bab 2 kajian pustaka 2.1 penelitian sebelumnya (state...
TRANSCRIPT
1
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art)
Table 2.1 State Of The Art
JUDUL/Nama/Ni
m/Universitas
TEORI METODOLOGI HASIL
Peran Tim Kreatif
dalam Produksi
Program Stand Up
Comedy Indonesia
di Kompas TV
Ayu Tri Andini
1401110690
Bina Nusantara
University
1. Konsep
produksi
televisi
2. Tim kreatif
3. Komunikasi
massa
1. Deskriptif
Kualitatif
2. Wawancara
3. Observasi
Keterlibatan tim kreatif
mulai dari pra-
produksi, produksi
sampai pasca produksi.
Dan hingga
penyusunan konten,
tim kreatif mendukung
dan memberikan ide-
ide atau tema yang
sifatnya menarik, dan
informatif kepada
komika. Hingga
menginspirasi dan
menghibur banyak
pemirsa agar tidak
merasa bosan.
Upaya Tim
Produksi Program
Televisi Pesbukers
Dalam
Meminimalisir
Teguran KPI
Audi Amalia
1. Konsep
produksi
televisi
2. Komunikasi
Massa
1. Kualitatif
2. Wawancara
3. Observasi
4. Studi
dokumentasi
Tim produksi
Pesbukers melakukan
perubahan-perubahan
dalam upaya
memperbaiki tayangan
yang beberapa kali
mendapat teguran dari
KPI terkait
2
JUDUL/Nama/Ni
m/Universitas
TEORI METODOLOGI HASIL
Program Studi Ilmu
Komunikasi,
Universitas Bakrie,
2010
pelanggaran norma
susila, kesopanan, dan
pelanggaran
perlindungan kepada
anak dan namun tim
produksi Pesbukers
tetap berusaha
memberikan tayangan
hiburan yang baik
untuk penontonnya.
Proses Produksi
Dan Vox-Pop Acara
Freeday Di Televisi
Lokal SBO TV
Surabaya
Zaenal Abidin
Ilmu Komunikasi
FISIP-UPNV Jatim
Jurnal Ilmu
Komunikasi Vol 1.
No.1 April 2009
1.Konsep
Produksi
Televisi
2. Komunikasi
Massa
1. Kualitatif
2. Deskriptif
3. Wawancara
4. Kuisioner
Suatu program melalui
tahapan
proses produksi yaitu
tahap Pra-produksi
antara lain internal
meeting untuk
membahas topik yang
akan diangkat dalam
program Talk Show
Freeday. Dan untuk
mengetahui korelasi
konsep acara tersebut.
Activation of
Community
Television and its
Influence on
‘Students Creative
Thinking Level
http://www.scirp.or
g/journal/PaperInfo
1.Teori
Kreativitas
1.Kualitatif
2.Wawancara
& Observasi
3. Sampling
Televisi Komunitas
merupakan wadah bagi
para siswa untuk
mempelajari sebuah
peran - peran yang
terdapat didalam
sebuah produksi
televisi. Tingkat
kemampuan berfikir
3
JUDUL/Nama/Ni
m/Universitas
TEORI METODOLOGI HASIL
rmation.aspx?Paper
ID=2089#.VWluMc
-qpBc
kreativ siswa
meningkat setelah
menjalankan peran
produksi televisi.
Violent Crime on
American
Television: A
Critical
Interpretation of
Empirical Studies
http://www.scirp.or
g/journal/PaperInfo
rmation.aspx?Paper
ID=18431#.VXcHyc
-qpBc
1.Komunikasi
massa
2.Teori
Jarum
Hypodermic
1. Kualitatif
2. Studi kasus
Pengaruh siaran
televisi dari jenis
program televisi atau
film yang
menampilkan
kejahatan kekerasan,
sehingga berdampak
bagi pemirsa yang
menontonya dan
mempengaruhi jumlah
tingkat kekerasan
kejahatan di Amerika.
Berikut perbandingan penelitian "PERAN TIM KREATIF PROGRAM
PESBUKERS DI ANTV DALAM MENINGKATKAN RATING DAN SHARE"
dengan penelitian sebelumnya yaitu :
1. Perbandingan dengan jurnal nasional " Peran Tim Kreatif dalam Produksi
Program Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV". Dalam jurnal
nasional ini menggunakan teori produksi televisi dan teori komunikasi massa
yang lainnya. Metode yang digunakannya pun yaitu pendekatan kualitatif
dengan teknik wawancara. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan mulai dari
pra-produksi, produksi sampai pasca produksi. Hingga keikutsertaan tim
dalam penyusunan konten agar terlihat menarik. Sedangkan perbedaan
dengan apa yang diteliti oleh peneliti adalah lebih memanfaat seorang talent
yang cocok dan nyaman dalam konten yang telah dibuat.
2. Perbandingan dengan jurnal nasional "Upaya Tim Produksi Program Televisi
Pesbukers dalam Meminimalisir Teguran KPI". Dalam jurnal nasional ini
4
menggunakan teori komunikasi massa dan konsep produksi televisi. Metode
yang digunakannya yaitu pendekatan kualitatif dengan teknik observasi dan
wawancara. Hasil yang didapat yaitu bahwa program ini berupaya melakukan
perubahan upaya memperbaiki tayangan dengan tetap berusaha memberikan
tayangan hiburan yang baik. Sedangkan perbedaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah memfokuskan konten-konten disetiap segmennya agar dapat
diterima oleh penonton.
3. Perbandingan dengan jurnal nasional " Proses Produksi Dan Vox-Pop Acara
Freeday Di Televisi Lokal SBO TV Surabaya'. Dalam jurnal ini
menggunakan teori komunikasi massa dan teori produksi televisi. Metode
yang digunakannya yaitu melalui pendekatan kualitatif dan melakukan
pengisian kuisioner. Hal ini berkaitan dengan apa yang akan dibahas yaitu
untuk mengetahui hubungan atau korelasi konsep acara, karena program ini
juga merupakan program talkshow. Perbedaan yang dilakukan oleh peneliti
adalah jenis program yang berbeda dengan apa yang akan diteliti,yaitu
variety show. Peneliti lebih cenderung meneliti sebuah kinerja dalam sebuah
program disetiap segmennya yang berhubungan dengan dampak bagi
penontonnya.
4. Perbandingan dengan jurnal internasional "Activation of Community
Television and its Influence on ‘Students Creative Thinking Level". Dalam
jurnal internasional ini menggunakan teori kreativitas, Metode yang
digunakannya adalah pendekatan kualitatif dengan wawancara dan,kuantitatif
yang berupa pengambilan sample. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
seseorang dituntut berpikir secara kreatif dengan perannya masing-masing.
Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menggunakan teori komunikasi
massa dan media massa. Kemudian berfikir secara kreatif juga, tapi mengacu
pada program acara dan rating programnya.
5. Perbandingan dengan jurnal internasional "Violent Crime on American
Television: A Critical Interpretation of Empirical Studies" . Dalam jurnal ini
menggunakan teori komunikasi massa dan jarum hypodermic. Metode yang
digunakan kualitatif, kuantitatif dan studi kasus. Hasilnya pengaruh siaran
televisi yang menampilkan nilai negatif berdampak pada perilaku manusia.
Sedangkan perbedaannya peneliti lebih meneliti ke dampak sebuah respon
5
dan minat menonton pemirsa karena program televisi mempunyai badan
pengawasnya.
2.2 Teori Umum
2.2.1 Komunikasi
Menurut Effendy (1984: 1) Pengertian komunikasi atau communication
berasal dari bahasa latin "communis". Communis atau dalam bahas inggris nya
"common" berarti sama. Jadi, apabila kita berkomunikasi, ini berarti bahwa kita
berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan dalam hal
sikap dengan seseorang. Komunikasi itu harus mengandung kesamaan makna antara
dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal, karena kegiatan komunikasi bukan
hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, melainkan juga persuasif,
yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan
sesuatu perbuatan atau kegiatan.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa komunikasi adalah suatu proses,
berisi tentang penyampaian atau pertukaran ide, gagasan, atau informasi, dari
seseorang kepada orang lain, dan menggunakan simbol yang dipahami maknanya
oleh komunikator dan komunikan.(Haris,2014:1)
2.2.2 Massa
Menurut Gustave Le Bon (pelopor psikologi massa), massa merupakan suatu
kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan yang berkumpul dan
mengadakan saling hubungan untuk sementara waktu karena minat atau kepentingan
bersama yang bersifat sementara. Menurut Rosmawati (2010: 119), ciri-ciri massa
antara lain sebagai berikut :
1. Terdiri dari orang-orang dalam segala lapisan dan tingkatan dalam
masyarakat.
2. Bersifat anonim dan heterogen.
3. Di antara mereka tidak terdapat interaksi atau pertukaran pengalaman,
karena terpisah antara satu dengan yang lainnya.
4. Tidak mampu bertindak secara teratur karena longgar dalam ikatan
organisasi.
5. Baik massa terlihat maupun tidak terlihat mempunyai ikatan pikiran,
pertalian jiwa atau persamaan perasaan.
6
6. Massa tidak dapat berfikir secara kritis atau rasional, mudah percaya dan
mudah disugesti.
7. Massa sangat mudah tersinggung, sangat fanatik, bersemangat, berani, dan
dapat berbuat sesuatu tanpa memikirkan tanggung jawab.(Apriadi,
2013:11-12)
2.2.3 Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media
massa, tidaklah salah karena komunikasi massa memang memerlukan media massa
seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi.
Menurut Wright (1956).Komunikasi massa dapat didefinisikan dalam tiga
karakterisitik:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada sebuah kelompok anonim yang
berskala besar, serta bersifat heterogen.
2. Sebuah pesan dapat ditransmisikan secara publik, dan seringkali
mencapai para penonton dalam waktu bersamaan, serta bersifat sementara
dalam karakter.
3. Sebuah komunikator cenderung beroperasi didalam sebuah organisasi
yang memiliki modal, maupun sumber daya yang besar.(Isti, 2014:2)
Sedangkan menurut Elvinaro dan kawan-kawan (2014: 7-11), karakteristik
komunikasi massa adalah sebagai berikut :
1. Komunikator terlembagakan
Sama seperti apa yang dikatakan oleh Wright, sistem komunikasi yang
berskala besar pada umumnya dikendalikan oleh sebuah lembaga, dimana
komunikatornya dikendalikan berada dalam sebuah organsisasi dan
proses pengiriman pesan yang bersifat kompleks sebelum pesan tersebut
dapat disampaikan kepada audiens.
2. Pesan-pesan bersifat umum
Sebuah pesan yang berasal dari media massa pada dasarnya bersifat
umum. Hal ini dikarenakan pesan-pesan tersebut ditujukan untuk semua
orang, sehingga konten yang dibuat harus dapat dimengerti oleh
mayoritas audiens.
3. Audiens bersifat anonim dan heterogen
7
Karena ditujukan oleh khayalak luas, pada umumnya komunikator tidak
mengenal audiens mereka. Hal tersebut diakrenakan komunikator
menggunakan media massa sebagai medium dalam menyampaikan
pesannya, serta setiap audiens berasal dari lap;isan masyarakat yang
berbeda, serta memiliki perbedaan-perbedaan lainya seperti usia, jenis
kelamin, pekerjaan dan pendidikan.
4. Penyebaran pesan media bersifat serentak
Walaupun memiliki jenis audiens yang sangat luas, pesan dari
komunikasi massa dapat tersampaikan kepada audiens secara serentak
pada waktu yang bersamaan (dalam hal ini, khususnya media elektronik
seperti televisi, radio, dan internet).
5. Pesan lebih mengutamakan isi dibandingkan hubungan
Pesan yang berasal dari komunikasi massa cenderung mengarah pada isi
atau konten, karena isi merupakan muatan atau isi dari pesan yang akan
disampaikan, sedangkan hubungan merupakan cara menyampaikan pesan
tersebut.
6. Komunikasi massa bersifat satu arah
Pada umumnya, jenis penyampaian pesan komunikasi massa adalah satu
arah karena komunikan menggunakan media massa sebagai medium
penyampaian pesan kepada audiens. Dalam beberapa kesempatan,
komunikan masih dapat menerima feedback dari audiens, namun tidak
semua saran audiens dapat disampaikan karena saran tersebut sebelumnya
sudah disaring dan dibatasi oleh pihak gatekeeper.
7. Stimulasi alat indra terbatas
Stimulasi alat indra audiens dalam komukasi massa dibatasi oleh medium
itu sendiri. Misalnya radio yang hanya mengandalkan indra pendengar,
dan koran yang hanya mengandalakan indra penglihatan.
8. Umpan balik yang tertunda dan bersifat tidak langsung
Kendala dari media massa itu sendiri adalah sifat umpan balik yang
bersifat tidak langsung (harus melalui sebuah medium seperti telepon, dan
jejaring sosial), serta audiens membutuhkan waktu untuk dapat
mengutarakan opini mereka kepada komunikator.
2.2.4 Fungsi Komunikasi Massa
8
Dengan modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif
dalam memberikan pesan - pesannya. Karena itu, tidak mengherankan kalau mampu
mengajak penonton duduk berjam-jam di depan televisi. Oleh karena itulah, televisi
sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap perilaku dan sekaligus
perubahaan pola pikir.
Fungsi media massa televisi menurut seorang ahli komunikasi Dr.Harold D.
Laswell (1975) melihat fungsi utama media massa sebagai berikut :
1. The Surveillance of the environment. Artinya media massa mempunyai fungsi
sebagai pengamat lingkungan, atau dalam bahasa sederhana, sebagai pemberi
informasi tentang hal - hal yang berada di luar jangkauan penglihatan kepada
masyarakat luas.
2. The Corellation of the parts of society in responding to the environment.
Artinya, media massa berfungsi untuk melakukan seleksi, evaluasi dan
intrepretasi dari informasi. Dalam hal ini peranan media massa adalah
melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan.
Pemilihan dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengelola media
massa.
3. The Transmission of the social heritage from one generation to the next.
Artinya, media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan
sosial budaya dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Disamping ketiga fungsi utama diatas, fungsi media massa dinyatakan
sebagai "Communicative acts primarily intended for amusement irrespective of any
instrumental effects they might i have". Media massa mempunyai fungsi sebagai
hiburan, justru karena fungsi hiburan inilah orang membaca surat kabar,
mendengarkan radio dan menonton televisi. Demikian pula Wilbur Schramm (1975)
melihat fungsi media massa sebagai sarana promosi atau iklan."To sell goods for
us".(Franciscus,2013:8-9)
2.2.5 Efek Komunikasi Massa
1. Efek komunikasi merupakan suatu perubahan yang terjadi di dalam diri
penerima, karena menerima pesan - pesan komunikasi dari suatu sumber.
Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku nyata.
2. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan perubahan -
perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan,
9
sikap, perilaku atau ketiganya. Perubahan dipihak pertama ini diketahui
dari tanggapan - tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan
balik.
3. Ingin mengetahui bagaimana komunikasi itu mendapatkan efek. Pengirim
pesan ingin mengetahui efek dari suatu jenis komunikasi atas seseorang,
atau sekelompok orang. Dalam isi pesannya yang dikomunikasikan, kita
ingin tahu dan meramalkan dampak apa yang akan timbul dari si
penerima pesan.
4. Umpan balik merupakan unsur yang penting. Dengan adanya umpan balik
kita dapat mengetahui apakah komunikasi yang kita lakukan itu berhasil
atau tidaknya, dan bagaimana menghasilkan efek yang kita harapkan atau
tidaknya.(Franciscus, 2013:10-11)
2.2.6 Media Massa
Komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan kepada
masyarakat, maka media massa merupakan medium yang berperan agar pesan yang
disampaikan dapat disalurkan kepada masyarakat. Media massa dibagi menjadi dua,
yaitu medium dan mass. Medium merupakan perantara antara pembuat pesan dan
penerima, mass dapat diartikan sebagai “banyak”. Oleh karena itu, media massa
dapat diartikan sebagai sebuah komunikasi yang berfungsi untuk menyalurkan
informasi dalam bentuk tertentu (cetak, audio, maupun audio visual) kepada orang
banyak. Media massa termasuk dalam jenis komunikasi satu arah dimana masyarakat
sulit untuk memberikan feedback kepada sumber.
2.2.6.1 Karakteristik Media Massa
Media massa memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Komunikasi umumnya bersifat satu arah
2. Memiliki jumlah penonton yang banyak
3. Penonton memiliki banyak pilihan
4. Pesan yang disampaikan ditujukan untuk banyak orang
5. Memberikan pengaruh terhadap masyarakat, serta dipengaruhi oleh
masyarakat dalam penyampaiannya.
10
2.2.6.2 Fungsi Media Massa
Sebagai medium untuk menyebarkan informasi, Media massa memiliki peran
didalam kehidupan sehari-hari masyarakat, yaitu (Nurudin,2007:66-86):
1. Informasi
Menyebarkan media merupakan fungsi dari media massa. Berbagai
macam informasi yang tersedia membuat masyarakat mengetahui apa
yang terjadi di sekitar mereka.
2. Hiburan
Media massa bisa dikatakan sebagai sarana penghibur yang menduduki
posisi tertinggi diantara fungsi-fungsi yang lain. Dan masalahnya
masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan yang
paling digemari karena menanyangkan program-program yang menarik
dan mempererat perintiman keluarga karena masing-masing mempunyai
kesibukan sendiri.Semua media massa memiliki cara untuk menghibur
audiensnya. Berbeda dengan media cetak memiliki kolom untuk komik,
teka teki silang, maupun berita yang bersifat menghibur, sedangkan media
elektronik memiliki acara-acara berkategori humor, maupun sport, serta
acara berjenis entertainment lainnya.
3. Persuasi
Media massa memiliki banyak cara untuk membujuk atau meyakinkan
penontonnya. Kemampuan persuasi media dibagi menjadi dua jenis, yaitu
secara langsung atau tidak langsung. Tayangan-tayangan informasi
seperti berita, maupun iklan merupakan bentuk dari persuasi secara
langsung, sedangkan jenis-jenis acara yang memperbolehkan opini
merupakan wujud dari persuasi secara tidak langsung.
4. Pengawas
Media massa bertugas untuk mengawasi masyarakat dan segala
aktifitasnya, serta memiliki hak untuk melaporkan mereka apabila
menyimpang dari aturan yang telah dibuat.
5. Transmisi Budaya
Media massa merupakan jembatan antara masa depan dan masa lalu.
Segala hal yang ada didalam media massa merupakan apa yang sudah
11
terjadi, maupun apa saja yang kita perbuat. Oleh karena itu media massa
dapat berfungsi sebagai refrensi agar tidak mengulangi kesalahan yang
sama.
6. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud adalah penyatuan. Artinya media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain media massa
merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai
bukan keadaan yang baik bag kehidupan mereka. Oleh karena itu, media
massa yang tidak dikelola secara baik,berdasarkan moral yang baik sangat
berbahaya bagi masyarakat.
7. Korelasi
Fungsi yang menghubungkanbagian-bagian dari masyarakat agar sesuai
dengan lingkungannya. Erat kaitannyadengan fungsi ini adalah peran
media massa sebagai penghubung antara berbagaikomponen masyarakat.
Sebuah berita yang disajikan seorang reporter akanmenghubungkan
narasumber (salah satu unsur bagian masyarakat) denganpembaca surat
kabar (unsur bagian masyarakat yang lain).
8. Pewaris Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang
pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal
yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan,
nilai, norma, pranata, dan etika darisatu generasi ke generasi selanjutnya.
Cara berpakaian yang sudah sedemikianberubah pada anak muda
merupakan dampak dari apa yang dipertontonkan televisi.
Dengan demikian, media massa memiliki peranan pewarisan sosisal dari
satu generasi ke generasi selanjutnya.
2.2.7 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu
organisasi, dengan demikian terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan
hierarki antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan. Unit
komunikasi organisasi adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan
yang berada dalam organisasi tersebut. Unit dasar dalam komunikasi organisasi
12
adalah seseorang dalam suatu jabatan. Posisi dalam jabatan menentukan komunikasi
dalam jabatan, komunikasi timbul apabila satu orang menciptakn pesan, lalu yang
lain menafsirkan, menjadi sebuah pertunjukan dan menciptakan pesan baru.
Jadi, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan atau
pertukaran berbagai pesan organisasi yang terjadi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi.
Goldhaber (1993: 14-15) mengemukakan bahwa komunikasi organisasi dapat
didefinisikan dan dipersepsikan dari berbagai perspektif seperti yang dikemukakan
berikut ini :
1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks
yang dipengaruhi oleh dan lingkungan, baik internal (disebut budaya) dan
eksternal.
2. Komunikasi organisasi melibatkan pesan, saluran, tujuan, arah dan media.
3. Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan,
hubungan, dan keterampilan.
4. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkunga yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Goldhaber tersbut, ada tujuh konsep
kunci yang terkandung didalamnya, yaitu :
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala
menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada
henti-hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan
Susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, dan kejadian
yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi,
seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi
gambaran nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Dalam
komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam
seluruh organisasi.
3. Jaringan
13
Suatu jaringan komunikasi ini mencakup dua orang, beberapa orang
atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi
oleh banyak faktor, antara lain: hubungan peranan, arah dan arus pesan,
hakikat seri dari arus pesan dan isi pesan.
5. Keadaan saling tegantung
Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya
hal ini menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem
terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan
berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga seluruh organisasi.
6. Hubungan
Hubungan manusia dalam organisasi menjadi penting, hubungan
manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan
diantara dua orang, sampai kepada hubungan yang komplek yaitu hubungan
dalam kelompok kecil maupun besar.
7. Lingkungan
Semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan
dalam pembuatan keputusan mengenai individu melalui suatu sistem.
Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan
eksternal.
8. Ketidakpastian
Perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.
Misalnya, suatu organisasi memerlukan informasi perihal aturan pemerintah
yang berpengaruh terhadap produksi barang-barangnya.
2.2.7.1 Tujuan Komunikasi Organisasi
Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memudahkan, melaksanakan, dan
melancarkan jalannya organisasi. Menurut Koontz (dalam Moekijat, 1993:15-16),
dalam arti yang lebih luas tujuas komunikasi organisasi adalah untuk mengadakan
perubahan dan untuk memengaruhi tindakan ke arah kesejahteraan perusahaan.
Sementara itu Liliweri (2013:372-373) mengemukakan bahwa tujuan komunikasi
organisasi itu ada empat yakni :
1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat
2. Membagi informasi
3. Menyatakan perasaan dan emosi
14
4. Melakukan koordinasi
2.2.7.2 Fungsi Komunikasi Organisasi
1. Fungsi umum
a. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan
informasi kepada individu atau kelompok tentang bagaimana
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan kompetensinya (job
desc).
b. Komunikasi berfungsi menjual gagasan dan ide, pendapat dan fakta.
Termasuk jual menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu
yang merupakan subjek layanan. Contoh: public relations, pameran,
ekspo dan lain-lain.
c. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para
karyawan, agar meraka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar
tentang apa yang dipikirkan, dirasakan dan dikerjakan oleh orang lain
tentang apa yang dijual atau yang diceritakan orang lain tentang
organisasi.
d. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana
organisasi membagi pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan
siapa yang menjadi bawahan dan besaran kekuasaan dan kewenangan
serta melakukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana
memanfaatkan SDM dan mengalokasikan manusia, mesin, dan teknik
dalam organisasi.
2. Fungsi Khusus
a. Melibatkan diri kedalam organisasi lalu menerjemahkan ke dalam
tindakan dibawah sebuah perintah.
b. Menciptakan dan menangani relasi antar sesama bagi peningkatan
produk organisasi.
c. Memiliki kemampuan untuk menangani dan mengambil keputusan-
keputusan dalam suasana amibigu atau tidak pasti. (Ruliana, 2014:17-
27).
Jadi dapat disimpulkan manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung
untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam
15
mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka
tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang
mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi. Sebuah organisasi juga harus
memiliki rantai komando yang terstruktur, serta memprioritaskan tujuan kelompok
ketika berada didalam organisasi tersebut, dimana penghargaan yang diberikan
setimpal dengan hasil yang didapat.
2.2.8 Televisi
Menurut Moeliono (2001:1162). Televisi merupakan media massa yang
menggunakan alat-alat elektronis dengan memadukan radio (broadcast) dan film
(moving picture). Yang artinya, sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi
(suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang
mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan
mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang
dapat didengar.(Franciscus, 2013:23)
Dari penjelasan diatas, peneliti berpendapat bahwa televisi adalah sistem
penyiaran yang disertai dengan gambar suatu objek yang bergerak dan disertai bunyi
(suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat untuk
mengubahnya dengan berkas - berkas cahaya yang dapat dilihat dan didengar.
2.2.8.1 Karakteristik Televisi
Menurut Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan
majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra
pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan.
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat (audiovisual).Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar
kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat
gambar yang bergerak.Namun demikian, tidak berarti gambar lebih
penting daripada kata-kata.Keduanya harus ada kesesuaian secara
harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televise hanya terlihat
gambarnya tanpa suara.
Dalam acara musik kita sering melihat ketidakharmonisan antara
gerakan bibir dan mulut penyanyi dengan bunyi kata-kata dalam lagu
16
(acara rekaman). Contoh lain, dalam acara wawancara udara (interview
on the air), kadang-kadang sumber atau orang yang di wawancara sedang
menjawab pertanyaan, namun gambar yang terlihat adalah pihak lain
yang tidak sedang berbicara. Ini juga merupakan bentuk
ketidakharmonisan antara kata-kata dan gambar pada televisi siaran.
Karena sifatnya yang audiovisual itu pula, maka acara siaran
berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti
foto, gambar peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman
peristiwa yang menjadi topik berita. Apabila siaran berita televisi tidak
dilengkapi dengan unsur visual, sama saja dengan berita radio siaran. Jadi
penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan
karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran yang
lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan
kebenaran berita.
2. Berpikir Dalam Gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi
adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca
naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture).
Begitupula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan
informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan
berpikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat
menyampaikan keinginannya kepada pengarah acara tentang
penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut.
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar. Pertama,adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan
kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara
individual.Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha
menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan
menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna.
Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan dan lain sebagainya
(Effendy, 1993:96). Misalnya dalam naskah disebutkan : “seseorang gadis
yang dilanda duka sedang duduk termenung”, maka visualisasinya adalah
gadis dengan wajah sedih duduk di kursi dan tangannya menopang dagu.
17
Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah
penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu. Sebagai contohnya adalah proses metamorphosis kupu-kupu.
Dari gabungan atau rangkain beberapa gambar dari setiap prosesnya akan
menggambarkan suatu makna tertentu, yaitu proses perubahan dari seekor
ulat menjadi seekor kupu-kupu.
3. Pengoprasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televise siaran
lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan
acaran siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja
dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara,
pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru
kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain. Bila
menyangkut acara drama musik yang lokasinya diluar studio, akan lebih
banyak lagi melibatkan orang kerabat kerja televisi (crew).
Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk
mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang
yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal
daripada surat kabar, majalah dan radio siaran. Elvinaro dan kawan-
kawan (2007, 137-140).
2.3 Teori Khusus
2.3.1 Konsep Produksi Televisi
Suatu produksi televisi yang didalamnya melibatkan banyak orang atau
sebuah tim produksi, sehingga perlunya pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu
tahapan yang jelas.
Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan
banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Berikut tahapan
dalam proses produksi yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi.(Morissan,
2013:309-310) :
Pra Produksi
18
Tahap pra produksi merupakan persiapan dan perencanaan semua
kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambillan gambar (shooting). Baik buruknya proses produksi
akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Hal-hal yang
termasuk dalam kegiatan pra produksi :
- Penuangan Ide ke dalam outline (brainstroming)
Semua siaran program televisi yang baik dan menarik adalah
berasal dari sebuah konsep yang matang. Konsep itu sendiri terbentuk dari
penggabungan sebuah ide-ide dari setiap orang. Suatu ide - ide tersebut dapat
dibuat berdasarkan referensi acara-acara lain maupun pengalaman seseorang.
- Penulisan Naskah Draft
- Story board
- Program meeting
- Production meeting
- Technical meeting
- Pembuatan dekor
- Sinopsis
- Penulisan treatment
- Penyewaan fasilitas
- Peninjauan lokasi pengambilan gambar
Produksi
Tahap ini merupakan seluruh kegiatan pengambilan gambar
(shooting) baik di dalam studio maupun diluar studio. Proses ini disebut juga
dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan
pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka
pengambilan gambar dapat diulangi kembali.
Berikut beberapa jenis sesi rekaman produksi program televisi :
1. Taping
Menurut buku Siaran Televisi Non-drama (Rusman Latief &
Yusiatie Utud, 2015: 152-156). Taping (rekaman) merupakan kegiatan
merekam adegan dari naskah menjadi sebuah bentuk audio video (AV).
Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda
dengan peristiwanya, misalkan rekaman dilakukan minggu lalu,
19
ditayangkan nya minggu ini. Atau rekamannya dilakukan pagi hari lalu
disiarkan nya malam hari. Pelaksanaan rekaman dapat dilakukan dengan
cara :
- Produksi dilaksanakan seluruhnya didalam studio
- Produksi dilaksanakan di luar studio,
- Produksi dilakukan didalam dan diluar studio
Dan ada juga beberapa teknik yang dilakukan dalam perekaman
program siaran televisi, yaitu :
a. Live On Tape
Produksi program yang direkam secara utuh dengan konsep siaran
langsung. Menggunakan beberapa kamera dan direkam terus-menerus
menggunakan VTR melalui vision mixer, hasilnya akan diedit sebelum
disiarkan. Live on tape sering disebut dengan istilah MCR (Multi Camera
Remote).
b. Multi Camera Recording
Rekaman yang dilakukan dengan beberapa kamera pada satu adegan.
Dimana setiap kamera merekam sendiri-sendiri adegan tersebut. Hasil
rekaman ini akan disatukan dalam proses editing sebelum disiarkan.
c. Recording in Segment
Rekaman yang dilakukan menggunakan satu atau lebih kamera bagian
per bagian (scene) sesuai dengan breakdown script. Bagian per bagian
dapat juga diambil dari beberapa angle dan komposisi kamera untuk
memberikan makna dan informasi. Istilah lain Recording in Segment
yaitu EFP (Electronic Field Production). Biasa digunakan untuk program
dokumenter atau hiburan.
d. Single Camera
Produksi rekaman dengan satu kamera. Dimana hasilnya melalui
proses editing, gambarnya disusun untuk dapat menjelaskan makna dan
informasi sesuai kebutuhan program. Single camera dapat disebut juga
dengan ENG (Electronic News Gathering). Biasanya digunakan untuk
program berita.
2. Live
20
Live atau siaran langsung, yaitu proses rekaman yang langsung
disiarkan kepada pemirsa tanpa adanya editan sebelumnya. Maka dari itu,
program televisi yang berformat live, ditinjau dan dipersiapkan mulai dari
teknis pelaksanaan produksi sampai isi kontenya dan sedetail mungkin,
karena apabila terjadi kesalahan maka tidak dapat diperbaikinya lagi.
Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahapan akhir dari sebuah proses produksi
program sebelum on air. Dalam tahapan pasca produksi program yang
sudah direkam harus melalui beberapa proses, diantaranya editing offline,
editing online, insert grafic, narasi, effect visual, dan audio serta mixing.
Untuk editing ada dua teknik yang digunakan yaitu : editing linear dan
editing non-linear.
a. Editing Linear
Sistem editing teknologi analog (dari kaset ke kaset) menggunakan
video tape recorder (VTR), video mixer, audio mixer dan character
generator.
b. Editing Non-linear
Sistem editing digital yang menggunakan komputer sebagai media
kerjanya. Materi didapat dari kaset tape diubah menjadi sebuah data. Dan
data tersebutlah yang kemudian diedit. Sistem kerjanya nya materi program
yang didapatkan, sebelum diedit, dicapture (direkam) dahulu kedalam
komputer dengan teknologi software editing.(Rusman, 2015:148-156)
2.3.2 Kreatif
Kreatif adalah bagian dari produksi yang memiliki tugas bersama eksekutif
produser untuk mendesign suatu program atau produksi acara hingga hasilnya
menarik dan berbeda dari tayangan yang sudah ada distasiun.(Franciscus, 2013: 48)
Tim Kreatif adalah Kumpulan orang-orang yang mencari materi dan
membuat naskah untuk sebuah program, yang singkatnya merupakan kumpulan
orang yang menterjemahkan atau merealisasikan ide produser di dalam sebuah
program. Di dalam tim kreatif ada scriptwriter yakni tenaga professional yang
membuat dan menulis naskah atau scenario sesuai dengan kaidah produksi televisi.
(Achlina dan Suwardi, 2011: 153).
21
2.3.3 Variety Show
Variety Show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan berbagai
format lainnya, seperti talkshow, magazine show,kuis, music concert, drama, dan sit-
kom (komedi situasi). Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukkan
dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman. (Naratama, 2006 : 109)
Program variety show merupakan sebuah program acara televisi yang memadukan
antara berbagai jenis acara hiburan panggung televisi, seperti lawak, lag, dan drama.
Variety show merupakan suatu sajian hiburan yang dikemas dalam satu
kemasan aneka suguhan, terutama untuk sketsa komedi, talkshow dan pentas musik
yang biasa dipandu oleh host. Atau lebih mudahnya seperti yang dikatakan Garin
Nugroho bahwa variety show layaknya supermarket yang menawarkan segala macam
jenis hiburan.
Konsep gado-gado yang menayangkan aneka tontonan ini jika dikemas
dengan baik akan mampu menghadirkan suasana yang berbeda bagi penontonnya.
Dan oleh karena itu karakter serta fungsi dari variety show inilah yang membuat
model ini banyak digunakan oleh stasiun televisi. Karena variety show sebagai
tayangan yang menghibur dengan kemasan yang ringan dapat memenuhi permintaan
pemirsa yang haus akan suguhan alternatif.
2.3.4 Standard Operational Procedure
Standard Operational Procedure (SOP) yang berfungsi sebagai acuan dalam
tahapan proses produksi. Mengingat produksi program televisi merupakan pekerjaan
kolektif yang melibatkan banyak orang yang memiliki keterampilan atau keahlian
yang berbeda satu sama lainnya, bekerja bersama di dalam satu kesatuan kerja.
Namun orang-orang tersebut tidak terlibat hingga akhir produksi. Ada saja yang
hanya di awal produksi, ada pun yang di akhir produksi saja bahkan ada yang secara
penuh dari awal produksi sama akhir produksi.
Disamping itu, karena produksi program televisi melalui proses tahapan kerja
yang bisa dibilang panjang, maka dari itu perlunya satu standar kerja yang dapat
mengatur semua kegiatan produksi hingga akhirnya dapat dinikmati oleh pemirsa
dirumah melalui layar televisi. SOP yang bisa diartikan sebagai pedoman atau
22
standar kerja yang berlaku untuk semua pelaksanaan produksi program siaran untuk
program hiburan maupun informasi.(Rusman, 2015:145)
2.3.5 Konsep Rating dan Share
Rating dan share merupakan ukuran kesuksesan dalam sebuah program yang
tayang di stasiun televisi. Konsep rating dan share digunakan untuk melihat seberapa
besarkah respon yang diberikan oleh masyarakat atau audiens terhadapa suatu
program.
Menurut Hidajanto Djamal & Andi Fachruddin (2011:142-144) Rating adalah
suatu perikiraan karena perhitungannya didasarkan pada jumlah pesawat televisi
yang digunakan oleh satu kelompok audiensi yang di jadikan sample, dan sample
tidak akan pernah menghasilkan satu ukuran yang mutlak (absolut), tetapi hanya
perkiraan. Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana, yaitu hanya
membagi jumlah rumah tangga yang tengah menonton suatu program tertentu
dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki pesawat televisi disuatu
wilayah siaran.
Rating = Jumlah audiensi program A di stasiun televisi F pada waktu tertentu x 100
Jumlah pemilik pesawat televisi pada suatu wilayah
Share (kepemirsaan) adalah persentase yang menonton program tertentu dari
penonton potensial pada periode waktu tertentu. Agar lebih lengkapnya mencari
share, pembilang merupakan jumlah penonton suatu program televisi A pada waktu
tertentu dibagi jumlah penonton program televisi lainnya selain televisi A pada
waktu yang sama.
Share = Jumlah audiensi program A distasiun televisi F pada waktu tertentu x 100
Jumlah audiensi selain program A distasiun televisi F pada waktu yang sama
Share menjadi sangat berperan bagi stasiun televisi yang bersangkutan untuk
mengetahui kualitas programnya dibandingkan kompetitor. Karena departemen
program berupaya keras, agar setiap program mampu mengalahkan program lainnya
pada waktu yang sama. Suatu program dapat dikatakan berhasil, bila head to head
program tersebut disegani oleh stasiun televisi kompetitor.
23
HUT (House Using Television) adalah kombinasi rating-rating dari seluruh
stasiun televisi atau seluruh jaringan selama periode tertentu. HUT dapat dicari
dengan menambahkan secara bersamaan rumah tangga atau individu yang
menggunakan televisi atau dengan cara menghitung total rating dan mengalihkannya
dengan sample saat itu.
2.4 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
TIM KREATIF PERAN TIM
KREATIF
PRA PRODUKSI PRODUKSI PASCA
PRODUKSI
ACARA
PESBUKERS
PENONTON
RATING DAN
SHARE