bab 2 eksplorasi isu bisnis - perpustakaan digital...

15
BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Rumusan Peta Pemikiran Konseptual (Conceptual Framework) Perusahaan pada umumnya melakukan dua proses utama, yaitu proses pengembangan dan proses operasi sementara fungsi-fungsi lain mendukung fungsi utama tersebut. Pelaksanaan fungsi utama perusahaan tidak selamanya dapat berjalan lancar akibat pengaruh lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Faktor eksternal tentu saja tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, akan tetapi faktor internal dapat sepenuhnya diarahkan agar menjadi responsif terhadap setiap perubahan eksternal perusahaan. Perusahaan yang mempunyai keinginan untuk dapat bersaing harus mengenali elemen-elemen yang menciptakan suatu perfomansi perusahaan yang mendunia (World class perfomance), yang menjadi basis perancangan strategi operasional (Gambar 2.1). Salah satu elemen tersebut, adalah sistem perawatan mesin yang efektif. Pengembangan Aliran Material yang Arah Strategis Ef - ektif Layout - Pengendalian - Penjadwalan - Pemasok Pemanfaatan Fasilitas cara Efektiff - Komponen Manajemen perawatan Equipment se Pemanfaatan Personil ng Efekti Organisasi - Moral - Komunikasi - Pelatihan ya f - Sumber: Jeffry Yoris, 1998 II-2. Gambar 2.1 Elemen-elemen World Class Perfomance Strategi-strategi operasional umumnya berupa improvement dalam meningkatkan produktivitas dengan cara mengurangi input dan meningkatkan output. Output disini bukan hanya kenaikan produknya tetapi juga peningkatan kualitas, delivery yang tepat waktu, harga jual produk yang terjangkau dan lain sebagainya. Hubungan imput dan output dapat digambarkan pada matrik di bawah ini (gambar 2.2).

Upload: vonguyet

Post on 14-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

BAB 2

EKSPLORASI ISU BISNIS

2.1 Rumusan Peta Pemikiran Konseptual (Conceptual Framework)

Perusahaan pada umumnya melakukan dua proses utama, yaitu proses

pengembangan dan proses operasi sementara fungsi-fungsi lain mendukung fungsi

utama tersebut. Pelaksanaan fungsi utama perusahaan tidak selamanya dapat berjalan

lancar akibat pengaruh lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Faktor eksternal tentu saja tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, akan

tetapi faktor internal dapat sepenuhnya diarahkan agar menjadi responsif terhadap

setiap perubahan eksternal perusahaan. Perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

dapat bersaing harus mengenali elemen-elemen yang menciptakan suatu perfomansi

perusahaan yang mendunia (World class perfomance), yang menjadi basis

perancangan strategi operasional (Gambar 2.1). Salah satu elemen tersebut, adalah

sistem perawatan mesin yang efektif.

Pengembangan

Aliran Material yang

Arah Strategis

Ef-

ektif Layout

- Pengendalian - Penjadwalan- Pemasok

Pemanfaatan Fasilitas cara Efektiff

- Komponen Manajemen perawatan Equipment

se

Pemanfaatan Personil ng Efekti

Organisasi- Moral- Komunikasi- Pelatihan

ya f-

Sumber: Jeffry Yoris, 1998 II-2.

Gambar 2.1 Elemen-elemen World Class Perfomance

Strategi-strategi operasional umumnya berupa improvement dalam

meningkatkan produktivitas dengan cara mengurangi input dan meningkatkan output.

Output disini bukan hanya kenaikan produknya tetapi juga peningkatan kualitas,

delivery yang tepat waktu, harga jual produk yang terjangkau dan lain sebagainya.

Hubungan imput dan output dapat digambarkan pada matrik di bawah ini (gambar

2.2).

Page 2: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

Money Input Output Man Machine Material Management Method Production Production Control Quality Quality Control Cost Cost Control Delivery Delivery Control Safety Safety & Polution Morale Human Relation

method

Man Power Control

Plant Engg & Maintenance

Inventory Control

Output/Input = Productivity

Sumber: Seiichi Nakajima, 1988:13. Gambar 2.2 Matrik Hubungan Antara Output Dan Input Dalam Aktivitas Produksi

Gambar di atas memperlihatkan bahwa posisi perawatan mempunyai kaitan

langsung dengan semua faktor-faktor output meskipun fokus kegiatannya lebih pada

pengelolaan input dalam hal ini mesin,sehingga tujuan akhirnya sama yaitu

peningkatan produktivitas. Gertsbakh (1977:12) di dalam bukunya Models of

Preventive Maintenance, menetapkan tujuan utama dilakukannya tindakan perawatan

antara lain :

1. Memperpanjang umur pakai fasilitas produksi, terutama bagi fasilitas yang

memiliki kesulitan mendapatkan komponen pengganti.

2. Menjamin keselamatan operator dan pemakai fasilitas.

3. Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan untuk pemakaian

darurat.

4. Menjamin tingkat ketersediaan yang optimum dari fasilitas produksi dan

mendapatkan pengembalian investasi yang maksimal.

5. Output dari suatu fasilitas produksi yang dirawat dengan baik mempunyai kualitas

dan memnuhi spesifikasi yang diharapkan.

Berdasarkan keterangan di atas,rumusan penelitian ini dapat didasari pemikiran

bahwa sistem perawatan mesin di dalam suatu perusahaan memegang peranan yang

sangat penting guna pencapaian tujuan perusahaan (gambar 2.3).

31

Page 3: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

Enterprise

Maintenance System

Production SystemOutput

Availabillity

Tools

Spares

Materials

SDM

Quality

Maintainability

Profit

Money

External Service

Sumber: Bruce Hawkins, TimothY C. Kister, 2006: 32.

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Sistem Perawatan Mesin

Dengan adanya sistem perawatan diharapkan mesin dalam kondisi yang

optimum. Kondisi ini akan meningkatkan produktivitas produksi dengan

menghasilkan produk yang berkualitas yang ujungnya menghasilkan keutungan bagi

perusahaan. Sistem perawatan yang baik dapat dicapai dengan dukungan sistem

penunjang produksi mulai dari material, SDM, hingga biaya untuk menjamin

ketersediaan sparepart mesin produksi. Deskripsi faktor-faktor tersebut di PT. Pindad

dan Divisi Permesinan dan Jasa (Mijas), dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1. SDM

Divisi Mijas mempunyai jumlah SDM sebanyak 243 orang yang sebagian

dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 2.1 Pembagian Tenaga Kerja Divisi Mijas berdasarkan Departemen

Departemen Tenaga Kerja (orang) Dep. Permesinan 85 Dep. Marine Equipment 26 Dep. Kereta Api 24 Dep. Pemeliharaan Mesin 38 Dep. Laboratorium 28 Divisi Mesin Industri dan Jasa 43 Jumlah Total 244

Sumber: Dokumen Div.Mijas Pembagian tenaga kerja di atas mempunyai komposisi yang sebagian besar pada

bidang produksi. Status tanaga kerja di divisi ini merupkan pegawai PT, berbeda

dengan Divisi Senjata yang mempunyai karyawan dari TNI, Dephan dan BPPT.

32

Page 4: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

Teknisi Departemen Perawatan Mesin yang bertanggung-jawab terhadap

perawatan mesin berjumlah 20 orang yang dibagi 4 grup, dimana 1 grup terdiri dari 5

orang dan 1 orang sebagai kepala grup. Berdasarkan pengalaman dan latar pendidikan

hanya 2 orang yang mempunyai skill yang memadai sementara 3 orang lagi masih

belum bisa bekerja secara mandiri. Teknisi pemeliharaan mesin hanya bekerja 1 shift

ditambah kerja lembur bila ada pekerjaan yang mendesak.

2.1.1.1. Budaya Perusahaan

Pengembangan yang dilakukan PT. Pindad bertujuan untuk meningkatkan

kualitas SDM-nya. Perusahaan mengharapkan kualitas SDM dapat dijadikan sebagai

salah satu keunggulan daya saing industri, apalagi dikaitkan dengan misi yang

diemban perusahaan sabagai salah satu tempat tarnsformasi industri dan alih

teknologi.

1. Divisi Mijas4

Pada tahun 2001, PT. Pindad pernah melakukan audit budaya, terlihat bahwa

budaya PT. Pindad dan Divisi Mijas adalah mencapai kinerja usaha melalui cara-

cara praktis. Divisi tersebut lebih menyukai menghadapi masalah-masalah dengan

ukuran-ukuran yang jelas dan cara-cara penyelesaian yang praktis. Sehingga

Departemen Pengembangan SDM menetapkan adanya sistem hirarki dalam

Pindad. Akan tetapi menurut hasil penelitian, karyawan di bawah strata 3

mengharapkan lingkungan kerja dengan suasana kekeluargaan, dan divisi lebih

memberikan kebebasan dalam melakukan inovasi sehingga target menjadi

pemimpin dalam pasar bisa tercapai. Karyawan pun mengharapkan manajemen

lebih mengutamakan teamwork.

2. Departemen Pemeliharaan Mesin5

Berbeda dengan bagian produksi, karyawan bagian pemeliharaan mesin

mempunyai budaya teamwork dengan karakter kekeluargaan sehingga

memudahkan manajemen untuk pembinaan.

4 Emma Hermasari, 2007: 40 5 Ibid 1, 48

33

Page 5: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

2.1.2. Material

1. Material Bahan Baku

Jenis bahan yang digunakan umumnya merupakan material logam yang dipesan

dari pemasok yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Secara umum

mekanisme pengadaan material di Divisi Mijas dapat dilihat pada Gambar 2.4

Sumber: Dokumen Div Mijas

Gambar 2.4 Mekanisme Pengadaan Material

Waktu pengadaan barang berbeda-beda terutama untuk komponen lisensi yang

diimpor dari luar negeri. Pembelian produk lisensi ini merupakan bagian dari

perjanjian dari proses alih teknologi produk. Lead time komponen yang berasal

dari luar negeri jauh lebih lama dari pada komponen yang dipesan dari dalam

negeri.

2. Material Spare Part

Proses pengadaan material komponen mesin hampir sama dengan pengadaan

bahan baku, namun pihak yang melakukan perencanaan pengendalian komponen

dilakukan oleh Departemen Pemeliharaan Mesin. Prosedur pengadaan spare part

ini bisa menjadi birokratis dan lama apabila :

• Order pembelian komponen dilakukan oleh Biro Pengadaan di kantor pusat

untuk komponen dengan harga lebih Rp. 10.000.000,00.

34

Page 6: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

• Order komponen hanya didasari persediaan komponen di gudang tanpa

mempertimbangkan spesifikasi, ketersediaan komponen di pasar.

2.1.3. Pemasok/Supplier

Proses pembelian material, terutama produk baru diawali dengan seleksi

pemasok melalui proses pelelangan. Harga terendah merupakan kriteria pokok dalam

menentukan pemenang pemasok. Untuk saat ini pemasok bahan baku saat ini berasal

dari BUMN atau anak perusahaan PT. Pindad. Keterbatasan kapasitas dan waktu

pengerjaan membuat PT. Pindad melakukan subkontrak produksinya dengan

pertimbangan :

• Kompleksitas produk.

• Keamanan dan kerahasiaan produk.

• Lokasi subkontrak

• Populasi mesin yang sejenis

• Kelayakan subkontrak untuk mengerjakan pembuatan produk perusahaan

pemasok komponen mesin merupakan umumnya merupakan produsen mesin.

Keterbatasan biaya dan ketersediaan komponen di pasar yang sedikit membuat PT.

Pindad membuat komponen mesin sendiri atau diserahkan pada pemasok. Tindakan

ini tidak bebas dari masalah karena dapat menimbulkan ketidakcocokan spesifikasi

komponen.

2.1.4. Finansial

Pembiayaan pelaksanaan produksi di Divisi Mijas untuk produk komersil

berbeda dengan produk militer. Sumber pembiayaan Divisi Senjata mendapat biaya

operasi dari APBN pemerintah melalui kantor pusat. Divisi-divisi produk komersial

sebagai bagian PT. Pindad memiliki otoritas yang terbatas untuk masalah keuangan

dan manajemen sumber daya manusia. Prosedur pembayaran atas penjualan

disalurkan melaui rekening kantor pusat. Sedangkan dalam pembiyaan, setiap bulan

kator pusat mengalihkan sejumlah dana yang disesuaikan dengan kebutuhan divisi

pada bulan tersebut.

Prosedur demikian membuat kantor pusat dapat mengefektifkan dana untuk

kebutuhan divisi lain dengan pertimbangan korporasi. Di pihak divisi, prosedur ini

mengakibatkan keterbatasan dalam mengelola keuangan divisi khususnya penyediaan

dana kas kehilangan kesempatan untuk mendapatkan jasa dari sejumlah dana yang

35

Page 7: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

dimilikinya. Keterbatasan ini membuat divisi harus dapat melakukan efektivitas

terhadap asset yang dimilikinya, sehingga rencana perusahaan untuk membuka pasar

baru atau produk baru dapat dilakukan.

2.1.5. Tools

Sub Departemen Pemeliharaan Mesin Depertemen Permesinan dalam

melakukan kegiatan perwatan mesin hanya dilengkapi dilengkapi dengan perkakas

dasar seperti alat bantu bengkel. Sementara untuk Departemen Pemeliharaan Mesin,

perkakas yang dimilikinya lebih lengkap seperti alat ukur kecepatan, getaran, dan

lain-lain.

2.1.6. Pengendalian Kualitas

PT. PINDAD dalam penerapan kualitas menggunakan sistem manajemen

mutu ISO 9001 serta pengalaman dalam produksi alat dengan presisi yang tinggi

menjadi jaminan kualitas kepada konsumennya. Masalah kualitas produk umumnya

pada produk-produk baru sementara produk yang bersifat massal kualitasnya dapat

dijamin.6

Pelaksanaan in-process quality control pada perusahaan dilakukan oleh salah

satu unit yang ada di dalam masing-masing divisi produksi yaitu Sub Departmen

Pengendalian Mutu. Hal tersebut bias menyebabkan terjadinya perbedaan presepsi

terhadap mutu komponen antar divisi.

Bagian pemeliharaan mesin mempunyai Sub Department Pengendalian Mutu

yang mempunyai tugas :

• Pengendalian kualitas alat ukur dengan cara kalibrasi. Alat ukur ini berfungsi

untuk :

- Peemeriksaan kualitas dimensional produk oleh bagian pengendalian mutu

- Pemeriksaan kondisi mesin saat melakukan condition based maintenance oleh

bagian pemeliharaan mesin.

• Pemeriksaan kondisi mesin saat melakukan perawatan preventif atau korektif.

• Bekerjasama dengan bagian pengendalian mutu produksi seperti menindaklanjuti

informasi untuk mencari sebab dan memperbaiki variabel yang mempengaruhi

proses produksi.

6 LKBN Antara, April, 2007

36

Page 8: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

Fungsi jaminan kualitas (Quality Assurance) secara terus menerus memantau,

menilai dan mengendalikan kualitas sejak dari bahan baku, proses, sampai dengan

produk akhir, termasuk seluruh sistem yang terkait, sehingga tingkat kepercayaannya

dapat dijamin.

2.1.7. Maintainability

Sebagai bagian yang berasal dari divisi, maka Departemen Perawatan

mempunyai tanggung jawab yang lebih luas. Tanggung jawabnya meliputi semua

mesin yang ada di Divisi Mijas dan kelancaran proses produksi berhubungan dengan

mesin. Sistem perawatan di PT. Pindad secara umum dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Sistem Perawatan PT. Pindad

Perusahaan pada awalnya hanya melakukan sistem pemeliharaan condition based

maintainance. penggantian komponen dalam sistem tersebut baru dilakukan bila

produk yang dihasilkan tidak sesuai toleransi kualitas yang diizinkan. Sistem

perawatan mesin pada gambar mulai dilakukan di PT. Pindad sejak restrukrisasi,

namun sampai saat ini pihak mananjemen belum memperhitungkan kerugian dan

keuntungan yang diakibatkan pelaksanaan sistem manajemen perawatan mesin. Hal in

terlihat dari realisasi pelaksanaan perawatan preventif periodik yang masih rendah,

yaitu ± 40% jadwal pelaksanaan batal dilakukan7. Ketidakefektifan pelaksanaan

perawatan juga bisa terlihat pada saat melakukan penggantian komponen. Bagian

perawatan masih melakukan proses kanibalisme sebagai tindakan emergency,

terutama pada mesin yang sangat dibutuhkan dalam lintas produksi. Tindakan ini

dapat menyelamatkan satu lintas produksi, namun tidak dapat memecahkan masalah

7 PM report Div. Mijas

37

Page 9: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

yang sesungguhnya karena mesin yang menjadi korban akan menjadi mesin yang

”shut down”.

2.1.8. Availability

Kegiatan utama PT. Pindad sebagai industri yang memproduksi senjata dan

barang modal memerlukan kualitas dengan presisi yang tinggi. Kulitas produk

tersebut memerlukan mesin-mesin dengan dengan keandalan mesin (availability) yang

tinggi pula. Oleh karena itu perlu kiranya mesin-mesin tersebut dipelihara secara

terencana.

PT. Pindad mempunyai standar perfomansi mesin yang telah ditetapkan dalam

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yaitu sebesar 60%. Selama ini divisi-

divisi PT. Pindad mampu memenuhi target tersebut dengan hasil yang berbeda-beda.

Standar ini telah ditetapkan sejak tahun 2004, namun untuk masa mendatang target

tersebut sudah kurang relevan hal ini disebabkan :

• Standar Utilitas mesin yang efektif berdasarkan Japan Institute of Plant

Management (JIPM) ialah 85%, sementara standar yang sesuai dengan world

class asset performance ialah > 85%.8

• Program pemerintah berupa kebijakan kemandirian industri pertahanan nasional

pada tahun 2008, yaitu dengan meningkatkan kerjasama dengan 10 BUMN

strategis9. PT. Dirgantara Indonesia yang termasuk BUMN strategis mempunyai

standar utilisasi mesin sebesar 80%, seyogyanya PT. Pindad harus dapat

menyesuaikan dengan standar utilisasi tersebut. Penyesuaian standar antar sesama

BUMN startegis ini dilakukan agar tejadi sinergi pelaksanaan kebijakan

pemerintah.

2.1.9. Produk Divisi Mijas

Produk Divisi Mijas umumnya merupakan barang modal dan komponen-

komponen mesin. Produk yang dihasilkan awalnya merupakan produk lisensi dari

hasil alih teknologi dengan perusahaan luar negeri. Produk-produk unggulan beserta

pasar yang dilayani oleh Divisi Mijas terdiri :

8 Seiichi Nakajima, 1988:28. 9 detikcom, 2006, 10 BUMN Industri Teken MoU dengan Dephan, Mei 2007, dikutip dari http://members.bumn-ri.com/pindad/news.html.

38

Page 10: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

• Mesin Perkakas

Melayani pesanan pemerintah (Depdikbud, BUMN) dan beberapa industri swasta.

• Marine Equipment

Melayani berbagai industri perkapalan baik BUMN (PT. PAL) maupun swasta.

• Air Brake

Melayani pesanan Perumka dan PT. Inka.

Produk Divisi Mijas seperti mesin perkakas merupakan hasil lisensi dari perusahaan

luar negeri. Hal ini memberi dampak terhadap produk yang dihasilkan yaitu kualitas

produk relatif lebih baik namun harga jual produk menjadi mahal (20 – 30%

komponen produk merupakan “vendor item”).

2.1.10. Fasilitas Produksi

Fasilitas produksi Divisi Permesinan dan Jasa (Mijas) terdiri 38 unit mesin

dari berbagai jenis seperti mesin konvensional, NC, CNC Serta didukung dengan

fasilitas perakitan, pengecatan, pengujian. Divisi Mijas juga mempunyai fasilitas yang

digunakan secara bersama seperti :

• Foundry shop di Divisi Tempa dan Cor.

• Fasilitas “destructive test” dan “non destructive test” di Pusat Quality Assurance

Mesin-mesin di divisi mekanik disusun berdasarkan kesamaan proses (process

layout). Kapasitas terpasang pada Divisi Mijas dapat dilihat pada tabel

Tabel 2.2 Kapasitas Output Divisi Permesinan dan Jasa

Jenis Produk Kapasitas agregat/thn/shift

Mesin perkakas CNC & Konvensional 80 unit Marine Equipment 20 unit Air Brake 300 set

Sumber: Dokumen Div.Mijas Mesin-mesin Divisi Mijas terutama Departemen Permesinan sejak tahun 1996 tidak

melakukan pembelian mesin baru, umumnya mesin-mesin di departemen ini buatan

tahun 1986. Penjadwalan produksi yang dilakukan di Divisi Mijas lebih menekankan

pada target produk yang akan dihasilkan tanpa melihat umur mesin. Proses ini dapat

mempercepat tingkat kerusakan karena fungsi waktu pemakaian mesin berhubungan

dengan tingkat kerusakannya10.

10 Govil, A.K., 1983:7

39

Page 11: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

2.2 Analisis Situasi Bisnis

Situasi bisnis di PT Pindad dapat digambarkan dengan melihat peta situasi

bisnis di dalam perusahaan secara keseluruhan dan juga situasi bisnis di Divisi

Permesinan dan Jasa (Mijas) itu sendiri.

2.2.1. Situasi Bisnis PT Pindad

Sejalan dengan perkembangan yang ada maka PT. Pindad telah

merestrukturisasi perusahaan dengan membentuk unit-unit kerja yang lebih mandiri.

Unit kerja ini dibuat berdasarkan fungsi dan jenis produk sehingga diharapkan dapat

memperbaiki kinerja perusahaan. Peningkatan tanggung jawab masing-masing divisi

ini tetap dikoordinir oleh kantor pusat, terutama faktor SDM dan finansial.

Program ini mulai terlihat hasilnya yaitu berupa perolehan profit yang dicapai

setelah 4 – 5 tahun program restrukturisasi dilaksanakan. Sementara sejak tahun 2004,

PT. Pindad secara keseluruhan mulai mengalami pertumbuhan positif neraca

keuangannya. Berdasarkan hal ini pemerintah memutuskan tidak melikuidasi atau

menjualnya ke pihak swasta11.

Hasil-hasil restrukturisasi membuat PT. Pindad telah merubah kebijakan dari

startegi survival menjadi strategi growth pada tahun 2004, seperti melakukan

pengembangan usaha. Upaya pengembangaan ini selalu dilakukan PT. Pindad agar

lebih dapat menanggapi dengan baik perubahan lingkungan.

2.2.2. Kondisi Pasar dan Persaingan

PT. PINDAD telah dikenal sebagai perusahaan yang berpengalaman terutama

pada desain dan produksi produk-produk mekanik terutama senjata dan munisi. Hal

ini disebabkan peran PT. Pindad sebagai satu-satunya produsen senjata dalam negeri.

Perubahan status perusahaan pada tahun 1983, membuat PT.Pindad diijinkan

memproduksi produk komersial. Konsumen utama PT. Pindad adalah pasar

pemerintah dalam negeri (±70%)12 yang daya belinya tergantung APBN. Secara

umum produk PT. Pindad bisa dibagi 2, yaitu :

1. Produk Militer

Produk militer dengan konsumen Dephan dan TNI dapat dikatakan sebagai

captive market dimana pangsa pasar gabungan produk amunisi ringan sudah

11 detikcom, 2006, Merugi Terus, Pemerintah akan Likuidasi Dua BUMNIS, Mei, 2007, Dikutip dari

http://members.bumn-ri.com/pindad/news.html. 12http://www.bppt.co.id/halamandepan/indexberita/tekindustrihankam, Mei, 2007

40

Page 12: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

mencapai ±99%. Kontribusi penjualan produk militer masih mendominasi

pendapatan perusahaan yakni mencapai ±70%, sedangkan ±30% dari penjualan

produk non militer (komersial), walaupun tahun 1998 perbandingan penjualan

keduanya mencapai 50% : 50%13.

Permintaan produk militer masa mendatang diperkirakan akan meningkat.

Pemerintah melaui Dephan sejak tahun 2004 membuat rencana strategis bidang

pertahanan dan keamanan, seperti :

• Perbaikan, penggantian,modifikasi alusista yang sudah tua.

• Penambahan batalyon TNI baru.

• Pengembangan teknologi hankam, yang dilakukan Dephan, PT. Pindad

dengan BUMN strategis lainnya.

Program-program tersebut membuat PT.Pindad merasa kesulitan akibat

kapasitasnya yang tidak mencukupi. Pemasaran ekspor produk militer dilakukan

hanya untuk menjaga eksistensi perusahaan di mata internasional, dengan porsi

yang minimal dari total produksi.

2. Produk Komersial

Pasar produk divisi komersial didominasi oleh konsumen pemerintah. Penguasaan

atas pasar pemerintah ini disebabkan oleh kedekatan sesama BUMN yang

memberikan prioritas utama. Namun sejak tahun 2001, PT. Pindad melakukan

kebijakan-kebijakan di bidang pemasaran untuk mengatasi perubahan lingkungan

seperti perubahan permintaan dari pemerintah terutama untuk mesin perkakas.

Survey dilakukan PT. Pindad memperkirakan terjadi peningkatan ukuran pasar

produk-produk komersial, walaupun ada beberapa produk yang mengalami

penurunan. Peningkatan tersebut tidak lepas dari hambatan seperti :

• Persaingan sengit pada pasar existing dan hambatan masuk relatif rendah

(produk cor dan tempa).

• Hambatan masuk pasar untuk produk lisensi akibat adanya produk lisensor

pada daerah pemasaran, AG-SIEMENS sebagai lisensor juga ikut memasarkan

produk circuit breaker di Indonesia.

13 Ibid 13

41

Page 13: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

Keterbatasan-keterbatasan diatas membuat PT. Pindad melakukan perluasan

bidang usaha, seperti.14 :

• Masuk pasar baru yaitu argoindustri, dengan memproduksi mesin pengolahan

kelapa sawit, biodiesel.

• Pengembangan produk berupa modifikasi feature, kegunaan, komponen dari

produk yang sudah ada. Modifikasi ini ditujukan agar biaya produksi yang

murah dan kecepatan dalam proses produksi.

• Bisnis pelayanan perbaikan mesin dan laboratorium pengetesan dan kalibrasi

industri.

• Memberikan pelayanan purna jual.

Situasi-situasi bisnis di atas menunjukan PT. Pindad khusunya Divisi Mijas dituntut

untuk melakukan efektivitas asset agar output yang dihasilkan dapat bersaing,

sehingga PT. Pindad dapat menjadi perusahaan negara yang mandiri secara finansial

dan namun tidak lepas dari misinya sebagai perusahaan yang mendukung pertahanan

negara.

2.3. Akar Masalah

Berdasarkan tantangan pada situasi bisnis, PT. Pindad perlu melakukan

efektivitas fasilitas produksi. Sementara dari faktor-faktor kerangka pemikiran

menunjukkan bahwa efektivitas fasilitas (mesin produksi) belum optimal. Faktor-

faktor penyebab dari masalah tersebut dapat diidentifikasi dengan menggunakan

diagram Current Reality Tree (CRT). Diagram ini digunakan untuk menggambarkan

urutan sebab dan akibat dari masalah utamanya sampai symptoms.15

14http://www.pindad.co.id/corporate/briefhistory.html, April, 2007. 15 http://en.wikipedia.org/wiki/Current_reality_tree_%28TOC%29, Mei 2008.

42

Page 14: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

Gambar 2.6 Diagram Current Reality Tree

Faktor-faktor di atas merupakan penyebab kerugian di PT. Pindad yang mudah

dilihat, sementara faktor yang tidak langsung dan susah untuk diestimasi akan lebih

banyak menimbulkan kerugian (gambar 2.7). Faktor yang tidak langsung, selama ini

belum diukur oleh perusahaan dalam pengukuran efektivitas mesin. Jika di dalam

suatu perusahaan, efektivitas mesin dapat terdefinisikan dengan jelas maka dapat

memudahkan perusahaan untuk mengelola fasilitas produksi dengan optimal.

ChangeoversSet-up &Adjust

Idling & Minor Stoppages

Running at Reduced Speed

Breakdowns

Scrap Yields Rework

Start-up Losses

Late Delivery

Inefective Use of Skills Low Flexibility

Poor Image

Low Impact on Profit

High Impact on Profit

Easy to Measure

Dificult to Measure

LabourMaterials/SparesOutside Services

Energy, Administration Service

Sumber: Peter Willmott, Dennis McCarthy, 2001: 41.

Gambar 2.7 Hidden Cost manufacturing Model Gunung Es

43

Page 15: BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-imankartiw-31531-3... · Maintenance Inventory ... Dep. Pemeliharaan Mesin 38

EKSPLORASI BISNIS 

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan yang menjadi permasalahan utama

adalah efektivitas mesin yang belum optimal. Pemecahan masalah tersebut dilakukan

dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Identifikasi kriteria efektivitas dan perfomansi mesin yang sesuai,sehingga

menjadi informasi yang bermanfaat bagi peningkatan sistem manajemen

perawatan di Divisi Mijas.

2. Identifikasi penerapan sistem perawatan mesin yang dilakukan oleh bagian

pemeliharaan mesin Divisi Mijas, agar diperoleh jadwal pemeliharaan yang tepat.

44