bab 11 - konsolidasi, push-down, usaha patungan

8
Teori Konsolidasi, Akuntansi Push-Down, dan Usaha Patungan Dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasi, konsep dan prosedur yang dibahas adalah Teori kontemporer laporan konsolidasi. Teori kontemporer ini berkembang dari praktik akuntansi dan bukan merupakan pendekatan yang konsisten dalam membuat laporan keuangan konsolidasi. Teori kontemporer adalah refleksi dari dua teori, yaitu Teori perusahaan induk (Proprietary Theory) dan Teori entitas (Entitas Theory). Teori perusahaan induk didasarkan pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasi adalah perluasan dari laporan perusahaan induk dan harus dibuat dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk, dibuat untuk kepentingan pemegang saham perusahaan induk, dan pemegang saham minoritas tidak diharapkan mengambil manfaat dari laporan tersebut. Laba bersih konsolidasi dalam teori perusahaan induk merupakan ukuran laba bagi pemegang saham perusahaan induk. Teori entitas menggambarkan pandangan lain dari konsolidasi. Hal paling utama dari teori entitas adalah bahwa laporan konsolidasi merefleksikan sudut pandang keseluruhan entitas usaha, yang menilai secara konsisten seluruh sumber daya yang dikendalikan entitas. Dalam teori entitas, laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total laba konsolidasi, dan kepemilikan pemegang saham minoritas merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham konsolidasi. Teori entitas mensyaratkan bahwa laba dan ekuitas perusahaan anak ditentukan terhadap seluruh pemegang saham, sehingga jumlah totalnya dapat dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas secara konsisten. PERBANDINGAN TEORI KONSOLIDASI Teori perusahaan induk mengambil sudut pandang pemegang saham perusahaan induk, dan teori entitas memfokuskan pada keseluruhan entitas konsolidasi. Sebaliknya, teori kontemporer memandang pemegang saham dan kreditor perusahaan induk sebagai pemakai utama laporan keuangan konsolidasi, namum mengasumsikan tujuan pelaporan posisi keuangan dan hasil operasi adalah bagi entitas usaha tunggal. Teori Perusahaan Induk Teori Entitas Teori Kontemporer

Upload: jeremiahrassa

Post on 21-Nov-2015

921 views

Category:

Documents


123 download

TRANSCRIPT

Teori Konsolidasi, Akuntansi Push-Down, dan Usaha Patungan

Dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasi, konsep dan prosedur yang dibahas adalah Teori kontemporer laporan konsolidasi. Teori kontemporer ini berkembang dari praktik akuntansi dan bukan merupakan pendekatan yang konsisten dalam membuat laporan keuangan konsolidasi. Teori kontemporer adalah refleksi dari dua teori, yaitu Teori perusahaan induk (Proprietary Theory) dan Teori entitas (Entitas Theory).Teori perusahaan induk didasarkan pada asumsi bahwa laporan keuangan konsolidasi adalah perluasan dari laporan perusahaan induk dan harus dibuat dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk, dibuat untuk kepentingan pemegang saham perusahaan induk, dan pemegang saham minoritas tidak diharapkan mengambil manfaat dari laporan tersebut. Laba bersih konsolidasi dalam teori perusahaan induk merupakan ukuran laba bagi pemegang saham perusahaan induk.Teori entitas menggambarkan pandangan lain dari konsolidasi. Hal paling utama dari teori entitas adalah bahwa laporan konsolidasi merefleksikan sudut pandang keseluruhan entitas usaha, yang menilai secara konsisten seluruh sumber daya yang dikendalikan entitas. Dalam teori entitas, laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total laba konsolidasi, dan kepemilikan pemegang saham minoritas merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham konsolidasi. Teori entitas mensyaratkan bahwa laba dan ekuitas perusahaan anak ditentukan terhadap seluruh pemegang saham, sehingga jumlah totalnya dapat dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas secara konsisten.

PERBANDINGAN TEORI KONSOLIDASITeori perusahaan induk mengambil sudut pandang pemegang saham perusahaan induk, dan teori entitas memfokuskan pada keseluruhan entitas konsolidasi. Sebaliknya, teori kontemporer memandang pemegang saham dan kreditor perusahaan induk sebagai pemakai utama laporan keuangan konsolidasi, namum mengasumsikan tujuan pelaporan posisi keuangan dan hasil operasi adalah bagi entitas usaha tunggal.Teori Perusahaan IndukTeori EntitasTeori Kontemporer

Tujuan dasar dan pemakai laporan keuangan konsolidasiPerluasan dari laporan perusahaan induk, untuk manfaat dan dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk.Dibuat dari sudut pandang total entitas konsolidasi dan ditujukan kepada seluruh pihak yang memiliki kepentingan dalam entitas.Menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi usaha perusahaan tunggal, tetapi dibuat untuk kepentingan pemegang saham dan kreditor perusahaan induk.

Laba bersih konsolidasiLaba untuk pemegang saham perusahaan induk.Laba untuk seluruh pemegang saham entitas konsolidasi.Laba untuk pemegang saham perusahaan induk.

Laba kepemilikan minoritasBeban dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk, perusahaan anak sebagai entitas terpisah.Alokasi seluruh laba bersih konsolidasi kepada pemegang saham minoritas.Pengurangan dalam menentukan laba bersih konsolidasi, tetapi bukan beban. Merupakan alokasi realisasi laba entitas kepada kepemilikan minoritas dan mayoritas.

Ekuitas kepemilikan minoritasKewajiban dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk. Pengukuran didasarkan pada ekuitas hukum perusahaan anak.Bagian dari ekuitas konsolidasi, pelaporannya sama dengan penyajian ekuitas pemegang saham mayoritas.Bagian dari ekuitas konsolidasi, dilaporkan dalam jumlah tunggal karena pemilik minoritas tidak akan mengambil manfaat dari pengungkapannya.

Konsolidasi Aktiva bersih perusahaan anakKepemilikan perusahaan induk atas aktiva bersih perusahaan anak dikonsolidasikan dengan menggunakan harga yang dibayarkan perusahaan induk. Kepemilikan minoritas dikonsolidasikan pada nilai bukunya.Seluruh aktiva bersih perusahaan anak dikonsolidasikan pada nilai wajarnya yang berdasarkan harga yang dibayarkan perusahaan induk. Kepemilikan mayoritas dan minoritas atas aktiva bersih, dinilai dengan konsisten.Aktiva bersih perusahaan anak dikonsolidasikan pada nilai buku ditambah kelebihan biaya investasi perusahaan induk atas nilai bukunya. Kelebihan tersebut diamortisasi selama 40 tahun.

Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasiEliminasi 100% dari laba bersih konsolidasi untuk penjualan arus-bawah dan eliminasi kepemilikan perusahaan induk untuk penjualan arus-atas.Eliminasi 100% dalam menentukan laba bersih konsolidasi dengan alokasi antara kepemilikan minoritas dan mayoritas untuk penjualan arus-atas.Eliminasi 100% dari pendapatan dan beban dengan alokasi antara kepemilikan minoritas dan mayoritas untuk penjualan arus-atas.

Keuntungan dan kerugian konstruktif atas penarikan hutangPengakuan 100% dalam laba bersih konsolidasi atas penarikan hutang perusahaan induk dan pengakuan kepemilikan perusahaan induk untuk penarikan hutang perusahaan anak.Pengakuan 100% dalam laba bersih konsolidasi total dengan alokasi antara kepemilikan minoritas dan mayoritas untuk penarikan hutang perusahaan anak.Pengakuan 100% dalam akun-akun pendapatan dan beban dengan alokasi antara kepemilikan minoritas dan mayoritas untuk penarikan hutang perusahaan anak.

Tabel 11.1 Perbandingan Teori Konsolidasi

Konsep Kesatuan Ekonomi Pembelian GoodwillProsedur akuntansi untuk penggabungan usaha dimana aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi perusahaan anak, selain goodwill, dilaporkan pada nilai wajarnya. Hanya goodwill yang benar-benar dibeli oleh perusahaan induk yang dicatat. Metode ini dinamakan konsep kesatuan ekonomi-pembelian goodwill.Prosedur KonsolidasiPerbedaan antara teori perusahaan induk dan teori entitas terletak pada cara mengkonsolidasi laporan keuangan perusahaan induk dengan perusahaan anakm dan pada pelaporan posisi keuangan serta hasil operasi dalam laporan keuangan konsolidasi.Perbandingan Laba Bersih KonsolidasiBentuk laporan berbeda pada ketiga teori konsolidasi, akan tetapi terdapat hubungan diantaranya :1. Apabila investasi perusahaan anak dilakukan pada nilai buku dan nilai buku aktiva dan kewajiban individu sama dengan nilai wajarnya, jumlah yang tertera pada laporan laba-rugi adalah sama, baik menggunakan teori entitas maupun teori kontemporer.2. Jika tidak ada transaksi antar perusahaan, jumlah yang tertera pada laporan laba-rugi harus sama, baik menggunakan teori perusahaan induk maupun teori kontemporer.3. Jika tidak ada kepemilikan minoritas, jumlah yang tertera dalam laporan laba-rugi, akan sama dalam ketiga teori itu.Perbandingan Neraca KonsolidasiJumlah total aktiva adalah sama, baik menggunakan teori perusahaan induk maupun teori kontemporer, akan tetapi lebih besar jumlahnya dengan menggunakan teori entitas.Total kewajiban dan ekuitas adalah sama jumlahnya, baik menggunakan teori kontemporer maupun teori perusahaan induk, akan tetapi kewajiban lebih besar dengan menggunakan teori perusahaan induk, dimana kepemilikan minoritas dikelompokan sebagai kewajiban. Ekuitas pemegang sahamlebih besar dengan teori kontemporer, dimana kepemilikan minoritas dikelompokan sebagai bagian dari ekuitas.Untuk generalisasi pendapatan, jumlah neraca baik dalam teori kontemporer maupun teori perusahaan induk adalah sama jika tidak ada transaksi antar perusahaan. Dan sama pula dengan teori entitas dan teori kontemporer, bila tidak ada perbedaan antara biaya investasi dengan nilai buku investasinya. Bila tidak ada kepemilikan minoritas, jumlah pada neraca akan sama dalam ketiga teori tersebut.Pandangan Lain Tentang Kepemilikan MinoritasCara untuk mengeliminasi kepemilikan minoritas dari laporan konsolidasi ialah dengan melaporkan total pendapatan konsolidasi pada bagian akhir laporan laba-rugi konsolidasi dengan pengungkapan catatan kaki terpisah antara kepemilikan minoritas dan mayoritas. Perlakuan konsolidasi dalam neraca konsolidasi membutuhkan total ekuitas konsolidasi yang dilaporkan sebagai pos tunggal dengan pengungkapan catatan kaki terpisah antara ekuitas mayoritas dan kepemilikan minoritas.Cara lain untuk mengeluarkan kepemilikan minoritas dalam laporan keuangan konsolidasi ialah dengan hanya mengkonsolidasi jumlah mayoritas pendapatan, biaya, aktiva, dan kewajiban dari perusahaan anak yang dimiliki kurang dari 100%.

PERTIMBANGAN AKUNTANSI PUSH-DOWN DAN BASIS LAINNYAPada situasu tertentu di Amerika, SEC mensyaratkan bahwa nilai wajar dari aktiva dan kewajiban perusahaan anak yang akan diakuisisi, yang menggambarkan penggunaan basis biaya oleh perusahaan induk dicatat dalam laporan keuangan terpisah pembelian perusahaan anak. SEC mengharuskan penggunaan akuntansi push-down untuk persyaratan SEC jika perusahaan anak dimiliki secara keseluruhan (biasanya 97%) tanpa ada saham preferen atau hutang kepada publik.Argumen SEC adalah jika perusahaan induk mengendalikan kepemilikan dalam suatu entitas, akuntansi untuk pembelian aktiva dan kewajiban harus sama tanpa memandang apakah entitas itu akan terus ada atau merger kedalam operasi perusahaan induk. Jika perusahaan anak memiliki hutang kepada publik atau memiliki saham preferen atau ada kepemilikan minoritas yang signifikan, perusahaan induk tidak akan dapat mengendalikan kepemilikan.Pendapat atas akuntansi push-down bahwa transaksi pembelian antara perusahaan induk/investor dengan pemegang saham perusahaan anak terdahulu, tidak sesuai dengan basis akuntansi yang baru untuk aktiva dan kewajiban perusahaan anak yang menggunakan prinsip harga perolehan. Perusahaan anak bukanlah bagian dari transaksi ia tidak menerima dana baru : tidak menjual aktiva.

USAHA PATUNGANUsaha patungan (joint venture) adalah bentuk persekutuan yang dimulai oleh ekspedisi perdagangan maritime Yunani dan Romawi. Tujuannya adalah menggabungkan partisipasi manajemen dengan pemilik modal suatu proyek perdagangan spesifik dan terbatas. Saat ini usaha patungan berkembang menjadi berbagai bentuk seperti persekutuan dan perusahaan, domestik dan asing, temporer maupun permanen.Tipe umum usaha patungan temporer ialah bentuk sindikat yang terdiri dari banker investasi untuk membeli sekuritas dari perusahaan yang mengeluarkannya dan kemudian memasarkannya kepada masyarakat umum. Usaha patungan memungkinkan beberapa pesertanya berbagi risiko dan hasil, atas tindakan yang jika dilakukan oleh seorang peserta sangat berisiko. Usaha patungan juga memungkinkan mereka untuk menggabungkan teknologi, pemasaran, dan SDM untuk mencapai laba potensial bagi seluruh pesertanya. Bidang lain yang umum untuk usaha patungan ialah penjualan tanah, eksplorasi dan pengeboran minyak, dan proyek konstruksi.Bidang baru dan kegunaan dari bentuk usaha patungan bagi dunia usaha semakin lama semakin penting. Salah satu keuntungan dari usaha patungan adalah menghindari harga akuisisi yang mahal.Pengertian Usaha PatunganMenurut PSAK No 12, usaha patungan adalah perjanjian kontraktual antara dua atau lebih pihak untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang dikendalikan bersama.Jenis Usaha PatunganPSAK No. 12 hanya mengatur dua jenis umum usaha patungan, yaitu :1. Pengendalian bersama operasi (jointly controlled operation).2. Pengendalian bersama aset (jointly controlled asset).Ciri-ciri umum dari suatu usaha patungan adalah sebagai berikut :a. Dua atau lebih venture diikat oleh suatu perjanjian kontraktual.b. Perjanjian kontraktual tersebut menciptakan pengendalian bersama.Suatu aktivitas yang disebut sebagai usaha patungan harus disertai dengan perjanjian kontraktual yang menciptakan pengendalian bersama.Isi dari perjanjian kontrak biasanya adalah :1. Aktivitas, jangka waktu dan kewajiban pelaporan dari usaha patungan tersebut.2. Penunjukkan pengurus usaha patungan dan hak suara para venture.3. Partisipasi financial masing-masing.4. Cara pembagi output, pendapatan, beban atau hasil usaha joint venture kepada para venture.Akuntansi untuk Joint VentureBerdasarkan bentuknya, pengendalian bersama operasi (PBO) dan pengendalian bersama aset (PBA), setiap venture membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-masing sesuai dengan bentuk joint venture yang dilakukan.Untuk bagian partisipasi venture dalam pengendalian bersama operasi, tiap venture membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-masing :1. Aktiva yang dikendalikannya sendiri dan kewajiban yang timbul atas aktivitasnya sendiri.2. Beban (expenses) yang terjadi atas aktivitasnya sendiri dan bagiannya atas pendapatan bersama dari penjualan barang dan jasa oleh joint venture tersebut.Sehubungan dengan bagian partisipasi venture dalam pengendalian bersama aset, tiap venture membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-masing :1. Bagiannya atas aset yang dikendalikan bersama, diklasifikasikan menurut sifat dari aset tersebut, bukan sebagai investasi.2. Setiap kewajiban yang menjadi tanggungannya sendiri.3. Bagiannya atas setiap kewajiban bersama yang ditanggung bersama oleh para venture sehubungan dengan usaha patungan.4. Bagiannya atas output usaha patungan, dan bagiannya atas beban bersama yang terjadi pada usaha patungan tersebut.5. Beban yang menjadi tanggungannya sendiri sehubungan dengan partisipasinya dalam usaha patungan.Perlakuan akuntansi pengendalian bersama aset mencerminkan substansi dan realitas ekonomi dan bentuk formal usaha patungan. Laporan keuangan tersendiri wajib disusun untuk usaha patungan tersebut apabila jumlahnya material dan proyek kerja sama diselesaikan dalam jangka panjang. Jenis, bentuk dan isi laporan keuangan disesuaikan dengan kebutuhan venture dan perjanjian kontraktual.Transaksi antara Venturer dan Usaha PatunganApabila venturer menyerahkan atau menjual suatu aset kepada usaha patungan, pengakuan keuntungan atau kerugian harus merefleksikan substansi dari transaksi tersebut. Apabila aset tersebut masih dalam penguasaan usaha patungan, dan venturer telah mentransfer risiko dan manfaat yang signifikan atas aset tersebut, maka venturer tersebut hanya mengakui keuntungan penjualan sebesar bagian partisipasi (interest) venturer lainnya. Venturer harus mengakui seluruh kerugian apabila akibat penyerahan atau penjualan aset tersebut terdapat bukti terjadinya penurunan nilai realisasi bersih (net relisable value) aktiva lancar atau penurunan yang tidak bersifat sementara (other than temporary) nilai tercatat (carry-ing amount) aset jangka panjang.Apabila venturer membeli aset dari suatu usaha patungan, venturer tidak boleh mengakui bagiannya baik atas keuntungan maupun kerugian usaha patungan dari transaksi tersebut sampai saat aset tersebut dijual oleh venturer pada pihak lain yang independen. Apabila akibat pembelian aset tersebut terdapat bukti bahwa terjadi penurunan nilai realisasi bersih aktiva lancar atau penurunan yang tidak bersifat sementara nilai tercatat aset jangka panjang, maka venturer harus mengakui segera bagiannya atas kerugian tersebut.