bab 2 landasan teori 2.1. pendidikan 2.1.1 pengertian...

38
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis dan sistematis. Kritis artinya semua pernyataan harus mempunyai dasar yang kuat. Metodis artinya proses berfikir dan menyelidiki, menggunakan cara-cara tertentu. Sistematis artinya pemikir ilmiah dalam prosesnya di jiwai oleh ide yang menyeluruh sehingga pikiran dan pendapatnya merupakan satu kesatuan (Drikarya, 2000, p1). M enurut Wanei (2000, pp10-11), penggolongan pendidikan menurut pengelolaannya sebagai berikut : 1. Pendidikan Informal Merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang secara sadar atau tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hidupnya, bisa berasal dari keluarga, pekerjaan, pergaulan. Ciri-cirinya adalah: Tidak diselenggarakan secara khusus Lingkungan pendidikan tidak diadakan dengan maksud khusus menyelenggarakan pendidikan Tidak diprogram secara khusus Tidak ada waktu belajar tertentu

Upload: buicong

Post on 27-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pendidikan

2.1.1 Pengertian Pendidikan

Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis

dan sistematis. Kritis artinya semua pernyataan harus mempunyai dasar yang

kuat. Metodis artinya proses berfikir dan menyelidiki, menggunakan cara-cara

tertentu. Sistematis artinya pemikir ilmiah dalam prosesnya di jiwai oleh ide

yang menyeluruh sehingga pikiran dan pendapatnya merupakan satu kesatuan

(Drikarya, 2000, p1).

Menurut Wanei (2000, pp10-11), penggolongan pendidikan menurut

pengelolaannya sebagai berikut :

1. Pendidikan Informal

Merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang secara sadar atau tidak

sadar dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hidupnya, bisa berasal dari

keluarga, pekerjaan, pergaulan.

Ciri-cirinya adalah:

• Tidak diselenggarakan secara khusus

• Lingkungan pendidikan tidak diadakan dengan maksud khusus

menyelenggarakan pendidikan

• Tidak diprogram secara khusus

• Tidak ada waktu belajar tertentu

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

8

• Metodenya tidak formal

• Tidak ada evaluasi yang sistematis

• Tidak diselenggarakan oleh pemerintah

2. Pendidikan Formal

Merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur,

sistematis bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.

Ciri-cirinya adalah :

• Diselenggarakan secara khusus

• Usia relatif homogen

• Waktu pendidikan relatif sama

• Isi pendidikan bersifat akademis umum

• Mutu pendidikan ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan

dimasa yang akan datang.

3. Pendidikan Nonformal

Merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah

disengaja tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat .

Ciri-cirinya adalah :

• Diselenggarakan sengaja di luar sekolah

• Peserta pada umumnya sudah tidak bersekolah

• Tidak mengenal jenjang

• Program pendidikan untuk jangka pendek

• Usia tidak perlu homogen

• Ada waktu belajar dan metode formal serta evaluasi sistematis

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

9

• Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus

• Keterampilan kerja merupakan jawaban terhadap kebutuhan

meningkatkan taraf hidup.

2.1.2 Pergeseran Dalam Belajar

Salah satu ciri upaya pengembangan pendidikan yang relevant adalah

peralihan dari pola pendidikan teacher centered learning ke pola student

centered learning. Pola teacher centered learning adalah pola pendidikan yang

menekankan peranan tenaga kerja pengajar dimana tenaga pengajar dianggap

sebagai sumber belajar utama. Sedangkan pola student centered learning adalah

pola pendidikan yang menekankan peranan siswa, dimana siswa dipandang

sebagai titik pusat terjadinya proses belajar. Disini siswa sebagai subjek yang

berkembang melalui pengalaman belajar dan tenaga pengajar lebih berperan

sebagai fasilitator dan motivator belajarnya siswa (Suryabrata, 2001, pp1-2).

2.2. Internet

2.2.1 Pengertian Internet

Internet merupakan jaringan komputer terbesar didunia, yang sebenarnya

antar jaringan ke jaringan. Internet merupakan kumpulan lebih dari 200,000

jaringan computer individual yang dimiliki oleh pemerintah, universitas,

kelompok yang tidak mencari keuntungan dan perusahaan (Turban et al., 2003,

p200).

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

10

Internet merupakan suatu standar dengan biaya yang rendah dengan

interaktivitas cepat yang menunjukkan network externalities, waktu yang cukup,

memiliki jangkauan universal, bertindak seperti suatu channel distribusi dan

mengurangi asimetris informasi dalam transaksi (Afuah dan Tucci, 2003, p6).

Internet adalah jaringan global yang terdiri dari jaringan-jaringan yang

saling berhubungan. Jaringan global ini merupakan jutaan jaringan perusahaan,

pemerintah, organisasi dan pribadi, serta e-mail, newsgroup, dan web( Straws

dan Frost, 2001, p24).

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

Internet adalah jaringan yang dapat menghubungkan komputer-komputer baik

komputer pribadi, perusahaan, pemerintah ataupun organisasi yang memberikan

akses informasi yang menghemat waktu dan mempermudah kinerja.

2.2.2 Jasa yang ditawarkan oleh Internet

Menurut Turban (2002, p216), Internet menawarkan tiga tipe dasar dari

jasa, yaitu :

1. Jasa Komunikasi

2. Information Retrieval Service

3. World Wide Web (WWW)

WWW adalah aplikasi yang menggunakan fungsi transport internet.

Web adalah sebuah sistem yang diterima secara universal untuk

menyimpan, mengambil, menformat dan menampilkan informasi

melalui arsitektur Client/server.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

11

HTML (Hypertext Markup Language) adalah dasar dari web, dimana

menformat dokumen dan memberikan link ke dokumen lain. HTML

diambil dari Standart Generalized Markup Language (SGML) yang

lebih kompleks. SGML merupakan bahasa berbasis text yang

menjelaskan content dan struktur dari komponen digital.

Website adalah kumpulan dari halaman yang menjelaskan

perusahaan atau individu tertentu. Pada website terdapat sebuah

homepage yang menjadi halaman awa saat user mengunjungi situs

tersebut. Untuk mengakses website, user harus mengetikan Uniform

Resource Locator (URL) pada browser mereka yang menunjuk pada

sebuah alamat dari sumber tertentu dari website.

HTTP berperan sebagai standar komunikasi untuk mengirimkan data.

HTTP menentukan bagaimana pesan akan diformat dan dikirimkan

serta aksi yang akan diambil oleh web server dan web browser pada

perintah tertentu.

Untuk mengakses web melalui sebuah software yang dinamakan

browser minimal adalah komunikasi dengan HTT, mengatur HTML,

menampilkan beberapa tipe data seperti JPEG (Joint Photographics

Expert Group) dan GIF (Graphic Interchange Format). Contoh

browser adalah Mozilla Firefox.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

12

2.3. Electronic Learning (E-Learning)

2.3.1 Pengertian E-Learning

E-Learning mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan

media elektronik atau teknologi informasi (Effendi, 2005, p4).

Definisi E-Learning secara umum adalah penggunaan teknologi

(komputer atau electronic device lainnya) untuk mendukung proses pembelajaran

(Rosenberg, 2006, p3).

Clark dan Mayer (2003, p13), mendefinisikan E-Learning sebagai

instruksi yang disampaikan di komputer dengan menggunakan CD-ROM,

internet atau intranet dengan fitur-fitur sebagai berikut:

• Menyertakan materi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

• Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan latihan untuk

membantu pembelajaran.

• Menggunakan elemen-elemen multimedia seperti text dan gambar untuk

menyampaikan materinya.

• Menggunakan knowledge baru dan keahlian yang berhubungan dengan

tujuan pembelajaran secara individual atau untuk meningkatkan kinerja

organisasi.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa e- learning adalah

proses belajar mengajar yang didukung dengan pemakaian teknologi informasi.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

13

2.3.2 Keuntungan dan Keterbatasan E-Learning

Menurut Effendi dan Zhuang (2005, pp 9-15), kemajuan penggunaan e-

learning dimotivasi oleh kelebihan dan keuntungannya. Adapun beberapa

kelebihan yang ditawarkan oleh e-learning adalah :

• Biaya

Dengan adanya e-learning, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya

untuk menyewa pelatih dan ruang kelas serta transportasi peserta

pelatihan dan pelatih. Perusahaan tidak perlu menyediakan makan siang,

kopi maupun peralatan kelas seperti papan tulis, proyektor dan alat tulis.

• Fleksibilitas Waktu

Pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar, pelajar mudah mengakses e-

learning. Ketika waktu sudah tidak memungkinkan atau ada hal lain yang

lebih mendesak, mereka dapat meninggalkan pelajaran e-learning saat itu

juga. Banyak program e-learning memiliki fasilitas bookmark. Fasilitas

tersebut membuat pelajar yang kembali mengakses e-learning secara

otomatis dibawa kehalaman terakhir pelajaran sebeblumnya. Oleh karena

itu, pelajar dapat dengan cepat dan nyaman melanjutkan pelajaran.

• Fleksibilitas Tempat

Disekolah-sekolah, para pelajar tidak perlu pergi jauh ke ruang kelas lain.

Mereka hanya perlu ke laboratorium komputer sekolah dimana e-learning

tersebut diinstal, untuk mengikuti tambahan pelajaran.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

14

• Fleksibilitas Kecepatan Pembelajaran

Pelajar memiliki gaya belajar berbeda-beda. Oleh karena itu, wajar bila

didalam suatu kelas ada siswa yang mengerti dengan cepat dan ada yang

harus mengulang pelajaran untuk memahaminya. Siswa yang lebih cepat

menginginkan lebih banyak materi, sedangkan siswa yang lebih lambat

menginginkan pengulangan pelajaran.

e-learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing

siswa. Siswa mengatur sendiri kecepatan pelajaran yang diikuti. Apabila

belum mengerti, ia dapat tetap mempelajari modul tertentu dan

mengulanginya nanti.

• Standarisasi Pengajaran

Pelajaran dalam e-learning selalu memiliki kualitas sama setiap kali

diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar.

• Efektivitas Pengajaran

e-learning yang di desain dengan instructional design mutakhir membuat

pelajar lebih mengerti isi pelajaran. Penyampaian pelajaran e-learning

dapat berupa simulasi dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan

dan menerapkan teknologi animasi canggih.

• Kecepatan Distribusi

Kemajuan teknologi yang pesat menuntut suatu pelatihan teknologi baru

dilaksanakan secepatnya dan menjangkau area luas secara singkat.

• Ketersediaan On-Demand

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

15

Karena e-learning dapat sewaktu-waktu diakses, e-learning dapat

dianggap buku saku yang membantu setiap saat.

• Otomatisasi Proses Administrasi

e-learning menggunakan Learning Management System yang berfungsi

sebagai platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS berfungsi pula

dalam menyimpan data-data pelajar, pelajaran, dan proses pembelajaran

yang berlangsung.

Walaupun e-learning menawarkan banyak keuntungan bagi organisasi,

praktiknya juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus diwaspadai (Effendi

dan Zhuang, 2005, pp15-17) yaitu :

• Budaya

Penggunaan e-learning menuntut budaya self-learning, dimana seseorang

memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya pada sebagian besar

pelatihan di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung pada

pengajar.

• Investasi

Walaupun e-learning menghemat biaya, tetapi suatu organisasi harus

mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mulai

mengimplementasikan e-learning. Investasi dapat berupa biaya desain

dan pembuatan program learning management system, paket pelajaran

dan biaya-biaya lain seperti promosi dan change management system.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

16

Apabila infrastruktur belum memadai, organisasi harus mengeluarkan

sejumlah dana untuk membeli komputer, jaringan, server.

• Teknologi

Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi

tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik

teknologi sehingga e-learning tidak berjalan baik.

• Infrastruktur

Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia. Layanan broadband

(adalah media yang dapat dilalui oleh berbagai macam layanan, tidak

hanya internet, tetapi juga voice, video, komunikasi data perkecapatan

tinggi (lebih dari 10Mbps)) baru ada di kota-kota besar. Akibatnya,

belum semua orang atau wilayah belum dapat merasakan e-learning

dengan internet.

• Materi

Walaupun internet menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi

yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning. Pelatihan memerlukan

banyak kegiatan fisik, seperti olahraga dan instrument musik, sulit

disampaikan melalui e-learning secara sempurna.

2.3.3 Learning Management System (LMS)

Learning Management System adalah sistem yang membantu administrasi

dan berfungsi sebagai platform e-learning content ( Effendi dan Zhuang, 2005,

85).

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

17

Berdasarkan Effendi dan Zhuang (2001, pp85-90) ada beberapa fungsi

dasar LMS, yaitu :

1. Katalog

LMS yang baik harus dapat menunjukkan materi pelatihan yang

dimiliki. Materi-materi dapat berupa pelajaran e-learning, artikrl,

tesis, hasil diskusi dan lain sebagainya. Katalog yang baik pun

harus dapat membedakan materi berdasarkan jenis materi,

departemen yang memerlukan maupun kurikulum.

Katalog yang baik juga harus dapat menampilkan informasi

tentang suatu pelajarandengan lengkap, meliputi judul, tujuan,

cakupan atau outline, durasi, target pelajar, tanggal tersedia,

materi pendahuluan, tes yang harus diikuti.

2. Registrasi dan Persetujuan

Fungsi ini memungkinkan seorang calon peserta pelatihan

mendaftarkan diri secara online, baik untuk pelajaran online

maupun dikelas. Informasi yang tersedia di katalog harus ada saat

calon peserta pelatihan ingin mendaftarkan diri. Calon peserta

pelatihan harus dapat memilih, bila ada pilihan waktu, tempat,

biaya.

LMS yang baik dapat pula menyimpan data pendaftaran dan

persetujuan untuk membantu departemen pelatihan dalam

memonitor kegiatan e-learning dikemudian hari.

3. Menjalankan dan memonitoring e-learning

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

18

LMS harus menjalankan materi pelajaran e-learning dengan baik.

Apabila komputer pelajar tidak memiliki konfigurasi yang sesuai ,

maka LMS harus mengesannya dan memberikan peringatan

kepada pelajar.

Setelah materi pelajaran e-learning dijalankan, LMS harus

mempunyai kemampuan merekam kegiatan agar dapat dibuat

laporannya. LMS harus dapat merekam tentang berapa lama

peserta pelatihan mengakses materi pelatihan atau pelajaran,

berapa kali, tanggal dan jamnya.

4. Evaluasi

LMS yang baik pun harus dapat melakukan bermacam evaluasi

yang dapat mengukur keahlian peserta pelatihan sebelum dan

sesudah mengikuti pelatihan. Evaluasi harus dapat mengukur

seberapa jauh peserta pelatihan menyerap materi.

5. Komunikasi

LMS berguna pula sebagai sarana komunikasi bagi departemen

pelatihan dan anggota organisasi. LMS dapat menyajikan atau

memberikan pengumuman kepada para pelajar tertentu.

Pengumuman dapat dari pengajar atau administrator pelatihan.

Komunikasi disini dapat berarti pengajar memberikan materi

bacaan tambahan kepada peserta pelatihan melalui sistem.

6. Laporan

Melalui LMS, para administrator pelatihan dapat memperoleh

laporan berisi data pelatihan. Atasan dan manajemen harus dapat

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

19

mengakses sistem dan mencetak laporan secara langsung, tanpa

meminta bantuan administrator.

7. Rencana pelatihan

Seorang manajer dapat membuat rencana pelatihan untuk

beberapa karyawan mengenai analisa kebutuhan training. Jadi,

berdasarkan rencana pelatihan , LMS secara otomatis

merekomendasikan program pelatihan yang sesuai dan mengatur

jadwalnya.

8. Integrasi

Dalam satu organisasi, ada beberapa sistem komputer. Misalnya,

bagian SDM memiliki sistem personalia dan bagian keuangan

memiliki sistem akuntansi. LMS yang baik dapat berkomunikasi

dan berintegrasi dengan sistem-sistem yang ada.

2.3.4 Learning Content Management System (LCMS)

Berdasarkan Effendi dan Zhuang (2005, p91), Learning Content

Management System adalah sistem yang fungsi utamanya menyusun dan

mengatur materi atau contente-learning. Jadi, dalam LCMS, seorang

pengembang materi e-learning dapat menciptakan storyboard, menggabungkan

materi e-learning di dalam LCMS. Bagian materi e-learning yang digabung-

gabungkan tersebut biasa dinamakan learning object atau reusable learning

object.

LCMS berfungsi pula mengurus administrasi pelatihan, sama seperti

LMS. Walaupun banyak yang berpendapat bahwa LCMS adalah langkah

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

20

selanjutnya dari LMS, akan tetapi LCMS dan LMS memiliki perbedaan. Fungsi

LMS lebih berfokus pada proses pembelajaran, sedangkan fokus dari LCMS

adalah pembuatan materi dan content.

2.4. Analisis Strategi

2.4.1 Analisis Internal

Menurut David (2004, p160), proses audit Internal memberikan lebih

banyak peluang untuk pihak yang berpartisipasi untuk memahami operasi secara

keseluruhan. Menjalankan audit internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi,

dan evaluasi informasi tentang operasi organisasi. Faktor-faktor penentu

keberhasilan terdiri atas kekuatan dan kelemahan.

2.4.2 Analisis Eksternal

Menurut David (2004, p104), tujuan dilakukannya audit eksternal adalah

untuk mengembangkan daftar terbatas tentang peluang yang dapat memberikan

manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Istilah terbatas yang dimaksud

adalah perusahaan tidak perlu mengembangkan suatu daftar yang sangat panjang

tentang semua faktor yang mungkin mempengaruhi suatu bisnis. Sebaliknya,

audit eksternal ditujukan untuk mengidentifikasi variable kunci yang

memberikan respon yang dapat dijalankan. Perusahaan harus dapat merespon

secara agresif atau defensif terhadap faktor-faktor tersebut dengan

memformulasikan strategi yang mengambil keuntungan dari peluang eksternal

atau yang meminimalkan pengaruh dari ancaman potensial.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

21

David (2004, p107) menyatakan bahwa faktor eksternal kunci harus

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Penting untuk mencapai tujuan tahunan dan jangka panjang

2. Terukur

3. Berlaku diperusahaan pesaing

4. memiliki hirarki dalam arti beberapa faktor relevan untuk keseluruhan

perusahaan dan lainnya akan terfokus ke sesuatu yang lebih spesifik

untuk area fungsional atau divisi.

2.4.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Berdasarkan David (2004, pp217 - 218), Matriks evaluasi faktor Internal

merupakan alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan

dan kelemahan utama dalam bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini

juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di

antara bidang-bidang ini. Matriks ini dapat dikembangkan dalam lima langkah

sebagai berikut :

1. Tulislah faktor-faktor internal utama sebagaimana teridentifikasi dalam

proses audit internal. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian

kelemahan. Usahakan spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio dan

angka perbandingan.

2. Berikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting)

pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan

seberapa penting faktor itu menunjang keberhasilan perusahaan dalam

industri yang digelutinya. Tanpa mempedulikan apakah faktor kunci

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

22

adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap

mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot

tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.

3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan

apakah faktor itu merupakan kelemahab besar (peringkat = 1), kelemahan

kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan besar

(peringkat = 4). Ingat bahwa peringkat 4 atau 3 untuk kekuatan,

sedangkan 1 atau 2 hanya untuk kelemahan. Peringkat diberikan

berdasarkan keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2

didasarkan keadaaan industri.

4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai

yang dibobot untuk setiap variable.

5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variable untuk menentukan

total nilai yang dibobot untuk organisasi.

Berapa pun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks, jumlah

nilai yang dibobot dapat berkisar 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang tinggi, dengan

rata-rata 2,5. Total nilai yang dibobot jauh dibawah 2,5 merupakan cirri

organisasi yang lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh diatas 2,5

menunjukkan posisi internal yang kuat.

2.4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Berdasarkan David (2004, pp161-162), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

(EFE) membuat perencana strategi dapat meirngkas dan mengevaluasi informasi

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

23

ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hokum,

teknologi dan persaingan. Terdapat lima langkah dalam pengembangan matriks

EFE :

1. Buat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit

eksternal. Daftar peluang dahulu kemudian ancaman. Usahakan

sespesifik mungkin, gunakan selalu persentase, rasio dan angka

perbandingan jika dimungkinkan.

2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(terpenting). Bobot menunjukkan kepentingan relative dari faktor

tersebut. Peluang sering mendapat bobot lebih besar ketimbang ancaman.

Tetapi, ancaman dapat juga menerima bobot tinggi, jika berat atau sangat

mengancam. Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan membandingkan

pesaing yang sukses dan yang gagal atau dengan mendiskusikan faktor

tersebut dan mencapai consensus kelompok. Jumlah seluruh bobot yang

diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0.

3. Berikan peringkat 1 sampai 4 kepada masing-masing faktor eksternal

kunci untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat itu

merespon faktor tersebut, dengan catatan: 4 = respon luar biasa, 3 =

respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata, 1 = respon jelek. Peringkat

didasarkan pada efektivitas strategi perusahaan. Peringkat didasarkan atas

keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan pada

industri. Penting untuk diperhatikan bahwa baik peluang maupun

ancaman dapat memperoleh peringkat 1, 2, 3 atau 4.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

24

4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai

yang dibobot.

5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variable untuk menetukan nilai

bobot total bagi organisasi.

2.4.5 Matriks Internal – Eksternal (IE)

Menurut David (2004, p302), Matriks Internal Eksternal menempatkan

berbagai divisi dari suatu organisasi dalam Sembilan sel. Matriks IE didasarkan

pada dua dimensi kunci : total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan

total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. dari total nilai yang dibobotdari

setiap divisi, dapat disusun Matriks IE pada tingkat korporasi. Pada sumbu-x

Matriks IE, total nilai IFE yang dibobot 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi

internal yang lemah; nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; sedangkan nilai 3,0

sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang

diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah; nilai 2,0 sampai 2,99

dianggap sedang; sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi.

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai

dampak strategis yang berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau

IV dapat disebut Tumbuh dan Membangun. Strategi intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau integratif (integrasi

kebelakang, integrasi kedepan, integrasi horisontal) mungkin paling tepat untuk

divisi-divisi tersebut. Kedua, divisi yang masuk sel III, V, VII, paling baik

dikelola dengan strategi Pertahankan dna Pelihara; strategi penetrasi pasar dan

pengembangan produk merupakan dua strategi yang umum digunakan untuk

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

25

jenis-jenis divisi ini. Ketiga, divisi yang masuk sel VI, VIII, IX, paling baik

dikelola dengan strategi panen atau divestasi. Organisasi-organisasi yang sukses

adalah yang berhasil mencapai portfolio bisnis di atau sekitar sel I dalam Matriks

IE.

Tabel 2.1 Matriks IE

sumber : David (2004, p 305)

2.4.6 Matriks TOWS

Berdasarkan David (2004, pp288-290), Matriks Threats-Opportunities-

Weakness-Strengths (TOWS) merupakan perangkat pencocokan yang penting

yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi : Strategi SO

(Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Opportunities), Strategi ST

(Strengths-Threats), Strategi WT (Weakness-Threats). Mencocokan faktor-faktor

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

26

eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang sangat sulit dalam

mengembangkan Matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak

ada sekumpulan kecocokan yang paling baik.

Strategi SO atau strategi Kekuatan-Peluang menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer

mengiginkan organisasi mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal

dapat dipakai untuk memanfaatkan trend an peristiwa eksternal. Organisasi

umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, WT supaya mereka dapat masuk

kedalam situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Jika perusahaan

mempunyai kelemahan besar, perusahaan akan berusaha keras untuk

mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan. Kalau menghadapi ancaman

besar, sebuah organisasi akan berusaha menghindarinya agar dapat memusatkan

perhatian pada peluang.

Strategi WO atau strategi Kelemahan-Peluang bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-

kadang peluang eksternal yang besar ada, tetapi kelemahan internal sebuah

perusahaan membuatnya tidak mampu memanfaatkan peluang itu.

Strategi ST atau strategi Kekuatan-Ancaman menggunakan kekuatan

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal

ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat pasti selalu menghadapi ancaman

frontal dalam lingkungan eksternal. Perusahaan pesaing yang meniru ide,

inovasi, dan produk yang dipatenkan merupakan ancaman besar dalam banyak

industri.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

27

Strategi WT atau strategi Kelemahan-Ancaman merupakan taktik

defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari

ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang dihadapkan pada berbagai ancaman

eksternal dan kelemahan internal, sesungguhnya dalam posisi yang berbahaya.

Ada delapan langkah diperlukan untuk menyusun Matriks TOWS :

1. Tulis peluang eksternal kunci perusahaan

2. Tulis ancaman eksternal kunci perusahaan

3. Tulis kekuatan internal kunci perusahaan

4. Tulis kelemahan internal kunci perusahaan

5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi SO

dalam sel yang sudah ditentukan.

6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi

WO dalam sel yang sudah ditentukan.

7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi

ST dalam sel yang sudah ditentukan.

8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi

WT dalam sel yang sudah ditentukan.

Tujuan dari setiap pencocokan adalah menghasilkan strategi alternatif

yang dapat dijalankan, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi mana yang

terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam Matriks

TOWS akan dipilih untuk dijalankan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

28

Selalu dibiarkan kososng

KEKUATAN – S

Daftar Kekuatan

KELEMAHAN – W

Daftar Kelemahan

PELUANG – O Daftar Peluang

STRATEGI SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO

Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

ANCAMAN – T Daftar Ancaman

STRATEGI ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

STRATEGI WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Tabel 2.2 Matriks TOWS Sumber : David (2004, p290)

2.4.7 Analisis Persaingan : Model Lima Kekuatan menurut PORTER

Berdasarkan David (2004, pp 144-148), Analisis Persaingan dengan

model lima kekuatan PORTER merupakan pendekatan yang banyak dipakai

untuk mengembangkan strategi oleh banyak industri. Intensitas persaingan antar

perusahaan sangat beragam diberbagai industri. Menurut Porter, sifat persaingan

dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan berikut :

1. Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing.

2. Potensi masuknya pesaing baru .

3. Potensi pengembangna produk pengganti.

4. Kekuatan tawar pemasok..

5. Kekuatan tawar konsumen.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

29

Gambar 2.1 .Model lima kekuatan persaingan menurut Porter

Sumber : David (2004, p145)

Penjelasan mengenai Lima kekuatan persaingan menurut Porter :

1. Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing.

Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan

lainnya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya

jika strategi itu memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage)

dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing.

Perubahan strategi disebuah perusahaan dapat diimbangi serangan balasan,

seperti menurunkan harga, meningkatkan mutu, menambah fitur,

menyediakan pelayanan, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.

Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing cenderung

meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika perusahaan yang

bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya, ketika permintaan

produk industri menurun, dan ketika potongan harga menjadi biasa.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

30

Persaingan juga bertambah jika konsumen dapat dengan mudah berganti

merek, jika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, jika produk mudah

rusak, jika perusahaan pesaing memiliki strategi , asal dan budaya yang

berbeda, serta jika merger dan akuisisi biasa terjadi dalam industri, dan dalam

beberapa kasus sampai industri tersebut menjadi tidak menarik.

2. Potensi masuknya pesaing baru .

Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu,

sudah pasti intensitas persaingan diantara perusahaan meningkat. Hambatan-

hambatan terhadap masuknya pesaing baru bisa berupa pentingnya

memperoleh skala ekonomis dengan cepat, pentingnya memperoleh

teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, kuatnya loyalitas

pelanggan, fanatisme terhadap merek tertentu, persyaratan modal yang besar,

kurangnya akses bahan baku, kepemilikan paten, lokasi yang tidak

menguntungkan, serangan balik oleh perusahaan yang bertahan, dan potensi

kejenuhan pasar.

Walaupun banyak hambatan, perusahaan baru kadang-kadang masuk ke

dalam industri dengan produk yang lebih tinggi mutunya, harga yang lebih

rendah, dan tenaga pemasaran yang banyak. Oleh karena itu, tugas perencana

strategi adalah mengidentifikasi perusahaan baru yang potensial masuk pasar,

memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, melakukan

“serangan balasan” jika diperlukan dan memanfaatkan kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

31

3. Potensi pengembangan produk pengganti.

Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen

produk pengganti. Contohnya produsen tempat dari plastik bersaing dengan

produsen tempat dari gelas, karton, dan aluminium. Adanya produk

pengganti membuat batasan harga maksimal, sebelum konsumen pindah ke

produk pengganti tersebut.

Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin bertambah

ketika harga produk pengganti relatif murah dan biaya konsumen untuk

beralih ke produk pun rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti adalah

paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan

rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas

serta penetrasi pasar.

4. Kekuatan tawar pemasok.

Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam

suatu industri, terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada

sedikit bahan baku pengganti yang baik, ketika biaya mengganti bahan baku

amat tinggi. Seringkali demi kepentingan bersama, pemasok dan produsen

saling membantu dalam memberikan harga yang terjangkau, mutu yang lebih

baik, pengembangan pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan

mengurangi biaya inventarisasi, sehingga meningkatkan kemampuan meraih

laba jangka panjang bagi semua pihak yang terkait.

Perusahaan mungkin menjalankan backward integration strategy atau

strategi tarik mundur agar bisa mengendalikan pemasok atau menarik modal

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

32

yang diberikan kepada pemasok. Strategi ini sangat efektif ketika pemasok

tidak dapat diandalkan biayanya terlalu tinggi, atau tidak mampu memenuhi

kebutuhan perusahaan secara konsisten. Perusahaan biasanya dapat

melakukan negosiasi persyaratan yang lebih menguntungkan dengan

pemasok jika ini lazim digunakan di antara perusahaan yang bersaing dalam

industri.

5. Kekuatan tawar konsumen.

Ketika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli

dalam jumlah banyak, kekuatan tawarnya merupakan kekuatan utama yang

mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan

pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau pelayanan

khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan ketika kekuatan tawar dari

konsumen luar biasa. Kekuatan tawar konsumen juga lebih besar ketika

produk yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda. Ketika demikian

halnya, konsumen sering dapat melakukan negosiasi atau menekan harga

jual, jaminan, dan paket aksesori sampai tingkat tertentu. Bahkan untuk

perusahaan besar seperti Wal-Mart, tingginya kekuatan tawar konsumen

akibat penggunaan internet merupakan ancaman eksternal utama.

2.5. OOA&D (Object Oriented Analysis and Design)

2.5.1. Pengertian OOA&D

Menurut Mathiassen et al. (2000, p135), metode OOA&D merupakan

suatu metode untuk analisis dan perancangan sistem yang berorientasi pada

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

33

objek. Mathiassen et al. (2000, p4) mengatakan bahwa objek merupakan suatu

entitas yang memiliki identitas, state dan behavior. Identitas objek dalam analisis

menunjukkan bagaimana objek tersebut dapat dibedakan dengan objek lainnya

dalam suatu konteks oleh para pengguna. Sedangkan identitas objek dalam

perancangan menunjukkan bagaimana objek-objek lain dalam sistem dapat

mengenali objek tersebut dan bagaimana pula mengaksesnya.

2.5.2. System Definition

System Definition merupakan deskripsi singkat dari sistem komputerisasi

yang diungkapkan dalam bahasa sehari-hari (Mathiassen et al., 2000, p24).

1. Rich Picture

Menurut Mathiassen et al (2000, p26) Rich Picture merupakan gambaran

informal mengenai situasi yang digambarkan ilustrator. Rich picture memiliki

fokus pada aspek-aspek penting dari situasi yang digambarkan.

2. FACTOR

Kriteria FACTOR terdiri dari enam elemen (Mathiassen et al., 2000,

p39), yaitu:

• Funcionality yaitu fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application

domain.

• Application Domain yaitu bagian dari organisasi yang mengadministrasi,

memonitor, dan mengendalikan sebuah problem domain.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

34

• Conditions, yaitu kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

• Technology yaitu teknologi yang digunakan untuk mengembangkan

sistem dan sistem tersebut dijalankan.

• Objects, yaitu objek utama dalam problem domain.

• Responsibility, yaitu tanggung jawab sstem secara menyeluruh dalam

relasi pada konteks.

2.5.3. Problem Domain

Menurut Mathiassen et al (2000, p6) Problem Domain yaitu bagian dari

konteks yang diatur, diawasi atau dipantau oleh sistem. Analisis problem domain

memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan

menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari kelas-kelas, objek-

objek, struktur dan perilaku (behavior) yang ada dalam problem domain.

2.5.3.1 Class

Menurut Mathiassen et al (2000, p53), Class adalah gambaran

atau definisi atau kumpulan objek yang mempunyai structure, behavioral

pattern, dan atribut yang bersamaan.

Menurut Mathiassen et al (2000, p51), Objek adalah suatu entitas

yang memiliki identitas, state dan behaviour sedangkan event adalah

kejadian yang melibatkan satu atau lebih objek.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

35

Langkah-langkah dalam menentukan Class, antara lain:

1. Mencari kandidat untuk Class.

2. Mencari kandidat untuk Event.

3. Evaluasi dan pilih class dan event secara sistematis.

4. Membuat Event Table.

2.5.3.2 Structure

Menurut Mathiassen et al (2000, p69), structure merupakan

kegitan kedua dalam problem domain.

Hasil dari kegiatan structure adalah membuat class diagram.

Menurut Mathiassen et al (2000, p336), Class diagram menggambarkan

kumpulan dari kelas-kelas dan merupakan hubungan yang terstruktur.

Menurut Mathiassen et al (2000, p73), tipe dari Object Oriented

Structure terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Class Structure

Mengekspresikan hubungan konseptual yang statis antar class,

meliputi :

a) Generalization : sebuah kelas umum (super class) yang

menjelaskan property pada suatu kelompok kelas khusus

(subclasses). Hubungan dalam generalization dapat dikatakan

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

36

sebagai hubungan “is-a”, yang berarti subclass akan mempunyai

attribute dan operation yang sama dengan superclass. Contoh

generalization ditunjukkan gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Struktur Generalisasi

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p73)

b) Cluster : sebuah kumpulan dari kelas-kelas yang saling

berhubungan. Cluster digambarkan dengan notasi file folder

yang didalamnya terdapat kumpulan class yang berkaitan.

Class-class dalam cluster yang sama dihubungkan dengan

hubungan association.

2. Object Structure, yang meliputi :

a) Aggregation : objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari

sejumlah objek inferior (sebagian). Hubungan aggregation

dirumuskan sebagi hubungan “has-a” atau “is-a-part”. Contoh

aggregation ditunjukkan gambar dibawah ini.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

37

Gambar 2.3 Struktur Agregasi

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p76)

b) Association : hubungan yang penting antara sejumlah objek-

objek. Hubungan association digambarkan sebagai garis yang

menghubungkan class-class yang relevan. Contoh association

ditunjukkan gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Struktur Asosiasi

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p77)

2.5.3.3 Behaviour

Menurut Mathiassen et al (2000, p90), kegiatan ketiga dalam

problem domain adalah kegiatan behaviour. Behaviour bertujuan untuk

membuat model dinamis dari problem domain. Hasil dari kegiatan

behaviour adalah membuat statechart diagram seperti gambar dibawah

ini . Behaviour pattern mendeskripsikan kemungkinan jejak event dari

semua objek di dalam kelas.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

38

2.5.4. Application Domain

Menurut Mathiassen et al (2000, p115) application domain adalah

organisasi yang mengatur, memonitor atau mengendalikan problem domain.

Contoh Application domain ditunjukkan gambar dibawah ini.

Gambar 2.5 Application Domain Sumber : Mathiassen et al. (2000)

2.5.4.1 Use Cases Diagram

Menurut Mathiasen et al. (2000, p119), use case bertujuan untuk

menjelaskan bagaimana actor-actor berinteraksi dengan sebuah sistem.

Konsep untuk menggambarkan diagram ini adalah actor dalam diagram

tersebut dan juga use case itu sendiri. Actor adalah abstraksi dari user

atau sistem lainnya yang berinteraksi dengan sistem target sedangkan use

case adalah pola untuk berinteraksi antara sistem dan actor dalam

application domain.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

39

2.5.4.2 Sequence Diagram

Menurut Mathiassen et al. (2000, p340), sequence diagram

menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam suatu waktu.

Diagram ini mampu mempertahankan detil mengenai situasi yang

dinamis dan kompleks yang dapat terjadi pada objek-objek yang

dihasilkan oleh class dalam class diagram

2.5.4.3 Function

Function bertujuan untuk menentukan kemampuan dari suatu

sistem memproses informasi. Function adalah fasilitas untuk membuat

suatu model bermanfaat bagi actor. Function memfokuskan pada apa

yang bisa dilakukan sistem untuk membantu actor dalam pekerjaan

mereka.

2.5.4.4 User Interface

Interface digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sistem.

Menurut Mathiassen et al (2000, p151), Hasil dari kegiatan interface

adalah sebuah deskripsi lengkap dari elemen user interface dan system

interface. Dan activity interface mempunyai tiga konsep yaitu :

1. Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi

dapat digunakan oleh actor.

2. User interface, adalah interface untuk user.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

40

Menurut Shneiderman (2005, p74), untuk merancang user

interface yang interaktif diperlukan suatu aturan tertentu yang

biasa dikenal dengan 8 aturan emas, yang terdiri dari:

1. Rancangan yang dibuat harus selalu konsisten

Rangkaian tindakan yang konsisten diperlukan dalam situasi

yang terminology-nya mirip harus digunakan pada promp,

menu dan layer help, warna, tampilan, kapitalisasi, font, dan

sebagainya yang konsisten harus diterapkan. Pengecualian

dalam pembuatan password, tidak boleh berulang.

2. Memungkinkan bagi user untuk menggunakan shortcuts

Bila frekuensi penggunaan meningkat, keinginan user untuk

mengurangi jumlah interaksi dan mempercepat interaksi.

Singkatan, tombol – tombol khusus, perintah khusus, dan

fasilitas makro sangat berguna bagi para pengguna yang

sering menggunakan komputer.

3. Dapat memberikan umpan balik yang informative

Setiap tindakan yang dilakukan oleh user harus memiliki

umpan balik. Presentasi visual objek yang diinginkan

memberikan perubahan yang berarti secara eksplisit.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir

Rangkaian kegiatan harus dikelompokkan ke dalam kelompok

– kelompok dengan awalan, pertengahan, dan akhir. Umpan

balik yang informatif pada saat suatu kelompok kegiatan

selesai memberikan user kepuasan, perasaan lega, dan tanda

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

41

bahwa kegiatan tersebut sudah selesai dan siap melanjutkan

kekelompok kegiatan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga user tidak

dapat melakukan kesalahan atau error serius. Bila terdapat

kesalahan atau error, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan

tersebut dan memberikan solusi penanganan yang mudah,

membangun dan spesifik.

6. Mengijinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah

Fitur ini mengurangi kecemasan karena user tahu bahwa

apabila user melakukan kesalahan, maka bisa dikembalikan ke

kondisi sebelum kesalahan dibuat sehingga mendorong user

untuk berani mencoba hal – hal dan pilihan – pilihan yang

belum dikenal.

7. Mendukung pengaturan fokus secara internal

Kegiatan system yang mengejutkan, rangkaian entri data yang

salah, ketidakmampuan melakukan suatu kegiatan dapat

melakukan dan mengakibatkan terciptanya rasa cemas serta

ketidakpuasan.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan kemampuan manusia memproses informasi

dalam jangka pendek (seperti dalam aturan ibu jari dimana

manusia hanya bisa mengingat tujuh plus - minus dua

informasi) memerlukan display yang mudah diingat, display

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

42

banyak halaman bisa digabung, frekuensi pergerakan window

dikurangi, dan waktu pelatihan yang cukup untuk kode dan

rangkaian kegiatan.

3. System interface

2.5.4.5 Navigation Diagram

Navigation Diagram merupakan jenis khusus dari statechart

diagram yang memfokuskan pada keseluruhan dinamika user interface

(Mathiassen et al., 2000, p344). Diagram ini menunjukkan windows yang

berpartisipasi dan bagaimana transisi di antara mereka. Setiap window

merepresentasikan sebuah state.

2.6 PHP dan MySQL

2.6.1 Pengertian PHP

Menurut Welling (2001, p2), PHP adalah sebuah scripting pada

lingkungan server yang dirancang khusus untuk web. Kode PHP dapat disatukan

dalam halaman yang berisi tag-tag HTML dan akan dieksekusi setiap halaman

tersebut dikunjungi. Kode PHP yang telah dibuat akan diinterpretasikan oleh web

server kemudian akan menghasilkan tag-tag HTML atau output lainnya yang

dapat dibaca oleh pengguna.

Menurut Swastika (2006, p9) PHP adalah sebuah bahasa pemograman

seperti halnya Java, Pascal, Basic atau C yang bersama-sama dengan database

server membuat situs yang kita buat menjadi lebih dinamis. PHP kepanjangan

dari Personal Home Page tapi akhirnya mengalami perubahan menjadi PHP

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

43

Hypertext PreProsesor. Diperkenalkan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf,

karena sifatnya yang open source maka orang diseluruh dunia dapat

mengembangkan, menggunakan dan mendistribusikannya secara gratis.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan

sebuah bahasa pemograman script yang bersifat dinamis yang dapat di tampilkan

oleh web server tag-tag yang mudah dibaca pleh pengguna.

Menurut Swastika (2006, p9) kemudahan-kemudahan yang ditawarkan

PHP adalah :

1. Mudah digunakan. Sintaks bahasa PHP mudah dipelajari, bahkan

untuk kalangan non-programmer.

2. Serbaguna. PHP dapat berjalan pada bermacam-macam sistem

operasi seperti Windowa, Linux, dan MacOS.

3. Bantuan penggunaan banyak tersedia. Dapat bergabung dengan

banyak mailing list atau grup diskusi yang banyak ditawarkan di

situs remi PHP.

2.6.2 Pengertian MySQL

Menurut Utdiratatmo (2002, p1) MySQL merupakan database server

multi user dan multi threaded yang tangguh. MySQL biasanya menjadi database

pilihan untuk para pengguna PHP. MySQL merupakan suatu sistem manajemen

database. Suatu database adalah sebuah kumpulan data yang berstruktur yang

disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Untuk

menambahkan, mengakses dan memproses data yang tersimpan pada suatu

database komputer diperlukan suatu sistem manajemen database seperti MySQL.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-1-00465-mnsi bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendidikan 2.1.1 Pengertian Pendidikan Ilmu

44

Menurut Utdiratatmo (2002), karakteristik utama dari MySQL adalah

sebagai berikut :

1. Fully multi-threaded dengan kernel threads, memungkinkan untuk

mempergunakan beberapa CPU.

2. Beroperasi pada banyak platform yang berbeda.

3. Fungsi SQL diimplementasikan melalui suatu kelas pustaka yang

dioptimasikan.

4. Mampu menangani database berukuran besar sekitar 50.000.000 record

dan 60.000.000 tabel.

Jadi MySQL merupakan sebuah wadah yang menampung data-data yang

telah disusun, kemudian data-data tersebut dapat diambil ketika diperlukan.