eratosthenes sekitar abad ke-1 SM. Asal katanya
adalah Geo yang berarti Bumi dan graphika yang berarti tulisan atau lukisan.
Berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan sebagai tulisan mengenai Bumi atau
lukisan tentang Bumi. Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal-balik
antara keduanya.
Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan geografi adalah ilmu
pengetahuan yang secara umum mempelajari tentang bumi dan segala isinya dari inti
bumi sampai dengan lapisan atmosfer, termasuk di dalamnya daratan, perairan, udara,
serta makhluk hidup dan semua jenis materi.
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografis (SIG) pada dasarnya merupakan gabungan tiga unsur
pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat unsur–unsur pokoknya,
maka jelas sistem informasi geografis merupakan salah satu sistem informasi dengan
tambahan unsur “geografis”. Sistem Informasi Geografis diartikan sebagai sistem
informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,
mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data
geospatial, untuk mendukung keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota dan
pelayanan umum lainnya.
17
Menurut Prahasta (2005, P49) sistem informasi geografi merupakan suatu
kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan
dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Jadi Sistem Informasi Geografi
merupakan kumpulan data geografi (spasial) dan data dokumen (non-spasial) yang
terorganisir dan dapat dimanipulasi.
Menurut Burrough (1986, p6), sistem informasi geografi merupakan sistem
informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat
dibutuhkan, memroses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk
tujuan tertentu.
Sistem informasi geografi adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia, organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi
mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Prahasta, 2001, p55; Chrisman, 1997,
p121).
Teknologi sistem informasi geografi dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,
pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi, dan perencanaan rute.
Misalnya SIG dapat membantu pihak berwenang untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan
basah yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberikan nilai tambah pada data
spasial dengan memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan secara
efisien. Dengan analisis dan penemuan data baru yang dapat dilakukan secara cepat, SIG
menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan.
18
2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografi dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem
(Prahasta, 2005, P56), yaitu :
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam
mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang dapat digunakan oleh
sistem informasi geografi.
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis
data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik,
peta, dan lain-lain.
3. Data Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah
basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki.
4. Data Manipulation and Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem
informasi geografi. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
19
Uraian dari subsistem-subsistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG
Beberapa kemampuan SIG:
1. Dapat mengumpulkan data georgafi.
2. Dapat mengitegrasikan data geografi (spasial dan attribute).
3. Dapat memeriksa, mengupdate, data geografi.
4. Dapat menyimpan dan memanggil kembali data geografi.
5. Dapat memanipulasi data geografi.
6. Dapat menganalisa data geografi.
7. Dapat menghasilkan output.
20
2.3 Komponen Sistem Informasi Geografi
Komponen-komponen SIG terdiri dari :
2.3.1 Perangkat Keras (hardware)
SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan memproses data. SIG
dengan skala yang kecil membutuhkan PC (Personal Computer) yang kecil untuk
menjalankannya, namun ketika sistem menjadi besar dibutuhkan komputer yang lebih
besar serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user.
Perangkat keras yang digunakan dalam SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Ini dikarenakan penyimpanan data yang
digunakan dalam SIG baik data raster maupun data vektor membutuhkan ruang yang
besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori yang besar dan processor
yang cepat. Selain itu diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta ke dalam bentuk
digital.
Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke komputer.
Contoh: scanner, digitizer dan CD-ROM
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem komputer yang berfungsi mengolah,
menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan.
Contoh: CPU, tape drive dan disk drive
c. Alat keluaran (output) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai
data dalam proses SIG.
Contoh: VDU, plotter dan printer
21
2.3.2 Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak dalam SIG haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk
melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografi. Dengan
demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG adalah :
a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografi.
b. Sistem Manajemen Basis Data.
c. Tool yang mendukung manipulasi geografi, analisa dan visualisasi.
d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan, diantaranya adalah Map Info,
Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih banyak lainnya.
2.3.3 Data
Data merupakan fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi
pemakai dan dideskripsikan sebagai berkas-berkas fakta yang masih mentah yang
menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam perusahaan/organisasi atau di
lingkungan fisik sebelum di susun dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan
oleh pemakai. Jenis data yang digunakan dalam sistem informasi geografi adalah data
spasial (peta) dan data non-spasial (keterangan/atribut).
Perbedaan antara 2 jenis data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data Spasial
Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang dan
dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial, yaitu :
22
1. Titik
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu
objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas
peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-
simbol. Titik dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang
ditentukan, misalnya letak bangunan, kota, dan lain-lain.
2. Garis.
Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua
titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-
batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik,
saluran buangan, jalan, sungai, dan lain sebagainya.
3. Poligon
Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi.
Suatu danau, batas propinsi, batas kota, batas-batas persil tanah milik adalah
tipe-tipe entitas yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu
poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara
ketiga titik tersebut.
Gambar 2.2 Komponen-komponen Data Spasial
23
Selain itu dalam sistem informasi geografi juga terdapat dua macam penyajian
data spasial, yaitu:
1. Model Raster
Model raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (bidang referensi
horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak). Setiap piksel memiliki atribut
tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi model ini sangat tergantung pada
resolusi atau ukuran piksel suatu gambar.
Model raster memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja
dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data geografi ditandai
oleh nilai-nilai elemen matriks dari suatu obyek yang berbentuk titik, garis maupun
bidang (Prahasta, 2007, p148).
2. Model Vektor
Model Vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis-garis dan kurva atau poligon beserta atribut-atributnya.
Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem koordinat Kartesius dua dimensi (x,
y).
Di dalam data vektor, garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut
yang berhubungan. Sedangkan, bidang atau poligon disimpan sebagai sekumpulan titik-
titik dengan ketentuan bahwa titik awal dan titik akhir memiliki koordinat yang sama
(Prahasta, 2007, p156).
24
b. Data Non-spasial (atribut)
Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang
dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan
posisi geografi. Contoh : data atribut suatu sekolah berupa jumlah murid, jurusan, jenis
kelamin, agama, beserta atribut-atribut lainnya yang masih mungkin dimiliki dan
diperlukan. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada
pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek
agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain, misalnya : sekolah, rumah sakit,
hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau
dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau
perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya, populasi/jumlah siswa di suatu
sekolah 500-600 siswa, berprestasi, jurusan, dan sebagainya.
2.3.4 Metode
Untuk menghasilkan SIG sesuai dengan yang diinginkan, maka SIG harus
direncanakan dengan matang dengan menggunakan metologi yang benar. SIG yang baik
memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu
metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan.
2.3.5 Manusia
Teknologi SIG tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan
membangun perencanaan untuk diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya manusia
sangat diperlukan untuk mendefinisikan, menganalisa, mengoperasikan serta
menyimpulkan masalah yang sedang dihadapi dalam pembuatan SIG. Pemakai pada SIG
25
terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesain dan
memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu
pekerjaan sehari-hari
2.4 Pemetaan
2.4.1 Pengertian Peta
Menurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area yang
digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat
beserta dengan penggambaran atribut-atribut non-spasialnya. Peta biasanya
direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat
dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.
Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi juga sebagai
penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajiannya dalam bentuk digital
terpadu antara gambar, citra dan teks. Data yang terkelola dalam model digital memiliki
keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional serta garis cetakan
(Hardcopy) dan keluwesan, kemudahan, penyimpanan, pengelolaan, pengolahan,
analisis dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada media computer
(Softcopy).
26
2.4.2 Jenis Peta
A. Peta Berdasarkan Isi:
1. Peta Umum
Peta umum melukiskan semua kenampakan suatu wilayah secara umum.
Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dalam berbagai bentuk
permukaan bumi, yaitu gunung, daratan, lembah, sungai dan sebagainya yang
merupakan satu kesatuan. Contoh : Peta Indonesia, Peta Eropa, Peta Dunia.
Peta Umum terbagi dalam dua jenis, yaitu :
a. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menampilkan, semua unsur yang
berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia,
sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief
muka bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman,
permukaan es, salju, dan pasir.
b. Peta Chorografi
Peta yang menggambarkan keseluruh atau sebagian permukaan bumi
dengan skala yang lebih kecil antara 1:250.000 – 1:1.000.000 atau lebih. Peta
ini menggambarkan daerah yang luas, menampilkan semua kenampakan
yang ada pada suatu wilayah. Atlas merupakan kumpulan dari peta
Chorografi.
2. Peta Tematik (Peta khusus)
Melukiskan kenampakan tertentu atau menonjolkan satu macam data pada
wilayah yang dipetakan. Contoh : Peta Iklim dan Peta Perhubungan.
27
3. Peta Kadaster
Peta Kadaster merupakan peta berskala ekstra besar, sebagai sumber data dan
informasi dasar yang berguna dalam berbagai kepentingan.
B. Peta Berdasarkan Skala :
1. Peta Kadaster(Peta Teknik) : Skala peta antara 1:100 – 1:5.000.
2. Peta skala besar : Skala peta antara 1:5.000 – 1:250.000.
3. Peta skala sedang : Skala peta antara 1:250.000 – 1:500.000.
4. Peta skala kecil(Peta Geografi) : Skala peta antara 1:500.000 – 1:1.000.000
atau lebih besar.
C. Peta Berdasarkan Objek:
1. Peta Stationer
Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan dalam keadaan tetap atau
stabil. Contoh : Peta persebaran gunung berapi.
2. Peta Dinamik
Menggambarkan bahwa keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah.
Contoh : Peta Urbanisasi dan peta arah angin.
D. Peta berdasarkan kegunaannya
1. General Reference Map (Peta referensi umum)
Merupakan peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memverifikasi berbagai macam bentuk geografi, termasuk fitur tanah, badan air,
perkotaan, jalan dan lain sebagainya.
28
2. Mobility Map (Peta Mobilitas)
Merupakan peta yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam
menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya. Peta ini biasa digunakan
untuk perjalanan di darat, laut dan udara.
3. Thematic Map (Peta Tematik)
Merupakan peta yang menunjukkan penyebaran dari objek tertentu,
seperti populasi, curah hujan dan sumber daya alam.
4. Inventory Map (Peta Inventaris)
Merupakan peta yang menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya
posisi semua gedung di wilayah Jakarta Timur.
2.4.3 Struktur Pemetaan
Data pemetaan terdiri dari dua struktur, yaitu Struktur Data Vektor dan Struktur
Data Raster. Struktur Data Vektor setiap titik pada peta dan setiap titik pada suatu
wilayah berusaha digambarkan dengan tepat menjadi sebuah objek. Koordinat yang ada
pada struktur data vektor diasumsikan terus berhubungan dan tidak dihitung seperti pada
Struktur Data Raster. Struktur Vektor mengijinkan semua posisi, panjang dan dimensi
dapat didefinisikan secara tepat (Burrough, 1986, p25). Struktur Data Raster
mempresentasikan secara nyata pemilihan susunan permukaan pada pola bidang. Secara
nyata representasi dari struktur data raster diturunkan dalam suatu aturan yang sama.
Sel-sel beraturan yang biasanya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang dapat juga
berupa segitiga atau persegi enam. Model ini disebut juga sebagai model kisi-kisi karena
bentuk bujur sangkar atau persegi empat sering digunakan dan tergambar menyerupai
kisi-kisi klasik dari persegi empat (Burrough, 1986, p20).
29
2.4.4 Garis Lintang
Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal di
permukaan bumi yang dilukis di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu
menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik
persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang
dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur.
Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis
Ekuator. Garis lintang diukur dalam kiraan (˚) dari Garis Khatulistiwa atau Ekuator (0˚)
tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis Khatulistiwa, Garis
Sartan, Garis Jadi, Garis Artik, dan Garis Anartik. Semua garis lintang berbentuk
lingkaran cincin, kecuali Kutub Utara (90˚LU) dan Kutub Selatan (90˚LS) yang
berbentuk titik untuk menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti
semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah Utara Ekuator, sedangkan Lintang
Selatan (LS) berarti semua tempat yang terletak di sebelah Selatan Ekuator.
2.4.5 Garis Bujur
Garis bujur adalah garis-garis setengah lingkaran yang dilukis di sekeliling bola
dunia dari bagian atas sampai ke bawah tegak lurus dengan garis lintang sehingga
seolah-olah menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Hal ini juga berarti semua
garis bujur bertemu antara satu sama lain di Kutub Utara dan Kutub Selatan karena
setiap garis berawal dan berakhir di keduanya. Garis bujur utama (Prime Meridien)
adalah garis bujur 0˚ yang melewati kota Greenwich sebagaimana disepakati bersama
secara internasional. Garis-garis bujur di sebelah timur Meridian diberi nilai 1˚BT
hingga 180˚BT, begitu pula dengan garis-garis bujur di sebelah barat Meridian diberi
30
nilai 1˚BB sampai 180˚BB. Garis bujur 180˚BT dan 180˚BB adalah satu garis yang
sama, hanya berbeda orientasinya sehingga garis bujur ini juga ditulis dengan 180˚ tanpa
menyebut Bujur Timur atau Bujur Barat.
2.4.6 Komponen Peta
Komponen peta terdiri dari :
1. Isi Peta
Isi peta menunjukkan makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada
pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan mengenai perbedaan curah hujan, isi peta
tentunya berupa isohyet.
2. Judul Peta
Judul peta harus mencerminkan isi peta berupa isohyet, contohnya judul petanya
akan menjadi “Peta Distribusi Curah Hujan”.
3. Skala Peta dan Simbol Arah
Skala peta sangat penting dicantumkan untuk melihat tingakat ketelitian dan
kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta
dengan skala 1 : 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Kemudian
bentuk-bentuk pemukiman akan terlihat lebih rinci dan detail pada peta berskala 1:
10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan dengan
tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazim nya mengarah pada bagian atas peta.
Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta menjadi nyaman
untuk dibaca. Lebih jauh, arah juga penting sehingga pemakai peta dapat dengan mudah
menyamakan objek dipeta dengan objek sebenarnya di lapangan.
31
4. Legenda atau Keterangan Peta
Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian
dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.
5. Inzet dan Index Peta
Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang
dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belahan bumi.
Sebagai contoh pada saat pembuat peta ingin memetakan Pulau Jawa, Pulau Jawa
merupakan bagian dari Kepulauan Indonesia yang di Inzet. Sedangkan index peta
merupakan sistem tata letak peta, dimana menunjukkan letak peta yang bersangkutan
terhadap peta yang lain di sekitarnya.
6. Grid
Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau
grid sistem. Tujuan pembuatan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta
dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukkan letak sebuah titik
diatas lembar peta. Cara pembuatan grid yaitu adalah untuk membagi-bagi wilayah
dunia yang luas ke dalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan
kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan begitu juga
dengan kode seterusnya. Salah satu jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di
Indonesia antara lain : Kilometering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi
jaringan kotakkotak dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat
oleh Tentara Inggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping Sistem).
Untuk menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang berusaha membuat sistem
grid yang seragam dengan sistem UTM Grid Sistem dan UPS Grid Sistem.
32
7. Nomor Peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh
lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
8. Sumber / Keterangan Riwayat Peta
Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta,
percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal / tahun
pengambilan data dan tanggal pembuatan / pencetakan peta dan lain sebagainya yang
memeperkuat identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.4.7 Format Penyajian Data Peta
Bentuk penyajian data peta geografi dalam Sistem Informasi Geografi (SIG),antara lain :
1. Format Vektor
Menurut Eddy Prahasta (2001, p158) format vektor adalah format yang
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik,
garis, poligon beserta atributenya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam
format vektor didefinisikan oleh sistem kordinat dua dimensi. Istilah-istilah dalam
format vektor adalah :
a. Titik (Point)
Digunakan untuk mereprensentasikan fitur yang terlalu kecil untuk dapat
direpresentasikan sebagai area yang terdiri dari lokasi geografi dan rincian dari
fitur tersebut. Contoh : Lokasi gunung berapi, hotel, rumah sakit, restoran dan
sebagainya.
33
b. Garis (line)
Garis merupakan kumpulan dari titik-titik. Digunakan untuk merepresentasikan
batas wilayah sungai dan jalan.
c. Bidang (area)
Merupakan bidang tertutup oleh garis, biasanya disajikan dalam bentuk poligon
digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah.
Gambar 2.3 Format Data Vektor
2. Format Raster
Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
struktur matrix atau pixel (Picture Element) yang membentuk grid. Setiap pixel memiliki
attributenya masing-masing termasuk kordinatnya yang unik. Format ini sangat
tergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya dipermukaan bumi.
Menurut Eddy Prahasta (2001, p146), entitas spasial raster disimpan dalam layer
secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber entitas
spasial raster adalah citra satelit, citra radar dan model ketinggian. Kelebihan format
raster yaitu dalam memperoleh data raster lebih mudah dan cepat serta memiliki struktur
a.Titik
b. Garis
c. Bidang
34
data yang lebih sederhana. Kekurangannya adalah memerlukan memori yang besar,
transfer kordinat dan proyeksi serta representasi hubungan topologi lebih sulit dilakukan.
2.5 Sistem Basis Data (Database)
2.5.1 Pengertian Basis Data
Basis data adalah penggabungan dari sekumpulan unsur data yang
berhubungan secara logika. Basis data menggabungkan catatan lama yang
disimpan dalam arsip terpisah ke dalam unsur data yang biasa menyediakan data
untuk banyak aplikasi (O’Brien, 2005, p145).
Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling
berhubungan secara logika dan saling berbagi serta menghasilkan informasi yang
dibutuhkan. Basis data merupakan sebuah penyimpanan data yang besar yang
dapat digunakan oleh pemakai dan departemen secara simultan (Connolly, 2002,
p14-p15).
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p19), basis data adalah
kumpulan berkas dan arsip yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan
membentuk data dan hal lainnya yang tersimpan di suatu wadah atau tempat.
2.5.2 Pengertian Table
Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris
(Connolly, 2002, p72).
35
2.5.3 Pengertian Field
Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut.
Field merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly, 2002,
p72).
2.5.4 Pengertian Record
Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record
sering juga disebut dengan tuple (Connolly, 2002, p73).
2.5.5 Pengertian Primary Key
Primary key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih
untuk mengindentifikasikan tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat
unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang untuk dua atau
lebih tuple atau record dalam sebuah table (Connolly, 2002, p79).
2.5.6 Pengertian Foreign Key
Foreign Key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu
tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key
berfungsi untuk menunjukan hubungan antar satu tabel dengan tabel yang
lainnya (Connolly, 2002, p79).
2.5.7 Entitas Relationship Diagram (ERD)
Entitas Relationship Diagram (ERD) adalah pendekatan top-down untuk
mendesain basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang
36
penting, yang disebut sebagai entitas dan hubungan antara data harus
digambarkan (Connolly, 2002, p330). Batasan utama dalam relasi disebut
multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin muncul dari
entitas satu ke entitas lainnya yang mempunyai hubungan khusus. Hubungan
yang paling umum adalah berpasangan (Connolly, 2002, p344-p348), seperti:
1. one-to-one(1..1)
Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas
di B.
2. one-to-many (1..*)
Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan satu atau lebih entitas di B,
namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas
di A.
3. many-to-many (*..*)
Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B dan
sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A.
37
Gambar 2.4 ERD Relationship
2.5.8 Database Management System
Menurut Eaglestone dan Ridley (2001, p79), komputer biasanya
mengartikan informasi dengan suatu pola dan susunan tertentu sebagai data yang
tersimpan di dalam perangkat penyimpanan. Database Management System
(DBMS) adalah program-program tertentu dari komputer yang dipakai oleh
program aplikasi untuk mengelola dan menyediakan akses ke koleksi data yang
tersimpan dan diatur secara sistematis dalam basis data untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
38
DBMS juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk menciptakan dan merawat basis data serta
mengendalikan akses dan interaksi basis data tersebut dengan program aplikasi
yang membutuhkannya.
Fasilitas-fasilitas yang biasanya disediakan DBMS meliputi:
a. Data Definition Language (DDL), di mana pengguna dapat membuat tipe data,
struktur data spesifik dan batasan-batasan (constraint) terhadap data yang
disimpan dalam basis data;
b. Data Manipulation Language (DML), di mana pengguna dapat melakukan
pemasukan, pembaharuan, penghapusan, dan pemanggilan kembali terhadap data
di dalam basis data;
c. Pengendalian akses yang dapat dibatasi terhadap basis data.
2.6 State Transition Diagram (STD)
STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem
melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan cara kejadian merubah State suatu
sistem (Yourdon, 1989, p260-261).
Menurut Whitten (2004, p636), state transition diagram adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat muncul ketika
pengguna sistem menjalankan sistem.
STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dan
beberapa jenis pesan dengan proses yang kompleks dan singkronisasi kebutuhan. STD
memiliki komponen-komponen utama, yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah
perubahan state. Setiap persegi panjang mewakili sebuah state, tempat sistem tersebut
39
berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut atau keadaan suatu sistem pada
saat tertentu.
Komponen utama dari sebuah diagram transisi adalah state dan anak panah yang
mewakili perubahan state. State adalah sekumpulan keadaan atau atribut karakter
seseorang atau sesuatu pada waktu tertentu (Yourdon, p260).
Gambar 2.5 State pada diagram transisi
Gambar 2.6 Penanda perubahan pada diagram transisi
aksi
kondisi
Gambar 2.7 Diagram transisi yang dilengkapi dengan aksi dan kondisi
Terdapat dua macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pembuatan
diagram transisi yaitu :
a. Mendefinisikan semua state yang mungkin pada sistem dengan cara
menampilkan ke dalam bentuk kotak-kotak terpisah, kemudian mencari
hubungan yang ada antar kotak;
40
b. Inisialisasi state, dimulai dari state paling awal kemudian dilanjutkan ke state-
state berikutnya hingga sampai ke state akhir.
2.7 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang
menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu
proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen proses,
aliran data dan penyimpanan data (McLeod, 2004, p171).
Proses adalah sesuatu yang mengubah masukan menjadi keluaran. Aliran data
mengandung sekelompok elemen data yang saling berhubungan secara logika.
Penyimpanan data bertugas mengambil data atau meng-update (O’Brien, 2007, p115).
Dengan pemakain DFD, pengguna dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem.
Ada tiga keuntungan pemakaian DFD:
1. Terhindar dari satu usaha untuk mengimplementasikan sistem yang terlalu dini.
Pengguna perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data sebelum memakai
keputusan untuk merealisasikannya secara teknis.
2. Dapat mengerti lebih dalam hubungan sistem dengan subsistemnya. Pengguna
dapat membedakan sistem dari lingkungan beserta batasan-batasannya.
3. Dapat menginformasikan sistem yang berlaku kepada dunia. DFD dapat
digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dengan pengguna dalam bentuk
representasi simbol-simbol yang digunakan.
41
Tingkatan dalam DFD ada tiga, yaitu :
1. Diagram Konteks
a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukan dan
keluaran sistem
b. Terdiri dari suatu proses yang tidak memiliki data store.
2. Diagram Nol
a. Memiliki data store.
b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.
3. Diagram Rinci
a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya.
b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh titik.
Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut :
1. Entitas Eksternal
Entitas eksternal adalah entitas yang berada di luar sistem yang
memberi data ke sistem atau menerima keluaran dari sistem dan tidak
termasuk dalam bagian sistem. Entitas ini digambarkan dengan simbol
2. Proses
Menggambarkan apa yang dilakukan sistem. Berfungsi
mentransformasikan satu atau beberapa data input menjadi satu atau
beberapa output sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dalam
penamaan suatu proses digunakan kata kerja dan kata benda.
Digambarkan dengan simbol
42
3. Aliran Data
Menggambarkan aliran data dari suatu entitas ke entitas lain. Simbol
anak panah menggambarkan arah aliran data. Digambarkan dengan
simbol Penyimpanan Data (Storage) Merupakan data untuk menyimpan
data. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke data
store. Digambarkan dengan
Terdapat tiga simbol dan satu koneksi dalam DFD, yaitu:
a. Persegi panjang tumpul menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan;
Gambar 2.8 Proses DFD
b. Persegi empat menyatakan agen eksternal dan batasan sistem tersebut;
Gambar 2.9 Agen eksternal DFD
c. Kotak berujung terbuka menyatakan data store, terkadang disebut basis data;
Gambar 2.10 Data store DFD
d. Panah menyatakan aliran data atau input ke dan output dari suatu proses.
Gambar 2.11 Aliran data DFD
43
2.8 Konstruksi
2.8.1 Pengertian Konstruksi
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.
Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai
bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Walaupun
kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya
konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang
berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur
desain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan
pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi
buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik
sebuah konstruksi.
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan
terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan,
rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan.
Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah
pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan
konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait
dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain
sebagainya.
44
Yang di konstruksikan oleh PT. Waskita Karya adalah sebagai berikut :
a. Gedung Bertingkat Tinggi yaitu bangunan yang dibuat lebih dari 20
lantai sampai 30 lantai
b. Bangunan Bertingkat Rendah yaitu bangunan yang di buat tidak lebih
dari 10 lantai
c. Waduk yaitu resapan air agar tidak terjadi banjir, jadi air hujan langsung
tertampung di waduk tersebut.
d. Stasiun Pompa yaitu stasiun pompa seperti contohnya pompa bertenaga
turbin sebagai alat pompa air bertenaga turbin.
e. Masjid yaitu tempat untuk beribadah Umat Muslim.
f. Rumah Susun yaitu tempat tinggal penduduk dalam jumlah banyak
g. Jembatan yaitu bangunan penyebrangan dari suatu tempat ke tempat lain.
h. Terowongan yaitu jalan jalan yang dibuat dengan cara di bawah
permukaan tanah atau air yang kedua ujungnya berhubungan langsung
dengan udara luar