bab 2 (hasil akhir).doc

46
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Minat 2.1.1 Pengertian Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 1988 : 182). Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik (Purwanto, 1998 : 60). Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2005 : 136).

Upload: trisnani-ishak

Post on 07-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 (hasil akhir).doc

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Minat

2.1.1 Pengertian

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada

suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minat (Slameto, 1988 : 182).

Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.

Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai

gerak-gerik (Purwanto, 1998 : 60).

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2005 : 136).

Minat adalah aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh

individu (Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 229).

Minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau

aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu

(Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 229).

Minat adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan

bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi obyek

dari minat tersebut disertai dengan perasaan senang (Shaleh dan

Wahab, 2004 : 262-263)

7

Page 2: BAB 2 (hasil akhir).doc

8

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Menurut Crow and Crow dalam Shaleh dan Wahab (2004)

berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu :

2.1.2.1 Dorongan dari dalam diri individu

Faktor ini adalah faktor dorongan dari dalam. Faktor ini dititik

beratkan pada kebutuhan biologis. Minat individual timbul

dalam usaha individual untuk memenuhi fisik atau jasmaniah.

Faktor ini akan menumbuhkan minat seseorang apabila ada

dorongan dari dalam dirinya sendiri bukan dari dorongan dari

orang lain, misalnya dengan melihat iklan atau tayangan

televisi kemudian berminat untuk melakukan sesuatu.

2.1.2.2 Motif sosial

1) Lingkungan hubungan sosial

Lingkungan hidup dimana individual hidup bersama

teman, keluarga, tetangga. Minat seseorang juga bisa

tumbuh karena pergaulannya, misal pada awalnya

seseorang berminat untuk periksa kehamilan di puskesmas,

tetapi karena tetangga atau saudara kebanyakan periksa

kehamilan di bidan praktek swasta maka minat seseorang

ini akan berubah sesuai dengan apa yang diminati oleh

tetangga atau saudaranya. Apabila dalam lingkungan

soisalnya kebetulan mempunyai keinginan dan minat yang

sama pada suatu tertentu maka faktor ini akan memperkuat

minat mereka.

Page 3: BAB 2 (hasil akhir).doc

9

2) Penghasilan

Penghasilan juga berperan penting dalam pembentukan

minat seseorang, apabila seseorang yang berpenghasilan

rendah maka akan berkurangnya minat seseorang untuk

melakukan apa yang diinginkan.

2.1.2.3 Faktor Emosional

Dalam faktor ini dinyatakan bahwa suatu aktifitas yang

dilaksanakan oleh individu yang dapat dicapai dengan sukses

akan menyebabkan perasaan yang menyenangkan. Hal ini akan

beraikabat pula bisa menambah atau memperbesar minat

dalam hal tersebut. Sebaiknya apabila individu menemui

kegagalan dapat mengakibatkan perasaan yang kecewa, tak

puas dan akhirnya dapat pula menghilangkan atau mengurangi

minat. Faktor emosional ini akan mempengaruhi minat apabila

sesuatu yang dia kerjakan atau lakukan berhasil, maka dari

keberhasilannya itu akan mendorong seseorang untuk

menekuni bidang tersebut.

Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka

sering ketiga faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat

tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan

dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk

menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya

suatu minat.

Page 4: BAB 2 (hasil akhir).doc

10

Menurut Sri Hidayati (2004 : 18-20) Minat seseorang itu

muncul akibat adanya pengaruh dari rangsangan yang paling kuat

untuk mendapatkan minat antara lain adalah:

2.1.2.4 Kualitas rangsang mempengaruhi minat

2.1.2.5 Obyek yang besar menarik minat

2.1.2.6 Pengulangan rangsang menarik minat

2.1.2.7 Rangsang yang baru menarik minat

2.1.2.8 Beberapa rangsang yang sesuai dengan bakatnya menarik

minat.

2.1.2.9 Rangsang yang berarti akan menarik minat

2.1.2.10 Kebiasaan-kebiasaan emosional akan menimbulkan minat

Berdasarkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi minat

diatas dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari

dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak

dapat dipusatkan.

Contoh: Kelelahan jasmani seperti kesehatan fisik seseorang yang

menurun akibat bekerja keras atau makan-makanan yang tidak

bergizi atau makan tidak teratur sehingga mengganggu aktivitas

belajarnya. Kelelahan rohani, contoh: kelahan yang disebabkan

karena kebosanan akibat seseorang mempelajari pelajaran yang

sama dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan hilangnya

minat untuk mempelajarinya.

Page 5: BAB 2 (hasil akhir).doc

11

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang

yang dapat mempengaruhi minat.

2.1.3 Macam-Macam Minat

Ditinjau dari asal mulanya, minat seseorang dapat dibedakan

menjadi dua golongan, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan dan Kebudayaan dalam (Darmawan, 2007), yaitu:

2.1.3.1 Minat bawaan adalah minat yang muncul dengan sendirinya

tanpa dipengaruhi oleh faktor lain, baik itu faktor lingkungan

maupun kebutuhan. Minat ini biasanya dipengaruhi oleh

faktor keturunan atau bakat alamiah.

2.1.3.2 Minat yang muncul karena pengaruh dari luar, berarti minat

seseorang ini dapat berubah karena pengaruh dari luar

individu, seperti lingkungan dan kebutuhan. Minat ini sangat

dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan

kebiasaan.

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam (Shaleh

dan Wahab, 2004) :

2.1.3.3 Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi :

1) Minat primitif

Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan

biologis atau jaringan-jaringan tubuh misalnya kebutuhan

akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan

beraktivitas dan seks.

Page 6: BAB 2 (hasil akhir).doc

12

2) Minat kultural atau minat sosial

Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang

timbulnya karena minat ini tidak secara langsung

berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh minat

belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau

lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar

dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan

minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat

penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang

sangat penting bagi harga dirinya.

2.1.3.4 Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi :

1) Minat intrinsik

Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan

dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih

mendasar atau minat asli.

2) Minat ekstrinsik.

Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan

tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah

tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang.

2.1.3.5 Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan

menjadi :

1) Expressed interest Minat yang diungkapkan dengan cara

meminta kepada subjek untuk menyatakan atau menuliskan

kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan

Page 7: BAB 2 (hasil akhir).doc

13

tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari

jawabannya dapatlah diketahui minatnya.

2) Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan

cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara

langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan

subjek atau dengan mengetahui hobinya.

3) Tested interest adalah minat yang diungkapkan cara

menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang

diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau

masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula

terhadap hal tersebut.

4) Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan

dengan menggunakan alat-alat yang sudah

distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-

pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang

atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu

objek yang ditanyakan.

2.1.4 Proses Minat

Menurut Purwanto (1998), adapun proses minat terdiri dari :

2.1.4.1 Motif (alasan, dasar, pendorong)

2.1.4.2 Perjuangan motif

Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa

motif yang bersifat luhur dan rendah dan disini harus dipilih.

Page 8: BAB 2 (hasil akhir).doc

14

2.1.4.3 Keputusan

Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-

motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain,

sebab tak mungkin seseorang mempunyai macam-macam

keinginan pada waktu yang sama.

2.1.4.5 Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil

Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk

memilih dan mengambil keputusan dengan ciri-ciri

mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya irrasional,

berlaku perseorangan dan pada suatu situasi dan timbulnya

dari lubuk hati. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan minat

yaitu :

1) Jika pekerjaan tidak jelas dan tidak menentu.

2) Makin sulit suatu tugas makin besar minat dan tenaga untuk

menyelesaikan tugas itu.

3) Pekerjaan yang dilakukan secara tepat dan bersama-sama

menimbulkan minat.

2.1.5 Metode Pengukuran Minat

Metode yang dapat digunakan untuk mengadakan pengukuran

minat (Wayan Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 232-234) :

2.1.5.1 Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai

suatu keuntungan karena dapat mengamati minat siswa dalam

kondisi yang wajar. Jadi, tidak dibuat-buat. Observasi dapat

Page 9: BAB 2 (hasil akhir).doc

15

dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di

luar kelas. Pencatatan hasil observasi dapat dilakukan selama

observasi berlangsung. Tetapi guru juga harus menyadari

bahwa observasi ini mempunyai kelemahan.

Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa

situasi atau beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila

kita hendak mengukur minat semua anak yang kita didik, maka

kita akan memerlukan waktu yang sangat panjang. Jadi

seorang guru tidak mungkin akan berhasil mengukur minat

anak-anak hanya dengan menggunakan observasi. Biasanya

observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak berdasarkan

data yang telah terkumpulkan sebelumnya. Kelemahan lain

dari observasi ialah bahwa penafsiran terhadap hasil-hasil

observasi sering bersifat subyektif. Sikap dari guru-guru, jarak

waktu yang panjang antara situasi-situasi tingkah laku yang

diobservasi, serta obyektifitas dari pencatatan sangat

mempengaruhi validitas dari observasi.

2.1.5.2 Interview

Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak-

anak, sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan

hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan

interview ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang

tidak formal (informal approach) sehingga percakapan akan

dapat berlangsung dengan lebih bebas, misalnya dalam

Page 10: BAB 2 (hasil akhir).doc

16

percakapan sehari-hari. Diluar jam pelajaran, dengan

mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Guru dapat

memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan

menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak

setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa

hobinya, perjalanan atau tamasya yang berkesan dihatinya,

pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa

yang disenangi, program radio yang disenangi, film jenis apa

yang digemari dan sebagainya (Baron dan Bernard, halaman

165).

2.1.5.3 Kuesioner

Dengan menggunakan kuesioner guru dapat melakukan

pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan

demikian apabila dibandingkan dengan interview dan

observasi, kuesioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan

waktu. Isi pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner pada

prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan dalam

interview. Jadi, dalam kuesioner guru dapat menanyakan

tentang kegiatan yang dilakukan anak diluar sekolah,

permainan yang disenangi, bacaan yang menarik hatinya dan

sebagainya. Perbedaannya dengan interview ialah bahwa

interview dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi

seorang anak, sedang kuesioner dilakukan secara tertulis dan

guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.

Page 11: BAB 2 (hasil akhir).doc

17

2.1.5.4 Inventori

Metode inventori adalah suatu metode untuk

mengadakan pengukuran atau penilaian yang berupa suatu

daftar statement tersebut subyek atau individu yang dinilai

diminta untuk memilih mana-mana statemen yang cocok

dengan dirinya. Setiap statemen yang cocok dengan dirinya

diisi tanda cek atau tanda-tanda lain yang ditetapkan.

Sedangkan statemen yang tidak sesuai dengan dirinya tidak

diisi apa-apa. Metode inventori mempunyai persamaan dengan

metode kuesioner yaitu kedua-duanya menggunakan instrumen

yang berupa suatu daftar. Perbedaanya ialah kalau dalam

kuesioner instrumennya berupa daftar pertanyaan yang harus

dijawab oleh subyek atau responden, sedangkan pada inventori

instrumennya berupa daftar statemen yang harus dipilih oleh

subyek atau responden sesuai dengan keadaan dirinya.

Dalam pengukuran atau penilaian minat ada beberapa jenis

inventori yang terkenal, diantaranya :

1) The strong vocational interest blank

Inventori ini diterbitkan pada tahun 1927 terdiri dari 400

item. Responden diminta untuk memberikan jawaban

dengan jalan memberi tanda (L) terhadap aktivitas-aktivitas

atau obyek-obyek yang disenangi, memberi tanda (I)

apabila ia ragu-ragu dan memberi tanda (D) apabila ia tidak

menyenangi aktivitas atau obyek tersebut.

Page 12: BAB 2 (hasil akhir).doc

18

2) Kuder Preference Record

Inventori ini mula-mula diterbitkan pada tahun 1939.

kemudian mengalami revisi dan tambahan item-item baru.

Kuder memulai dengan mengadakan analisa item tunggal

berdasarkan kelompok-kelompok minat (cluster of interest)

dan menyusun item-item tersebut dalam skala deskriptif.

Skala ini dapat dipergunakan dalam bimbingan pendidikan

(educational guidace) maupun dalam bimbingan jabatan

(vocational guidance).

Kuder mengidentifikasi sepuluh minat sebagai berikut

(Wayan Nurkancana dan Sumartana, 1986) :

(1) Minat terhadap alam sekitar (outdoor) yaitu minat

terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan

dengan alam binatang dan tumbuh-tumbuhan.

(2) Minat mekanis (mechanical) yaitu minat terhadap

pekerjaan yang bertahan dengan mesin atau alat-alat

teknik.

(3) Minat hitung menghitung (computational) yaitu minat

terhadap jabatan yang membutuhkan perhitungan-

perhitungan.

(4) Minat terhadap ilmu pegetahuan (scientifis) yaitu minat

untuk menemukan fakta-fakta baru dan

pemecahan problem.

Page 13: BAB 2 (hasil akhir).doc

19

(5) Minat persuasif (persuasive) yaitu minat terhadap

pekerjaan yang berhubungan mempengaruhi orang-

orang lain.

(6) Minat seni (artistic) yaitu minat terhadap pekerjaan

yang berhubungan dengan kesenian kerajinan dan

kreasi tangan.

(7) Minat literer (library) yaitu minat yang berhubungan

dengan masalah membaca dan menulis berbagai

karangan.

(8) Minat musik (musical) yaitu minat terhadap masalah-

masalah musik seperti menonton konser, memainkan

alat-alat musik dan sebagainya.

(9) Layanan sosial (social service) yaitu minat terhadap

pekerjaan membantu orang lain.

(10) Minat klerikal (clerical) yaitu minat yang

berhubungan dengan pekerjaan administratif.

Berdasarkan atas konsepnya mengenai sepuluh kelompok

minat tersebut, Kuder lalu menyusun item-item inventorinya. Setiap

item merupakan triad dari kegiatan-kegiatan yang mencerminkan tiga

kelompok minat. Penyusunan triad-triad tersebut sedemikian rupa

sehingga setiap kelompok minat pernah ber-triad dengan kelompok

minat lainnya. Subyek yang hendak dinilai disuruh memilih dalam

setiap triad. Satu kegiatan yang paling disenangi dan satu kegiatan

yang paling tidak disenangi dalam triad tersebut.

Page 14: BAB 2 (hasil akhir).doc

20

2.2 Konsep Primigravida dan Multigravida

Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Primigravida adalah

wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan multigravida adalah wanita

yang hamil lebih dari satu kali. (Manuaba, 1998 : 158).

2.3 Konsep Pelayanan Antenatal Care

2.3.1 Pengertian Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal ialah cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal (Saifuddin, 2002 : 89)

Pelayanan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan

terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim (Manuaba, 1998 : 129)

2.3.2 Tujuan Perawatan Antenatal

Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan

persalinan berakhir dengan : (1) ibu dalam kondisi selamat selama

kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental

yang merugikan, (2) bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental,

(3) ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya, (4) suami

istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga

berencana setelah kelahiran bayinya (Rochjati, 2003 : 41)

Tujuan asuhan antenatal yaitu : (1) memantau kemajuan

kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang

bayi, (2) meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

Page 15: BAB 2 (hasil akhir).doc

21

dan sosial Ibu dan bayi, (3) mengenali secara dini adanya

ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

(4) mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, (5)

mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002 : 90).

2.3.3 Cakupan Pelayanan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui

kunjungan baru ibu hamil (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan

ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi

sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali

pada triwulan ketiga (K4) untuk melihat kualitas.

Pelayanan K1 adalah pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi

ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan

terampil (Dokter, Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu

hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling

sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal

satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua

kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan

stándar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Page 16: BAB 2 (hasil akhir).doc

22

2.3.4 Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan: satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada

triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan/asuhan

standar minimal “7T” : (Timbang) berat badan, Ukur (Tekanan) darah,

Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian Immunisasi (Tetanus Toksoid)

TT lengkap, pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama

kehamilan, Tes terhadap Penyakit Menular Seksual, dan Temu wicara

dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, 2002 : 90).

2.3.5 Pengawasan Antenatal

Menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal

bertujuan untuk :

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat

saat kehamilan , saat persalinan, dan kala nifas.

2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,

persalinan, kala nifas.

3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berakitan dengan

kehamlilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga

berencana.

4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

2.3.6 Kebijaksanaan Antenatal

2.3.6.1 Kebijaksanaan Umum :

Page 17: BAB 2 (hasil akhir).doc

23

1) Memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standart

pada jenjang pelayanan yang ada

2) Meningkatkan peran serta masyarakat (suami, keluarga,

kader) dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan

antenatal dan pencegahan resiko tinggi melalui kegiatan

bimbingan dan penyuluhan kesehatan.

3) Meningkatkan mutu dan jumlah tenaga pelaksanaan

maupun peralatan dan fasilitas pelayanan antenatal.

4) Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali pada

trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan pada

trimester ketiga 2 kali.

5) Meningkatkan sistem rujukan kehamilan resiko tinggi

mendapatkan umpan balik rujukan sesuai jenjang

pelayanan.

2.3.6.2 Kebijaksanaan Operasional :

1) Menemukan kehamilan resiko tinggi sedini mungkin

2) Melakukan upaya pencegahan neonatal tetanus berupa

pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

3) Pemberian tablet tambah darah pada setiap ibu hamil

selama kehamilannya

4) Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, pada

trimester pertama 1 kali, primester kedua 1 kali, dan pada

trimester ketiga 2 kali. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi,

pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif.

Page 18: BAB 2 (hasil akhir).doc

24

5) Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan atas indikasi

6) Setiap ibu hamil dibuatkan Kartu Ibu untuk mencatat hasil

pemeriksaan kehamilan, setiap ibu hamil perlu diberikan

KMS Ibu Hamil dan Kartu Imunisasi.

7) Menyediakan sarana pelayanan antenatal yang sesuai

dengan standar pada jenjang pelayanan

8) Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, keluarga, suami

mengenai:

(1) Cara hidup sehat

(2) Pentingnya memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Bidan di desa dan Posyandu.

(3) Pengenalan tanda-tanda kehamilan resiko tinggi dan

cara meminta pertolongan

(4) Gizi pada waktu kehamilan

(5) Perawatan payudara, menyusui bayi segera setelah lahir

(6) Perawatan bayi termasuk perawatan tali pusat

(7) Penyuluhan pentingnya pemakaian kontrasepsi setelah

melahirkan

9) Memberikan pelayanan antenatal di Puskesmas setiap hari

kerja

10)Melakukan rujukan intern di dalam Puskesmas untuk

menjaring ibu hamil yang datang dengan keluhan lain,

untuk diteruskan pada bagian KIA. Sesuai SKB 3 Menteri

rujukan intern tidak dipungut pembayaran ganda.

Page 19: BAB 2 (hasil akhir).doc

25

2.3.7 Standar Pelayanan Antenatal

Menurut Depkes RI (2006), terdapat enam standar pelayanan

antenatal seperti berikut ini :

2.3.7.1 Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Pernyataan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan

berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk

memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan

anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini dan teratur.

2.3.7.2 Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Pernyataan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 kali

pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan

pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai

apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus

mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang

gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan

imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas

terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus

mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila

ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil

tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan

selanjutnya.

Page 20: BAB 2 (hasil akhir).doc

26

2.3.7.3 Standar 5 : Palpasi Abdominal

Pernyataan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal

secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan

usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,

memeriksa posisi bagian terendah janin dan masuknya kepala

janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta

melakukan rujukan tepat waktu.

2.3.7.4 Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Pernyataan standar : Bidan melakukan tindakan pencegahan,

penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia

pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.3.7.5 Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Pernyataan standar : Bidan menemukan secara dini setiap

kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda

serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan

yang tepat dan merujuknya.

2.3.7.6 Standar 8 : Persiapan Persalinan

Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat

kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester

ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang

bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan

direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi

dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat

Page 21: BAB 2 (hasil akhir).doc

27

darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk

hal ini.

2.3.8 Prosedur Tetap Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas :

2.3.8.1 Pemeriksaan

1) Menanyakan identitas

(1) Nama

(2) Umur

(3) Pendidikan dan Pekerjaan

2) Menanyakan riwayat :

(1) Kontrasepsi terakhir

(2) Kehamilan terdahulu

a) Penolong

b) Cara persalinan

c) Keadaan bayi

(3) Kehamilan sekarang

a) Keluhan utama

b) Haid

c) Taksiran persalinan

d) Pergerakan janin

e) Penyakit yang diderita pada kehamilan

sekarang

f) Riwayat kesehatan keluarga

g) Kebiasaan yang mempengaruhi

kehamilan, misalnya merokok, minum

Page 22: BAB 2 (hasil akhir).doc

28

alkohol, minum obat penenang,

analgetik, narkotika, morfin, ganja

3) Pemeriksaan :

(1) Umum

a) Keadaan umum

b) Tinggi badan

c) Berat badan

d) Bentuk tubuh

e) Tanda-tanda vital (tensi, nadi,

pernafasan, suhu)

f) Warna konjungtiva, ikterus, edema,

kloasma gravidarum

g) Kondisi jantung dan paru

h) Palpasi hati dan limpa

(2) Khusus

a) Ukur tinggi fundus uteri

b) Bentuk uterus

c) Pemeriksaan Leopold

d) Perabaan gerak janin

e) Pemeriksaan Detak Jantung Janin (DJJ)

f) Pada pemeriksaan bagian dalam dilihat

apakah ada keputihan, tanda hegar, besar

dan konsistensi porsio, besar dan arah

korpus uteri

Page 23: BAB 2 (hasil akhir).doc

29

g) Pemeriksaan laboratorium terdiri dari Hb

Sahli, urin, feses, darah tepi

2.3.8.2 Pemeriksaan Imunisasi TT

1) Jadwal pemberian imunisasi TT

2) Follow up hasil imunisasi TT

2.3.8.3 Pemberian Obat

1) Fe (tablet besi)

2) Anti emesis (vitamin B6)

3) Anti pusing (paracetamol)

4) Tokoliosis (obat untuk menghentikan his pada persalinan

kurang bulan)

2.3.8.4 Penyuluhan

1) Gizi dan kebersihan

2) Perawatan payudara dan Air Susu Ibu (ASI)

3) Keluarga Berencana

4) Pekerjaan dan perilaku sehari-hari

5) Resiko kehamilan

2.3.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Kehamilan

Green (1980), mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat

dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior

causes) dan faktor di luar perilaku (nonbehavior causes)

(Notoatmodjo, 1993: 102-103). Perilaku itu sendiri ditentukan atau

terbentuk dari tiga faktor, yakni :

Page 24: BAB 2 (hasil akhir).doc

30

2.4.8.1 Faktor-faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan

masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,

sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,

tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Ikhwal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku kesehatan,

misalnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil diperlukan

pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat

periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Di

samping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai

masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk

periksa hamil, misalnya orang hamil tidak boleh disuntik

(periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus),

karena suntik bisa menyebabkan anak cacad. Karena faktor ini

terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku,

maka sering disebut faktor pemudah.

2.4.8.2 Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya:

air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan

tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.

Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti

Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos

Page 25: BAB 2 (hasil akhir).doc

31

Obat Desa, Dokter atau Bidan Praktek Swasta, dan sebagainya.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: ibu yang ingin periksa

hamil dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau

tempat periksa hamil; misalnya Puskesmas, Polindes, Bidan

Praktek, ataupun Rumah Sakit. Fasilitas ini pada hakekatnya

mendukung terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-

faktor ini disebut faktor pendukung.

2.4.8.3 Faktor-faktor Penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku

para petugas termasuk petugas kesehatan.Termasuk juga di sini

Undang-Undang, peraturan-peraturan baik dari Pusat maupun

Pemerintah Daerah yang terkait dengan kesehatan. Hal ini

dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku sehat,

masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan

dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, malainkan

diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,

tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan.

Di samping itu Undang-Undang, peraturan-peraturan, dan

sebagainya diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat

tersebut. Seperti contoh perilaku periksa hamil tersebut di atas;

di samping pengetahuan dan kesadaran pentingnya periksa

hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil,

juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat

Page 26: BAB 2 (hasil akhir).doc

32

setempat. Demikian juga diperlukan peraturan atau

perundanganundangan yang mengharuskan ibu hamil

melakukan periksa hamil. Disimpulkan bahwa perilaku

seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari

orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,

ketersediaan fasilitas, dan sikap dan perilaku para petugas

kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan

memperkuat terbentuknya perilaku.

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ada

beberapa kemungkinan penyebab ibu tidak memeriksakan

kehamilannya, yaitu :

1) Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus

menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan

(petugas tidak melakukan asuhan sayang ibu)

2) Beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan

kehamilannya, maka ibu tidak melakukannya.

3) Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan

kehamilan maupun bagi bidan untuk mendatangi mereka.

4) Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan

seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan

kehamilannya.

Page 27: BAB 2 (hasil akhir).doc

33

5) Takhyul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada

petugas kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki).

6) Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada tenaga kesehatan

secara umum beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai

semua petugas kesehatan pemerintah.

7) Ibu dan/atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau

tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.

Page 28: BAB 2 (hasil akhir).doc

34

2.4 Kerangka Konseptual

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Berdasarkan Modifikasi Teori Manuaba (1998) dan Green (1980)

ANTENATAL CARE

Faktor yang mempengaruhi Minat :

a. Dorongan dari dalam diri individu

b. Motif sosial- Lingkungan - penghasilan

c. Faktor emosional- Tidak mengalami

kekecewaan terhadap sesuatu

Faktor Pemungkin : - Jarak fisik lokasi- Biaya antenatal care- Fasilitas pelayanan antenatal

care- Waktu tunggu

Faktor Predisposisi : - Pendidikan ibu hamil- Jumlah anak- Pendidikan suami - Sikap ibu hamil- Umur ibu hamil - Pekerjaan ibu hamil- Pendapatan

Faktor Penguat :- Perilaku petugas pelayanan

antenatal care- Sikap petugas pelayanan

antenatal care- Sikap tokoh masyarakat

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan :

Minat Primigravida

Minat Multigravida

Page 29: BAB 2 (hasil akhir).doc

35

2.5 Kerangka Penelitian

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

: berpengaruh

: berhubungan

Bagan 2.2 Kerangka Penelitian Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Bidan Praktek Swasta Wahyu Desa Darungan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

Faktor yang mempengaruhi Minat :

a. Dorongan dari dalam diri individu

b. Motif sosial- Lingkungan - penghasilan

c. Faktor emosional- Tidak mengalami

kekecewaan terhadap sesuatu

Faktor Pemungkin : - Jarak fisik lokasi- Biaya antenatal care- Fasilitas pelayanan antenatal

care- Waktu tunggu

Faktor Predisposisi : - Pendidikan ibu hamil- Jumlah anak- Pendidikan suami - Sikap ibu hamil- Umur ibu hamil - Pekerjaan ibu hamil- Pendapatan

Faktor Penguat :- Perilaku petugas pelayanan

antenatal care- Sikap petugas pelayanan

antenatal care- Sikap tokoh masyarakat

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan :

Minat Primigravida

periksa kehamilan di Puskesmas

Bendo

Minat Multigravida

periksa kehamilan di Puskesmas

Bendo

Hasil penilaian minat :- Berminat- Tidak berminat

Page 30: BAB 2 (hasil akhir).doc

36

15.1 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk

periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri

Ha : Terdapat perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk periksa

kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri