bab 2 landasan teori 2.1 jaringan nirkabelthesis.binus.ac.id/asli/bab2/2008-1-00392-if bab...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Nirkabel
Jaringan Nirkabel adalah suatu jaringan yang menggunakan frekuensi radio
untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang
merupakan dasar dari komunikasi radio dua arah yang tipikalnya bekerja di
bandwidth 2,4 GHz (802.11 b/g) atau 5 GHz (802.11 a). Kebanyakan peralatan
mempunyai kualifikasi Wi-Fi, IEEE 802.11 b atau akomodasi IEEE 802.11 g dan
menambahkan beberpa tingkat keamanan seperti WEP dan/atau WPA. Tulang
punggung jaringan biasanya menggunakan kabel, dengan satu atau lebih titik
akses jaringan menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.
Jaringan nirkabel memungkinkan orang melakukan komunikasi dan mengakses
aplikasi dan informasi tanpa kabel.
2.2 Hotspot
Berdasarkan Gaier (2005) Hotspot adalah lokasi LAN nirkabel publik.
Hotspot berada di tempat-tempat umum yang ramai dikunjungi termasuk
bandara, hotel, convention center, dan kafe. Di lokasi ini terdapat wireless access
point yang menghubungkan perangkat mobile (seperti laptop, PDA) ke internet
dengan menggunakan standar teknologi WLAN (Wi-Fi).
8
Berdasarkan pendapat Vladimirov et al (2004,p 550) access point adalah
sebuah perangkat jaringan pada layer 2 yang menghubungkan kabel dan nirkabel
dan mengontrol parameter jaringan di jaringan LAN nirkabel.
Fitur yang ditawarkan pada hotspot secara komersil dapat berupa :
• Sebuah portal dimana user diarahkan untuk otentikasi dan pembayaran.
• Pilihan pembayaran menggunakan kartu kredit dan lain-lain.
• Mengijinkan akses situs tertentu dengan gratis (walled garden).
Meskipun demikian, banyak hotspot terbuka dan digunakan dengan gratis,
baik yang dibuat oleh perusahaan pemerintah atau swasta untuk menarik
perhatian pelanggan. Saat ini pun banyak universitas maupun sekolah yang telah
memilki hotspot.
2.3 Dial-up
Dial-up adalah sebuah metode untuk mengakses internet dengan
menggunakan modem yang terhubung dengan sebuah komputer dan saluran
telepon yang men-dial ke node Internet Service Provider (ISP) untuk membuat
hubungan antara modem ke modem, yang lalu di-routing ke internet.
Walaupun pengggunaan akses internet dengan kecepetan yang lebih tinggi
sudah banyak yang digunakan negara-negara barat, banyak orang masih
menggunakan dial-up karena mereka masih belum memliki akses atau tidak
mampu membayar. Dial-up tidak memerlukan tambahan infrastruktur lainnya
9
selain jaringan telepon. Karena jaringan telepon tersedia di seluruh dunia, dial-up
akan tetap berguna terutama untuk para traveller.
2.4 Client Server Model
Client server model adalah bentuk distributed computing dimana sebuah
program (client) berkomunikasi dengan program lain (server) dengan tujuan
untuk bertukar informasi. Pada umumnya sebuah client memiliki tugas sebagai
berikut (Morgan, 2004):
1. Menyediakan user interface.
2. Menterjemahkan permintaan user ke dalam bentuk protokol yang sesuai.
3. Mengirimkan permintaan user ke server.
4. Menunggu respon dari server.
5. Menterjemahkan respon tersebut kedalam format yang dapat dibaca.
6. Menyajikan hasil format tersebut ke user.
Client Server
request
response
Control transfer
Gambar 2.1 Cara kerja Sistem Berbasis Client-Server
10
Kata client juga sering disebut kata host yang menandakan bahwa device
tersebut tersambung ke dalam sebuah jaringan. Sedangkan sebuah server
memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
1. Mendengarkan permintaan dari client
2. Memproses permintaan tersebut.
3. Mengembalikan hasil proses tersebut ke client.
Dalam praktek sehari-harinya terdapat berbagai macam server yang ada
dalam jaringan. Setiap server tersebut memiliki fungsi khusus sesuai dengan
tujuan pembuatan server tersebut. Beberapa contoh server berikut keguanannya :
1. Web server berfungsi menyediakan layanan web berupa situs pada user.
Web server mengunakan user interface berupa web browser untuk dapat
berkomunikasi dengan user dalam jaringan.
2. Database server adalah sebuah server yang didedikasikan khusus untuk
menampung data-data dalam jumlah besar yang disimpan menggunakan
perangkat lunak khusus. Database server memiliki tugas utama untuk
melayani data dari user.
2.5 TCP/IP
2.5.1 Sejarah TCP/IP
Transport Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP) mulai
dikembangkan pada tahun 1968 di bawah U.S Department of Defense (DoD).
Pada awalnya, ini dikembangkan untuk menghubungkan jaringan riset DoD yang
11
tersebar di Amerika Serikat. Pada tahun 1980an, TCP/IP menjadi standar
jaringan packet switched, dimana DoD menginstruksikan supaya semua sistem
komputer mereka menggunakan protokol TCP/IP untuk berkomunikasi. Jaringan
ini dikenal jaringan ARPAnet. Pada tahun 1986, National Science Foundation
(NSF) membangun jaringan backbone untuk menghubungkan empat jaringan
super komputer. Jaringan ini dikenal dengan NSFnet. Perkembangan ARPAnet
maupun NSFnet ini semakin pesat sampai pada tahun 1990. dengan semakin
pesatnya public user yang terhubung pada jaringan dalam skala besar ini, user
mulai bermigrasi ke jaringan ini yang kemudian dikenal sebagai internet.
Internet adalah suatu jaringan yang terhubung secara logical oleh alamat unik
yang berdasarkan IP dan sejenisnya, mendukung komunikasi yang menggunakan
TCP/IP dan jenisnya serta protokol lainnya yang kompatibel, dan menyediakan,
baik secara publik maupun privat, layanan sampai layer atas dalam komunikasi
dan infrastruktur yang berhubungan dengannya. (Anonim, 1995).
2.5.2 Arsitektur TCP/IP
TCP/IP ini menggunakan arsitektur model OSI. Arsitektur Open Systems
Interconnection (OSI) layer ini serupa dengan arsitektur yang dikembangkan
oleh DoD, dimana pada OSI model 7 layer disederhanakan menjadi 5 layer pada
DoD TCP/IP.
Model Layer OSI dibagi dalam dua grup: “upper layer” dan “lower layer”.
“Upper layer” fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana file
direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang
12
menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari
komunikasi data melalui jaringan aktual.
7 OSI layer terdiri dari Application, Presentation, Session, Transport,
Network, Data Link Layer, dan Physical. Sedangkan DOD model terdiri dari
application, host-to-host, internet, dan network acces. Model OSI tersebut
terdapat pada gambar :
Gambar 2.2 DOD Model dan 7 OSI Layer Model
Masing-masing tugas dari 7 OSI Layer :
1. Application Layer: Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini
bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer,
seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti
server printer atau aplikasi komputer lainnya.
2. Presentation Layer: Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan di-
format untuk perpindahan data. Contoh konversi format text ASCII untuk
dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi,
translasi data, enkripsi dan konversi.
13
3. Session Layer: Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara
dan mengatur koneksi, bagaimana mereka saling berhubungan satu sama
lain. Koneksi di layer ini disebut “session”.
4. Transport Layer: Bertanggung jawab membagi data menjadi segmen,
menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal, dan menyediakan
penanganan error (error handling).
5. Network Layer: Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan,
menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga
antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.
6. Data Link Layer: Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi
frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui
media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer
physical antara sistem koneksi dan penanganan error.
7. Physical Layer: Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan men-
transfer-nya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneks i fisik antar
sistem.
Pada TCP/IP, data link layer mencakup penamaan dan pengelolaan MAC
Address. Penggunaan IP (Internet Protocol) dan ICMP (Internet Control
Message) ada pada network layer. Pada layer ini terdapat error detection, yaitu
pendeteksian kesalahan pada transmisi data. IP adalah suatu protokol yang
bersifat connectionless, yaitu tidak ada konfirmasi apakah data tersebut telah
sampai di tujuan atau pun terjadi kegagalan dalam transmisi data, hanya
mengirimkan data saja. Layanan untuk mengontrol IP ada pada transport layer ,
14
yaitu TCP (Transport Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).
Perbedaan TCP dengan UDP adalah TCP menyediakan connection-oriented
control, yaitu kontrol yang berfungsi memastikan data telah sampai ditujuan dan
error handling atau penanganan error. Sedangkan UDP menyediakan
connectionless-control, yaitu error handling tidak ditangani protokol ini,
sehingga penanganan tersebut bergantung pada application layer. Pada layer
application, presentation , dan session, layanan yang disediakan oleh UDP
antara lain TFTP, SNMP. Perbandingan protokol tersebut terdapat pada gambar .
Data yang akan dikirimkan melewati jaringan, akan dipecah-pecah menjadi
paket-paket. Fungsi ini ada pada network layer. Paket-paket ini disebut paket IP,
dienkapsulasi dengan alamat pengirim dan penerima serta informasi-informasi
lainnya seperti pada gambar
2.5.3 Pengalamatan TCP/IP
Pengalamatan TCP/IP (Ipv4) terdiri dari 4 byte (32 bit) dan dipisahkan oleh
titik dengan masing-masing 8 bit . Setiap bit dalam octet tersebut mempunyai
bobot biner (128, 64, 32, 16, 8, 4, 2, 1). Nilai minimum oktet tersebut adalah 0
dan maksimum adalah 255.
Setiap alamat IP ini terdiri dari bagian network dan host. Bagian network
adalah alamat yang menandakan alamat jaringan, sedangkan bagian host adalah
alamat yang menandakan alamat workstation tersebut.
15
Dalam pengalamatan IP Address ini, dikenal adanya kelas IP. Kelas IP
tersebut dibedakan menjadi 5, yaitu A,B,C,D,E.
• Alamat network pada kelas A adalah 1.0.0.0 – 126.0.0.0, dimana IP
127.0.0.0 digunakan untuk feed back. Pada IP kelas A ini, oktet
pertama IP digunakan untuk alamat network dan tiga oktet di
belakang untuk alamat host.
• Alamat network kelas B adalah 128.1.0.0 – 191.254.0.0. Dua oktet
pertama digunakan untuk alamat network dan dua oktet selanjutnya
untuk alamat host.
• Alamat network kelas C adalah 224.0.0.0 – 223.255.255.255.0. Tiga
oktet pertama digunakan untuk alamat network dan oktet selanjutnya
untuk alamat host.
• Alamat network kelas D adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255.
• Alamat network kelas E adalah 240.0.0.0 – 254.255.255.255.
Dari kelima kelas IP ini, IP yang digunakan untuk keperluan publik adalah
IP kelas A,B,C ( yang diakui oleh InterNIC). Sedangkan IP kelas D ini, semua
alamat dipakai untuk alamat jaringan. Kelas E dipakai untuk eksperimental dan
keperluan mendatang.
2.5.4 IP Subnet Mask
Suatu alamat IP dapat dibagi menjadi beberapa sub-jaringan dengan cara
meminjam bit dari bagian host untuk dijadikan bagian network. Subnet mask dari
16
IP tersebut diubah menjadi satu, yang menandakan bahwa bit tersebut adalah
bagian network.
2.5.5 Public IP Address dan Private IP Address
Public IP adalah alamat IP yang dapat dipakai untuk koneksi di internet,
dimana IP tersebut bersifat global, dan tidak mungkin ada dua buah public IP
yang sama di internet. Namun demikian, karena terbatasnya jumlah alamat IP
yang dapat dialokasikan, maka dipakai alamat private IP untuk pemberian alamat
IP.
Private IP adalah alamat IP yang hanya bersifat lokal untuk suatu jaringan.
Karena antar suatu jaringan dengan jaringan lainnya tidak terhubung, maka
pemberian alamat IP yang sama pada dua jaringan tidak akan menimbulkan
masalah.
Untuk menghubungkan jaringan lokal tersebut ke jaringan internet,
diperlukan suatu public IP. Semua private IP jaringan lokal dalam internet akan
diterjemahkan sebagai public IP tersebut. Prosedur tersebut yaitu NAT (Network
Addres Translation), dimana private IP diterjemakan menjadi public IP.
2.6 Topologi Jaringan
Topologi dapat didefinisikan sebagai struktur dari sebuah jaringan. Ada dua
bagian penting dari definisi topologi :
1. Physical Topology, dimana kondisi sebenarnya jaringan dihubungkan
secara langsung.
17
2. Logical Topology , dimana didefinisikan bagaimana cara kerja jaringan
dapat diakses oleh komputer.
2.6.1 Physical Topologi
Pada topologi ini terdapat 6 topologi yang dikenal yaitu Bus, Ring, Star,
Extended Star, Hierarchical dan Mesh. Topologi Bus , Ring, dan Start
merupakan 3 topologi yang sering dikenal dijaringan komputer.
2.6.1.1 Topologi Bus
Topologi Bus menggunakan “single backbone segment” sebagai
penghubung semua komputer yang ada pada jaringan. Semua komputer
tersebut terhubung secara langsung ke kabel tersebut. Pada topologi ini
hanya ada 2 perangkat yang dapat saling berkomunikasi dalam suatu saat,
sehingga setiap perangkat lainnya yang ingin menggunakan saluran
tersebut maka harus bergantian. Untuk mengefisiensikan penggunaan
jaringan, digunakan metode CSMA/CD yang dapat mengurangi
terjadinya masa tenggang (saluran kosong) dengan mendeteksi tabrakan
informasi.
Karakteristik jaringan dengan topologi Bus :
• Biaya instalasi sangat murah
• Kecepatan rata-rata transfer informasi untuk setiap perangkat
sangat lambat karena harus bergantian menggunakan saluran.
• Sulit untuk manajemen jaringan
• Sulit untuk expand ( menambah ) jaringan
18
Gambar 2.3 Topologi Bus
2.6.1.2 Topologi Ring
Pada topologi ini menghubungkan satu komputer dengan
komputer berikutnya, dan seterusnya sehingga komputer paling akhir
akan kembali terhubung ke komputer yang pertama ( akan membentuk
seolah-olah menjadi sebuah bentuk lingkaran / cincin ), dimana media
koneksi yang digunakan adalah kabel UTP ( Unshielded Twister Pair )
CAT 3 atau Token Ring. Bentuk jaringan Ring secara fisik menyerupai
Star dengan pusatnya adalah suatu perangkat yang bekerja secara Ring (
informasi diputar dalam lingkaran sampai ditemukan tujuannya )
19
Gambar 2.4 Topologi Ring
2.6.1.3 Topologi Star
Pada topologi ini menghubungkan semua kabel ke satu buah titik
pusat. Titik pusat ini biasanya berupa HUB atau Switch sehinggga
seolah-olah komputer yang terhubung berbentuk seperti bintang, dimana
media koneksi yang digunakan adalah kabel UTP atau 10/100/1000 Base-
T
Gambar 2.5 Topologi Star
20
2.6.1.4 Topologi Extended Star
Topologi ini merupakan penggabungan beberapa Topologi Star
menjadi satu. HUB dan Switch digunakan untuk menggabungkan
beberapa komputer pada satu jaringan dengan menggunakan Topologi
Star, akan dihubungkan lagi ke HUB / Switch utama.
Gambar 2.6 Topologi Extended Star
2.6.1.5 Topologi Hierarchical
Topologi ini sering juga dikenal dengan topologi Cluster Tree
atau Hybrid, dibuat mirip dengan topologi extended star tetapi pada
sistem jaringan yang dihubungkan dapat mengontrol arus data pada
jaringan. Biaya instalasi dan komunikasi pada topologi jenis ini biasanya
rendah. Namun, jika terjadi failure link atau failure site maka
pengaksesan data menjadi terhambat dan mengakibatkan availibilitas /
ketersediaan menjadi rendah.
Gambar 2.7 Topologi Cluster Tree/Hierarchical
21
2.6.1.6 Topologi Mesh
Topologi Mesh digunakan ketika dibutuhkan dalam jaringan yang
sangat penting yang tidak boleh ada sedikitpun kesalahan dalam
komunikasi, contohnya sistem kontrol pembangkit tenaga nuklir. Setiap
host memiliki hubungan langsung dengan semua host lainnya dalam
jaringan, hal ini juga merefleksikan internet yang memiliki banyak jalur
ke satu titik. Topologi ini dapat juga dikatakan sebagai Fully Connected
Network, yang terkoneksi secara langsung dengan situs lainnya. Link
yang ada menjadi banyak dan menyebabkan biaya instalasi besar.
Topologi jenis ini tidak praktis untuk diterapkan dalam sistem yang besar.
Gambar 2.8 Topologi Mesh
2.6.2 Logical Topology
Topologi Logikal dari jaringan adalah bagaimana sebuah host
berkomunikasi melalui medium. Dua tipe topologi logikal yang sering
digunakan adalah Broadcast dan Token Passing.
2.6.2.1 Topologi Broadcast
Topologi broadcast berarti setiap host yang mengirim paket akan
mengirimkan paket ke semua host pada media komunikasi jaringan.
22
Tidak ada aturan rumit siapa yang akan menggunakan jaringan
berikutnya, peraturannya sederhana yaitu “yang pertama datang, yang
pertama akan dilayani “ dan inilah bagaimana ethernet bekerja.
2.6.2.2 Token Passing
Token passing mengendalikan akses jaringan dengan mempass-kan
sebuah token elektronik yang secara sekuensial akan melalui masing-
masing anggota dari jaringan tersebut. Ketika sebuah komputer
mendapatkan token tersebut, berarti komputer tersebut diperbolehkan
mengirimkan data yang ada pada jaringan. Jika tidak ada data yang
dikirim maka token tersebut akan melewati komputer tersebut ke
komputer berikutnya dan berulang-ulang mengelilingi lintasannya.
2.7 Network Address Translation (NAT)
Merupakan suatu mekanisme untuk mengubah suatu alamat IP private
yang bersifat internal ke dalam bentuk alamat IP yang bersifat public pada saat
akses eksternal sehingga NAT dapat meningkatkan keamanan dengan
menyembunyikan alamat IP internal.
Pengaturan NAT dapat dilakukan secara statis ataupun dinamis. Pengaturan
NAT statis dengan pemetaan alamat IP lokal dan global secara satu-satu banyak
digunakan pada host yang memiliki alamat IP yang konsisten yang dapat diakses
dari internet seperti pada server, router ataupun switch. Sedangkan pengaturan
NAT secara dinamis digunakan untuk memetakan suatu alamat IP private
menjadi beberapa alamat IP public.
23
Masing-masing host dengan alamat IP private dapat memiliki beberapa
alamat IP public yang digunakan ketika mengakses keluar. PAT (Port Address
Translation) merupakan mekanisme NAT secara dinamis beberapa alamat IP
private dipetakan ke dalam sebuah alamat IP public. Hal ini dimungkinkan
karena setiap IP private dikenal melalui sebuah port. Keuntungan NAT :
1. Menghilangkan proses perubahan alamat IP pada setiap host ketika terjadi
pergantian ISP. NAT dapat menghilangkan proses pengalamatan ulang pada
semua host yang memerlukan akses eksternal sehingga dapat menghemat
waktu dan uang.
2. Pengalamatan yang mengunakan aplikasi port-level multiplexing. Dengan
mengunakan PAT, host internal dapat menggunakan sebuah alamat IP
publik untuk komunikasi eksternal. Dengan menggunakan sistem ini, maka
dapat menghemat penggunaan alamat IP publik karena hanya dibutuhkan
satu atau beberapa alamat eksternal untuk mendukung komunikasi host
internal.
3. Meningkatkan keamanan jaringan. Karena jaringan internal yang bersifat
privat tidak menampilkan alamat IP atau jaringan topologi ketika
menggunakan NAT untuk akses eksternal.
2.8 Sistem Komunikasi Packet Switched
Packet Switched Network adalah jaringan-jaringan yang dihubungkan oleh
router, host yang terhubung dalam jaringan tersebut, secara teori, dapat
mengirimkan paket data kepada host yang lain. Paket tersebut berisi alamat yang
24
dituju, dan router meneruskan paket tersebut ke alamat yang dituju tersebut.
Protokol ini menggunakan prinsip multiplexing, dimana paket-paket tersebut
dapat melalui jalur–jalur yang berbeda bersama paket-paket yang berasal dari
data lain untuk sampai di tujuan. Begitu sampai di tujuan, paket-paket tersebut
akan dirangkai kembali menjadi data asli. Sebuah host dapat membuka banyak
sesi sekaligus dan mengirimkan data-data dari sesi berlainan tersebut melalui
satu jalur yang sama.
Protokol ini bertolak belakang dengan circuit switched, di mana jika pada
circuit switched, host yang akan mengirim data serta yang menerima data akan
membuka jalur data yang hanya dipakai oleh pengirim dan penerima. Jalur data
tersebut akan ditutup bila transmisi data yang akan dipakai oleh pengirim dan
penerima. Jalur data tersebut akan ditutup bila transmisi data tersebut selesai.
Adapun perbedaan yang membuat keuntungan dari packet switched
dibandingkan dengan circuit switched adalah lebih hemat bandwidth dan efisien,
karena jalur data tersebut dapat dipakai oleh banyak transmisi data, serta tidak
perlu membuka koneksi jalur jika tidak ada pengiriman atau penerimaan data.
Teknologi yang umum dari Packet Switched Network yaitu TCP/IP, Frame
Relay, IPX/SPX, dan X.25.
Jaringan IP adalah merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis
packet switch jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau internet.
(Tabratas Tharom,2002)
25
2.9 Ethernet
Ethernet adalah sistem jaringan yang dibuat dan dipatenkan perusahaan
Xerox. Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD ( Carrier Sense
Multiple Access with Collision Detection ) yang dikembangkan tahun 1960 pada
proyek wireless ALOHA di Hawaii University diatas kabel coaxial. Standarisasi
sistem ethernet dilakukan sejak tahun 1978 oleh IEEE. (lihat Tabel 2.) Kecepatan
transmisi data di ethernet sampai saat ini adalah 10 sampai 100 Mbps. Saat ini
yang umum ada dipasaran adalah ethernet berkecepatan 10 Mbps yang biasa
disebut seri 10Base.
2.10 CSMA/CD
Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection atau sering
disingkat menjadi CSMA/CD adalah sebuah metode media access control
(MAC) yang digunakan oleh teknologi jaringan Ethernet. Dengan metode ini,
sebuah node jaringan yang akan mengirim data ke node tujuan pertama-tama
akan memastikan bahwa jaringan sedang tidak dipakai untuk transfer dari dan
oleh node lainnya. Jika pada tahap pengecekan ditemukan transmisi data lain dan
terjadi tabrakan (collision), maka node tersebut diharuskan mengulang
permohonan (request) pengiriman pada selang waktu berikutnya yang dilakukan
secara acak (random). Dengan demikian maka jaringan efektif bisa digunakan
secara bergantian.
26
2.11 Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
Merupakan suatu mekanisme yang digunakan untuk pemberian IP atau
informasi konfirmasi jaringan secara dinamis dalam suatu jaringan. DHCP
merupakan alat untuk menghemat waktu konfigurasi bagi network administrator.
DHCP bekerja dalam model client-server. DHCP memungkinkan suatu
DHCP client dalam suatu jaringan IP untuk menerima konfigurasi dari sebuah
server DHCP. Umumnya , konfigurasi yang paling sering diterima client dari
server adalah alamat IP. Alamat IP yang diterima client dari server akan berada
dalam suatu selang waktu administrasi tertentu. Ketika waktu berakhir , client
akan meminta alamat yang lain, walaupun kadang client tetap diberi alamat IP
yang sama dengan yang sebelumnya.
Server DHCP juga dapat menawarkan informasi yang lain seperti alamat
server DNS, WINS dan nama domain. Kebanyakan DHCP server memungkinkan
administrator untuk mendefinisikan secara khusus alamat IP yang sama.
DHCP menggunakan UDP sebagai protokol transport . Client akan
mengirim pesan melalui port 67 dan server mengirim pesan kepada client
melalui port 68. Layanan DHCP kini makin penting dengan semakin maraknya
jaringan wireless.
27
2.12 Proxy Server
Proxy server merupakan komponen penengah antar user agent, bertindak
sebagai server dan client yang menerima request message dari user agent dan
menyampaikan pada user agent lainnya.
Request yang diterima dapat dilayani sendiri atau disampaikan (forward)
pada proxy lain atau server lain. Proxy server menterjemahkan dan/atau menulis
ulang request message sebelum menyampaikan pada user agent tujuan atau
proxy lain.
Proxy server juga bertugas menyimpan data hasil sesi komunikasi yang
terjadi antara UAC dan UAS. (Raharja, 2004, VoIP Rakyat)
Proxy server merupakan pusat komunikasi yang dapat dicapai oleh user
agent secara langsung. Ketika user agent mengirimkan pesan “INVITE” tersebut
ke alamat yang dipanggil berdasarkan alamat IP yang didapat.
2.13 Squid Cache
Squid adalah sebuah proxy server dan web cache daemon. Squid
dirancang dan dijalankan di UNIX System tetapi bisa dijalankan di Windows
dengan menggunakan software Cywin yang merupakan software yang free dan
dikembangkan oleh Cygnus Solutions untuk digunakan di Windows. Dengan
mengunakan Squid kecepatan web server dapat dipercepat dengan adanya
penyimpanan web cache, DNS dan resource dari jaringan, Squid juga berlisensi
GNU General Public License.
28
Squid dikatakan sebagai server proxy cache yang mempunyai
performansi yang tinggi dan mendukung operasional FTP, Gopher, dan HTTP.
Dalam memenuhi permintaan client, Squid menangani dalam satu proses I/O dan
tidak bersifat blocking. Squid hampir bersifat monolitik (seperti Sendmail)
dimana seluruh pekerjaan mulai dari menangani permintaan client, mengambil,
mencari, dan menyimpan objek serta pengaturan memori, seluruhnya itu hampir
dilakukan oleh satu proses. Hampir tidak ada proses lain, kecuali untuk versi
terbaru, untuk proses I/O squid menyerahkan operasionalnya pada aplikasi lain
yaitu diskd.
Squid dibuat oleh sebuah komunitas internet dan dipimpin oleh Duane
Wessel dari National Laboratory for Applied Network Research yang dibiayai
oleh National Science Fondation. List dari kontributor dapat kita lihat di
http://www.squid-cache.org/CONTRIBUTORS.
Jenis varian UNIX yang sampai saat ini diketahui talah berhasil
menjalankan Squid diantaranya :
FreeBSD
NetBSD
BSDI
OSF and Digital UNIX
IRIX
SunOS/Solaris
NeXTStep
29
SCO UNIX
AIX
HP-UX
Linux ( semua distro )
Selain varian UNIX, ternyata squid juga bisa dijalankan di atas OS/2 dan
WinNT. ( Maryanto, Dodi, 2001 , Optimasi Akses Internet dengan SQUID)
2.14 SNMP
Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah standar
manajemen jaringan pada TCP/IP. Gagasan di balik SNMP adalah bagaimana
supaya informasi yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan bisa dikirim
menggunakan TCP/IP. Protokol tersebut memungkinkan administrator jaringan
untuk menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan dengan
perangkat jaringan yang lain untuk mengumpulkan informasi dari mereka, dan
mengatur bagaimana mereka beroperasi.
Ada dua jenis perangkat SNMP. Pertama adalah Managed Nodes yang
merupakan node biasa pada jaringan yang telah dilengkapi dengan software
supaya mereka dapat diatur menggunakan SNMP. Mereka biasanya adalah
perangkat TCP/IP biasa, mereka juga kadang-kadang disebut managed devices.
Kedua adalah Network Management Station (NMS) yang merupakan perangkat
jaringan khusus yang menjalankan software tertentu supaya dapat mengatur
managed nodes. Pada jaringan harus ada satu atau lebih NMS karena mereka
adalah perangkat yang sebenarnya menjalankan SNMP.
30
Managed nodes bisa berupa perangkat jaringan apa saja yang dapat
berkomunikasi menggunakan TCP/IP, sepanjang diprogram dengan software
SNMP. SNMP didesain supaya host biasa dapat diatur, demikian juga dengan
perangkat pintar seperti router, bridge, hubs, dan switch. Perangkat yang tidak
konvensional juga bisa diatur sepanjang mereka terhubung ke jaringan TCP/IP,
printer, scanner, dan lain-lain.
Masing-masing perangkat dalam manajemen jaringan yang menggunakan
SNMP menjalankan suatu software yang umumnya disebut SNMP entity. SNMP
entity bertanggung jawab untuk mengimplementasikan semua beragam fungsi
SNMP. Masing-masing entity terdiri dari dua komponen utama. Komponen
SNMP entity pada suatu perangkat bergantung kepada apakah perangkat tersebut
managed nodes atau network management station.
SNMP entity pada managed nodes terdiri atas SNMP Agent yang
merupakan program yang mengimplementasikan protokol SNMP dan
memungkinkan managed nodes memberikan informasi kepada NMS dan
menerima perintah darinya, dan SNMP Management Information Base (MIB)
yang menentukan jenis informasi yang disimpan tentang node yang dapat
dikumpulkan dan digunakan untuk mengontrol managed nodes. Informasi yang
dikirim menggunakan SNMP merupakan objek dari MIB.
31
2.15 MRTG
Multi Router Traffic Grapher (MRTG) adalah aplikasi yang digunakan
untuk memantau beban trafik pada link jaringan. MRTG akan membuat report
dalam bentuk harian, mingguan, bulanan dan tahunan berdasarkan interface
router yang ada. MRTG akan membentuk dokumen dalam bentuk HTML, MRTG
itu sendiri terdiri dari script perl yang menggunakan Simple Network
Management Protocol (SNMP) untuk me-monitor trafik pada router. Jika router
memiliki 3 interface maka akan membentuk 3 report besar tapi dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan. MRTG dibuat oleh Tobias Oetiker menggunakan Perl
dan C dan tersedia untuk sistem operasi UNIX dan Windows NT.
MRTG merupakan software yang berlisensi GNU General Public
License. MRTG tidak hanya untuk melihat trafik jaringan, tetapi dapat juga
digunakan untuk melihat trafik CPU load, memori load. Ada banyak tool seperti
MRTG, seperti cacti, ntop, nagios, iptraff. Agar MRTG dapat berjalan baik
dibutuhkan software penunjang lainnya antara lain SNMP, Web Server ( apache
2.0 )
Gambar 2.9 Contoh Grafik Laporan MRTG
32
2.16 WEP
Singkatan Wired Equivalent Privacy atau juga sering disebut dengan
Wireless Encryption Protocol. Adalah protokol keamanan untuk jaringan
wireless 802.11. Desain WEP dimaksudkan untuk memberikan tingkat keamanan
sebagaimana pada jaringan kabel. Secara umum LAN lebih aman dari pada
WLAN karena ada proteksi secara fisik dalam strukturnya, misalnya semua
perangkat berada dalam suatu gedung yang bisa diproteksi dari akses fisik tidak
sah.
Struktur WLAN menggunakan gelombang radio, sehingga lebih terbuka
terhadap akses fisik tidak sah. WEP dimaksudkan untuk memberikan
perlindungan berupa enkripsi data yang dibawa oleh sinyal radio. WEP diketahui
tidak memiliki tingkat keamanan yang diharapkan karena ia hanya bekerja pada
dua layer pertama OSI model - data link dan physical layer, bukan berupa end-to-
end security.
2.17 WPA
Singkatan Wi-Fi Protected Access, standar Wi-Fi untuk meningkatkan
fitur keamanan WEP. Teknologi ini di desain untuk bekerja pada produk Wi-Fi
eksisting yang telah memiliki WEP (semacam software upgrade ). Teknologi
WPA menawarkan dua macam peningkatan kemampuan WEP :
1. Meningkatkan enkripsi data dengan teknik Temporal Key Integrity
Protocol (TKIP). TKIP mengacak kata kunci menggunakan algoritma
33
hashing dan menambah Integrity Checking Feature, untuk memastikan
kunci belum pernah digunakan secara tidak sah.
2. Otentikasi user, yang tidak tersedia di WEP. Melalui Extensible
Authentication Protocol (EAP) maka wireless client harus melakukan
otentikasi terlebih dahulu sebelum memasuki jaringan. WEP dapat
membatasi akses ke jaringan berdasarkan MAC address yang spesifik untuk
setiap perangkat. Tapi MAC address adalah sebuah kode yang mudah
dideteksi melalui akses tidak sah dan dapat dengan mudah dipalsukan atau
digandakan. EAP memberikan solusi yang lebih aman dengan menerapkan
Public Key Encryption System untuk memastikan hanya pengguna sah
dapat memasuki jaringan.