bab 2 kasih

5
SEBAB DAN AKIBAT DARI SEBUAH INTERVENSI 1. SEBAB PERMASALAHAN Keinginan untuk membangun negara yang maju dan sejajar dengan negara yang lain, perkembangan usaha pemerintah jg dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah internal institusi pendidikan, tetapi tidak sedikit juga bahwa usaha tersebut menemui jalan buntu. Dan akhir – akhir ini diketahui bahwa tidak sedikit dari usaha itu yang pada hakikatnya adalah usaha belajar mengambil hikmah dari pengalaman negara lain yang sudah jauh lebih maju atau dengan kata lain meniru. Namun, kalau kita mendalami kenyataan bagaimana proses peniruan itu terjadi , kita mulai melihat mengapa meniru menjadi proses yang lebih banyak salahnya dari pada benarnya. Maka dari itu intervensi dari luar, mengandung potensi menyuburkan stuasi serba bermasalah. 2. MUNCULNYA INTERVENSI Potensi itu tercipta apabila peniruan berjalan secara parsial dan terjadi pendekatan yang eklektik. Hal – hal yang di ambil dari luar seringkali terjadi tanpa pemahaman mengenai kondisi yang sebenarnya. Negara – negara peniru seakan – akan berasumsi bahwa kondisi yang melahirkan konsep atau praksis di negara yang di tiru

Upload: andizcka-poetra-actionscript

Post on 07-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lensa pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: bab 2 kasih

SEBAB DAN AKIBAT DARI SEBUAH INTERVENSI

1. SEBAB PERMASALAHAN

Keinginan untuk membangun negara yang maju dan sejajar dengan negara yang lain,

perkembangan usaha pemerintah jg dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah

internal institusi pendidikan, tetapi tidak sedikit juga bahwa usaha tersebut menemui

jalan buntu. Dan akhir – akhir ini diketahui bahwa tidak sedikit dari usaha itu yang

pada hakikatnya adalah usaha belajar mengambil hikmah dari pengalaman negara lain

yang sudah jauh lebih maju atau dengan kata lain meniru. Namun, kalau kita

mendalami kenyataan bagaimana proses peniruan itu terjadi , kita mulai melihat

mengapa meniru menjadi proses yang lebih banyak salahnya dari pada benarnya.

Maka dari itu intervensi dari luar, mengandung potensi menyuburkan stuasi serba

bermasalah.

2. MUNCULNYA INTERVENSI

Potensi itu tercipta apabila peniruan berjalan secara parsial dan terjadi pendekatan

yang eklektik. Hal – hal yang di ambil dari luar seringkali terjadi tanpa pemahaman

mengenai kondisi yang sebenarnya. Negara – negara peniru seakan – akan berasumsi

bahwa kondisi yang melahirkan konsep atau praksis di negara yang di tiru adalah

sama dengan kondisi yang sedang aktual di negara peniru, itu tidak selalu benar. Dan

hal itu berdampak pada apa yang di tiru di dalam banyak hal tidak kompatibel dengan

realitas yang sudah lama melembaga di negara di negara peniru. Dan hal ini dapat

menimbulkan potensi akan munculnya masalah praksis di negara - negara peniru dan

bahkan tidak mampu mengatasi masalah yg sedang terjadi di negara tersebut.

Seringkali karena melupakan sejarah yang bisa menjadi landasan untuk

berkembangnya bangsa itu sendiri. Orang juga beranggapan bahwa tingkat

universitas adalah lebih tinggi dari Pendidikan Dasar dan Menengah. Tetapi lebih

tinggi dalam hal apa! Dari segi falsafah pengembangan manusia seutuhnya,

pandangan kita tentang nilai universitas tidak boleh didasarkan hanya atas perbedaan

Page 2: bab 2 kasih

tingkat lembaga tersebut terhadap lembaga – lembaga lainya. Meskipun universitas

terwujud sesudah sekolah menengah, bisa lebih baik dari pendidikan – pendidikan

sebelumnya. Singkatnya universitas bukanlah lembaga pertama dan juga bukan

lembaga satu – satunya yang dapat mengklaim sebagai lembaga pendidikan, jadi pada

hakikatnya universitas tidak dapatberpretensi menjadi sebuah kekuatan tunggal dalam

intervensi pendidikan.

3. SEBAB DAN HAMBATAN BERDIRINYA UNIVERSITAS

- Sebab

Hasil study yang intensif mengenai hubungan sumber daya manusia dan

pembangunan yang dilakukan berbagai Negara sekitar 40 tahun silam, meyakinkan

pengelola universitas mengenai adanya korelasi yang positif antara pendidikan tinggi

dengan keberhasilan pembangunan, Di negara maju universitas menjadi lembaga

pembangunan yang memiliki peran spesifik. Oleh karena itu, di negara – negara yang

baru berkembang, universitas menjadi symbol kemajuan.

- Hambatan

Beberapa faktor yang tidak mendukung. Dua diantaranya yang sangat umum ialah

kurangnya tenaga ilmuwan yang professional dan kurangnya pengalaman mereka.

Pada negara muda, modal besar ini tidak ada , sehingga terpaksalah universitas

dikelola sebisa – bisanya , semampu – mampunya bahkan seada – adanya.

Hambatan kedua adalah kurangnya biaya dan infrastruktur. Akibatnya lahirnya

kondisi negatif yang sangat menyedihkan, sehingga negara – negara muda yang

kurang modal itu terpaksa terlalu banyak berkompromi dengan kualitas.

Page 3: bab 2 kasih

4. AKIBAT

Prestasi apa yang dapat di jabarkan dari output universitas yang demikian?

Pengamatan memberikan kesan bahwa kalaupun lulusan universitas di Indonesia

umumnya masih dapat berharap akan terpakai di dalam negeri , pada umumnya daya

saing mereka di luar negeri , dalam kenteks ASEAN sekalipun sangat rendah. Pasar

kerja ASEAN tampak kurang atau tidak terbuka bagi mereka. Kalau pengamatan ini

betul, maka pertanyaan survival yang di hadapkan kepada pengelolah universitas

adalah apa arti implikasi realitas ini di dalam menumbuhkan daya persaingan global.

Membiarkan kondisi negatif tersebut berkelanjutan dengan alasan apapun adalah

membiarkan Indonesia menjadi bangsa yang tersingkirkan .

5. KESIMPULAN

Oleh karena itu mudah di pahami mengapa usaha mengembangkan sumber daya

manusia yang sungguh – sungguh tangguh sebagai yang di harapkan tidak dapat

dicapai hanya dengan semangat asal mendirikan universitas, bahkan tidak dengan

tekad mendirikan universitas sebanyak – banyaknya sekalipun .

Universitas adalah sebuah lembaga pembangunan yang karena mempunyai peran

spesifik , memerlukan pengelolaan professional , yang tidak mudah di pahami oleh

mereka yang bersinggungan dengan universitas hanya secara okasional atau

incidental . Keterbatasan kemampuan dan kemauan , menyebabkan peran dan

persyaratan khusus itu terdesak ke samping . Sebagai gantinya , yang menonjol

adalah konsiderans lain , yang umumnya tidak seberapa relevan dengan aspirasi

pengembangan sumber daya manusia terdidik untuk pembangunan . Ada konsiderans

yang dominan bermotif politik , atau motif komersial dan lain – lain.