bab 2 arleen-final -...

27
12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar 2.1.1 Definisi komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran ’ . Jadi , secara garis besar ,suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan) . Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutuan understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi , komunikator mengirimkan pesan / informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi . Adapun beberapa definisi komunikasi dari pakar , sebagai berikut : 1. Komunikasi adalah proses yng menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa , kepada siapa dengan efek apa ( Laswell) 2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu . 3. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol –

Upload: lyliem

Post on 04-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Teori Dasar

2.1.1 Definisi komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti

‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran ’ . Jadi , secara garis besar ,suatu proses

komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu

pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan

komunikan (penerima pesan) .

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan

(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima

sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk

mencapai saling pengertian (mutuan understanding) antara kedua pihak yang

terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi , komunikator

mengirimkan pesan / informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi .

Adapun beberapa definisi komunikasi dari pakar , sebagai berikut :

1. Komunikasi adalah proses yng menggambarkan siapa mengatakan

apa dengan cara apa , kepada siapa dengan efek apa ( Laswell)

2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari

satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu .

3. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk

menggunakan tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol –

Page 2: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

13

simbol berdasarkan perjanjian manusia ) verbal atau nonverbal yang

didasari atau tidak disadari bertujuan untuk mempengaruhi sikap

orang lain.

4. Komunikasi adalah proses di mana seseorang individu atau

komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-

lambang bahasa ( verbal maupun non-verbal ) untuk megubah tingkah

laku orang lain . (Carl I. Hovland).

5. Komunikasi adalah penyebaran informasi , ide-ide sebagai sikap atau

emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-

simbol (Theodorson dan Thedorson ).

6. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi , ide dan sikap

seseorang kepada orang lain (Edwin Emery) .

7. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara

sesama manusia (Delton E, Mc Farland)

8. Komunikasi adalah proses sosial , dalam arti pelempran pesan

/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh

pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan

adat kebiasaan . (William Albig).

9. Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia

dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya

melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley).

Page 3: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

14

10. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber

kepada penerima , proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas,

rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud

tersebut (A.Winnet) .

11. Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan

sistem simbol lingustik , seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan

nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap

muka atau melalui media lain (tulisan , oral, dan visual) (Karlfried

Knapp).

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat kita golongkan ada tiga

pengertian utama komunikasi , yaitu pengertian secara etimologis , terminologis ,

dan paradigmatis.

1. Secara etimologis , komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata ,

yaitu komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’ dan

perkataan ini bersumber pada kata ‘communis’ yang berarti sama

makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.

2. Secara terminologis , komunikasi berarti proses penyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

3. Secara paradigmatis , komunikasi berarti pola yang meliputi

sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional

untuk mencapai suatu tujuan tertentu . contohnya adalah ceramah

, kuliah, dakwah , diplomasi , dan sebagainya. Demikian pula

Page 4: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

15

pemberitahuan surat kabar dan majalah , penyiaran radio dan

televisi atau pertunjukan film di gedung bioskop , dan lain-lain.

2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan

informasi sampai dipahami oleh komunikan . Komunikasi adalah sebuah proses ,

sebuah kegiatan yang berlangsung kontiniu . Dalam aplikasinya , langkah –

langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut :

Gambar 1 Proses komunikasi

1.Langkah pertama , ide / gagasan diciptakan oleh sumber / komunikator.

2. Langkah kedua , ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan

menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan

dapat dikirman.

3. Langkah ketiga , pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya

dikirimkan melalui saluran / media yang sesuai dengan karakteristik

lambang –lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.

Page 5: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

16

4. Langkah keempat , penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan

persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.

5. Langkah kelima , apabila pesan tersebut telah berhasil di –decoring ,

khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.

Dengan demikian , sejak ide itu diciptakan sampai dengan

dipahaminya pesan komunikasi yang menimbulkan umpan balik

merupakan suatu proses komunikasi. Lima tahap terjadinya proses

komunikasi memiliki 5 unsur komunikasi. Wilbur Schramm mengatakan

bahwa untuk terjadinya proses komunikasi paling sedikit harus memiliki

3 unsur komunikasi , yaitu komunikator , pesan, dan komunikan .

Harold D Laswell memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk

terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu

• Who, yakni berkenan dengan siapa yang mengatakan.

• Says What , yakni berkenaan dengan saluran apa.

• In Which Channel , yakni berkenaan dengan saluran apa.

• To Whom , yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.

• With What Effect , yakni berkenaan dengan pengaruh apa.

Berdasarkan formula Laswell , maka terdapat lima komponen

komunikasi agar dapat terjadi proses komunikasi , yaitu

• KOMUNIKATOR

• PESAN

Page 6: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

17

• MEDIA

• KOMUNIKAN

• PENGARUH

Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh

kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi

antarmanusia. Melalui proses ini, individu menyesuaikan dirinya dengan

orang lain melalui proses yang disebut pengiriman (transmitting) dan

penerimaan (receiving ) .

Dalam model transaksional , bukan sekedar seseorang berbuat

sesuatu kepada orang lain, melainkan perbedaan antara sumber dan

penerima yang berubah ubah dapat mempengaruhi proses komunikasi .

Sumber asal dapat mempengaruhi sumber. Sebagai contoh, pengaruh

pemikiran khalayak terhadap program mempengaruhi programer televisi

dalam merancang acara televisi .

2.1.3. Efek Komunikasi

Setiap komunikasi pasti memiliki efek . Dalam konsep komunikasi

paradigmatis disebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola yang

meliputi sejumlah komponen (unsur ) serta memiliki dampak-dampa tertentu .

Adapun pola-pola komunikasi memiliki dampak, anatar lain penyuluhan ,

penerangan , propaganda, kampanye , pendidikan , acara radio/ televisi ,

pemutaran film /video , dan diplomasi.

Page 7: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

18

Pada dasarnya komunikasi memiliki 3 dampak , yaitu

1. Memberikan informasi , meningkatkan pengetahuan , menambah

wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan kognitif.

2. Menumbuhkan perasaan tertentu , menyampaikan pikiran , ide atau

pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif.

3. Mengubah sikap, prilaku dan perbuatan . Tujuan ini sering disebut

tujuan konatif atau psikomotorik.

Untuk mencapai tujuan tersebut , maka diperlukan pola komunikasi yang

sesuai dengan yang menjadi tujuan komunikasi. Seperti yang dijelaskan

berikut ini.

No Dampak Pola Komunikasi Fungsi

01 Kognitif 1. kesadaran

2. pengetahuan

3. pengamatan

Menjelaskan tentang sesuatu hal agar

sesuatu itu dapat dimengerti dan

dipahami.

02 Afektif 1. Perasaan / emosi

2. Sikap

3. Perbuatan

Menumbuhkan perasaan tertentu agar

mudah dihayati

03 Psikomotor 1. Prilaku

2. tindakan

langsung

3. aksi

Menimbulkan perubahan sikap, agar

berperilaku sesuai dengan yang

diinginkan oleh komunikator.

Page 8: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

19

Tabel 1 Pola Komunikasi (Marhaeni Fajar, 2009 : 38)

2.1.4 Karakteristik komunikasi

Karakteristik saluran komunikasi dibagi menjadi tiga , yaitu :

1. Media Cetak

Dengan adanya teknologi komunikasi baru , publikasi cetak masih menjadi

media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan organisasi.

Bayangkan bagaimana persaingan menarik perhatian pada publikasi ini harus

diatasi saat publikasi itu sampai dirumah karyawan dan keluarganya

Terdiri dari : majalah , koran , surat , newsletter.

2. Media elektronik

Menyediakan informasi dalam bentuk Audible , Visual , dan Audio Visual

terdiri dari : radio , televisi , satelit, display, video , telekonferensi, hotline ,

dan internet

3. Komunikasi tatap muka

Komunikasi langsung dengan personal , teman , keluarga , mitra kerja , dll.

(Marhaeni Fajar , 2009 : 59)

2.1.5 Hambatan Komunikasi

1. Hambatan dari proses komunikasi

a. Hambatan dari pengirim pesan

Page 9: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

20

b. Hambatan dalam penyandian / simbol.

c. Hambatan media

d. Hambatan dalam bahasa sandi.

e. Hambatan dari penerima pesan.

f. Hambatan dalam memberikan balikan.

2. Hambatan fisik

Hambatan fisik dapat menggangu komunikasi yang efektif , cuaca gangguan

alat komunikasi , dan lain-lain. Misalnya :

a) Gangguan kesehatan

b) Gangguan alat komunikasi

c) Kelainan pada bentuk tubuh

3 Hambatan Semantik

Kata –kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai

arti mendua yang berbeda , tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi

pesan dan penerima , dengan kata lain bahasa yang digunakan berbeda.

4. Hambatan Psikologis

Hambatan yang berasal dari sikap dan perbuatan yang tidak mendukung

proses komunikasi , seperti trauma , dll. (Marhaeni Fajar , 2009 : 62)

2.2 Komunikasi Massa

Page 10: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

21

2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner (Rakhmat , 2003 :188), yakni : Komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass

communication is messages communicated through a mass medium to a large

number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk

media massa adalah : radio siaran , dan televisi – keduanya dikenal sebagai

media elektronik ; surat kabar dan film sebagai media komunikasi massa adalah

film bioskop. Hal tersebut didukung oleh Gerbner (Rakhmat , 2003: 188) bahwa

komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi

dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang

dalam masyarakat industri.

Ahli komunikasi lainnya , Joseph A. Devito merumuskan definisi

komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian

massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya

dalam dua item , yakni :” Pertama , komunikasi massa adalah komunikasi yang

ditujukan kepada massa , kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak

berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang

menonton televisi , tetapi ini berarti bahwa khalayak

Maka dari itu , komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi

yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar , heterogen , dan anonim

melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima

secara serentak dan sesaat. ( Rakhmat , 2003: 189)

Page 11: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

22

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi, yaitu: (Nurudin, 2007: 66-90)

1. Informasi.

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam

komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi

ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di

lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi.

Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta tersebut bisa diringkas dalam istilah 5W +

1H. Fungsi pers adalah melaporkan peristiwa di dalam masyarakat yang lebih

kompleks dan memberikan makna terhadap peristiwa-peristiwa tersebut.

2. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling

tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, karena masyarakat

menjadikan televisi sebagai media hiburan. Selain itu, Charles R.Wright

membuat tabel untuk memperjelas fungsi hiburan:

Masyarakat Individu Subkelompok

tertentu

Kebudayaan

Fungsi

Pelepasan lelah

bagi kelompok-

kelompok

massa

Pelepasan lelah Memperluas

kekuasaan,

mengendalikan

bidang kehidupan

Page 12: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

23

Disfungsi Mengalihkan

publik

menghindarkan

aksi sosial

Meningkatkan kepastian,

memperendah cita rasa,

memungkinkan pelarian /

pengasingan diri

Memperlemah

estetik “budaya

pop”

Tabel 2 Fungsi Hiburan

3. Persuasi

Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi

informasi dan hiburan. Banyak hal yang dibaca, didengar, dan dilihat khalayak

penuh dengan kepentingan persuasif. Menurut Josep A. Devito (1997) fungsi

persuasi dianggap sebagai fungsi paling penting dari komunikasi massa. Persuasi

bisa daang dari berbagai macam bentuk:

a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai

seseorang.

b. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.

c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

d. Memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.

Media massa juga mampu menggerakkan seseorag untuk berbuat sesuatu

hal dan tidak berbuat hal lain. Selain itu, media massa dalam beberapa kasus

dapat menunjukkan sebuah etika, dimana menunjukkan etika yang baik dan

mana yang tidak baik.

4. Transmisi Budaya

Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang

paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat

dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai

Page 13: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

24

dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam

dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dalam tingkatan kontemporer, media

massa memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan

bibit perubahan secara terus-menerus.

5. Mendorong Kohesi Sosial

Di dalam fungsi ini, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu,

dimana media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa

bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa

yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja

media massa itu mendorong kohesi sosial. Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton

mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi narcotising dysfunction (racun

pembius), yaitu dimana media massa tidak dikelola secara bijak atau bahkan

hanya mengejar keuntungan materi bisa menjadi “racun” bagi masyarakat.

6. Pengawasan

Menurut Laswel, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan yang

artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran infromasi mengenai

kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan dibagi menjadi

dua, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental.

7. Korelasi

Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan

bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya

dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai

komponen masyarakat. Sebuah berita disajikan oleh seorang reporter akan

menghubungkan antara narasumber dengan pembaca surat kabar. Menurut

Page 14: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

25

Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang

menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-

kejadian.

8. Pewarisan Sosial

Menurut fungsi ini, media massa berfungsi sebagai seorang pendidik,

baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba

meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan

etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Jay Black dan Frederick C.

Whitney mengatakan fungsi pewarisan sosial dengan transmisi budaya. Menurut

mereka, transmisi budaya media massa bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai

sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu, media juga berperan untuk selalu

memperkenalkan ide-ide perubahan yang perlu dilakukan masyarakat secara

terus-menerus.

9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif

Komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kebebasan

dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi

informasi yang diungkapkan mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan

kemapanan. Diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk

memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya.

10. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga

pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah,

pers, dan masyarakat, dimana ketiga pihak tersebut dianggap tidak pernah

mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing. Pemerintah

Page 15: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

26

memiliki posisi yang paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan pers.

Hubungan trikotomi tersebut tidak bersifat demokratis. Di dalam fungsi ini,

komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah

hubungan trikotomi yang tidak adil.

2.2.3 Efek Komunikasi Massa

Efek diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri

seseorang setelah menerima sesuatu pesan komunikasi dari suatu sumber.

Perubahan yang dimaksud dapat meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan

perilaku nyata. Jenis dan sifat efek komunikasi massa terhadap khalayak

ditentukan oleh bekerjanya sejumlah faktor. Faktor-fakor tersebut, menurut

Wilbur Schramm adalah pesan, situasi, kepribadian audiens serta kelompok,

ketika audiens menjadi anggotanya. Menurut Bernard Berelson faktor-faktor itu

berupa jenis saluran komunikasi, persoalannya, orang yang menjadi sasaran serta

kondisi ketika komunikasi itu berlangsung menurut Wiryanto di Teori

Komunikasi Massa . Dan menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes, efek

komunikasi massa dibagi menjadi dua bagian dasar: (Nurudin, 2007: 206-213).

1. Efek Primer

Efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Secara sederhana,

efek primer terjadi jika ada orang yang mengatakan telah terjadi proses

komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Ketika sebuah pesan diterima oleh

audience dan menyita perhatiannya, terkadang masih sulit untuk dimengerti.

Sebagaimana komunikator dalam komunikasi antarpersona, ia dapat langsung

mengetahui bahwa pesannya tidak bisa dimengerti. Tetapi, dalam komunikasi

Page 16: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

27

massa serimg kali komunikator tidak mengetahui apakah pesannya bisa

dimengerti atau tidak. Hal ini disebabkan umpan balik dalam komunikasi massa

sangat terbatas dan tidak ada cara praktis untuk mengecek apakah pesan yang

disiarkan bisa dipahami. Untuk mengurangi dampak ketidakpahaman,

komunikator dalam komunikasi massa terkadang melakukan berbagai cara

untuk memahamkan pesan-pesannya. Bentuk penelitian yang dilakukan agar

pesan-pesan yang disampaikan saluran komunikasi massa bisa dipahami adalah

dengan menggunakan “formula menarik” yang bisa digunakan unuk

meramalkan seberapa jauh pemahaman audience terhadap suatu pesan.

2. Efek Sekunder

Efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan

sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Menurut pendapat

Swanson (1979) ide dasar yang melatarbelakangi efek ini adalah bahwa

“audience” aktif di dalam memanfaatkan media massa. Dimana individu

menggunakan isi media untuk memenuhi tujuan mereka di dalam usaha

menikmati media massa. Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan

dan keinginan individu masing-masing. Jika kebutuhan sudah memenuhi saluran

komunikasi massa, berarti individu mencapai tingkat “kepuasan” (Keith

R.Stamm dan John E. Bowes, 1990). Menurut John R. Bittner (1996), fokus

utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhi audience,

tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada

dirinya.

Media yang mampu digunakan untuk komunikasi massa, yaitu media

massa, baik yang berupa media cetak, audio, audio visual, film dan media luar

Page 17: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

28

ruang. Media adalah kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang berarti

perantara. Media massa adalah media yang mampu meraih banyak pembaca atau

penonton tanpa mengetahui identitasnya (Rosmawaty, 2010: 123-128).

1. Media Cetak

Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan

visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau

foto, dalam tata warna dan halaman putih. Fungsi utamanya, adalah memberi

informasi dan menghibur. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal

yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang

jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dsb.

2. Media televisi

Mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1962, ketika Presiden Soekarno

menginstruksikan kepada Direktorat Perfilman Negara dan Direktur Teknik

Jawatan Radio untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games IV di

Jakarta.

3. Media Radio

Menurut David Lerner, The Passing of The Traditional Society, karena media

radio dalam perkembangannya sangat akrab dengan masyarakat tradisional

dan kaum muda. Media radio memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mampu menjangkau khalayak sasaran yang besar pada waktu yang

bersamaan.

b. Mampu menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup

terpencil dan terpencar-pencar seperti kehidupan masyarakat agraris pada

umumnya.

Page 18: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

29

c. Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi

mutakhir yang berguna.

d. Mengatasi berbagai kendala geografis.

e. Mudah dimengerti , tidak memerlukan kemampuan membaca.

f. Tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi ,dapat didengar sambil lalu.

2.3 Teori Teori Khusus

2.3.1 Uses and Gratification Theory (Teori Kegunaan dan Gratifikasi)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Eliha Katz,

dimana teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif

dalam memilih dan menggunakan media. Dengan kata lain, pengguna media

memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media, dimana

pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di

dalam usaha memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2007: 191-192).

Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan

manusiawi dalam melihat media massa, dimana manusia mempunyai otonomi,

wewenang untuk memperlakukan media. Teoretikus kegunaan dan gratifikasi

menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan

mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi.

Teori kegunaan dan gratifikasi memberikan sebuah kerangka untuk

memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau

kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun.

Page 19: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

30

Banyak asumsi kegunaan dan gratifikasi secara jelas dinyatakan oleh para

pencetus pendekatan ini (katz, blumler, & guretvitch, 1974). Mereka menyatakan

bahwa terdapat lima asumsi dasar teori ini: (West & Turner, 2008: 104)

‐ Khalayak aktif dan pengguna medianya berorientasi pada tujuan

‐ Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media

tertentu terdapat pada anggota khalayak.

‐ Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan

‐ Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,

minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang

akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.

‐ Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

Teori uses and gratification seperti dirintis oleh Jack M. Leod dan Lee B.

Becker (1981:69) memberikan penekanan pada kecenderungan audien yang aktif

dalam mengkonsumsi media, yakni bahwa the person follows his/her interests,

choosing media content according to needs and synthesize content to satisfy

rhose/those needs (Pawito, 2007: 207).

Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru, dimana dalam teori

peluru media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience berada di pihak

yang pasif. Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan

manusiawi dalam melihat media massa, dimana manusia mempunyai otonomi,

wewenang untuk memperlakukan media (Nurudin, 2007: 192).

Teori ini mendasarkan asumsinya pada gagasan bahwa konsumen atau

audiens media bersifat aktif. Hal ini berarti adanya sifat sukarela sera pilihan

Page 20: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

31

selektif audiens terhadap proses komunikasi. Jay G. Blumler (1979)

mengemukakan sejumlah gagasan menggunakan media, yang mencakup:

(Morrison, Wardhani, Hamid, 2010: 80-81)

1. Kegunaan: media memiliki kegunaan dan orang dapat memanfaatkan

kegunaan media.

2. Kehendak: motivasi menentukan konsumsi media, dimana ketika orang

membutuhkan hiburan dari televisi maka mereka mencari program komedi.

3. Seleksi: penggunaan media oleh audiens mencerminkan ketertarikan atau

preferensinya.

4. Tidak terpengaruh hingga terpengaruh: audiens menciptakan makna terhadap

isi media yang akan mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan kerjakan,

namun mereka juga secara aktif sering menghindar terhadap jenis pengaruh

media tertentu.

Schramm berusaha menegaskan bahwa audiens media massa menilai

tingkat hasil (level of reward) atau kepuasan (gratification) yang mereka

harapkan dari media dan pesan yang disampaikan dengan cara

membandingkannya dengan banyaknya pengorbanan yang harus diberikan untuk

mendapatkan hasil (Morrison, Wardhani, Hamid, 2010: 83).

Teori uses and gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh

dengan munculnya teori hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow

(1970).

Page 21: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

32

Gambar 2 Uses and Gratification Model

Sumber: Richard West & Lynn H. Turner, 2004: 394

Teori hierarki kebutuhan dan motivasi menyatakan bahwa orang akan

selalu berupaya secara aktif untuk memuaskan hierarki kebutuhannya, dan orang

yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hierarki akan berupaya mencapai

tingkatan yang lebih tinggi. Berdasarkan gagasan Maslow, bahwa manusia secara

aktif mencari segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya sangat sesuai

dengan gagasan dari Katz, Blumler, dan Gurevitch mengenai bagaiman orang

mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta

dalam proses komunikasi massa (Morrison, Wardhani, Hamid , 2010: 83-84).

Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa

dilihat dalam bagan dibawah ini.

Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. Keluarga, teman-

teman 2. Komunikasi

interpersonal

Page 22: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

33

Gambar 3 Teori Uses and Gratification

Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan

informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini

didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga

memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.

Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan

pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual.

Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

Page 23: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

34

peneguhan kontak dengan keluarga , teman , dan dunia. Hal tersebut didasarkan

pada hasrat untuk berafiliasi. Sementara itu, kebutuhan pelepasan adalah

kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan , ketegangan ,

dan hasrat akan keanekaragaman . (Nurudin, 2007: 194-195).

2.3.2 Konsep Minat

Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa keputusan seseorang untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu didasarkan kepada minat orang tersebut.

Hardjana mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Hardjana , Minat

pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat

Menurut Hafied Cangara (2002: 65) , minat berarti perhatian , kesukaan ,

hasrat terhadap suatu keinginan. Menurut Effendy dalam buku Ilmu Teori dan

Filsafat Komunikasi (2000:13) , minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan

titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Sedangkan

menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia ( 1998:583), minat diartikan sebagai

perhatian , ketertarikan , kecenderungan hati , yang dimiliki oleh individu secara

mendalam untuk mendapat sesuatu yang diinginkan dengan cara membayar

pengorbanan atau pengorbanan lainnya.

Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat merupakan suatu

hasil belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi

penerimaan minat-minat baru. Proses belajar dipengaruhi oleh minat karena dengan

Page 24: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

35

adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

subjek tertentu. Perhatian yang lebih besar ini membuat seseorang lebih giat dan

mudah untuk mempelajari sesuatu. Minat merupakan motivator yang kuat untuk

melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2004:2).

Minat merupakan suatu keadaan dalam diri individu yang mampu

mengarahkan perhatiannya untuk objek tertentu , yang dianggap penting yang

mampu mendorong mereka untuk cenderung mencari objek yang disenangi tersebut.

Adapun ciri-ciri minat dapat dilihat dari :

1. Minat timbul dari perhatian terhadap suatu objek

2. Setiap orang mempunyai kesukaan terhadap objek yang diminati

3. Minat memunculkan kecenderungan hati untuk melakukan suatu

kegiatan.

Minat berkembang karena 3 aspek yaitu :

1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran , sehingga

khalayak yang semula tidak tahu , yang tadinya tidak mengerti yang

tadinya bingung menjadi merasa jelas.

2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan . akibat dari membaca surat

kabar, mendengarkan radio , menonton televisi atau bioskop dapat

menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.

3. Efek behavioral , efek yang dihasilkan dalam perilaku seseorang yaitu

memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Page 25: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

36

Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus.

Tetapi kondisi tersebut belum sampai pada tahap timbulnya minat terhadap objek.

Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program acara Masterchef US .

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan

keadaan dalam diri seseorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan

menyukai objek tersebut sehingga cenderung selalu mencari objek yang disukainya.

2.3.2.1 Faktor Timbulnya Minat

Berdasarkan teori ”Acceptance Rejection” yang dikemukakan

Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan

tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini

pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu

suka terhadap objek,subjek atau aktivitas tersebut, maka individu akan

menerimanya. Jika individu tidak suka kepada objek, subjek atau aktivitas

tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada

reaksi individu (menolak menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat,

dan jika menolak berarti ia tidak berminat (Sarwono S.W, 2003: 71).

Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri

dari tiga faktor (Sarwono S.W, 2003: 76) :

a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat

membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik,

melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.

Page 26: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

37

b. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan

diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat

untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk

memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan

dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan

dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan

minat seseorang.

2.3.2.2 Aspek – Aspek atau Kategori Minat

Taksonomi afektif Bloom ini meliputi lima kategori

(Atkinson,Hilgard, Pengantar Psikologi, 2000) :

1. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan

untuk menerima perhatian yang terpilih. Di dalam penelitian ini

adalah bagaimana penonton menerima isi program yang berupa

presenter, tokoh, alur cerita dan musik/sound effect

2. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori

persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan.

3. Penilaian (valuing) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan,

pemilihan dan komitmen terhadap nilai – nilai tertentu.

4. Organisasi (organization) yang terdiri dari sub-kategori

penggambaran dan pengorganisasian terhadap nilai.

5. Pencirian (characterization) yang terdiri dari sub-kategori

pencirian dan pemasyarakatan nilai.

Page 27: BAB 2 arleen-final - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00514-MC-BAB 2 arleen-final.pdfpertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar

38

Di dalam penelitian, dimensi yang digunakan adalah minat.