bab 10

65
BAB 2 PEMBAHASAN 1. PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK 1.1 TEORI PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK Dalam organisasi sektor publik, ada dua jenis pelaporan yang dikenal yakni pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas serta sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas. Entitas yang berkewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sektor publik adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintah, unit pelaksana teknis, LSM, Partai Politik, SM, Partai Politik, Yayasan, dan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya. Pelaporan tersebut diserahkan ke masyarakat secara umum atau DPR, sehingga masyarakat, anggota dPR (users), konsituen atau masyarakat dampingan, dapat menerima informasi yang lengkap dan tajam tentang kinerja program organisasi beserta unitnya. Sedangkan pelaporan keuangan merupakan cerminan dari posisi keuangan serta transaksi yang telah dilakukan suatu organisasi sektor publik dalam kurun waktu tertentu. 1.1.1 Laporan Keuangan di Organisasi Sektor Publik Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh 1

Upload: yuni-andriany

Post on 24-Oct-2015

193 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 10

BAB 2

PEMBAHASAN

1. PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1.1 TEORI PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK

Dalam organisasi sektor publik, ada dua jenis pelaporan yang dikenal yakni pelaporan

kinerja dan pelaporan keuangan. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk

mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas serta sumber daya yang harus

dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas.

Entitas yang berkewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sektor publik adalah

pemerintah pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintah, unit pelaksana teknis, LSM,

Partai Politik, SM, Partai Politik, Yayasan, dan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya.

Pelaporan tersebut diserahkan ke masyarakat secara umum atau DPR, sehingga masyarakat,

anggota dPR (users), konsituen atau masyarakat dampingan, dapat menerima informasi yang

lengkap dan tajam tentang kinerja program organisasi beserta unitnya. Sedangkan pelaporan

keuangan merupakan cerminan dari posisi keuangan serta transaksi yang telah dilakukan

suatu organisasi sektor publik dalam kurun waktu tertentu.

1.1.1 Laporan Keuangan di Organisasi Sektor Publik

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan

keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas

suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai untuk membuat dan mengevaluasi

keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai suatu entitas dalam aktivitasnya guna

mencapai tujuan.

Secara spesifik tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan

informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas

atas sumber daya yang dipercayakan dengan cara :

a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber

daya keuangan.

1

Page 2: Bab 10

b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan

memenuhi kebutuhan kasnya.

c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam

membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.

d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang

terjadi

e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja

entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

1.1.2 Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik

Jenis laporan keuangan sektor publik yang minimal dan terintegrasi, meliputi :

a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi

aktiva,utang,dan modal pemilik selama satu perioda. Secara minimum, laporan posisi

keuangan harus memasukkan pos-pos yang menyajikan jumlah berikut :

1. Properti,pabrik dan peralatan

2. Aktiva tidak berwujud

3. Aktiva keuangan

4. Investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas

5. Persediaan

6. Pemulihan transaksi nonpertukaran, termasuk pajak dan transfer

7. Piutang dari transaksi pertukaran

8. Dll

b. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit)

Laporan kinerja keuangan adalah laporan keuangan yang menyajikan

pendapatan dan biaya selama satu perioda tertentu. Laporan kinerja keuangan

minimal harus mencakup pos-pos lini berikut :

1. Pendapatan dari aktiva operasi

2. Surplus atau defisit dari aktiva operasi

3. Biaya keuangan

4. Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang

menggunakan metode ekuitas

5. Surplus atau defisit dari aktivitas biasa

2

Page 3: Bab 10

6. Pos-pos luar biasa

c. Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto

Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto menggambarkan kenaikan atau

penurunan kekayaan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus

diungkapkan dalam laporan keuangan. Pendapatan dan biaya lainnya diakui secara

langsung sebagai perubahan aktiva/ekuitas neto dari setiap kontribusi dan distribusi

kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto ini meliputi :

1. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya

sebagai pemilik

2. Saldo akumulasi surplus dan defisit pada awal periode, pada tanggal

pelaporan, dan pergerakan selama periode

3. Pengungkapan komponen aset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi

antara nilai tercatat setiap komponen aset/ekuitas neto pada awal dan akhir

periode yang mngungkapkan setiap perubahan

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan

pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran khas di

klarifikasikan menurut kegiatan operasi , pembiayaan, dan kegiatan investasi.

Informasi arus kas sangat bermanfaaat bagi pemakai keuangan karena dasar

estimasi kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan

entitas untuk mengunakan arus kas tersebut.

e. Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan atas keuangan laporan adalah bagian yang tak terpisahkan ari

laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan

keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Berdasarkan PP No 8 Tahun 2006 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 juncto

Permendagri NO. 59 Tahun 2007, catatan atas laporan keuangan entitas publik harus

mencakup hal-hal berikut :

1. Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target undang-undang

APBN/PERDA APBD

Kebijakan fiskal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah

kebijakan-kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efesiensi belanja ,

3

Page 4: Bab 10

dan penentuan sumber atau pengunaan pembiayaan. Kondisi ekonomi makro yang

harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah asumsi-asumsi

indikator ekonomi makro yang digunakan dalama penyusunan APBN/APBD berikut

tingkat pencapaiannya.

2. Iktisar pencapaian kinerja keuangan

Iktisan pembahasan kinerja keuangan dalam catatan atas laporan keuangan harus :

a. Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan.

b. Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana kinerja keuangan

dalam satu entitas pelaporan.

c. Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh menajemen agar

dapat memberikan keyakinana yang beralasan bahwa informasi kinerja keuangan

yang dilaporkan itu relefan dan andal.

3. Kebijakan akuntansi

Kebijakan akuntasi memuat :

a. Entitas pelaporan

b. Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

c. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

d. Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi

e. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan

keuangan.

4. Penjelasan tentang perkiraan laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas:

a. Laporan realisasi anggaran

Pendapatan

Belanja

Transfer

Pembiayaan

b. Neraca

Pengungkapan akun-akun neraca :

Aset lancar

Investasi jangka panjang

Aset tetap

Aset lainnya

Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka panjang

4

Page 5: Bab 10

Ekuitas dana lancar

Ekuitas dana investasi

c. Laporan Arus Kas

Arus kas dari aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan

Arus kas dari aset pembiayaan

Arus kas dari aktivitas nonanggaran

5. Pengungkapan lainnya

Pengungkapan ini berisi hal-hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain:

Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan

Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru

Kontijensi

Komitmen

Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan

Kejadian yang mempunyai dampak sosial

Kejadian penting setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara signifikan

terhadap akun yang disajikan dalam neraca.

1.1.3 Contoh Analisis Keuangan Publik

Analisis keuangan publik yang dapat dimunculkan dari informasi laporan keuangan

meliputi :

a. Laporan Kinerja Keuangan (Neraca)

Likuiditas pemerintahan/organisasi

Komposisi investasi pemerintahan

Kekayaan pemerintah/organisasi

Komposisi kewajiban pemerintahan

Revaluasi cadangan pemerintah

Komposisi utang pensiun pegawai pemerintahan

b. Laporan kinerja keuangan (surplus atau defisit)

Efektivitas penarikan pajak

Tingkat pelanggaran peraturan keuangan

Komposisi pendapatan pemerintah

Komposisi pengeluaran pemerintah

5

Page 6: Bab 10

Beban bunga atas pinjaman pemerintah

Rugi surplus translasi mata uang

c. Laporan arus kas

Komposisi arus kas

Tingkat penarikan pajak baik individual, organisasi, maupun produk

Komposisi pajak tidak langsung

Komposisi likuiditas pendapatan lain-lain dari pemerintah

>komposisi pengeluaran kas pemerintah

Komposisi pengeluaran investasipemerintah

Komposisi likuiditas pertukaran mata uang

Selain itu, pengukuran kinerja perekonomian dapat dikemebangkan dalam wujud

indikator seperti :

a. Indikator pertumbuhan ekonomi

Pendapatan nasional bruto perkapita

Tingkat konsumsi perkapita

Volume ekspor

Harga (tingkat inflasi)

b. Indikator struktural

Persentase tabungan domestik bruto terhadap pendapatan nasional bruto

(PNB)

Persentase investasi domestik bruto terhadap PNB

Persentase barang-barang primer terhadap total ekspor

Konsumsi energi perkapita

c. Indikator sosial

Tingkat kematian

Tingkat kematian bayi

Konsumsi kalori perkapita

Tingkat pendidikan dasar

Tingkat pendidikan menengah

6

Page 7: Bab 10

1.1.4 Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik

Tabel 10.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pada tanggal 31 desember 20x8 (dalam ribuan rupiah)

20X8 20X8 20X5 20X5AktivaAktiva LancarPiutang X X Total aktiva lancar X XAktiva tidak lancarPiutang X XInvestasi X X Total aktiva tidak lancar X XAktiva total X XKewajibanUtang usaha X X Total Kewajiban X X

Tabel 10.2 Laporan perubahan Ekuitas/neto

Organisasi Sektor Publik

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20x7

(dalam ribuan rupiah)

Modal sumbangan

Cadangan revaluasi

Cadangan transisi

Akumulasi surplus/defisi

t

total

Saldo per31 desember 20x6 X X (X) X X

Perubahan kebijakan akuntansi (X) (X) (X)

Saldo dinyatakan kembali X X X X X

Surplus dari revaluasi properti X X

Defisit dari revaluasi investasi (X) (X)

Perbedaaan translasi mata uang (X) (X)

Surplus dan rugi neto tidak diakui dalam laporan kinerja keuangan

X (X) X

Surplus neto periode berjalan X X

Saldo per31 desember 20x7 X X (X) X X

7

Page 8: Bab 10

1.2 SISTEM PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1.2.1 Dasar Kas (Cash Base)

Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun

keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bias dihasilkan

apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalah perimbangan

kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga tidak ada utang. Penyesuaian saham

tidak dilakukan, karena akun tidak memperhatikan pencatatan, diaman yang diperhatikan

hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang

penutupan saham/closing stock figure).

Laporan arus kas banyak dipakai dalam akuntansi bisnis, namun sebagai tambahan

atas laporan pendapatan dan laporan posisi keuangan. Laporan ini lama kelamaan digantikan

oleh laporan arus cadangan yang merupakan representasi akuntansi akrual, walaupun

memasukkan informasi yang sebaliknya justru tidak pernah disajikan. Ada satu buku yang

sangan penting dan berharga mengenai akuntansi aurs kas bagi dunia usaha (Lee,1984) yang

menyatakan bahwa laporan akuntansi akrual tradisional selalu subjektif dan

menyembunyikan informasi penting tentang kinerja organisasi.

Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sector public dan oganisasi

nirlaba, misalnya akun penerimaan dan pembayaran yang sederhana dari suatu kegiatan

derma kecil dan yang terpenting, terutama dalam jumlah uang yang digunakan adalah akun

kas pemerintah.

Contoh Laporan Keuangan Berbasis Kas

No

Sektor

Pengeluar

an

Bruto

Pendapata

n

Anggaran

Pengeluar

an Neto

Pengeluar

an

Bruto

Pendapat

an

Aktual

Pengelua

ran Neto

Belanja

lebih

kurang

terhadap

pengelua

ran bruto

Kelebihan

perkiraan

pendapatan

Belanja

lebih

kurang

neto

1 Pertahanan:

Biaya

Operasi dan

pendukung

Rp J

13.778

Rp J

1.109

Rp J

12.670

Rp J

13.676

Rp J

1.096

Rp J

12.583

Rp J

100

Rp J

13

Rp J

87

2 Pertahanan: 4.407 517 3.891 4.406 517 3.889 2 - 2

8

Page 9: Bab 10

Logistik

3 Pertahanan:

Pengadaan

Sistem dan

Riset

7.544 390 7.153 7.339 382 6.958 205 9 196

4 Pertahanan:

Uang

Pesangon,

Pensiun, dll.

1.920 1.060 860 1.909 1.060 850 11 - 11

Total 27.650 3.075 24.574 27.333 3.054 24.279 312 22 295

Gambar: Pengeluaran Kementrian Pertahanan Inggris, 1993/1994

Suatu organisasi memiliki serangkaian transaksi pembelian yang diawali dengan

pesanan dan diakhiri dengan pembayaran kas. Secara umum, batas periode akuntansi

dipisahkan oleh 2 titik, yaitu awal dan akhir tahun. Dalam kasus ini, pengaruhnya adalah

bahwa barang diterima pada periode sebelumnya (faktur) belum diakui, karena kas belum

dibayar sampai tahun berikutnya.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa akuntansi berbasis kas mampu menyediakan informasi

yang penting dan objektif. Di sisi lain, informasi tentang pendapatan dan modal serta biaya

operasi organisasi selama periode tertentu tidak dapat diasajikan. Keuntungan dan kerugian

merupakan hal penting bagi organisasi baik sector public maupun sector swasta.

1.2.2 Dasar Akrual (Accrual Base)

Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah :

Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan bukan sebagai

uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain, dapat

dipetahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama

periode bersangkutan.

Kepastian penerimaan secara hokum sangat ditentukan dengan faktur yang

diterbitkan. Kepastian munculnya biaya ditentukan dengan penerimaan jasa/barang. Menurut

metode biaya historis, modal diperhitungkan sebagai modal awal yang diinvestasikan. Karena

itu, tanah tidak disusutkan dan dapat diungkapakan pada laporan poisi keuangan. Menurut

metode biaya saat ini, nilai tanah diungkapkan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai

9

Page 10: Bab 10

pasarnya. Sedangkan nilai asset yang disusutkan akan diungkapkan sebagai nilai pasar asset

dikurangi biaya penyusutan saat itu.

Penerapan dasar akrual akan mempengaruhi system akuntasi yang digunakan seperti

penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan. Terkait dengan itu, penerapan

dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan

debitor. Oleh karena itu, organisasi sector public akan membuat catatan yang sangat teliti dari

para debitor dan kreditor. Jadi, system akuntansi yang dibangun dapat dipilih mana yang

berorientasi utang dan mana yang berorientasi piutang.

Berbagai laporan dalam konsep akrual tidak dibuat secara seragam. Setiap organisasi

sector public mempunyai daftar laporan yang jumlahnya mungkin berbeda dengan yang lain.

Hal ini terjadi karena adanya perbedaan proses kerja antarorganisasi. Namun juga ada

persamaan dalam proses pelaporan posisi keuangan dan pelaporan operasional di berbagai

organisasi. Hal ini disebabkan alur penerimaan dan pembayaran terjadi secara konsisten

antarorganisasi.

Salah satu perbedaan perlakuan akuntansi berbasis akrual aalah terhadap utang jangka

panjang. Manfaat laporan posisi keuangan adalah menilai tingkat kesanggupan (dalam hal ini

rasio utang terhadap ekuitas) untuk menanggung resiko usaha di masa depan. Peluang

penerimaan deviden ditentukan oleh tingkat pencapaian laba operasi. Selain itu, perbandingan

utang dengan laba operasi akan memunculkan kemampuan organisasi untuk melunasi

utangnya atau sebaliknya, kemampuan organisasi mengelola utang dalam menghasilkan

keuntungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat dasar akrual ini sangat berarti bagi

pengelolaan asset public.

Penerapan dasa akrual ditanggapi berbeda oleh Governmental Accounting Stabdards

Board (GASB) di Amerika Serikat. Berikut adalah definisisnya (GSAB, 1994, h.A-10) :

Fokus perhitungan tidak hanya digunakan untuk mempertimbangkan sumber nama yang

akan diperhitunjgkan, namunjuga kapan dampak transaksi akan terjadi. Dasar akuntasi

menunjukkan kapan dampak transaksi harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.

Sebagai contoh, dampak transaksi dapat diakui menurut dasar akrual (kapan transaksi atau

peristowa itu terjadi), atau dasar kas (kapan kas diterima atau dibayarkan). Dasar akuntansi

adalah bagian inti dari focus perhitungan karena diperlukan waktu pengakuan tertentu untuk

10

Page 11: Bab 10

memenuhi focus perhitungan tertentu. Kebijakan yang mendasari laporan operasi

pemerintah adalah aliran focus perhitungan sumber keuangan ….

Dalam prakteknya, kapasitas sumber keuangan yang diperoleh selama satu periode

diukur dengan kemampuannya memenuhi klaim atau sumber keuangan selama periode

tersebut. Fokus pertimbangan seperti ini hanya mempertimbangkan kapasitas sumber

keuangan dengan dasar akrual. Sumber keuangan disini menurut GSAB (h.A-10) adalah kas,

klaim atas kas (seperti jaminan utang dari entitas atau rekeniing serta pajak diterima lainnya),

klaim atas barang atau jasa (seperti item-item pembayaran), barang yang dapat dikonsusi

(seperti suplai persediaan), dan jaminan ekuitas dari entitas lain yang dikendaliakn sebagai

hasil transaksi sebelumnya.

Keunggulan dan Kelemahan Dasar Akrual

Keunggulannya yakni : Pertama, penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasi

berhubungan dengan penerimaan dan pemasukannya, yang berarti bahwa dasar akrual

memberikan alat ukur atas barang atau jasa yang dikonsumsi, diubah serta diperoleh;

sementara dasar kas menyediakan alat ukur atas arus kas masuk dan arus kas keluar.

Kedua, dasar akrual menunjukkan gambaran tentang pendapatan. Perubahan

pendapatan yang diperoleh menurut dasar akrual dan besarnya historis adalah alat ukur

kinerja yang dapat diterima. Semakin besar keuntungan, semakin besar keberhasilannya. Ini

tidak berarti bahwa pengukuran keuntungan bersifat mutlak atau objektif. Kenaikan

penyusutan, penilaian saham, penetuan piutang yang meragukan, dan lain-lain merupakan

penilaian subjektif yang membuat keuntungan biaya historis juga menjai bersifat subjektif.

Namun subjektifitas ini dikendalikan dengan opini auditor independen, pengembangan

standar akuntansi, dan laporan hasil pemeriksaan.

Ketiga, dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal yang

diinvestasikan dalam organisasi sector public akan berusaha dipertahankan. Pada abad ke 19,

kreditor di Inggris terkecoh oleh keharusan membayar hutang karena manajemen organisasi

telah mengubah modal sebagai pendapatan. Keterbatasan kemampuan para pemilik saham

telah menyebabkan para kreditor tidak menerima ganti rugi. Konsekuensinya, kasus dan

aturan hokum dinuat untuk mencegah distribusi (pengubahan) mkodal yang ditanamkan.

11

Page 12: Bab 10

Kelemahannya yakni :

Pertama, penentuan pos dan besaran transaksi dicata dalam jurnal yang dilakukan oleh

individu yang bertugas mencatatnya. Pengaruh subjektifitas individu pencatat transaksi cukup

besar. Hal ini hanya bia dikendalikan melalui fungsi audit sebagai verifikasi dan standar

akuntansi sebagai panduan catatan. Meskipun dmeikian, kemungkinan untuk mendistosikan

informasi akuntansi masih terbuka.

Kedua, relevansi akuntasi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan denga nilai historis

dan inflasi.

Ketiga, Jika dibandingkan dengan dasar kas, penyesuaian akural membutuhkan

prosedur administrasi yang lebih rumit sehingga biaya administrasinya menjadi lebih mahal.

Keempat, Peluang terjadinya manipulasi keuangan sulit dikendalikan. Menurut dasar

kas, manipulasi akuntansi dilakukan melalui penundaan pembayaran kas, dimana anggaran

merupakan atu-satunya panduan untuk mengendalikan keuangan. Menurut dasar akrual,

penundaan pengajuan atau penerimaan kas tidak berpengaruh. Peluang manipulasi menjadi

terbuka apabila pengeluaran uang dilakukan tnapa melalui prosedur, terutama untuk

pengeluaran uang dibawah normal. Apabila audit tidak dilakuakn, semua pengeluaran akan

tampak normaldalam besarannya. Dalam daar akrual, pengeluaran untuk membelibarang

hanya membutuhkan satu faktur.

1.2.3 Akuntansi Dana (Fund Accounting)

Akuntansi dana merupakan salah satu alternative system akuntansi di sector public

yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di sector swasta,

akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang disimpan. Namun bagi

sector public, dana kas sector public cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan. Besarnya dana kas sangat memepengaruhi anggaran organisasi sector public,

sehingga system akuntansi lebih memprioritaskan pengelolaan dana kas.

Sistem dana ini mengakui transaksi organisasi ketika komitmen sudah disepakati. Ini

berarti bahwa ransaksi belum diakui ketika kas dibayar atau diterima, atau ketika faktur

diterima atau dikeluarkan, namun lebih awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirimkan atau

diterima.

12

Page 13: Bab 10

Fungsi dan Permasalahan Akuntansi Dana

Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar

pemikirannya adalah manajer tidak bisa mengendalikan laporan bulanan, dan proses

menghasilkan prose situ adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer akan sangat

menentukan seberapa besar pencairan dari anggaran yang telah disepakati. Manajer dapat

menetukan pesanan dengan faktur yang akan diterimanya. Oleh karena itu, manajer dapat

mengendalikan kesesuaian catatan dengan anggaran yang disepakati. Perdebatan mengenai

informasi akuntansi sangat relevan bagi manajer akan muncul, yaitu ketika informasi itu tidak

dimasukkan dalam laporan.

Permasalahan akuntansi akrual akan muncul dalam akuntansi dana. Manajer akan

mengalami masalah dengan pengeluaran anggaran di bawah target dalam bulan-bulan

tertentu, dimana kekurangan tersebut akan ditutupi pada periode berikutnya. Menurut dasar

akrual, seluruh aggaran yang telah terpakai dapat ditandai dengan tambahan pesanan yang

dikirimkan dan faktur yang diterima sebelum pencatatan. Dalam akuuntansi dana atau

komitmen, manajer dapat mengirimkan pesanan beberapa hari sebelum akhir tahununtuk

‘memenuhi’ anggaran. Akuntansi dana memberikan peluang kontribusi ke cadangan umum

pada akhir tahun dan menjadikan kontribusi itu sebagai pembiayaan.

1.3 SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

13

1. Transaksi 2. Analisis bukti transaksi

6. Penerbitan laporan dan catatannya

5. Kertas kerja

3. mencatat data transaksi (jurnal)

4. Mengelompokkan dan mengikhtisarkan data yang dicatat

(posting)

Page 14: Bab 10

1.3.1 Transaksi

Adalah persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak lain. Dalam hal ini,

transaksi yang dimaksud adalah transaksi dalam organisasi sector public dan pihak lain.

Transaksi- transaksi yang terjadi inilah yang nantinya akan dilaporkan dalam laporan

keuangan organisasi.

1.3.2 Analisis Bukti Transaksi

Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi informasi

tentang kegiatan transaksi tersebut. Dari bukti transaksi inilah kemuadian dianalsis dan

digunakan sebagai dasar pencatatan.

1.3.3 Mencatat Dana Transaksi

Dari analisis bukti transaksi tersebutakan dilakukan pencatatan atas transaksi yang

telah terjadi. Pencatatan dana transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.

1.3.4 Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang Dicatat (Posting)

Dalam buku besar terdapat daftar nama kelompok akunn yang ada pada suatu

organisasi. Berdasarkan nama akun yang ada, catatan atas transaksi tersebut dikelompokkan

sesuai dengan namanya masing-masing. Hal inilah yang disebut dengan posting.

1.3.5 Penerbitan Laporan dan Catatannya

Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan ke dalam buku

besar dan kemudian berdasarkan catatan tersebut, dibuatlah laporan keuanganyang akan

disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan sector public yang

telah disusun tersebut kemudian dianalisis untuk menilai kebenarannya dan realibilitasnya.

1.4 TEKNIK PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1. Tahapan Pencatatan

Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan

bukti pencatatan.

Sebagai contoh, jika bendaharawan melakukan pembelian ATK, maka ia akan

mempunyai kuitansi pembelian sebagai bukti transaksi. Selain itu, nominal harga

14

Page 15: Bab 10

yang sesuai tertera di kuitansi pembelian tersebt juga akan dicatat pada jurnal

pengeluaran sebagai bukti pencatatan.

Kegiatan pencatatan bukti transaksi dalam buku harian atau jurnal

Jurnal merupakan suatu media/metode yang digunakan untuk mencatat transaksi

keuangan. Dalam jurnal ini, transaksi keuangan untuk pertama kalinya

diklasifikasikan sesuai dengan informasi yang akan disajikan dala laporan

keuangan. Dalam jurnal ini pula, kegiatan pengikhtisaran data dilakukan beserta

hasilnya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) dan kemudian diposting keakun

bersangkutan dalam buku besar.

Contoh:

Memindahbukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke

dalam akun buku bear.

Buku besar (ledger) adalah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan.

Akun-akun itu digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan

ekuitas. Dengan demikian, akun merupakan kumpulan informasi dalam suatu

system akuntansi. Buku besar terbagi menjadi Buku Besar Umum (general

ledger) dan Buku Besar Pembantu (subsidiary ledger). Sistem buku besar umum

menampilkan proses transaksi untuk buku besar umum dan siklus keuangan

akuntansi sector public.

Sistem buku besar umum mempunyai beberapa tujuan :

Mencatat semua transaksi akuntansi secara akut dan benar

Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat

Menjaga keseimbangan debet dan kredit dalam akun

Mengakomodasi ayat jurnal penyesuaian yang dibutuhkan

15

TANGGAL KETERANGAN REF DEBET KREDIT

Mei 1 Kas

Modal tuan Ali

111

301

4.000.000

4.000.000

Page 16: Bab 10

Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk

setiap periode akuntansi

Fungsi dari system buku besar umum :

Mengumpulkan data transaksi

Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi serta akun

Memvalidasi transaksi yang terkumpul

Memperbaharui akun buku besar umum dan file transaksi

Mempersiapkan laporan keuangan

Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian akun tertentu yang

ada dalam buku besar umum. Akun buku besar umum yang rinciannya dicatat

dalam buku besar pembantu disebut akun pengendali. Sedangkan akun-akun yang

merinci akun pengendali disebut akun pembantu.

Penggunaan buku besar pembantu mempunyai beberapa kelebihan :

Memudahkan penyusunan laporan keuangan karena buku besar umum terdisi

dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi

kesalahan dalam buku besar umum

Ketelitian pembukuan dapat diuji dengan membandingkan saldo akun buku

besar umum dengan jumlah saldo dalam buku pembantu

Dapat diadakan oembagian tugas dalam mengerjakan akuntansi

Memungkinkan pembukuan harian atas bukti-bukti pendukung transaksi ke

dalam buku pembantu

Bisa segera diketahui jumlah berbagai unsur

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN + BIAYA

Atau

AKTIVA + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN

AKTIVA

Debet KreditAset Lancar: Kas dan Setara Kas

Piutang

16

Page 17: Bab 10

PersediaanPembayaran di MukaInvestasi (surat berharga)Aset Lancar Lainnya

Aset Tidak LancarPiutang Tidak LancarInvestasi (barang)Aset Keuangan Lainnya

Infrastruktur, Pabrik, dan PeralatanTanah dan BangunanAset Tidak Berwujud

Aset Nonkeuangan LainnyaAset Tidak Lancar Lainnya

KEWAJIBAN

Debet KreditKewajiban Lancar

UtangPinjaman Jangka PanjangBagian Lancar PinjamanCadangan (Provisions)Tunjangan PegawaiDana PensiunKewajiban Lancar Lainnya

Kewajiban Tidak LancarUtangPinjamanPenyisihan (Provisions)Tunjangan PegawaiDana PensiunKewajiban Tidak Lancar Lainnya

EKUITAS

Debet KreditKepentingan Minoritas Modal yang Ditempatkan

CadanganAkumulasi Surplus/(Defisit)

PENDAPATAN

Debet KreditPendapatan Operasi

17

Page 18: Bab 10

Pajak (Tax Revenue)Fee, Denda, Biaya Hukuman, & PerizinanPenerimaan dari Transaksi PertukaranTransfer dari Entitas Pemerintah LainnyaPendapatan Operasi Lainnya

Pendapatan NonoperasiLaba Penjualan Properti, Bangunan, dan

PeralatanPenerimaan ModalPenerimaan Luar Negeri

BIAYA

Debet KreditBiaya Operasi

Upah, Gaji, dan Tunjangan PegawaiBantuan dan Pembayaran Transfer LainnyaPerlengkapan dan Barang Habis PakaiBiaya Penyusutan dan AmortisasiBiaya Operasi Lainnya

Biaya NonoperasiBiaya KeuanganPembiayaan Dalam NegeriPembiayaan Luar NegeriPengeluaran Modal

Buku besar pembantu yang diperlukan untuk masing-masing akun yang ada adalah

sebagai berikut:

I. Aset (Activs)

A. Aset Lancar

1) Kas dan Setara Kas

2) Piutang

3) Persediaan

4) Pembayaran dimuka

5) Investasi (Surat Berharga)

B. Aset Tidak Lancar

1) Piutang tidak lancar

2) Investasi

3) Aset Keuangan Lainnya

18

Page 19: Bab 10

4) Infrastruktur, Pabrik, dan Peralatan

5) Tanah dan Bangunan

6) Aset Tidak Berwujud

7) Aset Nonkeuangan Lainya

8) Aset Tidak Lancar Lainya

II. Kewajiban

A. Kewajiban Lancar

1) Utang

2) Pinjaman Jangka Pendek

3) Bagian Lancar Pinjaman

4) Cadangan (Provisions)

5) Tunjangan Pegawai

6) Dana Pensiun

7) Kewajiban Lancar Lainya

B. Kewajiban Tidak Lancar

1) Utang

2) Pinjaman

3) Penyisihan (Provisions)

4) Tunjangan Pegawai

5) Dana Pensiun

6) Kewajiban Tidak Lancar Lainya

III. Ekuitas

1) Modal yang Ditempatkan

2) Cadangan

3) Akumulasi Surplus/Defisit

4) Kepentingan Minoritas

IV. Pendapatan

A. PENDAPATAN OPERASI B. PENDAPATAN NONOPERASI

1. Pajak (Tax Revenue)PPhPPNCukaiPBBPajak Lainya

1. Laba Penjualan PropertiBanguna dan Peralatan

19

Page 20: Bab 10

Pajak EksporPajak DaerahPajak Kendaraan BermotorPajak HiburanPajak Daerah Lainnya

A. PENDAPATAN OPERASI B. PENDAPATAN NONOPERASI

2. Fee, Denda, Biaya Hukuman, dan Lisensi3. Penerimaan dari Transaksi Pertukaran4. Tranfer dari Entitas Pemerintah Lainya

Laba dari BUMNTransfer dari Entitas Pemerintah LainyaDi Daerah :Laba dari BUMDPendapatan DinasBagian Bagi Hasil Pajak/Non Pajak

5. Pendapatan Operasi LainyaPendapatan NonpajakPendapatan Operasi Lainya di DaerahRetribusi LainyaSumbangan dan BantuanPendapatan Nonpajak LainyaDana Alokasi Umum

2. Penerimaan ModalPenerimaan PrivatisasiAset RecoveryPenerimaan Modal di DaerahDana Alokasi KhususPinjaman DaerahSumbangan dan Bantuan

3. Penerimaan Luar Negeri

V. Biaya

A. BIAYA OPERASI B. BIAYA NONOPERASI

1. Upah, Gaji, dan Tunjangan Pegawai2. Bantuan dan Pembayaran Transfer

Lainya3. Perlengakapan dan Barang Habis Pake4. Biaya penyusutan dan Amortisasi5. Biaya Operasi Lainya

Cicilan Bunga Utang Subsidi

1. Biaya Keuangan (Finance Cost)2. Pembiayaan Dalam Negeri3. Pembiayaan Luar Negeri4. Pengeluaran Modal

2) Tahap Pengiktisaran

Penyusunan Neraca Saldo (Trial Balance) Berdasarkan Akun Buku Besar

Langkah-langkah dalam penyusunan neraca saldo suatu entitas organisasi sektor

publik, dengan berdasarkan pada akun –T, adalah sebagai berikut:

20

Page 21: Bab 10

a. Menjumlahkan kolom debet atau kredit, yang mempunya dua atau lebih

pendebetan atau pengkreditan.

b. Akun-akun yang memilik jumlah debet dan jumlah kredit, harus dihitung

saldonya.

c. Akun-akun yang hanya berisi catatan dari beberapa transaksi pada salah

satu sisinya saja, juga harus dijumlahkan; tetapi tidak harus dituliskan

saldonya karena juimlah itu tersendiri sudah merupakan saldo.

d. Akun-akun yang hanya berisi satu perdebetan atau satu pengkreditan tidak

perlu dijumlahkan, tetapi saldonya harus ditentukan.

e. Akun yang hanya berisi pada salah satu sisinya, dan hanya terdiri dari satu

pendebetan atau satu pengkreditan saja, tidak perlu dijumlahkan dan tidak

perlu ditentukan saldonya, karena satu-satunya angka yang tercantum

dalam akun tersebut sudah merupakan saldo.

Pembuatan Ayat Jurnal Penyesuaian

Pada dasarnya, ada dua jenis penyesuaian, yaitu:

a. Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat

b. Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi yang sudah dicatat di akun, tetapi

saldonya masih harus dikoreksi untuk menggambarkan keadaan sebenarnya.

Salah satu tahap dalam penyusunan laporan adalah melakukan penyesuaian

pembukuan dengan membuat ayat jurnal penyesuaaian.

Tujuan dari proses penyesuaian, adalah sebagai berikut:

a. Setiap akun rill, khususnya akun aktiva dan akun kewajiban, menunjukkan

jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.

b. Setiap akun nominal (akun pendapatan dan akun biaya) menunjukkan

pendapatan dan biaya yang harus diakui dalam satu periode.

Saldo yang ada di neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui

hal-hal berikut:

a. Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang suadah menjadi hak entitas tapi belum

dicatat.

b. Utang biaya, yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban entitas tapi belum dicatat.

c. Pendapatan diterima dimuka, yaitu pendapatan yang sudah diterima tetapi sebenarnya

merupakan pendapatan yang sudah diterima untuk periode yang akan datang.

21

Page 22: Bab 10

d. Biaya dibayar dimuka, yaitu biaya yang sudah diabayar tetapi sebenarnya harus

dibebankan pada periode yang akan datang.

e. Kerugian piutang yaitu, yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang

yang tidak bisa ditagih.

f. Penyusutan, yautu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode

akuntansi.

g. Biaya pemakaian perlengkapan, yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah

dikonsumsi selama periode akuntansi.

Penyusunan Kertas Kerja atau Neraca (Worksheet)

Tujuanpembuatan neraca lajur adalaha:

a. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan

b. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan dana

penyesuaian.

c. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam

membuat ayat juranal penyesuaain

Pembuatan Ayat Jurnal Penutup (Closing Entries)

Instrumen akuntansi untuk menutup akun nominal adalah ayat jurnal penutup.

Pembuatan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Contoh pembuatan neraca saldo setelah penutupan dapat dilihat pada tahapan

pelaporan.

Pembuatan Ayat Jurnal Pembalik

Contoh pembuatan neraca saldo setelah penutupan dapat dilihat pada tahapan

pelaporan.

3) Tahap Pelaporan

Laporan Pada Unit Kerja Organisasi

Untuk mencatatnya dapat menggunakan dua metode:

a. Surplus/Defisit Entiras Pengendalian yang Tidak Dipisahkan

Apabila surplus/defisit unit organisasi tidak dipisahkan, maka pendapatan dan

unit kerja tersebut tidak perlu dipisahkan dengan pendapatan dan biaya entitas

pengendaliannaya.

b. Surplus/Defisit Entiras Pengemdalian yang Dipisahkan

22

Page 23: Bab 10

Agar surplus/defisit, masing-masing unit kerja organisasi dapat dipisahkan,

pendapatan dan biaya masing-masing unit kerja organisasi harus dikumpulkan

tersendiri.

Contoh:

Selama bulan februari 2008 Dinas Pendiddikan Kabupaten Sleman melakuakan transaksi

berikut ini:

Pada tanggal 1 menerima SPMU untuk pembayaran gaji bulan itu sebesar

Rp.10.000.000,00. Dan pada tanggal 2 melakukan pembayaran gaji pegawai sebesar

Rp.9.500.000,00.

Pada tanggal 4 menerima SPMU untuk memebeli ATK rutin sebesara Rp.2.800.000,00.

Akan tetapi , pembelian baru dilakuakn pada tanggal 15 sebesar Rp.2.500.000,00.

Pada tanggal 5 menerima surat perjanjian kontrak dari CV. ‘’K’’ untuk membeli peralatan

sekolah secara kredit (akan dibayar pada bulan berikutnya) sebesar Rp.5000.000,00.

Pada tanggal 10 menerima SPMU untuk pemeliharaan gedung sebesar Rp. 300.000,00.

Pemeliharaan tersebut dilakukan pada keesokkan harinya, dan pembayaran kepada

pemeliharaan gedung (yang melakukan pengecatan dan pembersihan) dilakukan pada

tanggal 13

Menyusutkan aktiva tetap sebesar Rp.500.000,00

Untuk bulan sebelumnya laporan keuanagan pendidikan:

Neraca31 Januari 2008

Akun Pemkab Sleman Dinas PendidikanAktiva Kas 95.000.000 75.000 Piutang (neto) 550.000 200.000 Persediaan 1.250.000 150.000 Aktiva Tetap (neto) 1.300.000.000 Aktiva Tetap Dinas Pendidikan 600.000.000 R/K – Dinas 600.300.000Jumlah Aktiva 1.990.710.000 600.425.000 Kewajiban Utang 6.390.000 125.000 Aktiva/Ekuitas (neto) 1.997.710.000 R/K – Pemkab Sleman 600.300.000Jumlah Kewajiban 1.997.100.000 600.425.000

23

Page 24: Bab 10

Dari transaksi selama bulan februari itu, Dinas pendidikan akan mencatatnya dalam

ayat jurnal dalam ayat jurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Kode Akun

Debet Kredit

1 - Feb Kas R/K Pemko Sleman(Terima SPMU Gaji)

10.000.00010.000.000

2 - Feb Biaya Gaji Kas(Pembayaran Gaji)

9.500.0009.500.000

4 - Feb Kas R/K Pemkab Sleman(Terima SPMU untuk Pembelian ATK rutin)

2.800.0002.800.000

5 - Feb Peralatan Sekolah Utang CV ‘’K’’(Terima SPMU Untuk pemeliharaan gedung)

5.000.0005000.000

10 - Feb Kas R/K Pemkab Sleman(Terima SPMU untuk pemeliharaan gedung)

300.000 300.000

13 - Feb Biaya Pemeliharaan Gedung Kas (Biaya Pemeliharaan Gedung)

300.000300.000

15 - Feb Kas Persediaan(Pembelian ATK rutin)

2.500.0002.500.000

28 - Feb Biaya Penyusutan Akumulasi Penyusutan(Penyusutan Aktiva Tetap)

4.500.0004.500.000

Pada akhir periode (akhir bulan februari), semua buku besar yang berisi akun Biaya

dan Pendapatan (jika ada) harus dibuat menjadi nol dengan ayat jurnal pembalik, selanjutnya

surplus/defisit yang akan diakui dijurnal:

Tanggal

Keterangan No.akun Debet Kredit

28 - Feb

R/K Pemkab Sleman Surplus/Defisit(Pengakuan Defisit)

14.300.00014.300.000

24

Page 25: Bab 10

Dari transaksi selama bulan februari itu, Pemkab sleman akan mencatatnya dalam

ayat jurnal sebagai berikut:

Tanggal Keterangan No. Akun Debet Kredit

1 – Feb R/K Dinas Pendidikan Kas(Mengeluarkan SPMU Gaji)

10.000.00010.000.000

2 - Feb Tidak Membuat Ayat Jurnal

4 - Feb R/K Dinas Pendidikan Kas(Menegeluarkan SPMU untuk pembelian ATK rutin)

2.800.0002.800.000

5 –Feb Tidak Membuat Ayta Jurnal

10 - Feb R/K Dinas Pendidikan Kas(Mengeluarkan SPMU untuk pemeliharaan Gedung)

300.000300.000

13 - Feb Tidak Membuat Ayat Jurnal

15 - Feb Tidak Membuat Ayat Jurnal

28 - Feb

Tidak Membuat Ayat Jurnal

28 - Feb Surplus/Defisit R/K Dinas Pendidikan(Pengakuan Defisit)

14.300.00014.300.000

Dari transaksi yang dicatat dalam jurnal tersebut (dengan asumsi tidak ada transaksi

lain di pemkab sleman)

Dinas PendidikanLaporan Keuangan

Per 28 Februari 2008

Pendapatan 0 Biaya Gaji 9.500.000 Biaya Pemeliharaan Gedung 300.000 Biaya Penyusutan 4.500.000 Total Biaya (14.300.000) Surplus (Defisit) 14.300.000)

25

Page 26: Bab 10

Dinas PendidikanLaporan Perubahan Modal Kerja

Per 28 Februari 2008

R/K Pemkab Sleman (31 Januari) 600.300.000R/K Pemkab Sleman (Februari) 9.500.000 300.000 4.500.000 13.100.000Defisit ( 14.300.000)R/K Pemkab/Pemkot (28 Februari) (599.100.000)

Dinas PendidikanLaporan Arus Kas

Per 28 Februari 2008

Penerimaan R/K Pemkab Sleman 10.000.000 2.800.000 300.000 13.100.000Pengeluaran Pembayaran Gaji 9.500.000 Pemeliharaan Gedung 300.000 Pembelian ATK rutin 2.500.000 (12.300.000) Kenaikan (penurunan) Nete kas/setara kas 800.000 Kas/setara kas awal periode 75.000 Kas/setara kas akhir periode 875.000

Dinas PendidikanNeraca

Per 28 Februari 2008

AKTIVA Kas 875.000 Piutang (neto) 200.000 Peralatan sekolah 5000.000 Persediaan 2.650.000 Aktiva tetap (neto) 595.500.000 Jumlah aktiva tetap 604.225.000

KEWAJIBAN

26

Page 27: Bab 10

Utang 5.125.000 R/K Pemkab Sleman 599.100.000 Jumlah kewajiban 604.225.000

Dari transaksi yang dicatat dalam jurnal tersebut, diperoleh laporan keuangan dinas

pendididkan sebagai berikut:

Dinas PendidikanNeraca

Per 28 Februari 2008

AKTIVA Kas 81.900.000 Piutang (neto) 550.000 Persediaan 1.250.000 Aktiva tetap (neto) 1.300.000.000 R/K Dinas Pendidkan 599.100.000 Jumlah Aktiva 1.982.800.000KEWAJIBAN Utang 6.390.000 Aktiva/ ekuitas (neto) 1.976.410.000 Jumlah kewajiban 1.982.800.000

Laporan Konsolidasi Organisasi

Laporan keuanagan konsolidasi dapat disusun dengan 2 sumber, yaitu:

a. Neraca saldo entitas pengendali dan unit kerja organisasinya

b. Laporan keuangan entitas pengendali dan unit kerja organisasinya

Prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah:

a. Membuat jurnal eliminasi

b. Membuat kertas kerja

c. Membuat laporan keuangan konsolidasi.

Membuat Jurnal Eliminasi

Tujuan membuat jurnal ini adalah untuk menghilangkan (mengeliminasi) saldo semua

akun timbal balik cara mendebet akun timbal balik yang bersldo kredit dan mengkredit akun

timbal balik yang bersaldo debet.

27

Page 28: Bab 10

Membuat Kertas Kerja

Bahan yang diperlukan untuk membuat kertas kerja adalah:

a. Laporan keuangan dari neraca saldo atau laporan keuangan entitas pengendali dan

unit kerja organisasi

b. Jurnal eliminasi

Prosedur menyusunnya adalah:

a. Memasukkan angka-angka dari neraca saldo atau laporan keuangan masing-

masing entitas

b. Memasukkan angka-angka dari jurnal eliminasi kedalam akun-akun debet-

kredit ysng sesuai

c. Menghitung angka-angka yang akan disajikan dalam laporan keuangan

konsolidasi, yang merupakan hasil kompilasi dari angka a dan b.

Contoh:

Melanjutkan contoh sebelumnya, berikut adalah kertas kerja yang diperlukan untuk

mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi yang akan dilakukan Pemkab Sleman. Namun,

sebelum membuat kertas kerja, diperlukan jurnal eliminasi untuk menghilangkan rekening

Koran, yaitu:

R/K - Pemkab Sleman

R/K - Dinas

599.100.000

599.100.000

Pemkab Sleman

Kertas Kerja

28 Februari 2008

(dalam Rp000,00)

Akun Neraca Saldo Jumlah

Eliminasi

Surplus/

Defisit Konsolidasi

Neraca Konsolidasi

Dinas Pemkab/kotas

Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Debet

28

Page 29: Bab 10

Kas 875 81.900 82.775 Piutang (neto)

200 550 750

Peralatan Sekolah

500 5.000

Persediaan 2.650 1.250 3.900 Aktiva tetap (neto)

1.300.000

1.300.000

Aktiva tetap dinas

595.500 595.500

Biaya operasi

14.300 14.300

Biaya nonoperasi

Surplus/defisit dinas

14.300 14.300

R/K Dinas Pendidikan

599.100 599.100

618.525 1.997.100

Kredit Utang usaha

5.125 6.390 11.515

Pendapatan operasi Pendapatan nonoperasiSurplus/defisit dinas

14.300 14.300

R/K Pemkab

599.100 599.100

6.390 Aktiva/Ekuitas neto

1.990.710

1.976.410

618.525 1.997.100

1.987.925 1.987.925

Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi

Setelah kertas kerja selesai disusun nagka-angka dalam kertas itu dipindahkan ke

laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan jenis akunnya masing-masing.

Pada Laporan Arus Kas Konsolidasi, jumlah nominal kas pada Dinas dimasukkan

sebagai penambah pos Arus Kas dari Aktivitas Operasi. Sedangkan pos lain (dari aktivitas

29

Page 30: Bab 10

investasi dan pembiayaan ke pihak lain. Jadi, pos Arus Kas dari Aktivitas Operasi akan

tertera sebagai berikut:

Pemkab SlemanLaporan Arus Kas Konsolidasi

Tanggal 28 Februari 2008

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan (total) xxx Pembayaran (total) (xxx) Kas/setara kas Dinas Pendidikan 875.500 Arus kas neto aktivitas operasi xxx

Pemkab SlemanLaporan Kinerja Keuangan Konsolidasi

Tanggal 28 Februari 2008

Pendapatan Operasi 0 Biaya Operasi (14.300.000) Surplus/(defisit) dari aktivitas operasi(xxx) (14.300.000) Pendapatan Nonoperasi 0 Biaya Nonoperasi 0 Surplus/(defisit) dari aktivitas operasi 0 Surplus/(defisit) saham partisipasi minoritas 0 Surplus/(defisit) sebelum pos luar biasa (14.300.000) Pos luar biasa 0 Surplus/(defisit) neto (14.300.000)

Dinas PendidikanNeraca

Per 28 Februari 2008

AKTIVA Kas 82.775.000 Piutang (neto) 750.000 Peralatan sekolah 5.000.000 Persediaan 3.900.000 Aktiva tetap (neto) 1.300.000.000 Aktiva tetap dinas 595.500.000 Jumlah aktiva 1.987.925.000 KEWAJIBAN Utang 11.515.000 Aktiva/Ekuitas neto 1.976.410.000 Jumlah kewajiban 1.987.925.000

30

Page 31: Bab 10

1.5 CONTOH LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR-

UNSURNYA DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan keuangan pemerintah, disajikan sebagai wujud pertanggungjawaban setiap entitas

pelaporan yang meliputi laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan kementrian

Negara/lembaga, dan laporan keuangan pemerintah daerah. Sesuai dengan UU Nomor 17

Tahun 2003 tentang keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang

perbendaharaan Negara, Laporan Keuangan Pemerintah terdiri dari Laporan Realisasi

Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas disertai dengan catatan atas Laporan

Keuangan (CaLK). Pihak yang bertanggung jawab dalam penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat adalah Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, yang akan disampaikan

kepada presiden. Sedangkan yang bertanggung jawab atas penyusunan Laporan Keuangan

Kementrian Negara/Lembaga adalah Menteri/Pemimpin Lembaga.

Laporan Realisasi Anggaran – Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan ikhtisar

sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah, yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode

pelaporan. LRA, untuk tingkat pemerintah pusat, merupakan gabungan atau konsolidasi dari

LRA Kementrian/Lembaga.

Neraca – Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset,

kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca tingkat Pemerintah Pusat,

merupakan konsolidasi dari neraca tingkat Kementrian/Lembaga.

Laporan Arus Kas – Laporan Arus Kas menyajikan informasi tentang kas yang terkait

dengan aktivitas operasi, investasi asset nonkeuangan, dana cadangan, pembiayaan, dan

transasksi nonanggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, serta

saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

Catatan atas Laporan Keuangan – Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan

naratif, atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan

Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang

31

Page 32: Bab 10

kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitias pelaporan, dan informasi lain yang

diwajibkan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Standar Akuntansi Pemerintah serta

ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan

secara wajar.

Pemerintah Daerah

Contoh Laporan Keuangan (Neraca) di pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

32

Page 33: Bab 10

33

Page 34: Bab 10

34

Page 35: Bab 10

35

Page 36: Bab 10

36

Page 37: Bab 10

LSM

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi

yang berguna untuk pengambil keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan

keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan realisasi pencapaian

target pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan.

Neraca

Neraca ibarat sebuah foto yang hanya menampilkan gambaran organisasi LSM pada

tanggal neraca saja. Sebagai perbandingan, laporan ini juga menampilkan ‘foto’ yang sama

pada periode yang lalu. Di dalamnya terdapat ‘gambaran’ tentang posisi keuangan (financial

position) lembaga. Jadi, neraca merupakan laporan yang memberikan gambaran utuh

mengenai suatu entitas pada satu titik waktu. Dalam neraca, unsur-unsur yang membentuk

entitas tersebut akan tergambar; sehingga neraca serin disebut juga sebagai cerminan posisi

keuangan suatu entitas.

Laporan Laba Rugi (Aktivitas)

Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja keuangan entitas

(dalam satu periode akuntansi). Kinerja, dalam hal ini, digambarkan sebagai kemampuan

suatu entitas dalam menciptakan pendapatan. Laporan keuangan jenis ini memuat kinerja

suatu entitas dalam satu periode, misalnya satu tahun. Keuntungan dan kerugian entitas

selama satu tahun itu, berikut biaya yang harus dikeluarkan, juga akan dimuat di sini. Dalam

akuntansi, laba rugi merupakan selisih dari seluruh pendapatan dan seluruh biaya.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah yang menggambarkan perubahan posisi las dalam satu

periode akuntansi. Dalam laporan arus kas, peerubahan posisi kas akan dilihat dari tiga sisi,

yakni kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan. Laporan ini akan

memberikan informasi tentang arus kas masuk maupun arus kas keluar dari organisasi LSM.

Laporan ini bisa memberikan gambaran tentang alokasi kas ke berbagai kegiatan organisasi

LSM.

37

Page 38: Bab 10

Yayasan

Laporan Keuangan Organsisi Yayasan

Laporan keuangan organisasi nirlaba seperti yayasan meliputi laporan posisi

keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu

periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan Posisi Keuangan

Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban

Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

a) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdarkan

tanggal jatuh tempo;

38

Page 39: Bab 10

b) Mengelompokkan aktiva ke dalam lancer dan tidak lancer serta kewajiban ke

dalam jangka pendek dan jangka panjang;

c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo nya

kewajiban, termasuk pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan

keuangan.

Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok altiva bersih

berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen,

terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer

diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan, atau dalam

catatan laporan keuangan.

Laporan Aktivitas

Tujuan dan Fokus Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan

perubahan jumlah aktiva bersih selama satu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan

aktivitas tercermin pada aktiva bersih yang bersaji di laporan posisi keuangan.

Perubahan Kelompok Aktiva Bersih

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen,

terikat temporer, dan tidak terikat selama satu periode.

Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan, dan Kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak

terikat, kecuali penggunanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai

pengurang aktiva bersih tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen,

atau terikat temporer tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Jika pembatasan sumbangan

terikat sudah tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, hal itu dapat disajikan sebagai

39

Page 40: Bab 10

sumbangan tidak terikat sepanjang disjikan secara konsisten dan diungkapakan sebagai

kebijakan akuntasi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi

serta aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak

terikat, kecuali penggunaannya dibatasi.

Informasi Pendapatan dan Bebas

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun

demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara neto asalakan beban-beban terkait,

seperti beban penitipan dan beban penasehat investasi, diungkapkan dalam catatan atas

laporan keuangan.

Informasi Pemberi Jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi

mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa

utama dan aktivitas pendukung.

Laporann Arus Kas

Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan

dan pengeluaran kas selama suatu periode.

Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan

tambahan ini:

a) Aktivitas pembiayaan:

1) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka

panjang;

2) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya

dibatasi untuk tujuan pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau

peningkatan dana abadi (endowement);

3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

40

Page 41: Bab 10

Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pembiayaan nonkas, yakni

sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

Partai Politik

Laporan keuangan organisasi nirlaba seperti partai politik meliputi laporan posisi

keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas selama satu

periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Penjelasan hampir sama dengan

laporan yayasan.

Partai Kemakmuan

Laporan Aktivitas

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20x1

(Dalam jutaan rupiah)

Perubahan Aktiva Bersih Tidak Terikat:

Pendapatan dan Penghasilan

Sumbangan Rp 21.600

Jasa Layanan 13.500

41

Page 42: Bab 10

Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) 14.000

Penghasilan investasi lain-lain (Catatan E) 2.125

Penghasilan bersih investasi jangka panjang belum direalisasi 20.570

Lain-lain 375

Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat 72.170

Aktiva bersih yang berakhir pembatasannya (Catatan D):

Pemenuhan program pembatasan 29.975

Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan 3.750

Berakhirnya pembatasan waktu 3.125

Jumlah aktiva yang telah berakhir pembatasannya 36.850

Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan lain 109.020

Beban dan Kerugian:

Program A 32.750

Program B 21.350

Program C 14.400

Pengelolaan dan Umum 6.050

Pencarian dana 5.375

Jumlah beban (catatan F) 79.925

Kerugian akibat kebakaran 200

Jumlah beban dan kerugian 80.125

Kenaikan jumlah aktiva bersih tidak terikat Rp 28.895

Perubahan Aktiva Bersih Terikat Temporer:

Sumbangan Rp 20.275

Penghasilan Investasi Jangka Panjang (catatan E) 6.450

42

Page 43: Bab 10

Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang (catatan E)

7.380

Kerugian actuarial untuk kewajiban tahunan (75)

Aktiva bersih terbebaskan dari pembatasan (Catatan D) (36.850)

Penurunan aktiva bersih terikat temporer 2.820

Perubahan aktiva bersih terikat permanen:

Sumbangan 700

Penghasilan dari investasi jangka panjang (Catatan E) 300

Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang (catatan E)

11.550

Kenaikan aktiva terikat permanen 12.550

Kenaikan aktiva bersih 38.625

Aktiva bersih, awal tahun 665.350

Aktiva bersih, akhir tahun Rp 703. 975

1.6 LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR-UNSURNYA DI

NEGARA LAIN

Jepang

Formasi Laporan Keuangan Pemerintah:

1) Laporan neraca publik

2) Lpaoran biaya-biaya administrasi (Laporan pengeluaran tahun berjalan).

3) Laporan pendukung penerimaan dan perubahan modal pembayar pajak.

4) Laporan penerimaan dan pengeluaran kas.

Hingga kini, pemerintah Jepang hanya menggunakan laporan penerimaan dan

pengeluaran kas untuk menghitung pengelolaan keuangan.

a. Laporan Neraca Publik

Berdasarkan “Provisional Concepts and Standars for the Japanese Government

Balance Sheet”.

43

Page 44: Bab 10

The Japanese Government Balance Sheet memberikan tinjauan mengenai keseluruhan

posisi fiscal pemerintah atas dasar saham (stock basis) sebagai alat penjelas posisi

fiscal pemerintah kepada penduduk Jepang.

Memperbaiki akuntabilitas pemerintah terkait dengan kebijakan.

b. Ruang Lingkup Neraca:

Seluruh asset dan kewajiban pemerintah adalah subjek dari neraca pemerintah, yakin

semua general account dan 310 special accounts governments (termasuk akun

internal accounting dan dana juga merupakan subjek)

General account dan special accounts dikonsolidasi dan semua kredit serta utang di

antara akun-akun tersebut di-offset jumlah aset dan kewajiban yang dimiliki

pemerintah ditunjukkan.

c. Tanggal Neraca

Tanggal neraca merupakan hari terakhir pada tahun fiscal.

Meskipun demikian, tetap ada akun-akun ini menunjukkan penyelesaian pembayaran

dan penerimaan kas selama settlement period.

Terkait dengan present value of future pension benefits, karena jumlah yang

dievaluasi pada revaluasi akturial (actuarial revaluation) hanya lima tahun sekali

dapat digunakan, maka jumlah yang terakhir yang harus digunakan.

d. Aset

Kas dan deposito, sekuritas, piutang usaha, kenaikan pendapatan, aktiva tidak

berwujud.

e. Utang

Utang usaha kenaikan utang, sekuritas jangka pendek yang dipegang oleh masyarakat,

obligasi pemerintah yang dipegang oleh masyarakat.

Laporan biaya administrasi (laporan pengeluaran tahun berjalan):

Biaya operasi

Peningkatan bonus yang diharapkan yang tidak terpenuhi dengan cadangan.

Peluang.

44

Page 45: Bab 10

Isi spesifik dari pernyataan ini adalah:

1) Biaya administrative pada laporan laba rugi lembaga-lembaga independen, dan

pendapatan lain-lain yang berasal dari bantuan yang lebih sedikit ketimbang untuk

biaya operasi.

2) Jumlah penyusutan asset telah dihitung berdasarkan prosedur akuntansi yang sesuai

untuk penyusutan asset khusus.

3) Estimasi peningkatan bonus tidak dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi untuk

manfaat yang dikembalikan.

4) Peningkatan biaya oportunitas (opportunity cost) dari penggunaan asset pemerintah.

Contoh Laporan Keuangan Sektor Publik

Laporan Keuangan JOGMEC (Japan Oil, Gas and Metal National Corporation)

meliputi:

Neraca.

Laporan Laba/Rugi.

Laporan Arus Kas.

Catatan atas Laporan Keuangan.

India

Pelaporan keuangan di India meliputi:

Rekening penerimaan modal.

Rekening pembayaran modal.

Dana kontijensi.

Rekening Penerimaan Pendapatan.

Rekening Pengeluaran Pendapatan.

Rekening Penerimaan Publik.

Rekening Pembayaran Publik.

Penerimaan Pembelanjaan Negara Bagian.

Pengeluaran biaya untuk masing-masing departemen.

45

Page 46: Bab 10

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam organisasi sektor publik, ada dua jenis pelaporan yang dikenal yakni:

1. Pelaporan kinerja, dan

2. Pelaporan keuangan.

Entitas yang berkewajiban membuat pelaporan kinerja organisasi sektor publik

adalah:

Pemerintah pusat

Pemerintah daerah

Unit kerja pemerintah

Unit pelaksana teknis

LSM

Partai Politik

SM

Partai Politik

Yayasan, dan

Organisasi sosial kemasyarakatan lainnya.

Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan

keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas

suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai untuk membuat dan mengevaluasi

keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dipakai suatu entitas dalam aktivitasnya guna

mencapai tujuan.

46

Page 47: Bab 10

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Erlangga.

http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/06/laporan-keuangan-sektor-publik.html

Diakses 28 November 2013.

http://www.slemankab.go.id/341/keuangan-daerah.slm Diakses 28 November 2013.

http://satubenih.org Diakses 28 November 2013.

http://softwarelaporankeuangan.com Diakses 28 November 2013.

47