bab 2 data dan analisa -...
TRANSCRIPT
3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data beserta informasi yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini
diperoleh penulis melalui beberapa sumber, antara lain:
• Data Formatif
Merupakan data yang berasal dari literatur seperti buku-buku literatur dan
wawancara langsung dengan narasumber.
• Data Sumatif
Data Sumatif berasal dari survey yang penulis lakukan terhadap 65
koresponden di internet dan 50 koresponden yang berdomisili di Jayapura.
2.1.1 Wawancara
Untuk mendapatkan data yang akuzrat dan dapat dipertanggungjawabkan,
Penulis melakukan penelitian lapangan secara langsung dengan metode
wawancara dan survey. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya :
• Dra. I. Fidela Rettob, MPA. Kepala Seksi Promosi dan Pelayanan
Informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua.
Ibu Fidela memberikan informasi gambaran keadaan pariwisata kota
Jayapura sekarang dan data sejarah jejak Jendral MacArthur di
Jayapura.
4
• Drs. Benhur Tommy Mano, MM. Walikota Jayapura. Beliau
memberikan informasi dan pendapat akan pengetahuannya tentang
kota Jayapura, serta membantu Penulis memenuhi data yang
dibutuhkan dengan surat terusan darinya kepada BAPEDDA, PU,
Dinas Pariwisata Jayapura, dan Kantor Perhubungan.
• Marcell Siante, Pemandu Wisata Anjungan Papua di TMII yang
memberikan informasi sejarah kependudukan Belanda, Jepang, sampai
tentara sekutu PD II dengan taktik perang “Frog Jumping“ Jendral
MacArthur di Jayapura.
• Enos Deda, Ondoafi (Kepala Suku) Kampung Ayapo di Danau
Sentani bagian timur. Pak Enos memberikan informasi cerita Asal
Mula Legenda Danau Sentani, Kabupaten Jayapura.
• Bapak Dahlan, Kepala Seksi Perlindungan Pengawetan dan
Perpetaan Kantor Sumber Daya Alam (KSDA) Papua.
Memberikan informasi seputar Teluk Youtefa dibantu anak buahnya
serta menyampaikan harapan KSDA ke depannya akan Teluk Youtefa.
2.1.2 Literatur
o Buku
• Indonesia Papua - Sekilas Pandang Mengenai Papua | dikeluarkan
oleh : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua
• Jelajah Jayapura - Eksotisme Alam Budaya Di Pintu Gerbang Papua |
penulis : Yusak Laksmana | penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
• Etno Artistik Sentani – Motif Gaya Rias | penulis : Don A.L. Flassy |
penerbit : Balai Pustaka
5
• Mengenal Papua | penulis : Kal Muller | penerbit : Daisy World Books
o Brosur
• Indonesia Papua - Point Of Interest Map | dikeluarkan oleh : Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua
• Welcome To Jayapura Regency | dikeluarkan oleh : Bureau of Culture
and Tourism Jayapura Regency
• Jayapura Regency Papua - Indonesia | dikeluarkan oleh : Bureau of
Culture and Tourism Jayapura Regency
o Peta
• Peta Wilayah Kotamadya Jayapura | arsip data BAPEDDA
• Peta Wisata Kabupaten Jayapura | dikeluarkan oleh : Bureau of
Culture and Tourism Jayapura Regency
2.1.3 Website
• Pemerintah Provinsi Papua (http://www.papuacloud.com/)
• Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPEDDA) Jayapura
(http://www.bapedda.jayapurakota.info)
• Profile kota Jayapura (http://www.indotoplist.com/info/jayapura)
• Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kab_Jayapura)
6
2.1.4 Hasil Angket
Penulis melalukan 2 buah survey. Pada survei pertama penulis
melakukan survei dengan membagikan kuesioner online terhadap 65
responden dengan ragam usia mulai dari 20 hingga 40 tahun ke atas untuk
mengetahui gambaran keinginan masyarakat tentang wisata alam dan
pengetahuan umum yang mereka miliki mengenai Papua khususnya Jayapura.
Berikut hasil survei penulis yang pertama:
1. 29 orang (45%) responden adalah pria dan 36 orang (55%) sisanya
adalah wanita.
2. 57 orang (88%) responden berusia 20-23 tahun. 3 orang (5%) sisanya
berusia di atas 24-30 tahun, 5 (8%) orang responden dengan 30-40
tahun ke atas.
3. 54 orang (84%) responden adalah mahasiswa dan 11 responden (16%)
sisanya sudah bekerja.
4. 63 orang (97%) responden suka berwisata/ travelling, 2 orang (3%)
responden tidak suka berwisata.
5. 51 orang (78%) responden mencari keindahan alam dalam perjalanan
wisatanya. 44 orang (68%) responden mencari pengalaman baru dalam
perjalanan wisatanya. 40 orang (62%) responden suka bersantap
kuliner dalam perjalanan wisatanya. 36 orang (55%) responden ingin
mengunjungi tempat yang belum dikunjungi dalam perjalanan
wisatanya. 35 orang (54%) responden suka mendokumentasikan foto
dan video dalam perjalanan wisatanya. 24 orang (37%) responden
menyukai budaya masyarakat setempat dalam perjalanan wisatanya.
7
Sedangkan 15 orang (23%) responden mencari cinderamata/oleh-oleh
dalam perjalanan wisatanya.
6. 37 orang (57%) responden menyukai objek wisata pantai. 10 orang
(15%) responden menyukai objek wisata gunung. 7 orang (11%)
responden menyukai objek wisata kampung/pedesaan. 5 orang (8%)
responden menyukai objek wisata bukit/lembah. 3 orang (5%)
responden menyukai objek wisata air terjun. 1 orang (2%) responden
menyukai objek wisata danau.
7. 58 orang (89%) tertarik untuk mengunjungi Papua, 7 orang (11%)
ragu-ragu. 0 responden yang tidak tertarik untuk mengunjungi Papua.
8. 42 orang (65%) responden mengetahui kota Jayapura dan 23 orang
(35%) responden tidak mengetahui kota Jayapura.
Hasil survei yang kedua:
1. 21 orang (55,3%) responden adalah pria dan 17 orang (44,7%) sisanya
adalah wanita.
2. 17 orang (44,7%) responden berusia 17-23 tahun. 15 orang (39,5%)
sisanya berusia di atas 24-30 tahun, 6 orang (15,8%) responden
dengan 30-40 tahun ke atas.
3. 24 orang (63,2%) responden adalah karyawan, 7 orang (18,5%)
responden adalah mahasiswa, 5 orang (13,2%) responden adalah
wiraswasta, 2 orang (5,3%) responden adalah fotografer.
4. 32 orang (84,2%) responden merupakan penduduk asli Jayapura, 6
orang (15,8%) responden merupakan pendatang dari luar Papua.
8
5. 30 orang (78,9%) responden menganggap pantai adalah daya tarik
utama Jayapura, 6 orang (15,8%) responden menganggap Danau
Sentani adalah daya tarik utama Jayapura, 2 orang (5,3%) responden
menganggap alam yang berbukit dan bergunung-gunung menjadi daya
tarik utama Jayapura,
2.2 Profil Jayapura
2.2.1 Sejarah Jayapura
Jayapura adalah ibukota provinsi Papua, Indonesia. Kota ini
merupakan ibukota provinsi yang terletak paling timur di Indonesia.
Sebelum Perang Dunia II, kota Jayapura diduduki oleh Pemerintah
Belanda dimana oleh Kapten Sachse diberi nama Hollandia pada tanggal 7
Maret 1910.
Arti Holandia adalah : Hol = lengkung; teluk, land = tanah; tempat.
Jadi Hollandia artinya tanah yang melengkung atau tanah / tempat yang
berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau Nederland - geografinya
menunjukkan keadaan berteluk-teluk. Geografi kota Jayapura hampir sama
dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam yang berlekuk-
lekuk inilah yang mengilhami Kapten Sache untuk mencetuskan nama
Hollandia di nama asli Numbay. Numbay diganti nama sampai 4 kali ;
Hollandia – Kotabaru – Sukarnopura – Jayapura, yang sekarang dipakai
adalah "Jayapura".
Arti nama dari Jayapura sendiri adalah 'Kota Kemenangan' yang dalam
bahasa Sanskerta, Jaya yang berarti Kemenangan dan Pura yang berarti Kota.
9
Sesuai perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat
maka status Kabupaten Jayapura dibentuk menjadi kota administratif.
Kemudian berdasarkan Undang-Undang No. 6 tahun 1993 secara resmi status
Kota Administratif Jayapura ditingkatkan menjadi Kotamadya Jayapura.
Walikota
Walikota pertama : Drs. Florens Imbiri | periode 1979 - 1989
Walikota kedua : Drs. Michael Manufundu, MA. | periode 1989 - 1993
Walikota ketiga : Drs. R. Roemantyo | periode 1994 - 1999
Walikota keempat : Drs. M. R. Kambu M. Si | periode 2000 - 2005
Walikota kelima : Drs. M. R. Kambu M. Si | periode 2005 - 2010
Walikota keenam : Drs. Benhur Tommy Mano, MM. | 2011 – 2016
2.2.2 Lambang Kota Jayapura
Gambar 2.1
Wadah lambang daerah berbentuk perisai berpaju lima berwarna dasar
kuning emas dan di dalamnya terdapat tulisan KOTA JAYAPURA yang
menggambarkan unsur-unsur sebagai pusat pemerintahan, pembangunan,
perdagangan, industri, pendidikan, wisata, dan olah raga yang keseluruhannya
10
merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia pada
umumnya dan masyarakat di daerah pada khususnya.
Dalam lambang daerah ini digambarkan beberapa hal sebagai berikut :
• Setangkai padi berwarna kuning dengan jumlah biji 21 buah dan setangkai
bunga kapas terdiri dari 9 (sembilan) buah yang berwarna putih serta kelopak
kapas berwarna hijau daun yang diikatkan dengan pita berwarna merah putih
dengan lilitan 9 (sembilan) kali dan ujung pita berjurai 3 (tiga) yang
kesemuanya melambangkan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II
Jayapura pada tanggal 21 September 1993 di bawah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
• Dua buah perisai warna dasar putih berukur motif khas Jayapura masing-
masing perisai berjumlah 4 (empat) dengan ukiran warna hitam,
menggambarkan monumen sejarah rakyat Irian Jaya khususnya di Jayapura
untuk kembali ke wilayah Republik Indonesia, disampai itu kota Jayapura
merupakan kota yang memiliki potensi budaya yang tinggi.
• Pondasi/pondamen bersusun 3 (tiga) ditandai dengan warna hijau tua, biru
laut dan merah menggambarkan bahwa daerah ini wilayahnya terdiri dari
tanah berbukit, lautan bebas serta posisi dan letaknya berada di wilayah paling
timur Indonesia yang berbatasan dengan Negara Papua New Guinea (PNG).
• Motto “PRASETYA ADI KARYA“ berarti tekad untuk mewujudkan karya
yang terbaik.
11
Arti warna dalam lambang daerah :
• Warna Kuning : keadilan, kekuasaan, kewibawaan dan keagungan.
• Warna Biru : Pengabdian, kesetiaan dan kebijaksanaan.
• Warna Merah Putih : Semangat dinamis yang berani dan dilandasi ketulusan
dan kesucian.
• Warna Hijau : Kesuburan, kemakmuran, untuk menuju kesejahteraan.
2.2.3 Visi dan Misi Kota Jayapura
Visi
Visi Kota Jayapura adalah “Membangun Jayapura menuju kota
BERIMAN yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera serta Mewujudkan suatu
kesejahteraan umum Kota Jayapura yang berlandaskan “BERIMAN”.
Beriman menggarap potensi, bijak memanfaatkan peluang dan bersinergi
memecahkan masalah untuk mencapai masyarakat sejahtera yang maju dan
mandiri.
“BERIMAN” sebagai akronim dari bersih, rapi, indah, manusiawi,
aman dan nyaman maka motto tadi perlu diabadikan sekaligus sebagai Visi
Kota Jayapura.
Secara maknawiyah “BERIMAN” berarti yakin terhadap Tuhan yang
Maha Esa serta takwa atas aturan-Nya. Bila hal itu dijadikan sebagai landasan
bertindak bagi masyarakat Kota Jayapura maka akan memperoleh
keberhasilan yang maksimal.
12
Misi
Dalam rangka mencapai visi tersebut diatas, maka Misi Kota Jayapura adalah:
• Menjadikan Kota Jayapura Agamais, hidup takut dan taat kepada
Tuhan.
• Mewujudkan Kota Jayapura yang makin bersih, rapi, indah,
manusiawi, aman dan nyaman.
• Mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan.
• Menjadikan Kota Jayapura sebagai;
o Kota Perdagangan dan Jasa.
o Kota Pendidikan.
o Kota Parawisata dan Pengembangan Budaya Seni dan Olah
Raga.
• Menjadikan Kota Jayapura sebagai pusat Pemerintahan dan
Pembangunan di Tanah Papua.
2.2.4 Geografi
Posisi / Letak
Kota Jayapura berdiri sejak tanggal 21 September 1993 berdasarkan
Undang-Undang No. 6 tahun 1993 terletak dibagian Utara Propinsi Papua
pada 1o28’17,26”-3o58’082” Lintang Selatan dan 137o34’10,6”-141o0’8,22”
Bujur Timur.
13
Lokasi
Luas Kotamadya Jayapura adalah 940 Km atau 94.000 Ha, terdiri dari
4 Kecamatan, berbagi habis menjadi 11 desa dan 16 kelurahan.
Wilayah Kotamadya mempunyai batas administratif :
• Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik.
• Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arso Kabupaten Jayapura.
• Timur berbatasan dengan Negara Papua New Guinea (PNG).
• Barat berbatasan dengan Kecamatan Sentani dan Depapre Kabupaten
Jayapura.
Dari seluruh luas wilayah yang ada, terbagi dalam kelurahan dan
Kampung dengan luas masing - masing sebagai berikut :
Gambar 2.2
14
Ketinggian dari Permukaan Air Laut
Topografi daerah cukup bervariasi, mulai dari dataran hingga landai
dan berbukit / gunung 700 meter di atas permukaan air laut.
Kondisi Daerah
Kota Jayapura dengan luas wilayah 94.000 Ha terdapat 30% yang
tidak layak huni, karena tediri dari perbukitan yang terjal, rawa-rawa dan
hutan dlindungi dengan kemiringan 40% bersifat konservasi dan hutan
lindung.
Iklim
Kota Jayapura tergolong beriklim tropis basah dengan suhu minimum
29o C dan maksimum 31,8o C, curah hujan rata-rata 146 mm/ht. Kelembaban
udara rata-rata 80,42 %.
Musim
Musim hujan dan musim kemarau tidak teratur. Kelembaban udara
rata- rata bervariasi antara 79% - 81% di lingkungan perkotaan sampai daerah
pinggiran kota keadaan iklim seperti ini sangat menunjang bidang pertanian
dan peternakan.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kotamadya Jayapura dengan luas wilayah 94.000 ha. didominasi oleh
kawasan terbuka berupa hutan sekunder sampai primer. Kawasan terbuka
meliputi fungsi lindung dan fungsi budidaya.
15
Secara terperinci pemanfaatan lahan di Kotamadya Jayapura yang
dikelompokan dalam kawasan berdasarkan fungsinya kawasan lindung dan
kawasan budidaya adalah sebagai berikut:
Sumber: RUTR, Studi GLD & Analis
Tabel 2.1 Pemanfaatan lahan Kota Jayapura
Pemanfaatan Kawasan
Penggunaan Lahan
Luas Areal ( Ha )
Pemanfaatan (% )
Kawasan Budidaya
Kawasan Lindung
Pemukiman
Wilayah Produksi
Alang – Alang
Rawa/Pesang Surut
Danau
Jumlah Kawasan Budidaya
Hutan yang belum difungsikan
Hutan lindung Peg.Djar
Hutan lindung Abepura
Cagar Alam peg. Cycloop
Taman wisata Tel. Youtefa
Taman Wisata Hutan Tel. Youtefa
Jumlah Kawasan Lindung
8.537.82
3.082.00
1.875.00
75.00
650.00
14.219.821
68.891.20
2.246,00
561.20
6.431.78
1.650.00
79.780.18
79.780.00
9.08
3.28
1.99
0.09
0.69
15.13
73.29
2.39
0.60
6.84
1.76
84.87
84.87
Jumlah Total 94.000.00 100.00
16
2.2.5 Kabupaten Jayapura
Kabupaten Jayapura adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua,
Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Sentani, 33 km dari Kota
Jayapura, dengan kepala pemerintahan Bupati, memiliki luas 61.493 km²,
dengan populasi 112.369 jiwa.
Batas Wilayah
Utara : Samudra Pasifik
Selatan : Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Yahukimo
Barat : Kabupaten Sarmi.
Timur : Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura
Pemerintahan
Jarak terjauh dari barat ke timur 336 km, dibagi menjadi 24 distrik, 261
kampung dan 7 kelurahan. Distrik terkecil adalah Sentani dan Sentani Timur.
17
Distrik
1. Airu
Kampung/Desa: Aurina, Hulu Atas, Muara Nawa, Pagai
2. Demta
Kampung/Desa: Ambora, Demta, Kamdera, Muaif, Muris Kecil, Yakore,
Yougapsa
3. Depapre
Kampung/Desa: Entiyebo, Kendate, Tabla Supa, Waiya, Wambena,
Yepase, Yewena
4. Ebungfau
Kampung/Desa: Abar, Babrangko, Ebungfa, Homfolo, Khameyaka
5. Gresi Selatan
Kampung/Desa: Bangai, Iwon, Klaisu, Omon
6. Kaureh
Kampung/Desa: Lapua, Sebum, Soskotek, Umbron, Yadauw
7. Kemtuk
Kampung/Desa: Kwansu, Mamda, Mamda Yawan, Mamei, Nanbom,
Sama, Sekori, Skoaim, Soaib, Yebeyab Kecil
8. Kemtuk Gresie
Kampung/Desa: Braso, Bring, Demetim, Demokaiti, Hatib, Ibub, Jagrang,
Nembugresi, Pupehabu, Swentab, Yanbra
18
9. Namblong
Kampung/Desa: Besum, Karya Bumi, Sanggai, Sermai Atas, Sermai
Bawah, Imestum, Yakasib
10. Nimbokrang
Kampung/Desa: Benyom Jaya I, Benyom Jaya II, Bunyom, Berap,
Hamograng, Nimbokrang, Nembukrang Sari, Rhepang Muaif, Wahab
11. Nimboran
Kampung/Desa: Benyom, Gemebs, Imsar, Kaitemung, Kuipons, Kuwase,
Meyu, Oyengsi, Pobaim, Singgri, Singgriway, Tabri, Yenggu Baru,
Yenggu Lama
12. Ravenirara
Kampung/Desa: Nehibe, Newa, Yongsu Dosoyo, Yongsu Safari
13. Sentani
Kampung/Desa: Dobonsolo, Hinekombe, Hobong, Ifale, Ifar Besar,
Sentani Kota, Sereh, Yobeh, Yoboi
14. Sentani Barat
Kampung/Desa: Dosay, Maribu, Sabron Sari, Sabron Yaru, Waibon
15. Sentani Timur
Kampung/Desa: Asei Besar, Asei Kecil, Ayapo, Nendali, Nolokla, Puay,
Yokiwa
16. Unurum Guay
Kampung/Desa: Beneik, Garusa, Guriyad, Santosa, Sawesuma
19
17. Waibu
Kampung/Desa: Dondai, Doyo Baru, Doyo Lama, Kwadeware, Sosiri,
Yakonde
18. Yapsi
Kampung/Desa: Bumi Sahaja, Kwarja, Nawa Mukti, Nawa Mulia, Ongan
Jaya, Purnama Jati, Tabeyan, Taqwa Bangun
19. Yokari
Kampung/Desa: Buseryo, Endokisi, Maruwai, Meukisi, Snamai
Gambar 2.4
20
2.2.6 Penduduk
Penduduk kotamadya Jayapura heterogen, terdiri dari semua suku
yang ada di Indonesia ini terwakili di Jayapura. Jumlah penduduk Kotamadya
Jayapura tahun 2010 adalah 256.705 jiwa dengan laju pertumbuhan 4,10 %
per tahun.
Tabel 2.2 Jumlah penduduk Kota Jayapura
Jumlah Kepadatan Penduduk Per Distrik Tahun 2011
Sumber : BPS Statistik Jayapura
Tabel 2.3 Jumlah Kepadatan Penduduk Per Distrik Tahun 2011
No Distrik Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km2) Kepadatan
1 Jayapura Utara 63.039 51,00 1.305
2 Jayapura Selatan 66.937 43,40 1.542
3 Abepura 73.157 155,70 414
4 Muara Tami 11.137 626,70 18
5 Heram 40.435 63,20 562
Jumlah 256.705 940,00 258
21
Dengan adanya pemekaran tingkat distrik/kelurahan/kampung,
kepadatan masing-masing distrik tidak berbeda jauh. Distrik Jayapura Utara
dengan kepadatan 1.243 orang/km2 selanjutnya Jayapura Selatan 1.016
orang/km2. Sedangkan Abepura memiliki kepadatan 363 orang/km2, Heram
342 orang/km2, dan Distrik Muara Tami 18 orang/km2.
Analisa tentang pertumbuhan penduduk mengalami pelonjakan
disebabkan karena adanya kemudahan sarana transportasi kapal laut dan
pesawat udara serta arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota.
2.2.7 Suku, Bahasa, dan Agama
Suku
Penduduk asli Jayapura atau Papua adalah ras Melasnesia. Penduduk
di kota Jayapura terdiri dari berbagai suku / etnis dengan sistem kekerabatan
ke ondoafi (kepala suku) yang membawahi beberapa kepala suku. Setiap suku
memiliki corak budaya yang khas dan unik, misalnya bahasa daerah dan tarian
seperti; tarian-tarian perang, tarian-tarian memanen ikan, tarian-tarian
mensyukuri panen (pesta rakyat).
Bahasa
Kota Jayapura menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
masyarakatnya, namun memilki dialeg. Dialeg bahasanya umumnya sama di
seluruh daerah Papua lainnya. Dialeg bahasanya terdengar seperti singkatan
22
kata; seperti: tidak = tra, kita = kitong (kita orang), sa = saya, ko = kamu,
jangan = jang, su = sudah.
Untuk bahasa daerah, kota Jayapura memiliki 9 bahasa daerah dari 13 suku,
yaitu:
Sumber: Wawancara Walikota
Tabel 2.4 Jumlah suku dan bahasa di Kota Jayapura
No Nama Suku Bahasa Daerah
1 Skow Sae
Skow Mabo
Skow Yambe
Sama
2 Nafri Warke Ada
3 Nafri Sembekra Ada
4 Yoka
Waena
Sama
5 Tobati Laut
Tobati Enggros
Sama
6 Kayu Batu Ada
7 Kayu Pulo Sibi Ada
8 Kayu Pulo Youwe Ada
9 Kayu Koso Ada
23
Agama
Mayoritas agama di Jayapura adalah Kristen Protestan. Adapun
jumlah pemeluk agama dan tempat ibadah dapat dirinci sebagai berikut :
Sumber : Kantor Depag Kota Jayapura
Tabel 2.5 Jumlah Persebaran Agama di Kota Jayapura Tahun 2011
2.2.8 Flora dan Fauna
Flora
Pada hamparan datar dengan ketinggian tidak melebihi 75 m dpl,
dengan jenis tanah organosol-aluvial, didominasi oleh vegetasi bakau-bakauan
(Rizophora apiculata, Rizophora stylosa dan Bruguiera sp). Khusus di tepi
barat pantai Teluk Youtefa, setelah bakau-bakauan juga dijumpai adanya
pohon konifer dari jenis cemara pantai (Casuarina marine). Sedangkan di
bagian utara yang menghadap ke Teluk Yos Sudarso didominasi oleh pohon
kelapa (Cocos nucifera) dan juga terdapat Ketapang (Terminalia cattapa),
Pandanus spp, bintangur (Callophyllum inophyllum), Baringtonia asiatica dan
Xylocarpus sp.
No Distrik Islam Kristen Katolik Hindu Budha Total
1.
2.
3.
4.
5.
JAPUT
JAPSEL
ABEPURA
M. TAMI
HERAM
28.823
32.181
19.546
5.621
9.335
39.686
32.214
21.814
11.225
14.042
12.122
8.656
15.177
3.363
5.791
452
273
584
-
260
679
713
358
7
88
81.762
74.037
57.479
20.216
29.516
JUMLAH 95.506 118.981 45.109 1.569 1.845 263.010
24
Pada areal perbukitan yang memiliki jenis tanah latosol, banyak
ditemukan vegetasi hutan hujan tropis seperti tumbuhan dari jenis pohon
Merbau (Intsia bijuga), Matoa (Pometia pinnata), Beringin (Ficus benyamina),
Ketapang (Terminalia catapa), jenis pandan-pandanan (Pandanus sp), pohon
pinang, tumbuhan perdu serta beberapa jenis paku-pakuan, jenis palem
(Arthocarpus comunis) dan jenis-jenis anggrek seperti Dendrobium sp,
Gramathophyllum papuanum, Paphiopedilum sp dan Bulbophyllum sp
Fauna
Pada Kota Jayapura, khususnya di Hutan Kawasan onservatif Teluk
Youtefa terdapat beberapa jenis satwa dari kelompok aves antara lain Alap-
alap (Haliastur indus), Nuri Merah Kepala Hitam (Lorius lory), Kakatua
Jambul Kuning (Cacatua galerita), Raja Udang, Rangkong (Buceros bicornis),
Nuri Ekor Panjang (Alisterus chloropterus), Burung Elang, Burung Bangau
dan beberapa jenis burung laut.
Jenis-jenis reptil yaitu Morelia viridis, Liasis sp, Ular Boa (Candoia
aspera dan Candoia carinata), Biawak (Varanus sp), Kadal (Mabouya sp dan
Tiliqua sp), Tokek (Gecko gecko) dan lain-lain. Jenis-jenis serangga yaitu
laba-laba, kumbang dan kupu-kupu. Beberapa jenis katak (Bufo sp dan Rana
sp).
Sedangkan jenis mamalia yaitu Tikus (Melomys moncktoni, Rattus
sordidus), Kelelawar (Pteropus conspicillatus, Dobsomia minor, Malloglossus
minimus, dll), Kus kus (Phalanger sp), dan kera ekor panjang (Macaca
fascicularis) yang merupakan satwa eksotik.
Beberapa jenis ikan komersil yang ada di Teluk Youtefa adalah Ikan
Bolanak (Valamungil speigleri), Ikan Kombong (Rastralinger kanarguta),
25
Cumi-cumi (Sepia sp), Ikan Merah (Lutjanus malabarucus), Ikan Kakap
(Lutjanus argentimuculatus, Lutjanus altifrontalis), Kerapu (Epinechulus
tanvina), Bubara (Caranx sexfasciatus), jenis-jenis ikan hias, ikan lele, udang
(Artemia sp), beberapa jenis karang serta biota laut lainnya.
2.2.9 Informasi Infastruktur dan Fasilitas Pendukung
2.2.9.1 Perhubungan
• Jalan Umum
Kota Jayapura dengan panjang jalan 381,83 Km yang terdiri
dari bermacam jenis jalan yaitu primer berfungsi sebagai jalan
regional sekunder sebagai jalan pusat kota dan kolektor jalan di luar
kota.
• Transportasi
No Jenis Kendaraan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Sepeda Motor
Mobil Penumpang
Mobil Barang
Mobil Bus
Kendaraan Khusus
52.779
12.254
4.408
680
7.662
Total 77.783
Sumber: Dinas Perhubungan Jayapura 2010
Tabel 2.6 Banyak kendaraan di Kota Jayapura menurut jenisnya tahun 2011
1
• Pelabuhan Laut
Pelabuhan Kota Jayapura dikelola oleh PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia Wilayah IV Cabang Jayapura. Kunjungan kapal
bongkar muat dan turun naik penumpang di pelabuhan Jayapura.
• Tarif Angkutan Kota
Tarif angkutan Penumpang jenis : mobil bus tarip terendah Rp.
1.600,- (umum) dan Rp. 1.000,- ( pelajar ) yaitu untuk jurusan
Terminal Youtefa - Yoka. Sedangkan tarif tertinggi Rp. 7.000,-
(umum) dan Rp. 4.200,- (pelajar) yaitu jurusan Terminal Youtefa -
Perbatasan RI-PNG.
Untuk angkutan penumpang non bus tarif terendah Rp. 800,-
(umum) dan Rp. 500,- (Pelajar) yaitu untuk jurusan lokal Jayapura.
Sedangkan tarif tertinggi Rp. 2.000,- (umum) dan Rp.1.300,-(pelajar)
yaitu jurusan Terminal Youtefa - Perumnas II,II- Uncen Baru.
Untuk tarif angkutan lain-lain adalah sebagai berikut :
• Tarif angkutan mobil taxi (angkot) argometer pembayaran
pertama sampai dengan 2 km adalah Rp. 4.062,22-
,pembayaran selanjutnya Rp. 2.031,11,- /km .
• Tarif angkutan kendaraan sewa dan pariwisata adalah
Rp.1.018,39/km, dan Rp.45.261,90 / Jam sedangkan untuk
perhari sebesar Rp.407.357,13.
27
• Tarif sewa untuk mobil penumpang 12 seat Rp. 964,58,- /km
atau Rp. 47.633,67,- /jam, atau Rp.428.703,00/ hr. tarif sewa
untuk mobil penumpang 24 seat Rp. 72.703,94,- /jam atau Rp.
654.327,94,- /hr.
• Tarif sewa untuk mobil barang Rp. 56.362,55- /hari atau
62.262,51,- /jam.
2.2.9.2 Penginapan
Data Usaha Hotel di Jayapura Tahun 2011
No
Nama Hotel
Alamat
Kelas
1 Hotel Tirta Mandala * Jl. Samudra No. 42 Mandala - Jpr Bintang 1
2 Hotel Muspagco Jl. Raya Polimak Entrop - Jpr Melati
3 Hotel Triton Jl. A. Yani 52 Jayapura Melati
4 Hotel Agung Jl. Argapura No.37 Argapura-Jpr Melati
5 Hotel Ayu Jl. Tugu II APO - Jayapura Melati
6 Hotel Relat Indah *** Jl. Perintis Kelapa No. 22 Argpr-Jpr Bintang 3
7 Hotel Andalucia ** Jl. Tanjung Ria No. 05 DOK IX Bintang 2
8 Hotel Kartini Jl. Perintis 2 Klufkamp - Jpr Melati
9 Hotel Rais Jl. Pantai Kelapa 28 Argapura-Jpr Melati
10 Hotel Pasific Jl. Tanjung Kamboja 28 Werf-Jpr Melati
11 Hotel Youtefa View Jl. Soa Siu No.13 Dok V Bw-Jpr Melati
12 Hotel Asia Jl. Perikanan No.15 Hamadi-Jpr Melati
13 Hotel Erma Shita Jl. Batu Putih 17 Polimak Melati
14 Hotel Sederhana Jl. Halmahera No. 2 Kota Jayapura Melati
15 Hotel Permata Jl. Olahraga No. 3 Paldam - Jpr Melati
16 Hotel Axton Jl. Duku No.28 Tasangkapura-Jpr Melati
17 Hotel Dafonsoro Jl. Percetakan 22-24 Kota Jpr Melati
28
18 Hotel Mulia Idaman Jl. Raya Abepura Entrop 12 Melati
19 Hotel Papua Jl. Percetakan No. 7 Kota Jayapura Melati
20 Hotel Yasmin *** Jl. Percetakan Negara Jayapura Bintang 3
21 Hotel 99 Jl. Argapura 1 No. 2 Argapura-Jpr Melati
22 Hotel Numbay Jl. Trikora Dok V Atas Melati
23 Hotel Swiss Bell **** Jl. Pasifik Permai Ruko Dok II - Jpr Bintang 4
24 Hotel Humbold Bay Jl. Koti Jayapura Melati
25 Hotel Matoa *** Jl. A. Yani - Jpr Bintang 3
26 Hotel Yudisyah Jl. Argapura II Jayapura Melati
27 Hotel Delima Jl. Kelapa II Bel. Term Entrop-Jpr Melati
28 Hotel Musi Jl. RPH Gren Blk.Rmh Pem Hewan Melati
29 Hotel Savay Irja Jl. Rawa No. 1 Hamadi - Jpr Melati
30 Hotel Mutiara Jl. STM YPK Kotaraja - Jpr Melati
31 Hotel Lembah Vuria Jl. Lembah Furia Kotaraja Melati
32 Hotel New Season Jl. Raya Abepura No.17 Entrop-Jpr Melati
33 Hotel Danny Jl. Raya Abepura Entrop Melati
34 Hotel Jayapura Jl. Olahraga No.4 (533216) Melati
35 Besiji Inn Jl. Tanjung Ria No. 78 Base - G-Jpr Melati
36 Hotel Cenderawasih Kotaraja Jl. Bucend IV Kotaraja Melati
37 Hotel Cenderawasih Abadi Jl. Klp. II Perum Entrop Grand Indah Melati
38 Hotel Mahkota Jl. Hamadi Tanjung 1 Melati
39 Hotel Mario Muramu Jl. Perintis 1 Klufkamp Melati
40 Hotel Aston **** Jl. Percetakan Jayapura Bintang 4
41 Hotel Kotaraja Jl. Kalong Kotaraja Dlm - Jpr Melati
42 Hotel Hamadi Beach Jl. Pantai Hamadi Melati
43 Hotel Mahkota Teluk Bayur Jl. Kampwolker, Waena Melati
Sumber: Dinas Pariwisata Jayapura
Tabel 2.7 Data Hotel di Jayapura tahun 2011
29
2.2.10 Kunjungan Wisatawan
No
Negara Asal
Jumlah
1 AMERIKA 31
2 AUSTRALIA 79
3 ARGENTINA 5
4 BRUNAI DARUSALAM 34
5 BANGLADES 1
6 CHINA 20
7 CANADA 10
8 DENMARK 9
9 INGGRIS 15
10 INDIA 29
11 JEPANG 33
12 JEKO SLOVAKIA 2
13 MALAYSIA 363
14 NIGERIA 6
15 PHILIPHINA 18
16 P N G 1349
17 PHILIPINA 7
18 SELANDIA BARU 10
19 SWISS 10
20 SRILANKA 11
21 SALOMON 1
2043
Sumber: Kantor Imigrasi Jayapura
Tabel 2.8 Total Kunjungan Wisatawan Asing dari Bandara Sentani Tahun 2011
30
Total Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2011
No
Sumber
Jumlah
1 Pelintas Batas RI-PNG /
Imigrasi
6672
2 Visa Kunjungan / Imigrasi 2043
Total 8715
Tabel 2.9 Total Kunjungan Wisatawan Asing Tahun 2011
2.3 Highlight Pariwisata Jayapura
• Teluk Youtefa
Sebuah teluk dengan panorama yang sangat indah. Teluk ini secara
resmi memang sangat indah, namun mempunyai arti khusus dalam Perang
Dunia II, baik segi tentara Jepang maupun tentara Sekutu dan Amerika
Serikat, karena letak teluk ini sangat strategis. Pada tanggal 19 April 1942
bala tentera Jepang masuk di Teluk Yotefa dan mendarat di PIM dan Abe
pantai. Dengan diyakininya, bahwa letak Hollanda sangat strategis, maka
Jepang melabuhkan dua buah kapal perang beserta marinirnya di Teluk
Yotefa pada 6 Mei 1942.
31
Gambar 2.5
Diteluk ini masih terdapat peninggalan sejarah Perang Dunia II berupa
bangkai-bangkai kapal Jepang maupun Sekutu yang tenggelam, sedang di Abe
Pantai dibangun sebuah tugu peringatan Pendaratan tentara Jepang. Ternyata
teluk yang terlindung ini menjadikan Hollandia sebagai tumpuan pertahanan
Jepang. Begitu pula Perbekalan yang dimiliki Jepang di Hollandia diakui
sekutu sebagai satu-satunya pusat Perbekalan yang terbesar dan terkuat oleh
bala tentara Jepang di seluruh wilayah Pasifik.
• Pantai Base G
Pantai yang indah membentang disepanjang Samudera Pasifik.
Pasirnya putih dan airnya yang jernih menjadikan pantai ini ideal bagi
penggemar renang mandi di sinar matahari. Tempat ini pada saat diduduki
tentara Sekutu dijadikan sebagai Basis G. Pantai ini dapat dicapai dengan
berbagai jenis kendaraan.
Gambar 2.6
32
• Penangkaran Buaya Entrop
Penangkaran buaya ini terletak di daerah Entrop wilayah kecamatan
Jayapura Selatan 5 Km dari kota Jayapura. Entrop adalah nama orang Belanda
yang pertama kalinya tinggal di tempat ini. sekitar 500 meter dari jalan raya
Abepura terdapat penangkaran buaya dalam berbagai jenis ukuran dengan
jumlah ribuan ekor. Sering dikunjungi oleh masyarakat kota Jayapura maupun
wisatawan dan dapat dicapai dengan jenis kendaraan.
Gambar 2.7
• Toko Souvenir
Disini terdapat banyak macam ukiran khas Papua yang dapat dibeli.
Terletak di Pasir Hamadi, 4 Km dari pusat kota Jayapura ke arah selatan yang
ditempuh dengan semua jenis kendaraan. Serta Aneka Batik Papua yang
menjual berbagai macam batik dengan motif kahs Papua.
Gambar 2.8
33
• Monumen Jendral Douglas MacArthur
Tugu Pendaratan tentara sekutu ini didirikan untuk mengenang
Pendaratan tentara Sekutu pada tanggal 22 April 1944 pukul 10.00 pagi di
Pantai Hamadi. Operasi Pendaratan ini diberi nama Sandi RECKLESS
dibawah pimpinan Jenderal Douglas MC Arthur dengan dibantu Laksamana
D.E. Barbey dan Letnan Jenderal R.L. Einchelberger. Jenderal Douglas MC
Arthur yang bermarkas komando diatas kapal induk NAHSVILLE
mengerahkan personil dari Devisi Infantri ke-24, ke-32 dan ke-41 Amerika
Serikat yang berjumlah 55.000 orang terdiri dari 37.500 orang pasukan
tempur dan 18.000 orang non tempur dengan keahlian dalam berbagai bidang
terutama tehnik.
Gambar 2.9
Pada jam 10.00 pagi pada tanggal 22 April 1994 Jenderal Douglas MC
Arthur mendarat di Pantai Hamadi. Sebagai peringatan mendaratnya tentara
sekutu tersebut, pada kaki tugu tersebut bertuliskan: “HERE THE ALLIED
34
FORCED LANDED ON APRIL 22, 1944”. Di Pantai Hamadi kini terdapat
sebuah tugu yang didirikan oleh Angkatan Darat Kerajaan Belanda
(Koninkijke Land Macht) pada tahun 1955, menjelang penyerahan tugasnya
atas pengamanan Irian Barat kepada Angkatan Laut Kerajaan Belanda
(Koninkijke Zee Macht).
• Danau Sentani
Danau Sentani merupakan danau yang terletak di Jayapura – Papua,
Indonesia. Danau Sentani berada di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam
Cycloops yang memiliki luas sekitas 245.000 hektar. Danau ini terbentang
antara Kota Jayapura hingga Kabupaten Jayapura. Danau Sentani yang
memiliki luas sekitar 9.360 hektar dan berada pada ketinggian 75mdpl,
menjadikannya sebagai Danau terbesar di Papua.
Kiasan dari nama Sentani oleh penduduk kampung setempat, memiliki arti
“Di Sini kami tinggal dengan Damai”.
Gambar 2.10
35
2.4 Data Penerbit
Gambar 2.11
Buku “Jayapura Journey: Sepotong Surga Tersembunyi di Papua” ini
akan diterbitkan oleh R&W Publishing. R&W Publishing terletak di Jalan
Merpati Raya no. 45 Jakarta, Indonesia.
R&W Publishing didirikan di Jakarta pada tahun 2004. Nama R&W
merupakan kepanjangan fari Red and White atau merah dan putih, yang
merupakan warna bendera nasional Indonesia. Dengan nama tersebut,
penerbit R&W Publishing mengusung semangat untuk mempromosikan seni
dan sejarah Indonesia kepada khalayak internasional pada umumnya. Buku-
buku cetakan R&W Publishing juga bertekad untuk menghasilkan buku
dengan tema yang berkualitas diimbangi dengan kulitas cetakan yang tinggi
dan memiliki desain yang unik.
R&W Publishing memiliki target yaitu para pembaca dewasa muda ke
atas. Buku-buku yang sudah diterbitkan oleh R&W Publishing pun sangat
beragam, mulai dari buku desain, seni, fotografi, social poilitik, alam, budaya,
music, fashion, dan lain-lain. Contoh beberapa judul buku yang telah
diterbitkan antara lain yaitu 101 butterflies of Indonesias Lowland; After 10
Years: Friends Call Us Unkle; A Walk in The Clouds; Bisikan Alam; Energi
Positif: 100 Opini Tokoh Indonesia Era Kepemimpinan SBY; Kamus Brand;
Kopassus: Untuk Indonesia; Yuni Jie: Contemporary Urban Living, dan lain-
lain.
36
2.5 Target
2.5.1 Target Primer (Target Umum)
Demografi:
Jenis kelamin : Pria dan wanita
Usia : 22-35 tahun
Kelas sosial : A - B Level
Pekerjaan : Karyawan, Mahasiswa, Pekerja Seni, Professional,
Fotografer, Entrepreneur.
Penghasilan : Diatas UMR
WNI dan WNA Geografi :
• WNI yang tinggal di Pulau Jawa, khususnya Jakarta dan
sekitarnya.
• WNA dari negara-negara Eropa dan Amerika, negara tetangga
(ASEAN) yang bekerja atau tinggal di Indonesia, dan Timika atau
Freeport.
Psikografi : Peduli dan mencintai etnik budaya Indonesia, Memiliki
ketertarikan dengan hal-hal yang berbau Papua, Sibuk dan butuh
liburan, Petualang (explorer), Menyukai pantai dan tempat yang
eksotis, Mapan, Fotografer, Backpaker, Suka diving, Pecinta alam,
Menyukai pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi, Mencari
pengalaman baru yang belum pernah didapat, Menyukai sejarah.
37
2.5.2 Target Sekunder
Pengunjung Festival Danau Sentani (FDS) dan Festival Holdt Numbay.
Demografi:
Jenis kelamin : Pria dan wanita
Usia : 25-55 tahun
Kelas sosial : A –B Level
Hobby : Menyukai kebudayaan dan sejarah Papua, pecinta wisata alam
Penghasilan : Diatas UMR
WNI dan WNA Geografi :
• Wisatawan Nusantara
• Wisatawan mancanegara dari negara-negara Eropa dan Amerika,
negara tetangga (ASEAN), dan wisatawan yang berlibur ke Bali.
Psikografi : Mencintai keindahan alam Papua, Hobby/suka
menghadiri festival kebudayaan dan kesenian di Papua, Menyukai
pantai, Menyukai sejarah Papua, Petualang, Tidak mempersoalkan
biaya karena mencari pengalaman yang didapatkan di tempat lain.
38
2.6 Faktor Pendukung dan Penghambat
2.6.1 Faktor Pendukung
• Keindahan alam Jayapura yang belum begitu terekspose kepada khalayak
umum di luar Papua.
• Banyaknya buku pengetahuan tentang Papua yang dibuat oleh warga
negara asing.
• Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua memiliki potensi untuk dijadikan
destinasi wisata utama di Papua sebagai etalase / pintu masuk para
wisatawan.
• Kekuatan destinasi Kota Jayapura yang unik dan indah karena di dalam
kota ada kampung, di dalam kota ada teluk di dalam teluk (Teluk
Youtefa), topografi yang berbukit-bukit dengan posisi gunung yang
berdekatan dengan pantai, serta merupakan lokasi bersejarah semasa
Perang Dunia ke-2.
• Masyarakat Jayapura yang ramah kepada wisatawan dan memiliki
keaneragaman suku yang masih dipimpin oleh Ondoafi (kepala suku) di
setiap kampungnya.
2.6.2 Faktor Penghambat
• Sulitnya mencari informasi mengenai tempat wisata di Jayapura.
• Masih kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Jayapura karena
biaya dan letaknya yang jauh berada di wilayah ujung Timur Indonesia.
39
• Kurangnya investor yang masuk, sehingga promosi dan pemberdayaan
objek wisata hanya dikelola oleh pemerintah setempat dengan
pengetahuan yang tebatas serta anggaran dana negara yang terbatas.
• Kurangnya promosi yang dilakukan pemerintah setempat untuk
mempromosikan tempat-tempat pariwisata di Papua, khususnya Jayapura.
• Minimnya pengetahuan ilmu desain dalam membuat suatu promosi baik
itu buku, poster, brosur, website, dll.
2.7 Analisis SWOT Pengembangan Kepariwisataan Jayapura
2.7.1 Kekuatan (Strengths)
• Letak geografis yang begitu strategis, yaitu sebelah timur berbatasan
dengan negara PNG dan sebelah utara berbatasan dengan Samudera
Pasifik.
• Visi dan misi Kota Jayapura dalam mendukung kepariwisataan.
• Taman wisata alam Teluk Youtefa (adanya teluk di dalam teluk).
• Kota Jayapura sebagai kota pendidikan (Pusat Pendidikan di Papua).
• Jayapura memiliki 13 Suku asli.
• Potensi nilai sejarah di kota Jayapura yang mendukung.
• Visi dan misi pariwisata Kota Jayapura sebagai daerah pariwisata
unggulan 2016.
• Sarana wisata yang cukup memadai di Kota Jayapura yaitu: 42 hotel, 15
restaurant, 59 BPW.
40
2.7.2 Kelemahan (Weakness)
• Belum termanfaatkan dengan maksimal potensi geografis tersebut.
• Kurangnya koordinasi lintas sektor.
• Sarana objek pariwisata yang masih kurang memadai.
• Kompetensi kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai.
• Perairan Teluk Youtefa yang tercemar dengan sampah.
• Permasalahan pada hak tanah (tanah yang dianggap sebagai tanah adat
masyarakat setempat) dan pungutan liar di lokasi objek pariwisata di
Jayapura.
• Belum adanya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA) Kota Jayapura.
• Kurangnya sosialisasi (promosi pariwisata tentang Jayapura).
• Kurangnya investor / kurang terlibatnya masyarakat lokal pada industri
pariwisata (hotel, restaurant, dll.).
• Degradasi budaya di Jayapura.
• Pemasaran pariwisata Jayapura masih lemah.
2.7.3 Peluang (Opportunity)
• Potensi pengembangan wisata perbatasan, shopping, sejarah, ekowisata,
dan bahari.
• Kesempatan berusaha dan membukakan lapangan kerja bagi warga
Jayapura dalam bidang pariwisata.
• Dampak positif pariwisata.
41
• Tingginya minat masyarakat untuk menikmati daya tarik wisata Kota
Jayapura.
• Dinamisnya promosi dan usaha pariwisata di kota Jayapura.
• Penetapan kawasan-kawasan pariwisata strategis di Kota Jayapura.
2.7.4 Ancaman (Threats)
• Kesadaran masyarakat terhadap pariwisata masih rendah.
• Perubahan sosial politik yang mengarah kepada egoism kedaerahan dan
situasi keamanan yang tidak kondusif.
• Urbanisasi yang tidak terkendali.
• Wisatawan beralih ke destinasi lain.
• Terjadi kecemburuan sosial dari masyarakat lokal (asli) karena tidak
terlibat dalam industri pariwisata yang semakin menjamur.
• Adanya kesan penjualan atau komersialisasi budaya.
• Dampak negatif yang dibawa wisatawan asing ke Kota Jayapura.
• Rusaknya terumbu karang san spesies ikannya atau laut tercemar.